Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH BIOLOGI

“SISTEM REPRODUKSI”

Dosen Pengampu: Nur Alam, SKM., M.Kes

Di Susun Oleh Kelompok 6 :

1. Dini Aminarti (220305501013)


2. Reski Ananda (220305502023)
3. Nur Reski Anreyni.A (220305502025)
4. Nihrawati (220305502021)
5. Indah Rachma Santy 220305502024

Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan

Program Study Gizi


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang

“SISTEM REPRODUKSI”.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Biologi di Fakultas
ilmu keolahragaan dan kesehatan Jurusan gizi

Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu untuk memahami dan mempeluas pengetahuan
tentang sistem endokrin .

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
dengan rendah hati kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat
memperbaiki makalah ini.

kami berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Makassar,7 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
2.1 Sistem Reproduksi Pada Hewan.....................................................................................................2
2.2 Sistem reproduksi manusia.............................................................................................................8
2.3 SISTEM REPRODUKSI PADA TUMBUHAN..........................................................................11
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................28
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................28
3.2 SARAN...........................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang masalah

Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping cirri-cin lain seperti; respirasi,
transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup memiliki
kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara umum reproduksi pada
makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi seksual (secara perkawinan) dan
reproduksi aseksual (tanpa perkawianan).

Pada reproduksi seksual mengunakan alat/organ seksual berupa sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak menggunakan alat/organ seksual, sehingga
proses perkembanganbiakan menggunakan organ tubuh, seperti akar dan batang pada tumbuhan.

Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative, sedangkan reproduksi


aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative. Reproduksi seksual umumnya dilakukan oleh
hewan tingkat tinggi dan sebagian tunbuhan. Sedangkan reproduksi aseksual umum dilakukan hewan
tingkat rendah dan sebagian tumbuhan.

Makalah ini membahas lebih rinci tentang reproduksi pada makhluk hidup, yang meliputi proses
reproduksi pada hewan, proses reproduksi pada tumbuhan, alat organ seksual pada hewan dan alat/organ
seksual pada tumbuhan.

1.2 Rumusan masalah


1. apa itu sistem reproduksi?

2. Apakah alat/organ reproduksi pada tumbuhan, hewan, dan manusia

3. Bagaimanakah proses reproduksi pada tumbuhan, hewan, dan manusia

1.3 Tujuan
1. memahami apa itu sistem reproduksi?

2. menegtahui alat/organ reproduksi pada tumbuhan, hewan, dan manusia

3. menegetahui Bagaimana proses reproduksi pada tumbuhan, hewan, dan manusia

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Reproduksi Pada Hewan


A. REPRODUKSI PADA INVERTEBRATA

perkembangbiakan pada invertebrata (hewan tanpa tulang belakang) meliputi


perkembangbiakan secara Aseksual (Vegetatif) dan Seksual (Generatif).

1.    Reproduksi Aseksual (Vegetatif)

Reproduksi yang terjadi tanpa proses peleburan sel gamet. Individu baru muncul dari bagian
tubuh induk.

Macam-macam reproduksi aseksual antara lain sebagai berikut :

a) Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel satu),
misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena. Proses pembelahan diawali dengan proses
pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian
yang masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah
sitoplasma menyempit dan diikuti pemisahan yang membentuk dua individu

b) Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian
potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi
secara fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang
sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing
potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria.

c) Pembentukan Tunas

Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh
dari induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan
membentuk tunas ialah Hydra sp. Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra
3

dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang
melakukan reproduksi dengan tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.

d) Sporulasi (Pembentukan Spora)

Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan


spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plamodium
adalah protozoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria. Dalam siklus
hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase
generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase vegetatif
berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.

2.   Reproduksi Seksual (Generatif) 

reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh
menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.

b. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.

Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya
Paramecium.
Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan
mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam
rahim.

Perkembangan seksual lainnya dapat kita lihat pada Hydra, Cacing pita, Cacing tanah, Serangga

B. REPRODUKSI PADA VERTEBRATA

Vertebrata (hewan bertulang belakang) hanya dapat berkembangbiak secara Seksual


(Generatif).

Reproduksi atau perkembangbiakan secara generatif melibatkan peleburan (fertilisasi) dua


macam sel gamet, sperma (gamet jantan) dan ovum (gamet betina).

1. Fertilisasi Internal
4

Peleburan sel gamet jantan dan sel gamet betina terjadi di dalam tubuh hewan betina. Pada
mekanisme ini hewan akan dilengkapi dengan alat kopulasi. Alat kopulasi ini akan membantu
menghantarkan pertemuan sel gamet. Penis merupakan alat kopulasi pada beberapa jantan, dan
vagina alat kopulasi pada hewan betina. Hewan jantan melepaskan berjuta-juta sel gamet melalui
alat kopulasi ke dalam alat reproduksi betina. Kemudian sel-sel sperma ini akan “berlari”
mencari keberadaan ovum, hanya satu sperma yang dapat membuahi satu telur.

Berdasarkan cara perkembangan embrio dibedakan menjadi:


•    Bertelur (OVIPAR)
Embrio akan berkembang di luar tubuh induk dengan struktur yang bercangkang. Telur embrio
akan dikeluarkan dari tubuh induk. Cangkang ini tersusun atas zat kapur yang melindungi telur
embrio dari kehilangan air. Berkembang diluar tubuh tidak mennghalangi perkembangan embrio.
Telur embrio telah dilengkapi dengan kantung kuning (yolksacs) yang merupakan nutrisi untuk
menyuplai perkembangan embrio selama di dalam cangkang.

•    Melahirkan (VIVIPAR)

Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina (rahim). Embrio akan mendapat suplai
makanan dari pembuluh darah induk melalui hubungan plasenta. Embrio akan berkembang di
dalam rahim induk betina dalam masa mengandung yang waktunya sangat bervariasi pada tiap-
tiap hewan.
Contoh: sebagian besar mamalia, termasuk manusia.

•    Bertelur melahirkan (OVOVIVIPAR)

Suatu kombinasi antara bertelur dengan melahirkan. Pada perkembangan ini, embrio disimpan
dalam telur tak bercangkang di dalam tubuh. Telur-telur ini dilengkapi dengan kantung kuning
untuk menyuplai perkembangan embrio. Sampai waktu yang ditentukan, telur-telur ini pecah di
dalam tubuh induk betina, dan keluar dari tubuh betina.

2.    Fertilisasi Eksternal

Peleburan sel gamet jantan (sperma) dan sel gamet betina (ovum) yang terjadi di luar tubuh.
Hewan jantan akan merangsang hewan betina untuk menyemprotkan ovum, sedang hewan jantan
5

akan melepaskan sel spermanya di wilayah yang berair. Diperlukan media air untuk
memperantai pertemuan kedua sel gamet ini. Oleh karena itu, peleburan macam ini biasanya
terjadi pada hewan-hewan di lingkungan akuatik, seperti ikan dan katak.

1.Reproduksi Ikan

Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin
luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang
tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut
dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka.

2. Reproduksi Amfibi (Amphibia)

Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Pembuahan katak terjadi di
luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan
diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan
berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang
disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-
kelok dan bermuara di kloaka.Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga
akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang
dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas
deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan
diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan
telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu.

3.Reproduksi Reptil (Reptilia)

elompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya
terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga
reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan
yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian
6

bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis.
Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik
seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan
kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk,
ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi
persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah.

4. Reproduksi Burung (Aves)

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat
perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi
oleh materi cangkang berupa zat kapur.Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu
tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung.

5.Reproduksi Mamalia (Mammalia)

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali
Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya
bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina
dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina
(vagina).

Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus.
Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Sperma yang telah
masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum
yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding
7

uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan
perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang
diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

Proses Fertilisasi Pada Hewan

 Secara garis besar proses fertilisasi merupakan proses peleburan dua buah sel gamet. Peleburan
ini sendiri dapat berupa peleburan dua buah sel bernukleus atau juga nukleus itu sendiri. Dari
hasil peleburan ini akan terbentuk sebuah sel tunggal atau sering kali disebut juga sebagai zigot.

Proses fertilisasi pada hewan memang sangat berbeda-beda semuanya akan bergantung pada
jenis dan golongan hewan tersebut. Beberapa fertilisasi pada hewan dapat dijelaskan sebagai
berikut,

 Unggas

Proses yang pertama sekali pastinya adalah proses masuknya sel gamet jantan kedalam ovarium.
Kemdian sela gamet jantan akan mebuahi sel telur yang telah dalam kondisi siap untuk di buahi.
Pada hal ini, se telur yang telah masak akan ditangakap leh sebuah organ khusus yang bernama
infudibulum atau yang bisa disebut juga sebagai organ papilon. Pada organ inilah terjadi
pembentukan kuning telur dengan bantuan beberapa protein yang ada. Pada dasarnya pembuahan
atau fertilisasi pada ayam tidaklah terjadi secara langsung, namun sel sperma tersebut akan  di
tampung pada sebuah organ yang disebut sebagai sarang spermatozoa. Pada organ tersebut
terdapat beberapa sperma yang menunggu untuk membuahi sel telur yang telah masak.

 Reptil

Pada reptil setiap pejantan memiliki dua buah organ penis yang disebut sebagai hemipenis.
Organ ini memiliki sifat dan bentuk yang bisa dikatakan cukup fleksibel, ketika terjadi proses
perkawinan hanya satu buah penis saja yang masuk kedalam organ reproduski betina.Sel telur
betina sendiri akan bergerak dari ovarium menuju kloaka atau ada juga yang menyebutnya
sebagai uterus. Dalam proses ini pembuahan terjadi pada bagian kloaka atau uterus. Beberapa
jenis reptil akan mengeluarkan telur mereka ketika sudah dalam kondisi yang matang.

 Mamalia
8

Mamalia merupkan salah satu jenis hewan yang masuk kedalam golongan hewan vivipar, dalam
artian hewan yang satu ini akan melahirkan individu baru. pada awalnya proses fertiliasai
mamalia juga tak jauh berbeda dengan jenis hewan lain, pambuahan terjadi di dalam tubuh
indukan. Sel sperma akan membuahi sel telur di dalam ovarium. Pada hewan mamalia sel telur
yang di buahi akan berkembang menjadi individu baru terjadi pada bagian rahim.

 Pisces

Pisces merupakan salah satu golongan hewan yang pembuahannya terjadi di luar tubuh indukan.
Ketika masa kawin telah tiba dan ikan betina telah menemukan pasangan pejantan, maka 
indukan akan mengeluarkan ovum dari dalam tubuhnya

Reproduksi seksual pada hewan ditandai dengan dibutuhkannya dua individu, satu betina dan
satu jantan. Betina akan menghasilkan ovula yang dibentuk oleh ovogenesis di ovariumnya. Di
sisi lain, pejantan menciptakan sperma di testis yang umumnya dicirikan sebagai makhluk kecil
dan sangat lincah

2.2 Sistem reproduksi manusia


Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting meskipun
tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan sesorang.26 Pada manusia,
reproduksi berlangsung secara seksual.
Organ reproduksi yang dimiliki manusia berbeda antara pria dan wanita.
2.1.1 Struktur dan fungsi organ reproduksi
Baik pria maupun wanita memiliki organ reproduksi yang terdiri dari dua bagian berdasarkan
letaknya, yaitu alat kelamin luar dan dalam. 27
a. Struktur dan fungsi organ reproduksi pada pria
Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sperma (gametogenesis) dan
menyalurkan sperma ke wanita.
1. Sistem Reproduksi Pria

1) Alat Kelamin Luar29


a) Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita
saat kopulasi (persetubuhan).27,30
b) Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma.29
9

c) Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit yang


membungkus testis dan epididimis.27,29
2) Alat Kelamin Dalam27,29
a) Testis
Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak di skrotum.29,30 Di dalam
testis terjadi proses pembuatan sel kelamin jantan dan hormon kelamin.15 Pada testis terdapat
pembuluh halus (vas seminiferus) yang mengandung calon sperma pada bagian dindingnya.
Diantara vas seminiferus terdapat sel bernama sel interstitial yang berfungsi menghasilkan
hormon kelamin, misalnya testosteron. Selain itu, terdapat sel besar, sel Sertoli yang
berguna untuk memberikan makanan bagi sperma.27,30
b) Epididimis
Epididimis merupakan saluran reproduksi yang
berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.27 Selain itu, epididimis dibentuk oleh saluran
berlekuk-lekuk yang tidak teratur dan juga menjadi tempat penyimpanan sperma
sementara.27,30 Saluran yang menghubungkan antara
epididimis dan testis disebut duktus eferen testis.29
c) Vas deferens
Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis. Fungsinya adalah mengangkut sperma menuju
vesikula seminalis (kantong sperma).27 Vas deferens dan saluran dari kelenjar kantong sperma
akan bersatu membentuk duktus
ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra.27,29,30
d) Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat,
dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
• Vesikula seminalis: sepasang kelenjar yang berfungsi menghasilkan 50-60% dari volume
total cairan semen yang berwarna jernih dan kental. Komponen terpenting
didalamnya adalah fruktosa dan prostaglandin.27,30
• Kelenjar prostat: kelenjar kelamin terbesar pada pria yang menyumbang 15% dari
volume total cairan semen dengan komponen pentingnya adalah asam fosfatase, seng, sitrat,
dan protease. Kandungan tersebut membuat
cairan semen menjadi lebih encer.27,30
• Kelenjar bulbouretral (Cowper): sepasang kelenjar kecil yang mengeluarkan cairan
sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.27
10

b. Struktur dan fungsi organ reproduksi pada wanita


Sistem Reproduksi Wanita28
1) Alat Kelamin Luar
a) Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat kelamin luar perempuan yang
tebal dan berlapiskan lemak. Labia mayora ini mengelilingi organ pada alat kelamin luar
lainnya dan berakhir menjadi mons pubis.27,30,32
b) Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus dan tidak memiliki lapisan
lemak.27
c) Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai
pertemuan antara sepasang labia mayora.27,30
d) Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa tonjolan kecil dan memanjang serta
homolog dengan penis pada pria. Sebagian besar tersembunyi di antara kedua
labia
minora.2) Alat Kelamin Dalam15
a) Ovarium, disebut indung telur.
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang terletak di rongga perut. Ovarium
memiliki struktur berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel
telur (oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur
matang untuk pembuahan dan produksi hormon steroid dalam jumlah
besar.
b) Oviduk (Tuba Fallopi)
Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim (uterus). Di ujungnya
terdapat fimbria yang menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang matang. Oviduk ini
berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula
tuba. 27,30
c) Rahim (Uterus)
Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang tebal. Rahim bagian bawah
memiliki ukuran yang lebih kecil dan biasa disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang
besar dari uterus disebut dengan corpus uteri.
d) Vagina
Vagina merupakan alat kelamin wanita yang
11

menghubungkan alat kelamin luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke
arah belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis dari rahim. Selain
itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi mempermudah persalinan. Fungsi vagina
adalah menahan penis saat berhubungan seksual dan menyimpan

2.3 SISTEM REPRODUKSI PADA TUMBUHAN


Reproduksi pada tumbuhan berlangsung melalui 2 cara yaitu vegetatif dan generatif.
Namun, tidak semua tumbuhan dapat melakukan reproduksi vegetatif. Ada tumbuhan yang
hanya bereproduksi secara generatif saja. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan sering disebut
juga propagasi vegetatif. Propagasi vegetatif dapat terjadi secara alami maupun dengan
bantuan manusia.

1. Reproduksi Vegetatif
Menurut penelitian ilmiah berjudul Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif
(2012) yang ditulis oleh Rahman dan kawan kawan, bahwa perkembangbiakan vegetatif
pada tumbuhan adalah reproduksi tumbuhan dengan menggunakan bagian-bagian seperti
batang, cabang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru.

Perkembangbiakan vegetatif ini diimplementasikan tanpa melalui proses


perkawinan dan tidak melalui biji dari induknya. Hal ini yang membedakan dengan
perkembangbiakan generatif yang memang melalui proses penyerbukan alami. Intinya,
12

perkembangbiakan vegetatif akan merangsang tunas adventif untuk menghasilkan


tanaman yang sempurna memiliki batang, daun, dan juga akar.

Secara umum proses perkembangbiakan ini didasarkan pada kemampuan


tumbuhan untuk membentuk akar atau tunas adventif. Melansir dari buku Pembiakan
Vegetatif dalam Hortikultura (2010) yang ditulis oleh Bambang B. Santoso jika ada dua
jenis dari perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan, yaitu:

a. Perkembangbiakan Vegetatif Alami


Perkembangbiakan vegetatif alami adalah proses reproduksi pada tumbuhan yang
dapat diketahui pada tumbuhan muda yang baru tumbuh dan berkembang dari bagian-
bagian vegetatif dari tumbuhan induk.

Ada beberapa cara tumbuhan melakukan propagasi vegetatif alami, antara lain:

1) Spora
Reproduksi dengan spora biasanya terjadi pada lumut dan tumbuhan paku. Spora
tumbuhan lumut dibentuk oleh geneasi sporofitnya, yaitu di dalam sporangium
(kotak spora). Spora tumbuhan paku dihasilkan oleh daun fertile (sporofil) pada
permukaan bawah daun fertile(sporofil) pada permukaan bawah daun atau di tepi-
tepi daun.
2) Fragmentasi
13

Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan cara memisahkan diri dari koloni


induknya dan tumbuhan menjadi indifidu baru. Pada umumnya, fragmentasi
terjadi pada ganggang hijau yang berbentuk filament, misalnya Hydrodictin sp.

3) Tunas
Biasanya tunas muncul pada tumbuhan yang telah dewasa (tua). Tunas ini dapat
muncul dari akar,batang,atau daun.

Pembentukan tunas batang misalnya terjadi pada tumbuhan bamboo, tebu, dan
pisang. Tunas akar misalnya pada tumbuhan cemara, sukun, kesemek. Tunas daun
pada tumbuhan cocor bebek. Tunas-tunas yang muncul selain pada batang
dinamakan tunas adventif (liar).

4) Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang yang tumbuh dibawah tanah. Bentuk umbi lapis
menggelembung ,berair dan memiliki sisik-sisik daun yang berfungsi sebagai
cadangan makanan.

Umbi lapis memilliki tunas samping (anak umbi lapis) yang tumbuh di antara
daun.Tunas samping akan tumbuh menjadi individu baru dan memisahkan diri
dari induknya. Tumbuhan yang membentuk umbi lapis antara lain bawang
merah Daffodil.

5) Umbi batang (Tuber)


Umbi batang adalah batang yang menggelembung di bawah tanah. Umbi batang
berisi cadangan makanan. Pada umbi batang terdapat mata tunas-mata tunas yang
kelak tumbuh menjadi tumbuhan baru. Umbi batang terdapat antara lain pada
kentang.

6) Rizom
Rizom adalah batang yang tebal dan tumbuh di bawah tanah. Pada rizom terdapat
tunas, sisik-sisik daun, dan antarruas. Jika rizom terpisah dari induknya maka
akan tumbuh menjadi individu baru. Rizom terdapat pada tumbuhan
Zingiberaceae, bamboo, dahlia, dan beberapa jenis rumput.
14

7) Stolon (Geragih)
Stolon sering kita lihat pada rumout-rumputan liar. Stolon merupakan batang
yang menjalar di permukaan atau di bawah tanah. Panjang stolon ini bisa
bermeter-meter. Di sepanjang stolon tumbuh tunas-tunas liar yang kelak akan
tumbuh menjadi indifidu baru

Stolon yang menjulur di atas tanah misalnya pegagan (Centella asiatic) dan
stroberi (Fragraria fesca), sedangkan yang menjalar di bawah tanah misalnya
rumput teki (Cypcrus rotundus).

b. Perkembangbiakan Vegetatif Buatan


Reproduksi secara buatan merupakan cara reproduksi dengan campur tangan
manusia. Reproduksi cara ini bertujuan agar tumbuhan segera menghasilkan buah
yang berkualitas dan dalam jumlah yang lebih banyak serta tahan terhadap serangan
penyakit.

Reproduksi secara buatan ini dapat melakukan bermacam-macam cara, antara lain:
1) Stek
Stek adalah cara perkembangbiakan dengan menggunakan potongan-potongan
batang atau cabang, terutama pada daerah yang berbuku-buku, misalnya
tanaman Hibiscus tiliaceus  (waru) dan Saccharum officinarum (tebu).
15

2) Cangkok
Cangkok adalah cara perkembangbiakan dengan membuang sebagian kulit dan
kambium secara melingkar pada cabang batang, lalu ditutup dengan tanah
yang kemudian dibungkus dengan pembalut (sabut atau pelastik). Setelah akar
tumbuh , batang dipotong kemudian ditanam. Cangkok hanya dapat dilakukan
pada tumbuhan yang tergolong dikotil, terutama buah-buahan.

3) Mengenten
Mengenten adalah menyambung dua jenis tumbuhan yang -berbeda. Mula-mula
biji tumbuhan disemaikan. Setelah tumbuh sebesar yang diinginkan, lalu dipotong
dan disambung dengan potongan cabang/ranting jenis tumbuhan lain yang
kualitasnya lebih baik dan diameter batangnya kurang lebih sama, lalu dibalut dan
diikat dengan kuat.

4) Okulasi (Menempel)
Okulasi pada dasarnya sama dengan mengenten, tetapi tumbuhan yang ditaruh di
atas hanya diambil mata tunasnya saja. Kedua macam tumbuhan yang diokulasi
biasanya mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri, misalnya tumbuhan jeruk
yang perakarannya kuat, buahnya sedikit dan kecil-kecil dengan tumbuhan jeruk
yang perakaran lemah namun dapat berbuah banyak dan besar-besar.

5) Merunduk
Merunduk adalah menundukkan cabnag/batang tumbuhan hingga masuk ke dalam
tanah. Pada bagian yang ditimbun tanah tersebut kemudian akan muncul akar.
Setelah perakaran kuat, lalu batang dipotong dan dipisahkan dengan induknya.

Reproduksi vegetatif buatan yang memanfaatkan kemajuan teknologi adalah


dengan system kultur jaringan. Kultur jaringan adalah menanam/mengkultur sel
tumbuhan dalam medium buatan yang dilengkapi hormone. Dari sel tersebut akan
tumbuh individu baru yang sama dengan induknya.

Keuntungan-keuntungan reproduksi secara vegetatif buatan antara lain, sifat-sifat


tumbuhan hasil reproduksi sama dengan sifat-sifat tumbuhan induknya dan cepat
16

menghasilkan buah. Kekurangan-kekurangannya antaralain system perakaran kurang


kuat, terutama yang dilakukan dengan stek atau cangkok; dan jika tanaman dipotong
ranting-rantngnya maka dapat menyebabkan menurunnya pertumbuhan.

2. Reproduksi Generatif
Perkembangbiakan secara generatif adalah proses perkembangbiakan tumbuhan
dengan cara pembuahan dan penyerbukan. Perkembangbiakan secara generatif tumbuhan
hanya terjadi pada tumbuhan yang memiliki organ reproduksi seperti serbuk sari dan
kepala putik.

Serbuk sari adalah alat reproduksi jantan dan kepala putik adalah alat reproduksi
betina pada tumbuhan. Artinya perkembangan generatif tanaman dapat terjadi melalui
perkawinan. Jika tanaman tidak memiliki organ reproduksi, ia tidak dapat mengalami
perkembangbiakan generatif.

Selain itu, ada beberapa cara dalam proses penyerbukannya. Berikut adalah cara
dalam penyerbukan perkembangbiakan generatif pada tumbuhan.

a. Autogami (Penyerbukan Sendiri)


Autogami atau penyerbukan sendiri merupakan sebuah proses penyerbukan atau
berpindahnya serbuk sari dari kepala sari menuju ke kepala putik. Proses tersebut
secara khusus terjadi pada bunga yang sama atau antar bunga yang berbeda namun
masih dalam satu tanaman.
17

Proses penyerbukan yang terjadi pada antar bunga atau tanaman yang berasal dari
perkembangbiakan sebuah tanaman yang sama akan menghasilkan sebuah hasil yang
sama dengan proses penyerbukan antar bunga dalam satu tanaman.

Tanaman yang melakukan proses penyerbukan sendiri disebut dengan tanaman


yang menyerbuk sendiri. Biasanya proses penyerbukan tersebut terjadi saat bunga
belum mulai mekar atau masih dalam kondisi tertutup. Dimana kondisi tersebut
seringkali disebut sebagai penyerbukan tertutup atau kleistogami. Misalnya saja
bunga telang dan juga bunga turi

b. Geitonogami (Penyerbukan Tetangga)


Penyerbukan bebas, penyerbukan terbuka, dan persarian bebas merupakan sebuah
proses penyerbukan pada bunga yang sudah mekar oleh serbuk dari dari berbagai
macam bunga secara terbuka atau bebas. Perkawinan yang dilakukan melalui
penyerbukan terbuka biasanya disebut dengan istilah kasmogami atau chasmogamy
dalam Bahasa Latin.

Jika dilihat secara Biologi, maka istilah tersebut sangat berlawanan dengan proses
penyerbukan tertutup atau tersembunyi. Dimana proses itu disebut sebagai
cleistogamy atau kleistogami. Penyerbukan terbuka biasanya terjadi ketika putik dan
juga serbuk sari masak sesudah bunga mekar atau anthesis di waktu yang bersamaan.

Proses penyerbukan bisa terjadi baik itu antara serbuk sari dan putik dari bunga
yang sama, atau dari bunga yang berbeda. Mayoritas penyerbukan terbuka memiliki
efek samping atau berakibat pada penyerbukan silang atau cross-pollination. Ini
adalah sebuah proses ketika serbuk sari dari sebuah bunga pindah ke putih di bunga
lain.

Bunga atau tanaman yang melakukan proses penyerbukan terbuka umumnya


disepadankan dengan proses penyerbukan silang. Dimana hal tersebut terjadi karena
serbuk dari bisa lebih bebas menyerbuk bunga lain.
18

Proses penyerbukan yang terjadi pada tanaman gandum misalnya, dimana kepala
sati pecah sebelum bunga mekar. Sehingga serbuk sari yang beterbangan akan sangat
kecil jumlahnya. Secara morfologi, bunga pada tanaman gandum termasuk ke dalam
kasmogami. Namun karena adanya karakteristik pada benang sarinya, maka lebih
sering terjadi penyerbukan tertutup, antara serbuk sari dan putik di dalam satu bunga.
Salah satunya adalah pada bunga jagung.

c. Alogami (Penyerbukan Silang)


Jenis penyerbukan yang ketiga adalah penyerbukan silang atau alogami. Proses
penyerbukan ini yaitu menempelnya serbuk sari dari sebuah bunga di kepala putik
bunga lain yang ada di tumbuhan lain yang masih sejenis. Oleh karena itu,
penyerbukan ini seringkali disebut dengan persilangan.

Penyerbukan silang terjadi saat serbuk sari dari sebuah tanaman dapat
menyuburkan tanaman lain yang berasal dari spesies yang sama. Hal tersebut dapat
terjadi hampir di sebagian besar tanaman, termasuk juga pohon gandarusa, tanaman
jagung, rumput, dan juga tanaman zaitun. Sebagian besar tanaman pangan akan
mengalami proses penyerbukan silang, termasuk juga bawang, labu, bayam, dan juga
brokoli.

Namun, penyerbukan silang hanya bisa terjadi antara tanaman dengan spesies
yang sama. Misalnya, meski termasuk ke dalam satu keluarga, tapi akan sangat
mustahil bagi mentimun dan juga zucchini bisa melakukan penyerbukan silang.
Sebab, keduanya adalah spesies yang terpisah.

d. Penyerbukan Bastar
Jenis penyerbukan terakhir berdasarkan asal serbuk sarinya yaitu penyerbukan
bastar. Penyerbukan ini biasanya juga disebut dengan hibridogami yaitu proses
penyerbukan yang terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di atas kepala putik berasal
dari bunga tumbuhan lain dan memiliki jenis yang berbeda. Atau bisa juga memiliki
sifat yang berbeda. Misalnya, serbuk sari dari tanaman buah jambu biji berdaging
merah jatuh ke kepala putik tanaman jambu berdaging putih. Jadi, penyerbukan bastar
merupakan proses menempelnya serbuk sari dari satu bunga ke bunga lain dari
19

tumbuhan yang berbeda. Hal tersebut hanya bisa dilakukan pada tumbuhan yang
masih dekat hubungan kekerabatannya.

Ada beberapa hal yang memengaruhi proses penyerbukan pada tumbuhan. Faktor
tersebut biasanya datang dari makhluk hidup lainnya dan juga alam. Berikut adalah hal
yang membantu proses penyerbukan tumbuhan.

a. Angin
Dalam hal ini angin juga dapat membantu proses penyerbukan dengan tiupan
angin yang membuat serbuk sari mengenai kepala putik. Terdapat beberapa ciri-ciri
bunga yang diserbukkan oleh angin yaitu:

 Bunga tersebut tidak memiliki kelenjar madu dan tidak berwarna


 Jumlah serbuk sari tergolong banyak dan ringan. Sehingga lebih mudah terabng
dibawa angin
 Kepala dari berukuran besar dan tangkai sari berbentuk panjang serta mudah
bergoyang saat ditiup angin
 Bagian putik bunga terlentang keluar, berbulu, dan panjang

Tumbuhan yang proses penyerbukannya dapat dibantu oleh angin adalah jagung,
gandum, dan padi.

b. Air
Air juga dapat membantu dalam proses penyerbukan tumbuhan. Dalam hal ini, yang
dapat dibantu oleh air adalah tumbuhan yang berada di dalam air. Tumbuhan tersebut
adalah tanaman ganggang maupun hydrilla. Proses penyerbukan terjadi ketika serbuk
sari dibawa oleh aliran air dan masuk ke kepala putik.

c. Manusia
Selain penyerbukan alami, ternyata ada juga penyerbukan yang dilakukan oleh
manusia secara manual. Misalnya pada tanaman salak dan juga vanili. Bunga vanili
dan bunga salak memiliki kelamin tunggal. Sehingga mereka memiliki bunga jantan
20

dan juga bunga betina. Untuk mempermudah proses penyerbukannya, maka bunga
jantan yang dipenuhi serbuk sari dipetik, lalu ditempelkan di bunga betina yang sudah
matang.

d. Hewan
Biasanya hewan yang berperan sebagai perantara penyerbukan adalah serangga
seperti lebah atau kupu-kupu. Namun, ada juga hewan selain serangga yang juga bisa
menjadi perantara penyerbukan, misalnya burung, kelelawar, dan juga siput.

Ciri-ciri bunga yang mengalami penyerbukan oleh hewan adalah bunga yang
memiliki mahkota dengan warna-warni menarik, memiliki bau yang harum, dan
memiliki kelenjar madu. serbuk sari yang berlendir bisa melekat di tubuh hewan yang
hinggap di bunganya.

Selain itu, bunga yang bisa mengalami penyerbukan jenis ini juga biasanya
memiliki putik yang tersembunyi dan berlendir. Lebah, kupu-kupu, dan kumbang
akan datang untuk menghisap madu, kemudian serbuk sari akan menempel pada
tubuh hewan tersebut. Saat serangga hinggap lagi di bunga lain yang sejenis, maka
akan terjadi penyerbukan.

3. Pembuahan pada Gymnospermae


Dalam membahas pembuahan pada Gymnospermae diambil contoh Pinus
merkusi.
21

Pada tumbuhan berduri jarum (konifer), misalnya pinus, gamet jantan dan betina
dihasilkan dalam konus (strobilus). Konifer bersifat heterospora, artinya menghasilkan
mikrospora (gamet jantan) dan megaspora (gamet betina). Mikrospora akan tumbuh
menjadi dua mikrosporangia di dalam tiap mikrosporofil konus jantan, sedangkan
megaspora tumbuh menjadi 2 megasporangia (ovulum) di tiap megasporofil konus betina
. Ukuran konus jantan lebih kecil dibandingkan konus betina.

Konus jantan melepaskan mikrospora (serbuk sari) yang bersayap satu pasang
yang kemudian akan diterbangkan ke konus betina. Mikrospora (serbuksari) kemudian
menempel pada tetes penyerbukan.

Serbuk sari yang sampai pada tetes penyerbukan terdiri dari dua sel, yaitu sel
generatif dan sel vegetatif. Serbuk sari akan terisap masuk lewat mikrofil ke dalam ruang
bakal biji (ruang serbuk). Di dalam ruang serbuk, serbuk sari kemudian tumbuh
22

membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari mulai menembus nuselus. Pembuahan
terjadi kira-kira satu tahun setelah penyerbukan. Selama satu tahun tersebut, sel induk
megaspora dalam nuselus melakukan meiosis menghasilkan 4 sel haploid. Satu sel
haploid bertahan sebagai megaspore yang kemudian membelah berkali-kali membentuk
gametofit betina yang belum dewasa, sementara 3 inti haploid sisanya berkembang
menjadi dua arkegonium yang masing-masing mengandung telur. Saat inilah telur sudah
siap dibuahi.

Saat pembuahan, buluh serbuk sari bergerak ke ruang sarkegonium Bersamaan


dengan itu, sel generatif membelah menjadi dua, yang satu disebut dislokator (sel
dinding) dan yang lain disebut sel spermatogen. Sel spermatogen kemudian membelah
menjadi dua spermatozoid yang bentuknya seperti rumah siput dengan rambut getar yang
tersusun dalam satu spiral.

Sesampainya di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap dan spermatozoid


dilepaskan ke dalam ruang arkegonium yang berisi cairan sehingga spermatozoid dapat
berenang-renang

Didalamnya .kemudian terjadilah pembuahan sel telur oleh spermatozoid yang


menghasilkan zigot sebagai calon embrio.

Semua sel telur dalam arkegonium mungkin dibuahi, tetapi hanya satu zigot yang
berkembang menjadi embrio. Embrio pinus mengandung akar rudiment (belum
sempurna) dan beberapa daun-daun embrio yang disebut kotiledon.

Pembuahan pada Gymnospermae disebut pembuahan tunggal karena hanya terjadi


satu kali pembuahan, yaitu antara spermatozoid dengan sel telur.

4. Pembuahan pada Angiospermae


Organ reproduksi Angiospermae adalah bunga. Bunga terdiri atas kelopak
(calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistillum). Yang berfungsi
sebagai alat kelamin betina adalah putik.
23

Benang sari terdiri atas kepala sari (anthera) dan tangkai sari (filament). Gamet
jantan (serbuk sari) dibentuk dalam kepala sari. Di dalam kepala sari terdapat ruang-
ruang serbuk sari yang jumlahnya tergantung spesiesnya. Di tiap ruang serbuk sari
terdapat sejumlah mikrosporofit yang bersifat diploid. Mikrosporosit-mikrosporosit
membelah secara meiosis menjadi 4 mikrospora. Tiap mikrospora lalu berkembang
menjadi mikrospora dewasa atau serbuk sari (pollen). Tiap serbuk sari mengandung 1 inti
generatif dan 1 ssel tabung yang siap untuk membuahi.

Putik terdiri atas kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus), dan ovarium yang
berisi ovulum (bakal biji). Kepala putik berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari,
tangkai putik berfungsi sebagai tempat lewatnya buluh serbuk, dan ovarium adalah
tempat pembentukan gamet betina atau sel induk megaspora (kandung lembaga).

Sel tersebut membelah secara meiosis membentuk 4 sel, tetapi hanya satu yang
bertahan menjadi megaspore.
24

Inti sel megaspora ini kemudian membelah menjadi dua, dan tiap-tiap inti
membelah menjadi dua, dan tiap-tiap inti membelah lagi dua kali berturut-turut dan
akhirnya menjadi delapan inti. Selanjutnya, tiga inti menempatkan diri di bagian dinding
dan disebut antipoda dan satu inti menuju ketengah; tiga inti lainnya menempatkan diri
pada daerah dekat mikrofil dan satu inti menuju ketengah. Dua dari tiga inti di dekat
mikrofil tersebut yang berada di tepi dinamakan sinergid (sel pengiring) dan yang di
tengah adalah sel telur (ovum). Adapun inti-inti yang menuju ke tengah kemudian
melebur menjadi inti yang diploid (2n) dan dinamakan inti kandung lembaga sekunder
(inti sel polar).

Pembuahan pada Angiospermae diawali oleh peristiwa penyerbukan, yaitu


sampainya serbuk sari pada kepala putik. Melekatnya serbuk sari karena adanya zat
perekat yang dihasilkan oleh kepala putik. Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari
yang kemudian dengan gerak kemotropi bergerak ke bakal biji di dalam bakal buah.

Pada saat serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari, dinding luarnya (eksin)
pencah dan dinding dalamnya (intin) larut lalu tumbuh memanjang.

Di dalam buluh serbuk sari, sel generatif membelah secara mitosis membentuk 2
sperma (gamet jantan), sedangkan inti vegeratif tidak membelah.

Buluh serbuk sari yang jumlahnya banyak menuju ke bakal bji (kandung
lembaga). Setelah sampai pada mikrofil, inti vegetatif berdegenerasi kemudian lenyap.
Inti generatif (sperma) masuk dan terjadilah pembuaha. Salah satu sperma membuahai sel
telur (ovum) yang kemudian tumbuh menjadi embrio, dan satu sperma yang lain
membuahi inti kandung lembaga sekunder yang kemudian menjadi endosperma.
Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio. Dengan demikian,
terjadilah dua macam pembuahan, oleh sebab itu dinamakan pembuahan ganda. Selang
waktu antara terjadinya peristiwa penyerbukan sampai pembuahan relative singkat.

Pada peristiwa pembuahan, jika inti generatif masuk melalui mikrofil dinamakan
porogami, dan jika tidak melalui mikrofil disebut aporogami. Bilamana melalui kalaza
disebut kalazogami.
25

Menurut asal terbentuknya, embrio dapat terjadi secara amfimiksis dan apomiksis.
Amfimiksis adalah terbentuknya embrio melalui peleburan sperma dan ovum, sedangkan
apomiksis adalah terbentuknya embrio tanpa melalui peleburan sperma dan ovum.

Apomiksis dapat terjadi karena adanya peristiwa berikut ini.

 Partenogenesis; merupakan pembentukan embrio dari sel tanpa di buahi oleh


spermatozoid.
 Apogami; merupakan pembentukan embrio dari bagian-bagian lain dari kandung
lembaga tanpa perkawinan, misalnya antipoda atau sinergid.
 Embrio adventif; merupakan pembentukan embrio dari sel selain kandung
lembaga, misalnya dari sel-sel nuselus.
 Peristiwa apomiksis menyebabkan poliembroni, yaitu terdapat lebih dari
satuembrio dalam biji, misalnya kita jumpai pada jeruk (Citrus sp), mangga
(Mangifera Indica), dan duku (Lansium domesticum).

5. Pertumbuhan dan perkembangan biji


Pada kondisi yang sesuai, embrio dalam biji akan tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman dewasa. Berikut penjelasan lebih rincinya: Awal mula biji terbentuk
dalam bunga Bunga memiliki organ reproduksi jantan serta betina, yaitu benang sari dan
putik. Pada dasar putik, ada ovarium yang berisi satu atau lebih bakal biji. Sementara
benang sari pada bunga terletak mengelilingi putik dan terdiri dari kepala sari.
26

Pada benang sari, ada serbuk sari. Serbuk yang telah matang akan dikeluarkan
dari kepala sari, dan dibawa ke permukaan putik oleh serangga, angin, atau vektor
lainnya. Setelah serbuk sari mendarat di permukaan putik, terjadilah peristiwa yang
disebut penyerbukan.

a. Perkembangan dan pematangan biji


Para ahli fisiologi melihat benih sebagai embrio matang yang dikelilingi jaringan
nutrisi, dan terbungkus oleh kulit pelindung. Setelah penyerbukan, akan terbentuk
zigot yang terus berkembang menjadi embrio.
Sepanjang perkembangannya, embrio dibantu oleh jaringan endosperma yang
menyediakan banyak nutrisi. Endosperma ini terdiri dari sejumlah sel yang diisi pati,
protein, dan sejumlah kecil lipid.

Endosperma juga mengandung sejumlah besar karbohidrat, mineral, dan hormon


yang mendukung pertumbuhan serta perkembangan biji hingga dewasa dan mampu
membuat makanannya sendiri melalui fotosintesis.
27

Tahap akhir atau proses pematangan biji ditandai dengan berhentinya


pertumbuhan embrio. Embrio akan mengering dan kehilangan banyak air, dari 80
atau 90 persen menjadi hanya sekitar 5 persen.

Pada sekeliling biji yang kering, ada lapisan keras dari jaringan induk. Berfungsi
sebagai penghalang penyerapan air dan oksigen oleh biji.

b. Perkecambahan biji
Reaksi metabolisme berlangsung sangat lambat dan hampir tidak terdeteksi saat
biji kehilangan banyak air.

Fase ini dikenal dengan dormansi, atau kondisi ketika biji sedang beristirahat.
Embrio biji seperti berada dalam keadaan mati suri.

Proses perkecambahan atau dimulainya kembali pertumbuhan embrio dipengaruhi


oleh beberapa faktor, yakni kecukupan air, oksigen, dan suhu. Kisaran suhu optimum
untuk perkecambahan biji adalah 25º hingga 45º Celcius.

Perkecambahan diawali dengan masuknya air yang mengisi jaringan biji melalui
proses imbibisi. Proses ini melibatkan daya tarik kimia dan elektrostatik air ke
dinding sel, protein, dan bahan hidrofilik lainnya.

Tekanan imbibisi pada biji yang berkecambah akan membuat kulitnya pecah,
sehingga embrio muncul ke permukaan.

Proses imbibisi diikuti oleh aktivasi metabolisme biji dalam beberapa menit
setelah air memasuki sel, pelepasan enzim hidrolitik yang mencerna dan
memobilisasi cadangan makanan, serta memperbaharui pembelahan dan pembesaran
sel pada sumbu embrio.
28

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Produksi atau perkembangbiakan adalah kemampuan organisme untuk
menghasilkan organisme baru yang sama dengan dirinya yakni perkembangbiakan
tidak kawin dan perkembangbiakan secara kawin. Reproduksi merupakan salah
satu ciri dari makhluk, disamping cirri-cin lain seperti; respirasi, transportasi,
pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup memiliki
kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan.

3.2 SARAN
Setelah mempelajari materi reproduksi makhluk hidup sudah selayaknya kita
sebagai salah satu dari bagian makhluk hidup itu untuk menjaga kelestarian dan
kelangsungan hidup setiap makhluk hidup lainnya
29

DAFTAR PUSTAKA

https://harianirahayu.wordpress.com/kelas-9/kd-3-2/reproduksi-pada-tumbuhan-dan-hewan-sifat-
keturunan-serta-kelangsungan-makhluk-hidup/isi-materi/reproduksi-pada-tumbuhan-dan-hewan/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6237362/perkembangbiakan-vegetatif-pada-tumbuhan-
pengertian-jenis-dan-manfaatnya
https://www.gramedia.com/literasi/penyerbukan/
https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/13/110000169/proses-pertumbuhan-dan-
perkembangan-biji?page=all

Anda mungkin juga menyukai