Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT

PADA AN. A UMUR 2 TAHUN

DI PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

Disusun oleh :

Nama : Eva Dwi Utari

NIM : P27224018113

Kelas : D-IV Reguler B Semeter VI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

JURUSAN KEBIDANAN

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT

PADA AN.U UMUR 2 TAHUN

DI PUSKESMAS ANDONG, BOYOLALI

Disusun oleh:

Nama : Eva Dwi Utari

NIM : P27224018113

Kelas : D IV Reguler B Semester VI

Tanggal Pengkajian/Pemberian Asuhan: 11 Maret 2021

Di setujui :

Pembimbing Lapangan

Tanggal :

Di : Tutik Haryanti, S.Tr.Keb


NIP. 19

Dosen Pembimbing Lahan

Tanggal :

Di :

Sih Rini Handajani, M.Mid.


NIP. 19820731 200912 2 001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama
dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Angka
kematian neonatal terendah adalah di tahun 2017 yaitu sebesar 15 anak per
1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi dan balita terendah di tahun
2017 sebesar 24 anak dan 32 anak per 1.000 kelahiran hidup. Penyebabnya
adalah anak-anak dari keluarga miskin dan banyak dari mereka yang
terkena penyakit yang mudah dicegah dan diobati seperti pneumonia,
diare, dan demam tinggi atau febris (Unicef, 2013). Sebagian besar anak-
anak mengalami demam sebagai respon terhadap infeksi virus yang
bersifat self limited dan berlangsung tidak lebih dari 3 hari atau infeksi
bakteri yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit (Kania, 2017).
Sebagian kecil demam tersebut merupakan tanda infeksi yang serius dan
mengancam jiwa seperti pneumonia, meningitis, artritis septik dan sepsis
bahkan bisa terjadi kejang. Untuk itu sebagai pemberi pelayanan kesehatan
terutama bidan harus mampu memberikan asuhan kebidanan atau
penatalaksanaan pada bayi maupun balita yang sakit secara benar serta
diharapkan mampu melakukan pendekatan terhadap pasien dan
memberikan pemenuhan kebutuhan pada masalah yang dihadapi
(Susilowati, 2012).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mmapu melakukan Asuhan Kebidanan Balita Sakit di
PMB Warsiti berdasarkan MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit)
2. Tujuan Khusus :
a. mampu melakukan pengkajian data untu memperoleh data
subjektif yang dibutuhkan pada Balita Sakit
b. mampu melakukan pengumpulan data objektif yang diperlukan
pada Balita Sakit
c. mampu melakukan analisa masalah/diagnosa pada Balita Sakit
d. mampu melakukan penatalaksanaan tindakan dalam memberikan
Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan secara langsung kepada balita sakit melalui
pendekatan manajemen kebidanan Varney.
2. Bagi Profesi
Menambah referensi dan wawasan dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan pada balita sakit.
3. Bagi Institusi
a) Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian
pelayanan kebidanan khususnya pada balita sakit.
b) Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam penerapan
asuhan kebidanan khususnya pada balita sakit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori


Balita
1. Pengertian Balita
Balita adalah bayi dan anak yang berusia lima tahun kebawah
(Marimbi,2010).
Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
(Proverawati dan Asfuah, 2009).

Anak bawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita merupakan
salah satu periode usia setelah bayi dan sebelum anak pada tahap awal
(Wirakusumah, 2012).

Pengertian balita dari beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
balita adalah anak usia prasekolah yaitu antara usia 1 sampai 5 tahun.

2. Tumbuh Kembang Balita


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang
dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi sebagai
berikut :
a. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah ukuran atai dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran
panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolis (retensi
kalsium dan nitrogen).
b. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Dapat disimpulkan bahwa petumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan
pematangan fungsi organ/individu, kedua peristiwaini terjadi secara sinkron
pada setiap individu.
Tahapan Tumbuh Kembang Balita Menurut Ridha (2014)
mengelompokkan tahapan tumbuh kembang balita umur 3 tahun sebagai
berikut :
a. Motorik Kasar Anak sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan,
memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda rota tiga.
b. Motorik Halus Anak bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya
sendiri, menggosok gigi.
c. Sosial Emosional Anak sudah mulai bermain bersama dalam
kelompok dan saling bicara satu sama lain saat bermain.
d. Pertumbuhan Fisik Berat badan bertambah 1,5 sampai 2,5 kg/tahun,
tinggi badan meningkat 5,5 – 6,5 cm/tahun.
Gangguan Kesehatan Pada Balita Masalah gangguan kesehatan yang
sering dialami balita adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA),
penyakit pencernaan, alergi, infeksi virus, dan bakteri (Wirakusumah,
2012)

3. Faktor faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang


Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhada[ tumbuh
kembang anak, yaitu :
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Halini yang termasuk faktor genetik
amtara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jneis kelamin, suku atau bangsa.
b. Faktor lingkungan
lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan. Sedagkan lingkungan
yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan “bio-fisik-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu
setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara


umum dapat digolongkan menjadi :
1) lingkungan biologi
a) ras/suku bangsa
pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras,suku bangsa.
Bangsa kulit putih/ras eroa mempunyai pertumbuhan somatik
lebih tinggi daripada bangsa asia
b) jenis kelamin
dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak
perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti demikian.
c) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada
masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
Disamping itu, masa balita merupakan dasar pembentukan
kepribadian anak, sehingga diperlukanpek perhatian khusus.
d) Gizi
Makan memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak,
dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena
makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertubuhan yang
dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security) keluarga.
Ketahanan makanan keluarga mencakup pada ketersediaaan
makanan dan pembagian makanan yang adil dalam keluarga,
dimana kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan
biologis anggota-anggota keluarga. Satu aspek penting yang perlu
ditambahkan adalah keamanan pangan yang mencakup
pembebasan makanan dari berbagai “racun” fisika, kimia, dan
biologis, yang kian mengancam kesehatan manusia.
e) Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit,
tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin
setiap bulan akan menunjang pad atumbuh kembang anak.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan
secara komerhensif yang mencakup aspek-aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif
f) Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka anak diharapkan terhindar
dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau
kematian. Dianjurkan sebelum anak beruur 1 tahun sudah
mendapatkan imunisasi lengkap.
g) Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahan akan terganggu tumbuh
kembangnya dan pendidikannya. Anak juga aka mengalami stres
akibat penyakit, misalnya penyakit polio dan kelumpuhan
h) Fungsi metabolisme
Kebutuhan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan
yang tepat, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses
metabolisme pada berbagai umur
i) Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
adalah”growth hormone”, tiroid, hormon seks, insulin, dan
hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal.
2) Faktor fisik
a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam lainnya,
dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain akibat
gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi
b) Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam
penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan
tumbuh kembangnya.
c) Keadaan rumah
Keadaan perumahan layak dengan konstruksi bangunan yang
tidka membahayakan penghuninya, serta tidak sesak akan
menjamin kesehatan penghuninya
d) Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi
yang sangat tinggi.
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi
Anak mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih
cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak
mendapat stimulasi
b) Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya, anak
memerlukan teman sebaya, tetapi perhatian orang tua tetap
diperlukan
c) Sekolah
Dengan mendapatkan pendidik yang baik, maka diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup anak tersebut
d) Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari
orang tua agar anak tersebut bisa memberikan kasih sayang
kepada teman sebayanya.
e) Kualitas interaksi anak orang tua
Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita bersama anak,
tetapi lebih ditentukan kualitas dari interaksi tersebut, yaitu
pembahasan dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing yang didasari oleh kasih sayang
4. Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang
Menurut nursalam dkk (2013). Tumbuh dan kembang seorang anak
secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetik,
konstitusi dan faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positf bagi
tumbuh kembang anak, maka perlu kebutuhan dasar tertentu. Kebutuhan
dasar ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu asuh (kebutuhan fisik), asih
(kebutuhan emosi dan kasih sayang), dan asah (kebutuhan stimulasi)
a. Kebutuhan asuh (fisik)
1) Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
2) Perawatan kesehatan dasar (imunisasi, kontrol kepuskesmas atau
posyandu secara berkala, diperiksakan segera bila sakit)
3) Pakaian (bersih dan nyaman)
4) Perumahan (sehat, cukup, ventilasi, terjaga kebersihan dan
kerapiannya
5) Hygiene diri dan lingkungan
6) Kesegaran jasmani (olahraga dan kasih sayang)
b. Kebutuhan asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang)
1) Kasih sayang orang tua
2) Rasa aman
3) Harga diri (setiap anak ingin diakui keberadaannya
4) Dukungan dan dorongan
5) Mandiri
6) Rasa memili
7) Kebutuhan akan sukses, serta mendapatkan kesempatan dan
pengalaman
c. Kebutuhan asah (stimulasi)
Stimulasi adalah perangsang dari lingkungan luar anak yang
berupa latihan atau bermain. Anak yang banyak mendapatkan
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan anak
yang kurang mendapat stimulasi. Stimulasi ini sudah dapat dilakukan
sejak masa prenatal, kemudian lahir dengan cara menyusui bayi pada
ibuya sedini mungkin

Batuk, Pilek dan Demam


1. Pengertian batuk, pilek dan demam
Batuk pilek ( common cold ) adalah infeksi primer nasofaring dan
hidung yang sering mengenai bayi atau balita (Ika,jilid 2;hal 604). Batuk
pilek merupakan penyalut saluran pernafasan yang paling sering mengenai
bayi dan anak. Bayi yang sangat muda akan mudah tertular karenanya
perawatan yang sedang batuk, pilek diperkenankan bekerja diruangan
bayi walaupun ia memakai masker karena virus dapat menembusnya.
Penyakit batuk pilek juga dapat mengenai orang dewasa tetapi
berbeda karakteristiknya. pada balita penyakit ini cenderung berlangsung
lebih berat. Penyakit ini adalah virus . masa menular beberapa jam
sebelum gejala timbul 1-2 hari sesudahh gejala hilang . komplikasi timbul
akibat invasi sekunder bakteri pathogen seperti pneumokokus,
streptokokus, hemophilus influenzae atau stafilokokus. Masa
tuntasnya adalah 1-2 hari , dengan faktor presdiposisi kelelahan , gizi
buruk, dan kedinginan. pada umumnya penyakit terjadi pada waktu
pergantian musim. komplikasi ini lebih sering terjadi pada anak balita dari
pada anak usia dewasa.
Demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada
biasanya atau diatas suhu normal. Umumnya terjadi ketika seseorang
mengalami gangguan kesehatan. Suhu badan normal manusia biasanya
berkisar 36-37oC. Jadi sesorang yang mengalami demam, suhu badannya
diatas 37oC. Sebenarnya suhu badan yag mencapai 37,5oC masih di
ambang batas suhu normal. Demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh
manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit
yang masuk atau berada didalam tubuh. Dengan kata lain, demam adalah
bentuk mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Apabila
suat kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh, secara otomatis tubuh
akan melakukan perlawanan terhadap kuman penyakit itu dengan
mengeluarkan zat antibodi. Pengeluaran zat antibodi yang lebih banyak
daripada biasanya ini diikuti dengan naiknya suhu badan. Semakin berat
penyakit menyerang, semakin banyak pula anti bodi yang dikeluarkan,
dengan akhirnya semakin tinggi pula suhu badan yang terjadi.
Anak balita yang sehat umumnya memiliki sistem kekebalan tubuh
dan zat antibodi yang baik. Semakin sehat, semakin baik sistem kekebalan
tubuhnya. Pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh para dokter
menyimpulkan anak balita yang kontinu meminum ASI sejak lahir akan
memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan denga
anak balita yang tidak pernah menerima ASI dari ibunya, tentu saja sistem
kekebalan tubuh atau zat antibodi yang dimilinya jauh lebih buruk lagi.
Vitamin, mineral, nutrisi, dan immunoglobulin atau zat kekebalan
yang terkandung didalam ASI adalah sumber makanan yang paling cocok
dan paling sehat bagi bayi atau anak balita. Susu formula untuk anak
balita, sebaik apa pun cara pembuatanya, tidak akan pernah dapat
mengandung immunoglobulin. Bayi yang sejak dilahirkan hingga
sekurangnya berusia 6 bulan terus-menerus memperoleh ASI dari ibunya,
ada umumnya memiliki derajat kesehatan yang sangat baik. Secara
alamiah, air susu pada ibu yang memiliki bayi akan selalu tersedia bahkan
sampai bayi tersebut berusia dua tahun. Karena itu, tidak bijaksana apabila
seorang ibu dengan alasan apapun (kecuali karena kesehatannya
terganggu) tidak mau menyusui bayinya. Sebab tindakan tersebut beresiko
menurunkan tingkat kekebalan tubuh buah hatinya.

Penyebab demam
Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak balita
mengalami demam. Biasanya setiap penyebab demam menimbulkan
gejala yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya demam yang diderita
oleh anak balita diikut dengan perubahan sifat atau sikap, misalnya
menurunya gairah bermain, lesu, pandangan mata meredup, rewel,
cengeng atau sering menangis, dan cenderung bermalas-malasan.
Secara garis besar ada 2 katagori demam yang sering kali diderita
oleh anak balita, yaitu demam noninfeksi dan demam infeksi.
a) Demam noninfeksi
Demam yang bukan disebabkan oleh masuknya bibit penyakit
ke dalam tubuh.

b) Demam Infeksi
Demam yang disebabkan oleh masuknya patogen , misalnya
kuman ,bakteri, viral atau virus yang masuk ke dalam tubuh.

1. Kejang-kejang karena demam


Kejang karena demam biasa juga disebut dengan kejang demam ,
atau stuip atau setep, adalah suatu kondisi saat tubuh anak balita sudah
tidak dapat menahan serangan demam pada suhu tertentu. Naiknya
suhu badan pada anak balita dapat saja merangsang kinerja syaraf
jaringan otak secara berlebihan, sehingga jaringan otak tidak dapat lagi
mengkoordinasikan persyaratan-persyaratan pada anggota gerak tubuh,
antara lain pada lengan dan kaki. Akibatnya terjadilah kejang-kejang
antara lain pada lengan dan kaki.
Tindakan yang dilakukan bila balita mengalami kejang demam:
a. Bila anak balita yang mengalami kejang demam dibawah usia 6
bulan :
1) Telungkupkan dan palingkan wajah ke samping.
2) Ganjal perutnya dengan bantal agar ia tak tersedak.
3) Lepaskan seluruh pakaiannya dan basahi tubuhnya dengan air
hangat. Langkah ini diperlukan untuk membantu menurunkan
suhu badannya.
4) Bila anak balta muntah , bersihkanlah mulutnya dengan jari.
5) Walaupun anak balita telah pulih kondisinya, sebaiknya tetap
dibawa ke puskesmas agar ditangani lebih lanjut.
b. Bila anak balita yang mengalami kejam demam diatas usia 6
bulan :
Tindakan dan prosedur yang dilakukan pada dasarnya sama dengan
anak balita yang berusia dibawah 6 bulan. Perbedaannya pada
tindakan yang ditujukan pada mulut anak balita , yaitu harus
diganja dengan sendok yag sudah dibungkus perban. Tujuannya
agar lidahnya tidak tergigit atau saluran pernafasaannya tidak
tersumbat.

2. Klasifikasi derajat demam


Dengan cara pengukuran melalui rektal (anus) peningatan suhu/demam
berdasarkan derajat peningkatan temperatur dibedakan sebagai
berikut :

a) Subfebril : 37,5-380 C
b) Demam ringan :38-390 C
c) Demam sedan : 39-400 C
d) Demam tinggi : 40-410 C
e) Demam yang sangat tinggi(hiperpireksia) : >41,20 C
Suhu Ketiak
a) Demam rendah: 37,5-38,30 C
b) Demam sedang:38,3-39,50 C
c) Demam tinggi :>39,5 0 C
Suhu Oral
a) Demam rendah: 37,7-38,80 C
b) Demam sedang:38,8-400 C
c) Demam tinggi :>40 0 C

B. Standar Asuhan Kebidanan dan Model Dokumentasi


1. Pengertian
Menajemen kebidanan adalah metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-
langkah dlam manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dlam
memecahkan masalah atau pengambilan keputusan klinis (Jannah, 2011).
2. Proses Asuhan Kebidanan Adapun tujuh langkah proses menajemen
menurut Varney, yaitu :

Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua informasi
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara
lengkap pengkajian balita sakit antara lain:
1. Anamnesa (Data Subyektif) Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
wawancara langsung kepada pasien atau keluarga pasien (Matondang,
dkk, 2009). Hal yang ditanyakan sebagai berikut :
Identitas Adalah data bagian yang diperlukan untuk memastikan
bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud sehingga tidak
sampai terjadi kekeliruan dengan anak yang lain (Matondang, dkk, 2009).
Identitas tersebut meliputi :
a) Nama Bayi atau Balita
Diperlukan untuk memastikan identitaspasien yang diperiksa. Nama
harus jelas, lengkap (nama depan, nama tengah (bila ada), nama
keluarga, dan nama panggilan akrabnya.
b) Umur
Umur balita / anak disesuaikan dengan tanggal lahir, bisa dilihat pada
KMS atau kartu pemeriksaan lainnya , dikaji untuk menentukan
periode anak yang dihubungkan dengan morbiditas dan pemeriksaan
klinis.
c) Jenis kelamin Identitas seks (sex-linked) pasien yang diperlukan juga
untuk penilaian data pemeriksaan klinis.
d) Anak ke
Dikaji untuk mengetahui berapa jumlah keluarga.
e) Nama Orangtua
Nama orangtua ditulis dengan jelas agar tidak keliru dengan orang
lain.
f) Umur Orangtua
Umur orangtua dikaji untuk menentukan cara pendekatan dalam
menjelaskan informasi kesehatan.
g) Agama
Kepercayaan seseorang (secara rohani) yang juga menunjang perilaku
kehidupan sehari-hari.
h) Pendidikan Orang tua
Pendidikan orangtua dikaji untuk menentukan cara pendekatan dalam
menjelaskan informasi kesehatan, penjelasan tentang penentuan
penatalaksanaan selanjutnya.
i) Pekerjaan Orang tua
Pekerjaan orang tua dikaji untuk menentukan cara pendekatan dalam
penentuan perawatan anak / balita dan jenis pemeriksaan penunjang
yang diperlukan yang berhubungan dengan pembiayaan Umur
orangtua dikaji untuk menentukan cara pendekatan dalam
menjelaskan informasi kesehatan.
j) Alamat
Menunjukkan dimana pasien tinggal, hendaknya alamat ditulis dengan
jelas dan lengkap.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan orang tua membawa anaknya untuk
mencari layanan kesehatan (Muscari, 2015). Keluhan utama juga bisa
berupa gejala atau keluhan yang terjadi pada pasien (Matondang, dkk,
2009). Pada kasus balita sakit keluhan yang dirasakan balita biasanya
adalah rewel, susah minum, nafsu makan berkurang (Aden, 2010).
3. Riwayat Kesehatan yang lalu
a) Imunisasi
Status imunisasi klien diperlukan untuk mengetahui status
perlindungan pediatrik yang diperoleh, juga membantu diagnosis
(Matondang, dkk , 2009).
b) Riwayat kesehatan keluarga atau menurun
Dikaji untuk memperoleh gambaran berbagai penyakit bawaan dan
penyakit keturunan seperti terdapat riwayat hipertensi, riwayat
kembar dan penyakit seperti TBC, Hepatitis, jantung dan lain-lain
(Matondang, dkk, 2009).
c) Riwayat Penyakit yang lalu
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang lalu yang mungkin
berhubungan dengan penyakit yang dialami untuk membantu dalam
pembuatan diagnosis (Matondang, dkk, 2009).
d) Riwayat Penyakit Sekarang
Dikaji untuk mengetahui apakah anak mengalami gejala tambahan
selain dari penyakit sekarang yang diderita (Matondang, dkk, 2009).
e) Riwayat sosial
Pengkajian untuk mengetahui siapa yang mengasuh dan pola asuh
dikeluarga, sosialisasi dengan teman sebaya, keadaan lingkungan
rumah yang dihubungkan dengan perjalanan penyakit untuk
membantu diagnosis dan penatalaksanaan (Muscari, 2005).
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Dikaji tentang makanan yang dikonsumsi anak, baik sebelum sakit
maupun selama sakit untuk menentukan pemenuhan kebutuhan
nutrisi (Matondang, dkk, 2009). Pada kasus balita sakit anak susah
makan dan minum (Aden, 2010).
b) Pola Istirahat atau tidur
Untuk mengetahui berapa lama anak tidur siang dan malam, dan
barang-barang penyerta tidur untuk mengoptimalkan pola istirahat
pada anak (Muscari, 2015).
c) Pola Hygiene
Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan pada anak
seperti berapa kali mandi dalam sehari (Muscari, 2015)
d) Pola Aktivitas
Pengkajian mengenai jenis dan kesukaan dalam bermain, lama waktu
bermain (Muscari, 2015).
e) Pola eliminasi
Pengkajian tentang kebiasaan BAB dan BAK pada anak
(Matondang, dkk, 2009).
5. Pemeriksaan Fisik
Data obyektif adalah data yang dapat di observasi dan dilihat oleh
tenaga kesehatan (Nursalam, 2013).
a) Keadaan umum, bayi/balita meliputi : Keadaan atau kesan saat sakit,
meliputi ekspresi, atau wajah pasien (Matondang, dkk, 2009).
b) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai Composmentis, apatis,
somnolen, soper, koma, delirium. (Matondang, dkk, 2009).
c) Tanda-tanda vital meliputi :
1) Denyut Nadi Menilai frekuensi atau laju nadi, irama, isi atau
kualitas serta ekualitas nadi. Pada kasus anak dengan terjadi
takikardia yaitu laju denyut nadi yang lebih cepat dari normal
(Matondang, dkk, 2009).
2) Pernafasan Menilai laju pernafasan, irama atau keteraturan,
kedalaman dan tipe atau pola pernafasan. (Matondang, dkk,
2009)
3) Suhu. Suhu dapat meningkat apabila anak menangis, setelah
makan, setelah bermain dan ansietas atau terjadi kecemasan
(Matondang, dkk, 2009). Pada kasus balita dengan febris suhu
diatas normal yaitu temperatur rektal > 380C, pengukuran
melalui aksila > 37,5 0C (Kania, 2017)

6. Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis melibatkan pemeriksaan dari ujung kepala
sampai ujung kaki, Muscari (2015) mengemukakan pemeriksaan yang
dilakukan secara sistematis adalah sebagai berikut :
1) Kulit
Untuk mengetahui warna, kelembaban, turgor kulit, suhu.
2) Kepala
Untuk mengetahui ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan keadaan
fontanel.
3) Muka
Untuk mengetahui apakah ada pembengkakan atau tidak, pucat atau
menahan sakit,
4) Leher
Kaji kelenturan dan rentang gerak, apakah ada pembengkakan
kelenjar thyroid.
5) Mata
Kaji ketajaman penglihatan, lakukan pemeriksaan internal dan
eksternal pada mata.
6) Telinga
Kaji ketajaman pendengaran, periksa apakah ada tanda-tanda
pembengkakan dn nyeri tekan pada belakang telinga.
7) Hidung
Kaji rabas, nyeri tekan, pembengkakan, warna, bentuk hidung dan
pernafasan.
8) Mulut
Kaji erupsi gigi dan kondisi jusi, vivir, gigi geligi, palatum, tonsil,
lidah, dan mukosa bukal.
9) Dada
Kaji bentuk, kesimetrisan, lesi
10) Perut
Kaji penampakan umbilicus, bentuk, bising usus, adanya massa,
adanya nyeri tekan, adanya asites

7. Pemeriksaan tingkat perkembangan balita Tingkat perkembangan balita


menurut Rhida (2014), adalah sebagai berikut :
a. Motorik Kasar
b. Motorik Halus
c. Sosial Emosional
d. Pertumbuhan fisik

8. Pemeriksaan Penunjang
Untuk mendukung pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium serta terapi
(Matondang, dkk, 2009). Pada kasus pemeriksaan penunjang yang
dilakukan adalah pemeriksaan hematologi (pemeriksaan darah)
diperlukan jika demam pada anak lebih dari tiga hari (Sodikin, 2012).

Langkah II : Interpretasi Data Menginterpretasikan data dasar


Untuk kemudian diproses menjadi diagnosa kebidanan, masalah
serta kebutuhan perawatan kesehatan.
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktik kebidanan
(Varney, 2006).
Balita X Umur….dengan batuk, pilek dan panas
Data Dasar :
Data Subyektif
Ibu mengatakan umur balita......Ibu mengatakan nama balita.......Ibu
mengatakan anak balitanya rewel, susah minum, nafsu makan
berkurang.
Data Obyektif
(a) Keadaan umum : ...
(b) Kesadaran : ...
(c) Tanda-tanda vital : Nadi : kali/menit, respirasi : kali/menit, Suhu :
0C (d) BB Sebelum sakit : kg BB selama sakit : kg
(e) Panjang badan : cm
(f) Lingkar kepala : cm
(g) Lingkar dada : cm
(i) Ekstremitas :
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang muncul dan bisa juga berkaitan
dengan keadaan klien (Varney, 2016). Kasus balita dengan batuk,pilek
dan panas masalah yang timbul adalah balita susah minum dan nafsu
makan berkurang (Aden, 2010). 3)Kebutuhan Kebutuhan merupakan
hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa
dan masalah (Varney, 2016). Kebutuhan pada balita dengan batuk, pilek
dan febris adalah memberikan cairan oral yang adekuat serta
peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk balita (Suriadi dan
Yuliani, 2010).

Langkah III : Diagnosa Potensial Mengidentifikasi masalah atau


diagnosa potensial
Berdasarkan masalah dan diagnose kebidanan saat ini yang dialami
klien (Varney, 2016). Pada kasus balita dengan batuk pilek dan panas
diagnosa potensial terjadi kejang demam (Sodikin, 2012).

Langkah IV : Antisipasi/tindakan segera


Mengdentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk melakukan antisipasi, pencegahan jika
memungkinkan. an persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin
muncul untuk keselamatan jiwa balita dengan melakukan kolaborasi dan
konsultasi dengan dokter (Varney, 2016). Pada kasus balita dengan
batuk,pilek dan panas pemberian paracetamol syrup 120mg/5ml 3x11/2
maksimal pemberian 6 kalidalam sehari (Sodikin, 2012).

Langkah V : Perencanaan
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa
yangtelah diidentifikasi atau diantisipasi dan juga merupakan
pengembangan perencanan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya (Varney, 2016). Penatalaksanaan panas
menurut Sodikin (2012) adalah sebagai berikut:
a) Pemberian antipiretik yaitu paracetamol syrup 120mg/5ml 3x11/2
maksimal pemberian 6 kali dalam sehari
b) Melakukan kompres hangat
c) Memakai pakaian yang tipis agar panas dapat keluar dengan cepat
d) Memberikan anak banyak minum untuk mencegah dehidrasi Sedangkan
penatalaksanaan demam menurut Suriadi dan Yuliani (2010) adalah
sebagai berikut :
1) Monitor temperatur secara ketat
2) Beri antibiotik dan antipiretik sesuai program
3) Kompres dengan air hangat
4) Memberikan cairan oral (minum) yang adekuat
5) Kompres dengan air hangat
6) Ajarkan pada orangtua cara mengukur suhu tubuh anak
Langkah VI : Pelaksanaan Melaksanakan rencana perawatan secara
menyeluruh
Bisa dilakukan oleh bidan atau tim kesehatan yang lain (Varney,
2016).

