Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOLOGI

REPRODUKSI TUMBUHAN

Disusun Oleh :
Rizki Nurhidayah (M011191269)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjuduL “REPRODUKSI
TUMBUHAN’’.

Dalam penyusunan makalah ini saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan saya. Namun sebagai manusia biasa,saya tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian
saya berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat
sederhana. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan
makalah ini.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca pada
umumnya. saya mengharap saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membaca.

Makassar, 23 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG..................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 2
C. TUJUAN .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. REPRODUKSI VEGETATIF........................................................ 3
B. REPRODUKSI GENERATIR ...................................................... 9
C. PENYERBUKAN............................................................................ 10

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ............................................................................... 14
B. SARAN............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan binatang dan manusia


sama-sama melakukan kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk
menghindari kepunahan pada spesies atau rasnya.
Kemampuan membiakan jenisnya  merupakan salah satu segi yang
terpenting pada mahluk hidup. Bagi setiap organisme, ada saatnya manakala
kekuatan untuk metabolisme,pertumbuhan,dan daya tanggapnya tidak memadai
untuk mempertahankan organisasinya yang rumit terhadap kekuatan-kekuatan
yang lain. Seranga oleh pemangsa,parasit,kelaparan,perubahan-perubahan
merugikan dalam lingkungan,atau sema-mata proses-proses yang  kurang tepat
penamaannya yaitu menua akhirnya berakibat matinya organisme tersebut.
Akan tetapi, spesies itu bertahan hidup untuk jangka waktu yang  jauh lebih
besar dari pada umur hidup individu apapun di dalamnya. Hal ini di capai dengan
membentuk individu baru oleh yang tua sebelum dia mati. Banyak di antara
masalah utama dalam Biologi mencakup kemampuan ini oleh mahluk hidup untuk
memproduksi tiruan dirinya.

 Adapun kegiatan berkembangbiak atau beranak ini pada tumbuhan dapat


dilakukan secara tidak kawin atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin
jantan betina atau kepala putik dengan benang sari. Reproduksi secara kawin
(GENERATIF) ialah Individu  baru yang terbentuk karena tergabungnya
informasi  turun –temurun yang disumbangkan oleh dua sel berlainan, biasanya
memiliki dua induk yang berbeda. Pada kebanyakan organisme, sel-sel ini ialah
gamet-gamet. Sedangkan reproduksi secara tidak kawin (VEGETATIF)
reproduksinya hanya melibatkan satu induk saja. Keturunannya terbentuk tanpa
peleburan dua gamet. Banyak tumbuhan melakukan kedua cara reproduksi
tersebut. Namun, setiap cara masing-masing memiliki keuntungan maupun
kerugian.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah pengertian dari reproduksi tumbuhan?
2. Apa saja jenis-jenis reproduksi tumbuhan?
3. Bagaimanakah reproduksi secara vegetative?
4. Bagaimanakah reproduksi tumbuhan secara generative?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui pengertian dari reproduksi tumbuhan.
2. Untuk mengetahui mengenai jenis – jenis reproduksi pada tumbuhan.
3. Untuk mengetahui reproduksi secara vegetative.
4. Untuk mengetahi reproduksi secara generative.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Reproduksi Tumbuhan


Reproduksi  meliputi proses menghasilkan organisme  baru dari organisme
sebelumnya. Reproduksi bertujuan untuk melestarikan jenis makhluk hidup agar tidak
terjadi kepunahan.  Reproduksi pada tumbuhan dapat berlangsung secara vegetatif dan
generatif. 

A. Reproduksi Vegetative

Reproduksi vegetative adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa
adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bias terjadi secara
alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada
hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amoeba dan paramaecium. Pembelahan
diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan
diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak
individu, misalnya: plasmanium.

