Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BIOLOGI

REPRODUKSI HEWAN

Disusun oleh:

RIZKI NURHIDAYAH (M011191269)

UNIVERSIRTAS HASANUDDIN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Reproduksi Hewan”. Adapun makalah ini sengaja saya susun untuk memenuho tugas mata
kuliah biologi dasar.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan di dalamnya, maka untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari para pembaca dalam kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dalam membantu proses
belajar dalam biologi. Tak lupa pula saya berterima kasih untuk semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini.

Makassar, 23 Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
2.1 Reproduksi Aseksual.....................................................................................................7
2.2 Reproduksi Seksual.......................................................................................................10
2.3 Reproduksi Manusia......................................................................................................17

BAB III PENUTUP.............................................................................................................27


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................27
3.2 Saran..............................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................28

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa
kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan
sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses
pembentukan individu baru inilah yang disebut reproduksi (Urogenital).

Reproduksi dapat terjadi secara generatif atau vegetatif. Reproduksi secara


vegetatif tidak melibatkan proses pembentukan gamet, sedangkan reproduksi generatif
diawali dengan pembentukan gamet. Di dalam gamet terkandung unit hereditas (faktor
yang diturunkan) yang disebut gen. gen berisi sejumlah besar kode informasi hereditas
yang sebenarnya, yang terletak pada DNA.

Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi
jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan
dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada
beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ
kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu.

Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,


perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di
luar tubuh (fertilisasi eksternal), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam
tubuh (fertilisasi internal).

Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ
kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan
ke betina.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah organ atau alat reproduksi hewan?


2. Bagaimana proses reproduksi hewan?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan menambah pengetahuan tentang cara reproduksi
hewan, baik secara aseksual maupun seksual serta contoh-contoh hewan yang
bereproduksi dengan cara tersebut. Selain itu, makalah ini juga menjadi penilaian pada
mata kuliah biologi dasar.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Reproduksi Aseksual Hewan

Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang terjadi tanpa adanya peleburan


sel gamet jantan dan betina. Tak hanya terjadi pada tumbuhan, beberapa jenis hewan
pun ada yang berkembangbiak dengan reproduksi aseksual. Perkembangbiakan
aseksual pada hewan umumnya terjadi pada hewan tingkat rendah atau Avertebrata.
Reproduksi hewan terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Pembelahan Biner

Pembelahan Biner terjadi pada


makhluk hidup uniseluler, yaitu dari
golongan Monera dan Protista. Pada
pembelahan biner, dari satu individu
membelah secara langsung menjadi dua sel
anak. Pembelahan biner terdiri dari lima
jenis, yaitu pembelahan ortodoks,
melintang, membujur, miring, dan
strobilasi. Pembelahan biner secara
ortodoks/umum terjadi pada Amoeba dan mikroorganisme lain dari golongan
Rhizopoda. Pembelahan biner secara melintang terjadi pada Paramecium. Pembelahan
dengan tipe membujur contohnya pada Euglena. Tipe pembelahan miring terjadi pada
Dinoflagellata. Sedangkan pembelahan biner tipe strobilasi menghasilkan individu
baru dari bagian tubuh induk yang lepas, contohnya pada cacing pita (Taenia
sp).Dalam proses pembelahan biner, organisme menduplikasi materi genetik, atau
asam deoksiribonukleat (DNA), dan kemudian membagi menjadi dua bagian
(sitokinesis), dengan masing-masing organisme baru menerima satu salinan
DNA.Pembelahan biner melibatkan pemisahan dari sel tunggal menjadi dua dimana
pembagian nukleus sama, diikuti dengan organel-organel lain dan sitoplasma.

5
Tahapan pembelahan:

1. sel induk dengan inti dan inti di tengah

2. Sel dengan inti yang siap membelah, dinding sel melekuk

3. Sel dengan inti sel yang segera akan membelah diikuti oleh sitoplasma

4. sel telah terbagi menjadi dua sel anak yang identik (sama)

b. Pertunasan

Sejumlah hewan
berkembangbiak dengan
pertunasan
(budding).Induvidu baru
berasal dari bagian tumbuh
individunya. Contoh hewan
yang mengalami pertunasan
adalah polip ubur-ubur mengalami dua wujud, yaitu polip dan medusa. Polip hidup
menetap di suatu tempat dan berkembangbiak secara vegetatif dengan bertunas
membentuk medusa (ubur-ubur) yang kemudian lepas dan hidup melayang di air. Ubur-
ubur kemudian berkembangbiak secara generatif dan mempunyai ovarium atau testis.
Hydra sebenarnya dapat berkembangbiak baik secara kawin meupun tak kawin.
Hydramempunyai gonad, yaitu ovarium yang menghasilkan sel telur dan testis yang
menghasilkan sperma untuk berkembangbiak secara kawin. Dalam kondisi normal,
hydra berkembangbiak secara tak kawin dengan membentuk tunas. Tunas umumnya
terbentuk di bagian samping tubuh. Tunas akan tumbuh semakin besar kemudian
membentuk tentakel dan mulut. Apabila tentakel pada tunas sudah tumbuh, tunas akan
melepaskan diri dari tubuh induknya dan hidup sebagai individu baru.

c. Fragmentasi

Fragmentasi berasal
dari kata fragmen yang
artinya begian-bagian. Pada
fragmentasi, individu baru
terbentuk dari bagian tubuh
induk yang terbagi-bagi
6
baik secara sengaja atau tidak. Contoh hewan tingkat rendah yang dapat melakukan
perkembanganbiakan dengan cara fragmentasi antara lain cacing Planaria.

Apabila tubuh cacing Planaria telah mencapai ukuran normal, cacing tersebut
akan terbagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian tumbuh dan berkembang
membentuk bagian yang belum ada sehingga terbentuk individu baru yang utuh

d. Partenogenesis

Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina


memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi.

2.2 Reproduksi Seksual Hewan

Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel


kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan
pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina dan
pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina disebut
fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi
eksternal.

Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya
katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat
memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu tipe acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan
sperma di lakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu
untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar.
Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari
induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi.

Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh
testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur).
Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses
pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel
kelamin betina disebut oogenesis.

7
Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian
berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga
cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar.

a. Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat
makanan di dalam uterus (rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, gajah,
dan harimau. Ciri-ciri hewan vivipar adalah memiliki puting susu dan daun telinga,
rambut sebagai penutup tubuh dan mayoritas hewan vivipar berasal dari kelompok
mamalia.
b. Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur.
Telur hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi oleh cangkang. Embrio
memperoleh makanan dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa
hewan ovipar mengerami telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati.
Namun banyak pula induk yang menimbun telur dengan pasir atau bahkan
membiarkan begitu saja. Ciri-ciri hewan ovipar adalah tidak memiliki daun telinga
dan puting susu sehingga tidak menyusui anaknya.
c. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya
berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina.
Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induk dan anaknya keluar.
Cadangan makanan yang diperoleh embrio berasal dari dalam telur tersebut, jadi
bukan dari tubuh induknya. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu.

Berikut ini adalah proses reproduksi hewan menurut kelasnya :

1. Reproduksi Hewan Amfibi

Kelompok amfibi, misalnya katak,


merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan
dan katak betina tidak memiliki alat kelamin
luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh.
Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina
akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan
akan menempel pada punggung katak betina
dan menekan perut katak betina. Kemudian
katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi

8
oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan
berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui
oviduk.Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung
yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya
berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan
ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens
sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti
cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.Gumpalan telur
yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari
gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat
hisap.Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora.
Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora
(pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru,
serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota
gerak depan.

Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak
depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-
parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu
insangdan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin
memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

2. Reproduksi Hewan Reptil

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura


merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di
dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil
bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular
garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk
betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur.

9
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma
bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis.
Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis
merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-
jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya
satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal
ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.Hewan reptil seperti
kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan
sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika
meletakkan telurnya.

3. Reproduksi Hewan Aves

Kelompok burung merupakan hewan


ovipar. Walaupun kelompok burung tidak
memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap
terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka.Pada
burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu
ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut
rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam
oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi
10
cangkang berupa zat kapur.Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh
induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas
dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas
masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam
sarang.

4. Reproduksi Pada Ikan (Pisces)

Ikan merupakan kelompok hewan ovipar,


ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat
kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan
telur yang bercangkang, namun mengeluarkan
ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut
apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum
tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui
oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. 

Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun oleh tumbuhan air atau
diantara bebatuan di dalam air. Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma
dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran
sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi
eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada
tumbuhan air atau pada celah-celah batu. 
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih.
Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan
mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di
dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa
saja yang dapat bertahan hidup.

11
5. Reproduksi Mamalia (Mammalia)

Semua jenis mamalia, misalnya sapi,


kambing dan marmut merupakan hewan vivipar
(kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina
memiliki alat kelamin luar, sehingga
pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi
pembuahan internal, mamalia jantan mengawini
mamalia betina dengan cara memasukkan alat
kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin
betina (vagina).Ovarium menghasilkan ovum yang
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang
rahim) yang berakhir pada vagina.

Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang
dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal
ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan
cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.Sperma yang telah masuk ke dalam
serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum.

Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan
menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama
proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat
makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan
tali pusar.

12
2.3 Reproduksi pada Manusia

a) Alat reproduksi laki-laki

Alat reproduksi laki-laki


terdiri dari alat kelamin bagian
luar dan alat kelamin bagian
dalam. Alat kelamin bagian luar
terdiri dari penis dan skrotum.
Sedangkan alat kelamin bagian
dalam terdiri dari testis,
epididimis, vas deferens, prostat,
vesika seminalis, dan kelenjar
bulbouretral.

1. Testis

Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan diameter
sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan
(36,7 oC) agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar
tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Ukuran dan posisi testis sebelah
kanan dan kiri berbeda. Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma
(spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia berlangsung selama 2 – 3 minggu.
Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Sperma berbentuk seperti kecebong, dapat bergerak sendiri dengan ekornya.

Testis juga memiliki tanggung jawab lain, yaitu membuat hormon testosteron.
Hormon ini merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan anak laki-
laki menjadi dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai
perubahan lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.

13
2. Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai
tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum
mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan
fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum
akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian
lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur.
Akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.

3. Vas deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens
membentang dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari
epididimis. Saluran vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong
sperma ini berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.

4. Epididimis

Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis
berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
5. Vesikula seminalis
Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari testis

6. Kelenjar prostat

Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari
gangguan luar.

7. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma dan
urine ke luar tubuh.

8. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian kepala
terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara operatif saat
melakukan sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran
dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya hampir sama.
14
Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis
terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan
sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat sanggama, saluran pengeluaran sperma,
dan urine.

Sperma

Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13


tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah
mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya
ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma
(mimpi basah). Sel sperma manusia memiliki
panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air
mani) terdapat kurang
lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat
bergerak aktif karena mempunyai flagela
(ekor).

Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan
sperma disebut spermatogenis.Sperma
dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi
di tubulus seminiferus testis. Dalam tubulus
tersebut terdapat sel sperma, yang disebut
spermatogonium. Spermatogonium
kemudian membelah secara mitosis
menghasilkan spermatogonium yang haploid

b) Alat reproduksi wanita


Alat reproduksi wanita juga terdiri
dari alat kelamin dalam dan alat kelamin
luar. Alat kelamin bagian luar terdiri dari
lubang vagina, labia mayora, labia minora,
mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat
kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba
falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
15
1. Vulva

Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis,
labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis adalah gundukan
jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah
karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak
dewasa. Labia adalah lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia
terdiri dari dua bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora,
merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora,
merupakan bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris terletak pada pertemuan
antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sangat kecil sebesar kacang
polong, penuh  dengan sel saraf sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif dan
berperan besar dalam fungsi seksual.

2. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada
rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk
dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada
saat melahirkan vagina bisamelebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung
yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput
dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan
sebagainya.
3. Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan dari
rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks
memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis,
dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding
tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.

4. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam reproduksi
wanita. Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim seperti buah
pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9
cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu
membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi sebagai tempat untuk
16
perkembangan embrio menjadi janin. Dinding rahim memiliki banyak pembuluh darah
sehingga dindingnya menebal ketika terjadi pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan,
yaitu:

Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan
rongga perut.  Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi
keluar pada proses persalinan (kontraksi). Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam
rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan
kelenjar yang berisi pembuluh darah.

5. Ovarium
Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak
ovarium di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil
memproduksi sel telur jika wanita telah dewasa dan mengalami siklus menstruasi. Setelah sel
telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Ovulasi terjadi setiap
28 hari. Sel telur disebut juga dengan ovum.

6. Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran
yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim
dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim
sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen.

Proses Oogenesis
Proses pembentukan ovum disebut oogenesis
dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum
diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar
ovarium untuk membentuk oogonium yang
diploid. Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel.
Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer.
Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah
secara meiosis I menghasilkan satu oosit
sekunder dan badan kutub. Oosit sekunder
kemudian berkembang menjadi ovum haploid
yang siap untuk dibuahi oleh sperma.

17
c) Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap
rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma.
Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika
ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah menebal dan banyak
pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.

Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal
dan banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi
gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen
dan progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.

d) Siklus Menstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan
embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan
menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita
berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai
hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:

1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5
hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.

2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas
gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan
FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan
merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan
pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga

18
menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi
untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.

3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke
14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise
mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi


Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.  Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan
oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan
hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak
ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan
menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan
endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika
tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya
sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

e) Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia


Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu, kamu harus
selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak dapat memperoleh
keturunan yang sehat. Beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem
reproduksi adalah sebagai berikut.

1. HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat terjadi
melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan
ibu hamil kepada anaknya. Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga
mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi

19
HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu
berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
a. Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh
dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat
melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa terserang
berbagai penyakit.

Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV tampak seperti orang yang sehat dan tidak
memperlihatkan gejala-gejala tertentu. Fase ini dapat terjadi selama 5 – 7 tahun, tergantung
dari kekebalan tubuh si penderita.

Pada tahap selanjutnya, akan muncul gejala awal seperti hilangnya selera makan,
tubuh terasa lemas, dan badan berkeringat secara berlebihan pada malam hari. Kemudian
akan timbul bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, mengalami
diare terus menerus, serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase ini berlangsung 6 bulan
sampai 2 tahun.

Tahap terakhir atau fase AIDS akan terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah sangat
berkurang. Pada tahap ini biasanya penderita mudah terserang penyakit TBC, pneumonia,
herpes, gangguan saraf, dan sebagainya. Kejadian ini berlangsung selama 3-6 bulan. Untuk
mengetahui apakah seseorang dinyatakan positif menderita AIDS, harus dilakukan
pemeriksaan laboratorium terhadap banyaknya jumlah sel T pada darahnya.

b. Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat
menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik dan semprotan
yang telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah.
Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada janinnya.

Penularan HIV sangat cepat sekali, seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
pengguna narkoba semakin banyak, seks bebas, dan perpindahan penduduk yang tinggi.
Untuk itulah, kita harus menanggapi dengan serius dan sebisa mungkin mencegah
penyebaran virus ini.

c. Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya
terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
20
Esa. Selain itu, AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2) Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan
darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.

2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh
bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi
darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim
perempuan. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak
menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan
kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan
sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi,
aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan
pengobatan.

3. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat
menular melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan
organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari
uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin.
Namun banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan
berlanjut sampai terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang
menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore
dapat mengalami kebutaan jika tidak segera mendapatkan pengobatan.

4. Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga
mengakibatkan infeksi pada testis.

21
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui ibu
yang ditularkan ke fetusnya.

6. Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-bercak yang
menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding vagina, langit -langit, lipatan
dekat anus. Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran. Ini dapat
diakibatkan karena kebersihan vagina, mulut dan anus tidak terjaga.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang


baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Reproduksi pad hewan dibagi atas dua yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual terjadi tanpa adanya peleburan antara sel gamet jantan dan betina. Reproduksi
aseksual terbagi atas 4 jenis yaitu: pembelahan biner, fragmentasi, pembentukan tunas, dan
partenogenesis. Hewan yang bereproduksi secara aseksual ialah hewan tingkat rendah atau
(Avertebrata) seperti planaria, plasmodium, hydra,dll. Reproduksi seksual terjadi dengan
peleburan sel gamet jantan dan betina Perkembangbiakan secara seksual pada hewan
melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses
pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang
terjadi di dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di
dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh
induk betina disebut fertilisasi eksternal. Proses perkembangan dan kelahiran embrio dibagi
atas tiga bagian yaitu ovipar (bertelur), vivipar (melahirkan), dan ovovivipar (bertelur-
malahirkan). Hewan Invertebrata yang dikelompokkan atas amfibi, pisces, reptilia, aves, dan
mamalia memiliki alat dan cara reproduksi yang berbeda-beda.

3.2 Saran

Semoga makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan pengetahuan tentang reproduksi hewan baik invertebrata mapun Avertebrata.
Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
baik dari segi penulisan, bahasa, dan lain sebagainya. Untuk itu, saran dari pembaca yang
bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang
dapat memberi pengetahuan kepada pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Risma Febryanti. (2012). “Sistem Reproduksi Hewan”. [online] tersedia:


https://fembrisma.wordpress.com [14 September 2017]

Amazine. (2010). “4 Metode Reproduksi Aseksual” [online] tersedia:


https://www.amazine.co.id [14 September 2017]

Harlinda Sofyan S,Si. M,Pd. “Sistem Reproduksi Hewan dan Manusia” [15 September 2017]

(2012) “Reproduksi Hewan Seksual dan Aseksual” [online]


tersedia:http://arisychology.blogspot.co.id

“Reproduksi Hewan” (2014) [online] tersedia: http://biologimediacentre.com

Begot Santoso (2011) “Biology For Senior High School” Jakarta, Ganeca Exact.

Tiara (2015) “,Reproduksi pada Invertebrata” [online] tersedia:


http://tiarablogadders.blogspot.co.id

24

Anda mungkin juga menyukai