ESOFAGUS
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2021/202
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga makalah tentang "Asuhan Gangguan Pencernaan Anak Atresia Esophagus untuk mata
kuliah system pencernaan dapat terselesaikan. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan kepada kami kelompok
2 sebagai mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Stikes Kuningan Kampus 2 RS Ciremai.
Makalah ini berisi materi tentang gangguan pencernaan pada anak mengenai dari Atresia
Esophagus. Makalah ini dibuat untuk mengetahui materi tentang Atresia Esophagus khususnya
pada bayi/anak. Dengan makalah ini. diharapkan dapat memudahkan kita dalam mempelajari
materi sistem pencernaan khususnya mengenai Atresia Esophagus pada bayi/anak. Kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi dari makalah
ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari dosen pembimbing dan
pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, kami
sampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................. Error: Reference source not found
1.2 Rumusan Masalah............................................................. Error: Reference source not found
1.3 Tujuan................................................................................Error: Reference source not found
1.4 manfaat penulisan..................................................................................................................5
1.5 sistematika penulisan............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi atresia esophagus..................................................................................................7
2.2 Etiologi atresia esophagus .................................................................................................7
2.3 Tanda dan gejala atresia esophagus....................................................................................8
2.4 Komplikasi atresia esophagus ........................................................................................... 8
2.5 Pemeriksaan diagnostik .....................................................................................................8
2.6 Penatalaksanaan atresia esophagus ...............................Error: Reference source not found
2.7 Pengobatan atresia esophagus ...........................................................................................9
2.8 Prinsip pengobatan dan manajemen keperawatan .............................................................9
2.9 Pathway atresia esophagus ..............................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN
3.1 kasus atresia esophagus........................................................................................................12
3.2 pengakajian atresia esophagus............................................................................................. 12
3.3 konsep asuhan keperawatan atresia esophagus....................................................................13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................19
4.2 Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
1) Mampu mengetahui pengertian atresia esophgaus
2) Mampu mengetahui etiologi dari atresia esophagus
3) Mampu mengetahui tanda dan gejala atresia esophagus
4) Mampu mengetahui kompikasi dari atresia esophagus
5) Mampu mengetahui penatalaksanaan atresia esophagus
6) Mampu mengetahui pengobatan atresia esophagus
7) Mampu mengetahui Prinsip pengobatan dan manajemen perawatan atresia
esophagus
5
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan makalah.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas pembuatan makalah yang telah
dilakukan.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menurut (Solidikin, 2011) ada berbagai tipe kelainan esophagus adalah sebagai berikut:
1) Tipe A (5-8%), kantong buntu disetiap esofagus, terpisah jauh, dan tanpa
hubungan ke trakea. Kedua ujung esofagus terpisah 1 cm atau lebih.
2) Tipe B (jarang) kantong buntu disetiap esofagus dengan fistula dari trakea
kesegmen esofagus bagian atas, dimana esofagus bagian bawah tidak mempunyai
hubungan dengan trakea, kantong bagian bawah sangat pendek dan hanya
menonjol sedikit diatas diafragma.
3) Tipe C (80-95%), segmen esofagus proksimal berakhir pada kantong buntu dan
segmen distl dihubungkan ke trakea atau bronkus primer dengan fistula pada atau
dekat bifurkasi dimana hanya kantong bagian atas yang berhubungan dengan
trakea.
4) Tipe D (jarang) kedua segmen esofagus atas dan bawah dihubungkan ketrakea.
5) Tipe E (lebih jarang disbanding A atau C), trakea dan esofagus normal
diubungkan dengan fistula umum.
7
2.3 Tanda dan Gejala Atresia Esophagus
Adanya penemuan khas terlihat pada jam-jam awal kehidupan, dan penentuan
penyakit harus dibuat sebelum diberikan makanan pertama (Rendle, Gray, & Dodge,
2005). Tanda ataupun gejala dapat berupa :
1) Salivasi yang berlebihan dimana saliva cenderung mengalir dari mulut dalam
bentuk seperti buih
2) Apabila diusahakan pemberian makanan maka akan terjadi batuk dan sumbatan,
kesukaran bernapas dan ditemukan sianosis.
3) Terdapat kesukaran pemberian makanan yang mengarah pneumonia aspirasi,
walaupun demikian hal ini jarang terbukti mencapai 2-3 hari setelah dimulainya
pemberian makanan.
4) Dapat terjadi pneumonitis yang disebabkan kerusakan akibat refluks cairan
lambung melalui kantong bagian bawah.
2.4 Komplikasi
1) Pneumonia aspirasi yang disebabkan karena usaha makan
2) Atelektasis pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan
saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat
dangkal.
3) Dismotilitas esophagus. terjadi karena kelemahan dinding otot esophagus
4) Gastrosophagus refluks atau asam lambung naik.
5) Fistula tracheosophagus berulang
6) Disfagia atau kesulian menelan (Behrman, 2002).
8
pemberian makanan, tahap kedua berupa tindakan anastomosis kedua ujung
esophagus. (Behrman, 2002).
9
trakeoesofagus ditidurkan setengah duduk, sedangan anak tanpa fistula diposisikan
dengan kepala lebih rendah (posisi Trendelenburg). Perawatan bayi dalam posisi
tengkurap merupakan metode lain yang dapat dipakai untuk kemungkinan drainase
sekresi yang adekuat dan mencegah sekresi memasuki paru-paru, walaupun demikia anak
tetap harus direposisi secara teratur untuk membantu sirkulasi dan ekspansi paru (Wong,
Hockenberry Eaton, Wilson, Winkelstein, & Schwartz, 2008).
10
2.9 Pathway
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Ny "A" datang membawa anaknya yang sedang sakit ke RS Melati. Ny "A" mengeluh
bayinya muntah setelah disusui, pada saat pasca persalinan bayi tidak mau menyusu, dan bayi
tersedak saat berupaya menelan makanan. Ny "A" juga mengeluh bayinya kadang susah
bernapas. Bayi Ny "A" berumur 14 hari dengan BB3 2200 gram dan PB 47 cm. dan berjenis
kelamin laki-laki. Ny "A" berkata ada riwayat merokok dan minum alcohol selama kehamilan.
Pada pemeriksaan fisik di temukan bayi terlihat dispnea, membrane mukosa pucat, sianosis,
ditemukan suara nafas tambahan (ronkhi basah), ditemukan retraksi dinding dada dan pada saat
dilakukan palpasi, perut bayi tampak kembung. Selain ditemukan pula suhu : 37 Pernafasan:
75x/menit Nadi: 140x/menit pada bayi Ny "A". Diagnosis klinis ditemukan bayi dengan sekresi
saliva berlebihan(ngiler). Setelah di periksa oleh dokter bayi Ny "A" di diagnosa menderita
Atresia Esophagus.
3.2 Pengkajian
1) Identitas Pasien
o Nama bayi : Bayi Ny “A”
o Umur bayi : 14 hari
o Tgl/jam lahir : 3 Maret 2013/ 10.00 WIB
o Jenis kelamin : Laki-laki
o Berat badan : 2.200 gr
o Panjang badan : 47 cm
o Diagnosa medis : Atresia Esofagus
2) Keluhan Utama
o Ny “A” mengeluh bayinya muntah setelah disusui
o Pada saat pasca persalinan bayi tidak mau menyusui
o Bayi tersedak saat berupaya menelan makanan
o Ny “A” juga mengeluha bayinya kadang susah bernafas
3) Riwayat
12
o Ny “A” memiliki kebiasaan merkok dan minuman alkohol sewaktu hamil
4) Pemeriksaan Fisik
Sianosis
RR: 60x/menit
HR: 140x/menit
13
setelah di susui Membrane mukosa tubuh)
pucat
3) Intervensi Keperawatan
No Diagnosa TUJUAN INTERVENSI Rasional
Keperawatan
14
membaik pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Agar keluarga
Dokumentasikan hasil
pemantauan pasien
3. Edukasi memahami
dan bisa
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan mengikuti
prosedur
Informasikan hasil
pemantauan
pemantauan, jika perlu
2 Pola napas Pola napas Manajemen Jalan Nafas (I. Untuk
tidak efektif 01011) mengetahui
(L.01004) perkembangan
(D.0005) 1. Observasi pola nafas
Setelah dilakukan
Monitor pola nafas klien
tindakan keperawatan
(frekuensi, kedalaman,
selama 2x24 jam
usaha nafas)
diharapkan pola napas
Monitor bunyi nafas
membaik dengan
tambahan (mis.
kriteria hasil :
Gurgling, mengi,
Frekuensi wheezing, ronkhi)
2. Terapeutik Untuk
napas
Posisikan semi fowler mengurangi
membaik
Berikan oksigen sesak
Dipsnea
menurun 3. Edukasi
Anjurkan asupan cairan
200 ml/hari, jika tidak Agar klien
kontraindikasi tidak dehidrasi
3 Defisit Nutrisi Status nutrisi Pemantauan Nutrisi (I. 03123) Agar tidak
terjadi
(D.0019) (L.03030) Observasi malnutrisi
Setelah dilakukan Identifikasi pola makan
tindakan keperawatan Identikasi faktor yang
selama 2x24 jam mempengaruhi asupan
diharapkan status gizi (mis. Gangguan
nutrisi membaik menelan)
Monitor mual dan
15
dengan kriteria hasil : muntah
Identifikasi
Kekuatan otot kemampuan menelan
menelan Terapeutik Agar berat
meningkat
Timbang berat badan badan pasien
Membran
Dokumentasikan hasil terpantau
mukosa
pemantauan
membaik
Edukasi
Bising usus
membaik Agar keluarga
Jelaskan tujuan dan
klien dapat
prosedur pemantuan
memahami
Informasikan hasil
tindakan yang
pemantauan
diberikan
4) Implementasi Keperawatan
NO IMPLEMENTASI TTD
DX
1 Observasi
16
pemantauan
Menginformasikan hasil pemantauan,
jika perlu
2 Observasi
Mengkolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
17
5) Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Waktu Evaluasi TTD
Jam 08.00 O:
A: Atresia Esophagus
Jam 15.00 O:
A: Atresia Esophagus
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Atresia esophagus adalah malformasi yang disebabkan oleh kegagalan esophagus untuk
melakukan pasase yang kontinu, esophagus mungkin tidak membentuk sambungan dengan
trakea (fistula trajeoesofagus). Berbagai tipe kelainan esophagus Tipe A, Tipe B, Tipe C,
Tipe D dan Tipe E. Pada anak dengan atresia esofagus dapat segera dipasang kateter kedalam
esofagus dan bila mungkin dilakukan pengisapan terus-menerus, karena jika sekresi
dibiarkan tertimbun dalam tenggorokan maka bayi atau anak dalam bahaya tercekik.
4.2 Saran
Mengingat penyakit atresia esophagus merupakan penyakit yang membahayakan bagi
keberlangsungan hidup bayi/anak-anak maka penanganan penyakit ini diupayakan secara
maksimal dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan baik melalui tenaga kesehatan,
prasarana dan sarana kesehatan.
19
DAFTAR PUSAKA
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Defenisi & Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Massa, M. L., & Swanson, E. (2013). Klasifikasi Hasil Keperawatan
(NOC). Singapura: ELSEVIER.
Rendle, J., Gray, O., & Dodge, J. (2005). Sinopsis Pediatri. Tangerang : Binarupa Aksara.
Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (2008).
Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
20