Anda di halaman 1dari 22

Makalah Struktur Hewan

“SiStem RepRodukSi pada Hewan”

Disusun Oleh :

-Yesika Koke
-Erine Liow

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas perkenanNya lah
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah”Struktur Hewan”, dengan judul makalah “Sistem Reproduksi Pada Hewan”.

Dengan demikian sebagai pengantar kata,dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini semoga dapat di terima dan bermanfaat bagi semua Pembaca,Khususnya bagi
Mahasiswa Pendidikan Biologi untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan
keterampilan kependidikan demi terciptanya pendidikan professional.

Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam Makalah ini, kami meminta maaf yang
sebesar-besarnya dan kami yakin bahwa makalah ini tidak semuanya sempurna, maka kami
menerima kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan makalah ini.

Tondano, Juni 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................i


Daftar Isi .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................
A. Pengertian Sistem reproduksi ..............................................................................
B. Perkembangbiakan pada Hewan Rendah ...........................................................
Reproduksi Aseksual pada Hewan Rendah.........................................................
Reproduksi Seksual pada Hewan Rendah ...........................................................
C. Perkembangbiakan pada Hewan Tingkat Tinggi ...............................................
D. Perkembangbiakan pada Hewan Tingkat Tinggi ...............................................
E. Gametogenesis ........................................................................................................
F. Hormon Reproduksi ..............................................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
DAfTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.

Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping cirri-ciri lain seperti;
respirasi, transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup
memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara
umum reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi
seksual (secara perkawinan) dan reproduksi aseksual (tanpa perkawianan).

Pada reproduksi seksual mengunakan alat/organ seksual berupa sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak menggunakan alat/organ seksual,
sehingga proses perkembanganbiakan menggunakan organ tubuh, seperti akar dan batang pada
tumbuhan.

Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative, sedangkan


reproduksi aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative. Reproduksi seksual
umumnya dilakukan oleh hewan tingkat tinggi dan sebagian tunbuhan. Sedangkan reproduksi
aseksual umum dilakukan hewan tingkat rendah dan sebagian tumbuhan.

B. Rumusan Masalah.
1. Apakah alat/organ reproduksi pada hewan?
2. Bagaimanakah proses reproduksi pada hewan?

C. Tujuan.
1. Mengetahui alat/organ reproduksi pada hewan?
2. Mengetahui proses reproduksi pada hewan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem reproduksi

Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi.
Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh
pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.

Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan
individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah
contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada
organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi aseksual.

Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin
yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara
umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan
organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual.

B. Perkembangbiakan pada Hewan Rendah

1. Reproduksi Aseksual pada Hewan Rendah

Seperti halnya pada tumbuhan, perkembangbiakan pada invertebrata (hewan tanpa


tulang belakang) meliputi perkembangbiakan secara Aseksual (Vegetatif) dan Seksual
(Generatif).

Reproduksi yang terjadi tanpa proses peleburan sel gamet. Individu baru muncul dari
bagian tubuh induk. Beberapa hewan melakukan reproduksi aseksual, karena bagian dari siklus
hidupnya, dan beberapa karena pengaruh lingkungan yang ekstrim. Sifat individu yang
terbentuk dari reproduksi aseksual adalah 100% mirip dengan induk. Oleh karena itu, terdapat
sedikit variasi genetik yang ditemukan pada individu hasil reproduksi ini.

Macam-macam reproduksi aseksual antara lain sebagai berikut :


a ) Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel satu),
misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena
Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian
diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi masing-
masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan diikuti
pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding
sangat kuat.
Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak
individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik,
dinding kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan berkembang
menjadi Amoeba dewasa.
b ) Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian
potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi
secara fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang
sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing
potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria.

Gambar Fragmentasi pada Cacing Planaria


c ) Pembentukan Tunas
Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh
dari induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan
membentuk tunas ialah Hydra sp. Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra
dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang
melakukan reproduksi dengan tunas misalnya ubur ubur, hewan karang,dan anemon laut.
.
Gambar Hydra sp bertunas

d ) Sporulasi ( Pembentukan Spora )


Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang
menghasilkan spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium
sp.
Plamodium adalah protozoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit
malaria. Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dan fase
vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase
vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.

Gambar Sporozoa (Plasmodium sp) Penyebab Penyakit Malaria.


f).Partenogenesis

Partenogenesis yaitu terbentuknya individu baru tanpa terjadinya fertilisasi. Contoh


partenogenesis yaitu telur belalang jambu yang dapat menetas meskipun tidak mengalami
fertilisasi. Jadi, meskipun hanya seekor betina yang dipelihara, tetapi telur yang dihasilkan tetap
dapat menetas.Sel telur dapat berkembang menjadi individu baru walaupun tanpa fertilisasi.
Gambar. Partenogenesis
2. Reproduksi Seksual pada Hewan Rendah

Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat
terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada
hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat
tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.

b. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.


Konjugasi,ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya. misalnya
Paramaecium berkembang biak secara generatif melalui konjugasi. Caranya, dua sel saling
mendekat pada bagian mulut selnya, kemudian terjadi tukar menukar inti sel.

Gambar. Konjugasi Paramaecium

Anisogami,yaitu peleburan dua sel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya
peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan
ovum di dalam rahim.Cara reproduksi seperti ini dapat jumpai pada hewan-hewan seperti
Hydra, Plasmodium, golongan porifera, golongan cacing, dan sebagainya. Hewan tersebut
dapat enghasilkan dua jenis gamet yang berbeda dalam bentuk, ukur serta tingkah
lakunya. Gamet jantan biasanya kecil dan bergerak aktif sedangkan yang betina relatif
lebih besar tetapi pasif. Anisogami sesunggunya merupakan cara reproduksi seksual yang
paling umum dilakukan oleh tumbuhan tinggi dan hewan bertulang belakang. Tetapi
reproduksi semacam ini lebih di kenal denga nama fertilisasi (pembuahan).

Metagenesis,Suatu cara reproduksi yang saling bergantian antara reproduksi aseksual


dengan reproduksi seksualnya cara reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada golongan
Coelenterate, misalnya Obelia. Hewan ini memiliki polip yang melakukan reproduksi aseksual
dan bentuk mendusa (ubur-ubur) yang melakukan reproduksi seksual.

Fertilisasi,Hewan tingkat rendah lain misalnya cacing dan bekicot bersifat hermaprodit.
Hermaprodit yaitu satu individu menghasilkan sel sperma dan ovum. Meskipun hermaprodit,
cacing dan bekicot tetap memerlukan hewan lain untuk melakukan perkawinan.

Gambar. Fertilisasi Hermaprodit

C. Perkembangbiakan pada Hewan Tingkat Tinggi

Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel


kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi.
Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh
induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh
induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk
betina disebut fertilisasi eksternal.

Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya
katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat
memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu tipe acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma
di lakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu untuk
melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar. Pada
fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk
jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi.

Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh
testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur).
Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan
sel kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina
disebut oogenesis. Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang
kemudian berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi
melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar..
 Vivipar (hewan beranak)
yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat makanan di dalam uterus
(rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, kucing.

Gambar. Contoh Vivipar

 Ovipar (hewan bertelur)

yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini dikeluarkan
dari dalam tubuh dan dilindungi olehcangkang. Embrio memperoleh makanan dari cadangan
makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami telurnya hingga
menetas,misalnya ayam,Angsa dan merpati.Namun banyak pula induk yang menimbun telur
dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja.

Gambar. Contoh Ovipar

 Ovovivipar (hewan betelur dan beranak)

yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di
dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induk dan
anaknya keluar. Contohnya adalah kadal,ikan hiu,platypus. Anak itik menetas dari telur, itik
termasuk hewan ovipar.
Gambar. Contoh Ovovivipar

Berikut ini beberapa contoh Reproduksi Seksual pada Hewan Tingkat Tinggi

1. Reproduksi pada Ikan

Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk
betinanya.Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan
melalui saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital.Lubang urogenital merupakan
lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.

Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan

Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel
telur dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan
betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti
oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma
2. Reproduksi pada Katak
Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan katak terjadi
secara eksternal yang dilakukan di air. Katak bersifat ovipar atau bertelur. Alat kelamin jantan
terdiri dari sepasang testis yang berwarna putih kekuningan.
Gambar a).alat kelamin jantan katak, b).alat kelamin betina katak

Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka.
Kloaka merupakan tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat
kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati
oviduk dan menuju kloaka.

Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan
jarinya, katak jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur ke
dalam air. Saat keluarnya telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah
pembuahan sel telur di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot.

3. Reproduksi pada Reptilia


Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia
jantan, alat kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki alat
kelamin khusus yang disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin. Sedangkan
reptilia betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan oviduk. Telur bermuara
di oviduk. Pada reptil ovovivipar telur akan menetas dalam oviduk.

Gambar a. alat kelamin jantan reptil, b. alat kelamin betina reptil

4. Reproduksi pada Burung

Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami
hingga menetas.Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis.Sperma yang
dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina pada
burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk.
Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung

Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika sperma keluar
dari kloaka jantan akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi
Telur burung mempunyai struktur sebagai berikut

 Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di
sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya
tidak saling melekat, sehingga terbentuk rongga udara.
 Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi
sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan.
 Kuning telur, terdapa di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon
embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi
menjaga posisi kuning telur.

Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap
melalui pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang
berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut.
 Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat tumbuhnya
embrio.
 Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam
embrio dan CO2 keluar dari embrio.
 Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.
5. Reproduksi pada Mamalia

Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya
berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan
mamalia menyusui kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mamalia yang
tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur. Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus).
Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk
mempelajarinya, amatilah alat reproduksi tikus berikut ini.

Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma.
Sperma dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan
sperma ke dalam tubuh hewan betina, digunakan penis.

Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel
telur atau ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran
telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk
zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih
dari satu embrio. Namun tidak semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap
embrio memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat.
Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.

D. Perkembangbiakan pada Hewan Tingkat Tinggi

Alat reproduksi adalah alat ayng memungkinkan organisme menghasilkn keturunan atau dapat
berkembang baik. Alat reproduksi terdiri atas dua jenis yaitu alat kelamin jantan dan alat kelamin
betina.
 Alat kelamin Jantan.
Alat kelamin jantan memiliki beberapa organ atau bagian, yaitu:
1. Testis
Testis adalah organ untuk menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma.
2. Penis
Penis adalah bagian dari alat kelamin yang berfungsi untuk memasukkan sperma
kedalam tubuh betina. Pada beberapa hewan, alat dengan fungsi yang sama dinamakan kloaka
atau urogentil. Kloaka adalah muara dari saluran pencrernaan, saluran kencing, dan saluran
kelamin. Adapun urogenital adalah muara saluran kelamin yang terjadi satu dengan saluran
kencing.
3. Vas deferens
Vas deferens adalah saluran yang menghubungkan testis dengan lubang pengeluaran.
 Alat Kelamin Betina.
Alat kelamin betina terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
1. Lubangkelaminbetina
Lubang kelamin betina atau disebut vagina merupakan tempat masuknya sperma ke
dalam tubuh betina dan lubang keluarnya anak dari Rahim. Beberapa hewan tidak
memiliki vagina, namun memiliki urogenital dan kloaka
2. Induk telur/ovarium
Ovarium adalah organ untuk memproduksi sel telur/ovarium.
3. Saluran telur/oviduk
Oviduk adalah saluran yang menghubungkan induk telur dengan Rahim, didalam oviduk
pembuahan biasanya terjadi.
4. Rahim/uterus
Uterus adalah tempat berkembangnya embrio didalam tubuh induk betina hingga saat
dilahirkan.
Sel sperma diproduksi dalam testis dalam jumlah yang sangat banyak. Sel sperma
berbentuk oval, memiliki ekor panjang dan berukuran sangat kecil. Sel telur diproduksi dalam
induk telur atau ovarium. Sel telur sudah ada didalam Ovarium sejak individu masih berupa
embrio, walau belom matang. Jika sel telur sudah matang, sel telur akan keluar dari ovarium
menuju oviduk.Kemudian terjadi ovulasi yaitu peristiwa keluarnya sel telur dari ovarium
menuju oviduk. Produksi sel telur tidak sebanyak sel sperma. Sel telur berukuran 75.000 kali
ukuran sel sperma dan berbentuk bulat.

Gamabar.Alat-alat reproduksi pada jantan dan betina


E. Gametogenesis
Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan sel-sel gamet di dalam kelenjar
kelamin. Peristiwa pembentukan sel-sel gamet ini di bedakan atas :
1. Spermatogenesis
Yaitu peristiwa pembentukan sel-sel sperma didalam tes-tes. Sel-sel sperma di dalam
tes-tes berasal dari sel-sel spermatogonia. Spermatogonia ini mengalami pertumbuhan ini
menjadi spermatosit. Melalui dua kali pembelahan, dari satu spermatosit (2n) akan di hasilkan 4
buah sperma yang haploid (1n).
2. Oogenesis
Adalah peristiwa pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Seperti halnya sel
sperma, sel telur pun terjadi melalui proses pembelahan dua kali. Sel telur dalam ovarium
berasal dari sel oogonium (kalau lebih dari satu disebut oogonia). Oogonium ini akan tumbuh
menjadi oosite. Dari satu oosite melalui dua kali pembelahan akan di hasilkan 4 buah sel tekur
(ovum).Dari 4 buah sel telur yang di hasilkan hanya satu.
F. Hormon Reproduksi
Hormon yang erat hubungannya dengan reproduksi adalah gonadetropin. Hormon ini
terdiri dari beberapa hormon diantaranya:
 FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang berfungsi merangsang pertumbuhan
folikel(gelembung kecil yang berisi ovum) pematangan volikel ini dirangsang oleh
SFH.
 LH (Luteinizing Hormone), menyebabkan volikel yang telah masak pecah dan ovum
(sel telur) keluar. Peristiwa ini di sebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel
yang telah pecah berubah menjadi kopus luteum yang menghasilkan hormon
progesteron, suatu hormon yang membantu pertumbuhan uterus sebagai persiapan
untuk kehamilan. Pada laki-laki FSH dan LH mengatur pembentukan testosterone
sebagai hormone kelamin jantaan yang dapat di buahi (fertil) sedangkan 3 buah sel
telur lainnya mengalami degenerasi dan di sebut polar body (polosit)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Reproduksi pada hewan rendah dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan, pembentukan, tunas, pembentukan gemmule dan
regenerasi, sedangkan secara aseksual dilakukan dengan konyugasi, anisogami dan
metagenesis.

Pada mamalia reproduksi hanya dilakukan secara seksual melalui persatuan antara sel
telur dan sel sperma. Peristiwa persatuan antara sel telur dan sel sperma ini disebut fertilisasi
atau pembuahan.

Sperma sebagai sel kelamin jantan dibentuk dalam tes-tes melalui spermatogenesis
sedangkan sel telur dibentuk di dalam ovarium melalui oogenesis.

Reproduksi merupakan proses pembentukkan individu baru. Reproduksi dapat terjadi


secara generative dan secara vegetative. Reproduksi pada hewan dapat terjadi secara seksual
maupun aseksual. Konsep reproduksi aseksual tidak dapat didefinisikan dengan tepat (Karena
terlalu banyak variasi), tetapi jelas bahwa proses ini tidak berkaitan dengan proses
pembentukian gamet. Reproduksi aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan
fragmentasi atau budding / bertunas.
DAFTAR PUSTAKA

Kastawi, Yusuf.dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Jica: Malang(Online)

http://syaifulsman2barru.wordpress.com/2013/05/21/sistem-reproduksi-pada-hewan/

http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-1-reproduksi-pada-hewan/

Anda mungkin juga menyukai