MANUSIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Lanjut
Dosen Pengampu Atika Anggraini, M. Pd.
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem
Reproduksi pada Hewan dan Manusia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tujuan pokok dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah biologi dasar dan tujuan umumnya untuk memberikan beberapa
informasi pengetahuan tentang Sistem Reproduksi pada Hewan dan Manusia
kepada para pembacanya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Atika Anggraini, M. Pd. sebagai dosen pangampu Biologi Lanjut di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri.
2. Teman-teman kelas A Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam,
khususnya teman-teman kelompok 4 yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Agar makalah ini menjadi lebih baik dan dapat berguna bagi semua
pihak.
11 November 2022
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reproduksi.................................................................................2
B. Reproduksi pada Hewan..............................................................................2
C. Sistem Reproduksi pada Manusia................................................................7
D. Kelainan pada Sistem Reproduksi Manusia...............................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................24
B. Saran...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi atau berkembang
biak. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem
reproduksi. Sistem reproduksi merupakan kumpulan dari organ reproduksi
yang saling bekerja sama membentuk sistem reproduksi. Makhluk hidup
melakukan perkembangbiakan guna memperbanyak jenisnya agar tidak
punah. Pada waktu-waktu tertentu, makhluk hidup biasanya menunjukkan
tanda-tanda birahi atau hasrat untuk melakukan perkawinan. Ini menunjukkan
bahwa jantan dan betina siap untuk berkembang biak. Ada dua cara umum
reproduksi yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual biasanya terjadi
pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Sedangkan reproduksi seksual
biasanya terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi. Reproduksi seksual
melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina.
Untuk lebih memahami mengenai sistem reproduksi, maka penulis
berkeinginan untuk membahas mengenai sistem reproduksi lebih lanjut lagi.
Terutama sistem reproduksi pada hewan dan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem reproduksi?
2. Bagaimanakah sistem reproduksi pada hewan?
3. Bagaimanakah sistem reproduksi pada manusia?
4. Apa saja kelainan pada sistem reproduksi manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem reproduksi.
2. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada hewan.
3. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada manusia.
4. Untuk mengetahui kelainan pada sistem reproduksi manusia.
1
BAB II
PEMBAHASA
N
A. Pengertian Reproduksi
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan kemampuan organisme
untuk menghasilkan keturunan. Tujuan utama dari reproduksi adalah untuk
mempertahankan eksistensi dan melestarikan jenisnya agar organisme
tersebut tidak punah. Apabila reproduksi tidak dilakukan secara berkala maka
lambat laun jenis dari organisme tersebut akan mengalami kepunahan. Secara
umum, reproduksi pada makhluk hidup dibedakan menjadi dua, yaitu
reproduksi aseksual dan reproduksi seksual.
Reproduksi aseksual merupakan proses reproduksi tanpa peleburan sel
telur dan sperma. Sedangkan reproduksi seksual merupakan proses reproduksi
yang diawali dengan peleburan sel telur (ovum) dan sel sperma. 1 Reproduksi
aseksual banyak dilakukan oleh hewan invertebrata, meskipun beberapa ada
yang melakukan reproduksi seksual. Sedangkan reproduksi seksual dilakukan
oleh hewan vertebrata.
1
Neil, A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi, Edisi Kedelapan, Jilid 3 (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2012), hal: 164.
2
Ibid, hal: 165.
2
Gambar pembelahan fisi bintang laut
Sumber:
https://pak.pandani.web.id/2018/03/reprod
uksi-aseksual-bintang-laut.html
3
Ibid, hal: 165.
3
Gambar parthenogenesis pada lebah
Sumber:
https://www.gurusiana.id/read/supraptobio
/article/partenogenesis-pa-116-tmg365h-
h305-5396582
4
Ibid, hal: 167.
5
Lintang Kusumanityas, Sistem Reproduksi Makhluk Hidup (Yogyakarta: Istana Media, 2017),
hal: 76.
6
Ibid, hal: 84.
4
(mamalia). Contohnya: ikan, burung, amfibi, sebagian reptilian,
dan platypus (mamalia).
Vivipar (melahirkan): embrio berkembang di dalam tubuh induk
betina. Embrio mendapat makanan dari induknya melalui plasenta
(ari-ari). Induk memiliki kelenjar susu dan menyusui anaknya.
Contohnya pada hewan mamalia, baik mamalia darat, mamalia
air, dan mamalia terbang.
Ovovivipar (bertelur-melahirkan): embrio berkembang di
dalam telur, tetap telur tidak dikeluarkan dari dalam tubuh. Jadi
telur tetap disimpan di dalam tubuh induk. Makanan embrio
berasal dari dalam telur. Saat menetas anakan dikeluarkan dari
tubuh induk tampak seperti melahirkan. Contoh: beberapa jenis
ular, ikan hiu, dan kadal.
Gambar platypus
Sumber:
https://regitajune97.wordpress.com/2015/0
1/14/report-text-platypus/
7
Neil, A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi, Edisi Kedelapan, Jilid 3 (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012),
hal: 166.
5
Gambar cacing tanah yang sedang kawin
Sumber:
https://biologigonz.blogspot.com/2011/05/
fisiologi-cacing-tanah.html
2.) Vertebrata8
8
Dimas Herjuno, Vertebrata (Yogyakarta: Istana Media, 2017), hal: 82-94.
6
C. Sistem Reproduksi Manusia
1. Alat reproduksi pada pria
Alat reproduksi pada pria dapat menghasilkan gamet jantan, yakni
spermatozoa (sperma). Alat kelamin pria dapat dibedakan menjadi 2
yakni alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Sumber : rumushitung.com
Gambar : alat reproduksi
pria
7
sperma). Arahnya menuju
8
ke atas lalu melingkar dan salah satu ujungnya berakhir pada
kelenjar prostat di belakang kandung kemih, saluran tersebut
membentuk duktus ejakulatorius pendek yang berakhir di uretra.
Uretra dari duktus ejakulatorius sama-sama berakhir di ujung
penis.
3) Kelenjar kelamin
Terdapat tiga kelenjar saluran kelamin yang bisa
mengeluarkan getah atau semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara
lain vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretral (Cowper).
a) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis berjumlah sepasang, terletak di atas
dan berada di bawah kandung kemih. Vesikula seminalis
dapat menghasilkan 60% dari volume total semen.
Cairannya berwarna jernih, kental mengandung lendir,
asam amino, dan fruktosa. Cairan tersebut memiliki fungsi
yakni memberi makan sperma. Selain itu, vesikula
seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang
memiliki fungsi membuat otot uterin berkontraksi dan
mendorong sperma mencapai uterus.
b) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan
yakni encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga bisa
menyeimbangkan keasaman residu pada urin di uretra
serta keasaman vagina. Cairan tersebut langsung menuju
dan berkumpul ke uretra lewat beberapa saluran kecil.
c) Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper
Kelenjar ini memilki ukuran yang kecil, berjumlah
sepasang, dan letaknya berada di sepanjang uretra. Cairan
tersebut kental dan pengsekresiannya sebelum penis
mengeluarkan sperma dan semen.
9
4) Uretra Uretra merupakan saluran yang berada di dalam penis
dan memiliki fungsi sebagai saluran urin dari kandung (vesica
urinaria) keluar dari tubuh dan sebagai saluran semen dari
kantong semen.
b. Alat kelamin luar
Alat kelamin luar pria yakni penis dan skrotum. Penis
merupakan organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan).
Kopulasi merupakan penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan
(pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Penis pada pria bisa
mengalami ereksi. Sedangkan ereksi ialah penegangan dan
pengembangan penis karena terisinya saluran penis oleh darah.
Skrotum pada pria di kenal dengan buah zakar yang didalamnya
terdapat testis.9
9
Faidah Rachmawati, Nurul Urifah dan Ari Wijayati, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program
IPA (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hal 164-166.
1
Sumber : bocahindonesia.com
Gambar : alat reproduksi wanita bagian luar
b. Alat Kelamin dalam
Sumber : smp.prasacademy.com
Gambar : alat reprduksi wanita bagian dalam
1
menghubungkan ovarium dengan rahim. Bagian pangkalnya
memiiki bentuk seperti corong disebut tuba infundibulum.
Tuba infundibulum dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang
disebut fimbriae. Fimbriae memiliki fungsi untuk menangkap
sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium. Tuba fallopii
memiliki fungsi yakni untuk menggerakkan ovum ke arah
rahim dengan gerak peristaltik dengan bantuan silia.10
3) Uterus (rahim)
Rahim pada manusia mempunyai satu ruangan dan
bentuknya seperti buah pir, pada bagian bawah mengecil yang
biasa disebut dengan leher rahim (serviks uteri), dan bagian
ujung yang besar disebut badan rahim (corpus uteri). Lapisan
terdalam yang menjadi batas rongga rahim terdiri dari jaringan
epitel yang dinamakan endometrium (selaput rahim). Lapisan
tersebut dapat menghasilkan banyak lendir serta pembuluh
darah. Sebulan sekali trjadi menstruasi sehingga pada saat itu
lapisan pada dinding rahim akan dilepaskan dan terjadi
pendarahan. Dinding pada rahim selalu mengalami perubahan
ketebalan, peristiwa tersebut dipengaruhi karena hormon, di
antaranya adalah:
a) Menjelang ovulasi dinding akan menebal, karena adanya
pengaruh hormone estrogen.
b) Dinding rahim akan semakin menebal setelah ovulasi,
karena adanya
pengaruh hormone progesteron.
c) Pada saat menstruasi dinding rahim tipis kembali, karena
dinding endometrium akan mengelupas. Setelah
menstruasi, dinding dibentuk kembali, peristiwa tersebut
dinamakan siklus menstruasi.
d) Uterus (rahim) ialah sebuah ruangan yang menjadi tempat
janin menempel,
10
Ibid, 167.
1
tumbuh dan berkembang.
4) Vagina (liang peranakan)
Vagina merupakan sebuah tabung yang berlapiskan otot
membujur ke arah belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis
dari rahim serta terdapat banyak lipatan. Hal ini berfungsi
untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Pada vagina juga
terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan
kelenjar yakni kelenjar barlholini.
1. Spermatogenesis
Spermatogenesis dapat terjadi pada organ reproduksi pria, yakni
testis. Proses tersebut dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium
menjadi sel yang lebih besar yang dinamakan spermatosit primer. Sel-sel
tersebut membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang
sama besar, kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat
spermatid yang sama besar. Spermatid merupakan sebuah sel bundar
dengan banyak protoplasma dan gamet dewasa dengan sejumlah
kromosom haploid. Pada akhir proses tersebut, terjadi pertumbuhan serta
perkembangan atau diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel,
melainkan mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional. Nukleus
mengecil lalu menjadi kepala sperma dan sebagian besar sitoplasma
dibuang. Sperma tersebut mengandung enzim yang memiliki peranan
dalam menembus membran sel telur. Spermatogenesis terjadi pada bagian
tubulus seminiferus.12
11
Suwarno, Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas XI (Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hal 163.
1212
Ibid, 164-165.
1
Sumber :
image.google.co.id Gambar
: spermatogenesis
1
Hormon testosteron dapat dihasilkan oleh testis. Hormon tersebut
memiliki fungsi untuk merangsang perkembangan organ seks primer
pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi serta
ciri kelamin sekunder dan mendorong spermatogenesis.
2. Oogenesis
Ovarium dapat menghasilkan ovum. Proses pembentukan ovum
berada di dalam ovarium yang dinamakan oogenesis. Ovarium yang ada di
dalam tubuh embrio atau fetus terdapat ±600.000 buah sel induk telur atau
yang disebut oogonium. Pada saat umur embrio lima bulan, oogonium
mengalami pembelahan mitosis dengan memperbanyak diri dengan
membentuk ±7 juta oosit primer. Pada saat embrio berumur 6 bulan, oosit
primer dalam tahap meiosis yakni profase I. Setelah itu, terjadi
pengurangan jumlah oosit primer sampai lahir. Pada saat lahir dua ovarium
mengandung 2 juta oosit primer. Kemudian oosit primer yang sedang
membelah tersebut beristirahat sampai masa pubertas.
Pada waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya menyusut hingga
menjadi sekitar 300.000 - 400.000 oosit primer. Setelah masuk masa
pubertas, perempuan mengalami menstruasi sehingga pada saat itu
kelenjar hipofisis dapat menghasilkan FSH, dan oosit primer melanjutkan
pembelahan meiosis menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel
yang memiliki ukuran besar disebut oosit sekunder dan yang memiliki
ukuran kecil disebut badan polar pertama. Penyelesaian tahap meiosis I
sekitar menjelang ovulasi. Oosit sekunder melanjutkan tahapan meiosis II
dan berhenti pada metafase II. Jadi, pada saat ovulasi, yang dikeluarkan
bukan ovum melainkan oosit sekunder pada metafase II.
Apabila tidak terjadi penetrasi oleh sperma, oosit sekunder mati
dan apabila terjadi penetrasi sperma, oosit sekunder akan melengkapi
tahapan meiosis II. Sehingga menghasilkan satu sel yang berukuran besar
disebut ootid dan satu sel yang berukuran kecil yang disebut badan polar
kedua. Sedangkan, badan polar I menghasilkan 2 badan polar. Pada saat
terjadinya peleburan inti sel telur dengan inti sperma, ootid akan
berkembang menjadi ovum (telur). Ketiga badan polar yang telah
menempel pada ovum tidak
1
akan berfungsi dan mengalami degenerasi. Maka dari itu, hasil oogenesis
merupakan sel ovum yang besar dan tiga sel badan polar yang menempel
di ovum. Proses oogenesis dipengaruhi oleh berbagai jenis hormon yang
dihasilkan oleh hipofisa, dan ovarium.
Sumber : roboguru.ruangguru.com
Gambar : Oogenesis
1. Fertilisasi
Setelah pematangan sel telur(ovulasi), sel telur akan melebur
dengan sel sperma sehingga akan terjadi fertilisasi. Sel telur ini akan
ditangkap oleh infundibulum, kemudian melewati tuba fallopii. Apabila di
tuba fallopii terdapat sperma maka akan terjadi peleburan antara sperma
dan sel telur, proses ini dinamakan dengan fertilisasi. Setiap sel telur hanya
akan dibuahi oleh sebuah sperma. Sperma yang dilepaskan dalam jumlah
jutaan, salah satu sebab gagalnya fertilisasi ialah hanya sebagian kecil
sperma yang dapat sampai ke bagian atas tuba fallopii, yang lainnya
hancur di perjalanan.
2. Menstruasi
Apabila pada wanita tidak terjadi pembuahan, maka endometrium
akan meluruh keluar dari tubuh. Siklus menstruasi terjadi setiap 28 hari.
Pada hari pertama sampai hari keempat belas terjadi pertumbuhan dan
1
perkembangan folikel yang dirangsang oleh hormon FSH yang dihasilkan
kelenjar hipofisis. Pada perkembangan tersebut, sel oogonium akan
membelah secara meiosis sehingga dapat menghasilkan satu sel telur yang
yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak
(folikel de Graaf), folikel ini juga akan menghasilkan hormon estrogen
yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Masa pertumbuhan folikel
disebut fase folikel.
Dalam siklus menstruasi, estrogen memiliki fungsi untuk
merangsang perbaikan dinding uterus, yakni endometrium setelah
terkelupas saat menstruasi. Tak hanya itu, estrogen juga akan menghambat
pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis guna menghasilkan LH
yang memiliki fungsi untuk merangsang folikel Graaf yang masak untuk
melakukan ovulasi yang terjadi pada hari keempat belas. Selain itu, LH
merangsang folikel yang telah kosong hingga menjadi korpus luteum.
Kemudian, badan tersebut akan menghasilkan hormon progesteron yang
berguna mempersiapkan endometrium untuk menerima embrio sehingga
terjadi penebalan pada endometrium serta banyak mengandung pembuluh
darah.
Selain itu, progesteron juga memiliki fungsi untuk menghambat
pembentukan FSH dan LH. Dengan adanya progesteron mengakibatkan
korpus luteum mengecil sehingga mengalami degenerasi kemudian
menghilang, maka pembentukan progesteron akan terhenti. Akibatnya,
pemberian makanan kepada endometrium juga berhenti, endometrium
kemudian mongering dan akan terkelupas sehingga terjadi pendarahan
(menstruasi).
1
Sumber : image.google.co.id
Gambar : siklus menstruasi
3. Kehamilan
1
Sumber : image.google.co.id
Gambar : Perkembangan zigot dari fertilisasi sampai implantasi
1
Sumber : image.google.co.id
Gambar : Selaput pembungkus embrio
Kelenjar Susu
13
Dewi Indrawati, Sutarto, Akhmad Zamroni, dkk, Biologi (Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam) Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2 (Jawa Tengah: CV Graha Printama Selaras, 2016), hal
56.
2
Sumber : hellosehat.com
Gambar : anatomi payudara wanita
14
Caisar, Ayuningtiyas, Modul Sistem Reproduksi Manusia Dan Hewan (Undergraduate Thesis, Uin
Raden Intan Lampung, 2021)
2
rahim, saluran tuba, ovarium, sepertiga kantung vagina, dan kelenjar
getah bening panggul.
2
2. Gangguan Sistem Reproduksi Pria
a. Hipogonadisme Ini adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan
oleh interaksi hormonal (seperti androgen dan testosteron). Gangguan
ini menyebabkan kemandulan, impotensi, dan kurangnya karakteristik
pria. Pengobatan dengan terapi hormon.
b. Kriptosidisme adalah kegagalan satu atau dua testis untuk turun dari
rongga perut ke dalam skrotum selama masa bayi. Perawatan
melibatkan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testosteron. Jika tidak turun, saya akan menjalani operasi.
2
c. Uretritis, radang uretra disertai gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Agen penyebab uretritis yang paling umum adalah
Chlamydotrachomatis, Ureplasma urealithium, atau virus herpes.
2
g. Epididimitis, epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada
saluran reproduksi pada pria.
2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan kemampuan organisme
untuk menghasilkan keturunan. Tujuan utama dari reproduksi adalah untuk
mempertahankan eksistensi dan melestarikan jenisnya agar organisme
tersebut tidak punah. Reproduksi dapat dibedakan menjadi dua, yakni
reproduksi aseksual dan reproduksi seksual. Reproduksi aseksual merupakan
reproduksi yang tidak melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina.
Sedangngkan reproduksi seksual merupakan reproduksi yang melibatkan sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina. Sistem reproduksi pada manusia
termasuk dalam sostem reproduksi seksual dengan organ vagina dan penis
sebagai alat kopulasi (perkawinan).
B. Saran
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah Sistem Reproduksi
pada Hewan dan manusia ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan agar makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama sebagai bahan acuan dalam
pembelajaran mata kuliah Biologi Lanjut.
2
DAFTAR PUSTAKA
Caisar, A. (2021). Modul Sistem Reproduksi. Undergraduate Thesis UIN Raden Intan
Lampung.
Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2012). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Dewi Indrawati, S. A. (2016). Biologi (Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam)
Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2 . Jawa Tengah : CV Graha Printama Selaras.
Herjuno, D. (2017). Vertebrata. Yogyakarta: Istana Media.
Kusumanityas, L. (2017). Sistem Reproduksi Makhluk Hidup. Yogyakarta: Istana
Media. Rachmawati, F. (2009). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA .
Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. (2009). Panduan Pembelajaran Biologi XI Untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional .