Anda di halaman 1dari 81

SISTEM REPRODUKSI

Makalah

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian IPA-Biologi

disusun oleh:
Aldeva Ilhami (1605586)
Nurhayati (1605590)
Suci Rahmi Ananda (1605620)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia kepada peradaban yang berakhlak mulia. Tim penulis
telah dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Sistem Reproduksi” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kajian IPA-Biologi.

Tim penulis banyak mendapat sumbangan pikiran, ide, bimbingan, motivasi


yang sangat berarti dalam penyelesaian makalah. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada bapak Dr. Taufik Rahman, M.Pd selaku dosen pengampu dan
teman-teman seperjuangan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik dari
segi penyajian maupun penulisannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, April 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................


DAFTAR ISI ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................................
Bab II PEMBAHASAN ...................................................................................................
2.1 Sistem Reproduksi Manusia .............................................................................
2.1.1 Organ Reproduksi Laki-laki...................................................................
2.1.2 Organ Reproduksi Perempuan ...............................................................
2.1.3 Gametogenesis .......................................................................................
2.1.4 Siklus Reproduktif Perempuan ..............................................................
2.1.5 FErtilisasi ...............................................................................................
2.1.6 Kehamilan dan Kelahiran.......................................................................
2.1.7 Kontrasepsi ............................................................................................
2.1.8 Aborsi .....................................................................................................
2.1.9 Ganghuan dan Kelainan Organ Reproduksi...........................................
2.2 Sistem Reproduksi Tumbuhan ..........................................................................
2.2.1 Reproduksi Tumbuhan Tingkat Rendah ................................................
2.2.2 Reproduksi Tumbuhan Tingkat Tinggi ..................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
LAMPIRAN SOAL DAN PEMBAHASAN ...................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah reproduksi biasanya sering sekali terdengar dan dibahas oleh
masyarakat, dalam dunia pendidikan tingkat SlTP, SLTA, ataupun di Perguruan
Tinggi EPKIP Biologi, dunia kesehatan, bidang kedokteran juga membahas
reproduksi. Istilah reproduksi tidak lagi tabu untuk dibicarakan. Karena reproduksi itu
adalah hal yang wajar saja dibicarakan, asalkan tidak menyalahgunakan pengetahuan
yang telah didapat mengenai reproduksi. Para orang tua dan orang dewasa lainnya
sangat enggan untuk membicarakan masalah reproduksi, apalagi sampai diketahui
oleh anak, teman atau adik yang masih remaja yang masih belum bisa mengenal
istilah reproduksi. Sebaiknya mereka memberi arahan, bimbingan , serta pengajaran
mengenai reproduksi, sebab dengan begitu mereka menjadi lebih mengetahui
pengertian reproduksi, fungsi reproduksi, serta berbagai proses yang terjadi
didalamnya. Sehingga tidak merugikan masa depan mereka, dan tidak membuat
mereka jatuh dalam pergaulan bebas yang biasanya sangat dekat dengan seks bebas,
NARKOTIKA, dan sebagainya.
Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau
proses perkembangbiakan. Setiap makhluk hidup tidak mungkin dapat hidup sendiri
dan pasti memerlukan orang lain, dan setiap makhluk hidup pasti di ciptakan
berpasangan. Dengan adanya, pernikahan dan nantinya akan ada kehamilan,
kelahiran, dan perawatan bayi. Kelahiran dapat menyebabkan terjadinya pertambahan
penduduk yang sangat pesat dan tidak mampu setara dengan lapangan pekerjaan,
sehingga Pemerintah menerapkan kebijakan KB (Keluarga Berencana) untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk. Dalam dunia kesehatan juga ada istilah
kontrasepsi kehamilan, yaitu kontrasepsi permanen maupun non permanen.
Reproduksi atau berkembangbiak merupakan kemampuan suatu organisme
untuk menghasilkan keturunan atau organisme baru agar kelestariannya tetap terjaga.
Secara umum, reproduksi atau proses perkembangbiakan pada makhluk hidup dapat
dibedakan menjadi dua yaitu reproduksi seksual (secara perkawinan) dan reproduksi
aseksual (tanpa aseksual).
Pada reproduksi seksual mengunakan alat/organ seksual berupa sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak
menggunakan alat/organ seksual, sehingga proses perkembanganbiakan
menggunakan organ tubuh, seperti akar dan batang pada tumbuhan. Reproduksi
seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative, sedangkan reproduksi
aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative. Reproduksi seksual
umumnya dilakukan oleh hewan tingkat tinggi dan sebagian tumbuhan. Sedangkan
reproduksi aseksual umum dilakukan hewan tingkat rendah dan sebagian tumbuhan.
Makalah ini membahas lebih rinci tentang reproduksi pada makhluk hidup,
yang meliputi reproduksi pada manusia dan reproduksi pada tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Bagaimanakah sisem reproduksi pada manusia dan tumbuhan?
2. Apa sajakah organ reproduksi pada manusia dan tumbuhan?
3. Apa yang dimaksud dengan gametogenesis?
4. Bagaimana siklus reproduktif pada perempuan?
5. Apa yang dimaksud dengan fertilisasi dan kehamilan?
6. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi dan absorsi?
7. Apa saja gangguan dan penyakit pada reproduksi manusia?
8. Bagaimana struktur dan fungsi bunga?
9. Bagaimana perkembangan gametofit jantan dan betina?
10. Bagaimana fertilisasi tunggal dan ganda Angiospermae?
11. Apa yang dimaksud dengan polinasi?
12. Bagaimana perkembangan biji pada tumbuhan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui sisem reproduksi pada manusia dan tumbuhan.
2. Untuk mengetahui organ reproduksi pada manusia dan tumbuhan.
3. Untuk mengetahui gametogenesis.
4. Untuk mengetahui siklus reproduktif pada perempuan.
5. Untuk mengetahui fertilisasi dan kehamilan.
6. Untuk mengetahui tentang kontrasepsi dan absorsi.
7. Untuk mengetahui gangguan dan penyakit pada reproduksi manusia.
8. Untuk mengetahui struktur dan fungsi bunga.
9. Untuk mengetahui perkembangan gametofit jantan dan betina.
10. Untuk mengetahui fertilisasi tunggal dan ganda Angiospermae.
11. Untuk mengetahui tentang polinasi.
12. Untuk mengetahui perkembangan biji pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Adapun tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Ada dua mode dasar reproduksi hewan yaitu
reproduksi aseksual dan reproduksi seksual. Reproduksi seksual melibatkan sel
sperma yang motil dan sel ovum yang non motil untuk membentuk zigot yang diploid
sedangkan reproduksi aseksual tidak melibatkan kedua gamet tersebut.
Reproduksi aseksual pada hewan yaitu fisi, pertunasan, fragmentasi dan
partenogenesis. Kebanyakan hewan invertebarata bereproduksi secara fisi yaitu
pemisahan organisme induk menjadi individu yang berukuran relatif sama, misalnya
reproduksi anemon laut (Anthopleura elegantissima). Pertunasan yaitu individu baru
yang tumbuh dari individu yang telah ada, misalnya pertunasan hydra. Kemudian
fragmentasi yaitu pematahan bagian tubuh yang diikuti dengan regenerasi. Bagian
tubuh dapat membentuk individu yang baru misalnya planaria. Partenogenesis yaitu
berkembangnya sel telur tanpa melewati fertilisasi misalnya pada lebah, tawon dan
semut.
Reproduksi seksual yang terdapat pada mayoritas organisme eukariotik. Seks
pastilah meningkatkan keberhasilann reproduktif atau kesintasan. Ditinjau dari segi
frekuensi keturunan, reproduksi aseksual lebih tinggi dari seksual namun seks
memberikan keuntungan. Menurut para ahli, kombinasi gen parental membantu
mempercepat adaptasi dan memungkinkan populasi membuang perangkat dengan
yang berbahaya lebih mudah sehingga meningkatkan kesintasan makhluk hidup.
2.1 Sistem Reproduksi Manusia
2.1.1 Organ Reproduksi Laki-laki
Organ reproduksi pria dapat dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ
kelamin dalam.
a. Organ reproduksi luar terdiri dari :
 Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan
dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina.
Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat
dikhitan/sunat.
 Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung
testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa. Skrotum berupa
suatu lipatan lipatan dinding tubuh yang mempertahankan suhu testis sekitar 2
celcius dibawah suhu didalam rongga perut.

Gambar 2.1. Organ reproduksi laki laki


Sumber : Campbell, 2010

b. Organ reproduksi dalam terdiri dari :


 Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan
menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak
terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. Sel sel leydig
tersebar diantara tubulus tubulus seminiferus yang menghasilkan hormon
testosteron.
 Duktus terdiri atas epididimis, vas deferens dan duktus ejakulasi.
- Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari
testis yang berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan
mematangkan sperma. Pada manusia, sperma memerlukan waktu 3
minggu untuk melewati saluran sepanjang 6 m setiap.
- Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas
dan berujung di kelenjar prostat yang berfungsi untuk mengangkut sperma
menuju vesikula seminalis.
- Duktus ejakulasi terbentuk dari gabungan dari vas deferens dan saluran
dari vesica seminalis. Duktus ejakulasi membuk kedalam uretra yaitu
saluran keluar bagi sistem ekskresi dan reproduksi.
 Kelenjar assesoris
Kelenjar assesoris pada organ reproduksi pria terdiri atas vesica seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra (cowper) menghasilkan sekresi yang
berkombinasi dengan sperma.
- Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma
sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang.
Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi
sperma (fruktosa) dan bersifat alkali. Salah satu fungsinya untuk
menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
- Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan
getah putih susu, serta mengandung enzim enzim antikoagulan dan sitrat
(salah satu nutrien sperma)
- Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakana kelenjar yang
menghasilkan mukus yang bersifat alkali yang berfungsi untuk
menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.
2.1.2 Organ Reproduksi Perempuan
a. Organ reproduksi luar terdiri dari :
 Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh
bagian luar yang berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan(
keluarnya bayi). Sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam
vagina ditemukan selaput dara. Vagina yang membuka kearah luar disebut
Vulva yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu : labium mayor merupakan
sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi vulva; labium
minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak d bagian dalam dan
membatasi vulva . Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan
sampai pada vagina.
 Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva yang terdiri dari
batang pendek yang mendukung glans atau kepala yang ditutupi oleh tudung
kecil (prepusium)

Gambar 2.2. Organ reproduksi perempuan


Sumber: Campbell, 2010

b. Organ reproduksi dalam terdiri dari :


 Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan
terletak di dalam tongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan
yang berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormone wanita yaitu
estrogen dan progesteron. Pada lapisan luar ovarium terdapat folikel yang
mengandung oosit dan dikelilingi oleh sekelompok sel penyokong. Pada saat
lahir terdrapat 1- 2 juta folikel pada kedua ovarium tertapi hanya 500 folikel
yang matang sepenuhnya hingga pubertas dan monopause. Selama siklus
menstruasi yang berkisar 4 minggu, satu folikel matang menlepaskan satu
ovum yang dikenal dengan proses ovulasi. Sel sel folikel menghasilakn
hormon seks utama yaitu estradiol (sejenis estrogen). Setelah ovulasi maka
folikel yang kosong membentuk suatu masa yang disebut dengan korpus
luteum. Korpus luteum yang menghasilkan estradiol tambahan serta
progesteron yang mempertahankan lapisan uterus selama kehamilan
 Oviduk merupakan saluran panjang yang menghubungkan ovarium dengan
uterus. Bagian ujung oviduk yang berbentuk corong/ membesar disebut
infundibulum. Kemudian fimbriae yang merupakan serabut/ silia lembut yang
terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduk
yang berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang
dikelurakan oleh ovarium. Oviduk atau Tuba fallopi ini berfungsi sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia
pada dindingnya sehingga ovum berjalan bagaikan ombak.
 Uterus (rahim) merupakan organ yang berongga dan berotot yang berbentuk
seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Adapun fungsinya
sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah
simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus
mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu: Perimetrium yaitu lapisan yang
terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus; Miometrium yaitu lapisan
yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus
dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya;
Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah.
Dan bila tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium inilah yang akan
meluruh bersamaan dengan sel ovum matang. Bagian dasar dari uterus yaitu
serviks yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim
sebagai penghubung uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya
janin dari uterus menuju saluran vagina.
2.1.3 Gametogenesis
Gametogenesis merupakan proses pembuatan sel sel gamet yang terdiri dari
spermatogenesis pada pria dan oogenesis pada wanita.
a. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel spermatozoa. Dibentuk
di dalam tubula seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormone yaitu :
 Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara
langsung serta merangsang sel sertoli untuk memacu spermatogonium untuk
melakukan spermatogenesis.
 Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh
sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk
perkembangan sperma).

