Dosen Pembimbing :
Misrawati, M. Kep., Sp. Mat
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Studi Kasus ini dengan baik. Makalah studi kasus
ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan.
Tugas makalah ini berisi tentang “Sistem Reproduksi Pada Wanita”. Selama proses
penyusunan Makalah ini, penulis tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan arahan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini serta perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri
dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan
merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi
kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan tubektomi
pada organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada umumnya
reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau
dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak
bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan
tetapi bila makhluk hidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk
hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang
merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
Sistem organ reproduksi wanita yang meliputi struktur organ reproduksi wanita,
oogenesis dan siklus menstruasi. Struktur organ reproduksi wanita terdiri dari organ
reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut
juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora dan
clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopi, uterus dan vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan
ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer.
Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber
jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit
primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan
dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
4
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun,
organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause)
yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar
melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga
merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut
endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio)
akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk
menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali
secara periodik dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa
takut karena menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti
halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh (Lilis,2017).
5
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Bagi mahasiswa/i
Mahasiswa /i dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan dan pembelajaran
tentang sistem reproduksi pada wanita.
2. Bagi institusi
Sebagai sarana pengembangan dan pemahaman ilmu pengetahuan untuk menunjang
proses pembelajaran.
SKENARIO
Seorang remaja putri berusia 12 tahun, kelas 12 senang memperhatikan penampilan
didepan cermin. Putri senang menggunakan wewangian dan sangat menjaga penampilan. Ibunya
bertanya terkait perubahan perilaku anaknya. Putri menceritakan disekolah diajarkan tentang
reproduksi wanita seperti genitalia eksterna, genitalia interna dan perubahan perubahan yang
terjadi. Alat reproduksi yang dipelajari tentang alat kelamin dan bagian-bagiannya, serta
panggul. Perubahan yang terjadi berupa payudara yang sudah membesar, panggul mulai
melebar, terdapat bulu halus di ketiak dan vagina. Apa yang dipelajari sama dengan kondisi
yang dialami oleh anaknya, sebulan yang lalu anaknya juga sudah mendapatkan informasi.
6
1.6 IDENTIFIKASI ISTILAH
1. Bagaimana siklus menstruasi pada wanita ?
2. Hormon apa yang bekerja pada siklus menstruasi wanita ?
3. Apa saja organ reproduksi eksterna & interna pada wanita ?
4. Perubahan fisik dan psikologi apa saja yang terjadi pada wanita remaja ?
5. Bagaimana anatomi panggul wanita ?
6. Pada usia berapa seseorang dikatakan pubertas ?
1. Siklus menstruasi normal 21-31 hari ada yang teratur ada yang tidak. Pada
wanita normal setiap bulan ovarium akan melepas sel telur/ovulasi, jika tidak terjadi
pembuahan dinding rahim akan luruh itulah yang disebut menstruasi.
2. Hormon Estrogen, progesterone, Follicle SH, Luteinezing Hormone.
7
1.8 MIND MAPING SEKENARIO
Masa Pubertas
- Senang
memperhatikan Eksternal Internal
penampilan
- Senang menggunakan
wewangian - Payudara Menstruasi
- Sangat menjaga membesar
penampilan - Panggul
membesar
- Terdapat
bulu halus di
vagina
9
2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA
a. Anatomi sistem reproduksi wanita
Menurut Lilis (2020) Secara anatomi, sistem reproduksi wanita
terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia internal. Genitalia eksternal
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, glandula
vestibularis mayor, glandula vestibularis minor. Sedangkan genitalia
internal terdiri dari vagina, hymen, tuba uterina, uterus, ovarium.
1) Genitalia Eksternal
a) Mons pubis
Mons pubis adalah penonjolan berlemak di sebelah ventral
simfisis dan daerah supra pubis. Sebagian besar mons pubis terisi
oleh lemak, jumlah jaringan lemak bertambah pada pubertas dan
berkurang setelah menopause. Setelah dewasa, mons pubis
tertutup oleh rambut kemaluan yang kasar.
10
b) Labia mayora
Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan
yang memanjang berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons pubis
dan keduanya menutup rima pudendi (pudendal cleft).
Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung rambut. Kedua
labia mayora di bagian ventral menyatu dan terbentuk komisura
anterior. Jika dilihat dari luar, labia mayora dilapisi oleh kulit
yang mengandung banyak kelenjar lemak dan tertutup oleh
rambut setelah pubertas.
c) Labia minora
Labia minora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan
kulit kecil terletak di antara kedua labia mayora pada kedua sisi
introitus vaginae. Kedua labium minus membatasi suatu celah
yang disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia minora ke arah
dorsal berakhir dengan bergabung pada aspectus medialis labia
mayora dan di sini pada garis mereka berhubungan satu sama lain
berupa lipatan transversal yang disebut frenulum labi. Sementara
itu, ke depan masing-masing minus terbagi menjadi bagian lateral
dan medial. Pars lateralis kiri dan kanan bertemu membentuk
sebuah lipatan di atas (menutup) glans klitoris disebut preputium
klitoridis. Kedua pars medialis kiri dan kanan bergabung di
bagian kaudal klitoris membentuk frenulum klitoris. Labia minora
tidak mengandung lemak dan kulit yang menutupnya berciri halus,
11
basah dan agak kemerahan.
d) Klitoris
Terletak dorsal dari komisura anterior labia mayora dan hampir
keseluruhannya tertutup oleh labia minora. Klitoris mempunyai
tiga bagian yaitu krura klitoris, korpus klitoris dan glans klitoris.
e) Glandula Vestibularis Mayor
Sering disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar yang
bentuknya bulat/ovoid yang ada sepanjang dan terletak dorsal dari
bulbus vestibule atau tertutup oleh bagian posterior bulbus
vestibuli.
f) Glandula Vestibularis Minor
Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam
vestibulum vagina untuk melembabkan labia minora dan mayora
serta vestibulum vagina. Organ ini adalah daerah dengan
peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median
membulat terletak ventral dari simfisis pubis. Sebagian besar terisi
oleh lemak. Setelah pubertas, kulit diatas tertutup rambut kasar.
2) Genetalia internal
a) Vagina
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk tabung
dan membentuk sudut kurang lebih 60 derajat dengan bidang
horizontal. Namun, posisi ini berubah sesuai dengan isi vesika
urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus serviks
panjangnya 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang
lebih 9 cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat
diregang. Dinding lateralnya di bagian cranial melekat pada
Ligament Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada
diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi. Vagina ke
12
bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian kaudal
membuka pada vestibulum vagina pada lubang yang disebut
introitus vaginae.
b) Himen
Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus
vagina. Himen tidak dapat robek disebut hymen imperforatus.
Terdapat beberapa bentuk himen diantaranya : himen anular,
himen septal, himen kribiformis, himen parous.
c) Tuba Uterine
Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing
tuba kurang lebih 10 cm. Tuba ini dibagi 4 bagian :
13
d) Uterus
Uterus merupakan organ berongga dengan dinding muscular
tebal, terletak di dalam kavum pelvis minor (true pelvis) antara
vesika urinaria dan rectum. Ke arah kaudal, kavum uteri
berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir
(pyriformis) terbalik dengan apeks mengarah ke kauda dorsal,
yang membentuk sudut dengan vagina sedikit lebih 90 derajat
uterus seluruhnya terletak di dalam pelvis sehingga basisnya
terletak kaudal dari aperture pelvis kranialis. Organ ini tidak selalu
terletak tepat di garis median, sering terletak lebih kanan. Posisi
yang tidak tepat (fixed) bisa berubah tergantung pada isi vesika
urinaria yang terletak ventro kaudal dan isi rectum yang terletak
dorso kranial.
Panjang uterus kurang kebih 7,5 cm, lebarnya kurang lebih 5
cm, tebalnya kurang lebih 2,5 cm, beratnya 30-40 gram. Suatu
struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh
peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa
rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga
panggul kecil diantara kandung kencing dan rektum. Bentuknya
seperti bola lampu yang gepeng atau buah alpukat yang terdiri
dari 3 bagian yaitu :
1) Badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga
2) Leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder
3) Rongga rahim (kavum uteri)
14
x 5,5-6 cm x 3- 3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan
60- 70 gram pada multipara. Serviks uteri terbagi 2 bagian yaitu
pars supravaginal dan pars vaginal (portio) saluran yang
menghubungkan orifisium uteri interna (oui) dan orifisium uteri
eksterna (oue) disebut kanalis servikalis. Bagian rahim antara
serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim
(SBR), bagian ini penting dalam kehamilan dan persalinan karena
akan mengalami peregangan (Sugeng, 2011).
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
2) lapisan otot (lapisan miometrium) di tengah
3) lapisan mukosa (endometrium) di dalam
Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah
endometrium. Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul
terfiksasi dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh:
1) tonus rahim sendiri
2) tekanan intra abdominal
3) otot-otot dasar panggul
4) ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus antara lain :
a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding
rongga panggul dan dasar panggul, seolah-olah
menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari
lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut
parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina
pembuluh limpa dan ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal
15
dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui kanalis
inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri
dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen.
Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada
saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba
dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum (Ligamen
suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium,
ligamen ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat
ligamentum ovari propium.
d) Ligamentum Kardinale (lateral pelvic
ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium
internum ke dinding panggul. Ligamen ini membantu
mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah
(menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan
mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke
sakrum mengelilingi rektum.
f) Ligamentum Vesiko
Uterinum Dari uterus ke kandung kencing
Letak Uterus:
1) Ante dan Retrofleksio Uteri
Sumbu serviks dan sumbu korpus uteri membentuk
sudut, jika membuka ke depan disebut : antefleksio,
16
jika membuka ke belakang disebut : retrofleksio.
2) Ante dan Retroversio Uteri
Sumbu vagina dan uterus membentuk sudut, jika
membuka ke depan disebut : ante versio, jika
membuka ke belakang disebut : retro versio. Sumbu
vagina dan uterus membentuk sudut, jika membuka ke
depan disebut : ante versio, jika membuka ke belakang
disebut : retro versio.
3) Positio
Uterus tidak terletak pada sumbu panggul, bisa lebih
ke kiri (sinistro), ke kanan (dextro), ke depan (antero)
dan bisa lebih ke belakang (dorso positio).
4) Torsio
Letak uterus biasanya agak berputar.
Pembuluh darah uterus :
1) Arteri uterine
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui
ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-kira
setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan
bagian atas vagina dan mengadakan anastomose
dengan arteria ovarica.
2) Arteri uterine
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui
ligamen infundibulo pelvicum dan memberi darah
pada ovarium, tuba dan fundus uteri. Darah dari
uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica
yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri
tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior,
tetapi melalui vena renalis sinistra
17
Saraf-saraf uterus :
Kontraksi dinding uterus adalah autonom, uterus
dipengaruhi serat-serat saraf sympathis maupun
parasympatis yang menuju ke ganglion cervicale dari
Frankenhauser yang terletak dipangkal ligamen sacro
uterinum.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah
haid dengan adanya perubahan dan pelepasan dari
endometrium.
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang.
3) Tempat melekatnya plasenta.
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan
kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.
(Sugeng, 2011).
e) Ovarium
Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan
stadium siklus menstruasi. Bentuk ovarium sebelum ovulasi
adalah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna merah
muda keabu-abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi,
maka permukaan ovarium tidak rata/licin karena banyaknya
jaringan parut (cicatrix) dan warnanya berubah menjadi abu-
abu. Pada dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih
dengan panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 2 cm,
tebal kurang lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7 gram.
Posisi ovarium tergantung pada posisi uterus karena
keduanya dihubungkan oleh ligamen-ligamen.
(Lilis Fatmawati, 2017)
18
b. Fisiologi system reproduksi wanita
1. Genitalia eksternal
a) Glandula vestibularis mayor
Berfungsi melubrikasi bagian distal vagina.
b) Glandula vestibularis minor
Berfungsi mengeluarkan lendir untuk melembabkan
vestibulum vagina dan labium pudendi.
2. Genetalia internal
a) Vagina
Sebagai organ kopulasi, jalan lahir dan menjadi duktus
ekskretoriusdarah menstruasi.
b) Tuba uterine
Berfungsi membawa ovum dari ovarium ke kavum uteri dan
mengalirkan spermatozoa dalam arah berlawanan dan tempat
terjadinya fertilisasi.
c) Uterus
Sebagai tempat ovum yang telah dibuahi secara normal
tertanam dan tempat normal dimana organ selanjutnya tumbuh
dan mendapat makanansampai bayi lahir.
d) Ovarium
Sebagai organ eksokrin (sitogenik) dan endokrin. Disebut
sebagai organ eksokrin karena mampu menghasilkan ovum
saat pubertas, sedangkan disebut sebagai organ kelenjar
endokrin karena menghasilkan hormone estrogen dan
progesterone (Dewi Septia, 2014)
19
2.3 PERUBAHAN FISIK DAN PERILAKU PADA MASA
PUBERTAS
Menurut DEPKES RI (2010) terjadi pertumbuhan fisik dan perilaku
yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-organ reprodksi
(organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu
melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan
munculnya tanda-tanda sebagai berikut:
a. Perubahan seks primer
Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi yaitu ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada
laki-laki
b. Perubahan seks sekunder
Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, payudara membesar, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan
atau pubis. Pada remaja laki-laki yaitu terjadi perubahan suara, tumbuhnya
jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan
ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cabang dan
rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
Adapun perubahan perilaku pada masa pubertas yaitu, lebih
memperhatikan penampilan, mulai tertarik dengan lawan jenis, pemukiran
semakin matang, lebih senang menyendiri dan suasana hati yang suka
berubah.
2.4 HORMON YANG BEKERJA PADA SISTEM REPRODUKSI
WANITA
a. Progesterone
Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi.
Saat wanita mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur,
hormon progesteron akan membantu mempersiapkan lapisan dalam rahim
yang disebut endometrium untuk menerima sel telur yang telah dibuahi
20
oleh sperma. Selama kehamilan, kadar hormon progesteron dalam tubuh
tetap tinggi. Hal ini mencegah tubuh menghasilkan sel telur baru dan
mempersiapkan tubuh untuk memproduksi ASI. Bila tidak terjadi
pembuahan, kadar hormon progesteron dalam tubuh akan turun dan
memicu menstruasi. Hormon ini memiliki efek sedatif (obat penenang)
ringan yang menyebabkan tidur yang nyenyak, sampai menggenjot
retensi air, gas, dan sembelit. Cara menyeimbangkan, karena hormon ini
sangat penting bagi kehamilan, yang sebaiknya dilakukan adalah meditasi
selama lima menit per hari.
b. Esterogen
Sebagian besar hormon estrogen diproduksi di ovarium atau indung telur.
Selain itu, hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan plasenta,
tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit. Hormon estrogen berfungsi
untuk membantu perkembangan dan perubahan tubuh saat pubertas,
termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan memastikan proses
ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan. Hormon ini juga berperan
dalam proses keluarnya ASI setelah persalinan, mengatur mood atau
suasana hati, dan proses penuaan. Penurunan produksi estrogen dapat
menimbulkan berbagai gangguan, seperti menstruasi yang tidak teratur,
vagina kering, suasana hati tidak menentu, menopause, dan osteoporosis
pada wanita lanjut usia. Cara menyeimbangkan : tubuh terlalu kurus juga
dapat menghambat produksi, sementara sel-sel lemak ekstra dapat
menghasilkan jenis estrogen yang mengacaukan estradiol. Kuncinya,
yakni dengan menjaga berat badan yang sehat.
c. Testosterone
Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak
sebanyak pada pria, namun hormon ini tetap memiliki fungsi yang
penting bagi kesehatan wanita. Hormon testosteron berperan dalam
mengatur libido atau gairah seksual dan menjaga kesehatan vagina,
21
payudara, dan kesuburan.
Dampak besar testosteron yang terlalu tinggi sering dikaitkan dengan
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) yang menyebabkan jerawat,
ketombe, dan rambut hitam di tempat-tempat tak normal. Level
testosteron yang kurang juga mengalahkan gairah dan seluruh perasaan
damai. Cara menyeimbangkannya : kelebihan testosteron terkait erat
dengan obesitas. Jika testoteron rendah, makanan yang kaya akan unsur
seng seperti hummus dapat meningkatkan testosteron. Hummus adalah
makanan yang terbuat dari kacang, jus lemong, bawang, dan minyak
zaitun.
d. Luteinizing Hormon (LH)
LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus
menstruasi dan ovulasi. Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam
masa pubertas. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.
Umumnya, kadar hormon LH pada wanita akan meningkat saat
menstruasi dan setelah menopause. Kadar LH yang terlalu tinggi pada
tubuh wanita dapatmengakibatkan masalah reproduksi.
e. Follicle Stimulating Hormon (FSH)
Sama halnya dengan hormon LH, hormon FSH juga diproduksi di
kelenjar hipofisis dan berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon
ini membantu mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur di
ovarium. Kadar hormon FSH yang rendah menandakan bahwa wanita
tidak mengalami ovulasi, adanya gangguan pada kelenjar hipofisis, atau
bisa juga menandakan kehamilan. Sebaliknya, hormon FSH yang tinggi
dapat menandakan wanita memasuki masa menopause, adanya tumor di
kelenjar hipofisis, atau gejala dari sindrom Turner.
f. Oksitosin
Hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak ini
umumnya akan meningkat selama kehamilan, khususnya ketika
22
menjelang persalinan. Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan
terangsang untuk berkontraksi dan mempersiapkan proses persalinan.
Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang kelenjar payudara untuk
menghasilkan ASI.
g. Prolaktin
Hormon yang satu ini diproduksi di otak. Pekerjaan utamanya adalah
mengatur pelepasan telur dan merangsang produksi ASI pada ibu baru.
Dampak besar hormon ini, meredam gairah seks dan membawa gejala
seperti menopause. Peningkatan proklatin kadar proklatin dapat menekan
ovulasi. Pasca melahirkan proklatin pada tingkat normal dapat
menyingkirkan lemak dengan cepat. Cara menyeimbangkan: mengurangi
tidur dapat melonjakkan hormon stres seperti kortisol dan prolaktin.
Optimalnya adalah dengan berkomitmen tidur malam selama tujuh
sampai delapan jam setiap hari tanpa gangguan.
Setiap hormon wanita memiliki peranan penting terhadap
kesehatan, termasuk menentukan bentuk tubuh wanita. Untuk menjaga
keseimbangan hormon dalam tubuh, Anda disarankan untuk
mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, membatasi konsumsi
makanan manis dan tinggi karbohidrat, mengurangi stres, serta tidur yang
cukup (Navaro, Pardo, 2017).
2.5 FASE DAN SIKLUS MENSTRUASI
a. Pengertian menstruasi
Menstruasi dimulai antara usia 12-15 tahun dan dapat
menimbulkan berbagai gejala pada remaja, diantaranya nyeri perut
(kram), sakit kepala terkadang vertigo, perasaan cemas, gelisah, dan
konsentrasi buruk. Pada remaja menstruasi dapat terjadi sesuai dengan
waktunya dan sebagian remaja lainnya, menstruasi terjadi lebih awal
(maju) dan atau lebih lambat (mundur) waktunya.
23
Menstruasi tanda mulai berkembangnya organ reproduksi pada
remaja. Ovulasi dan menstruasi reguler mulai terjadi pada usia
antara 6-14 bulan setelah menarche. Menarche adalah menstruasi
pertama yang terjadi dua tahun sejak timbulnya pubertas. Menstruasi
adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari
setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya darah menstruasi ditetapkan
sebagai hari pertama siklus endometrium, lama rata-rata menstruasi
adalah 5 hari (rentang 3-6 hari) dan jumlah darah rata-rata yang hilang
ialah 50 ml (rentang 20- 80 ml), namun hal ini sangat bervariasi.
Menstruasi dikatakan normal apabila siklusnya 21-35 hari (rata-rata 28
hari), lamanya 2-7 hari, sebanyak 20-60 ml (2-5 pembalut per hari), 14
tidak ada rasa nyeri, dan terjadi ovulasi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
menstruasi adalah peluruhan dinding uterus secara periodik terjadi
setelah empat belas hari masa ovulasi pada setiap bulan, dengan lama
perdarahan dan siklus bervariasi.
b. Proses menstruasi
Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan
pembentukkan endometrium. Lamanya siklus haid yang normal atau
dianggap siklus haid klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi dua
sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda pada wanita yang sehat dan
normal. Siklus haid mulai teratur jika wanita sudah berusia 25 tahun.
Siklus ini dikendalikan oleh hormon-hormon reproduksi yang
dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.
Fase dalam siklus haid, yaitu:
1. Fase Folikel
Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon
gonadotropin. Hormon ini akan merangsang hipofisis untuk
melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormone
24
pemicu pertumbuhan folikel. Pada awal siklus berikutnya pada
hari pertama sampai ke-14, folikel akan melanjutkan
perkembangannya karena pengaruh FSH dalam ovarium. Setelah
itu terbentuk folikel yang sudah masak (folikel de Graaf) dan
menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi menumbuhkan
endometriumdinding rahim dan memicu sekresi lendir.
2. Fase Estrus
Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan
pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel-sel
endometrium uterus. Selain itu juga berperan dalam menghambat
pembentukan FSH oleh hipofisis untuk menghasilkan LH
(Luteinizing Hormone) yang berperan dalam merangsang folikel
de graaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi dari ovarium.
Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus haid.
Biasanya pada setiap ovulasi dihasilkan 1 oosit sekunder.
3. Fase Luteal
LH merangsang folikel yang telah kosong untuk membentuk
korpus atau uteum (badan kuning). Selanjutnya korpus ini
menghasilkan progestron yang mengakibatkan endometrium
berkembang tebal dan lembut serta banyak pembuluh darah.
Selama 10 hari setelah ovulasi, progesterone berfungsi
mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus pada
tahap ini siap menerima dan memberi sel telur yang telah dibuahi
(zigot). Jika tidak terjadi fertilisasi corpus luteum berubah menjadi
corpus albicans dan berhenti menghasilkan progesteron.
4. Fase Menstruasi / Perdarahan
Apabila fertilisasi tidak terjadi, produksi progesterone mulai
menurun pada hari ke-26. Corpus luteum (badan kuning)
25
berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim
luruh (mengelupas) pada hari ke-28 sehingga terjadi pendarahan.
Biasanya haid berlangsung selama 7 hari. Setelah itu dinding
uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi
progesterone yang dibentuk, maka FSH dibentuk lagi kemudian
terjadilah proses oogenesis, dan siklus haid dimulai kembali.
Siklus haid akan berhenti jika terjadi kehamilan. Namun ada
yang menyebutkan bahwa pada tiap siklus, dikenal dengan 3 masa
utama, yaitu :
a. Masa haid selama 2 sampai 8 hari
Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran
hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).
b. Masa proliferasi sampai hari ke-14
Endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium
melakukan proliferasi. Antara hari ke-12 sampai ke-14 dapat
terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.
Pada siklus menstruasi klasik, fase proliferasi berlangsung
setelah perdarahan menstruasi berakhir, dimulai pada hari ke-
5 sampai 14. Fase proliferasi ini berguna untuk menumbuhkan
lapisan endometrium agar siap menerima sel ovum yang telah
dibuahi oleh sel sperma, sebagai persiapan terhadap terjadinya
proses kehamilan. Pada fase ini terjadi pematangan folikel-
folikel di dalam ovarium akibat pengaruh aktivitas hormone
FSH yang merangsang folikelf-olikel tersebut untuk
menyintesis hormon estrogen dalam jumlah yang banyak.
Peningkatan pembentukan dan pengaruh dari aktivitas
hormon FSH pada fase ini juga mengakibatkan terbentuknya
banyak reseptor hormon LH dilapisan sel-sel granulose dan
cairan folikel-folikel dalam ovarium. (Prawirohardjo, 2011).
26
c. Masa sekresi
Terjadi perubahan dari korpus rubrum menjadi korpus luteum
yang mengeluarkan progesterone. Di bawah pengaruh
progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkelok-
kelok mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma
endometrium berubah kea rah sel-sel desidua, terutama yang
berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini
memudahkan adanya nidasi (menempelnya ovum pada
dinding rahim setelah dibuahi).
Pada hari ke-14 (setelah terjadinya proses ovulasi) sampai hari ke-
28,berlangsung fase luteal. Pada fase ini mempunyai ciri khas tertentu,
yaitu terbentuknya korpus luteum ovarium serta perubahan bentuk
(menjadi memanjang dan berkelok-kelok) dan fungsi dari kelenjar-
kelenjar di lapisan endometrium uteri akibat pengaruh dari
peningkatan hormon LH yang diikuti oleh pengeluaran hormon
progesteron. Adanya pengaruh aktivitas hormon progesteron dapat
menyebabkan terjadinya perubahan sekretorik, terutama pada lapisan
endometrium uteri, meningkatkan konsentrasi getah serviks uteri
menjadi lebih kental dan membentuk jala-jala tebal di uterus sehingga
akan menghambat proses masuknya sel sperma ke dalam uterus.
1) Polimenorea
27
ovarium karena peradangan, endometriosis, dan lain-lain.
2) Oligomenora
3) Amenorea
1) Hipermenorea (menoragia)
2) Hipomenorea
28
Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih
sedikit dari normal. Penyebabnya dalah terdapat pada konstitusi
penderita, kondisi uterus, gangguan endokrin, dan lain-lain (Rebar,
R. NCBI BOOKSHELF, 2018).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua dan remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap
pria yang memberi kebebasan secara materi).
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual).
29
2.7 MACAM- MACAM PENYAKIT PADA SISTEM
REPRODUKSIWANITA
Sistem reproduksi seringkali mengalami permasalahan yang disebabkan
karena berbagai faktor misalnya seperti bakteri, tumor, virus, zat kimia yang
masuk ke dalam tubuh maupun faktor yang lainnya. Penyakit reproduksi
tidak hanya menyerang pada pria saja karena untuk wanita pun juga memiliki
peluang pada penyakit sistem reproduksi.
Penyakit reproduksi merupakan jenis penyakit yang terjadi dalam organ-
organ reproduksi. Untuk organ reproduksi wanita yaitu seperti ovarium, sel
telur, vagina, uterus dan tuba fallopi. Jenis penyakit yang seringkali
menyerang wanita :
a. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh
diseluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan
mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan
kelenjar limfe panggul. Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat
abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker
serviks atau pun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah
tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim/serviks yang
merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan
yang tumbuh secara terus menerus yang tidak terbatas, tidak
terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan
disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik.
Penyebab Kanker serviks :
Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma
(HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
30
Tanda/gejala dari Kanker Serviks:
31
c. Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan
keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami,
rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan disekitar alat
kelamin.
d. Terdapat abses pada daerah kelamin
e. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan
bercampur dengan darah.
f. Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, parasit atau jamur. Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada
vagina terjadi secara langsung pada vagina atau melalui perineum.
Penyebab dari Vaginitis
a. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang
menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina. Warna cairan
keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan
bau yang khas.
b. Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya
disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan
warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri
biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan,
penggunaan alat KB spiral atau IUD dan lain sebagainya.
c. Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari
penyakit HIV/AIDS, condyloma, herpes dan lain-lainya yang bisa
memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular
dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh disekeliling
32
liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan
condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan
cairannya yang bau yang sering menyerang ibu hamil.
d. Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas
vaginalis yang menular dari kontak seks/ hubungan seks dengan
cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak
dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit
keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi,
pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang
terkontaminasi, dan lain sebagainya.
Tanda dan Gejala:
a) Pruritus vulvae
b) Nyeri vagina yang hebat
c) Disuria eksterna dan interna
d) Rash pada vulva
e) Eritematosa
f) Sekret khas seperti keju lembut.
g) Secret banyak dan bau busuk
h) Edema vulva
i) Vagina berbau busuk dan amis
j) Perdarahan pervaginam
k) Dispareunia
g. Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang
besar, tipis atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor
ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista
coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
33
menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul. Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
pengaruh hormoneal dengan siklus menstruasi. Kista ovarium
merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel degraf atau
korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
dari epithelium ovarium.
Panyebab Kista Ovarium:
a) Gaya hidup tidak sehat.
b) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
c) Zat tambahan pada makanan
d) Kurang olahraga
e) Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f) Sering stress
g) Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu
kanker, yaitu yang disebut proton kogen, karena suatu sebab tertentu,
misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau
terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, proton kogen ini dapat
berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium
antara lain:
a. Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b. Perasaan penuh dan tertekan diperut
bagian bawah.
c. Nyeri saat bersenggama.
d. Perdarahan.
34
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi
atau seringberkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkannyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
35
bakteri berbentuk spiral disebut Treponema pallidum. Penyakit ini
dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat ditularkan melalui
hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman),
melalui luka-luka mikroskopis, transfusi darah segar, dan dari ibu ke
fetus melalui plasenta. Penyakit ini dapat dibagi menjadi beberapa
stadium yaitu:
a. Syphilis Primer Ciri-ciri/gejala dari stadium ini berupa suatu
borok (chancre) pada kulit tempat masuk bakteri ke tubuh,
biasanya di sekitar kelamin. Borok terjadi 4 minggu setelah
infeksi, terasa keras dan tidak terasa nyeri. Kelenjar limpa
sekitar borok juga membesar. Borok akan sembuh sendiri
dalam 4 minggu, tetapi penyakitnya terus menjalar ke seluruh
tubuh memasuki stadium sekunder.
b. Syphilis Sekunder Ciri-ciri/gejala-gejala pada stadium ini
antara lain berupa warna pada kulit (skin rash), demam,
pembesaran kelenjar limpa seluruh tubuh, pegal linu. Gejala-
gejala ini kemudian menghilang dan penyakit memasuki
stadium ketiga, yaitu Syphilis laten.
c. Syphilis laten Pada stadium ini penularan penyakit menjadi
berkurang, tetapi bakterinya terus menyerang organ-organ
dalam tubuh yang pada akhirnya menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada organ-organ tersebut 3-10 tahun kemudian
yang disebut Syphilis tertier.
d. Syphilis Tertier Pada stadium ini penyakit dapat menyerang
dan merusak jaringan otak dengan segala akibatnya,
menyerang kulit, tulang, alat-alat dalam yang menimbulkan
benjolan-benjolan disebut gumma. Gumma kemudian
menjadi borok yang sulit sembuh. Syphilis tersier juga dapat
36
menyerang jantung dan pembuluh darah.
Pengobatan : dengan antibiotik terutama golongan penisilin.
Antibiotik telah berjasa mengurangi banyak kasus Syphilis
terutama Syphilis tertier. Untuk mengetahui apakah seseorang
terkena penyakit Syphilis atau tidak, dapat dilakukan tes darah,
antara lain VDRL (Veneral Disease Research Laboratory) dengan
menentukan adanya antibodi terhadap Syphilis.
g. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang selaput
lendir dari urethra, cervix, kadang-kadang rectum, pharynx, dan mata.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoea, suatu
diplococcus gram negatif. Masa inkubasinya 2-14 hari, gejalanya
berupa sakit bila buang air kencing dan keluar nanah berwarna kuning
hijau dari urethra. Pada wanita sering tidak tampak gejala-gejala atau
dapat pula bergejala sakit kencing dan keputihan berwarna kuning
hijau. Peradangan dan penyumbatan pada tuba fallopi oleh gonorrhoea
sering menyebabkan wanita menjadi infertil. Sewaktu persalinan,
bakteri dapat ditularkan kepada mata bayi yang baru lahir dan dapat
menimbulkan kebutaan. Pemberian 1% perak nitrit atau cairan
antibiotik kepada mata dapat mencegah timbulnya radang mata pada
bayi. Pengobatan dengan menggunakan berbagai antibiotik.
h. Herpes Simplex Genitalis
Suatu penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II
yang menyerang kulit di daerah genetalia luar, anus, dan vagina yang
biasanya ditularkan melalui hubungan seks. Gejalanya berupa gatal-
gatal, pedih dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin. Kemudian,
pada daerah itu timbul beberapa lepuh kecil-kecil, selanjutnya lepuh
menjadi keruh dan pecah, timbul luka yang sering disertai pembesaran
37
kelenjar limpa regional. Luka dapat sembuh dalam 10 hari bila tidak
terjadi infeksi lainnya. Virus herpes simplex tipe I sering menimbulkan
gejala-gejala seperti pada tipe II tetapi berlokalisasi di daerah mulut,
bibir berupa sariawan juga pada mata. Walaupun gejala-gejala telah
menghilang, tetapi penyakitnya tidak sembuh, virus herpes dapat tetap
hidup berada di dalam sel-sel kulit dan ganglion saraf sensoris dan
bila daya tahan tubuh menurun misalnya pada saat demam, kecapaian,
makan obat-obatan dan zat-zat kimia tertentu, sang virus dapat aktif
lagi. Penyakit herpes akan kambuh dengan timbul gejala-gejala baru
maka penyakit herpes sulit sekali sembuh dan sering kambuh setelah
beberapa bulan/tahun. Penyakit ini dapat pula ditularkan dari ibu hamil
kepada fetusnya. Pengobatan penyakit ini dengan menggunakan
Acyclovir yang dapat mencegah replikasi ADN virus, mengurangi
gejala-gejala penyakit, tetapi tidak memberantas virusnya.
i. Vulvovaginatis
Penyakit ini merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang
sering menimbulkan gejala keputihan (fluor albus, yaitu keluarnya
cairan putih-putih kehijauan dan vagina). Penyakit ini dapat
disebabkan oleh berbagai bakteri misalnya Gardnerella vaginalls,
bakteri Neisseria Gonorrhoea, Chlamidia Sp, dsb. Dapat pula oleh
protozoa misalnya Trichomonas vaginalis atau oleh jamur (Candida
albicans), virus herpes, Candyloma Accuminata atau tumor.
j. Premenstrual Syndrom (Sindrom Premenstruasi)
Suatu keadaan di mana terjadi gangguan emosi, lesu, sakit
kepala, bengkak-bengkak pada tungkai, rasa perih, nyeri pada
payudara, dan sebagainya, yang terjadi beberapa hari sebelum
menstruasi dan hilang setelah terjadinya menstruasi. Penyebab
sindrom premenstrual sangat kompleks, diduga kadar estrogen yang
38
tinggi, progesteron yang rendah, gangguan metabolisme karbohidrat,
kadar prolaktin yang meninggi, dan gangguan psikis.
k. Endometriosis
Endometriosis ialah terdapatnya jaringan endometrium abnormal di
luar rongga rahim. Jaringan endometrium abnormal ini dapat
ditemukan di ovarium, peritoneum, usus besar, kandung kemih, sebagai
akibat pengaliran balik darah menstruasi melalui tuba falovii sewaktu
menstruasi. Gejala-gejala berupa nyeri menstruasi karena jaringan
endometriosis akan diluruhkan bersama menstruasi. Endometriosis
sering disertai infertilitas. Pengobatan biasanya dilakukan dengan cara
operasi atau dengan penggunaan hormonhormon progesteron.
l. Dysmenorrhoea
Dysmenorrhoea merupakan rasa nyeri yang terjadi sewaktu menstruasi
yang sering disebabkan oleh prostaglandin yang disekresikan oleh
endometrium. Prostaglandin merangsang kontraksi rahim dan
menimbulkan rasa nyeri pada perut, pinggang sampai tungkai.
Prostaglandin juga menimbulkan sakit kepala, rasa mual-mual,
mencret-mencret, karena kontraksi otot polos pada saluran pencernaan
dan pembuluh darah di kepala. Efek prostaglandin secara alamiah
dihambat oleh progesteron. Sebelum menstruasi terjadi penurunan
kadar progesteron sehingga muncullah efek prostaglandin.
Dismenorrhoea juga dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan seperti
saluran serviks yang menyempit, tumor rahim, endometriosis, ataupun
adanya peradangan di daerah pelvis.
(Adinda, 2020)
39
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada
suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada
perempuan berpusat di ovarium.
Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan
genitalia internal. Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora,
labia minora, klitoris, glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis
minor.Sedangkan genitalia internal terdiri dari vagian, hymen, tuba uterina,
uterus, ovarium.
3.2 SARAN
a. Bagi mahasiswa/i
Mahasiswa/i dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan
bacaan dan pembelajaran tentang Sistem Reproduksi Pada
Wanita.
b. Bagi institusi
Kelompok berharap Makalah ini dapat memberikan informasi lebih
lanjut sebagai bahan referensi dan penunjang proses pembelajaran untuk
pengetahuan mengenai Sistem Reproduksi Pada Wanita.
40
DAFTAR PUSTAKA
Navarro-Pardo, E., Holland, C., & Cano, A. (2017). Hormon Seks dan Penuaan
Psikologis yang Sehat pada Wanita.Frontiers in Aging Neuroscience, 9,
hlm.439.
41