oleh :
Kelompok 2
Kelas C
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
TUGAS ANATOMI FISIOLOGI DALAM KEPERAWATAN
oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1.2 Skrotum..............................................................................................4
2.1.3 Testis..................................................................................................4
2.1.4 Epididimis..........................................................................................5
2.1.7 Uretra.................................................................................................7
3.1 Kesimpulan............................................................................................15
iii
3.2 Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat,
nikmat, serta hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Anatomi
Fisiologi tentang Sistem Reproduksi Pada Pria dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Anatomi Fisiologi Dalam Keperawatan” dengan dosen pengampu Ns. Murtaqib,
S.Kp., M.Kep.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ns. Siswoyo, S.Kep,
M.Kep. selaku dosen fasilitator kami, serta semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini dengan saran dan masukannya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami juga menyadari bahwa hasil dari makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mampu
memperbaiki makalah ini untuk lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Apa saja penyusun dari organ reproduksi pria?
2. Apa saja kelenjar kelamin yang ada pada organ reproduksi
pria?
3. Apakah hormone reproduksi pada pria?
4. Bagaimana proses spermatogenesis pada pria?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui penyusun organ reproduksi pria
2. Mengetahui kelenjar kelamin yang ada pada organ reproduksi
pria
3. Mengetahui hormone pada organ reproduksi pria
4. Mengetahui proses spermatogenesis pada pria
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada ujung gland panis (kepala zakar) ini juga terdapat lubang uretra yang
berfungsi untuk saluran keluarnya air seri (kencing) dan semen. Dasar
gland penis biasa disebut dengan korona dan dibungkus oleh kulit yang
disebut dengan preputum atau kulup. Khitan merupakan pengelupasan atau
pelepasan preputum ini baik semua preputum maupun hanya sebagian
saja.
Ukuran penis orang Indonesia lebih pendek dan lebih kecil jika
dibandingkan dengan dengan ukuran penis orang barat atau orang timur
tengah. Rata-rata ukuran penis orang Indonesia pada waktu normal
(lembek) dari pangkal sampai ujung sekitar 9-12 cm. Namun pada saat
penis mengalami ereksi penuh, ukurannya akan memanjang menjadi 10-14
cm. Sedangkan penis orang barat atau orang timur tengah lebih panjang
dan lebih besar, ukurannya sekitar 12,2-15,4 cm.
Penis memiliki badan utama yang disebut dengan badan erektil yang
bisanya bisa melembek dan mengeras. Di dalam penis juga terdapat
banyak ujung syaraf yang sangat peka terhadap rangsangan. Jika dilihat
secara horizontal, penis memiliki 3 rongga yaitu 2 rongga korpus
kavernosa di sebelah kiri dan kanan atas penis dan korpus spongiosa yang
terletak di tengah bawah penis. Kedua korpus kavernosa disusun oleh
jaringan ikat yang disebut tunica albuginea dan satu lapisan jaringan
3
kolagen yang padat di dalam serta kurang padat di luar. Jaringan kolagen
ini biasa disebut dengan fascia buck.
Penis juga didukung oleh 2 saraf yaitu saraf otonom (yang terdiri atas para
simpatis dan simpatis) dan saraf somatic (yang terdiri atas motoris dan
sensoris) yang nantinya akan bekerja sama untuk menyalurkan ke otak
apabila ada suatu rangsangan atau stimulasi yang berupa rabaan atau
sentuhan pada badan penis dan kepala penis (gland penis).
2.1.2 Skrotum
Skrotum ialah sebuah kulit tipis tanpa lemak subkutan berbentuk kantung
yang fungsinya untuk melapisi serta melindungi testis. Fungsi lain dari
skrotum ialah sebagai pengatur suhu untuk testis dimana sperma akan
terbentuk secara normal atau baik apabila suhu di dalam testis lebih rendah
dari pada suhu tubuh seseorang. Dan pada dinding skrotum terdapat otot-
otot kremaster yang dapat mengendur ataupun mengencang sehingga
posisi kedua testis menggantung menjauhi tubuh (suhunya menjadi lebih
dingin) atau mendekati tubuh (suhunya menjadi lebih hangat).
2.1.3 Testis
Testis adalah organ yang berbentuk ovoid pipih atau lonjong dan
berjumlah sepasang. Testis terletak di ekstra abdominal, yaitu di dalam
kantong skrotum. Umunya testis pada bagian kiri lebih rendah dari pada
testis bagian kanan. Testis memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin,
yaitu menghasilkan hormon terstosteron dan juga sebagai kelenjar
eksokrin, yaitu sebagai penghasil sel sperma.
Testis dibungkus oleh lapisan tunika vaginalis dan lapisan tunika
albuginea. Tunika albuginea ini akan merentang ke arah dalam dan
membentuk 200 hingga 300 lobulus. Disetiap lobulus tersebut, terdapat
tubulus seminiferus yang menjadi tempat proses berlangsugnya
spermatogenesis. Pada setiap lobus dibatasi oleh septae, yang merupakan
kelanjutan dari tunika albuginea. Di dalam lobulus testis terdapat sel
interstitiel leydig yang menjadi trmpat dihasilkannya hormon testosteron.
4
Bagien utama dari testis yang memproduksi sperma adalah tubulus
seminiferus. Tubulus seminiferus berbentuk seperti pipa halus yang
berkelok-kelok dan dindingnya tersusun atas jaringan epitel berlapis. Pada
dinding epitel ini, banyak terdapat sel-sel spermatogenik yang akan
membelah dan mengalami difusi menjadi sperma serta juga terdapat sel
penyokong atau sel sertoli. Di puncak setiap tubulus seminiferus terdapat
tubulus rekti yang selanjutnya akan memasuki mediasterni dan
membentuk struktur seperti anyaman yang disebut rete testis. Kemudian,
saluran akan diteruskan menuju duktus eferen dan menuju epididimis.
2.1.4 Epididimis
a. Pengertian Epididimis
Epididimis adalah saluran berkelok-kelok panjang yang
menghubungkan antara testis dengan vas deferens. Manusia memiliki
sepasang testis dan epididimis yang terletak dibelakang testis tersebut.
Melalui epididimis sperma akan masuk dari testis menuju ke vas
deferens. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma dan
penyimpanan sperma sementara sampai munculnya ejakulasi. Sperma
yang masuk dari epididimis akan disalurkan menuju vas deferens dalam
waktu 1 minggu. Selama waktu tersebut, epididimis bertugas membantu
melakukan proses pematangan sperma.
b. Struktur Epididimis
Epididimis memiliki panjang sekitar 4 cm. Saluran epididimis
dilapisi oleh epitel pseudostatified columnar yang dikelilingi oleh
jaringan ikat dan otot polos. Epididimis juga mempunyai struktur
microvili yang disebut dengan Stereocilia. Stereocilia ini berfungsi
sebagai tempat menyerap cairan dari rongga – rongga pada tubuh
epididimis. Otot polos pada epididimis akan berkontraksi dan membuat
gerakan peristaltik yang mana akan membawa sperma dari testis
menuju vas deferens.
Sperma yang masuk ke epididimis merupakan sel sperma yang
belum matang dan terdiri dari banyak cairan. Proses pematangan dan
penyimpanan sperma di dalam epididymis terjadi sekitar 1 minggu.
Pada proses ini sperma diberikan nutrisi dan sel sperma yang sudah
rusak dan komponen lain yang tidak berguna akan dipisahkan dari sel
5
sperma utama. Komponen yang tidak diperlukan ini dapat tinggal di
dalam epidimis sampai 1 bulan bahkan lebih, kemudian setelah itu
mereka akan diserap oleh stereocilia.
c. Bagian – bagian Epididimis
Epididimis terdiri dari 3 bagian, yaitu :
6
Saluran Vas Deferens juga menghubungkan testis dengan kantong
sperma.Kantong sperma ini memiliki peran untuk menampung sperma
yang dihasilkan oleh kelenjar kelamin jantan (testis).
a. Struktur Vas Deferens
7
Fungsi dari Duktus ejakulatorius yakni menyekresikan cairan
jernih dengan ph asam yang kaya fosfat, asam sitrat, seng, enzim-enzim
proteolitik.
2.1.7 Uretra
Uretra adalah saluran paling akhir dalam penis. Dengan panjang
sekitar 20 cm yang melalui kelenjar prostat dan penis. Saluran ini terdori
dari sel epitel di sepanjang saluranya. dileher uretra terdapat sfingter
internal yang terdapat otot polos yang tidak sadar. Saluran ini membawa
urin dari kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh. Selain urin, uretra
juga sebagai jalan keluar cairan semen saat pria mengalami orgasme.
Saluran urin di tutup saat pria mengalami ereksi, hanya cairan semen yang
keluar saat orgasme. Diawail keluarnya cairan semen merupakan cara
untuk membersihkan uretra dari urin yang tersisa. Sehingga cairan pertama
yang keluar masih ada campuran urin. Sehingga lebih sedikit dari pria
yang terjangkit penyakit infeksi saluran kemih daripada perempuan.
Bagian uretra terdiri dari, yaitu:
a. Uretra prostaltik
Yakni yang dikelilingi oleh kelenjar prostat, terdapat dua
celah yakni dari saluran ejakulasi yang menghasilkan sperma dari
vas deferen dan cairan ejakulasi dari vesikula seminalis.
b. Uretra membranosa
Yakni bagian tersempit pada uretra. Yang memiliki panjang
kira-kira 1-2 cm. Dan dikelilingi oleh sfingter uretra eksterna.
b. Uretra kavernosa (spons)
Yakni bagian terpanjang. Yang memiliki panjang kira-kira
15 cm. Uretra ini menerima kelenjar bulbouretra dan merentang
sampai ujung penis. Terdapat meatus uretra eksternal yang
memiliki efek pembersihan pada uretra sebelum adanya sperma
yang keluar. Dan ini terbagi lagi menjadi dua, yakni :
1) Uretra bulbosa yakni uretra yang terlapisi otot
bulbocavernosus dan menempel pada tubuh.
8
2) Uretra pendulosa yankni uretra yang tidak terlapisi otot
bulbocavernosus dan menggantung pada saat tidak ereksi.
Fungsi dari uretra adalah sebagai jalan keluar urin dan sperma dari duktus
ojakulatorius menuju keluar tubuh.
9
beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar prostat merupakan
kelenjar fibromuskuler yaitu serabut otot polos yang bercampur
dengan serta kolegen dan elastic.
Dinding pelapis prostat ialah dinding mukosa, submukosa
dan lapisan prifer yang terdiri dari kelenjar utama penyusun
prostat.
Jaringan Epitel yang melapisi prostat biasanya berupa
simpleks kolumnar atau pseudostratificatum kolumnar. Pada
beberapa bagian dilapisi oleh epitel skuamosum atau epitel
kuboid. Prostat menerima pasukan nutrisi dan oksifen dari
arteri prostat. Persarafannya berasal dari pleksus prostatikus
yang artinya dapat berupa rangsangan simpatis atau
parasimpatis.
d. Bagian-Bagian Kelenjar Prostat
Prostat dapat dibagi ke dalam 5 lobus yaitu:
1. Lobus aterior/isthmus “depan”, terletak di depan uretra dan
tidak mempunyai jaringan kelenjar.
2. Lobus medius “tengah”, terletak diantara uretra dan duktus
ejakulatorius, bagian ini kaya akan jaringan kelenjar.
3. Lobus Posterior “belakang”, merupakan lobus yang terletak
di belakang uretra dan dibawah duktus ejakulatorius, bagian
ini juga kata akan jaringan kelenjar.
4. Lobus lateral kanan, terdapat di sebelah kanan uretra yang
dipisahkan oleh alur vertikal dangkal pada permukaan
belakang prostat, banyak jaringan kelenjar pada lobus ini.
5. Lobus lateal kiri terdapat di sebelah kiri uretra yang
dipisahkan oleh alur vertikal dangkal pada permukaan
belakang prostat, lobus ini juga mengandung banyak
jaringan kelenjar.
2.2.2. Kelenjar Bulbouretra (Kelenjar Cowper)
a. Pengertian
10
Kelenjar Bulbouretra merupakan sepasang eksokrin kecil atau
kelenjar kecil yang menyerupai kacang polong pada reproduksi pria.
Kelenjar yang mensekresi cairan kelamin bersifat basa yang
mengandung mukus. Terletak dibelakang samping uretra. Ukuran
saluran kelenjar Bulbouretra ini sekitar 2,5cm. Kelenjar ini
menghasilkan cairan transparan, kental dan tidak berwarna yang
dikeluarkan dari uretra ketika hasrat seksual meningkat, cairan ini
disebut cairan praejakulasi.
b. Fungsi kelenjar Bulbouretra
Fungsi utamanya yaitu menghasilkan mukus yang berfunsi untuk
melumasi bagian uretra, melindungi uretra dari cairan semen dan
membuat saluran uretra menjadi netral.
c. Struktur kelenjar Bulbuoretra
Kelenjar ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala dan
bagian ekor. Memiliki saluran yang panjangnya sekitar 2,5cm. Terdiri
dari lobus grandular yang disambungkan oleh serat fibrosa. Terdapat
epitel kolumnar yang mengelilingi pori-pori kecil didalam lobus.
Kelenjar bulbuoretra ini dilapisi oleh sel epitel yang datar dan kecil,
serta memiliki sitoplasma yang sifatnya basa.
2.3 Hormon Pada Reproduksi Pria
11
sertoli. Dengan stimulasi sel-sel sertoli tersebut, spermatid akan berubah
menjadi sperma.
12
pertumbuhan penis, testis, kelenjar prostat, dan meningkatkan
tinggi badan serta berat badan.
e. Hormon ini juga dapat mempengaruhi seorang laki-laki untuk
membentuk kebiasaan baru yang biasanya berkaitan dengan
hal-hal dominasi dan agresif.
2.4 Proses Spermatosit
Gametogenesis merupakan proses pembentukan, pembelahan, dan
pematangan sel-sel gamet pada makhluk hidup untuk digunakan dalam proses
reproduksi. Gametogenesis pada makhluk hidup dibagi menjadi dua yaitu
oogenesis yang merupakan gametogenesis pada wanita dan spermatogenesis yang
merupakan gametogenesis pada laki-laki. Sel gamet pada perempuan ialah sel
ovum. Sedangkan, sel gamet pada laki-laki disebut sel sperma.
Pada laki-laki sel benih primordial berada pada embrional di dalam testis dan
dikelilingi oleh sel-sel penunjang hingga ia memasuki fase pubertas. Saat seorang
lelaki memasuki fase pubertasnya, sel benih primordial akan mengalami
diferensiasi lebih lanjut sehingga nantinya akan membentuk sel gamet sperma.
Sedangkan sel penunjangnya akan berkembang menjadi sel-sel subsentrakular
sertoli untuk nutrisi gamet.
13
1. Pembentukan kepala sperma dari badan dan inti sel spermatid.
2. Sitoplasma luruh dan diabsorpsi
3. Pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor pada spermatid
4. Kepala sperma diliputi akrosom.
Hasil akhir dari proses ini yaitu sel-sel sperma dewasa, atau yang biasa disebut
spermatozoa.
ejakulasi.
14
3.1 Kesimpulan
Secara anatomi organ reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi
eksternal yaitu skrotum (zakar) yang merupakan kantong kulit pembungkus
testis dan penis yang berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat
kopulasi. Sementara, reproduksi internal yang meliputi testis, epididimis, vas
deferens, dan kelenjar aksesori. Dalam kinerjanya, tiap organ reproduksi
tersebut bekerjasama dan memiliki tugas serta fungsi masing-masing demi
kelancaran untuk berreproduksi.
3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini, diharapkan pembaca dapat menggunakan
makalah ini sebagai tambahan wawasan dan sebagai referensi pemahaman
mengenai anatomi serta fisiologi dari organ-organ dalam sistem reproduksi
pria. Serta dalam pembuatannya, perlu diperhatikan untuk mencari sumber
yang dapat dipercaya dan menjabarkan materi sesuai kaidahnya. Kami
menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan didalam makalah ini, dan
perlu adanya evaluasi. Kami menerima kritik dan saran demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi. Kedepanya kami akan berusaha
memperbaikinya lebih baik dan menambah wawasan referensi yang lebih
banyak.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Mikrajuddin. 2007. Ipa Terpadu Smp dan MTs Jilid 3A. Jakarta: PT
Gelora Aksara Pratama.
Haviz. M. 2013. Dua Sistem Tubuh: Reproduksi dan Endokrin. Jurnal Sainstek.
V(2):153-168.
Sloane, E. 2003. Anatomy and Physiolog : an easy learner. Burlington: Jones and
Bartlett. Terjemahan oleh P. Widyastuti. 2004. Anatomi dan Fisiologi
untuk pemula. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Pearce, C. E. Anatomy and Physiology for Nurses. All rights reserved. Handoyo,
S. Y. 2017. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
16
17