Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PERKEMBANGBIAKAN
PADA HEWAN
(TUGAS MATA PELAJARAN IPA)

DISUSUN OLEH : SYABHYL MARDJUN


KELAS : IXC

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berkembang biak (reproduksi) adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan (individu baru) dengan tujuan melestarikan dan
memperbanyak jenis. Tujuan berkembang biak adalah untuk mempertahankan
jenisnya sehingga terhindar dari kepunahan. Manusia, tumbuhan, dan hewan,
masing masing memiliki cara sendiri dalam melestarikan keturunannya.
Perkembangbiakan pada hewan dibedakan menjadi dua macam cara yaitu dengan
cara perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual) dan secara generatif
(seksual).
Pada makalah yang ditulis ini akan membahas tentang apa dan bagaimana cara
perkembangbiakan pada hewan secara vegetatif dan generatif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangbiakan pada hewan
2. Bagaimana perkembangbiakan generatif (seksual) pada hewan
3. Bagaimana perkembangbiakan vegetatif (aseksual) pada hewan
4. Perkembangan hewan

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
serta salah satu cara untuk mempermudah pemahaman materi tentang
perkembangbiakan makhluk hidup secara khusus pada hewan dengan
mengumpulkan materi dari berbagai sumber yang kemudian diringkas dalam
bentuk makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH ............................................................... 1


KATA PENGANTAR................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................3
BAB I (PENDAHULUAN).......................................................4
A. Latar Belakang ............................................................4
B. Rumusan Masalah .......................................................4
C. Tujuan Penulisan ........................................................4
BAB II (PEMBAHASAN)........................................................5
A. Perkembangbiakan pada hewan ..................................5
B. Perkembangbiakan secara aseksual.............................5
C. Perkembangbiakan secara seksual...............................5
D. Perkembangan hewan..................................................5
BAB III (PENUTUP) ...............................................................6
A. KESIMPULAN ..........................................................6
B. SARAN .......................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................7
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Allah Pencipta alam semesta
sehingga atas berkat limpahan rahmatNya maka saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN” dalam rangka
memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan tepat
waktu.
Adapun dalam penyusunan makalah ini saya selaku penulis banyak mendapatkan
bantuan serta dorongan dari orang tua dan keluarga yang selalu memberikan
dukungan moril pada penulis.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan
dan kesalahan di dalam penulisan maupun isi dari makalah ini. Tapi seperti
pepatah “tak ada gading yang tak retak” oleh karena itu penulis mengharapkan
banyak kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah tentang
“PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN” ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehigga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Tahuna, 25 November 2021


Penulis

SYABHYL MARDJUN

BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN


Berkembang biak adalah suatu kemampuan makhluk hidup untuk memperbanyak
jenisnya, atau menghasilkan keturunan. Tujuan berkembang biak untuk
mempertahankan jenisnya sehingga terhindar dari kepunahan. Hewan mengalami
kepunahan karena pemanfaatan bagian tubuh hewan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Pemanfaatan bagian tubuh hewan dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem.

Perkembangbiakan hewan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu secara


Vegetatif (Aseksual) dan Generatif (Seksual). Perkembangbiakan Vegetatif
terjadi tanpa peleburan Sel Kelamin Jantan dan Betina. Perkembangbiakan
Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang
belakang .

Cara perkembangbiakan hewan ada beberapa cara, di antaranya dengan cara


melahirkan (vivipar), bertelur (ovipar), dan bertelur melahirkan (ovovivipar), serta
ada yang berkembangbiak dengan tunas, membelah diri, dan memutus atau
memotong bagian tubuh (fragmentasi).

B. PERKEMBANGBIAKAN SECARA GENERATIF (SEKSUAL)

Perkembangbiakan pada hewan secara generatif (seksual) diawali dengan


pembuahan. Pembuahan terjadi jika sel kelamin betina (sel telur) dan sel kelamin
jantan (spermatozoid) bersatu. Hasil pembuahan ini disebut zigot. Zigot adalah
proses perkembangbiakan sebelum janin atau calon janin/embrio pada rahim
betina. Zigot tumbuh menjadi embrio (janin). Embrio inilah kelak menjadi
keturunan baru. Berdasarkan tempat terjadinya pembuahan, hewan yang
berkembang biak dengan cara bertelur dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu:

 Hewan bertelur yang pembuahannya terjadi di dalam tubuh hewan betina


(Fertilisasi Internal). Pembuahan di dalam tubuh terutama terjadi pada
kelompok reptilia (hewan melata), unggas, dan mamalia (hewan menyusui).
Contohnya: ayam dan burung.

 Hewan bertelur yang pembuahannya terjadi di luar tubuh betina (Fertilisasi


Eksternal). Pembuahan di luar tubuh terjadi karena penggabungan sel telur
dan sperma terjadi di luar tubuh induknya. Contohnya: katak dan ikan.
Perkembangbiakan secara generatif (seksual) pada hewan dibedakan menjadi
tiga, yaitu sebagai berikut :

1) Hewan yang Berkembang Biak dengan Bertelur (Ovipar)

Pada hewan bertelur, pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di


luar tubuh induknya. Embrio itu dibungkus dan dilindungi oleh cangkang.
Embrio di dalam telur ini dilengkapi dengan kuning telur (yolk). Kuning telur
digunakan sebagai cadangan makanan untuk perkembangan embrio. Jika
embrio telah tumbuh sempurna, telur akan menetas dan keluarlah individu
baru. Hewan yang berkembang biak secara bertelur disebut ovipar. Ayam
dan burung merupakan contoh hewan bertelur.

Contoh hewan reptil (Reptil adalah binatang vertebrata yang berdarah


dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya) yang bertelur adalah
penyu. 

Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur memiliki ciri-ciri


sebagai berikut :
 Tidak mempunyai daun telinga

 Tidak mengalami masa mengandung

 Tidak memiliki kelenjar susu

 Mengerami telurnya

2) Hewan yang Berkembangbiak dengan Melahirkan (Vivipar)

Hewan yang melahirkan juga menghasilkan telur. Akan tetapi, telur tidak
dikeluarkan dari tubuh. Telur tetap berada di dalam rahim hewan betina.
Telur tersebut juga tidak terbungkus oleh cangkang atau kulit yang keras.
Setelah telur itu dibuahi, telur akan tumbuh menjadi calon bayi dan
tumbuh menjadi bayi yang sempurna. Selama itu pula hewan betina
mengalami masa kehamilan. Setelah mencapai umur tertentu dalam
kandungan, maka anak hewan dilahirkan. Anak hewan yang baru lahir diberi
makan oleh induknya dengan cara menyusui. Hewan yang berkembang biak
secara melahirkan disebut vivipar. Contoh hewan vivipar sapi, kucing,
kambing, dan singa.

Hewan yang berkembangbiak dengan cara melahirkan memiliki ciri-ciri


sebagai berikut :
 Memiliki daun telinga

 Memiliki kelenjar susu

 Mengalami masa mengandung

 Memiliki rambut/ bulu yang halus

3) Hewan yang Berkembang Biak dengan Bertelur-Melahirkan (Ovovivipar)

Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur-melahirkan disebut


dengan ovovivipar. Pembuahannya terjadi di dalam tubuh hewan betina.
Setelah terjadi pembuahan, di dalam tubuh hewan betina akan terbentuk
telur. Zigot tumbuh menjadi embrio di dalam telur tersebut. Proses ini di
namakan kehamilan. Setelah embrio tumbuh dengan sempurna di dalam
telur, induk mengeluarkannya sebagai keturunan baru. Kadang-kadang,
anak yang dikeluarkan masih terbungkus dalam cangkang telur .Contoh
hewan ovovivipar adalah paus, ikan pari, dan beberapa jenis ular.

Hewan yang berkembangbiak secara ovovipar tidak memiliki ciri-ciri


khusus atau mencolok. Akan tetapi perbedaan hewan ovovipar dengan
hewan lain hanyalah dari proses pembuahan hingga melahirkan. Tetapi
secara fisik hewan ovovipar memiliki ciri seperti hewan ovipar.
L MARDJUN
C. PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA VEGETATIF (ASEKSUAL)

Perkembangbiakan vegetatif disebut juga sebagi perkembangbiakan aseksual’


artinya tidak terjadi pertemuan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin
betina. Perkembangbiakan vegetatif hanya terjadi pada hewan tingkat rendah.
Hewan tingkat rendah adalah hewan yang tidak memiliki struktur tubuh yang
sempurna. Mereka tidak memiliki tulang belakang (avertebrata) dan memiliki
struktur anatomi yang lebih sederhana daripada hewan bertulang belakang
(vertebrata). Perkembangbiakan secara vegetatif dibagi menjadi tiga jenis yaitu
tunas, fragmentasi, dan membelah diri.

Tunas
Hewan yang berkembangbiak dengan tunas memiliki tunas kecil pada tubuhnya.
Ketika sudah dewasa, tunas kecil tersebut akan berpisah dengan induknya dan
membentuk individu baru. Contoh hewan yang berkembangbiak dengan tunas
antara lain hydra, porifera (bunga karang), dan coelenterata (ubur-ubur)
 Hydra

Hydra merupakan hewan pemangsa yang hidup di air tawar bersuhu tropis.
Hydra termasuk hewan mikroskopis, sehingga hanya dapat dilihat
menggunakan mikroskop. Tubuh hydra berbentuk tabung dengan panjang
tubuh sekitar 10 milimeter. Pada saat ada gangguan, tubuh hydra akan
berkontraksi sehingga membentuk gumpalan kecil.

Perkembangbiakan hydra dimulai dengan munculnya tunas kecil pada hydra


dewasa. Tunas kecil tersebut akan bertumbuh dan berkembang menjadi
organisme baru yang melekat pada hydra dewasa sebagai induknya.

Setelah tunas yang menempel pada induknya tersebut dianggap sudah


dewasa dan mampu menangkap makanannya sendiri, maka tunas akan
melepaskan diri untuk menjadi organisme baru. Pada umumnya,
tunas hydra yang baru berukuran 3/5 kali ukuran induknya..

 Porifera
Porifera atau spons adalah hewan multiseluler seperti hydra. Pada umumnya,
porifera merupakan spesies hewan air yang hidup di laut dengan kedalaman
delapan ribu meter dan tidak pernah berpindah-pindah.

Hewan ini disebut porifera karena memiliki banyak pori pada tubuhnya,


sehingga dapat dilewati oleh air.

Air yang masuk ke dalam tubuh porifera akan dikeluarkan bersama limbah


melalui oskulum yang ada pada bagian tubuh atas hewan tersebut. Porifera
tidak memiliki jaringan tubuh, organ, dan tidak memiliki kesimetrisan tubuh.

Perkembangbiakan pada porifera dilakukan dengan membentuk sebuah


kuncup dalam koloni. Kuncup tersebut akan muncul dari pangkal kaki hewan
ini.

Kuncup akan semakin membesar sehingga jika terjadi beberapa kuncup, maka
akan terbentuklah sebuah koloni.

Selain itu, potongan tubuhnya yang telah lepas akan sangat mudah tumbuh
dan berkembang menjadi porifera yang baru.

 Coelenterata

Coelenterata berasal dari kata coelom dan enteron. Kata coelom


mempunyai arti berongga  dan enteron yang berarti perut.

Hewan ini juga dapat diartikan sebagai hewan perut berongga, dan rongga
tersebut disebut sebagai rongga gastrovasculer.

Pada dasarnya, cara berkembangbiak coelenterata hampir sama saja dengan


porifera, yaitu secara aseksual dengan membentuk tunas atau kuncup yang
melekat pada hewan induknya sehingga tumbuh membesar menjadi individu
yang baru.

Fragmentasi
Fragmentasi merupakan cara hewan untuk berkembangbiak dengan memutus
atau memotong tubuhnya menjadi dua bagian atau lebih. Kemudian, potongan-
potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu yang baru. Contoh hewan
yang berkembangbiak secara fragmentasi adalah cacing pipih atau planaria dan
cacing pita.
 Cacing Pipih
Habitat dari cacing pipih adalah di laut, danau, dan juga sungai. Cacing pipih
termasuk dalam kelompok hewan platyhelminthes,  sehingga sangat sensitif
terhadap cahaya.

Hewan ini dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Secara
aseksual, cacing pipih berkembang biak dengan cara pembelahan tubuh. Akan
tetapi, setiap hasil dari pembelahan akan meregenerasi bagian yang telah
hilang. Sedangkan secara seksual dapat dilakukan dengan cara kawin silang,
meskipun hewan ini bersifat hermafrodit.

 Cacing Pita
Cacing pita merupakan cacing berukuran sangat kecil, sehingga berisko dapat
masuk ke dalam tubuh manusia. Pada saat manusia mengkonsumsi makanan
atau minuman yang mengandung telur cacing Taenia solium (cacing pita
babi), maka dapat menyebabkan cacing pita masuk ke dalam tubuhnya dan
berkembang.

Di dalam tubuh manusia, cacing pita sangat diuntungkan, karena mengambil


sari-sari makanan pada tubuh manusia. Manusia selanjutnya menjadi pihak
yang dirugikan, karena sari-sari makanan yang seharusnya digunakan untuk
metabolisme menjadi berkurang diserap oleh cacing pita tersebut.

Telur cacing pita yang masuk ke sistem pencernaan juga dapat menyebabkan


infeksi usus. Lebih berbahaya lagi jika saat telur cacing pita berhasil keluar
dari saluran pencernaan, telur cacing pita dapat memasuki organ lain dan
menyebabkan infeksi.

Membelah diri
Apa beda membelah diri dengan fragmentasi? Kalau fragmentasi, setelah
memotong tubuhnya menjadi dua bagian atau lebih, potongan tersebut akan
berupa tubuh yang masih belum lengkap anggota tubuhnya. Sehingga butuh
waktu bagi potongan tubuh tersebut untuk tumbuh menjadi individu baru yang
lengkap. Sedangkan pada proses membelah diri, setelah induknya membelah diri
menjadi dua, masing masing hasil pembelahan diri ini akan langsung menjadi
individu baru yang lengkap.
Membelah diri adalah salah satu cara hewan berkembangbiak. Hewan yang
berkembangbiak dengan cara ini adalah hewan bersel satu seperti amoeba,
protozoa, dan paramecium. Ketika membelah diri, inti sel hewan akan membelah
menjadi dua, diikuti dengan pembelahan cairan dan juga dinding sel dan
kemudian menjadi individu baru.

 Amoeba
Amoeba merupakan kelompok protista yang bergerak dengan pseudopodia (kaki
semu). Amoeba hidup di darat dan dapat juga ditemukan di air.

Amoeba dapat hidup di luar tubuh organisme lain atau dapat juga hidup di dalam
tubuh organisme lain.

Amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri, sehingga dapat


berkembangbiak secara cepat.

Karena kecepatannya dalam berkembangbiak inilah, sehingga organisme ini


mampu bertahan hidup diberbagai jenis inangnya.

 Protozoa

Kata “protozoa” berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang artinya


pertama dan zoon  yang berarti hewan. Hewan ini bersifat mikroskopis dan
hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Protozoa dapat dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak
memiliki dinding sel. Protozoa juga berbeda dengan alga,
karena protozoa tidak berklorofil.

Hewan ini juga dapat berkembangbiak dengan cepat karena kemampuannya


dalam membelah diri.
 Paramecium

Paramecium merupakan protista yang memiliki kemiripan dengan hewan,


dimana hewan ini mempunyai dua inti sekaligus dalam satu selnya.

Inti besar (makronulkeus) digunakan untuk mengawasi kegiatan metabolisme


dan regenerasi, serta inti sel (mikronukleus) digunakan untuk mengendalikan
kegiatan reproduksi.

Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara


transversal), dan seksual (secara konjugasi). Paramecium bergerak dengan
menggetarkan silianya.

Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap


makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar
dan masuk mulut sel.

D. PERKEMBANGAN HEWAN

Semua makhluk hidup mengalami masa pertumbuhan dan


perkembangan. Pertumbuhan pada hewan ditandai dari bertambahnya ukuran,
seperti tinggi, berat, panjang serta bentuk tubuh yang sifatnya tetap
dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula). Misalnya, seekor kupu-
kupu dewasa, tidak akan bisa kembali menjadi kepompong.
Sedangkan perkembangan yaitu proses perubahan bentuk organ-organ yang
mengarah pada kedewasaan, contohnya pematangan sel-sel tubuh sehingga
dapat bereproduksi. 

Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan pada hewan tidak beda jauh


dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pertumbuhan dan
perkembangan pada hewan terjadi pada seluruh bagian tubuhnya, diawali dari
proses fertilisasi, yaitu proses terjadinya pembuahan sel telur dengan sel
sperma. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dibagi menjadi dua fase
utama, yaitu fase embrionik dan fase pasca-embrionik.

 Fase Embrionik

Fase embrionik merupakan fase yang dimulai dari terbentuknya zigot sampai


berkembang menjadi embrio. Pada tahap ini zigot yang terbentuk dari proses
fertilisasi antara sperma dan sel telur mengalami pertambahan jumlah sel
akibat pembelahan secara mitosis.

Zigot akan melakukan pembelahan sel ( cleavage) lalu membentuk organ-


organ hingga menjadi individu yang utuh. Akan tetapi ada beberapa tahapan
yang harus dilewati zigot.

a) Tahap Morula

Pada tahap ini, zigot akan mengalami pembelahan mitosis berulang kali


menjadi 2, 4, 8, sampai 64 sel. Sel-sel yang terbentuk ini
dinamakan blastomer. Saat berjumlah 64, blastomer tadi berkumpul dan
membentuk bola sel yang tidak berongga seperti buah arbei dan
dinamakan morula.

b) Tahap Blastula

Selanjutnya, sel-sel morula terus membelah diri dan akhirnya membentuk


suatu bola sel berongga yang berisi cairan dan disebut sebagai
tahap blastula. Rongga pada bagian tengah blastula
dinamakan blastosol, sedangkan tahap pembentukan blastula
disebut blastulasi.

c) Tahap Gastrula

Tahap gastrula ini adalah bentuk lanjutan dari blastula. Pada tahap ini,
ditandai dengan pelekukan tubuh yang semakin nyata, lalu timbul lapisan
dinding tubuh embrio serta rongga tubuh (gastrosol). Proses ini
disebut dengan gastrulasi. Lubang tempat pelekukan itu kelak akan
berkembang menjadi anus yang disebut blastopor. Pada tahap ini, embrio
telah terbentuk dan menghasilkan tiga lapisan embrionik,
yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

d) Tahap Organogenesis

Tahap organogenesis merupakan proses pembentukan berbagai organ


tubuh yang berkembang dari tiga lapisan gastrula.

1. Lapisan Ektoderm

Lapisan ektoderm merupakan lapisan terluar. Lapisan


ini berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra.

2. Lapisan Mesoderm
Lapisan mesoderm berada pada lapisan tengah yang berkembang
menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat
ekskresi.

3. Lapisan Endoderm

Lapisan ini adalah lapisan terdalam. Lapisan ini berkembang menjadi


alat pencernaan dan alat pernapasan.

 Fase pasca-embrionik

Fase pasca embrionik dimulai sejak hewan lahir atau menetas. Pada fase ini,
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota tubuh tidak sama.
Pertumbuhan ini juga tidak berlangsung terus-menerus, bisa berhenti setelah
mencapai dewasa. Sementara itu, perkembangan dimulai ketika alat-alat
kelamin sudah mampu mereproduksi sel-sel kelamin (gamet).

Salah satu contoh fase pasca-embrionik adalah metamorfosis. Metamorfosis


yaitu proses perubahan bentuk secara bertahap dari larva hingga menjadi
dewasa. Metamorfosis pada hewan dibagi menjadi metamorfosis sempurna
dan tidak sempurna.

1. Metamorfosis sempurna (Holometabola)

Pada metamorfosis sempurna, bentuk hewan muda sangat berbeda


dari bentuk hewan dewasa. Metamorfosis sempurna ditandai
dengan adanya fase pupa atau kepompong. Contoh hewan yang
mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, lalat, tawon,
dan lebah.

2) Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola)

Metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola adalah perubahan


bentuk yang tidak mengalami fase pupa. Pada fase ini hewan muda
memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan hewan dewasa,
hanya saja ukuran dan kematangan organ reproduksinya
berbeda. Itulah kenapa hewan muda disebut nimfa, bukan larva.
Contoh hewan yang metamorfosisnya tidak sempurna adalah kecoa,
capung, jangkrik dan belalang.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Makhluk hidup pasti memiliki fase pertumbuhan dan perkembangan dimana


ditandai dengan berubahnya bentuk fisik maupun secara psikologis makhluk
hidup itu sendiri. Cara makhluk hidup berkembang biak terutama hewan sangat
beraneka ragam.

Adapun tujuan makhluk berkembang biak adalah untuk memperoleh keturunan.


Perkembangbiakan pada hewan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
kawin atau generatif (seksual) dan secara tidak kawin atau vegetatif (aseksual).

Pada perkembangbiakan secara generatif dibedakan menjadi 3 yaitu, secara


ovipar (bertelur), vivipar (melahirkan), dan ovovivipar (bertelur dan melahirkan).
Dan pada perkembangbiakan secara vegetatif juga dibedakan menjadi 3 yaitu
dengan cara tunas, fragmentasi, dan membelah diri.

B. SARAN

Demikian pokok bahasan makalah ini yang dapat penulis paparkan. Besar
harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat untuk orang lain. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang
akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Https://serupa.id

2. Https://amongguru.com

3. Https://www.ruangguru.com

4. Https://www.kompas.com

Anda mungkin juga menyukai