Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ”Tn.

L“ DENGAN KASUS ILEUS PARALITIK DI RSUD


AWET MUDA NARMADA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

TIARA SILMAYANI

SITI SARTIKA

RENI HERAWATI

SELBY YUDISTA SILVINA UTAMI

RISMA QUR’ATUL

ROSDIANA

SULHAN HADI

WIDIA PUTRI NOVIANA

ZIANA FHATONI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat
dan karunianya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang ’’ KASUS ILEUS PARALETIK’’.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang
lebih luas bagi pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk

penulisan makalah selanjutnya.

Mataram, 26 Juni 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................2

DAFTAR ISI .....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulis ............................................................................................................5

BAB II TINJAU PUSTAKA ............................................................................................6

2.1 Konsep Ileus Paraletik ...............................................................................................6

2.2 Tanda Dan Gejala .......................................................................................................7

2.3 Komplikasi ..................................................................................................................7

BAB III LAPORAN KASUS ...........................................................................................8

BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................18

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................18

3.2 Saran ............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ileus paralitik merupakan kegawatan dalam bedah abdominal yang sering dijumpai,
sekitar 60 - 70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Ileus paralitik
adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali
menutup atau menganggu jalannya isi usus (Brunner & Suddarth, 2002).
Pada proses pencernaan makanan yang mengandung gizi untuk menunjang kebutuhan
metabolisme, makanan tersebut sebelum diabsorbsi terlebih dahulu diproses disaluran cerna.
Proses pencernaan berlangsung dengan baik apabila sistem pencernaan makanan ditubuh kita
normal, apabila salah satu dari bagian sistem pencernaan kita mengalami gangguan, maka proses
pencernaan makanan terhambat (Zwani, 2007). Penyebab ileus paralitk salah satunya ialah
individu yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat, dari kebiasaan
tersebut akan muncul permasalahan pada kurangnya kemampuan membentuk massa feses yang
menyambung pada rangsangan peristaltic usus, kemudian saat kemampuan peristaltik usus
menurun maka akan terjadi konstipasi yang mengarah pada feses yang mengeras dan dapat
menyumbat lumen usus sehingga menyebabkan terjadinya paralitik. Adapun penyebab lain dari
ilues paralitik yaitu tindakan operasi terutama diarea abdomen,penyakit Parkinson, radang usus
buntu, infeksi saluran pencernaan seperti penyakit crohn, gastroenteritis dan divertikkulitis.
(Mansjoer, 2001).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) Global infobase tahun 2010, Case
Specific Death Rate (CSDR) penyakit saluran pencernaan pada beberapa Negara menempati
urutan 10 besar jenis penyebab kematian. Di Malaysia (2007) penyakit ini menempati urutan ke
7 penyebab kematian sebanyak 1.809 kasus dengan proporsi sebesar 5,7%. Di Indonesia tercatat
7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia.
Salah satu penanganan pada pasien dengan permasalahan ileus paralitik adalah dengan
pembedahan laparotomi, penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal (Fossum, 2002).
Gangren dan perforasi adalah komplikasi yang menunggu jika permasalahan semakin berat,
maka pasien yang sudah di diagnosa ileus paralitik harus siap dilakukan tindakan pembedahan

4
karena keterlambatan pembedahan menyebabkan berbagai masalah pada organ cerna,
diantaranya perforasi appendiks, peritonitis, pileflebitis, dan bahkan kematian.
1.2 Rumusan Masalah

1.Penegertian dari Ileus pareletik?

2. Bagaimana mengaplikasikan asuhan keperawatan Tn.L dengan Ileus Paraletik?

1.3 Tujuan Penulis

Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan asauhan keperawatan Tn. L. dengan Ileus Paraletik

5
BAB II

TINJAU PUSTAKA

2. 1. Konsep Ileus Paralitik


1.Pengertian
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya paralitik usus akut
yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus paralitik adalah kerusakan atau
hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik sehingga isi lumen saluran
cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan
kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut
(Sjamsuhidajat, 2003).
Berdasarkan proses terjadinya ileus paralitik dibedakan menjadi ileus paralitik mekanik
dan non mekanik. Ileus paralitik mekanik terjadi karena penyumbatan fisik langsung yang bisa
disebabkan karena adanya tumor atau hernia sedangkan ileus paralitik non mekanik terjadi
karena penghentian gerakan peristaltic (Manaf , 2010).
2. Etiologi
Ileus pada pasien rawat inap ditemukan pada: (1) proses intra abdominal seperti
pembedahan perut dan saluran cerna atau iritasi dari peritoneal (peritonitis, pankreatitis,
perdarahan); (2) sakit berat seperti pneumonia, gangguan pernafasan yang memerlukan intubasi,
sepsis atau infeksi berat, uremia, dibetes ketoasidosis, dan ketidak seimbangan elektrolit
(hipokalemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia, hipofosfatemia); dan (3) obat-obatan yang
mempengaruhi motilitas usus (opioid, antikolinergik, fenotiazine). Setelah pembedahan, usus
halus biasanya pertama kali yang kembali normal (beberapa jam), diikuti lambung (24-48 jam)
dan kolon (48-72 jam).
Ileus terjadi karena hipomotilitas dari saluran pencernaan tanpa adanya obstruksi usus
mekanik. Diduga, otot dinding usus terganggu dan gagal untuk mengangkut isi usus. Kurangnya
tindakan pendorong terkoordinasi menyebabkan akumulasi gas dan cairan dalam usus.
Meskipun ileus disebabkan banyak faktor, keadaan pascaoperasi adalah keadaan yang
paling umum untuk terjadinya ileus. Memang, ileus merupakan konsekuensi yang diharapkan
dari pembedahan perut. Fisiologisnya ileus kembali normal spontan dalam 2-3 hari, setelah

6
motilitas sigmoid kembali normal. Ileus yang berlangsung selama lebih dari 3 hari setelah
operasi dapat disebut ileus adynamic atau ileus paralitik pascaoperasi. Sering, ileus terjadi
setelah operasi intraperitoneal, tetapi mungkin juga terjadi setelah pembedahan retroperitoneal
dan extraabdominal. Durasi terpanjang dari ileus tercatat terjadi setelah pembedahan kolon.
Laparoskopi reseksi usus dikaitkan dengan jangka waktu yang lebih singkat daripada reseksi
kolon ileus terbuka.
Konsekuensi klinis ileus pasca operasi dapat mendalam. Pasien dengan ileus merasa tidak
nyaman dan sakit, dan akan meningkatkan risiko komplikasi paru. Ileus juga meningkatkan
katabolisme karena gizi buruk. Secara keseluruhan, ileus meningkatkan biaya perawatan medis
karena memperpanjang rawat inap di rumah sakit.
2.2 Tanda dan gejala
Ileus adinamik (ileus inhibisi) ditandai oleh tidak adanya gerakan usus yang disebabkan
oleh penghambatan neuromuscular dengan aktifitas simpatik yang berlebihan. Sangat umum,
terjadi setelah semua prosedur abdomen, gerakan usus akan kembali normal pada: usus kecil 24
jam, lambung 48 jam, kolon 3-5 hari.
Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal distention),
anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada, mungkin pula tidak ada. Keluhan perut
kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus
obstruksi.Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri kolik
abdomen yang paroksismal (Brunner & Suddarth, 200).
2.3 Komplikasi
1. Komplikasi yang umumnya terjadi ialah Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga
peritoneum sehingga terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen
2. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ intra abdomen
3. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis yang tidak tertangani dengan baik dan cepat
4. Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma (brunner and
Suddarth, 2001).

7
BAB III

LAPORAN KASUS

1. PENGKAJIAN
Hari/tanggal : 15 Juli 2021
Jam : 09:00 WITA
Tempat : RSUD Awet Muda Narmada
Oleh :-
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, catatan medis pasien, dan catatan perawat
Metode : Autoanamnesa, alloanamnesa, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi

2. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : Tn. L
Tgl Lahir/Usia : 62 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Bangsa/suku : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Gerimak, Narmada
Tgl Masuk RS : 1 Juli 2021
Ruangan : IGD RSUD Awet Muda Narmada
Tgl Pengkajian : 15 Juli 2021
No. RM :-
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.I
Umur :-
Hub. Dengan Klien : Istri
Pendidikan :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gerimak, Narmada
3. RIWAYAT KESEHATAN

8
A. Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan utama perut kembung dan kaki bengkak

B. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien masuk melalui IGD RSUD Awet Muda Narmada pada tanggal 01 Juli 2021 pukul 05:40
WITA dengan keluhan perut kembung dan kaki bengkak.

C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Pasien tidak mempunyai riwayat operasi dan belum pernah dirawat dirumah sakit sebelum ini

D. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti pasien saat ini

 Genogram: -
 Keterangan: -

4. PENGKAJIAN POLA FUNGSI (Bio Psiko Sosial Spiritual)

A. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

No. Pemenuhan Makan/Minum Di Rumah Di Rumah Sakit


1 Jumlah/waktu Makan 3x/hari Makan 3x/hari

Minum 6-8 gelas/hari Minum 6-8 gelas/hari


2 Jenis - -
3 Pantangan Tidak memiiki pantangan Tidak memiliki pantangan
4 Kesulitan makan Tidak ada kesulitan dalam Tidak ada kesulitan dalam
makan makan
5 Nafsu makan Nafsu makan pasien baik Nafsu makan pasien baik

B. Pola Eliminasi

No. Pemenuhan Eliminasi Di Rumah Di Rumah Sakit

9
BAB/BAK
1 Jumlah/waktu BAB: 1x/hari BAB: 1 kali dalam 3-4
hari
BAK: 4-6x/hari BAK: 4-6x/hari

Jumlah: +1500 cc Jumlah: + 1500 cc


2 Warna BAB: Kuning BAB: Kuning kecoklatan

BAK: Kuning BAK: Kuning


3 Bau BAB: - BAB: -

BAK: Bau khas urine BAK: Bau khas urine


ammonia amonia
4 Konsistensi BAB: Lembek BAB: Keras

BAK: - BAK: -
5 Masalah eliminasi Tidak ada masalah eliminasi BAB pasien keras dan
terdapat perubahan warna
pada fesesnya

C. Pola Istirahat Tidur

No. Pemenuhan Istirahat Tidur Di Rumah Di Rumah Skit


1 Jumlah/waktu - Tidur malam dari jam
09:00-06:00 pagi

Tidur siang dari jam 11:00-


14:00 siang
2 Gangguan Tidur Tidak ada gangguan tidur Tidak ada gangguan tidur
3 Hal yang mempermudah - Lingkungan yang tenang
tidur
4 Hal yang mempermudah - -
bangun

D. Pola Aktivitas dan Latihan

10
Klien mengatakan tidak ada kegiatan olahraga yang disukai sehingga tidak melakukan
kegiatan olahraga.

E. Pola Kognitif dan Persepsi

Tidak ada data

F. Pola Persepsi Diri

Tidak ada data

G. Pola Peran dan Hubungan

Klien mengatakan orang terpenting adalah istri, memiliki rumah tinggal sendiri, jika
mempunyai masalah biasanya dibicarakan bersama keluarga.

H. Pola Seksualitas dan Reproduksi

Tidak ada data

I. Pola Koping – Toleransi Stress

11
Klien merasa cemas akan apa yang dideritanya, namun klien yakin bahwa ia akan
sembuh.

J. Pola Nilai dan Keyakinan

Klien beragama Kristen protestan, taat dalam menjalankan ibadah serta terlibat dalam
organisasi keagamaan. Klien percaya bahwa ia akan sembuh dari penyakit yang
dideritanya.

5. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Klien tampak lemah

Kesadaran : Composmentis

Berat badan sebelum sakit : 65 kg

Berat badan sesudah sakit : 71 kg

TB :178 cm

BB ideal :-

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 x/mnt

Pernapasan : 20 x/mnt

Suhu Badan : 36oC

Pemeriksaan Fisik Head To Toe

A. Kepala-Leher

12
 Bentuk kepala simetris
 Sklera putih
 Konjungtiva anemis
 Mukosa bibir merah muda

B. Dada, Paru-Paru

Tidak ada data

C. Jantung

Tidak ada data

D. Abdomen

 Bising usus kurang dari 30x/menit


 Terdapat udara pada abdomen
 Nyeri saat kembung

E. Genetalia dan Anus

Tidak ada data

13
F. Ekstremitas

Warna kulit sawo matang

6. DATA PENUNJANG : (Hasil Pemeriksaan Laboratorium)

Hari/Tgl/Jam Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


09 Juli 2021 Hemoglobin 8 g/dL 13.0-18.0
Eritrosit 2.98 10^6/uL 4.50-6.20
Hematokrit 23.1 % 40.0-54.0
PCT 0.43 % 0.17-0.35
Albumin 1.6 mg/L 3.5-5.2
Trigliserida 173 mg/dL <150
Kolestrol total 333 mg/dL <200
HDL kolestrol 14 mg/dL >40
LDL kolestrol 218 mg/dL <115

7. PENGOBATAN YANG DIBERIKAN

Hari/tgl/jam Jenis Pengobatan Rute Pemberian Dosis Indikasi Pengobatan


09 Juli 2021 Citicolin IV 2x500 mg -
Glureniran Oral 1x30 mg -
Comlodipen Oral 1x10 mg -
Furosemid IV 2x20 mg -
Ranitidine Oral 2x -

14
8. PENGELOMPOKAN DATA

Data Subyektif (DS) Data Obyektif (DO)


a. Klien mengatakan perut kembung dan a. Sklera putih
kaki bengkak b. Konjungtiva anemis
c. Perut kembung
d. Nyeri saat kembung
e. Kaki bengkak
f. Turgor kulit tidak elastic/regang
g. BAB 1 kali dalam 3-4 hari, konsistensi
keras, warna feses kuning kecoklatan
h. Kenaikan BB dari 65 kg menjadi 71
kg
i. TTV
TD: 130/80 mmHg

9. ANALISA DATA

NO SIGN & SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

1 DS : Klien mengatakan badan terasa Distensi abdomen Nyeri akut


lemas, kenaikan berat badan selama
sakit dari 65 Kg menjadi 71 Kg,
Diabetes melitus
pusing, bengkak pada perut dan kaki.

DO : Klien tampak lemah, terdapat Kekurangan cairan


udem pada kaki dan perut, turgor kulit
tidak elastik/regang, mukosa bibir
kering, tanda-tanda vital, tekanan
darah 130/80 mmHg, suhu 36º C, nadi
80 x/menit, RR 20 x/menit.

2 DS: Klien mengatakan BAB 1 kali Kerja usus melemah Nyeri akut
dalam 3-4 hari, konsistensi keras,
seperti kotoran kambing, warna
Gangguan perisatalitik
kuning kecoklatan, perut terasa
kembung. usus

DO: Klien tampak lemah, wajah


tampak anemis, konjungtiva pucat, Hilangnya kemampuan
perkusi terdengar meteorismus. intenstinal dalam pasase

15
material feses

Konstipasi

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN

11. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/ Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


jam Keperawatan (SLKI)
15 Juli 2021 Resiko Setelah dilakukan
1. Jaga asupan yang akurat
ketidakseimbangan tindakan keperawatan
dan catatan keluaran
cairan selama 3 x 24 jam, Rasional : bertujuan untuk
keseimbangan cairan
memantau asupan yang
elektrolit teratasi dengan
masuk dan keluar.
kriteria hasil yang
2. Monitor tanda-tanda
diharapkan: vital
1. Mempertahankan urineRasional : untuk
output mengetahui keadaan
2. Tanda-tanda vital dalam
umum klien.
batas normal, 3. Pantau indikasi
3. BB dalam batas normal
Kelebihan
4. Elastis turgor kulit baik,
cairan/terjadinya retensi,
5. Membran mukosa
Rasional: bertujuan untuk
lembab mengetahui
tanda dan kelebihan
6. Tidak ada rasa haus cairan.
4. Ukur keseimbangan
yang berlebihan. input/output cairan.
5. Ukur berat badan.

6. Kolaborasi pemberian
terapi.
Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan
eliminasi : konstipasi tindakan keperawatan gejala konstipasi
berhubungan dengan selama Rasional : mengembalikan
motilitas usus. 3 x 24 jam, gangguan keteraturan pola defekasi
eliminasi konstipasi klien.

16
teratasi dengan kriteria 2. Berikan cakupan nutrisi
hasil: berserat sesuai dengan
1. BAB kembali normal indikasi
dengan frekuensi 1-2 kali Rasional: nutrisi serat
dalam sehari tinggi untuk melancarkan
2. Konsistensi lembek eliminasi fekal.
3. Warna kuning 3. Kolaborasi pemberian
kecoklatan laksatif atau enema sesuai
indikasi
4. Pada perkusi abdomen
Rasional: untuk
tidak terdengar
melunakkan feses.
meteorismus.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penerapan asuhan keperawatan pada pasien ileus paralitik pada umumnya sama antara
teori dan kasus. Hal ini dapat dibuktikan dalam penerapan teori pada kasus Tn.L. yang
menderita ileus paralitik. Penerapan kasus ini dilakukan dengan menggunakan proses

17
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, dan intervensi Dari
hasil pengkajian keluhan utama yang dialami Tn.L. adalah keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, udem pada kaki, perut kembung, mukosa bibir kering.
Diagnosa keperawatan yang diambil ada 2 yaitu gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit lebih dari kebutuhan berhubungan
dengan proses penyakit. Pada perencanaan keperawatan di tentukan tujuan dari tindakan
keperawatan dan kriteria hasil, intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada
berdaasarkan intervensi yangn telah ditetapkan sehingga masalah pada Tn.L. teratasi.
1.2. Saran
1. Dalam pemberian asuhan keperawatan dapat digunakan pendekatan proses keperawatan dan
perlu adanya pasrtisipasi keluarga
2. Dalam memberikan tindakan keperawatan tidak harus sesuai dengan teori yang ada akan tetapi
harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

.
Carpenito, Lynda Juall.2007. Rencana Asuhan & Dokumentasi
Keperawatan. Diagnosa Keperawatan dan Masalah
Kolaboratif. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Christine. 2008. Komplikasi pada Penyakit Laparatomi.EGC: Jakarta.
Darmawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan
Kerangka Kerja. Gosyen Publishing. Yogyakarta.

18
Djojodibroto. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Intubasi.EGC:
Jakarta.
Harsono. 2005. Buku Ajar tentang Intubasi. EGC: Jakarta.
Amin Huda Nurarif.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. MediAction: Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai