Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Andrologi Sel”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Dosen Pengampu : Eka Haryanti, S.Pd, S.Kep, Ners.,M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dwi Pinasty Putri PO7120523085
Rara Septiari PO7120523091
Ardiansyah PO7120523054
Ayu Dwi Putri PO7120523065
Merry Pratiwi PO7120523096
Ovin Alif’ya Zafira PO7120523050
Dimas Agustian PO7120523083
Repalina PO7120523078
Anggun Sari PO7120523084

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN LAHAT


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN 2023/2024
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Andrologi Sel ” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data -
data yang kami peroleh dari beberapa buku dan situs blog di internet. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yaitu Ibu Eka
Haryanti, S.Pd, S.Kep,Ners.,M.Kes atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini,
sehingga dapat diselesaikan dengan semestinya. Terima kasih juga kami sampaikan kepada
semua rekan kelompok yang sudah bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini sehingga
makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna.


Sehingga kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menambah kualitas
serta mutu dari makalah tersebut. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu
dan wawasan kita semua.

Lahat, September 2023

Kelompok 4

ii
Daftar Isi

Halaman Judul .................................................................................................................... i


Kata Pengantar ..................................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan ............................................................................................................ 2
A. Pengertian Andrologi ................................................................................................ 2
B. Ruang Lingkup Andrologi ........................................................................................ 2
C. Organ - Organ Reproduksi Pria ................................................................................. 3
D. Struktur dan Proses Sel Sperma ................................................................................ 4
E. Kelainan Pada Sel Sperma ........................................................................................ 6
F. Masalah Pada Andrologi ........................................................................................... 7
Bab III Penutup.................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................ 9
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 10

iii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Andrologi dipelajari sejak akhir tahun 1960-an. Jurnal yang membahasa
andrologi pertama kali adalah jurnal berbahasa Jerman ; Andrologie (sekarang
Andrologia) yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1969. Kemajuan ilmu
kedokteran yang pesat juga berimbas pada perkembangan ilmu yang mempelajari
masalah kesehatan reproduksi pria ini.
Pada lebih 90% kasus, masalah reproduksi pria sesungguhnya memiliki
penyebab organik yang dapat didiagnosa dan disembuhkan, kadang - kadang dengan
obat – obatan namun kasus - kasus tertentu membutuhkan alat tambahan ataupun
pembedahan. Era feminisme modern yang membuat andrologi mendapat tempat
sebagai bidang spesialis medis yang penting. Wanita - wanita modern tidak lagi menjadi
objek seks, namun juga menuntut kesetaraan dalam pengalaman kepuasan seksual
maupun dalam proses menghasilkan keturunan. Akibatnya masalah kesehatan
reproduksi pria kini telah menanjak untuk menjadi setara dengan problem kesehatan
reproduksi wanita yang telah sekian lama menjadi kambing hitam problem seks dalam
rumah tangga. Maka dari itu, Andrologi sangat penting untuk dipelajari untuk
menambah pengetahuan kita mengenai masalah - masalah sistem reproduksi dan sistem
urin pria

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Andrologi?
2. Apa saja ruang lingkup Andrologi?
3. Apa saja bagian – bagian organ reproduksi pria?
4. Bagaimana struktur sel sprema dan pembentukannya?
5. Apa saja kelainan pada sel sperma?
6. Masalah apa saja yang menyangkut Andrologi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Andrologi.
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup Andrologi.
3. Untuk mengetahui apa saja bagian – bagian organ reproduksi pria.
4. Untuk mengetahui bagaiamana struktur dan pembentukan sel sperma.
5. Untuk mengetahui apa saja kelaianan pada sel sperma.
6. Untuk mengetahui masalah apa saja yang menyangkut Andrologi.

1
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Andrologi
Andrologi berasal dari bahasa Yunani “Andros” yang berarti laki – laki adalah
spesialisasi medis yang berhubungan dengan kesehatan pria, secara khusus kepada
masalah - masalah yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan sistem urin pria.
Andrologi merupakan lawan dari ginekologi yang menangani masalah kesehatan
wanita. Andrologi dikenal sebagai ilmu yang menangani permasalahan pria karena
berasal dari kata ”Andro” (salah satu hormon penting bagi pria). Andrologi adalah ilmu
yang khusus mempelajarai tentang struktur dan fungsi sistem reproduksi pria.
Penelitian andrologi termasuk penyakit alat vital pria, gangguan fungsi seksual
pria, penyakit kelamin serta penyakit yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi pria.
Organ genitalia pria, tidak seperti pada wanita, terhubung dengan organ urinaria,
sehingga lazim disebut sebagai organ atau sistem genitourinaria. Meskipun jalur yang
ditempuh sel sperma tidak seluruhnya terhubung dengan jalur produksi urin, bahkan
sesungguhnya jalur ini hanya menyatu dibagian uretra.

B. Ruang Lingkup Andrologi


Dalam mempelajari permasalahan kesehatan reproduksi pria, tentu saja perlu
dipahami organ dan mekanisme reproduksi dari laki - laki normal. Ruang lingkup
andrologi mencakupi beberapa hal yakni :
1. Laki - laki pada Usia Balita dan Anak - anak.
2. Laki - laki pada Usia Remaja dan Dewasa Muda
3. Laki - laki pada Masa Perkawinan dan Reproduksi
4. Laki - laki pada Usia Tua
5. Keluarga Berencana Pria

C. Organ Reproduksi Pria


Organ reproduksi pada pria terdiri dari :
1. Testis
Jumlah satu pasang (jamak = testes). Testis merupakan gonad jantan berbentuk oval
terletak dalam skrotum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh.

2
Suhu dalam skrotum 2C lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis
mengandung lipatan saluran - saluran tubulus seminiferus (saluran tempat
pembentukan sperma) dan sel - sel leydig (sel penghasil hormon testosterone) yang
tersebar diantara tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus mengandung
jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang
berfungsi dalam pembentukan sperma (spermatogenesis).

2. Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok - kelok
diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6 m. Berperan sebagai tempat
pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan
kemampuan untuk membuahi.

3. Vas Deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis
dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran
jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung
semen/kantung mani).

4. Vesikula Seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk -
lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning - kuningan
dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen.
Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk
pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.

5. Kelenjar Prostat
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya
secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu
mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).

3
6. Kelenjar Cowper atau Kelenjar Bulbouretra
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran
mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa
yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.

7. Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal
dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut
korpus kavernosa, satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut
korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal.
Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan
disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila
terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan
penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai
alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.

D. Struktur dan Proses Sel Sperma


Sperma disebut juga spermatozoa adalah sel gamet dari laki-laki. Sel ini
mempunyai ukuran panjang keseluruhan 50 - 60 mikrometer, dimana terdiri tiga bagian
yaitu bagian kepala, bagian tengah (leher) dan ekor. Spermatozoa atau sperma dihasilkan
oleh testis. Sedangkan, cairan seminal diproduksi oleh kelenjar tambahan disepanjang
saluran reproduksi pria. Ukuran spermatozoa nya yang normal sekitar 20 juta/ml.
Spermatozoa terletak berdekatan dengan membran basalis tubulus seminiferus. Sperma
dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan ekor. Kepala sperma
mengandung nukleus. Bagian ujung kepala ini mengandung akrosom yang menghasilkan
enzim yang berfungsi untuk menembus lapisan – lapisan sel telur pada waktu fertilisasi.
Bagian tengah sperma mengandung mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber
energi untuk pergerakan sperma. Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak

4
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma di dalam tubulus
seminiferus. Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (Spermatogonium).
Pembentukan sperma dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar
hipofisis yaitu :
1. LH (Luteinizing Hormone) : merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron.
2. FSH (Folicle Stimulating Hormone) : merangsang sel sertoli untuk menghasilkan
ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai
proses spermatogenesis.
3. Hormon Gonadotropin : dihasilkan oleh hipotalamus (dibagian dasar dari otak) yang
merangsang kelenjar hipofisis bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon
ICSH dan LH.
4. ICSH (Intestitial Cell Stimulating Hormon) : berfungsi mempengaruhi dan merangsang
perkembangan tubulus seminiferu dan sel sertoli untuk menghasailkan ABP
(Androgen binding protein – protein pengikatan drogen) yang memacu pembentukan
sperma.
5. LH (Luteinizing Hormone) : berfungsi merangsang sel -sel intertisial (sel leyding)
yang mengsekresikan hormon testosterone (androgen).
6. Hormon Testosteron : dihasilkan oleh testis yang berfungsi merangsang perkembangan
organ seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat
reproduksi dan ciri kelamin sekunder misalnya jambang, kumis, jakun, suara

5
membesar, serta memelihara ciri - ciri kelamin sekunder dan mendorong terjadinya
spermatogenesis.

Spermatogenesis terjadi melalui beberapa tahapan yaitu: Sperma primer,


sperma skunder, spermatid, dan sperma.

E. Kelainan pada Sel Sperma


1. Kelainan Bentuk (Morfologi)
Sperma yang normal berbentuk seperti kecebong. Terdiri dari kepala, tubuh,dan
ekor. Kelainan seperti kepala kecil atau tak memiliki ekor akan
mempengaruhi pergerakan sperma.
2. Pergerakan Lemah
Sperma dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan kategori lebih besar
atau sama dengan 25% atau lebih besar atau sama dengan 50%. Spermatozoa yang
normal satu sama lain terpisah dan bergerak sesuai arahnya masing-masing.
3. Cairan Semen Terlalu Kental
Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit bergerak. Pada
kasus normal, saat diejakulasikan, cairan semen dalam bentuk yang kental akan
mencair (liquifaksi) antara 15-60 menit.
4. Saluran Tersumbat
Jika saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma tak bisa keluar. Umumnya hal ini
disebabkan trauma pada benturan. Bisa juga karena kurang menjaga kebersihan alat
kelamin sehingga menyuburkan kehidupan virus.

6
5. Kerusakan Testis
Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti gondongan, gonorrhea,
sifilis, dan sebagainya. Testis merupakan pabrik sperma. Testis ini sangat sensitif.
Mudah sekali dipengaruhi oleh faktor-faktor luar. Jika testis terganggu, produksi
sperma bisa terganggu. Pria tetap mengeluarkan sperma, hanya saja tanpa sel
sperma (azoospermia).

F. Masalah pada Andrologi


Masalah andrologi dapat berupa masalah pada sperma dan masalah pada organ
kelamin. Masalah pada kualitas dan kuantitas sperma pada umumnya disebabkan oleh
penyakit yang bersifat sistematik, seperti Diabetes Melitus, penyakit infeksi, gangguan
fungsi hati dan ginjal.
1. Infertilitas Pria
Definisi infertilitas menurut WHO adalah tidak terjadinya kehamilan pada
pasangan yang telah berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara
teratur minimal 1 - 2 tahun. Disebut infertilitas pasangan bila terjadi penolakan
sperma suami oleh istri sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur. Hal
ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian antigen/antibodi pasangan tersebut.
Penyebab paling umum adalah :
 Bentuk dan gerakan sperma tidak sempurna
 Konsentrasi sperma rendah
 Testis tidak turun
 Kekurangan hormon testosteron
 Sumbatan di epididimis/saluran ejakulasi

2. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi (erectile dysfunction) adalah ketidakmampuan
untuk memulai ereksi atau mempertahankan ereksi. Impotensi biasanya merupakan
akibat dari :
 Kelainan pembuluh darah
 Kelainan persyarafan
 Obat - obatan
 Kelainan pada penis

7
 Masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.

3. Andropause
Andropause adalah kondisi mental, fisik dan seksualitas pria yang berhubungan
dengan tingkat testosteron yang rendah. Semakin rendah tingkat testosteron
diyakini meningkatkan gejala andropause. Gejala andropause pada pria terjadi
secara rutin. Hal ini terjadi ketika ada perubahan dalam tubuh yang mempengaruhi
kualitas hidup. Andropause pada pria sangat jelas berarti bahwa sel – sel kelenjar
kelamin sudah tidak lagi diproduksi.

4. Hipogonadisme
Para ahli menyebutnya dengan istilah SLOH atau gejala hipogonadisme, yang
berarti bahwa gejala defisiensi sistem reproduksi yang mengakibatkan penurunan
fungsi seks atau sel gonad (rahim atau testis). Setiap orang tahu bahwa kita sedang
mengalami penurunan sesuai dengan usia masing - masing. Sekitar 50% dari orang
mengalami gejala ini pada usia 55 tahun.

5. Kontrasepsi Pria
Vasektomi adalah prosedur bedah minor dimana deferentia vasa manusia terputus,
dan kemudian diikat/ditutup dengan cara seperti itu untuk mencegah sperma
memasuki aliran mani (ejakulasi).

8
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Andrologi (dari bahasa Yunani andros yang berarti laki - laki dan logia) adalah
spesialisasi medis yang berhubungan dengan kesehatan pria, secara khusus kepada
masalah - masalah yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan sistem urin pria.
Andrologi merupakan lawan dari ginekologi yang menangani masalah kesehatan
wanita. Andrologi dikenal sebagai ilmu yang menangani permasalahan pria karena
berasal dari kata ”Andro” (salah satu hormon penting bagi pria). Andrologi adalah ilmu
yang khusus mempelajarai tentang struktur dan fungsi sistem reproduksi pria.
Era feminisme modern yang membuat andrologi mendapat tempat sebagai
bidang spesialis medis yang penting. Wanita - wanita modern tidak lagi menjadi objek
seks, namun juga menuntut kesetaraan dalam pengalaman kepuasan seksual maupun
dalam proses menghasilkan keturunan. Akibatnya masalah kesehatan reproduksi pria
kini telah menanjak untuk menjadi setara dengan problem kesehatan reproduksi wanita
yang telah sekian lama menjadi kambing hitam problem seks dalam rumah tangga.
Maka dari itu, Andrologi sangat penting untuk dipelajari untuk menambah pengetahuan
kita mengenai masalah - masalah sistem reproduksi dan sistem urin pria

B. Saran
Pentingnya bagi kita sebagai mahasiswa keperawatan untuk mengetahui tentang
Andrologi. Selain sebagai bekal ilmu untuk diri sendiri, kami berharap makalah ini
juga bisa menjadi edukasi bagi para pembaca dan masyarakat umum khususnya bagi
laki – laki agar selalu memperhatikan kesehatan organ reproduksinya.

9
Daftar Pustaka

H.Washudi. (2015). Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Keperawatan Andrologi
Dasar. Jakarta: AIPHSS.

Jaya Antara. (2013, Desember 12). Konsep Biofisika Andrologi Dasar. Retrieved from
Blogspot.co.id: http://ngurahjayaantara.blogspot.co.id/2013/12/konsep-biofisika-
andrologi-dasar.html

Mujani, W. (2020, April 20). Andrologi Dasar. Retrieved from scribd.com:


https://www.scribd.com/document/376000361/Andrologi-Dasar

10

Anda mungkin juga menyukai