“SISTEM ENDOKRIN”
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
ILMU BIOMEDIK DASAR
Yang dibina oleh Ibu Aloysia Ispriantari, S.KEP NS
OLEH:
i
KATA PENGANTAR
Malang ,
September 2015
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat
memahami Anatomi & Fisiologi dari Sistem Endokrin sehingga
mempermudah dalam mempelajari patofisiologi dari system endokrin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 1. Kelenjar-kelenjar endokrin dalam tubuh manusia
4
Gambar 2. Kelenjar-kelenjar Endokrin dalam tubuh
5
1. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior
2. Bagian tengah (pars intermedia)
3. Bagian posterior.
6
Gambar 4. Hipofisis lobus anterior
7
Tabel 1. Fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus
anterior dan gangguanya
8
Tabel 2. Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media
No Hormon Fungsi
1. MSH (Melanosit Stimulating Hormon) Mempengaruhi warna
kulit individu. Dengan
cara menyebarkan butir
melanin, apabila
hormon ini banyak yang
dihasilkan maka
menyebabkan kulit
menjadi hitam
9
Tabel 3. Hipofisis lobus posterior
10
Gambar 6. Regulasi hormon ADH
Banyak sedikitnya cairan masuk dalam sel akan di deteksi
oleh Hipotalamus.
Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit hipofisis akan
mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan
kembali) sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari hasil
reabsorpsi tersebut.
Dengan proses tersebut maka kadar cairan (plasma) dalam darah
dapat kembali seimbang (hemoistatis). Selain itu, karena cairan pada
ginjal sudah diserap, maka urinenya akan bersifat pekat.
Contoh kasus : Jika seorang anak kecil buang air kecil terus
menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan
11
sebab ADH tidak berfunggsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut
Diabetes insipidus.
B. Tiroid
Gambar 7. Tiroid
12
Gambar 8. Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan terdapat di
depan trakea.
13
Tabel 4. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Tiroid
No Hormon Fungsi
1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan sistem saraf
2 Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan
perkembangan sistem saraf
3 Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah
dengan cara mempercepat absorpsi kalsium
oleh tulang
14
Jenis penyakit tiroid:
Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Hipotiroidisme
C. PARATIROID
Tabel 6. Paratiroid
15
Gambar 9. Paratiroid
Penjabaran :
16
Jika kelebihan hormon ini akan berakibat kadar kalsium dalam
darah meningkat, hal ini menyebabkan terjadinya endapan kapur
pada ginjal.
Jika kekurangan hormon ini menyebabkan kekejangan atau
Tetanus.
Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH,
sehingga fungsinya menurunkan kalsium darah.
17
Gambar 11. Kelenjar anak ginjal
Bentuk dari kelenjar ini adalah seperti bola atau topi yang menempel pada
bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar supraenalis
dan dibagi atas dua bagian yaitu:
18
Tabel 7. Hormon dari kelenjar anak ginjal
a. Dilatasi bronkiolus
b. Vasokonstriksi
pada arteri
c. Vasolidilatasi
pembuluh darah
otak dan otot
d. Mengubah glikogen
menjadi glukosa
dalam hati
e. Gerak peristaltik
f. Bersama insulin
mengatur kadar
gula darah.
19
Gambar 12. Regulasi hormon adrenal
20
Gambar 13. Regulasi Hormon Medula Adrenal
Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus
mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal
melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal menerima respons jangka
pendeek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon
katekolamin yaitu eneferin dan norefinerin. Korteks adrenal mengontrol
respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan
hormone steroid (Campbell, 1952 : 1946).
21
E. PANKREAS
22
Contoh : insulin akan meningkat setelah kita makan. Setelah makan
maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh
mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut.
Tubuh mengambil kadar glukosa dengan cara mensekresi insulin
untuk menyeimbangkanya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon
bekerja secara berlawanan terhadap insulin.
Glukagon berfungsi menngubah glikogen menjadi glukosa
sehingga kadar glukosa naik. Contohnya pada saat kita berpuasa,
maka tubuh menskresikan glukagon untuk menyeimbangkan
kekurangan glukosa tersebut.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes
melitus (kencing manis).
Insulin berperan mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat
menurunkan kadar gula darah. Jika seseorang tidak dapat
memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah
karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya
urine yang dikeluarkanya mengandung glukosa.
23
Gambar 15. Pengaturan kadar gula darah
24
Gambar 16. Anatomi Pankreas
25
F. OVARIUM, DAN TESTIS
OVARIUM
26
Gambar 18. Regulasi hormon di ovarium
Berikut adalah sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi
adalah:
27
Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat
perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut
berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.
Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan
hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon Lh maupun FSH berada dibawah pengaruh releasing
hormone yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi mekanisme umpan balik setrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik
akan menyebabkan pemnatangan dari folikel de graaf yang
mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dan endometrium. Di bawah
pengaru LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi.
Stelah ovulasi terjadi
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, dibawah
pen garuh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon
gonadotropik)
Korpus Luteum menghasilkan progesteron yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada
pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan
penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, pendarahan,
dan pelepasan endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi.
Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum
tersebut dipertahankan.
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul pendarahan
dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah.
2. Masa proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis
untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (ovulasi).
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.
Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan
endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim).
28
Gambar 19. Regulasi hormon wanita
29
TESTIS
Testis pada mamalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel-sel
benih (sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus
seminiferous
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi
merangsang pematangan sperma (spermatogenesis) dan
pembentukan tanda-tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan
kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sskresi hormone tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan
oleh hipofisis bagian anterior.
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotropin,
yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi
oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari
hipotalamus.
30
Gambar 20. Regulasi hormon jantan
2.2 Fungsi Sitem Endokrin
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum:
1. Membedakan system saraf dan system reproduksi pada janin yang
sedang berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi system reproduksi
31
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons koraktif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
32
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interpenden. Pelepasan
hormone dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari
kelenjar lainya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dalam diekresi oleh ginjal.
33
2.6 Klasifikasi hormon
1. Hormon perkembangan : hormone yang memegang peranan di dalam
perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
gonad.
2. Hormon metabolisme : proses hemoistasis gukosa dalam tubuh diatur
oleh bermacam-macam hormone. Contoh glukortikoid, glucagon, dan
katakolanin.
3. Hormon tropic : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan
fungsi endokrin yakni kelenjar hipofisis sebagai hormone perangsang
pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis
(LH).
4. Hormon pengatur metabolism air dan mineral: kalsitokonin dihasilkan
oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
34
Hormon Yang menghasilkan Fungsi
perkembangan ciri
seksual & sistem
reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula
darah
Hormon Kelenjar hipofisa Mengendalikan
pertumbuhan pertumbuhan &
perkembangan
Meningkatkan
pembentukan protein
Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula
darah
Mempengaruhi
metabolisme glukosa,
protein & lemak di
seluruh tubuh
LH (Luteinizing Kelenjar hipofisa Mengendalikan fungsi
Hormone) reproduksi (pembentukan
sperma & smentum,
FSH (Follicle pematangan sel telur,
Stimulating Hormone) siklus menstruasi)
Menhgendalikan ciri
seksual pria & wanita
(penyebaran rambut,
pembentukan otot,
tekstur & ketebalan kulit,
suara & bahkan mungkin
sifat kepribadian
Oksitosin Kelenjar Hipofisa Memnyebabkan
kontraksi otot rahim &
saluran susu payudara
Hormon Paratiroid Kelenjar Paratiroid Menegendalikan
pembentukan tulang
Mengendalikan
pelepasan kalsium &
fosfat progesteron indung
telur
Mempersiapkan lapisan
rahim untuk penanaman
sel telur yang telah
dibuahi
Mempeersiapkan
kelenjar susu untuk
menghasilkan susu
Polaktin Kelenjar Hipofisa Memulai &
mempertahankan
pembentukan susu di
35
Hormon Yang menghasilkan Fungsi
kelenjar susu
Renin & angiostensin Ginjal Mengendalikan tekanan
darah
Hormon tiroid Kelenjar tiroid Mmengatur
pertumbuhan,
pematangan &
kecepatan metabolisme
TSH (Tyroid- Kelenjar hipofisa Merangsang
Stimulating Hormone) pembentukan &
pelepasan kelenjar tiroid
36
(parakrin), atau mencapai sel target di organ lain melalui darah
(endokrin).
Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan
memperlihatkan pengaruhnya melalui berbagau mekanisme transduksi
sinyal selular. Hal ini biasanya melalui penurunan faktor perangsangan
dan pengaruhnya menyebabkan berkurangnya pelepasan hormon
tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan umpan balik negatif.
Pada beberapa kasus, terdapat umpan balik positif (jangka yang
terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas
perangsangan sehingga meningkatkan pelepasanya.
Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan hormon dipengarui
secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa rangsangan pengontrolan
dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil
hormon.
Berkurangya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh
gangguan sintesis dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah
gangguan transport di dalam sel yang mensistesis atau gangguan
pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga terjadi jika kelenjar hormon tidak
cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika sel
penghasil hormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap
rangsangan, atau jika sel penghasil hormon jumlahnya tidak cukup
(hipoplasia, apalasia).
Berbagain penyebab yang mungkin adalah peningkatan hormon
yang terlalu cepat atau kecepatan pemecahanya meningkat. Pada hormon
yang berikatan dengan protein plasma, lama kerja hormon bergantung
pada perbandingan hormon yang berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon
tidak mampu menunjukkan efeknya, pada sisi lain, hormon akan keluar
dengan dipecah atau diekeresi melalui ginjal.
Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di
tempat kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan,
misalnya efek enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon
dapat juga tidak terjadi karena target organ tidak berespons (misal, alibat
37
kerusakan pada reseptor hormone atau kegagalan transmisi intra se) atau
ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ target.
Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang
pertama peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oelh
pengaruh t=rangsangan tunggal yang berlebihan. Peningkatan
sensitivitas, atau terlalu banyak jumlah sel penghasil hormon
( hyperplasia, adenoma). Kelebihan horon dapat juga disebabkan oleh
pembentuan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi diluar
kelenjar hormonya (pembentukan hormon ektopik).
Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormon dipecah
atau diinaktifkan terlalu lambat, misal pada gangguan inaktivasi organ
(ginjal atau hati). Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya
hormon ke protein plasma, tetapi bagian yang terikat dengan protein.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitanya dengan sistem saraf, mengontorl
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homesostastis tubuh. Fungsi mereka satu sama
lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dngan karakteristik
tertentu.
3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan
kelainan, baik karena bawaan maupun faktor luar, seperti virus kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik.
39
DAFTAR PUSTAKA
40