DASAR BIOMEDIK 1
Kelompok 4
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kelompok enam dapat meyelesaikan makalah yang membahas tentang SISTEM
ENDOKRIN DAN HORMON,INDRA PENGLIHATAN,INDRA PENDENGARAN,INDRA
PENCIUMAN,DAN INDRA PENGECAP tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah dasar
kependudukan yaitu Ibu Dr.dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, MKM, yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kelompok enam dan para pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 4
Daftar Isi
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB 2.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Sistem Endokrin dan system hormon.................................................................................................6
2.2 Indra penglihatan.............................................................................................................................11
1. Katarak..........................................................................................................................................14
2. Glaukoma......................................................................................................................................14
3. Masalah Refraksi Mata..................................................................................................................14
4. Konjungtivitis (Mata Merah).........................................................................................................14
5. Pterigium.......................................................................................................................................14
6. Amblyopia (Mata Malas)...............................................................................................................15
7. Strabismus.....................................................................................................................................15
8. Buta Warna....................................................................................................................................15
9. Presbiopia......................................................................................................................................15
10. Mata Kering.................................................................................................................................15
2.3 Indra pendengaran...........................................................................................................................15
Telinga luar (outer ear)......................................................................................................................16
Telinga tengah (middle ear)...............................................................................................................16
Telinga bagian dalam (inner ear).......................................................................................................17
2.4 Indra penciuman..............................................................................................................................20
2.5 Indra pengecap.................................................................................................................................23
BAB 3.......................................................................................................................................................27
PENUTUP.................................................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................27
3.2 Saran................................................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui system kerja endokrin
2. Mengetahui system kerja hormone
3. Mengetahui system kerja indra penglihatan
4. Mengetahui system kerja indra pendengaran
5. Mengetahui system kerja penciuman
6. Mengetahui system kerja indra pengecap
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Endokrin dan system hormon
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam
tubuh yang selanjutnya akan menerjemahkan pesan tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem
endokrin tidak memasukkan kelenjar eksorin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran yang menyalurkan sekresi
hormonnya langsung ke dalam darah hormon tersebut memberikan efeknya ke organ atau
jaringan target. Beberapa hormon seperti insulin dan tiroksin mempunyai banyak organ target.
Hormon lain seperti kalsitonin dan beberapa hormon kelenjar hipofisis hanya memiliki satu atau
beberapa organ target.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh
titik kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi
mereka satu sama lain saling berhubungan namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu
titik misalnya medula adrenal dan kelenjar hipofisis posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian
diambil alih oleh sistem saraf bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka
sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
1. Kelenjar hiposifis
Kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon
yang mengatur kegiatan lainnya. Oleh karena itu, kelenjar hipofisis disebut kelenjar pengendali
atau Master of Gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior bagian
tengah dan bagian posterior. Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior dan
fungsinya sebagai berikut:
Kelenjar Ini menghasilkan hormon perangsang melanosit atau melanosit stimulating hormone
(MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam sekresi
msh juga dirangsang oleh faktor pengatur yang disebut faktor perangsang pelepasan hormon
melanosit dan dihambat oleh faktor inhibisi hormon melanosit (MIF).
Pada bagian ini dihasilkan oksitosin dan vasopresin. Oksitosin berperan dalam merangsang otot
polos yang terdapat di uterus sedangkan vasopresin disebut juga hormon antidiuretik
berpengaruh pada proses reabsorpsi urine pada tubulus distal sehingga mencegah pengeluaran
urine yang terlalu banyak.
2. Kelenajar tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk kuping kembar dan diantara keduanya terdapat
daerah yang tersusun berlapis seperti susunan Genting pada atap rumah. Kelenjar ini terdapat di
bawah jakun di depan trakea titik kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang
mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak yodium titik kekurangan yodium dalam makanan dalam waktu
panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras
untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun titik. Bila ini terjadi pada anak-anak
mengakibatkan kretinisme yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh
kerdil dan idiot.
3. Kelenjar paratiroid
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar Ini menghasilkan parathormon yang
berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah kekurangan hormon ini
menyebabkan Titani dengan gejala kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki,
jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, suka tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah titik hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urine banyak
mengandung kapur dan fosfor.
4. Kelenjar pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai Pulau langerhans. Bagian ini
berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi
untuk mengatur konsentrasi glukosa dalam darah titik kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati
dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. kekurangan hormon ini akan
menyebabkan penyakit diabetes yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah.
kelebihan glukosa tersebut dikeluarkan bersama urine. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering
mengeluarkan urine dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta Badan terasa
lemas. selain menghasilkan insulin pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja
antagonis dengan hormon insulin.
5. KELENJAR PINEAL
= Terletak diatas kelenjar Hipofise, di belakang ventrikel serebral ketiga di garis tengah otak
(antara dua belahan otak). Namanya berasal dari bentuknya yang mirip dengan biji pinus (Latin
pinea). Pada manusia dewasa panjangnya sekitar 0,8 cm (0,3 inci) dan beratnya sekitar 0,1 gram
(0,004 ons). kelenjar ini terdiri dari pinealosit (sel endokrin yang agak khas kecuali untuk
ekstensi yang berbaur dengan sel yang berdekatan) dan sel pendukung yang mirip dengan
astrosit di otak. Kelenjar pineal menghasilkan hormon Melatonin. Berfungsi untuk mengatur
sekresi yang dilakukan oleh Corpus Lutheum dan mengaktifkan sel melanosit menghasilkan
melatonin untuk warna kulit.
6. KELENJAR TIMUS
= Kelenjar timus adalah massa limfoid yang ditemukan di bawah tenggorokan di atas jantung.
Kelenjar timus berfungsi menghasilkan timosin dan berperan juga dalam pemrograman limfosit
tertentu sehingga dapat menjalankan peranprotektifnya di dalam tubuh. Fungsi kelenjar timus
mencapai puncaknya hanya selama masa muda.
7. KELENJAR ADRENAL/SUPRARENAL
= dua kelenjar endokrin berbentuk segitiga kecil yang masing-masing terletak di atas setiap
ginjal. Pada manusia, setiap kelenjar adrenal memiliki berat sekitar 5 gram (0,18 ons) dan
berukuran lebar sekitar 30 mm (1,2 inci), panjang 50 mm (2 inci), dan tebal 10 mm (0,4 inci).
Setiap kelenjar terdiri dari dua bagian: medula bagian dalam, yang menghasilkan epinefrin dan
norepinefrin (adrenalin dan noradrenalin), dan korteks luar, yang menghasilkan hormon
teroid.Sel-sel korteks adrenal mensintesis dan mengeluarkan turunan kimiawi (steroid)
kolesterol. Sementara kolesterol dapat disintesis di banyak jaringan tubuh, modifikasi lebih
lanjut menjadihormon steroid hanya terjadi di korteks adrenal, ovarium dan testis. Pada manusia
dewasa, korteks luar terdiri dari sekitar 90 persen dari setiap kelenjar adrenal. Ini terdiri dari tiga
zona konsentris yang berbeda secara struktural. Dari luar ke dalam yaitu zona glomerulosa, zona
fasciculata, dan zona retikularis.Zona glomerulosa menghasilkan aldosteron, yang bekerja pada
ginjal untuk menghemat garam dan air. Dua zona dalam korteks adrenal — zona fasciculata dan
zona retikularis —berfungsi sebagai unit fisiologis untuk memproduksi kortisol dan androgen
adrenal (hormon pria), dengan dehydroepiandrosterone, androgen lemah, sebagai produk utama.
Kortisol memiliki dua tindakan utama: (1) stimulasi glukoneogenesis — yaitu pemecahan
protein dan lemak di otot dan konversinya menjadi glukosa di hati — dan (2) tindakan anti-
inflamasi.
Gambar Kelenjar Adrenal Kelenjar terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla. 1. Korteks
(Bagian Kulit) Bagian ini menghasilkan a. Mineralokortikoid yang berfungsi menyerap ion Na
dari darah dan mengatur reabsorpsi air pada ginjal. b. Glukokoritikoid, yang berperan menaikkan
kadar glikogen. c. Androgen, yang bersama- sama dengan kelenjar gonad menentukan sifat
kelamin sekunder pada pria. 2. Medula (Bagian Dalam) Bagian ini menghasilkan hormon
adrenalin (epinefrin) yang berfungsi a. memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh
darah kulit serta kelenjar mukosa. b. mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga
melapangkan pernapasan. c. menaikkan kadar gula darah dan memengaruhi pemecahan glikogen
dalam hati (glikogenolisis).
9. Kelenjar Langerhans
Kelenjar Gonad Kelenjar kelamin di bagi dua, yaitu pada pria dan wanita. 1. Kelenjar Kelamin
Pria 13 Kelenjar kelamin pria adalah testis. Fungsinya menghasilkan sperma, hormon androgen,
dan hormon testosteron. Hormon androgen berfungsi mendukung pembentukan sperma,
mendorong perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder jantan. Adapun fungsi
hormon testosteron hampir sama dengan androgen. Selain itu, testosteron juga bertanggung
jawab terhadap percepatan pertumbuhan remaja. Testosteron berfungsi dalam spermatogenesis
dan berefek negative terhadap sekresi LH (Luteinizing Hormon). 2. Kelenjar Kelamin Wanita
Kelenjar kelamin wanita berupa ovarium yang menghasilkan hormon estrogen, hormon
progesterone, dan sel telur (ovum). Fungsi estrogen untuk merangsang pertumbuhan dinding
uterus, mendorong perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder betina. Fungsi
progesterone untuk mengatur pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi FSH, dan melancarkan
air susu bagi ibu yang menyusui (Syafuddin, 2006)
1. Diabetes Melitus
Diabetes atau istilah orang awam disebut “Penyakit Gula” atau “Kencing Manis” adalah suatu
kondisi dimana kadar gula dalam darah melebihi nilai normal karena Pankreas tidak
menghasilkan insulin yang cukup.
2. Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah penyakit yang ditandai dengan kelenjar tiroid terlalu banyak
memproduksi hormon atau biasa disebut hipertiroid.
3. Tiroiditis Hashimoto
Merupakan penyebab tersering dari kondisi hipotiroidisme atau kelainan akibat kekurangan
hormon tiroid.
4. Prolaktinoma
Adalah tumor jinak yang berada di kelenjar hipofisis. Kondisi ini menyebabkan kelenjar
memproduksi banyak hormon prolaktin. Oleh karena peningkatan hormon prolaktin sehingga
dapat mengganggu sistem reproduksi.
5. Hipotiroidisme
Kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup, menyebabkan kelelahan,
sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar kurang aktif dapat menyebabkan perkembangan
melambat pada anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme hadir pada saat lahir.
6.Hipopituitarisme
Rilis kelenjar hipofisis sedikit atau tidak ada hormon. Ini mungkin disebabkan oleh sejumlah
penyakit yang berbeda. Wanita dengan kondisi ini mungkin berhenti mendapatkan siklus
menstruasi mereka.
Penyakit ini disebabkan kondisi genetik yang diturunkan melalui keluarga. Mereka
menyebabkan tumor dari paratiroid, adrenal, dan kelenjar tiroid, menyebabkan kelebihan
hormon.
Kelebihan androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan mereka dari indung telur
perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas.
9. Pubertas prekoks (dini)
Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memberitahu tubuh untuk melepaskan
hormon seks terlalu cepat dalam hidup ( Evelyn C. 2011) .
Mata adalah salah satu organ tubuh vital manusia.oleh karena itu, kita harus selalu
menjaga dan mencegah hal-hal yang dapat merusak mata (Murtopo & Sarimurni, 2005).
Mata merupakan indra penglihatan pada manusia. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas – berkas cahaya pada retina selanjutnya dengan serabut – serabut
nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk
ditafsirkan (Evelin, 1999).
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia yang secara konstan pada jumlah
cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta
menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan pada otak.
Adapun struktur mata sebagai berikut:
a. Alat tambahan pada mata
1. Alis Mata, adalah rambut kasar yang terdapat di atas mata secara melintang dan
tersusun rapi, alais mata ini berfungsi untuk memperindah dan melindungi mata
dari keringat.
2. Kelompak Mata, adalah bagian mata yang dapt digerakkan untuk membuka dan
menutup mta. Kelopak mata ini ada dibagian atas dan bagian bawah mata.
Kelopak mata bagian atas mempunyai otot yang disebut levator palpebral yang
dapat menarimata untuk terbuka, sedangkan kelopak mata bawah mempunyai otot
otbikularis okuli untukmenutup mata.
3. Bulu mata, ialah bulu yang terletak pada ujung kelompakmata yang berfungsi
untuk memperindah mata.
4. Apparatus lakrimatis, adalah saluran yang mengalirkan air mata menuju
konjuktiva kelopak mata atas. Air mata ini berfungsi untuk membasahi dan
membersihkan bola mata, kedipan mata pun dapat membantu penyebaran air
mata. Sebagian air mata akan menguap dan sebagian lagi masuk ke dalam pinkta
lakrimalis di kelopak mata atas dan bawah disudut dalam mata. Air mata ini
mengalir ke kanalis lakrimalis dan bermuara di rongga hidung, maka apabila
seseorang sedang menangis akan mengeluarkan cairan dari hidung.
b. Bola mata
1. Selaput tanduk (kornea), yaitu selaput bening di bagian depan bola mata yang
berguna untuk melewatkan cahaya yang masuk dari luar.
2. Selaput pelangi (iris) adalah bagian mata yang mengandung zat warna (hitam,
cokelat, hijau, atau biru).
3. Anak mata (pupil) yaitu lubang pada bagian tengah iris yang berguna dalam
mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk.
4. Lensa mata, dapat menjadi cembung atau pipih berguna dalam mengatur
pembentukan bayangan.
5. Selaput keras (sclera) yaitu bagain terluar dari bola mata yang berguna untuk
melindungi bagian dalam bola mata.
6. Selaput koroid yaitu bagian tengah bola mata yang berupa selaput tipis, di
dalamnya terdapat banyak saluran darah. Berwarna cokelat karena banyak
mengandung zat warna (pigmen).
7. Selaput jala (retina) yaitu bagian terdalam dari bola mata, berguna untuk
menangkap bayangan.
8. Bintik kuning yaitu daerah yang sangat mudah menerima cahaya yang masuk.
1. Membran timpani
Membran timpani atau gendang telinga berbentuk seperti kerucut datar dan semi transparan yang
memisahkan telinga luar dengan telinga tengah.
Bagian ini menempel pada cincin tulang yang ada di liang telinga. Di bagian tengah kerucut atau
titik cekungannya disebut dengan umbo.
Sementara pada membran di sekeliling umbo ini terdiri dari dua bagian yang berbeda yang
disebut pars flaccida dan pars tensa.
Ada tiga saraf sensorik pada membran timpani, yaitu:
saraf auriculotemporal,
saraf intermedius, dan
cabang aurikularis dari saraf vagus.
2. Saluran eustachius
Saluran eustachius adalah bagian telinga yang menghubungkan telinga tengah dengan hulu
kerongkongan dan hidung (nasofaring).
Fungsinya untuk menyamakan tekanan di telinga tengah. Tekanan yang seimbang diperlukan
untuk transfer gelombang suara yang tepat.
1. Koklea
Koklea (cochlea) adalah bagian telinga dalam yang berbentuk seperti cangkang siput dan
berperan penting dalam proses pendengaran.
Bagian ini mengubah getaran suara menjadi sinyal saraf dan menyalurkannya ke dalam otak
melalui saraf koklea.
Koklea dibagi menjadi dua ruang oleh membran. Masing-masing ruang dalam koklea berisi
penuh dengan cairan yang bergetar ketika suara masuk.
Ini menyebabkan rambut-rambut kecil yang melapisi membran bergetar dan mengimkan sinyal
saraf ke otak.
2. Saluran semisirkular
Saluran semisirkular (labirin) terdiri dari tiga saluran atau tabung kecil yang terhubung. Ini
merupakan bagian telinga dalam yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan.
Masing-masing saluran dalam semisirkular berisi cairan yang dilapisi dengan rambut-rambut
kecil. Saat kepala bergerak, cairan di saluran mengalir dan menggerakkan rambut.
Rambut ini mengirimkan sinyal ke otak melalui saraf vestibular. Otak kemudian mengirimkan
pesan ke otot-otot tubuh untuk membantu Anda tetap seimbang.
3. Vestibular
Vestibular merupakan bagian penghubung antara koklea dan saluran semisirkular. Bersama
saluran semisirkular, bagian ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh Anda.
Pada bagian telinga dalam, kondisi medis juga bisa muncul. Salah satunya adalah labirinitis,
yaitu ketika labirin mengalami peradangan.
Selain itu, gangguan pendengaran sensorineural juga bisa terjadi ketika telinga bagian dalam,
tepatnya koklea dan/atau saraf koklea, mengalami gangguan.
Penciuman merupakan salah satu indera yang paling primitif. Walaupun penciuman tidak terlalu penting
untuk spesies manusia, penciuman sangat penting bagi kelangsungan hidup binatang. Hal itu karena
area korteks yang menjadi pusat penciuman pada spesies lain lebih besar dibandingkan pada manusia.
Perbedaan luas area korteks pusat penciuman itu berakibat pada perbedaan sensitivitas indera
penciuman diantara masing-masing spesies.Karena penciuman berkembang sangat baik pada spesies
lain, penciuman sering digunakan sebagai sarana utama komunikasi. Serangga dan beberapa hewan
yang lebih tinggi lainnya mensekresikan zat kimia, yang dikenal sebagai pheromone, yang terbawa udara
dan tercium oleh anggota spesies lainnya. Sebagai contoh, ngegat betina melepaskan suatu pheremone
yang sangat kuat sehingga ngengat jantan dapat menemukannya dari jarak beberapa mil. Jelas bahwa
ngegat jantan hanya berespons terhadap pheromone dan tidak melihat ngegat betina; ngegat jantan
akan tertarik kepada betina yang berada di kurungan kawat walaupun ditutupi dari penglihatan, tetapi
tidak tertarik pada ngegat betina yang ada di dalam botol bening namun tidak dapat melepaskan bau-
bauan.Walaupun indera penciuman pada manusia tergolong primitif, namun manusia masih dapat
membedakan beberapa macam bau-bauan. Bahkan suatu saat bau-bauan itu digunakan sebagai alat
komunikasi dengan orang lain. Dalam salah satu penelitian, sejumlah subyek memakai pakaian yang
serupa selama 24 jam tanpa mandi atau menggunakan deodorant. Selanjutnya pakaian itu dikumpulkan
oleh peneliti. Kemudian kepada subyek diberikan tiga pakaian: satu pakaian sendiri, yang kedua adalah
pakaian pria lain, dan yang ketiga adalah pakaian wanita lain. Berdasarkan pada baunya saja, sebagian
subjek dapat mengidentifikasi pakaiannya sendiri dan mengatakan mana pakaian lain yang dipakai oleh
pria dan mana yang oleh wanita. Penelitian lain menyatakan bahwa wanita-wanita yang tinggal atau
bekerja bersama-sama tampaknya mengkomunikasikan siklus menstruasinya melalui penciuman, dan
dengan berjalannya waktu hal ini menyebabkan kecenderungan siklus menstruasi mereka mengalami
sikronisasi dan dimulai pada waktu yang bersamaan
Indera penciuman terdapat pada hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktorius, serabut saraf ini timbul
pada bagian atas selaput lendir hidung yang dikenal dengan sebutan olfaktori. Nervus olfaktorius dilapisi
oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, tenalin dengan
serabut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil, saraf olfaktorius terletak di atas
lempeng tulang etmoidalis
Berbeda dengan indera lain, indera penciuman memiliki jalur yang relatif lebih pendek. Reseptornya
yang berada di rongga hidung berhubungan langsung tanpa sinaps ke otak. Selain itu, tidak seperti
indera penglihatan dan indera penglihatan yang reseptornya jauh dari permukaan, reseptor indera
penciuman terpapar langsung dengan lingkungan, tanpa ada pelindung di depannya
C. ANATOMI PENCIUMAN
Reseptor penciuman terletak pada selaput lendir hidung bagian atas (Concha superior). Daerah ini
mempunyai luas kurang lebih 2cm yang berwarna kekuning – kuningan yang disebut area olfaktoria.
Daerah ini selalu berlendir karena ada secresi daripada kelenjar Bowmann. Sekresi inilah yang akan
melarutkan gas yang sampai pada ara olfaktoria sehingga dapat merangsang saraf penciuman. Makin
rendah titik didih suatu gas atau cairan makin kuat rangsangannya.
Alat penciuman erat hubungannya dengan alat pengecap bahkan disebut sebagai pengecap jarak
jauh. Alat penciuman mempunyai kepekaan yang luar biasa karena kadar zat-zat yang dimiliki
rendah sudah mampu merangsang reseptor penciuman. Reseptor penciuman terletak di bagian
atas dari rongga hidung, pada gerak pernafasan biasa aliran gerak udara pernafasan hanya
melalui bagian bawah rongga hidung, oleh karena itu kita bernafas biasa suatu zat tidak tercium
oleh kita. Supaya udara pernafasan dapat mencapai rongga hidung bagian atas (area olfaktoria)
maka kita harus menarik nafas dalam- dalam. Dengan demikian terjadi arus memutar dari udara
pernafasan sehingga gas yang mengandung zat yang berbau tadi akan sampai pada ara olfaktoria
akan bau akan tercium.Penciuman disarafi oleh Nervus I (Nervus Olfaktorius) juga disaraf oleh
Nervus VI (Nervus Trigeminus) yang berfungsi sebagai reflek perlindungan tubuh terhadap
saluran pernafasan (reflek bersin, batuk dan sebagainya).
b. Adaptasi
Reseptor penciuman dapat beradaptasi dengan cepat, bila kita tinggalpd tempat yang berbau
setelah beberapa waktu bau tersebut tidak akan tercium lagi. Ini disebabkan karena reseptor
penghidu beradaptasi dengan bau. Reseptor penghidu berfungsi untuk membantu pencernaan.
Karena itu seseorang yang menderita flu maka penciumannya terganggu dan nafsu makan akan
berkurang.Gangguannya :
3) Hyper Osmia : daya penciuman yang berlebih daripada orang normal. Ini dapat terjadi pada
keadaan histeria serta tumor otak yang menyebabkan tekanan intro cranial meninggi.
4) Para Osmia : seseorang mencium bau yang berbeda dengan yang sebenarnya.
Sistem olfaktorius terdiri dari reseptor di rongga hidung, daerah otak, dan jalur neural
penghubung. Reseptornya berupa sel-sel yang berbentuk seperti benang dan hihubungkan
dengan saraf olfaktorius. Molekul yang dilepaskan oleh substansi tertentu adalah stimulus untuk
penciuman. Molekul meninggalkan substansi, berjalan melalui udara dan memasuki hidung.
Molekul tersebut juga harus larut dalam lemak. Jika silia dari reseptor penciuman bertemu
dengan molekul odorant terjadilah impuls listrik. Proses ini adalah proses transduksi.Molekul
odorant yang telah menembus nervus olfaktorius dari bulbus olfaktorius, akan bergerak melalui
traktus olfaktorius menuju pusat olfaktoriuspada olbus temporalis di otak, dimana akan
dilakukan interpretasi pada stimulus yang masuk. Namun demikian kepekaan reseptor
penciuman terhadap molekul odorant akan berkurang, bahkan mudah hilang bila selalu terpapar
pada bau yang sama dalam waktu yang relatif lebih lama.
Indera pengecap sangat erhubungan erat dengan indera penciuman. Jika indera penciuman
mengalami gangguan, misalnya karena menderita influenza, maka indera pengecap pun akan
mengalami gangguan.Dengan kata lain, kualitas rasa sangat dipengaruhi oleh kualitas bau .
Namun demikian, indera pengecap merupakan indera tersendiri sebagaimana indera yang lain.
Selain berkaitan dengan indera penciuman, kualitas rasa juga dipengaruhi oleh pengalaman
subyektif masinng-masing individu. Sebagai contoh, ada sebagian orang yang mendeteksi rasa
pahit pada kafien, tetapi sebagian orang lain tidak merasakannya. Sebagian penduduk India
mendeteksi asam sitrat sebagai rasa yang tidak menyenangkan, tetapi sebagian orang lain
merasakan sebaliknya.
Lidah merupakan indra pengecap yang terdiri dari sejumlah bagian dan memiliki berbagai
macam fungsi. Selain berfungsi sebagai pengecap, lidah juga memiliki beberapa fungsi utama,
seperti membantu Anda berkomunikasi serta mengunyah dan menelan makanan.
Untuk menjalankan fungsinya, lidah dibantu oleh sejumlah otot dan saraf yang langsung
terhubung ke otak. Keberadaan otot-otot inilah yang membuat lidah bisa bergerak bebas ke
segala arah di dalam rongga mulut.
Lidah terdiri dari sekumpulan otot tanpa tulang yang dilapisi oleh jaringan berwarna merah
mudah bernama mukosa. Satu-satunya tulang yang berhubungan langsung dengan lidah adalah
tulang hyoid. Tulang ini terletak di antara leher dan dagu bagian dalam.
Lidah juga memiliki bagian lain yang disebut dengan frenulum. Bagian ini menghubungkan
lidah dengan dasar rongga mulut sekaligus berfungsi sebagai penyangga lidah.
Secara garis besar, permukaan lidah bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Punggung lidah
Pada permukaan lidah terdapat banyak papillae, yaitu bintik-bintik kecil yang memberikan
tekstur lidah. Kadang pada lidah bisa tampak terdapat kerak, kondisi ini normal dan lebih sering
terjadi pada orang tua.
Permukaan papillae terdiri dari ribuan kuncup perasa (taste buds), yaitu sel saraf yang terhubung
otak. Kuncup perasa membuat Anda bisa merasakan rasa, suhu, maupun tekstur benda yang
masuk ke dalam mulut Anda, termasuk makanan.
Pangkal lidah
Pangkal lidah menempel pada dasar rongga mulut dan terletak di belakang sehingga tidak bisa
dilihat dari luar mulut. Pangkal lidah bisa bergerak, tetapi pergerakannya tidak bisa sebebas
bagian ujung dan tepi lidah.
Bagian-bagian lidah yang disebutkan di atas punya peran yang sangat penting dalam membantu
lidah menjalankan fungsinya. Jika terjadi masalah pada salah satu bagian tersebut, lidah tidak
bisa menjalankan fungsinya dengan baik.