Anda di halaman 1dari 30

SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN DAN

MANUSIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Lanjut
Dosen Pengampu Atika Anggraini, M. Pd.

Disusun oleh Kelompok 4:


1. Siti Hikmatun Nisa’ (21208010)
2. Farha Ashliyah A. R. (21208015)
3. Evina Varia Devianti (21208017)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN


ALAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem
Reproduksi pada Hewan dan Manusia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tujuan pokok dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah biologi dasar dan tujuan umumnya untuk memberikan beberapa
informasi pengetahuan tentang Sistem Reproduksi pada Hewan dan Manusia
kepada para pembacanya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Atika Anggraini, M. Pd. sebagai dosen pangampu Biologi Lanjut di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri.
2. Teman-teman kelas A Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam,
khususnya teman-teman kelompok 4 yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Agar makalah ini menjadi lebih baik dan dapat berguna bagi semua
pihak.

11 November 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reproduksi.................................................................................2
B. Reproduksi pada Hewan..............................................................................2
C. Sistem Reproduksi pada Manusia................................................................7
D. Kelainan pada Sistem Reproduksi Manusia...............................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................24
B. Saran...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi atau berkembang
biak. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem
reproduksi. Sistem reproduksi merupakan kumpulan dari organ reproduksi
yang saling bekerja sama membentuk sistem reproduksi. Makhluk hidup
melakukan perkembangbiakan guna memperbanyak jenisnya agar tidak
punah. Pada waktu-waktu tertentu, makhluk hidup biasanya menunjukkan
tanda-tanda birahi atau hasrat untuk melakukan perkawinan. Ini menunjukkan
bahwa jantan dan betina siap untuk berkembang biak. Ada dua cara umum
reproduksi yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual biasanya terjadi
pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Sedangkan reproduksi seksual
biasanya terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi. Reproduksi seksual
melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina.
Untuk lebih memahami mengenai sistem reproduksi, maka penulis
berkeinginan untuk membahas mengenai sistem reproduksi lebih lanjut lagi.
Terutama sistem reproduksi pada hewan dan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem reproduksi?
2. Bagaimanakah sistem reproduksi pada hewan?
3. Bagaimanakah sistem reproduksi pada manusia?
4. Apa saja kelainan pada sistem reproduksi manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem reproduksi.
2. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada hewan.
3. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada manusia.
4. Untuk mengetahui kelainan pada sistem reproduksi manusia.

1
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Reproduksi
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan kemampuan organisme
untuk menghasilkan keturunan. Tujuan utama dari reproduksi adalah untuk
mempertahankan eksistensi dan melestarikan jenisnya agar organisme
tersebut tidak punah. Apabila reproduksi tidak dilakukan secara berkala maka
lambat laun jenis dari organisme tersebut akan mengalami kepunahan. Secara
umum, reproduksi pada makhluk hidup dibedakan menjadi dua, yaitu
reproduksi aseksual dan reproduksi seksual.
Reproduksi aseksual merupakan proses reproduksi tanpa peleburan sel
telur dan sperma. Sedangkan reproduksi seksual merupakan proses reproduksi
yang diawali dengan peleburan sel telur (ovum) dan sel sperma. 1 Reproduksi
aseksual banyak dilakukan oleh hewan invertebrata, meskipun beberapa ada
yang melakukan reproduksi seksual. Sedangkan reproduksi seksual dilakukan
oleh hewan vertebrata.

B. Reproduksi pada Hewan


1. Reproduksi Aseksual, merupakan proses reproduksi tanpa peleburan sel
telur dan sperma.
a. Fisi (fission): pemisahan organisme induk mejadi dua individu yang
ukurannya sama.2 Pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan
pisin pusat (piringan kecil di pusat tubuh), kemudian masing-masing
tubuh yang terpisah akan melakukan regenerasi menjadi individu yang
lengkap. Contohnya pada bintang laut.

1
Neil, A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi, Edisi Kedelapan, Jilid 3 (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2012), hal: 164.
2
Ibid, hal: 165.

2
Gambar pembelahan fisi bintang laut
Sumber:
https://pak.pandani.web.id/2018/03/reprod
uksi-aseksual-bintang-laut.html

b. Pertunasan (budding): pembentukan tunas kecil yang serupa dengan


induk, kemudian tunas ini memisahkan diri dan menjadi individu
baru. Contoh filum hewan yang melakukan pertunasan adalah porifera
dan cnidarian/coelenterate (hydra).

