Oleh :
I Made Windhu Suputra (21710112)
Ismi Fairoh Makiyyah (21710090)
Pembimbing :
dr. Dani Mustikawati Sp.Rad
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD NGANJUK
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan referat dengan judul “Ileus obstruksi dan Ileus
paralitik” untuk memenuhi tugas kepanittraan klinik di SMF Radiologi RSUD Nganjuk.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu kami dalam menyelaisaikan referat ini, antara lain :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. ILEUS OBSTRUKSI
1. Definisi ………………………………………………………………….
2. Etiologi…………………………………………………………………..
3. Patofisiologi……………………………………………………………..
4. Manifestasi Klinis……………………………………………………….
5. Diagnosis………………………………………………………………..
6. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………
7. Penatalaksanaan…………………………………………………………
8. Komplikasi………………………………………………………………
B. ILEUS PARALITIK
1. Definisi………………………………………………………………….
2. Etiologi………………………………………………………………….
3. Patofisiologi……………………………………………………………..
4. Diagnosis………………………………………………………………..
5. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………
6. Penatalaksanaan…………………………………………………………
7. Komplikasi………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh
Penyumbatan dapat terjadi dimana saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus
usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin
mekanik intestinal, yang merupakan suatu akibat dari gangguan motilitas dan
secara spesifik dapat diterangkan sebagai ileus paralitik atau adinamik ileus.
Baik ileus paralitik maupun ileus obstruksi merupakan dua gangguan yang
berpotensi mengancam jiwa, kecuali bila dilakukan terapi lebih awal . Tidak
Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh
cacat lahir, massa yang keras dari isi usus (mekonium) atau ususnya berputar
pada anak, dan sumbatan usus akut ini merupakan salah satu tindakan bedah
Satu per lima dari kasus abdomen akut yang dirawat di rumah sakit adalah
akibat obstruksi intestinal dan 80 % di antaranya terletak pada level usus halus
1
. Pada sebuah penelitian retrospektif di India Timur dinyatakan bahwa dalam 3
tahun masa penelitian, ditemukan 9,87 % kasus obstruksi intestinal akut. 75,20
% di antaranya adalah pria, sedangkan 24, 79 % sisanya adalah wanita dan pada
umumnya terjadi pada kelompok pasien usia 20- 60 tahun . Obstruksi intestinal
dengan rata-rata usia pasien adalah 63 tahun . Angka mortalitas ileus paralitik
20 % bahkan mencapai 50% pada pasien dengan sakit berat dengan penyakit
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ileus Obstruksi
1. Definisi
dilaporkan. Ileus obstruksi adalah suatu gangguan aliran pada usus. Obstruksi usus
dapat berupa akut dan kronik, partial atau total. Pada ileus obstruksi terjadi gangguan
atau hambatan isi usus untuk melewati saluran gastrointestinal, dan memerlukan
pertolongan segera. Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus
atau oleh gangguan peristaltis. Penyumbatan atau hambatan dapat terjadi dimana saja
di sepanjang usus. Pada obstruksi usus harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan
obstruksi strangulate.
Ileus obstruksi sering disebut sebagai ileus mekanik adalah keadaan dimana
makanan tidak bisa disalurkan dari bagian proksimal ke bagian distal saluran
pencernaan atau disebut anus karena terdapat sumbatan yang disesbabkan karena
adanya tekanan dari dinding usus, kelainan pada lumen usus, adanya tekanan dari luar
dinding usus, atau adanya kelainan vaskularisasi pada segmen usus yang dapat
menyebabkan nekrosis pada segmen usus tersebut. Akibat gangguan pasase tersebut
terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan pada bagian proximal
tempat penyumbatan.
Pada bayi penyebab tersering terjadinya ileus obstruksi adalah invaginasi, selain
itu dapat juga disebabkan oleh kecacatan dari lahir, adanya masa yang mengeras pada
lumen usus atau disebut meconium, adanya volvulus ata usus berputar. Pada bayi
3
Berdasarkanlokasi obstruksinya, ileus obstrukif dapat dibedakan menjadi Ileus
obstruktif letak tinggi, yaitu ileus obstruksi yang mengenai usus halus dan Ileus
obstruktif letak rendah yaitu ileus obstruksi yang mengenai usus besar.
2. Etiologi
1. Hernia inkarserata
2. Non hernia :
c. Askariasis
d. Volvulus
e. Tumor
b. Diverticulitis
c. Striktur rectum
d. Stenosis usus
e. Volvulus
3. Patofisiologi
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang
berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas. Kurang lebih 8 liter cairan
diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari dan akan diasorbsi sebelum menuju
kolon. Obstruksi usus terjadi karena adanya sumbatan pada lumen dan bakteri
4
berkembang biak disana sehingga mengakibatkan terjadinya akumulasi gas dan cairan
Hal ini dapat terjadi di bagian proksimal atau distal usus. Saat akumulasi berada
di bagian distal mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan intra abdomen dan intra
permeabilitas kapiler dan ekstravasasi air dan elektrolit di peritoneal. Terjadinya hal
tersebut menyebabkan adanya retensi cairan di usus dan rongga peritoneum sehingga
usus sehingga terjadi distensi abdomen. Kemudian terjadi penekanan vena mesenterika
darah ke usus lalu iskemia dan terjadi nekrosis pada usus. Saat usus mengalami nekrosis
akan terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan pelepasan bakteri dan toksin yang
Saat terjadi distensi abdomen , usus akan mengalami penurunan fungsi dan
sekresi usus akan meningkat sehingga terjadi penumpukan di dalam lumen secara
kehilangan cairan dan elektrolit, syok hipovolemik akan terjadi jika hal ini tidak
ditangani
4. Manifestasi Klinis
Obstruksi usus besar dan halus memiliki banyak gejala yang tumpang tindih.
Namun dalam kualitas, waktu, dan presentasi dinyatakan berbeda. Umumnya pada
obstruksi usus halus, nyeri perut digambarkan secara intermiten dan kolik tetapi
membaik dengan muntah, sedangkan nyeri yang terkait dengan obstruksi usus besar
5
terjadi terus menerus. Muntah pada pasien dengan obstruksi usus halus cenderung lebih
sering dengan volume yang lebih banyak, disertai bilious, yang berbeda dengan muntah
pada obstruksi usus besar, yang biasanya muncul intermiten dan feculen. Selain itu,
distensi ditandai dalam obstruksi usus besar dengan obstipasi lebih sering terjadi.
Dalam situasi tertentu obstruksi usus besar akan meniru gejala obstruksi usus halus jika
Gejala umum dapat berupa syok, gangguan elektrolit, dan oligouri. Kemudian
(kolik) yang disertai mual dan muntah, kram, kembung, dan retensi tinja. Penderita akan
tampak gelisah dan setelah defekasi satu-dua kali tidak ada lagi defekasi atau flatus.
menjadi simtomatik dengan muntah makanan yang tidak tercerna. Retensi tinja dan
flatus merupakan manifestasi klasik dari ileus, mungkin tidak muncul sampai beberapa
hari kemudian. Berbeda dengan ileus usus halus yang biasanya dimulai secara akut
dengan gejala yang parah, ileus usus besar sering dimulai dengan gejala ringan.
Manifestasi utamanya adalah kembung (80%), kram (60%), dan retensi tinja dan flatus
(50%).
5. Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan umum pasien yaitu distensi abdomen , nyeri atau rasa
tidak nyaman di perut, keluhan tersebut sering berhubungan dengan obstipasi dan
mual atau muntah. Pasien dengan obstruksi usus proksimal umumnya mengeluh
kembung dan distensi. Nyeri khas pada obstruksi yaitu rasa seperti tertekan yang
tumpul, atau seperti diremas dengan periode eksaserbasi kram dan gelombang yang
muncul secara bergantian. Nyeri pada obstruksi usus halus menjalar ke area
6
periumbilikal, derajat nyeri cukup berat dan bersifat kolik. Sedangkan nyeri pada
obstruksi kolon terlokalisasi sedikit di bawah umbilikus, sedangkan pada lesi distal
biasanya mengalami nyeri yang lebih terlokalisasi pada abdomen kiri bawah.
Beberapa pasien mengeluh adanya borborigmi, atau gerakan usus yang dapat
dilihat. Pada pasien dengan obstruksi pada outlet gaster, muntah akan bersifat asam
dan tidak mengandung cairan bilier. Sedangkan pada obstruksi usus halus, muntah
mengandung cairan bilier, terasa pahit dan dapat berbau feses. Ketika terjadi
obstruksi komplit, maka pasien tidak dapat flatus ataupun buang air besar. Selain
menanyakan mengenai keluhan yang dirasakan oleh pasien, kita juga perlu
b. Pemeriksaan fisik
Dapat menghasilkan bukti dari ileus mekanik. Secara khusus, bising usus yang
intensif adalah temuan klasik pada fase awal, sedangkan tanda peritoneal biasanya
tidak ada. Gambaran ini tidak spesifik, khususnya pada fase akhir kerusakan usus
gerakan usus atau peristaltik usus terlihat, pada pemeriksaan colok dubur obstruksi
rendah didapatkan ampulla rekti kolaps dan kembung karena paralisis. Pada daerah
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
jenis bisa meningkat dan ketonuria yang menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis
metabolik. Leukosit normal atau sedikit meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan
7
b. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid
level,distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus
halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus yang terbatas dengan
foto abdomen 3 posisi. Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan foto abdomen ini
antara lain :
• Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)
8
Gambar 2 : Nampak Herring bone appearance
• Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi
abdomen
9
Gambar 4 : Nampak dilatasi colon
7. Penatalaksanaan
A. Persiapan
10
dilakukan laparotomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen
B. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organorgan vital
dan kateter)
C. Pasca bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus
8. Komplikasi
pasien ileus obstruktif paling banyak disebabkan oleh strangulasi. Terdapat banyak
bakteri , darah dan jaringan nekrotik dalam usus. Saat usus mengalami strangulasi
kemungkinan terjadinya perforasi sangat besar dan dapat mengeluarkan isi lumen usus
ke rongga peritoneum.
Pada kasus obstruksi letak rendah dapat terjadi perforasi sekum akibat dilatasi
progresif pada sekum yang dapat menyebabkan terjadinya peritonitis. Pada kasus yang
tidak mengalami perforasi, bakteri dapat melewati usus masuk dalam sirkulasi tubuh
melalui cairan getah bening yang dapat mengakibatkan syok septik. Syok
11
hipovolemia, abses, pneumonia aspirasi dari proses muntah merupakan komplikasi
B. Ileus Paralitik
1. Definisi
Ileus paralitik adalah suatu kondisi gangguan transportasi dari isi usus akibat
penurunan aktivitas otot polos di usus halus atau kolon. Penyakit ini kemungkinan
akan sembuh jika penyebab yang mendasari ileus ini berhasil diperbaiki. Ileus
paralitik merupakan salah satu penyebab penyakit gastrointestinal, tetapi dapat juga
merupakan salah satu gejala penyakit lain, termasuk peritonitis pascaoperasi, sepsis,
gangguan elektrolit.
intestinal, yang merupakan suatu akibat dari gangguan motilitas dan secara spesifik
dapat diterangkan sebagai ileus paralitik atau adinamik ileus. Ileus paralitik dapat
terjadi secara akut ataupun berkembang secara lambat sebagai akibat dari penyakit
kecuali bila dilakukan terapi lebih awal. Tidak mengherankan bahwa ileus paralitik
gastrointestinal.
2. Etiologi
Menurut Djumhana, Ali tahun 2016 dalam jurnalnya yang berjudul Ileum
anatara lain:
a. Neurologik
12
1) Pasca operasi
5) Pankreatitis
b. Metabolik
2) Uremia
3) Komplikasi DM
c. Obat-obatan
1) Narkotik
2) Antikolinergik
3) Katekolamin
4) Fenotiasin
5) Antihistamin
d. Infeksi
1) Pneumonia
2) Empiema
3) Urosepsis
13
4) Peritonitis
e. Iskemia usus
3. Patofisiologi
terkoordinasi dengan baik diatur oleh neuron inhibitory dan neuron exitatory dari
sistim enteric motor neuron. Kontraksi otot polos usus ini dipengaruhi dan
dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen. Keadaan ini biasanya hanya
berlangsung antara 24-72 jam. Beratnya ileus paralitik pasca operasi bergantung
berkontak dengan udara luar. Pencemaran peritoneum oleh asam lambung, isi
kolon, enzim pankreas, darah, dan urin akan menimbulkan paralisis usus. Kelainan
Sedangkan pada sumber lain menyatakan bahwa, patofisiologi dari ileus paralisi
14
Motilitas normal pada usus dapat membersihkan lumen usus dari nutrient dan
organism sehingga pada saat terjadi gangguan motilitas, maka akan terjadi stasis
Belum terdapat studi yang menjelaskan perubahan aliran cairan dan elektrolit
berbeda dengan normal. Volume gas dapat bertambah dan kemungkinan karena
udara yang tertelan, di mana udara ini terdiri dari nitrogen yang kurang
tidak nyaman pada perut1. Selain itu dapat terjadi produksi oleh fermentasi
4. Diagnosis
a. Anamnesis
mungkin ada mungkin pula tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus
paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus
15
obstruksi. Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak
disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal. Riwayat penyakit keluarga juga
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien bervariasi dari ringan sampai
abdomen, perkusi timpani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan
dapat tidak terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien hanya menyatakan
perasaan tidak enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal
(nyeri tekan dan nyeri lepas negatif). Apabila penyakit primernya peritonitis,
perasaan tidak enak pada perut dan tidak dapat menunjuk dengan jelas lokasi
nyeri. Auskultasi harus dilakukan secara cermat oleh karena dapat ditemukan
bising usus yang lemah, jarang, dan bahkan dapat tidak terdengar sama sekali.
Dapat terdengar low pitched gurgle, suara berdenting yang lemah yang kadang
dapat dicetuskan dengan cara menepuk perut pasien, atau dapat terdengar suara
perlu dilakukan secara berulang karena komplikasi dapat timbul seiring waktu
16
5. Pemeriksaan penunjang
penting untuk dilakukan yaitu leukosit darah, kadar elektrolit, ureum, glukosa
darah, dan amilase. Pemeriksaan elektrolit serum, blood urea nitrogen, dan
b. Pemeriksaan Radiologi
paralitik akan ditemukan distensi lambung usus halus dan usus besar
memberikan gambaran herring bone, selain itu bila ditemukan air fluid level
biasanya berupa suatu gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda dengan air
fluid level pada ileus obstruktif yang memberikan gambaran stepladder (seperti
Gambar 2.2 Foto Polos Abdomen Ileus Paralitik (Sumber: Dairi, Leonardo
Basa.,ddk,2018).
17
6. Penatalaksanaan
antagonis reseptor μ-opioid yang dapat menghambat aksi opiat dalam menghambat
kelompok pasien post reseksi usus halus dan usus besar yang diberi alvimopan
pergerakan usus terjadi lebih cepat, lebih cepat flatus dan dapat menkonsumsi
operasi dan dua kali sehari setelah operasi selama 7 hari. Terdapat beberapa
penelitian dan studi klinis yang menyatakan bahwa NSAID meringankan mual dan
ileus paralitik , namun begitu belum terdapat penelitian randomized controlled trial
usus halus dan kolon, namun masih perlu dilakukan penelitian untuk memastikan
pasase feses pada 80-90 % pasien. Neostigmin dapat diberikan 2- 2,5 mg intravena
bolus atau infuse selama 24 jam, dan perlu pengawasan oleh karena resiko
18
yang dapat meningkatkan motilitas gastrointestinal dengan beraksi sebagai
antagonis kolesistokinin. Namun karena memiliki efek samping mual dan muntah,
7. Komplikasi
atau akumulasi gas di usus yang dapat menyebabkan pneumoperitoneum. Selain itu,
ileus paralitik juga mampu menyebabkan sepsis karena translokasi bakteri usus ke
aliran darah.
19
BAB III
KESIMPULAN
Ileus obstruksi adalah keadaan dimana makanan tidak bisa disalurkan dari
obstruktif letak tinggi, yaitu ileus obstruksi yang mengenai usus halus dan Ileus
obstruktif letak rendah yaitu ileus obstruksi yang mengenai usus besar. Penyebab
dari ileus obstruksi letak tinggi adalah Hernia inkarserata dan non hernia (adhesi
usus, invaginasi, askariasis, volvulus, tumor, batu empedu yang masuk ke ileus),
striktur rectum, stenosis usus, volvulus, dan penyakit hirschprung. Gejala pada ileus
obstruksi letak tinggi dan rendah dapat dibedakan. Nyeri pada obstruksi usus halus
menjalar ke area periumbilikal, derajat nyeri cukup berat dan bersifat kolik, muntah
mengandung cairan bilier, terasa pahit dan dapat berbau feses. Sedangkan nyeri
pada obstruksi kolon terlokalisasi sedikit di bawah umbilikus, sedangkan pada lesi
distal biasanya mengalami nyeri yang lebih terlokalisasi pada abdomen kiri bawah.
Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid
level,distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus
halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus yang terbatas dengan
Ileus paralitik adalah suatu kondisi gangguan transportasi dari isi usus akibat
penurunan aktivitas otot polos di usus halus atau kolon. Ileus paralitik adalah suatu
suatu akibat dari gangguan motilitas dan secara spesifik dapat diterangkan sebagai
20
ileus paralitik atau adinamik ileus. Etiologi dari ileus paralitik adalah adanya
mual dan obstipasi, tidak disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal. Pada
bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat tidak terdengar sama sekali. Pada
palpasi, pasien menyatakan perasaan tidak enak pada perut dan tidak dapat
menunjuk dengan jelas lokasi nyeri. Dapat terdengar suara air bergerak (succusion
splash) saat pasien berpindah posisi. Foto polos abdomen sangat membantu
menegakkan diagnosis. Pada ileus paralitik akan ditemukan distensi lambung usus
halus dan usus besar memberikan gambaran herring bone, selain itu bila ditemukan
air fluid level biasanya berupa suatu gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda
dengan air fluid level pada ileus obstruktif yang memberikan gambaran stepladder
21
DAFTAR ISI
22