Gambar 2.3 Spermatogenesis


Sumber: Google image
Sel sel punca (stem cell) melalukan pembelahan secara mitosis sehinggga
membentuk spermatogonium yang menghasilkan spermatosit juga secara mitosis.
Setiap spermatosit akan menghasilkan spermatid kemudian sel sperma secara meiosis
sehingga kromosom menjadi haploid (n=23).
Struktur sel sperma sesuai fungsinya. Pada manusia terdapat kepala yang
mengandung nukleus haploid yang memiliki vesikel yaitu akrosom dibagian ujung
yang mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Dibelakang sel
sperma mengandung banyak sekali mitokondria berukuran besar yang menyediakan
ATP untuk pergerakan ekor.
b. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam
ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium
bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan
memperbanyak diri dengan cara mitosis.

Gambar 2.4. Oogenesis


Sumber: Campbell,2010

Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan,


dengan memproduksi oogonium. Kemudian secara mitosis membentuk oosit primer
dan akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer
ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang
mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung
sekitar 1-2 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya
memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja sedangkan oosit lainnya mengalami
degenerasi selama pertumbuhannya. Sekitar 500 folikel yang matang dalam rentang
pubertas hingga monopause. Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan
mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis
tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang
tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal
(besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut
badan polar pertama (polosit primer).
Selanjutnya, oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua).
Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap
akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit
sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk,
meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada
oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil
yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga
membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu
ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur
(folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel
berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami
perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga
terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer.
Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel
sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi
folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf
(folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah
menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut
menjadi korpus albikan.
2.1.4 Siklus Reproduktif Perempuan
Terdapat dua siklus dalam siklus reproduktif perempuanyang saling berkaitan
erat yaitu siklus ovarium dan siklus menstruasi. Perubahan yang terjadi didalam
uterus disebut siklus menstruasi. Siklus ini berlangsung rata rata 28 hari walaupun
kisaran siklus bervariasi yaitu dari 20 – 40 hari. Kemudian siklus ovarium merupakan
peristiwa siklis yang terjadi dalam ovarium.
a. Siklus ovarium
 Terjadi pelepahan hormon GnRH dari hipotalamus yang merangsang pituitari
anterior mengeluarkan FSH dan LH
 Hormon perangsang folikel (FSH) dan dibantu LH merangsang pertumbuhan
folikel
 Sel sel folikel sedang tumbuh membuat homon estradiol yang disekresikan
pada fase folikuler
 Ketika sekresi estradiol meningkat tajam maka kadar FSH dan LH juga
meningkat drastis. Hal disebabkan karena hipotalamus melepaskan GnRH
secara lebih aktif terutama untuk merangsang sel sel penghasil LH
 Peningkatan kadar LH mengakibatkan ovulasi yaitu pelepasan ovum dari
folikel.
 Fase luteal terjadi setelah ovarium dimana LH merangsang jaringan folikel
yang tersisa untuk bertransformasi membentuk korpus luteum yang akan
mensekreskan hormon progesteron dan estradiol
Gambar 2.5. Siklus reproduktif perempuan
Sumber : Campbell, 2010
b. Siklus uterus (menstruasi)
 Setelah ovulasi, estradiol dan progesteron yang disekresikan korpus luteum
merangsang pemeliharaan dan penebalan endometrium.
 Saat disintegrasi korpus luteum, kemerosotan kadar hormon ovarium
menyebabkan ateri pada endometrium menyempit. Kemudian disebabkan
karena sirkulasi yang kurang mengakibatkan lapisan uterus disintegrasi .
pembuluh darah kecil menyempit dan melepaskan darah bersama jaringan
yang terbuang.
Setelah 500 siklus, perempuan mengalami monopause yaitu terhentinya
ovulasi dan menstruasi. Monopause terjadi antara usia 46 sampai 54 tahun. Ovarium
kehilangan keresponsifan terhadap FSH dan LH sehingga menurunkan produksi
estradiol oleh ovarium. Salah satu hipotesis alasan evolusioner terjadinya monopause
adalah agar memungkinkan ibu merawat anak anak lebih baik agar meningkatkan
kesintasan individu yang memiliki kemiripan susunan genetik dengannya.
Selain manusia menstruasi juga terjadi pada hewan primata. Mamalia lainnya
memiliki siklus estrus yang mana ketika tidak terjadi kehamilann maka uterus
mereabsorbsi endometrium sehingga aliran ekstensif tidak terjadi. Pada hewan yang
mengalami siklus estrus ini hanya melakukan kopulasi pada periode ovulasi.
2.1.5 Fertilisasi
Pada saat terjadi kopulasi, sebanyak 2-5 mL semen ditransfer dengan 70-130
juta sel sperma disetiap mililiternya. Kemudian terjadinya penyatuan sel sperma dan
ovum di oviduk disebut dengan fertilisasi. Sebelum sperma dapat memasuki oosit
sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang
melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma
juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida melalui
reaksi akrosom. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata,
berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder. Sperma dapat menembus
oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan
enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Gambar 2.6. Reaksi Akrosom
Sumber: Campbell, 2010

Pada sperma mensekresikan yaitu :


 Hialuronidase: Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona
radiata.
 Akrosin : Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
 Antifertilizin :Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat
pada oosit sekunder. Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu
fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
- Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
- Menarik sperma secara kemotaksis positif.
- Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian
korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona
pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga
merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh
proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu
ovum yang disebut inti oosit sekunder. Segera setelah sperma memasuki oosit
sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor
sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom
(haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu
menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
2.1.6 Kehamilan dan Kelahiran
Sekitar 24 jam, zigot yang dihasilkan memulai untuk membelah. Sekitar 7
hari kemudian zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus.
Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil
pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk
seperti buah arbei yang disebut tahap morula. Morula akan terus membelah sampai
terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang
disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel
bagian dalam.

Gambar 2.7. Pembentukan Zigot


Sumber : Google image
Embrio yang terimplantasi mensekresikan hormon-hormon yang
mensignalkan keberadaannya dan sistem reproduktif ibu. Salah satunya adalah
hormon korionik manusia (HCG) yang bekerja seperti LH pada pituitari selama
kehamilan yang mempertahankan korpus luteum agar tetap menghasilan progesteron.
Kadar HCG tinggi dalam darah sehingga sebagian diantaranya diekskresikan ke urin
sehingga menjadi tes kehamilan awal.
Kehamilan rata rata berlangsung selama 38 minggu (266 hari). Pada manusia
dapat dibagi menjadi 3 trimester.
 Trimester pertama
Selama 2 -4 minggu pertama perkembangan, embrio memperoleh nutrien secara
langsung dari endometrium. Sementara itu, lapisan terluar blastosit (Tropoblast)
tumbuh keluar dan bercampur dengan endometrium membentuk plasenta. Organ
plasenta mengandung pembuluh darah embrio dan ibu yang berbobot 1 kg. Material
yang berdifusi antara sistem sirkulasi ibu dan embrio menyuplai nutrien, memberikan
perlindungan kekebalan, mempertukarkan gas respirasi, membuang zat sisa embrio.
Darah dari embrio mengalir ke plasenta melalui arteri arteri tali pusar dan kembali ke
vena pusar.
Pembelahan embrio selama bulan pertama perkembangan dapat menghasilkan
kembar identik (monozigotik) atau kembar fraternal (dizigotik). Kembar monozigotik
berasal dari satu telur. Kembar fraternal terjadi ketika dua folikel matang dalam
siklus tunggal diikuti dengan fertilisasi dan implantasi yang independen dari kedua
embrio yang berbeda genetis.
Trimester pertama adalah periode organogenesis yaitu perkembangan organ oragn
tubuh. Pada minggu ke 8 semua struktur utama orang dewasa terdapat dalam bentuk
rudimenter yang disebut fetus atau janin. Jantung mulai berdetak pada minggu ke-4
dan terdeteksi pada minggu ke 8 – 10. Pada akhir trimester pertama, fetus telah
terdiferensiasi dengan baik yang memiliki panjang 5 cm.
 Trimester kedua
Uterus tumbuh makin besar sehingga kehamilan terlihat jelas. Fetus memiliki
panjang 30 cm dan sangat aktif. Ibu merasakan pergerakan pada bulan pertama
trimester ke 2 ini. Kadar hormon menjadi stabil seiring penurunan hormon HCG,
hancur kkorpus luteum, plasenta mengambil alih produksi progesteron, hormon yang
mempertahankan kehamilan

Gambar 2.8. Sirkulasi plasenta


Sumber: Campbell, 2010
 Trimester ketiga
Fetus tumbuh dengan bobot sekitar 3-4 kg dan panjang 50 cm. Seiring
pertumbuhan fetus dan pelebaran uterus disekitarnya, organ abdominal ibu menjadi
tertekan dan terimpit sehingga menyebabkan susah buang air besar, buang air kecil,
pegal pegal dan otot punggung.
Interaksi yang kompleks antara regulator lokal (prostaglandin) dan hormon
(estradiol/estrogen & oksitosin) menginduksi persalinan. Serangkaian kontraksi
uterus dan ritmis selama ketiga tahap persalianan. Tahap pertama yaitu pembukaan
dan penipisan serviks; tahap kedua ekspulsi atau pengeluaran bayi; tahap ketiga
pengeluaran plasenta.
Laktasi merupakan aspek perawatan pascakelahiran yang hanya dilakukan oleh
mamalia. Setelah respon terhadap gerakan menghisap oleh bayi yang baru lahir serta
perubahan kadar estradiol maka hipotalamus mensinyal pituitari anterior
mensekresikan prolaktun. Hormon ini merangsang kelenjar susu menghasilkan susu.
Gerakan menghisap juga merangsang sekresi hormon pituitari posterior yaitu
oksitosin yang memicu pelepasan susu dari kelenjar susu.
2.1.7 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau ‘mencegah’ dan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sel sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang
aktif melakukan hubungan intim/ seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal
namun tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
a. Macam-macam Metoda Kontrasepsi
1) Kontrasepsi Sederhana
 Kondom
Kondom merupakan selubung/ sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai
tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan
sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita. Sekarang sudah
ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari penggunaan kondom ini 5-
21%. 2)
 Coitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama dengan
mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara
ini adalah tidak memerlukan alat/ obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita
dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari metode ini cukup
tinggi.
 KB Alami

KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya
yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu :
metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.
 Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma mencapai
serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian
atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8% kehamilan.
 Spermicida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak
dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jelly,
aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi
lain seperti kondom dan diafragma.
2) Kontrasepsi Hormonal
 Pil KB
Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi
gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari
hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk
mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut
rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan
endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi,
angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.
 Suntik KB
Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3 bulan
(DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat terjadi
gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan, pemakaian jangka
panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.
 Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan
atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung levonogestrel. Keuntungan
dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali
segera setelah pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%.
 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu),
dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya hanya berisi
hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan getaran saluran telur sehingga pada
waktu blastokista sampai ke rahim endometrium belum siap menerima nidasi,
menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang
melarutkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya 1%.
3) Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap)
 Tubektomi
Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat
atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim),
efektivitasnya mencapai 99 %.
 Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya
sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga
sel sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%. (Suratun, 2008)
b.Faktor faktor memilih kontrasepsi
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi suami dalam memilih kontrasepsi,
antara lain:
 Umur
Kesehatan pasangan usia subur sangat mempengaruhi kebahagiaan dan
kesejahteraan keluarga waktu melahirkan, jumlah kelahiran atau banyaknya anak
yang dimiliki dan jarak anak tiap kelahiran. Maka dari itu umur merupakan salah satu
faktor seseorang untuk menjadi akseptor kontap, sebab umur berhubungan dengan
potensi reproduksi dan juga untuk menentukan perlu tidaknya seseorang melakukan
vasektomi dan tubektomi sebagai cara kontrasepsi.
Umur calon akseptor tidak kurang dari 30 tahun. Pada umur tersebut
kemungkinan calon peserta sudah memiliki jumlah anak yang cukup dan tidak
menginginkan anak lagi. Apabila umur calon akseptor kurang dari 30 tahun,
ditakutkan nantinya akan mengalami penyesalan seandainya masih menginginkan
anak lagi. Umur isteri tidak kurang dari 20 tahun dan tidak lebih dari 45 tahun. Pada
umur istri antara 20-45 tahun bisa dikatakan istri dalam usia reproduktif sehingga
masih bisa hamil. Sehingga suami bisa mengikuti kontarsepsi mantap (Handayani,
2010).
 Sosial ekonomi
Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk Indonesia akan
mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan
program KB, tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan
dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan. Contoh:
keluarga dengan penghasilan cukup akan lebih mampu mengikuti program KB dari
pada keluarga yang tidak mampu, karena bagi keluarga yang kurang mampu KB
bukan merupakan kebutuhan pokok. Dengan suksesnya program KB maka
perekonomiaan suatu negara akan lebih baik karena dengan anggota keluarga yang
sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin.
 Jumlah anak
Di daerah pedesaan anak mempunyai nilai yang tinggi bagi keluarga. Anak dapat
memberikan kebahagiaan kepada orang tuanya selain itu akan merupakan jaminan di
hari tua dan dapat membantu ekonomi keluarga. Banyak masyarakat di desa di
Indonesia yang berpandangan bahwa banyak anak, banyak rejeki. Dari Penelitian
Mohamad Koesnoe tahun 2001 di daerah Tengger, petani yang mempunyai tanah luas
akan mencari anak angkat sebagai tambahan tenaga kerja. Studi lain yang dilakukan
oleh proyek VOC (Value Of Children) menemukan bahwa keluarga-keluarga yang
tinggal di pedesaan Taiwan, Philipina, Thailand mempunyai anak yang banyak
dengan alasan bahwa anak memberikan keuntungan ekonomi dan rasa aman bagi
keluarganya (Radita, 2009).
Mayoritas budaya masyarakat di dunia ini memang menunjukkan kecenderungan
untuk lebih menyenangi kelahiran anak laki laki, dibandingkan kelahiran anak
perempuan. Preferensi jenis kelamin laki-laki terutama terjadi di kalangan budaya
orang-orang Islam, Cina, India, dan di Indonesia, budaya ini ditemukan di masyarakat
Batak, dan Bali. Preferensi anak laki-laki, nampaknya menjadi hambatan untuk
mewujudkan cita-cita dua anak harus dianggap ideal dan juga untuk mengurangi
tingkat fertilitas di China modern.
Kebiasaan atau adat dari suatu masyarakat yang memberikan nilai anak laki-laki
lebih dari anak perempuan atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan satu
keluarga mempunyai anak banyak. Bagaimana kalau keinginan untuk mendapatkan
anak laki-laki atau perempuan tidak terpenuhi mungkin akan menceraikan istrinya
dan kawin lagi agar terpenuhi keinginan memiliki anak laki-laki ataupun anak
perempuan. Disinilah norma adat istiadat perlu diluruskan karena tidak banyak
menguntungkan bahkan banyak bertentangan dengan kemanusiaan (Radita, 2009).
 Pendidikan
Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan Keluarga
Berencana tetapi juga pemilihan suatu metode. Beberapa studi memperlihatkan
bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh pasangan yang berpendidikan.
Dihipotesiskan bahwa wanita yang berpendidikan menginginkan keluarga berencana
yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait dengan sebagai
metode kontrasepsi.
Hubungan antara pendidikan dengan pola pikir, persepsi dan perilaku masyarakat
memang sangat signifikan, dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang semakin rasional dalam pengambilan berbagai keputusan. Peningkatan
tingkat pendidikan akan menghasilkan tingkat kelahiran yang rendah karena
pendidikan akan mempengaruhi persepsi negatif terhadap nilai anak dan akan
menekan adanya keluarga besar.
Purwoko (2000) dalam Notoadmojo (2010), mengemukakan pendidikan
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap
tentang metode kontrasepsi. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan
respon yang lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif
dan lebih terbuka terhadap usaha-usaha pembaharuan. Ia juga lebih dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan sosial. Secara langsung maupun
tidak langsung dalam hal Keluarga Berencana (KB). Karena pengetahuan KB secara
umum diajarkan pada pendidikan formal di sekolah dalam mata pelajaran kesehatan,
pendidikan kesejahteraan keluarga dan kependudukan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan pasangan yang ikut KB, makin besar pasangan suami istri memandang
anaknya sebagai alasan penting untuk melakukan KB, sehingga semakin
meningkatnya pendidikan semakin tinggi proporsi mereka yang mengetahui dan
menggunakan kontrasepsi untuk membatasi jumlah anaknya.
 Agama
Di berbagai daerah kepercayaan religius dapat mempengaruhi klien dalam
memilih metode. Sebagai contoh penganut katolik yang taat membatasi pemilihan
kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagai pemimpin islam pengklaim bahwa
sterilisasi dilarang sedangkan sebagaian lainnya mengijinkan. Walaupun agama islam
tidak melarang metode kontrasepsi secara umum, para akseptor wanita berpendapat
bahwa pola perdarahan yang tidak teratur yang disebabkan sebagian metode
hormonal akan sangat menyulitkan mereka selama haid mereka dilarang sembahyang.
Dan sebagian masyarakat wanita hindu dilarang mempersiapkan makanan selama
haid sehingga pola haid yang tidak teratur dapat menjadi masalah. KB bukan hanya
masalah demografi dan klinis tetapi juga mempunyai dimensi sosial, budaya dan
agama, khususnya perubahan sistem nilai dan norma masyarakat (Handayani, 2010).
Program KB juga telah memperoleh dukungan dari Departemen Agama
Republik Indonesia. Hal ini terlihat dengan penandatanganan bersama Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Memorandum of Understanding
(MoU) Nomor 1 Tahun 2007 dan Nomor: 36/HK.101/F1/2007 tentang Advokasi,
Komunikasi, Informasi dan Edukasi Program KB Nasional melalui Peran Lembaga
Keagamaan, pada 9 Februari 2007, yang berlaku sampai dengan 31 Desember 2009.
Dalam Islam tetap ada orang atau kelompok yang tidak mendukung KB .
Alasanya yang dikemukakan, antara lain al-Quran tidak membolehkan pemakaian
alat kontrasepsi yang dianggap sebagai membunuh bayi atau agama Islam
menginginkan agar Islam mempunyai umat yang besar dan kuat. Para ulama yang
membolehkan KB sepakat bahwa KB yang dibolehkan syariat adalah usaha
pengaturan atau penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara
atas kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan
(maslahat) keluarga. Jadi jelas bahwa Islam membolehkan KB karena penting untuk
menjaga kesehatan ibu dan anak, menunjang program pembangunan kependudukan
lainnya dan menjadi bagian dari hak asasi manusia.
Sementara itu, agama-agama lain di Indonesia umumnya mendukung KB. Agama
Hindu memandang bahwa setiap kelahiran harus membawa manfaat. Untuk itu
kelahiran harus diatur jaraknya dengan ber KB. Agama Buddha, yang memandang
setiap manusia pada dasarnya baik, tidak melarang umatnya berKB demi
kesejahteraan keluarga. Agama Kristen Protestan tidak melarang umatnya ber-KB.
Namun sedikit berbeda dengan agama Katolik yang memandang kesejahteraan
keluarga diletakkan dan diwujudkan dalam pemahaman holistik sesuai dengan
kehendak Allah. Untuk mengatur kelahiran anak, suami-istri harus tetap menghormati
dan menaati moral Katolik. Gereja Katolik hanya menerima abstinensia dan pantang
berkala (hubungan seksual hanya dilakukan pada masa tidak subur dalam siklus
bulanan seorang wanita) sebagai metode keluarga berencana yang sesuai dengan
pandangan gereja dan menolak secara tegas metode KB lainnya (Proverawati, 2009).
 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan umumnya datang dari
pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat
dari buku, surat kabar, atau media massa, elektronik (Notoatmodjo, 2010). Tingkat
pengetahuan sangat berpengaruh terhadap proses menerima atau menolak inovasi.
Roger (1974) dalam Notoadmodjo 2010 mengungkapkan bahwa sebelum seseorang
mengadopsi prilaku baru, dalam diri seseorang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu
kesadaran, interest, evaluation, trial, adopsi
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung atau pun melalui
pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik
secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan materi yang ingin diukur
dari objek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin diketahui
(Notoatmodjo, 2010).
 Sikap .
Sikap-sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam
suatu tindakan nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo, 2007) bahwa
sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang stimulus atau
obyek. Karena itulah adalah logis untuk mengharapkan bahwa seseorang akan
dicerminkannya dalam bentuk tendesi perilaku terhadap obyek. Sikap seseorang
terhadap obyek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung pada obyek tertentu. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rani
Susanti (2007) yang menyatakan bahwa sikap dari pasangan usia subur
mempengaruhi menggunakan dan memilih alat kontrasepsi.
 Budaya
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode
kontrasepsi. Faktor -faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai
berbagai metode, kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan persepsi
mengenai resiko kehamilan dan status wanita. Penyedia layanan harus menyadari
bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pemilihan metode di daerah mereka
dan harus memantau perubahan-perubahan yang mungkin mempengaruhi pemilihan
metode. Sosial Budaya adalah suatu keadaan/kondisi yang diciptakan untuk mengatur
tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup semua bidang (Proverawati,
2009).
 Akses pelayanan KB
Menurut Wijono (1999) dalam Manuaba 2008, bahwa akses berarti bahwa
pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, budaya,
organisasi atau hambatan bahasa. Keterjangkauan ini dimaksudkan agar pria dapat
memperoleh informasi yang memadai dan pelayanan KB yang memuaskan.
 Kualitas pelayanan KB
Bruce (1990) dalam Manuaba (2008) menjelaskan bahwa terdapat enam
komponen dalam kualitas pelayanan, yaitu pilihan kontrasepsi, informasi yang
diberikan, kemampuan tehnikal, hubungan interpersonal, tidak lanjut atau
kesinambungan, kemudahan pelayanan. Dalam kerangka teorinya disebutkan pula
bahwa dampak dari kualitas pelayanan adalah pengetahuan klien, kepuasan klien,
kesehatan klien, penggunaan kontrasepsi penerimaan dan kelangsungannya. Enam
elemen kualitas pelayanan di atas saling berkaitan antara yang satu dengan unsur
yang lainnya. Keterkaitan ini dipengaruhi oleh faktor latar belakang yang sama, yaitu
kebijaksanaan politis, sumber alokasi, managemen program.
Dari ketiga unsur yaitu pengelola, pelaksana, dan klien dapat diidentifikasi untuk
dapat memberikan penilaian pada setiap elemen tersebut dapat membahas untuk
konsep dan indikator kualitas pelayanan KB. Kualitas yang diterima oleh klien
menjadi fokus pokok untuk menilai kualitas pelayanan.
Suatu tempat pelayanan agar menyediakan pelayanan kontrasepsi yang beragam
baik untuk pelayanan pria maupun wanita. Hal ini dimaksudkan agar klien
mempunyai pilihan metode kontrasepsi yang tersedia untuk pria dan wanita.
Peraturan dan sistem logistik perlu diperkuat untuk menjamin ketersediaan
kontrasepsi yang terus menerus. Keanekaragaman metode yang tersedia merupakan
jaminan bahwa program tidak hanya mempromosikan suatu metode tertentu bagi
klien. Pilihan kontrasepsi meliputi tersedianya pelbagai metoda kontrasepsi yang
sesuai untuk pelbagai golongan klien menurut umur, paritas, status laktasi, keadaan
kesehatan, keadaan ekonomi, kebutuhan, jumlah anak yang diinginkan dan lain - lain.
Penyiapan berbagai ragam kontrasepsi sehingga klien dapat memilih cara atau
alat atau metode yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan klien merupakan hal
yang sangat menjadi perhatian pemerintah dalam rangka mewujudkan pelayanan KB
yang berkualitas. Dengan pertimbangan itu, pemerintah melalui program KB
Nasional menentukan kebijakan pelayanan kontrasepsi yang ditujukan kepada istri
dapat dikatakan sudah memenuhi kafetaria sistem karena telah tersedia berbagai
macam metode KB. Tetapi untuk kontrasepsi pria ternyata tidak demikian, jenis
kontrasepsi pria yang tersedia hanya ada dua macam, yaitu kondom dan
vasektomi(MOP). Meskipun dari dua metode KB pria ini telah tersedia berbagai
merek kondom dan telah dikembangkan beberapa teknik vasektomi yang relatif lebih
baik, namun belum dapat dikatakan sudah menganut sistem kafetaria (Proverawati,
2009).
 Dukungan dari suami dan keluarga
Dukungan sosial mengacu kepada suatu dukungan yang dipandang oleh anggota
sebagai suatu yang dapat bermanfaat. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi
sebagai bagian dari keluarga (Friedmen,1998).
Menurut Friedmen(1998) dalam Notoadmodjo (2008) dukungan keluarga
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perilaku positif. Peran
dukungan keluarga sendiri terbagi menjadi peran formal yaitu peran yang tampak
jelas, bersifat eksplisit misalnya peran suami dan peran informasi seperti bantuan
langsung dari keluarga.
Dukungan keluarga mengacu pada dukungan sosial yang dipandang oleh anggota
keluarga. Dukungan keluarga (suami/ istri) memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Baik
kelurga ini maupun keluarga besar berfungsi sebagai system pendukung bagi anggota
anggotanya.
2.1.8 Aborsi
Aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah terpencarnya embrio
yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan keempat dari kehamilan).
Pengertian aborsi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di Indonesia adalah
 Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium perkembangannya sebelum masa
kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu).
 Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (berat
kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu).
Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15 (1)
UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai
upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan
medis tertentu. Maksud dari tindakan medis tertentu, yaitu aborsi. Sementara aborsi
atau abortus menurut dunia kedokteran adalah kehamilan berhenti sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir
selamat sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, disebut kelahiran prematur.
Wanita dan pasangannya yang menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan
biasanya mempertimbangkan aborsi. Alasan untuk memilih aborsi berbeda-beda,
termasuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan atau ketika mengetahui janin
memiliki kelainan (Perry&Potter,2010).
 Jenis-jenis Aborsi
Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:
1. Abortus spontanea, merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan.
Aborsi ini dibedakan menjadi 4 yaitu :
1) Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi
perdarahan dari uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim,
serta leher rahim belum melebar (tanpa dilatasi serviks).
2) Abortus insipiens, istilah ini kebalikan dari abortus imminens, yakni
pada kehamilan kurang dari 20 minggu,terjadi pendarahan,dimana
janin masih didalam rahim, dan ikuti dengan melebarnya leher
rahim(dengan dilatasi serviks).
3) Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia
sebelum 20 minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam
rahim.
4) Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di
keluarkan.
2. Abortus Provokatus
Berbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan
tidak diharapkan tapi tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian
aborsi atau abortus jenis provokatus adalah jenis abortus yang sengaja
dibuat atau dilakukan, yakni dengan cara menghentikan kehamilan
sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu atau kira-kira sebelum berat
janin mencapai setengah kilogram. Abortus provakatus dibagi menjadi 2
jenis:
1) Abortus provokatus medisinalis/artificialis/therapeuticus. Abortus
yang dilakukan dengan disertai indikasi medis. Di Indonesia yang
dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa
ibu. Indikasi medis yang dimaksud misalnya: calon ibu yang sedang
hamil tapi punya penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung,
bila kehamilan diteruskan akan membahayakan nyawa ibu serta janin,
sekali lagi keputusan menggugurkan akan sangat dipikirkan secara
matang.
2) Abortus provokatus kriminalis, istilah ini adalah kebalikan dari
abortus provokatus medisinalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa
adanya indikasi medik (ilegal). Dalam proses menggugurkan janin pun
kurang mempertimbangkan segala kemungkinan apa yang akan terjadi
kepada wanita/ calon ibu yang melakukan tindakan aborsi ilegal.
Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau
obat-obat tertentu.
3. Abortus habitualis, termasuk abortus spontan namun habit ( kebiasaan)
yang terjadi berturut-turut tiga kali atau lebih.
4. Missed abortion, kematian janin yang berusia sebelum 20 minggu, namun
janin tersebut tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih, dan terpaksa
harus dikeluarkan. Missed abortion digolongkan kepada abortus
imminens.
5. Abortus septik, tindakan menghentikan kehamilan karena tindakan abortus
yang disengaja (dilakukan dukun atau bukan ahli ) lalu menimbulkan
infeksi. Perlu diwaspadai adalah tindakan abortus yang semacam bisa
membahayakan hidup dan kehidupan.
 Penyebab Melakukan Aborsi
Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab
aborsi dilakukan :
1) Umur
Umur menjadi pertimbangan seseorang wanita memilih abortus. Apalagi untuk
calon ibu yang merasa masih terlalu muda secara emosional, fisik belum matang,
tingkat pendidikan rendah dan masih terlalu tergantung pada orang lain masalah
umur yang terlalu tua untuk mengandungpun menjadi penyebab abortus.
2) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Jarak kehamilan yang terlalu rapat menjadi alasan abortus, karena jika tidak
dilakukan abortus akan menyebabkan pertumbuhan janin kurang baik, bahkan
menimbulkan pendarahan hal itu disebabkan karena keadaan rahim yang belum
pulih benar.
3) Paritas ibu
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup (anak) yang dimiliki wanita. Resiko
paritas tinggi , banyak wanita melakukan abortus.
4) Riwayat kehamilan yang lalu
Wanita yang sebelumnya pernah abortus, kemungkinan besar akan dilakukan
abortus lagi . penyebabnya yang lainnya masih banyak, seperti calon ibu yang
memiliki penyakit berat hingga takut bila ia melahirkan anaknya, anaknya
akan tertular penyak it pula, ada juga masalah ekonomi banyak anak banyak
pengeluaran dan lain sebagainya.
5) Dari ketidaksiapan sang ibu
 Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir atau
sekolahnya.
 Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak.
 Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah.
Selain penyebab di atas, aborsi juga dapat terjadi karena beberapa sebab,
yaitu:
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
ialah :
 Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi
 Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
 Pengaruh teratogen akibat radiasi, firus, obat-obatan, tembakau dan
alkohol
2) Kelainan pada plasenta, misalnya enderteritis vili korialis karena hipotensi
menahun. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan,
toksoplasmosis.
3) Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada
trimester kedua), retroversi uteri, dan kelainan bawaan uterus.
 Dampak dari Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan
seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia
“tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang
sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan
karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam resiko
kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1) Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko
yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts
of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd., yaitu:
 Kematian mendadak karena pendarahan hebat
 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
 Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya.
 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
 Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
 Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
 Kanker hati (Liver Cancer)
 Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
 Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
 Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
2) Resiko gangguan psikologis
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari
segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga
memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion
Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
“Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The
Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami
hal-hal seperti berikut ini:
 Kehilangan harga diri (82%)
 Berteriak-teriak histeris (51%)
 Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
 Ingin melakukan bunuh diri (28%)
 Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
 Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam
hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau
emosional, yaitu stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis
(Hidayat, 2007).
 Hukum Melakukan Aborsi
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran
janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus
Criminalis. Yang menerima hukuman adalah:
 Ibu yang melakukan aborsi.
 Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi.
 Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
1) Pasal 229
a. Ayat 1
Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena
pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
b. Ayat 2
Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia
seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. Jika
yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
2) Pasal 341
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
3) Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan
anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
4) Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain
yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan
rencana.
5) Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
2.1.9 Gangguan dan Kelainan Organ Reproduksi
Berdasarkan hasil konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan
(1994), kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai suatu kondisi sehat secara fisik,
mental, dan sosial dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi dan proses
reproduksi. Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mempunyai
kesehatan reproduksi yang sehat di antaranya sebagai berikut:
a. Pengenalan mengenai sistem, proses, dan fungsi alat reproduksi.
b. Perlunya mendewasakan usia perkawinan serta mengadakan perencanaan dan
pengaturan kehamilan.
c. Pengenalan bahaya narkoba dan minuman keras pada organ reproduksi.
d. Pengenalan pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual dan kekerasan
seksual serta cara menghindarinya.
e. Meningkatkan pemahaman agama serta terbuka dalam berkomunikasi mengenai
masalah kesehatan reproduksi.
f. Pengenalan berbagai macam Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV-AIDS
serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi.
PMS merupakan suatu infeksi atau penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. PMS juga diartikan sebagai panyakit kelamin, atau infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual. PMS menyerang sekitar alat kelamin tetapi
gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak,
dan organ tubuh lainnya. Berikut akan dibahas satu persatu jenis-jenis PMS.
Seperti halnya organ lain, organ reproduksi manusia juga dapat mengalami
gangguan atau kelainan. Gangguan atau kelainan pada organ reproduksi dapat
mempengaruhi kesuburan (fertilitas) seseorang.Apabila gangguan kesuburan
seseorang menyebabkan terjadinya ketidakhamilan walau tanpa alat kontrasepsi
selama satu tahun, maka kondisi ini dapat disebut sebagai kemandulan (sterilitas).
Selain sterilitas, gangguan maupun kelainan organ reproduksi dapat juga
ditunjukkan dengan terjadinya keguguran yang berulang kali.Apabila kedua hal
tersebut terjadi, maka seorang pria dan wanita perlu melakukan pemeriksaan ACA
dan infeksi TORCH. Pemeriksaan ACA yaitu pemeriksaan kadar antikardiolipin
antibodi dalam darah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar ACA, karena kadar
ACA yang tinggi dapat menyulitkan perlekatan hasil pembuahan sel telur di dinding
rahim serta mengganggu perkembangan janin sehingga sering terjadi keguguran.
Sementara itu, infeksi TORCH merupakan infeksi multiorganisme parasite
Toxoplasma gondii, virus Rubella, Sitomegalo, Herpes simplex, dan bakteri
Clamidia.Infeksi ini bisa menyebabkan kematian janin maupun cacat bawaan pada
bayi.Melihat berbagai gangguan dan kelainan yang sering terjadi pada sistem
reproduksi, maka para ahli bidang biologi dan kedokteran mencetuskan suatu
teknologi dalam system reproduksi.Sistem reproduksi manusia dapat mengalami
gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit.Gangguan sistem
reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
a. Gangguan pada Sistem Reproduksi Laki-laki
1) Hipogonadisme
Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen.
Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-
tanda kepriaan.Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2) Kriptorkidisme
Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya
dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin
untuk merangsang testoteron.
3) Uretritis
Peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum,
atau virus herpes.
4) Prostatitis
Prostatitis merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri
Escherichia coli ataupun bukan bakteri.
5) Epididimitis
Epididimitis merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi
pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.Penyakit ini menyerang
pria. Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang
disebabkan oleh infeksi atau karena terkena penyakit menular seksual
(PMS). Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada
salah satu testis.
6) Orkitis
Orkitis merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus
parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
7) Priapisme
Priapisme adalah kejadian ereksi tanpa dikehendaki yang berlangsung
dalam rentang waktu abnormal dan secara medik tergolong sebagai kejadian
darurat. Ereksi priapistik juga dapat terjadi pada orang yang mati secara
mendadak (misalnya karena tergantung). Ketidakmampuan penis untuk
ereksi secara penuh disebut dengan impotensi.
8) Impotensi
Impotensi (disfungsi ereksi) dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
kelainan pembuluh darah, kelainan persyarafan, obat-obatan, kelainan
pada penis, serta masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia,
sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering
terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan
tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia
lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun
mengalami impotensi.
9) Sifilis (Raja Singa)
Penyakit ini disebabkan oleh Treponema pallidium, yaitu sebuah spirochet
(bakteri yang berbentuk spiral). Penularan terjadi melalui kontak langsung
antara luka (yang bernanah atau yang membengkak) di kulit dengan selaput
lendir atau cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina) selama
berhubungan seksual. Penularan bisa terjadi melalui transfusi darah bila
donor berada dalam tahap awal infeksi tersebut.Infeksi bisa ditularkan dari
seorang ibu hamil yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya.
10) Herpes Genitalis
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex tipe 2 (HSV-2).Gejala
yang paling umum adalah bintil-bintil berisi cairan dan terasa
sakit.Walaupun infeksi herpes di kemaluan tidak bisa diobati,
perkembangan klinisnya bisa dikurangi dengan pengobatan.
11) Gonorhoe (Kencing Nanah)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea. Bakteri tersebut
dapat menyerang pria maupun wanita. Gejala seseorang yang terkena
penyakit ini di antaranya akan terasa sakit sewaktu kencing karena dari
saluran kencing keluar cairan kental berupa nanah.
12) Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan dapat menjangkiti
pria maupun wanita. Gejala yang ditimbulkan hampir sama dengan
gonorhoe ditambah dengan terjadinya radang leher rahim pada wanita.
13) Kutil Kelamin
Penyakit ini disebabkan virus Papilloma manusia (HPV: Human Papilloma
Virus). Kutil-kutil ini tumbuh di daerah kemaluan, tetapi dapat juga tumbuh
di sekitar dubur.
14) Kanker Prostat
Kanker prostat adalah kanker yang berkembang di bagian kelenjar prostat
pada pria. Sel kanker prostat dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya
terutama pada tulang dan lymph node. Ciri-ciri kanker prostat adalah
kesulitan buang air kecil, rasa sakit di bagian prostat, impotensi, dan
lainnya.
15) Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS)
AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena
menurunnya kekebalan tubuh.AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) di dalam tubuh. Secara umum tanda-tanda utama
yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS adalah:
 berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat,
 demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan),
 diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan),
 batuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan),
 kelainan kulit dan iritasi (gatal),
 infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan,
 pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti di bawah
telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha.
b. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
1) Kanker Vagina
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker vagina sampai saat ini tidak
diketahui penyebabnya dan kemungkinan disebabkan oleh virus yang
menyebabkan iritasi. Upaya pengobatannya dapat dilakukan dengan
kemoterapi dan bedah laser.
2) Gangguan Menstruasi
Penyakit ini menyerang wanita. Gangguan atau penyakit ini bisa berupa
amenore primer dan juga amenore sekunder. Amenore primer merupakan
gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan unsur
seksual sekunder juga tidak berkembang. Sementara itu, amenore
sekunder adalah tidak proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada
wanita yang telah mengalami siklus menstruasi sebelumnya.
3) Kanker Serviks
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi
pada serviks (leher rahim) yang hampir semuanya disebabkan oleh virus
HPV (Human papilloma virus). Gejala awal berupa pendarahan pada
vagina yang baru muncul saat memasuki stadium lebih jauh. Kanker
serviks tidak menular. Penanganannya adalah dengan pengangkatan
uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa
panggul.
4) Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan
ovarium.Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena
iritasi yang disebabkan oleh virus.Pengobatannya dengan kemoterapi dan
bedah laser.Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal
di seluruh lapisan epitel serviks.Penanganannya dengan pengangkatan
uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa
panggul.Kanker ovarium gejalanya tidak jelas.Biasanya dapat berupa rasa
pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau
mengalami pendarahan vagina abnormal.Penanganannya dengan
kemoterapi dan pembedahan.
5) Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di
luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di
luar rahim.Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri
pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit
terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan pemberian obat-obatan,
laparoskopi, atau bedah laser.
6) Infeksi vagina
Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang
wanita usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat
hubungan kelamin.
7) Keputihan
Ada 2 macam keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal.
Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak
gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti
keputihan tersebut dikatakan tidak normal.
8) Infeksi Trikomonas
Sebuah infeksi umum yang terjadi terus-menerus di saluran kencing
perempuan.Infeksi ini disebabkan oleh Protozoa Trichomonas
vaginalis.Banyak terjadi di seluruh dunia dan terutama didiagnosis pada
wanita berusia 16–35 tahun. Pada wanita, infeksi ini menyebabkan
peradangan di vagina sehingga banyak mengeluarkan cairan yang
berwarna kuning dan berbau tidak enak.Gejala penyakit ini berupa
peradangan saluran kencing.Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopik dari cairan serta perlu diadakan identifikasi mengenai ada
tidaknya parasit.
2.2 Sistem Reproduksi Tumbuhan
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup. Untuk mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya tumbuhan melakukan reproduksi. Secara umum
tumbuhan dibagi dua. Yakni tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi.
Adapun reproduksi tumbuhan terbagi dua yakni reproduksi secara seksual (generatif)
dan aseksual (vegetatif). Namun reproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi dan tingkat
rendah memiliki cara dan siklus yang berbeda.
2.2.1 Reproduksi Tumbuhan Tingkat Rendah
a. Reproduksi lumut
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi
aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun
gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.
Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
1) Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol
dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2) Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti
gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan
didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu
pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Pada tumbuhan lumut, proses
reproduksi baik secara seksual dan aseksual berlangsung melalui suatu proses yang
disebut sebagai metagenesis. Dalam metagenesis, terjadi pergiliran keturunan antara
generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Ketika ada spora yang jatuh pada
tempat yang sesuai, maka spora tadi akan tumbuh menjadi protonema. Protonema
tadi akan segera tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa yang akan menghasilkan
gamet jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan spermatozoid dan
juga menghasilkan gamet betina, yaitu arkegonium yang akan menghasilkan ovum.
Apabila terjadi fertilisasi antara spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk
zigot, zigot tadi akan segera berkembang menjadi sporogonium yang akan
menghasilkan spora. Spora yang dihasilkan sporogonium akan membelah dan akan
keluar serta tumbuh lagi menjadi protonema. Siklus akan berjalan seperti
semula. Lumut dapat melakukan reproduksi seksual dengan membentuk kuncup
atau fragmentasi.
Gambar 2.9 Siklus hidup lumut
Sumber: http://buatbelajarbiologi.blogspot.co.id/

b. Reproduksi paku-pakuan
Perkembangbiakan Tumbuhan Paku/ Pteridophyta. Sama dengan tumbuhan
lumut, tumbuhan paku pada perkembangbiakannya menunjukkan pergiliran
keturunan, yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Gametofitnya memiliki beberapa
perbedaan dengan gametofit lumut, yaitu gametofit pada tumbuhan paku dinamakan
dengan protalium tetapi sama-sama bersifat haploid. Protalium ini hanya berumur
beberapa minggu saja. Bentuk dari protalium ini seperti jantung, warnanya hijau, dan
melekat pada substratnya. Protalium ini terdapat pada anteridium yang terdapat pada
bagian paling sempit dan arkegonium yang terdapat pada lekukan bagian yang lebar.
Jadi, keduanya berada pada sisi bawah protalium di antara rizoidnya.
Sporofit pada paku sangat berbeda dengan sporofit pada lumut, yaitu jika
terjadi pembuahan, maka protalium akan segera binasa, tetapi jika tidak terjadi
pembuahan, maka protalium dapat bertahan hidup sampai lama. Sporofit inilah yang
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku.
Gambar 2.10. Siklus hidup paku
Sumber : Hartini,2005

2.2.2 Reproduksi Tumbuhan Tingkat Tinggi


Reproduksi tumbuhan tingkat tinggi dilakukan secara aseksual (vegetatif) dan
seksual (generatif). Pada reproduksi seksual terdapat alat kelamin jantan dan kelamin
betina. Pada prosesnya terjadi pembuahan pada alat kelamin betina dan kelamin
jantan. Terdapat dua jenis pembuahan, yakni pembuahan ganda pada angiospermae
dan pembuahan tunggal pada agimnospermae.

a. Reproduksi Aseksual (Vegetatif)


Reproduksi secara vegetatif diartikan sebagai pembentukan individu baru
tanpa adanya peleburan antara gamet jantan dan betina. Reproduksi secara vegetatif
dibagi menjadi dua, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan.
1) Vegetatif Alami
Ada bermacam-macam cara perkembangbiakan vegetatif alami, antara lain:
 Tunas
Tunas dapat tumbuh melalui pangkal batang, akar, atau daun. Pohon tersebut tumbuh
di dekat induknya. Tunas yang tumbuh pada akar dan daun disebut tunas adventif.
Contoh : pisang, cocor bebek.

Gambar 2. 11 Tunas
Sumber : http://maslatip.com/perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-
alami.html
 Umbi akar

Umbi akar berguna untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi akar tidak
berkuncup, tidak berdaun, tidak bermata tunas, dan tidak berbuku-buku. Tumbuhan
yang berkembang biak dengan umbi akar adalah bunga dahlia dan wortel. Sisa batang
pada pangkal umbi dapat memunculkan tunas. Akar tunas baru akan tumbuh dari
bagian sisa batang jika umbi akar tersebut ditanam.

Gambar 2.12 Wortel


Sumber : https://biologigonz.blogspot.co.id/2010/08/reproduksi-
tanaman_31.html
 Umbi batang
kentang, talas, dan ubi jalar merupakan contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan umbi batang. Umbi batang sesungguhnya merupakan batang yang tumbuh
menggembung di dalam tanah. Umbi batang berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan. Tumbuhan baru akan tumbuh dari mata tunas yang terletak di lekukan pada
permukaan umbi tersebut.

Gambar 2.13 Kentang


Sumber : http://www.bukusekolah.org/2016/01/reproduksi-
vegetatif-pada-tumbuhan-dan-hewan.html
 Umbi lapis
Bawang merah adalah contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi lapis.
Umbi lapis adalah daun yang berlapis-lapis membentuk umbi, dan di tengahnya
tumbuh tunas. Daun tersebut tersusun berdekatan dan tumbuh pada permukaan atas
ruas. Umbi lapis dari tunas terluar akan tumbuh membentuk tunas baru (siung).

Gambar 2.14 Bawang


Sumber: http://manttab.blogspot.co.id/2011/04/reproduksi-tumbuhan.html
 Spora
Bentuk spora seperti biji, tetapi sangat kecil. Spora hanya dapat dilihat menggunakan
mikroskop, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Spora dibentuk di dalam kotak
spora (sporangium). Tumbuhan paku adalah contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan spora. Spora mudah diterbangkan angin karena ringan. Sporangium pada
tumbuhan paku terletak di bagian belakang daun. Amatilah bagian belakang daun
tanaman paku.
Selain tumbuhan paku, jamur dan lumut juga berkembang biak dengan spora.
Jamur adalah tumbuhan yang tidak memiliki klorofil (zat hijau daun). Kita dapat
menemukan jamur di tempat-tempat yang lembab. Makanan yang sudah basi
biasanya ditumbuhi jamur. Sporangium jamur berisi spora yang sangat banyak.
Kotak spora akan pecah jika spora telah masak. Selanjutnya, spora yang telah masak
ini akan keluar dan diterbangkan angin. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, spora
akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.

Gambar 2.15 : Tumbuhan Paku


Sumber : http://caratanam.com/ciri-ciri-tumbuhan-paku/
 Membelah diri
Tumbuhan yang berkembang biak dengan membelah diri adalah tumbuhan tingkat
rendah seperti ganggang. Ganggang membelah sel tubuhnya menjadi dua. Masing-
masing sel ini akan membelah lagi ketika dewasa.

Gambar 2.16 Tumbuhan Ganggang


Sumber : http://ragamorganisme.blogspot.co.id/2012/08/ganggang-
hijau.html
 Akar tinggal (Rhizoma)

Rhizoma adalah batang yang tebal dan tumbuh mendatar di dalam tanah. Pernahkah
kamu melihat tumbuhan jahe? Jahe berkembang biak dengan akar tinggal atau
rhizoma. Rhizoma berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tumbuhan. Rhizoma
dapat mempunyai ciri-ciri berikut:
a) Bentuknya berbulu-bulu seperti batang dan terdapat kuncup di bagian
ujungnya.
b) Bersisik, di setiap sisik ketiak terdapat tunas.

Gambar 2.17 Rhizoma


Sumber : http://www.bukusekolah.org/2016/01/reproduksi-vegetatif-pada-tumbuhan-
dan-hewan.html
 Geragih (Stolon)
Geragih adalah batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Tunas pada buku-
buku batang yang menjalar di atas tanah tersebut dapat tumbuh menjadi tumbuhan
baru. Tumbuhan baru tersebut tidak bergantung pada induknya, meskipun tetap
bersatu dengan induknya. Arbei, semanggi, dan pegagan berkembang biak dengan
geragih di permukaan tanah. Selain arbei, juga ada semanggi dan pegagan. Rumput
teki berkembang biak dengan geragih yang tumbuh di dalam tanah.

Gambar 2.18 Stolon


Sumber : http://www.bukusekolah.org/2016/01/reproduksi-vegetatif-pada-
tumbuhan-dan-hewan.html
2) Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan tumbuhan dengan vegetatif buatan diupayakan manusia untuk
memperoleh jenis tumbuhan baru. Tumbuhan baru tersebut diharapkan memberikan
hasil yang lebih.
 Cangkok
Mencangkok, adalah cara perkembangbiakan dengan membuang sebagian kulit dan
cambium secara melingkar. Kambium harus dibuang sampai bersih. Tujuannya yaitu
untuk menghasilkan tumbuhan yang cepat berbuah dan sifatnya sama dengan
induknya. Misal, mangga, saeo, jeruk, dan rambutan.
Gambar 2.19. Proses Mencangkok
Sumber : https://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/09/cara-mencangkok-yang-benar-
dan-praktis.html

 Stek
Stek adalah cara pengembangbiakan tanaman dari potongan-potongan batang atau
cabang yang kemuddian ditancapkan ke tanah. Contohnya yaitu pada tumbuhan
ketela pohon, melati, atau mawar

Gambar 2. 20 Proses Stek


Sumber: https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-reproduksi/sistem-
reproduksi-tumbuhan/

 Okulasi
Menempel (Okulasi), adalah menggabungkan bagian tubuh dari dua tanaman yang
mempunyai sifat berbeda. Masing-masing tanaman pada umumnya mempunyai
kelebihan tersendiri. Misalnya dengan menempelkan mata tunas tumbuhan
yang buahnya banyak dan pada tumbuhan yang system perakarannya baik. Contoh,
jeruk, kopi, karet.

Gambar 2.20 Proses Okulasi


Sumber:https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-reproduksi/sistem-
reproduksi-tumbuhan/
 Merunduk
Merunduk, adalah membengkokkan bagian batang atau cabang ke bawah, kemudian
dibenamkan dalam tanah. Pada bagian batang yang tertimbun tanah akan
tumbuh akar. Setelah akarnya kuat baru cabang tersebut dipotong. Misalnya,
alamanda, anyelir, apel, dan anggur.

Gambar 2.21 Proses Merunduk


Sumber: https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-reproduksi/sistem-
reproduksi-tumbuhan/
 Mengenten
Mengenten atau menyambung merupakan perkembangbiakan buatan yang biasanya
dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon, demi mendapatkan
kualitas buah yang baik.
Mengenten atau menyambung adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas
dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat
unggul dari dua tanaman, sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat
unggul.

Gambar 2.21 Proses Mengenten


Sumber:http://andianisetiawardani.blogspot.co.id/2015/03/perkembangbiakan-
vegetatif-buatan_30.html
 Kultur jaringan

Kemajuan ilmu hormon tumbuhan mendorong para ahli pertanian mengembangkan


pola produksi vegetative melalui teknik kultur jaringan. Jaringan tersebut diambil dari
daun, batang , akar, ataupun bagian tumbuhan lainya. Melalui teknik ini dapat
menghasilkan tumbuhan yang sangat banyak dalam waktu singkat.

Gambar2.22 Proses Kultur Jaringan


Sumber: http://www.biomagz.com/2015/08/langkah-teknik-kultur-
jaringan.html
b. Reproduksi Seksual (Generatif)

1) Struktur Bunga
Angiospermae merupakan tumbuhan dengan biji tertutup. Siklus hidup
angiospermae dimulai dengan pembuahan pada bunga. Setelah terjadi pembuahan
terjadilah zigot atau bakal biji. Kemudian berkembang menjadi buah dan biji. Biji
dewasa menjadi biji yang mengandung embrio. Biji tersebut akan menjadi kecambah
dan akhirnya menjdai tumbuhan.
Proses reproduksi terjadi pada bunga. Bunga berkembang dari tunas yang
dimampatkan dengan empat lingkaran daun yang telah termodifikasi yang dipisahkan
oleh ruas-ruas yang sangat pendek. Keempat organ bunga ini, secara berurutan dari
bagian luar ke bagian dalam bunga adalah kolopak bunga (sepal), makhkota bunga
(petal) benang sari (stamen) dan putik (carpel). Struktur dan bagian-bagian bunga
lengkap ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2.23 Struktur Bunga


Sumber: Campbell, 2010
Gambar diatas merupakan struktur bunga lengkap. Bunga lengkap memiliki
keempat komponen putik, benang sari, mahkota bunga dan kelopak bunga. Bunga
yang tidak memiliki salah satu komponen disebut bunga tidak lengkap.
Benang sari dan putik bunga mengandung sporangia. Sporangia ini adalah
ruangan tempat berkembangnya gametofit jantan dan betina. Gametofit jantan adalah
serbuk sari yang mengandung sel sperma, yang terbentuk di dalam ruangan kepala
sari pada ujung serbuk sari. Gametofit betina adalah struktur yang mengandung telur
yang disebut kantung embrio. Kantung embrio berkembang di dalam struktur yang
disebut bakal biji yang terbungkus oleh ovarium. Dengan demikian, benang sari dan
putik adalah organ reproduksi bunga. Kelopak bunga dan kahkota bunga bukan organ
reproduksi.
Bunga yang memiliki putik dan bengan sari merupakan bunga lengkap.
Sedangkan bunga yang tidak memiliki salah satu organ reproduksi merupakan bunga
yang tidak lengkap. Bunga yang tidak lengkap bisa disebut bunga jantan atau bunga
betina tergantung organ mana yang dimilikinya. Jika bunga jantan dan bunga betina
terdapat pada dalam satu individu tumbuhan, maka spesies tersebtu disebut berumah
satu. Jika bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam tumbuhan yang berlainan.
Penyerbukan terjadi ketika serbuk sari lepas dan mendarat di kepala putik.
Serbuk sari dibawa oleh angin atau tumbuhan. Tabung serbuk sari tumbuh ke bagian
bawah karpel dan menuangkan sel-sel sperma ke dalam kantung embrio meyebabkan
terjadinya pembuahan sel. Masing-masing zigot akan menjadi embrio. Saat embrio
tumbuh, bakal biji berkembang menjadi biji. Pada saat yang sama ovarium tumbuh
menjadi buah yang mengandung bakal biji. Biji inilah yang nantinya akan menjadi
kecambah.

2) Perkembangan Gametofit
 Perkembangan gametofit jantan
Didalam sporangia (kantung polen) kepala sari, sel-sel diploid yang disebut
mikrosporofit mengalami meiosis. Masing-masing sel membentuk empat mikrospora
haploid. Masing-masing mikrospora akhirnya membelah sekali lagi melalui mitosis
dan menghasilkan dua sel yaitu sel generatif dan sel tabung. Struktur bersel dua ini
terbungkus dalam sel yang tebal dan resisten yang terpahat pola rumit yang unik bagi
spesies tumbuhan tertentu. kedua sel tersebut dan dindingnya membentuk sebuah
butiran serbuk sari atau gametofit jantan yang belum dewasa.

Gambar 2.24 Perkembangan Gametofit Jantan


Sumber: https://www.slideshare.net/puttyrahma5/kuliah-9-dunia-tumbuhan

 Perkembangan gametofit betina


Bakal biji yang masing-masing mengandung sporangium, terbentuk didalam raungan
ovarium. Bakal biji, mega spora dan sporangium tumbuh dan mengalami psoses
meiosis menghasilkan empat megaspora.

Gambar 2.25 Perkembangan gametofit betina


Sumber: https://www.slideshare.net/puttyrahma5/kuliah-9-dunia-tumbuhan
Pada kebanyakan angiospermae hanya satu dari keempat mega spora ini yang
bertahan hidup. Selanjutnya kantung embrio ini dibagi bagi dengan membran. Pada
bagian ujung salah satu kantung embrio tumbuh sel betina dan dua sel sinergid yang
mengapit sel betina. Pada ujung lainnya terdapat tiga buah sel antipodal. Pada bagian
tengah terdapat 2 neukleus. Inilah yang disebut dengan kantung embrio dan
integumen, yaitu pelindung jaringan sporofit yang terletak di sekitar kantung embrio.

Gambar 2.26 perkembangan gametofit angiospermae


Sumber: Campbell dkk (2003). Hal. 359

3) Penyerbukan.
Supaya sel terus dapat dibuahi, gametofit jantan dan betina harus dan
menyatukan gametnya. Agar sel kelamin jantan dan betina bertemu tumbuhan
melakukan penyerbukan. Penyerbukan adalah proses bertemunya serbuk sari dengan
kepala putik dengan berbagai bantuan alam.
a) Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari.
Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan pada tumbuhan dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :
 Autogami (penyerbukan sendiri)

Autogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga
yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan
yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa
istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi penyerbukan, diantaranya:
 Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada
putik
 Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada
serbuk sari
 Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik
 Kleistogami

Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum
mekar.
 Geistonogami (penyerbukan tetangga).

Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari
bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan
tetangga.
 Alogami (penyerbukan silang).

Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal
dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan
silang.
 Hibridogami (penyerbukan bastar).

Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain
yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda.
Bastar terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
 Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan
mangga gadung.
 Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni. Bastar
antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong

Gambar 2.27 gambaran umum siklus hidup angiospermae


Sumber: Campbell dkk (2003). Hal. 356

b) Penyerbukan berdasakan polinator (agen penyerbuk):


 Anemogami (angin).
Bunga yang melakukan penyerbukan dengan bantuan angina memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
 Bunga tidak memiliki warna dan tidak memiliki nectar.
 Jumlah serbuk sari yang dimiliki amat banyak dan memiliki bobot
yang ringan.
 Kepala sari berukuran besar dan tangkai sarinya yang panjang dan
mudah bergoyang jika ditiup oleh angina,
 Putik yang dimiliki panjang dan berbulu.
Contoh dari bunga yang melakukan penyerbukan dengan bantuan
angin adalah bunga kelapa, rumput dan jagung..
 Hidrogami (air).
Penyerbukan yang dibantu oleh air terjadi pada tumbuhan yang hidup di
air. Bunga tumbuhan tersebut akan merendam bunganya di daam air.
Contohnya pada tumbuhan Hydrilla.
 Zoidogami (binatang).
Binatang yang melakukan penyerbukan pada bunga umumnya adalah
serangga (entomogami). Selain itu, kelelawar (kiroterogami), siput
(malakogami) dan juga burung (ornitogami).
Ciri-ciri bunga yang melakukan penyerbukan dengan bantuan binatang
adalah sebagai berikut:
 Bunga memiliki warna yang indah dan menarik.
 Beraroma sangat wangi.
 Memiliki nectar atau kelenjar madu.
 Letak putik yang tersembunyi dan berlendiri
Proses penyerbukan ini terjadi saat serangga hinggap pada suatu bunga
untuk menghisap madu, maka serbuk sari akan menempel pada tubuh
serangga tersebut. Kemudian, serangga hinggap di bunga lain yang sejenis
sehingga terjadinya penyerbukan.
 Antropogami (manusia).
Ada beberapa ciri-ciri bunga yang memerlukan bantuan manusia dalam
melakukan proses penyerbukan, diantaranya:
 Bunga berkelamin tunggal.
 Bunga jantan yang memiliki serbuk sari yang sangat banyak.
 Bunga betina yang sangat cepat matang.
Proses ini dimulai ketika bunga jantan yang telah terisi penuh oleh serbuk
sari dipetik dan selanjutnya ditempelkan pada bunga betina yang telah
masak. Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan dengan bantuan
manusia adalah salak dan vanili.
4) Faktor-faktor yang menyebabkan tumbuhan tidak dapat mengadakan
penyerbukan sendiri, yaitu:
 Dioseus (berumah dua), yaitu serbuk sari dan putik terletak pada individu
yang berbeda. Contoh: salak
 Dikogami, yaitu masaknya serbuk sari dan putik tidak bersamaan.
 Protogini, yaitu putik matang lebih dulu. Contoh: cokelat, alpokat.
 Protandri, yaitu serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu. Contoh:
jagung.
 Herkogami, yaitu serbuk sari tidak dapat jatuh ke kepala putik (vanili).
4) Fertilisasi

a. Fertilisasi Ganda pada tumbuhan Angiospermae

Angiospermae mengalami fertilisasi ganda untuk membentuk embrio dan


cadangan makanan (endosperma). Disebut fertilisasi ganda karena terjadi dua kali
proses fertilisasi yaitu:
a. Peleburan inti generatif 1 dengan ovum (sel telur) membentuk zigot yang akan
berkembang menjadi embrio.
b. Peleburan inti generatif 2 dengan inti kandung lembaga sekunder membentuk
endosperma (cadangan makanan).
Proses fertilisasi dimulai dengan proses penyerbukan, yaitu jatuhnya seruk
sari di kepala putik. Inti sel yang ada dalam serbuk sari akan terbelah dan membentuk
inti vegetatif, lau generatif 1 dan inti generatif 2. Tak lama setelah proses itu
berlangsung, serbuk sari akan berkecambah dan membentuk tabung serbuk sari.
Tabung tersebut di fungsikan sebagai jalan serbuk sari menuju ke kantung embrio.
Letak kantung embrio ada di bagian dasar putik yang juga merupakan tempat
terjadinya proses fertilisasi. Inti sel serbuk sari nantinya akan berjalan di sepanjang
tabung serbuk untuk bisa mencapai kantung embrio tersebut. Inti vegetatif akan
bergerak di depan inti generatif karena peran inti vegetative adalah untuk
menunjukan jalan kepada kedua inti generatif tersebut. Sesudah sampai di kantung
embrio, tugas inti generative 1 akan bekerja membuahi ovum untuk membentuk
zigot. sedangkan, inti generatif 2 bekerja untuk membuahi inti kandung lembaga
sekunder lalu membentik endosperma. Sifat dari sel telur adalah haploid (n) yang
kemudian akan dibuahi inti generatif 1 yang juga bersifat haploid (n). Hasil dari
proses tersebut akan menghasilkan zigot dengan sifatnya diploid (2n). Inti kandungan
dari lembaga sekunder akan dibuai oleh inti generatif 2 yang kemudian membentuk
endosperma yang memiliki sifat triploid (3n). Karena prosesnya menyatukan 2 inti
kandung dan inti generatif 2 yang masing masingnya memiliki sifat haploid. Zigot
nantinya akan berproses menjadi embrio calon individual baru, sedangkan
endosperma akan digunakan sebagai cadangan makanan untuk perkembangan embrio
ketahap selanjutnya. Endosperma akan dipakai sebagai sumber makanan pertama
dalam proses perkecambahan biji. fertilisasi ganda hanya bisa terjadi pada
angiospermae, sedangkan pada tumbuhan gymnospermae proses yang terjadi sangat
berbeda proses itu disebut fertilisasi tunggal. Gymnospermae hanya bisa mengalami
fertilisasi tunggal sehingga tidak akan bisa menghasilkan endosperma sebagai
cadangan makanan.
Gambar.2.28. tentang fertilisasi ganda tumbuhan angiospermae.
(http://www.zonabiokita.web.id/2013/08/mekanisme-fertilisasi-ganda-pada.html)

b.Fertilisasi Tunggal pada tumbuhan Gymnospermae


Tumbuhan berbiji tertutup disebut Gymnospermae karena bijinya tidak
tertutup, contohnya seperti pakis haji dan melinjo. Serbuk sarinya terdiri dari dua sel,
yaitu sel generatif(kecil) dan sel vegetatif (besar).
Proses fertilisasi dimulai dengan jatunya serbuk sari di atas kepala putik
yang terletak dititik penyerbukan, diserap masuk ke dalam ruang serbuk sari melalui
jalur mikrofil. Serbuk sari akan tumbuh dan membentuk buluh serbuk sari, yang
kemudian akan bergerak menuju ruangan arkegonium. Dalam ruangan itu hanya
berisi sel telur saja. Sel generatif akan terbelah menjadi dua, lalu membentuk sel
dinding atau sel dislokator dan sel spermatogen. Proses selanjutnya, sel spermatogen
akan membelah dan membentuk seperti 2 spermatozoid yang memiliki bulu getar.
Jika buluh serbuk sari sudah ada di arkegonium, maka secara otomatis sel vegetatif
akan lenyap dengan sendirinya, sel spermatozoid akan membuahi sel telur tersebut
lalu membentuk zigot. Proses ini hanya terjadi sebanyak sekali yang kemudian
disebut fertilisasi tunggal.
5) Perkembangan embrio
Perkembangan mitosis pertama yang dilakukan zigot adalah pembelahan
transversal, yang membagi sel telur yang dibuahi menjadi sel telur basal dan sel telur
terminal. Sel terminal merupakan penyusun sebagian besar embrio. Sel basal akan
terus membelah diri secara transversal. Pembelahan sel basal menghasilkan suatu
benang sel-sel yang disebut suspensor. Fungsinya adalah untuk menjaga embrio tetap
berada di integumen bakal biji dan memindahkan zat makanan ke embrio tersebut
dari tumpukan induk. Sel terminal akan membelah diri beberapa kali dan membentuk
suatu proembrio yang berbentuk bola yang bertaut dengan suspensor. Keping biji
(kotiledon) mulai terbentuk sebagai benjolan pada proembrio. Pada tumbuhan dikotil
kedua kotiledon akan tumbuh membentuk hati. Sedangkan pada tumbuhan monokotil
hanya satu kotiledon yang tumbuh.

Gambar 2.29 perkembangan embrio tumbuhan dikotil


(campbell dkk (2003). Hal. 362
Sumber :http://agroteknologi.web.id/
Ketika bakal biji berkembang menjadi biji, ovarium bunga berkembang
menjadi buah, yang melindungi biji yang terbungkus dan membantu penyebarannya
oleh angin atau hewan. Buah berkembang setelah polinasi dan memicu perubahan
hormonal yang menyebabkan tumbuhnya ovarium. Dinding ovarium menjadi
perikarp, yaitu dinding buah yang menebal. Pada banyak tumbuhan, setelah ovarium
tumbuh, bagian lain dari bunga akan layu dan hilang. Transformasi bunga ini mirip
dengan perkembangan biji. Jika sebuah bunga belum diserbuki, umumnya buah tidak
akan berkembang, dan seluruh bunga tersebut akan layu dan rontok.
Buah dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, bergantung pada asal mula
perkembangannya. Buah yang berasal dari sebuah ovarium tunggal disebut buah
sederhana. Sebuah buah sederhana bisa berdaging. Buah agregat dihasilkan dari suatu
bunga tunggal yang memiliki beberapa putik. Buah majemuk berkembang dari suatu
infloresens, yaitu suatu karangan bunga yang berkelompok secara dekat. Ketika
dinding dari banyak ovarium mulai menebalmereka akan menyatu menjadi satu buah.
Buah pada umumnya matang disaat kira-kira biji yang dikandungnya hampir
menyelesaikan perkembangannya. Untuk buah kering seperti kulit kacang kedelai,
pematangan tidak lebih dari sekedar penuaan jaringan buah, yang memungkinkan
buah membuka dan membebaskan bijinya. Kemudian buah ini akan berubah warna
danmenjadi lebih lembek. Hal ini dimaksudkan agar menarik perhatian hewan
pemakan buah2an untuk membantu menyebarkan
Pada tahap awal pembentukan kotiledon ini embrio menjadi memanjang.
Diantara kotiledon terdapat meristem apikal dari tunas embrionik. Pada ujung
berlawanan sari sumbu embrio tersebut, dimana suspensor akan bertaut, terdapat
ujung dari akar embrionik, juga dengan sebuah meristem. Setelah biji berkecambah,
meristem apikal yang terletak pada ujung tunas dan akar akan menyokong
pertumbuhan primer selama tumbuhan itu hidup. Ketiga meristem primer –
protoderm, meristem dasar dan prokambium – juga ada pada embrio. Dengan
demikian, perkembangan embrio menghasilkan dua ciri bentuk tumbuhan; sumbu
akar-tunas, dengan meristem pada ujung yang berlawanan; dan pola radial protoderm,
meristem dasar, dan prokambium, kumpulan yang akan menyebabkan munculnya
ketiga sistem jaringan. Pada saat embrio berkembang, biji akan menumpuk protein,
minyak, dan pati dan menahan zat-zat makanan di mebrio dalam tempat menyimpan
sampai biji tersebut berkecambah.

6). Struktur biji dewasa


Dalam tahap akhir pematanganya, biji akan mengalami dehidrasi sampai
kandungan airnya hanya sekitar 5% hingga 15% dari bobotnya. Embrio itu akan
berhenti bertumbuh kembang sampai biji berkecambah. Embrio dikelilingi oleh
kotiledonnya yang sudah membesar, oleh endosperma, atau oleh keduanya. Embrio
dan persediaan makanannya terbungkus oleh suatu selaput biji yang terbentuk dari
integumen bakal-biji, cikal bakal biji.
Pada tahap ini, embrio merupakan suatu struktur memanjang, sumbu
embrioniknya, bertaut pada kotiledon berdaging. Dibawah titik dimana kotiledon
bertaut, sumbu embrionik itu disebut hipokotil. Hipokotil berakhir pada radikula atau
akar embrionik. Bagian sumbu embrionik di atas kotiledon adalah epikotil. Pada
ujungnya terdapat plumula, yang terdiri dari ujung tunas dengan sepasang miniatur
daun. Kotiledon kacang berdaging sebelum biji itu berkecambah karena kotiledon
menyerap makanan dari endosperma ketika biji berkembang. Namun demikian, biji
beberapa dikotil mempertahankan persediaan makanannya dalam endosperma dan
memiliki kotiledon yang sangat tipis. Kotiledon itu akan menyerap zat-zat makanan
dari endosperma dan memindahkannya ke embrio ketika biji itu mulai berkecambah.
Biji monokotil memiliki sebuah kotiledon. Anggota famili rumput-rumputan
memiliki jenis kotiledon khusus yang disebut skutelum. Skutelum itu sangat tipis,
dengan luas permukaan yang sangat besar yang ditekan ke arah endosperma, dimana
dari endosperman ini skutelum akan menyerap zat-zat makanan selama
perkecambahan. Embrio dari suatu biji rumput-rumputan terbungkus oleh lapisan
pembungkus yang terdiri dari koleorhiza, yang menutupi akar, dan koleoptil yang
menyelubungi tunas embrionik.
Proses dari biji menjadi kecambah dan akhirnya menjadi tumbuhan memiliki
beberapa proses. Proses yang pertama adalah dorminasi biji. Dorminasi biji ini
maksudnya adalah fase biji tidur. Biji akan tetap tidur, tidak melakukan
perkecambahan hingga dia menemukan kondisi lingkungan terbaik yang bisa
menopang pertumbuhnannya. Setiap tumbuhan memiliki kondisi terbaik yang
berbeda-beda. Sebagian harus dalam kondisi pana, sebagian lagi harus dalam kondisi
basah sebagian lagi harus ditanam di bawah tanah dan sebagian lagi ti tempat yang
dangkal. Biji bisa bertahan satu atau dua tahun bahkan hingga belasan tahun.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan adalah:
1. suhu yang cocok
2. banyaknya air yang memadai
3. persediaan oksigen yang cukup
4. kelembapan
5. cahaya

Gambar 2.30 struktur biji


Sumber : (campbell dkk (2003). Hal. 363
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reproduksi (perkembangbiakan) merupakan salah satu ciri makhluk hidup,
yang berguna untuk melestarikaan jenisnya. Reproduksi tidak hanya dilakukan pada
manusia, tetapi juga pada tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan tingkat rendah pada
umumnya reproduksi dilakukan dengan cara spora, membelah diri dan fragmentasi.
Tetapi ada juga reproduksi yang secara seksual. Pada tumbuhan tingkat tinggi
reproduksi juga dilakukan secara seksual dan aseksual.
Sistem reproduksi pada pria dan wanita berbeda. Proses pembentukan sperma
(spermatogenesis) terjadi di dalam tubulus seminiferus yang berada di dalam testis
dan dipacu oleh hormon testosteron. Sperma dapat bergerak aktif karena mempunyai
ekor sebagai alat gerak.Seluruh tubulus seminiferus menyatu membentuk vasa
efferensia.Dari vasa efferensia muncul tubulus yang memanjang hingga 6 m disebut
epididimis.Epididimis merupakan tempat penyimpanan sperma selama lebih kurang
18 jam.Dari epididimis, sperma menuju vesikula seminalis melalui vas deferens.
Salah satu ujung vas deferens berakhir pada kelenjar prostat.Saluran ini bersatu di
belakang kandung kemih membentuk duktus ejakulatorius pendek dan berakhir di
uretra.Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi dan terdapat dalam
penis.Penis berfungsi sebagai alat koitus (persetubuhan).Pada alat ini terdapat saluran
ejakulasi yang berperan menyemprotkan semen hingga masuk dalam uretra dan
disalurkan ke luar.Saluran uretra juga berfungsi menyalurkan urine dan dikeluarkan
melalui lubang kecil di ujung penis.
Proses pembentukan ovum (oogenesis) terjadi di ovarium. Apabila ovum
tidak dibuahi akan terjadi menstruasi. Apabila ovum dibuahi oleh sperma akan
terbentuk zigot dan berkembang melalui tahap preimplantasi embrionik dan fetus
berkembang menjadi bayi.
Sterilisasi pada pria dapat disebabkan terjadinya kelainan struktur dan fungsi
organ reproduksi, kelainan sistem hormonal, gangguan peredaran darah pada alat
reproduksi, infeksi, dan factor imunologi.Adapun pada wanita, sterilitas disebabkan
oleh terjadinya kegagalan pelepasan sel telur, infeksi, dan kelainan saluran telur.
Jenis-jenis kontrasepsi untuk menghambat terjadinya proses pembuahan adalah
vasektomi pada pria, tubektomi pada wanita, kondom, diafragma, IUD, spermisid,
dan pil.
Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami ganguan. Gangguan itu
bisa disebabkan oleh penyakit atau kelainan. Gangguan pada sistem reproduksi
manusia dapat menyerang baik pria maupun wanita. Namun ada beberapa penyakit
yang hanya menyerang pria atau wanita. Penyakit-penyakit yang disebut Penyakit
Menular Seksual (PMS), misalnya Gonorhoe, Klamidiasis, Herpes genital,Sifilis
danAIDS. AIDS disebabkan oleh infeksi virus HIV, dapat terdeteksi 5–10 tahun
setelah terinfeksi.
Reproduksi seksual pada tumbuhan melibatkan putik dan benang sari sebagai
alat kelamin betina dan jantan. Reproduksi seksual ada dua jenis yakni pada angos
permae dan gimnos permae. Pada angiospermae terjadi fertilisasi ganda dan pada
gimnospermae terjadi fertilisasi tinggal.
Repsoduksi aseksual dilakukan tumbuhan secara alami dan buatan. Secara
alami dilakukan dengan tunas, rizoma, umbi lapis, umbi batang dan lainnya.
Sedangkan reproduksi aseksual buatan adalah stek, cangkok, okulasi, mengenten dan
merunduk.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012 (online). Nama Ilmiah Ganggang


Hijau.http://ragamorganisme.blogspot.co.id/2012/08/ganggang-hijau.html.
Diakses pada tanggal 03 April 2017.

Anonim. 2013 (online). Reproduksi Tumbuhan Lumut


(bryophyta).http://buatbelajarbiologi.blogspot.co.id/2013/06/reproduksi-
tumbuhan-lumut-bryophyta.html. Diakses 9 April 2017.

Anonim. 2014 (online). Pengertian Penyerbukan pada Tumbuhan.


http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-penyerbukan-pada-
tumbuhan.html. Diakses 9 April 2017.

Anonim. 2015 (online). Klasifikasi dan Ciri-ciri Tumbuhan Paku atau


Pteridophyta.http://caratanam.com/ciri-ciri-tumbuhan-paku/.Diakses pada
tanggal 03 April 2017.

Anonim. 2016 (online). Perkembangbiakan tumbuhan vegetatif alami.


http://maslatip.com/perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-alami.html.
Diakses pada tanggal 03 April 2017.

Anonim. 2016 (online). Reproduksi vegetatif tumbuhan dan hewan.


http://www.bukusekolah.org/2016/01/reproduksi-vegetatif-pada-tumbuhan-
dan-hewan.html.Diakses pada tanggal 03 April 2017.

Campbell, A Neil, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan jilid 3 (Terjemahan). Jakarta:
Erlangga.

Campbell, A Neil, dkk. 2010. Biology Ninth edition. San Fransisco: Benjamin
Cummings.

Febririsma, 2017 (online). Sistem Reproduksi Tumbuhan.


https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-reproduksi/sistem-reproduksi-
tumbuhan/. Diakses pada tanggal 03 April 2017.

Gonzaga,Isharmanto. 2010 (online). Reproduksi Tanaman.


https://biologigonz.blogspot.co.id/2010/08/reproduksi-tanaman_31.html.
Diakses pada tanggal 03 April 2017.
Hartini, S. 2005. Laporan Eksplorasi Flora di Cagar Alam Sago Malintang Sumatera
Barat. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Hartono, Juni. 2015.Langkah Teknik Kultur Jaringan / Totipotensi.


http://www.biomagz.com/2015/08/langkah-teknik-kultur-jaringan.html.
Diakses pada tanggal 03 April 2017.

Manttab. 2011 (online). Reproduksi Tumbuhan.


http://manttab.blogspot.co.id/2011/04/reproduksi-tumbuhan.html. Diakses pada
tanggal 03 April 2017.

Setia, Wardani andiani. 2015 (online). Perkembangbiakan Vegetatif Buatan.


http://andianisetiawardani.blogspot.co.id/2015/03/perkembangbiakan-
vegetatif-buatan_30.html. Diakses pada tanggal 03 April 2017.

Solihin,Akhmad. 2014. Cara Mencangkok yang benar dan praktis.


https://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/09/cara-mencangkok-yang-benar-dan-
praktis.html. Diakses pada tanggal 03 April 2017.

Rahma, putty. 2013 (online). Tumbuhan berbiji.


https://www.slideshare.net/puttyrahma5/kuliah-9-dunia-tumbuhan. Diakses
pada tanggal 03 April 2017.

RumahBelajar.https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12
&idmateri=20&lvl1=3&lvl2=2&lvl3=0&kl=9
LAMPIRAN SOAL DAN PEMBAHASAN

Perhatikan gambar berikut:

1. Bagian yang ditunjuk Y memiliki organel ....


A. Ribosom
B. Mitokondria
C. Badan Golgi
D. Nukleus
2. Penyatuan bagian X pada sperma dan ovum terjadi di dalam....
A. Ovarium
B. Oviduct
C. Uterus
D. Vagina

Perhatikan gambar sistem reproduksi wanitaberikut

3. Proses implantasi zigot terdapat pada bagian....


A. D
B. B
C. A
D. E
4. Bagian yang ditunjuk A merupakan tempat terjadinya....
A. Oogenesis
B. Spermatogenesis
C. Fertilisasi
D. Implantasi
5. Bagian yang merupakan tempat penyaluran nutrisi dan oksigen antara ibu dan
bayi adalah....
A. Amnion
B. Korion
C. Plasenta
D. Tali pusar
6. Pematangan sel telur dalam folikel dipengaruhi oleh hormon....
A. LH
B. Oksitosin
C. Estrogen
D. FSH
7. Berdasarkan grafik dibawah ini yang menunjukkan pernyataan benar adalah....

A. Peningkatan progesteron menyebabkan meluruh dinding rahim


B. Menstruasi terjadi berkurang progesteron dan estrogen
C. Hormon A adalah Progestron
D. Hormon B adalah LH
8. Pemberian pil KB kepada peserta Keluarga Berencana bertujuan untuk ....
A. menghambat pertumbuhan embrio dalam rahim
B. menghambat terjadinya ovulasi
C. mempercepat terjadinya ovulasi
D. membunuh sel telur yang telah dibuahi
9. Janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari ....
A. darah ibu secara langsung
B. darah ibu melalui proses difusi langsung
C. darah ibu melalui perantara tembuni
D. cadangan makanan yang terdapat dalam telur
10. Kelainan pada saluran reproduksi disebut endometeiosis jika terdapat ....
A. jaringan endometrium di dalam rahim
B. jaringan endometrium di luar rahim
C. kista pada endometrium
D. tumor pada rahim
11. Blastula membentuk tiga lapisan, meliputi mesoderm, ektoderm, dan endoderm.
Tahap tersebut disebut....
A. Fertilisasi
B. Gastrulasi
C. Implantasi
D. Blastulasi
12. Dalam pil KB, Hormon estrogen dan progesteron sintetis berperan untuk....
A. Merangsang pembentukan FSH dan LH sehingga terjadi ovulasi
B. Menghambat pembentukan FSH dan LH sehingga terjadi ovulasi
C. Menghambat pembentukan FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi
D. Merangsang pembentukan FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi
13. Kelainan sistem reproduksi pada pria dimana cairan sperma yang dihasilkan tidak
mengandung spermatozoa, dinamakan....
A. Toksoplasma
B. Azospermia
C. Invertilitas
D. Endometriosis
14. Kontrasepsi steril yang dilakukan dengan cara pemotongan vas deferens supaya
sperma tidak dapat menuju penis, yaitu....
A. Vasektomi
B. Kondom
C. Tubektomi
D. Susuk KB
15. Berikut ini yang termasuk proses penyerbukan yang dibantu oleh tangan manusia
yaitu....
A. Humanogami
B. Zoogami
C. Anemogami
D. antropogami
16. Perhatikan gambar berikut ini:
Gambar tersebut menunjukkan Pembuahan ganda dari tumbuhan kelas
Dicotyledonae. Embrio yang terbentuk didalam proses perkembangbiakan terjadi
melalui peleburan antara nomor….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 5
17. Pada tumbuhan angiospermae, pollen akan mengalami pembelahan membentuk
dua macam inti yaitu….
A. Inti sperma dan inti kandung kemih
B. Inti kandung lembaga sekunder dan ovum
C. Inti sperma dan ovum
D. Zigot dan ovum
18. Jika tanaman memiliki ciri-ciri mahkota bunga mempunyai warna yang menarik,
serbuk sari lengket, bunga menghasilkan nectar. Dilihat dari perantaranya
tanaman dengan cirri-ciri seperti diatas disebut….
A. Zoogami
B. Anemogami
C. Herkogami
D. Antropogami
19. Bila dilihat dari waktu masaknya putik dan serbuk sari, penyerbukan pada seledri
merupakan contoh dari….
A. Autogami
B. Geitonogami
C. Protandri
D. Protagini
20. Berikut ini pergiliran keturunan pada tumbuhan paku:
1) spora
2) antridium dan arkhegonium
3) tumbuhan paku
4) protalium
5) sporangium
6) zigot
Urutan pergiliran keturunan yang benar adalah ….
A. 1), 2), 3), 4), 5) dan 6)
B. 1), 3), 4), 5), 2) dan 6)
C. 1), 4), 2), 6), 3) dan 5)
D. 1), 3), 5), 2), 4) dan 6)
21. Perbedaan pergiliran keturunan pada tumbuhan lumut dan paku adalah ….
A. tumbuhan lumut adalah sporofitnya, sedangkan paku adalah gametofitnya
B. tumbuhan lumut adalah gametofitnya, sedangkan pada paku adalah
sporofitnya
C. pergiliran keturunan lumut adalah metagenesis sedangkan pada paku
bukan metagenesis
D. gametofit pada lumut turunan 2n kromosom, sedangkan gametofit
pada paku turunan n kromosom
22. Pada tumbuhan paku, sporagonium terkumpul dalam suatu tempat yang disebut
….
A. Indusium
B. Operkulum
C. Annalus
D. Sorus

Anda mungkin juga menyukai