Gambar pertunasan pada Hydra


Sumber:
https://ipa.pelajaran.co.id/perkembangbiak
an-vegetatif-pada-hewan/

c. Fragmentasi: pematahan/pemotongan tubuh menjadi beberapa


bagian, yang diikuti oleh regenerasi atau pertumbuhan kembali
bagian-bagian yang hilang. Beberapa contoh hewan yang
bereproduksi dengan cara ini cacing planaria (cacing pipih).

Gambar fragmentasi pada cacing planaria


Sumber:
https://ipa.pelajaran.co.id/perkembangbiak
an-vegetatif-pada-hewan/

d. Partenogenesis: suatu perkembangbiakan aseksual di mana sel telur


yang berkemang tanpa difertilisasi. Reproduksi melalui
partenogenesis terjadi pada spesies tawon, lebah, dan beberapa semut.
3

3
Ibid, hal: 165.

3
Gambar parthenogenesis pada lebah
Sumber:
https://www.gurusiana.id/read/supraptobio
/article/partenogenesis-pa-116-tmg365h-
h305-5396582

2. Reproduksi Seksual, proses reproduksi yang diawali dengan peleburan


sel telur (ovum) dan sel sperma. Umumnya dilakukan oleh hewan
vertebrata, dan beberapa invertebrata.
a. Berdasarkan cara fertilisasi atau pembuahan (penyatuan sperma
dan sel telur)
 Fertilisasi eksternal: fertilisasi dilakukan di luar tubuh induk.
Betina melepaskan sel-sel telur ke lingkungan, kemudian dibuahi
oleh sperma jantan yang juga dikeluarkan ke lingkungan.4
Fertilisasi ini umumnya terjadi pada hewan akuatik, seperti ikan
dan katak
 Fertilisasi internal: fertilisasi dilakukan di dalam tubuh induk
betina. Sperma hewan jantan dimasukkan ke dalam saluran
reproduksi betina. Contoh hewan yang melakukan fertilisasi
internal adalah reptilian, aves, dan mamalia.5

b. Berdasarkan perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya6


 Ovipar (bertelur): embrio berkembang dalam telur di luar tubuh
induk. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang
ada di dalam telur. Tidak menyusui anaknya, kecuali platypus

4
Ibid, hal: 167.
5
Lintang Kusumanityas, Sistem Reproduksi Makhluk Hidup (Yogyakarta: Istana Media, 2017),
hal: 76.
6
Ibid, hal: 84.

4
(mamalia). Contohnya: ikan, burung, amfibi, sebagian reptilian,
dan platypus (mamalia).
 Vivipar (melahirkan): embrio berkembang di dalam tubuh induk
betina. Embrio mendapat makanan dari induknya melalui plasenta
(ari-ari). Induk memiliki kelenjar susu dan menyusui anaknya.
Contohnya pada hewan mamalia, baik mamalia darat, mamalia
air, dan mamalia terbang.
 Ovovivipar (bertelur-melahirkan): embrio berkembang di
dalam telur, tetap telur tidak dikeluarkan dari dalam tubuh. Jadi
telur tetap disimpan di dalam tubuh induk. Makanan embrio
berasal dari dalam telur. Saat menetas anakan dikeluarkan dari
tubuh induk tampak seperti melahirkan. Contoh: beberapa jenis
ular, ikan hiu, dan kadal.

Gambar platypus
Sumber:
https://regitajune97.wordpress.com/2015/0
1/14/report-text-platypus/

Kebanyakan hewan yang bereproduksi secara seksual melibatkan


individu-individu dari jenis kelamin yang berbeda, yaitu individu jantan
dan individu betina. Namun, pada beberapa hewan ada yang memiliki
organ reproduksi jantan dan betina dalam satu tubuh. Hewan yang
memiliki jenis kelamin ganda ini disebut dengan hermafrodit. Karena
setiap hermafrodit memiliki organ reproduksi jantan dan betina sekaligus,
maka dua individu mana pun dapat saling mengawini. Masing-masing
hewan menyumbangkan dan menerima sperma selama perkawinan, seperti
yang dilakukan oleh cacing tanah. Pada beberapa jenis, hermafrodit
mampu melakukan fertilisasi sendiri, namun sangat jarang.7 Contoh lain
hewan yang hermafrodit adalah bekicot.

7
Neil, A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi, Edisi Kedelapan, Jilid 3 (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012),
hal: 166.

5
Gambar cacing tanah yang sedang kawin
Sumber:
https://biologigonz.blogspot.com/2011/05/
fisiologi-cacing-tanah.html

Berdasarkan uraian di atas, proses reproduksi pada invertebrata dan


vertebrata dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.) Invertebrat

2.) Vertebrata8

8
Dimas Herjuno, Vertebrata (Yogyakarta: Istana Media, 2017), hal: 82-94.

6
C. Sistem Reproduksi Manusia
1. Alat reproduksi pada pria
Alat reproduksi pada pria dapat menghasilkan gamet jantan, yakni
spermatozoa (sperma). Alat kelamin pria dapat dibedakan menjadi 2
yakni alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.

Sumber : rumushitung.com
Gambar : alat reproduksi
pria

a. Alat kelamin dalam terdiri atas:


1) Testis
Testis mempunyai bentuk bulat telur, jumlahnya sepasang
dan terdapat pada skrotum (zakar). Testis adalah tempat untuk
pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) serta hormon
kelamin (testosteron). Pada testis terdapat pembuluh-pembuluh
halus yang dinamakan tubulus seminiferus. Pada dindingnya
terdapat calon sperma (spermatogonium yang diploid. Di antara
tubulus seminiferous juga terdapat sel-sel interstisiil yang dapat
menghasilkan hormon testosterone, dan terdapat sel-sel yang
memiliki ukuran besar dan berfungsi ntuk menyediakan
makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli.
2) Saluran reproduksi
Saluran reproduksi terdiri atas duktus epididimis, yakni
sebuah tempat pematangan sperma lebih lanjut serta tempat
yang digunakan untuk penyimpanan sementara sperma.
Kemudian, vas deferens ialah suatu saluran yang digunakan
untuk mengangkut sperma ke vesikula seminalis (kantung

7
sperma). Arahnya menuju

8
ke atas lalu melingkar dan salah satu ujungnya berakhir pada
kelenjar prostat di belakang kandung kemih, saluran tersebut
membentuk duktus ejakulatorius pendek yang berakhir di uretra.
Uretra dari duktus ejakulatorius sama-sama berakhir di ujung
penis.
3) Kelenjar kelamin
Terdapat tiga kelenjar saluran kelamin yang bisa
mengeluarkan getah atau semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara
lain vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretral (Cowper).
a) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis berjumlah sepasang, terletak di atas
dan berada di bawah kandung kemih. Vesikula seminalis
dapat menghasilkan 60% dari volume total semen.
Cairannya berwarna jernih, kental mengandung lendir,
asam amino, dan fruktosa. Cairan tersebut memiliki fungsi
yakni memberi makan sperma. Selain itu, vesikula
seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang
memiliki fungsi membuat otot uterin berkontraksi dan
mendorong sperma mencapai uterus.
b) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan
yakni encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga bisa
menyeimbangkan keasaman residu pada urin di uretra
serta keasaman vagina. Cairan tersebut langsung menuju
dan berkumpul ke uretra lewat beberapa saluran kecil.
c) Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper
Kelenjar ini memilki ukuran yang kecil, berjumlah
sepasang, dan letaknya berada di sepanjang uretra. Cairan
tersebut kental dan pengsekresiannya sebelum penis
mengeluarkan sperma dan semen.

9
4) Uretra Uretra merupakan saluran yang berada di dalam penis
dan memiliki fungsi sebagai saluran urin dari kandung (vesica
urinaria) keluar dari tubuh dan sebagai saluran semen dari
kantong semen.
b. Alat kelamin luar
Alat kelamin luar pria yakni penis dan skrotum. Penis
merupakan organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan).
Kopulasi merupakan penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan
(pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Penis pada pria bisa
mengalami ereksi. Sedangkan ereksi ialah penegangan dan
pengembangan penis karena terisinya saluran penis oleh darah.
Skrotum pada pria di kenal dengan buah zakar yang didalamnya
terdapat testis.9

2. Alat reproduksi pada wanita


Alat reproduksi wanita terdiri dari alat kelamin luar dan dalam
organ reproduksi pada wanita adalah ovarium. Ovarium berfungsi
menghasilkan sel telur (ovum).
a. Alat kelamin luar
Celah luar disebut vulva dan sepasang bibir besar atau
lipatan kulit dinamakan labium mayora yakni membatasi kedua
belah celah serta sepasang bibir kecil lipatan yang dinamakan
labium minora. Pada bagian depan labium minora terdapat tonjolan
yang disebut klitoris. Klitoris adalah suatu jaringan yang peka dan
dalam bahasa Yunani, yang memiliki arti sebuah bukit kecil. Di
bagian dalam vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran urin dan
saluran kelamin.

9
Faidah Rachmawati, Nurul Urifah dan Ari Wijayati, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program
IPA (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hal 164-166.

1
Sumber : bocahindonesia.com
Gambar : alat reproduksi wanita bagian luar
b. Alat Kelamin dalam

Sumber : smp.prasacademy.com
Gambar : alat reprduksi wanita bagian dalam

1) Ovarium (indung telur)


Ovarium terdapat dalam rongga badan di daerah pinggang,
yakni di sebelah kanan dan kiri. Dalam ovarium juga terdapat
kelenjar endokrin dan jaringan tubuh yang dapat membuat sel
telur (ovum) yang disebut folikel. Sel folikel akan
memproduksi sel telur pada ovarium wanita. Peristiwa
pelepasan sel telur (ovum) dari ovarium setelah folikel masak
yang biasa disebut dengan ovulasi dan berlangsung sebulan
sekali. Pada saat folikel telur tumbuh, ovarium akan
menghasilkan hormon estrogen, dan setelah ovulasi akan
menghasilkan hormon progesteron.
2) Saluran tuba fallopii
Saluran tuba fallopi (oviduk) memiliki jumlah sepasang,
yang berada di kanan dan di kiri. Saluran tersebut dapat

1
menghubungkan ovarium dengan rahim. Bagian pangkalnya
memiiki bentuk seperti corong disebut tuba infundibulum.
Tuba infundibulum dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang
disebut fimbriae. Fimbriae memiliki fungsi untuk menangkap
sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium. Tuba fallopii
memiliki fungsi yakni untuk menggerakkan ovum ke arah
rahim dengan gerak peristaltik dengan bantuan silia.10
3) Uterus (rahim)
Rahim pada manusia mempunyai satu ruangan dan
bentuknya seperti buah pir, pada bagian bawah mengecil yang
biasa disebut dengan leher rahim (serviks uteri), dan bagian
ujung yang besar disebut badan rahim (corpus uteri). Lapisan
terdalam yang menjadi batas rongga rahim terdiri dari jaringan
epitel yang dinamakan endometrium (selaput rahim). Lapisan
tersebut dapat menghasilkan banyak lendir serta pembuluh
darah. Sebulan sekali trjadi menstruasi sehingga pada saat itu
lapisan pada dinding rahim akan dilepaskan dan terjadi
pendarahan. Dinding pada rahim selalu mengalami perubahan
ketebalan, peristiwa tersebut dipengaruhi karena hormon, di
antaranya adalah:
a) Menjelang ovulasi dinding akan menebal, karena adanya
pengaruh hormone estrogen.
b) Dinding rahim akan semakin menebal setelah ovulasi,
karena adanya
pengaruh hormone progesteron.
c) Pada saat menstruasi dinding rahim tipis kembali, karena
dinding endometrium akan mengelupas. Setelah
menstruasi, dinding dibentuk kembali, peristiwa tersebut
dinamakan siklus menstruasi.
d) Uterus (rahim) ialah sebuah ruangan yang menjadi tempat
janin menempel,

10
Ibid, 167.

1
tumbuh dan berkembang.
4) Vagina (liang peranakan)
Vagina merupakan sebuah tabung yang berlapiskan otot
membujur ke arah belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis
dari rahim serta terdapat banyak lipatan. Hal ini berfungsi
untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Pada vagina juga
terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan
kelenjar yakni kelenjar barlholini.

Pembentukan individu dimulai dengan proses gametogenesis.


Gametogenesis merupakan pembentukan telur dan sperma pada induknya.
Pembentukan sperma disebut juga dengan spermagenesis, sedangkan
pembentukan sel telur disebut dengan oogenesis.11

1. Spermatogenesis
Spermatogenesis dapat terjadi pada organ reproduksi pria, yakni
testis. Proses tersebut dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium
menjadi sel yang lebih besar yang dinamakan spermatosit primer. Sel-sel
tersebut membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang
sama besar, kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat
spermatid yang sama besar. Spermatid merupakan sebuah sel bundar
dengan banyak protoplasma dan gamet dewasa dengan sejumlah
kromosom haploid. Pada akhir proses tersebut, terjadi pertumbuhan serta
perkembangan atau diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel,
melainkan mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional. Nukleus
mengecil lalu menjadi kepala sperma dan sebagian besar sitoplasma
dibuang. Sperma tersebut mengandung enzim yang memiliki peranan
dalam menembus membran sel telur. Spermatogenesis terjadi pada bagian
tubulus seminiferus.12

11
Suwarno, Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas XI (Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hal 163.
1212
Ibid, 164-165.

1
Sumber :
image.google.co.id Gambar
: spermatogenesis

Perkembangan spermatogonium pada manusia menjadi sperma


matang memerlukan waktu 16 hari. Spermatogenesis dipengaruhi oleh
beberapa hormone antara lain hormon gonadotropin, Follicle Stimulating
Hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH), dan hormon testosteron.
a. Hormon Gonadotropin
Hipotalamus dapat menghasilkan hormon gonadotropin. Hormon
gonadotropin memiliki fungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa
bagian depan (anterior) supaya mengeluarkan hormon FSH dan LH.
b. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Hipofisa anterior menhasilkan FSH. Hormon tersebut berfungsi
untuk mempengaruhi, merangsang perkembangan tubulus seminiferus
serta sel sertoli guna menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang dapat memacu pembentukan sperma.
c. LH (Luteinizing Hormone)
Hipofisa anterior dapat menghasilkan LH yang memiliki fungsi
untuk merangsang sel-sel interstitial (sel leydig) supaya mensekresi
hormon testosteron (androgen).
d. Hormon Testosteron

1
Hormon testosteron dapat dihasilkan oleh testis. Hormon tersebut
memiliki fungsi untuk merangsang perkembangan organ seks primer
pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi serta
ciri kelamin sekunder dan mendorong spermatogenesis.
2. Oogenesis
Ovarium dapat menghasilkan ovum. Proses pembentukan ovum
berada di dalam ovarium yang dinamakan oogenesis. Ovarium yang ada di
dalam tubuh embrio atau fetus terdapat ±600.000 buah sel induk telur atau
yang disebut oogonium. Pada saat umur embrio lima bulan, oogonium
mengalami pembelahan mitosis dengan memperbanyak diri dengan
membentuk ±7 juta oosit primer. Pada saat embrio berumur 6 bulan, oosit
primer dalam tahap meiosis yakni profase I. Setelah itu, terjadi
pengurangan jumlah oosit primer sampai lahir. Pada saat lahir dua ovarium
mengandung 2 juta oosit primer. Kemudian oosit primer yang sedang
membelah tersebut beristirahat sampai masa pubertas.
Pada waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya menyusut hingga
menjadi sekitar 300.000 - 400.000 oosit primer. Setelah masuk masa
pubertas, perempuan mengalami menstruasi sehingga pada saat itu
kelenjar hipofisis dapat menghasilkan FSH, dan oosit primer melanjutkan
pembelahan meiosis menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel
yang memiliki ukuran besar disebut oosit sekunder dan yang memiliki
ukuran kecil disebut badan polar pertama. Penyelesaian tahap meiosis I
sekitar menjelang ovulasi. Oosit sekunder melanjutkan tahapan meiosis II
dan berhenti pada metafase II. Jadi, pada saat ovulasi, yang dikeluarkan
bukan ovum melainkan oosit sekunder pada metafase II.
Apabila tidak terjadi penetrasi oleh sperma, oosit sekunder mati
dan apabila terjadi penetrasi sperma, oosit sekunder akan melengkapi
tahapan meiosis II. Sehingga menghasilkan satu sel yang berukuran besar
disebut ootid dan satu sel yang berukuran kecil yang disebut badan polar
kedua. Sedangkan, badan polar I menghasilkan 2 badan polar. Pada saat
terjadinya peleburan inti sel telur dengan inti sperma, ootid akan
berkembang menjadi ovum (telur). Ketiga badan polar yang telah
menempel pada ovum tidak

1
akan berfungsi dan mengalami degenerasi. Maka dari itu, hasil oogenesis
merupakan sel ovum yang besar dan tiga sel badan polar yang menempel
di ovum. Proses oogenesis dipengaruhi oleh berbagai jenis hormon yang
dihasilkan oleh hipofisa, dan ovarium.

Sumber : roboguru.ruangguru.com
Gambar : Oogenesis

Fertilisasi, Menstruasi, dan Kehamilan

1. Fertilisasi
Setelah pematangan sel telur(ovulasi), sel telur akan melebur
dengan sel sperma sehingga akan terjadi fertilisasi. Sel telur ini akan
ditangkap oleh infundibulum, kemudian melewati tuba fallopii. Apabila di
tuba fallopii terdapat sperma maka akan terjadi peleburan antara sperma
dan sel telur, proses ini dinamakan dengan fertilisasi. Setiap sel telur hanya
akan dibuahi oleh sebuah sperma. Sperma yang dilepaskan dalam jumlah
jutaan, salah satu sebab gagalnya fertilisasi ialah hanya sebagian kecil
sperma yang dapat sampai ke bagian atas tuba fallopii, yang lainnya
hancur di perjalanan.
2. Menstruasi
Apabila pada wanita tidak terjadi pembuahan, maka endometrium
akan meluruh keluar dari tubuh. Siklus menstruasi terjadi setiap 28 hari.
Pada hari pertama sampai hari keempat belas terjadi pertumbuhan dan

1
perkembangan folikel yang dirangsang oleh hormon FSH yang dihasilkan
kelenjar hipofisis. Pada perkembangan tersebut, sel oogonium akan
membelah secara meiosis sehingga dapat menghasilkan satu sel telur yang
yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak
(folikel de Graaf), folikel ini juga akan menghasilkan hormon estrogen
yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Masa pertumbuhan folikel
disebut fase folikel.
Dalam siklus menstruasi, estrogen memiliki fungsi untuk
merangsang perbaikan dinding uterus, yakni endometrium setelah
terkelupas saat menstruasi. Tak hanya itu, estrogen juga akan menghambat
pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis guna menghasilkan LH
yang memiliki fungsi untuk merangsang folikel Graaf yang masak untuk
melakukan ovulasi yang terjadi pada hari keempat belas. Selain itu, LH
merangsang folikel yang telah kosong hingga menjadi korpus luteum.
Kemudian, badan tersebut akan menghasilkan hormon progesteron yang
berguna mempersiapkan endometrium untuk menerima embrio sehingga
terjadi penebalan pada endometrium serta banyak mengandung pembuluh
darah.
Selain itu, progesteron juga memiliki fungsi untuk menghambat
pembentukan FSH dan LH. Dengan adanya progesteron mengakibatkan
korpus luteum mengecil sehingga mengalami degenerasi kemudian
menghilang, maka pembentukan progesteron akan terhenti. Akibatnya,
pemberian makanan kepada endometrium juga berhenti, endometrium
kemudian mongering dan akan terkelupas sehingga terjadi pendarahan
(menstruasi).

1
Sumber : image.google.co.id
Gambar : siklus menstruasi

3. Kehamilan

Pada kehamilan dan persalinan melibatkan perkembangan zigot


disertai kerjasama hormon sejak terjadinya pembuahan hingga kelahiran.
Setelah terjadinya ovulasi, sel telur akan masuk ke dalam tuba fallopi
(oviduk). Pada saluran ini, ovum dikelilingi oleh banyak sperma tapi
hanya satu sperma yang dapat membuahi sel telur, sedangkan ekor sperma
tertinggal di luar. Kemudian, terjadi peleburan sel telur dan sel sperma dan
berkembang membentuk zigot yang mengandung separuh sifat ayah dan
sifat ibu. Selanjutnya, zigot akan membelah secara mitosis hingga pada
bentuk terakhir saat embrio terdiri atas 32 sel dan disebut morula yang
kemudian menyerap cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, dan
membentuk rongga blastosel yang disebut blastosit. Lapisan terluarnya
disebut dengan trofoblas.

1
Sumber : image.google.co.id
Gambar : Perkembangan zigot dari fertilisasi sampai implantasi

Blastosit bergerak menuju uterus untuk melakukan implantasi


(perlekatan dengan dinding uterus). Selama proses tersebut, korpus luteum
akan membentuk hormon progesteron untuk mengadakan persiapan
implantasi dengan merangsang pertumbuhan dinding uterus. Dinding
uterus menjadi tebal, lunak, dan lembut, serta mengeluarkan sekret seperti
air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio. Selanjutnya, dinding rahim
(endometrium) dapat menghasilkan hormon progesteron sehingga dapat
mencegah terjadinya menstruasi. Setelah menjadi blastosit, zigot
berkembang menjadi trofoblas, kemudian embrio dan akhirnya menjadi
janin. Janin akan mendapat makanan dari induknya melalui plasenta (ari-
ari atau tembuni). Selaput pembungkus embrio terdiri atas amnion, korion,
sakus vitelinus dan alantois.
1) Sakus vitelinus (kantong kuning telur) berguna untuk melindungi
embrio terhadap kekeringan, goncangan serta membantu proses
pernapasan, eksresi dan proses penting lain selama berada dalam
rahim.
2) Amnion adalah selaput yang dapat menghasilkan getah berupa air
ketuban yang berfungsi untuk menjaga embrio agar tetap basah dan
tahan terhadap goncangan.
3) Korion yakni selaput yang berada di sebelah luar amnion dan
mengandung banyak pembuluh darah yang berhubungan dengan
peredaran darah pada induknya melalui plasenta (tembuni).
4) Alantois berada di dalam tali pusat yang memiliki fungsi untuk
menghubungkan siokulasi embrio dengan plasenta.

1
Sumber : image.google.co.id
Gambar : Selaput pembungkus embrio

Bila pertumbuhan dan perkembangan janin telah sempurna, janin


akan keluar melalui vagina. Selubung janin akan pecah, diikuti keluarnya
plasenta.13

Kelenjar Susu

Kelenjar susu (mammary gland) berada pada laki-laki dan perempuan.


Tapi umumnya yang menhasilkan susu adalah perempuan. Kelenjar susu bukan
merupakan bagian dari alat reproduksi tetapi kelenjar susu memiliki peran penting
untuk reproduksi. Didalam kelenjar susu terdapat kantong jaringan epitel kecil
yang mengekresikan susu yang mengalir ke dalam saluran yang membuka di
putting susu. Pada payudara selain terdapat kelenjar susu juga terdapat jaringan
lemak (adipose) dan jaringan ikat. Karena rendahnya kadar estradiol pada laki-
laki, sehingga menyebabkan perkembangan deposit lemak terbatasi dan
menyebabkan payudara laki-laki memiliki ukuran yang lebih kecil.

13
Dewi Indrawati, Sutarto, Akhmad Zamroni, dkk, Biologi (Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam) Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2 (Jawa Tengah: CV Graha Printama Selaras, 2016), hal
56.

2
Sumber : hellosehat.com
Gambar : anatomi payudara wanita

D. Kelainan pada Sistem Reproduksi14


1. Gangguan sistem reproduksi wanita
a. Gangguan menstruasi Gangguan menstruasi pada wanita dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
 Amenore primer Amenore sampai usia 17 tahun, dengan atau
tanpa gairah.
 Amenore sekunder Tidak adanya menstruasi selama 3-6 bulan
atau lebih pada mereka yang telah berhenti menstruasi.
b. Kanker genital pada wanita dapat terjadi di vagina, leher rahim, dan
ovarium.
c. HIV/AIDS Virus HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi
dan penyakit. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak langsung
dengan darah dan cairan tubuh pasien dengan air mani, cairan vagina,
dan ASI.
d. Kanker serviks adalah suatu kondisi di mana sel-sel abnormal tumbuh
melalui lapisan epitel serviks. Perawatan termasuk pengangkatan

14
Caisar, Ayuningtiyas, Modul Sistem Reproduksi Manusia Dan Hewan (Undergraduate Thesis, Uin
Raden Intan Lampung, 2021)

2
rahim, saluran tuba, ovarium, sepertiga kantung vagina, dan kelenjar
getah bening panggul.

Gambar Kanker Serviks


Sumber dari
http://ners.unair.ac.id/site/images/Lihat/pe
nanganan_kanker_serviks.png

e. Kanker Ovarium memiliki gejala yang tidak jelas, berupa rasa


berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau
mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dilakukan
dengan pembedahan dan kemoterapi.

Gambar Kanker Ovarium


Sumber dari
http://lintasmedan.com/wp-
content/uploads/2021/05/kanker-

f. Kanker endometrium, endometriosis adalah suatu kondisi di mana


jaringan endometrium ditemukan di luar rahim. Gejala endometriosis
termasuk sakit perut, sakit punggung, dan nyeri haid. Perawatan obat.
Torakoskopi atau operasi laser.

Gambar Kanker Endometrium


Sumber dari
https://melakafertility.com/wp-
content/uploads/2020/09/Fig-1-Cancer-of-
the-endoemtrium-1024x683.png

g. Infeksi vagina, gejala pertama adalah keputihan dan gatal-gatal yang


menyerang wanita usia subur, yang disebabkan oleh hubungan
seksual, terutama jika suami terkena jamur dan bakteri.

2
2. Gangguan Sistem Reproduksi Pria
a. Hipogonadisme Ini adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan
oleh interaksi hormonal (seperti androgen dan testosteron). Gangguan
ini menyebabkan kemandulan, impotensi, dan kurangnya karakteristik
pria. Pengobatan dengan terapi hormon.

b. Kriptosidisme adalah kegagalan satu atau dua testis untuk turun dari
rongga perut ke dalam skrotum selama masa bayi. Perawatan
melibatkan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testosteron. Jika tidak turun, saya akan menjalani operasi.

Gambar penyakit Kriptosidisme


Sumber dari https://www.ai-care.id/photos/62e289be34148.jpg

2
c. Uretritis, radang uretra disertai gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Agen penyebab uretritis yang paling umum adalah
Chlamydotrachomatis, Ureplasma urealithium, atau virus herpes.

d. Prostatitis peradangan pada prostat yang disebabkan oleh E. coli atau


bakteri lain.

e. Ghonorhoe, di bagian-bagian organ kelaminnya terdapat


benjolanbenjolan yang merah dan membengkak. Terkadang pecah
dengan sendirinya, dapat juga berupa kencing nanah.

Gambar penyakit Ghonorhoe


Sumber dari https://www.perdoski.id/uploads/original/2019/03/media-1553006131.jpg

f. Sifilis (raja singa ) Penyakit ini disebabkan oleh Triponema pallidium,


yaitu bakteri yang berbentuk spiral. Penularan bisa terjadi melalui
kontak langsung antara luka yang bernanah dan bengkak dengan
selaput lendir dan cairan tubuh seperti air maini, darah, pada saat
berhubungan seks.

2
g. Epididimitis, epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada
saluran reproduksi pada pria.

Gambar penyakit Epididimitis


Sumber dari https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20220321/epididimitis-
0a50cc795d79ecf2b863648930271ab8.jpg

2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan kemampuan organisme
untuk menghasilkan keturunan. Tujuan utama dari reproduksi adalah untuk
mempertahankan eksistensi dan melestarikan jenisnya agar organisme
tersebut tidak punah. Reproduksi dapat dibedakan menjadi dua, yakni
reproduksi aseksual dan reproduksi seksual. Reproduksi aseksual merupakan
reproduksi yang tidak melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina.
Sedangngkan reproduksi seksual merupakan reproduksi yang melibatkan sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina. Sistem reproduksi pada manusia
termasuk dalam sostem reproduksi seksual dengan organ vagina dan penis
sebagai alat kopulasi (perkawinan).

B. Saran
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah Sistem Reproduksi
pada Hewan dan manusia ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan agar makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama sebagai bahan acuan dalam
pembelajaran mata kuliah Biologi Lanjut.

2
DAFTAR PUSTAKA

Caisar, A. (2021). Modul Sistem Reproduksi. Undergraduate Thesis UIN Raden Intan
Lampung.
Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2012). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Dewi Indrawati, S. A. (2016). Biologi (Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam)
Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2 . Jawa Tengah : CV Graha Printama Selaras.
Herjuno, D. (2017). Vertebrata. Yogyakarta: Istana Media.
Kusumanityas, L. (2017). Sistem Reproduksi Makhluk Hidup. Yogyakarta: Istana
Media. Rachmawati, F. (2009). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA .
Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. (2009). Panduan Pembelajaran Biologi XI Untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional .

Anda mungkin juga menyukai