HEMOROID
Dosen Pembimbing :
Ns. Ragil Supriyono, M.Kep
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana telah
memberikaan kami semua kekuatan serta kelancatan dalam menyelesaikan makalah
mata kuliah KMB I Pencernaan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat di selesaikan.
Kelompok kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
yang telah membimbing kami agar kami dapat mengerti tentang bagaimana cara
kami menyusun makalah ini. Dosen tersebut antara lain:
1. Bapak Ns. Ragil Supriyono, M.Kep selaku Dosen mata kuliah KMB I
Pencernaan yang telah memberikan tugas mengenai masalah ini sehingga
pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini semakin bertambah.
2. Kedua orang tua dan teman-teman Akademi Keperawatan yang selalu
memberikan doa serta dukungannya.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah KMB I Pencernaan. Makalah
ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Hemoroid.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................1
BAB II TINJAU TEORI
A. Konsep Dasar Sistem Pencernaan Pada Anus...............................................................3
1. Definisi Anus ........................................................................................................3
2. Struktur Anus.........................................................................................................3
3. Fungsi Anus...........................................................................................................5
4. Penyakit pada Anus...............................................................................................6
B. Konsep Dasar Homaroid ..............................................................................................8
1. Definisi Hemoroid.................................................................................................8
2. Etiologi...................................................................................................................9
3. Patofisiologi...........................................................................................................9
4. Klasifikasi..............................................................................................................9
5. Komplikasi...........................................................................................................11
6. Pemeriksaan Diagnostik......................................................................................11
7. Penatalaksanaan...................................................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian...................................................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................15
C. Perencanaan Keperawatan..........................................................................................15
D. Implementasi...............................................................................................................23
E. Evaluasi.......................................................................................................................23
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................24
B. Saran.............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat yang
sampai saat ini masih banyak orang yang salah mengerti tentang hemoroid dan
masalah-masalah kesehatanyang berhubungan dengan hemoroid. Hemoroid
dikenal dengan banyak istilah. Kata hemoroid sendiri berasal dari bahasa Yunani
yaitu haem : darah dan rhoos : mengalir, jadi semua perdarahan yang ada di anus
disebut hemoroid. Sedangkan di Amerika dan Inggris memakai istilah piles yang
berasal dari bahasa Latin yang berarti bola. Istilah lain yang juga sering
digunakan adalah ambeien yang berasal dari bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia sendiri istilah yang paling sering digunakan adalah wasir yang pada
orang awam mempunyi arti berak darah. Hemoroid sudah dikenal selama
berabad-abad dan diduga masih termasuk salah satu penyakit yang umum
ditemukan di mana-mana. Di Amerika Serikat, hemoroid ditemukan dengan
jumlah kasus meliputi 4,4% dari seluruh penduduk.1,2,3 Namun sayangnya
frekuensi pasti dari hemoroid sulit diketahui. Seseorang yang menderita
hemoroid cenderung malu mengutarakan penyakitnya dan takut membayangkan
tindakan yang mungkin akan dilakukan dokter. Di samping itu, hemoroid
memang bukanlah penyakit yang mematikan. Gejalanya dapat hilang timbul, dan
pada sebagian besar kasus gejala hemoroid sudah lenyap dalam beberapa hari
saja.
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa konsep sistem pencernaan pada anus?
2. Apa saja penyakit yang timbl di anus?
3. Seperti apa konsep dasar hemoroid?
4. Seperti apa asuhan keperawatan pada pasien hemoroid?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KMB I Pencernaan.
2. Tujuan Khusus
1
2
2. Struktur Anus
Kulit di sekitar anus merupakan kulit berkeratin, yang dilapisi oleh
epitel skuamos stratified dan memiliki komponen kulit rambut halus,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan nervus somatik (sensitif terhadap
nyeri), tanpa komponen kulit tersebut maka kulitnya terlihat seperti
dilapisa sel epitel kuboid. Saluran anal mempunyai panjang sekitar 2 – 4,5
cm, dikelilingi oleh otot berbentuk seperti cincin yang disebut sfingter anal
internal dan sfingter anal eksternal. Saluran ini juga dilapisi oleh membran
mukosa, bagian atas saluran ini memiliki sel yang menghasilkan sekret
untuk mempermudah feses keluar dari tubuh.
3
4
a. Anatomi Anus
1) Kanalis Anal
Kanalis anal (anal canal) adalah saluran dengan panjang
sekitar 4 cm yang dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian atasnya
dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Fungsi kanalis anal adalah
sebagai penghubung antara rektum dan bagian luar tubuh sehingga
feses bisa dikeluarkan.
2) Rectum
Rektum (rectum) adalah sebuah ruangan dengan panjang
sekitar 12 sampai 15 cm yang berada di antara ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid/turun) dan berakhir di anus. Fungsi rektum
adalah menyimpan feses untuk sementara waktu, memberitahu
otak untuk segera buang air besar, dan membantu mendorong feses
sewaktu buang air besar. Ketika rektum penuh dengan feses, maka
rektum akan mengembang dan sistem saraf akan mengirim impuls
(rangsangan) otak sehingga timbul keinginan untuk buang air
besar.
3) Sfingter Anal Internal
Sfingter anal internal (internal anal sphincter) adalah sebuah
cincin otot lurik yang mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5
5
3. Fungsi Anus
a. Anus Sebagai bagian dari Sistem Pencernaan
Anus berfungsi sebagai organ pencernaan terakhir yang
merupakan tempat dikeluarkannya feses keluar tubuh. Feses
(Kotoran) yang tidak diperlukan dibuang melalui proses defekasi
(Buang Air Besar).
b. Anus Sebagai bagian dari Sistem seksual
Anus mengandung banyak badan saraf sehigga termasuk daerah
yang sangat peka. Beberapa orang mengatakan bahwa seks melalui
6
1. Definisi Hemoroid
Hemoroid adalah pembesaran dan penonjolan vena disekitar rektum.
(Potter, 1997 ; 1374).
Hemoroid adalah dilatasi pembuluh darah vena varicose pada anus
dan rektum. (Reeves, 1999 ;162).
Hemoroid adalah dilatasi pleksus (anyaman pembuluh darah) vena
yang mengitari rektal dan anal. (Tambayong, 2000 ; 142)
Hemoroid adalah suatu masalah umum pada anus dan rektum. Yang
terjadi bila vena-vena disekitar anus dan rektum mengalami peradangan
yang diakibatkan karena mengedan selama buang air besar.
9
2. Etiologi
Hemoroid dapat terjadi karena dilatasi (pelebaran), inflamasi (peradangan)
atau pembengkakanvena hemoroidalis yang disebabkan:
a. Konstipasi kronik: sulit buang air besar, sehingga harus mengejan.
b. Kehamilan: karena penekanan janin pada perut.
c. Diare kronik.
d. Usia lanjut.
e. Duduk terlalu lama.
f. Hubungan seks peranal.
g. Pada beberapa individu terjadi hipertrofi sfingter ani (pembengkakan
otot/ klep dubur), obstruksi (sumbatan) fungsional akibat spasme
(kejang), dan penyempitan kanal anorektal (saluran dubur-ujung akhir
usus besar).
3. Patofisiologi
Mengedan selama buang air besar dapat meningkatkan tekanan intra
abdominal dan vena hemoroidal, menimbulkan distensi pada vena
hemoroidal. Bila ujung rektum penuh oleh kotoran obstruksi vena
mungkin bisa terjadi. Sebagai salah satu akibat dari pengulangan dan
perpanjangan meningkatkan tekanan dan obstruksi, sehingga dilatasi
permanen pada vena hemoroidal dapat terjadi. Distensi juga dapat
mengakibatkan terjadinya trombosis dan perdarahan. (Lukman’s, 1997 ;
1085)
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah balik dari vena hemoroidalis. (Price, 2006 ; 467)
Hemoroid dapat menimbulkan nyeri hebat akibat inflamasi dan
edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan
darah dalam hemoroid. (Smeltzer, 2002 ; 1138)
4. Klasifikasi
a. Berdasarkan asal atau tempat penyebabnya.
1) Hemoroid Internal
10
6. Komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah :
a. Perdarahan.
b. Trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.
c. Hemoroidal strangulasi.
Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai
darah dihalangi oleh sfingter ani.
(Lukman’s, 1997 ; 1085)
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
a. Pemeriksaan colok dubur.
b. Anorektoskopi (untuk melihat kelainan anus dan rektum)
c. Pemeriksaan rectal dan palpasi digital.
d. Proctoscopi atau colonoscopy (untuk menunjukkan hemoroid internal)
(Reeves, 1999 ; 162)
8. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Farmakologi
a) Menggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan
mengurangi sembelit danterlalu mengedan saat defekasi,
dengan demikian resiko terkena hemoroid berkurang.
b) Menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan
rasa sakit, gatal, dankerusakan pada daerah anus. Obat ini
tersedia dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk
supositoriauntuk hemoroid interna, dan dalam bentuk krim /
salep untuk hemoroid eksterna.
c) Obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan
adalah campuran diosmin (90%)dan hesperidin (10%)
2) Non-Farmakologi
a) Perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak
konsumsi makanan yangmengandung serat (buah dan sayuran)
12
13
14
B. Diagnosa Keperawatan
PRE OPERATIF
1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.
2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai
dengan perdarahan waktu BAB.
POST OPERATIF
1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada luka operasi berhubungan dengan adanya
jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong anus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.
C. Intervensi
PRE OPERATIF
Diagnosa
No Tujuan dan
Keperawata Intervensi Rasional
. Kriteria Hasil
n
1. Konstipasi Setelah 1. Berikan dan 1. Mencegah
berhubungan dilakukan anjurkan dehidrasi secara
dengan tindakan minum oral.
pembesaran keperawatan kurang lebih
2. Meningkatkan
vena selama 2 x 24 2 liter/hari.
usaha evakuasi
hemoroidalis jam
2. Berikan feses.
. diharapkan
posisi semi
konstipasi 3. Makanan tinggi
fowler pada
teratasi. serat dapar
tempat tidur.
KH: melancarkan
16
6. Berikan
lingkungan
yang tenang.
7. Kolaborasi
dengan dokter
untuk
pemberian
analgesik,
pelunak feses
dan dilakukan
hemoroidecto
mi.
18
KH: aktifiitas
4. Mengurangi
a. Konjungtiva klien.
ketergantungan
klien merah 4. Memandirika aktifitas klien
muda. n klien dengan bantuan
(12-14 melakukan
g/dl). aktifitas
sehari-hari.
c. Tidak ada Kolaborasi:
POST OPERATIF
No Diagnosa Tujuan dan
Intervensi Rasional
. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan rasa Setelah 1. Beri posisi g. Dapat
nyaman nyeri dilakukan tidur yang menurunkan
pada luka tindakan menyenangka tegangan
operasai keperawatan n pasien. abdomen
berhubungan selama 2 x 24
2. Ganti balutan h. Melindungi
dengan adanya jam
setiap pagi pasien dari
jahitan pada berkurangnya
sesuai tehnik kontaminasi
luka operasi dan rasa nyeri pada
aseptik. silang selama
terpasangnya daerah pasca
penggantian
cerobong anus. operasi. 3. Latihan jalan
balutan.
KH: sedini
Balutan basah
a. tidak mungkin.
bertindak
terdapat rasa 4. Observasi sebagai
nyeri pada daerah rektal penyerap
luka operasi apakah ada kontaminasi
b. pasien dapat perdarahan. eksternal
beraktivitas 5. Berikan i. Menurunkan
sesuai penjelasan masalah yang
kemampuan tentang tujuan terjadi karena
c. sekala nyeri pemasangan imobilisasi
0-3 cerobong
j. Perdarahan
anus (untuk
20
l. Meningkatkan
fungsi
fisiologis anus
dan
memberikan
rasa nyaman
pada daerah
anus pasien
karena tidak
ada sumbatan
2. Resiko infeksi Setelah 1. Observasi 1. Respon
berhubungan dilakukan tanda vital. autonomik
dengan tindakan meliputi TD,
2. Observasi
pertahanan keperawatan respirasi, nadi
21
x/menit sebelumnya.
c. luka 3. Mencegah
4. Mengurangi /
mencegah
kontaminasi
daerah luka.
22
5. Mengurangi
rangsangan
pada anus
dan
mencegah
mengedan
pada waktu
defekasi
3. Kurang Setelah 1.Diskusikan 1. Pengetahuan
pengetahuan dilakukan pentingnya tentang diet
berhubungan tindakan penatalaksanaa berguna
dengan keperawatan n diet rendah untuk
kurangnya selama 2 x 24 sisa atau serat. melibatkan
informasi jam klien dapat pasien dalam
2.Demontrasikan
perawatan melakukan merencanaka
perawatan area
dirumah. perawatan area n diet
anal dan minta
anal dirumah. dirumah yang
pasien
KH: sesuai dengan
menguilanginya
a. pasien yang
mengerti 3.Berikan rendam dianjurkan
tentang duduk oleh ahli gizi.
perawatan 4.Bersihakan area 2. Pemahaman
dirumah anus dengan akan
b. keluarga baik dan meningkatka
mengerti keringkan n kerja sama
tentang seluruhnya pasien dalam
proses setelah defekasi program
penyakit dan terapi,
perawatanny meningkatka
a n
penyembuhan
c. pasien
dan proses
menunjukka
perbaikan
n wajah
23
tengang terhadap
penyakitnya.
3. Meningkatka
n kebersihan
dan
kenyaman
pada daerah
anus (luka
atau polaps).
4. Melindungi
area anus
terhadap
kontaminasi
kuman-
kuman yang
berasal dari
sisa defekasi
agar tidak
terjadi infeksi
D. Implementasi
Pada tahap ini untuk melakukan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat
dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi ini dapat tepat waktu dan
efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memaantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
24
A. Kesimpulan
Hemoroid adalah pembesaran bantalan vaskular dari anal kanal.
Hemoroid terdiri dari dua jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas
linea dentata dan hemoroid eksterna yang terletak di bawah linea dentata.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok dubur dan penilaian
anoskop. Bila perlu dilakukan pemeriksaan proktosigmoidoskopi untuk
menyingkirkan kemungkinan radang dan keganasan. Manifestasi klinis
hemoroid yaitu perdarahan lewat anus berwarna merah segar dan tidak
tercampur dengan feses. Penatalaksanaan hemoroid yaitu dengan konservatif,
membuat nekrosis jaringan, dan terapi operatif. Prognosishemoroid baik bila
diberikan terapi yang sesuai.
B. Saran
1. Untuk Mahasiswa
Selayaknya seorang mahasiswa keperawatan dan seorang perawat dalam
setiap pemberianasuhan keperawatan termasuk dalam asuhan keperawatan
pada klien hemoroid menggunakankonsep yang sesuai dengan kebutuhan
dasar manusia yang bersifat holistic yang meliputi aspek biopsikospiritual
dan semoga makalah ini dapat digunakan sebagai titik acuh khalayak
umum.
24
DAFTAR PUSTAKA
25