1. Reproduksi Vegetatif Alami

Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan
pihak lain seperti manusia.

a. Akar Tinggal

Akar tinggal atau rizoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuh horizontal menyerupai
akar didalam tanah. Dari bagian ini, tumbuh tunas yang menjadi individu baru, misalnya pada
bungga tasbih, lengkuas, dan jahe.
b. Umbi Batang

Umbi batang atau tuber merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam batang dan
terletak didalam tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat tumbuh tunas menjadi tanaman baru.
Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tuber adalah kentang dan singkong.

c. Reproduksi dengan Daun

Tepi-tepi daun pasti tumbuh, misalnya cocor bebek. Bersifat meristematis. Akibatnya, dari tepi-
tepi daun tersebut dapat tumbuh tunas dan akar yang akan terpisah dari induyknya untuk
membentuk tumbuhan baru. Peproduksi seperti ini dinamakan juga reproduksi melalui tunas
advintif.

2. Reproduksi Vegetatif Buatan


Reproduksi jenis ini sengaja dilakukan manusia untuk memperoleh tanaman baru yang
bersifatnya sama dengan induknya. Tumbuhan baru tersebut diambil dari tanaman induk yang
telah tumbuh besar, sehingga tumbuhan baru itu akan cepat mengahasilkan dengan sifat yang
sama dengan induknya. Berikut ini akan dijelaskan contoh-contoh perkembangan vegetative
buatan

a. Mencangkok

Mencangkok dilakukan pada tanaman dikotil dengan cara membuang sebagian kulit dan
kabium secara melingkar pada cabang. Kemudian daerah lukanya dibalut oleh tanah atau media
lain dan diikat serta dibiarkan sampai tumbuh akar .

b. Merunduk

Cara ini dilakukan dengan merundukan cabang tanaman kebawah sehingga menyentuh
permukaan tanah. Batang tersebut ditimbun dengan tanah terutama pada bagian yang memiliki
ruas. Pada ruas tersebut akan tumbuh akara dan tunas.
c. Menempel dan menyambung

Menempel (Okulasi) dan menyambung bertujuan mengambungkan sifat dua tanaman sejenis
atau semarga. Prinsip opulasi adalah emnumbuhkan bagian tanaman pada tanaman lain.
Biasanya, bagian yang ditemnpelkan adalah mata tunas.

Prinsip dalam menyambung adalah memindahkan ujung ranting atau pun ujung cabang suatu
tanaman pada bagian ujung ranting tanaman lain. Kemudian, sambungan tersebut diikat.

d. Menyetek

Merupakan cara paling umum dilalakukan karena mudah di kerjakan.Kita hanya memotong cabang
sekitar 20 cm dan membenamkanya dalam tanah sedalam 5-10 cm.Arah mata tunas sebaiknya
menghadap ke atas.
e. Kultur jaringan

Kemajuan ilmu hormon tumbuhan mendorong para ahli pertanian mengembangkan pola produksi
vegetative melalui teknik kultur jaringan. Jaringan tersebut diambil dari daun, batang , akar, ataupun
bagian tumbuhan lainya. Melalui teknik ini dapat menghasilkan tumbuhan yang sangat banyak dalam
waktu singkat.

Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuhan Tingkat Rendah

a. Membelah diri dan fragmentasi

Contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu
dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih).
Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces).

b. Spora

Perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora dibentuk
di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi dengan alat gerak
berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut zoospora. Pada paku,
biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai bintik-bintik hitam yang
dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.

Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:

2. diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya


3. lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)

Kerugian memperbanyak secara vegetatif:

1. tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.


2. jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas tanaman induk akan
menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok.

B. Reproduksi Generatif

Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan
tumbuhan berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses
pembuahan.

1. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae)

Adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi pembuahan
tunggal.
Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina.

Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan
berbiji terbuka ini antara lain :
Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.

2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)

Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.

Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan


bunga dan alat kelamin bunga.

a. Perhiasan bunga meliputi kelopak dan mahkota bunga.


b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)
Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat
kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat
pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.

C. Penyerbukan

Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada
angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan
pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji.

1. Macam-macam penyerbukan

Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang
membantu proses penyerbukan.

a. Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari

Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan
pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :
1). Otogami

Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama
(satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi
pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan
yang menghalangi penyerbukan.

 Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik
 Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari
 Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik

2). Kleistogami

Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar.

3). Geistonogami

Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain,
tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan tetangga.

4). Alogami

Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari
individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang.

5). Penyerbukan bastar (hibridogami)

Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang
berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda.

Macam bastar :

 Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan mangga
gadung.
 Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.
 Bastar antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong.

b. Penyerbukan berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik,

penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut:

1). Anemogami

Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan
yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil; tidak mempunyai mahkota
bunga atau mahkota bunganya berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau
berwarna seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu; tangkai bunga panjang. bunga
terletak jauh di atas daun; serbuk sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah
diterbangkan angin; kedudukan benang sari bergantungan, serbuk sarinya berhamburan jika
digoyang; kepala putik besar, berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul
keluar dari bunga sehingga mudah menangkap serbuk sari. Anemogami clapat terjadi pada
rumputrumputan, padi, dan jagung.

2). Hidrogami

Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi pada Hydrilla
sp, eceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air akan terjadi jika tubuh
tanarnan terendam dalam air.

3). Zoidiogami

Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami terjadi pada tumbuhan
yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran besar; mahkota bunga berwarna
mencolok dengan aroma khas; memiliki kelenjar madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah
melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami
dibedakan berdasarkan jenis hewan yang membantu penyerbukan.

 Entomogami (penyerbukan dengan bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan
lebah)

 Malakogami (penyerbukan dengan bantuan siput/bekicot), dan kiropterogani


(penyerbukan dengan bantuan kelelawar).
 Penyerbukan dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari ke
kepala putik dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara yang
membantu penyerbukan. Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa jenis
anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul.

2. Proses penyerbukan dan pembuahan

Butir serbuk/serbuk sari → menempel pada kepala putik → membentuk buluh serbuk (2 inti,


inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) → inti
generatif membelah → 2 inti sperma → sampai di mikropil, inti vegetatif mati → satu inti
sperma membuahi sel telur → embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung
lembaga → endosperma(makanan cadangan bagi embrio).

Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut
pembuahan ganda.

Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab yaitu :

a. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)

b. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:

1). Apogami :  embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid
dan antipoda.
2). Partenogenesis :  embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.

3). Embrio adventif :  merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian
selain kandung lembaga.

Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu
embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka,
jeruk dan mangga.

3. Penyebab kegagalan dalam penyerbukan

Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak
mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut:

a. Dikogami  : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini
disebabkan karena:

 Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya (protandri). Contoh : seledri,
bawang Bombay, jagung
 Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari (protogini).

b. Didesious  :  Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah. Contohnya
salak dan melinjo(Gnetum Arremon)

c. Heterostili :  Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama
danberbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.

d. Herkogami  :  Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reproduksi tumbuhan ada 2 yaitu reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif.
Reproduksi vegetatif ada 2 macam yaitu reproduksi vegetativ alami dan reproduksi vegetatif
buatan. Reproduksi Vegetatif Alami adalah Reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran
tangan manusia. Reproduksi vegetative alami meliputi pembentukan tunas, batang tebu,
batang singkong , daun cocor bebek, laos. Reproduksi Vegetatif Buatan adalah Reproduksi
jenis ini sengaja dilakukan manusia untuk memperoleh tanaman baru yang bersifatnya sama
dengan induknya. Tumbuhan baru tersebut diambil dari tanaman induk yang telah tumbuh
besar, sehingga tumbuhan baru itu akan cepat mengahasilkan dengan sifat yang sama dengan
induknya.

Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan.


Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik,
sedangkan pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji.

B. Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan pengetahuan tentang reproduksi tumbuhan baik vegetative maupun generativ.
Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
baik dari segi penulisan, bahasa, dan lain sebagainya. Untuk itu, saran dari pembaca yang
bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang
dapat memberi pengetahuan kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 2002. Pengantar Reproduksi Biologi Tanaman. Jakarta : Erlangga

Abdurahman, D. 2011. Biologi Kelompok Pertanian. Jakarta : Erlangga

Campbell, N.A,Mitchell,L.G and Reece J.B.2003. Biologi Umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Kimball. J.W. 1993. Biologi Edisi Ke Lima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Nugroho. 2006. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai