Anda di halaman 1dari 22

SISTEM REPODRUKSI PADA PRIA

TUGAS ANATOMI FISIOLOGI DALAM KEPERAWATAN

oleh :

Kelompok 2

Kelas C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
TUGAS ANATOMI FISIOLOGI DALAM KEPERAWATAN

MAKALAH TENTANG SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA

Diajukan guna memenuhi tugas Anatomi Fisiologi dalam Keperawatan dengan


dosen pengampu Ns. Murtaqib, S.Kp., M.Kep.

oleh :

1. Yntan Catur 8. Adinda Widia Pangestu


192310101031 192310101097
2. Diah Mei Fita Rini 9. Naila Khoirun Naili
162310101049 192310101098
3. Rana Dhiya 10. Aisyah Nourma Andini
192310101040 192310101099
4. Khofifah Triambarwati 11. Fitri Alifiani
192310101041 192310101100
5. Niken Sari Nuraini 12. Nur Safira
192310101094 192310101101
6. Anggi Yuniar Syahuda 13. Aliya Nuri Andiny
192310101095 192310101183
7. Alfitra Nur Ahzami 14. Beva Pramasty Hardika
192310101096 192310101111

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................2

1.4 Manfaat....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Organ Reproduksi Pada Pria.................................................................3

2.1.1 Penis (zakar).......................................................................................3

2.1.2 Skrotum..............................................................................................4

2.1.3 Testis..................................................................................................4

2.1.4 Epididimis..........................................................................................5

2.1.5 Vas deferens.......................................................................................6

2.1.6 Duktus Ejakulatorius..........................................................................7

2.1.7 Uretra.................................................................................................7

2.2 Kelenjar Kelamin Pria............................................................................8

2.2.1 Kelenjar Prostat..................................................................................8

2.2.2. Kelenjar Bulbouretra (Kelenjar Cowper).........................................10

2.3 Hormon Pada Reproduksi Pria............................................................11

2.3.1 FSH (Follicle Stimulating Hormone)...............................................11

2.3.2 LH (Luteinizing Hormone)..............................................................11

2.3.3 Hormon Testosteron.........................................................................12

2.4 Proses Spermatosit................................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

3.1 Kesimpulan............................................................................................15

iii
3.2 Saran.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat,
nikmat, serta hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Anatomi
Fisiologi tentang Sistem Reproduksi Pada Pria dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Anatomi Fisiologi Dalam Keperawatan” dengan dosen pengampu Ns. Murtaqib,
S.Kp., M.Kep.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ns. Siswoyo, S.Kep,
M.Kep. selaku dosen fasilitator kami, serta semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini dengan saran dan masukannya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami juga menyadari bahwa hasil dari makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mampu
memperbaiki makalah ini untuk lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Jember, 15 November 2019

Penyusun

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem yang memiliki
struktur dan fungsi khusus. Berbagai sistem pada tubuh manusia ini
memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur aktifitas organ tubuh.
Salah satu sistem organ pada tubuh manusia yang penting untuk dipelajari
adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi merupakan sistem yang
berperan dalam menghasilkan gamet fungsional pada tubuh.. Reproduksi
sendiri merupakan suatu proses penurunan materi genetis dari suatu
generasi ke generasi berikutnya sehingga keberadaan suatu spesies dapat
dipertahankan. Reproduksi dapat digambarkan dengan proses pembuatan
sel telur dan sperma, serta proses-proses yang menyertainya atau biasa
disebut dengan istilah fertilisasi (Pack, 2007:265).

Secara anatomi organ reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi


eksternal yaitu skrotum (zakar) yang merupakan kantong kulit
pembungkus testis dan penis yang berfungsi sebagai alat penetrasi pada
vagina wanita saat kopulasi. Selain eksternal, ada juga organ reproduksi
internal, yang meliputi testis, epididimis, vas deferens, dan kelenjar
aksesori. Testis memiliki fungsi untuk menghasilkan sperma dan hormon,
contoh hormon seks pada pria adalah hormon testosteron, epididimis
berfungsi sebagai tempat pematangan sperma, vas deferens merupakan
lanjutan dari epididimis yang berfungsi untuk mengangkut sperma menuju
vesikula seminalis, sedangkan kelenjar aksesori pada organ reproduksi
pria memiliki fungsi yaitu mensekresikan produk esensial bagi pergerakan
sel sperma. Contoh kelenjar aksesori pada organ reproduksi pria seperti
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, antara lain:

1
1. Apa saja penyusun dari organ reproduksi pria?
2. Apa saja kelenjar kelamin yang ada pada organ reproduksi
pria?
3. Apakah hormone reproduksi pada pria?
4. Bagaimana proses spermatogenesis pada pria?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui penyusun organ reproduksi pria
2. Mengetahui kelenjar kelamin yang ada pada organ reproduksi
pria
3. Mengetahui hormone pada organ reproduksi pria
4. Mengetahui proses spermatogenesis pada pria
1.4 Manfaat

Adapun harapan dari dibuatnya makalah ini yaitu dapat


memberikan manfaat, antara lain:

1. Dapat mengetahui dan memahami penyusun organ reproduksi


pria
2. Dapat mengetahui kelenjar kelamin yang ada pada organ
reproduksi pria
3. Dapat mengetahui hormone pada rgan reproduksi pria
4. Dapat mengetahui proses spermatogenesis

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Organ Reproduksi Pada Pria


2.1.1 Penis (zakar)
Dalam penis dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Akar penis (menempel langsung pada dinding perut).
b. Badan penis (merupakan bagian tengah atau tubuh penis).
c. Gland penis (bagian ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

Pada ujung gland panis (kepala zakar) ini juga terdapat lubang uretra yang
berfungsi untuk saluran keluarnya air seri (kencing) dan semen. Dasar
gland penis biasa disebut dengan korona dan dibungkus oleh kulit yang
disebut dengan preputum atau kulup. Khitan merupakan pengelupasan atau
pelepasan preputum ini baik semua preputum maupun hanya sebagian
saja.

Ukuran penis orang Indonesia lebih pendek dan lebih kecil jika
dibandingkan dengan dengan ukuran penis orang barat atau orang timur
tengah. Rata-rata ukuran penis orang Indonesia pada waktu normal
(lembek) dari pangkal sampai ujung sekitar 9-12 cm. Namun pada saat
penis mengalami ereksi penuh, ukurannya akan memanjang menjadi 10-14
cm. Sedangkan penis orang barat atau orang timur tengah lebih panjang
dan lebih besar, ukurannya sekitar 12,2-15,4 cm.

Penis memiliki badan utama yang disebut dengan badan erektil yang
bisanya bisa melembek dan mengeras. Di dalam penis juga terdapat
banyak ujung syaraf yang sangat peka terhadap rangsangan. Jika dilihat
secara horizontal, penis memiliki 3 rongga yaitu 2 rongga korpus
kavernosa di sebelah kiri dan kanan atas penis dan korpus spongiosa yang
terletak di tengah bawah penis. Kedua korpus kavernosa disusun oleh
jaringan ikat yang disebut tunica albuginea dan satu lapisan jaringan

3
kolagen yang padat di dalam serta kurang padat di luar. Jaringan kolagen
ini biasa disebut dengan fascia buck.

Penis juga didukung oleh 2 saraf yaitu saraf otonom (yang terdiri atas para
simpatis dan simpatis) dan saraf somatic (yang terdiri atas motoris dan
sensoris) yang nantinya akan bekerja sama untuk menyalurkan ke otak
apabila ada suatu rangsangan atau stimulasi yang berupa rabaan atau
sentuhan pada badan penis dan kepala penis (gland penis).

2.1.2 Skrotum
Skrotum ialah sebuah kulit tipis tanpa lemak subkutan berbentuk kantung
yang fungsinya untuk melapisi serta melindungi testis. Fungsi lain dari
skrotum ialah sebagai pengatur suhu untuk testis dimana sperma akan
terbentuk secara normal atau baik apabila suhu di dalam testis lebih rendah
dari pada suhu tubuh seseorang. Dan pada dinding skrotum terdapat otot-
otot kremaster yang dapat mengendur ataupun mengencang sehingga
posisi kedua testis menggantung menjauhi tubuh (suhunya menjadi lebih
dingin) atau mendekati tubuh (suhunya menjadi lebih hangat).
2.1.3 Testis
Testis adalah organ yang berbentuk ovoid pipih atau lonjong dan
berjumlah sepasang. Testis terletak di ekstra abdominal, yaitu di dalam
kantong skrotum. Umunya testis pada bagian kiri lebih rendah dari pada
testis bagian kanan. Testis memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin,
yaitu menghasilkan hormon terstosteron dan juga sebagai kelenjar
eksokrin, yaitu sebagai penghasil sel sperma.
Testis dibungkus oleh lapisan tunika vaginalis dan lapisan tunika
albuginea. Tunika albuginea ini akan merentang ke arah dalam dan
membentuk 200 hingga 300 lobulus. Disetiap lobulus tersebut, terdapat
tubulus seminiferus yang menjadi tempat proses berlangsugnya
spermatogenesis. Pada setiap lobus dibatasi oleh septae, yang merupakan
kelanjutan dari tunika albuginea. Di dalam lobulus testis terdapat sel
interstitiel leydig yang menjadi trmpat dihasilkannya hormon testosteron.

4
Bagien utama dari testis yang memproduksi sperma adalah tubulus
seminiferus. Tubulus seminiferus berbentuk seperti pipa halus yang
berkelok-kelok dan dindingnya tersusun atas jaringan epitel berlapis. Pada
dinding epitel ini, banyak terdapat sel-sel spermatogenik yang akan
membelah dan mengalami difusi menjadi sperma serta juga terdapat sel
penyokong atau sel sertoli. Di puncak setiap tubulus seminiferus terdapat
tubulus rekti yang selanjutnya akan memasuki mediasterni dan
membentuk struktur seperti anyaman yang disebut rete testis. Kemudian,
saluran akan diteruskan menuju duktus eferen dan menuju epididimis.
2.1.4 Epididimis
a. Pengertian Epididimis
Epididimis adalah saluran berkelok-kelok panjang yang
menghubungkan antara testis dengan vas deferens. Manusia memiliki
sepasang testis dan epididimis yang terletak dibelakang testis tersebut.
Melalui epididimis sperma akan masuk dari testis menuju ke vas
deferens. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma dan
penyimpanan sperma sementara sampai munculnya ejakulasi. Sperma
yang masuk dari epididimis akan disalurkan menuju vas deferens dalam
waktu 1 minggu. Selama waktu tersebut, epididimis bertugas membantu
melakukan proses pematangan sperma.

b. Struktur Epididimis
Epididimis memiliki panjang sekitar 4 cm. Saluran epididimis
dilapisi oleh epitel pseudostatified columnar yang dikelilingi oleh
jaringan ikat dan otot polos. Epididimis juga mempunyai struktur
microvili yang disebut dengan Stereocilia. Stereocilia ini berfungsi
sebagai tempat menyerap cairan dari rongga – rongga pada tubuh
epididimis. Otot polos pada epididimis akan berkontraksi dan membuat
gerakan peristaltik yang mana akan membawa sperma dari testis
menuju vas deferens.
Sperma yang masuk ke epididimis merupakan sel sperma yang
belum matang dan terdiri dari banyak cairan. Proses pematangan dan
penyimpanan sperma di dalam epididymis terjadi sekitar 1 minggu.
Pada proses ini sperma diberikan nutrisi dan sel sperma yang sudah
rusak dan komponen lain yang tidak berguna akan dipisahkan dari sel

5
sperma utama. Komponen yang tidak diperlukan ini dapat tinggal di
dalam epidimis sampai 1 bulan bahkan lebih, kemudian setelah itu
mereka akan diserap oleh stereocilia.
c. Bagian – bagian Epididimis
Epididimis terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1) Kepala Epididimis, merupakan bagian terluas dari


epididimis,dan menerima spermatozoa dari testis. Pada
bagian kepala epididimis terdapat myoepitel tipis, dan
konsentrasi dari sperma yang masuk ke bagian kepala
epididimis masih sangat cair.
2) Badan Epididimis, merupakan bagian yang terletak setelah
kepala dan berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
3) Ekor Epididimis, merupakan bagian dengan myoepitelium
yang lebih tebal dibandingkan bagian kepala,serta
memegang peran penting dalam proses penyerapan cairan
yang akan membuat sperma menjadi lebih kental.
2.1.5 Vas deferens
a. Pengertian Vas Deferens

Vas Deferens ialah saluran panjang,dan lurus yang mengarah


keatas dan berujung di kelenjar prostat. Vas deferens ini dilapisi oleh
epitel yang agak rendah dan tidak menempel pada testis serta berada
ujung saluran terdapat di dalam kelenjar prostat.Vas deferens memiliki
fungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
ke kantung semen atau vesikula seminalis. Selain itu, Vas deferens
(ductus deferens) merupakan sebuah tabung yang juga dimiliki oleh
kebanyakan hewan bertulang belakang (jantan) yang fungsinya untuk
menyalurkan sperma dari epididimis pada saat mengeluarkan sperma
(ejakulasi).Posisi vas deferens ialah membentang dari epididimis ke
uretra. Vas deferens juga memiliki fungsi lain yakni menjadi tempat
penyimpanan sperma sebelum ejekulasi atau dikeluarkan melalui alat
kelamin (penis),yang mana saluran ini akan berakhir di epididimis.

6
Saluran Vas Deferens juga menghubungkan testis dengan kantong
sperma.Kantong sperma ini memiliki peran untuk menampung sperma
yang dihasilkan oleh kelenjar kelamin jantan (testis).
a. Struktur Vas Deferens

Memiliki panjang sampai 45 cm,yang awalnya dari ujung bagian


bawah epididimis kemudian akan naik di sepanjang aspek posterior
testis yang akan berbentuk seperti beberapa gulungan bebas. Setelah
meninggalkan bagian belakang kelenjar kelamin jantan (testis), vas
deferens akan melewati korda spermatika ke abdomen .Vas deferens
dapat teraba sebagai tali yang teksturnya keras pada aspek posterior
korda spermatika saat melewati skrotum menuju ke cincin inguinalis
superfisial. Setelah masuk ke dalam abdomen,vas deferens akan
berubah melengkung ke arah medial menyilang arteri di iliaka ekterna
menuju ke pelvis. Dari sana, vas deferens akan menyilang saraf dan
juga pembuluh darah obturator dan pembuluh vesikular.Vas deferens
& duktus vesikula seminalis akan bersama-sama membentuk duktus
ejakulatoris yang kemudian akan bermuara pada uretra bagian prostat.
Setelah itu, vas deferens akan menyilang ureter untuk menuju duktus
vesikula seminalis. Duktus ejakulatoris hanya memiliki ukuran (2,5
cm) saja dan berada sangat dekat dengan duktus kontralateral nya
pada saat menuju bagian depan melalui prostat.

2.1.6 Duktus Ejakulatorius


Duktus ejakulatorius berukuran pendek memiliki panjang 2.5 cm.
Merupakan saluran yang di bentuk oleh gabungan vas deferens dan saluran
eskretori vesikula seminalis. Saluran ini memasukh uretra di kelenjar
prostat. Saluran ini bermuara di uretra itu sendiri. Saluran ini merupakan
saluran yang menghubungkan antara vesikula seminalis dan uretra di saat
sekresi. Saluran ini sangat dekat dengan saluran kontra lateral nya saat
menuju bagian depan melalui prostat.

7
Fungsi dari Duktus ejakulatorius yakni menyekresikan cairan
jernih dengan ph asam yang kaya fosfat, asam sitrat, seng, enzim-enzim
proteolitik.
2.1.7 Uretra
Uretra adalah saluran paling akhir dalam penis. Dengan panjang
sekitar 20 cm yang melalui kelenjar prostat dan penis. Saluran ini terdori
dari sel epitel di sepanjang saluranya. dileher uretra terdapat sfingter
internal yang terdapat otot polos yang tidak sadar. Saluran ini membawa
urin dari kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh. Selain urin, uretra
juga sebagai jalan keluar cairan semen saat pria mengalami orgasme.
Saluran urin di tutup saat pria mengalami ereksi, hanya cairan semen yang
keluar saat orgasme. Diawail keluarnya cairan semen merupakan cara
untuk membersihkan uretra dari urin yang tersisa. Sehingga cairan pertama
yang keluar masih ada campuran urin. Sehingga lebih sedikit dari pria
yang terjangkit penyakit infeksi saluran kemih daripada perempuan.
Bagian uretra terdiri dari, yaitu:
a. Uretra prostaltik
Yakni yang dikelilingi oleh kelenjar prostat, terdapat dua
celah yakni dari saluran ejakulasi yang menghasilkan sperma dari
vas deferen dan cairan ejakulasi dari vesikula seminalis.
b. Uretra membranosa
Yakni bagian tersempit pada uretra. Yang memiliki panjang
kira-kira 1-2 cm. Dan dikelilingi oleh sfingter uretra eksterna.
b. Uretra kavernosa (spons)
Yakni bagian terpanjang. Yang memiliki panjang kira-kira
15 cm. Uretra ini menerima kelenjar bulbouretra dan merentang
sampai ujung penis. Terdapat meatus uretra eksternal yang
memiliki efek pembersihan pada uretra sebelum adanya sperma
yang keluar. Dan ini terbagi lagi menjadi dua, yakni :
1) Uretra bulbosa yakni uretra yang terlapisi otot
bulbocavernosus dan menempel pada tubuh.

8
2) Uretra pendulosa yankni uretra yang tidak terlapisi otot
bulbocavernosus dan menggantung pada saat tidak ereksi.

Fungsi dari uretra adalah sebagai jalan keluar urin dan sperma dari duktus
ojakulatorius menuju keluar tubuh.

2.2 Kelenjar Kelamin Pria


2.2.1 Kelenjar Prostat
a. Pengertian Kelenjar Prostat
Kelenjar Prostat merupakan organ yang berfungsi untuk
memproduksi dan menyimpan sejenis cairan yang akan
menjadi sebagian besar air yang disebut “semen”. Prostat ialah
kelenjar eksokrin berukuran sebesar buah kenari yang terletak
antara kandung kemih dan penis, di depan rektum.
b. Fungsi Kelenjar Prostat
1) Fungsi utama prostat ialah mengeluarkan 30 – 35% /
satupertiga cairan dari air mani. Berfungsi untuk
memberikan nutrisi dan perlindungan terhadap sperma
agar dapat bertahan dalam lingkungan vagina.

2) Pada prostat terdapat jaringan otot polos, sehingga dapat


membantu untuk memompa air mani keluar melalui penis
dengan kekuatan yang cukup agar masuk ke dalam vagina
untuk membantu sperma membuahi sel telur
3) Prostat yang mengelilingi bagian uretra dapat berfungsi
sebagai katup yang mencegah urin keluar kecuali apabila
memang ada rangsangan buang air kecil.
4) Sistem saraf prostat akan membantu proses terjadinya
ereksi penis.

c. Struktur Kelenjar Prostat


Bentuk prostat ialah seperti segitiga terbalik yang
ukurannya panjang sekitar 4 cm, lebar 3 cm, dan telah 2,5 cm,

9
beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar prostat merupakan
kelenjar fibromuskuler yaitu serabut otot polos yang bercampur
dengan serta kolegen dan elastic.
Dinding pelapis prostat ialah dinding mukosa, submukosa
dan lapisan prifer yang terdiri dari kelenjar utama penyusun
prostat.
Jaringan Epitel yang melapisi prostat biasanya berupa
simpleks kolumnar atau pseudostratificatum kolumnar. Pada
beberapa bagian dilapisi oleh epitel skuamosum atau epitel
kuboid. Prostat menerima pasukan nutrisi dan oksifen dari
arteri prostat. Persarafannya berasal dari pleksus prostatikus
yang artinya dapat berupa rangsangan simpatis atau
parasimpatis.
d. Bagian-Bagian Kelenjar Prostat
Prostat dapat dibagi ke dalam 5 lobus yaitu:
1. Lobus aterior/isthmus “depan”, terletak di depan uretra dan
tidak mempunyai jaringan kelenjar.
2. Lobus medius “tengah”, terletak diantara uretra dan duktus
ejakulatorius, bagian ini kaya akan jaringan kelenjar.
3. Lobus Posterior “belakang”, merupakan lobus yang terletak
di belakang uretra dan dibawah duktus ejakulatorius, bagian
ini juga kata akan jaringan kelenjar.
4. Lobus lateral kanan, terdapat di sebelah kanan uretra yang
dipisahkan oleh alur vertikal dangkal pada permukaan
belakang prostat, banyak jaringan kelenjar pada lobus ini.
5. Lobus lateal kiri terdapat di sebelah kiri uretra yang
dipisahkan oleh alur vertikal dangkal pada permukaan
belakang prostat, lobus ini juga mengandung banyak
jaringan kelenjar.
2.2.2. Kelenjar Bulbouretra (Kelenjar Cowper)
a. Pengertian

10
Kelenjar Bulbouretra merupakan sepasang eksokrin kecil atau
kelenjar kecil yang menyerupai kacang polong pada reproduksi pria.
Kelenjar yang mensekresi cairan kelamin bersifat basa yang
mengandung mukus. Terletak dibelakang samping uretra. Ukuran
saluran kelenjar Bulbouretra ini sekitar 2,5cm. Kelenjar ini
menghasilkan cairan transparan, kental dan tidak berwarna yang
dikeluarkan dari uretra ketika hasrat seksual meningkat, cairan ini
disebut cairan praejakulasi.
b. Fungsi kelenjar Bulbouretra
Fungsi utamanya yaitu menghasilkan mukus yang berfunsi untuk
melumasi bagian uretra, melindungi uretra dari cairan semen dan
membuat saluran uretra menjadi netral.
c. Struktur kelenjar Bulbuoretra
Kelenjar ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala dan
bagian ekor. Memiliki saluran yang panjangnya sekitar 2,5cm. Terdiri
dari lobus grandular yang disambungkan oleh serat fibrosa. Terdapat
epitel kolumnar yang mengelilingi pori-pori kecil didalam lobus.
Kelenjar bulbuoretra ini dilapisi oleh sel epitel yang datar dan kecil,
serta memiliki sitoplasma yang sifatnya basa.
2.3 Hormon Pada Reproduksi Pria

Hormon reproduksi yang dimiliki laki-laki diantaranya yaitu:

2.3.1 FSH (Follicle Stimulating Hormone)


FSH adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian
anterior dengan struktur glikoprotein yang berada di tubulus semeniferus.
Follicle stimulating hormon berfungsi untuk merangsang pembentukan
spermatozoa dalam testis. FSH berfungsi untuk memproduksi sel sperma
di testis. FSH bertanggung jawab terhadap pengaturan perkembangan sel
germinal. FSH adalah hormon yang disekresi gonadotropin untuk
spermatogenesis. FSH juga merrupakan hormon yang disekresi oleh sel-sel
kelenjar hipofisis anterior dan memiliki fungsi untuk menstimulasi sel-sel

11
sertoli. Dengan stimulasi sel-sel sertoli tersebut, spermatid akan berubah
menjadi sperma.

2.3.2 LH (Luteinizing Hormone)


LH termasuk Hormon Gonadotropin yang merupakan hormon hasil
ekskresi oleh kelenjar hipofisis anterior dengan bentuk struktur
glikoproptein. LH dapat membantu dalam pematangan sel sperma yaitu
dengan memberikan stimulus pada sel leydig agar dapat mengekskresi
hormon progesteron dalam testis. LH juga dapat mengkontrol sekresi
testosteron agar jumlahnya tetap normal. Jika kekurangan hormon LH
dalam tubuh maka akan mengakibatkan kegagalan dalam mematangkan
sel sperma dan jika kelebihan hormon LH dalam tubuh tidak menimbulkan
gejala apapun.

2.3.3 Hormon Testosteron


Hormon testosterone merupakan hormone reproduksi yang terdapat
pada laki-laki. Ketika laki-laki mulai beranjak ke usia remaja, produksi
hormon ini akan meningkat dan akan menurun ketika usia laki-laki sudah
mulai memasuki usia 30-an. Hormon testosterone dihasilkan oleh sel-sel
leydig dan berfungsi dalam pembentukan sperma. Hormon ini sangat
berpengaruh terhadap laki-laki ketika sudah mulai pubertas, karena
hormon ini merupakan hormon androgen yang dapat merangsang
berkembangnya karakteristik laki-laki. Berikut adalah fungsi testostero,
antara lain:
a. Pada tahap perkembanga janin, testosterone berfungsi dalam
pengembangan organ reproduksi laki-laki, baik internal
maupun eksternal. Hal ini terjadi 7 minggu setelah pembuahan.
b. Membantu proses pembentukan sperma ketika sudah pubertas
c. Meningkatkan libido atau hasrat seksual pada laki-laki
d. Berperan penting dalam perubahan fisik seorang laki-laki
ketika memasuki fase pubertas. Perubahan tersebut
diantaranya, tumbuh rambut di daerah kemaluan,ketiak, dan
wajah, mulai tumbuh jakun dan suara menjadi berat,

12
pertumbuhan penis, testis, kelenjar prostat, dan meningkatkan
tinggi badan serta berat badan.
e. Hormon ini juga dapat mempengaruhi seorang laki-laki untuk
membentuk kebiasaan baru yang biasanya berkaitan dengan
hal-hal dominasi dan agresif.
2.4 Proses Spermatosit
Gametogenesis merupakan proses pembentukan, pembelahan, dan
pematangan sel-sel gamet pada makhluk hidup untuk digunakan dalam proses
reproduksi. Gametogenesis pada makhluk hidup dibagi menjadi dua yaitu
oogenesis yang merupakan gametogenesis pada wanita dan spermatogenesis yang
merupakan gametogenesis pada laki-laki. Sel gamet pada perempuan ialah sel
ovum. Sedangkan, sel gamet pada laki-laki disebut sel sperma.

Pada laki-laki sel benih primordial berada pada embrional di dalam testis dan
dikelilingi oleh sel-sel penunjang hingga ia memasuki fase pubertas. Saat seorang
lelaki memasuki fase pubertasnya, sel benih primordial akan mengalami
diferensiasi lebih lanjut sehingga nantinya akan membentuk sel gamet sperma.
Sedangkan sel penunjangnya akan berkembang menjadi sel-sel subsentrakular
sertoli untuk nutrisi gamet.

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel sperma pada manusia.


Proses spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus yang terdapat pada testis.
Proses spermatogenesis diawali dengan pembelahan pembuluh inti sel induk
sperma, yaitu spermatogonium secara mitosis. Proses ini berlangsung secara
berulang menghasilkan spermatogonia (bentuk jamak dari spermatogonium).
Kemudian, masing-masing spermatogonium berkembang menjadi spermatosit
primer yang bersifat diploid. Selanjutnya spermatosit primer akan mengalami
pembelahan meiosis I membentuk dua spermatosit sekunder dengan sifat haploid.
Lalu, masing-masing spermatosit sekunder membelah secara meiosis II dan
menghasilkan dua sel spermatid. Masing-masing spermatid tersebut akan
mengalami maturasi atau pematangan pada epididimis dan menghasilkan
spermatozoa. Sehingga terbentuklah sel sperma pada laki-laki.

Pada proses Spermatogenesis terdapat beberapa peristiwa penting, yaitu :

13
1. Pembentukan kepala sperma dari badan dan inti sel spermatid.
2. Sitoplasma luruh dan diabsorpsi
3. Pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor pada spermatid
4. Kepala sperma diliputi akrosom.

Hasil akhir dari proses ini yaitu sel-sel sperma dewasa, atau yang biasa disebut
spermatozoa.

Proses Spermatogenesis normal pada pria memerlukan waktu kurang lebih


60-70 hari. Spermatozoa yang telah terbentuk dengan sempurna selanjutnya akan
masuk kedalam rongga tubulus seminiferus, mengakibatkan kontraksi pada
dinding tubulus sehingga spermatozoa terdorong masuk ke epididimis. Di dalam
epididimis sel sperma akan ditampung hingga saatnya nanti dikeluarkan pada saat

ejakulasi.

14

Gambar 2.1 Proses Spermatosit


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara anatomi organ reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi
eksternal yaitu skrotum (zakar) yang merupakan kantong kulit pembungkus
testis dan penis yang berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat
kopulasi. Sementara, reproduksi internal yang meliputi testis, epididimis, vas
deferens, dan kelenjar aksesori. Dalam kinerjanya, tiap organ reproduksi
tersebut bekerjasama dan memiliki tugas serta fungsi masing-masing demi
kelancaran untuk berreproduksi.
3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini, diharapkan pembaca dapat menggunakan
makalah ini sebagai tambahan wawasan dan sebagai referensi pemahaman
mengenai anatomi serta fisiologi dari organ-organ dalam sistem reproduksi
pria. Serta dalam pembuatannya, perlu diperhatikan untuk mencari sumber
yang dapat dipercaya dan menjabarkan materi sesuai kaidahnya. Kami
menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan didalam makalah ini, dan
perlu adanya evaluasi. Kami menerima kritik dan saran demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi. Kedepanya kami akan berusaha
memperbaikinya lebih baik dan menambah wawasan referensi yang lebih
banyak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Mikrajuddin. 2007. Ipa Terpadu Smp dan MTs Jilid 3A. Jakarta: PT
Gelora Aksara Pratama.

Akmal, M., Aulanni’am, Widodo, M. A., dkk. 2011. Inhibin B : Kandidat


Kontrasepsi Pria Berbasis Hormon Peptida. Jurnal Kedokteran Hewan. 5(1):
7-9

Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Pusdik SDM


Kesehatan.

Haviz. M. 2013. Dua Sistem Tubuh: Reproduksi dan Endokrin. Jurnal Sainstek.
V(2):153-168.

Heffner.L.J, dkk. 2010. Sistem Reproduksi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mirwan, M. 2016. Mengenal Kelenjar Prostat. E-ISSN: 2528-410X Divisi


Assesment Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Edisi 1.

Mustikawati. 2017. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Trans


Info Media.

Sloane, E. 2003. Anatomy and Physiolog : an easy learner. Burlington: Jones and
Bartlett. Terjemahan oleh P. Widyastuti. 2004. Anatomi dan Fisiologi
untuk pemula. Jakarta: Buku kedokteran EGC.

Pearce, C. E. Anatomy and Physiology for Nurses. All rights reserved. Handoyo,
S. Y. 2017. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (ed. 3).


Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

16
17

Anda mungkin juga menyukai