Langkah VII : Evaluasi


Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut
yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2006). Hasil evaluasi yang
diharapkan menurut Suriadi dan Yuliani (2010) :

1) Keadaan umum baik

2) Panas turun

3) Tidak terjadi kejang

Data perkembangan

Metode pendokumentasian data perkembangan yang digunakan


dalam asuhan kebidanan menurut pada balita sakit adalah SOAP, adalah
sebagai berikut : (Jannah, 2011)
S :Subyektif Menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.
O :Obyektif Menggambarkan pendokementasioan hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
A :Assessment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
Iterpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi. Diagnosa
potensial meliputi diagnosa yang mungkin timbul serta cara untuk
mengantisipasinya.
a) 1.Diagnosa /masalah
b) 2.Antisipasi
c) 3.Perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter, konsultasi/ kolaborasi
dan atau tujuan sebagai langkah 2,3 dan 4 Varney
P : Menggambarkan dokumentasi tingkatan (I)
E :Evaluasi perencanaan
Berdasarkan pengkajian langkah 5, 6, dan 7 Varney

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT AN. A UMUR 2 TAHUN

DI PUSKESMAS ANDONG, BOYOLALI

Tempat : PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

Tanggal/Jam : 11 Maret 2021 / 15.00 WIB

Pengkaji : EVA DWI UTARI

1. Pengkajian Data
a. Identitas
Identitas Balita
Nama : An. A
Umur : 2 Tahun
Anak ke- : 2
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Beji, Andong
Identitas Ibu Identitas Ayah
Nama : Ny. A Nama : Tn. T
Umur : 32 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Beji, Andong

b. Data Kebidanan
1) Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya yang berumur 2
Tahun karena badannya panas sejak kemarin sore 10 Maret 2021,
rewel, tidak mau makan dan minum sedikit
2) Riwayat Kesehatan
Imunisasi : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah diimunisasi
lengkap (terlampir )
3) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami batuk, pilek dan panas
pada bulan lalu
4) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya saat ini panas, batuk dan pilek
5) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari keluarganya tidak mempunyai penyakit
menular, menurun, dan menahun seperti TBC, Hepatitis B, Asma,
Jantung, Diabetes Militus, Hipertensi, dan lain-lain.
6) Riwayat sosial
a) Yang mengasuh
Ibu mengatakan anaknya diasuh sendiri di bantu oleh suami
dan neneknya
b) Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga yang lain
sangat baik
c) Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan hubungan anaknya dengan teman sebayanya
sangat baik, terbukti dengan anaknya masih bermain bersama
dengan teman sebayanya
d) Lingkungan rumah.
Ibu mengatakan bahwa lingkungan dalam keadaan baik, bersih
dan bebas polusi
7) Pola kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum sakit : ibu mengatakan anaknya sebelum sakit makan
3 kali sehari, dengan nasi, sayur, lauk. Minumnya hanya air
putih
Selama sakit : ibu mengatakan bahwa anaknya selama sakit
nafsu makannya berkurang. Minum air putih lebih sering dan
banyak
b) Istirahat/tidur
Sebelum sakit : ibu mengatakan anaknya tidur siang 1-2 jam
dan tidur malam 8-9 jam
Selama sakit : ibu mengatakan selama sakit pola tidur anaknya
berkurang, dan sering terbangun
c) Mandi
Sebelum sakit: ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari,
kala pagi dan sore
Selama sakit : ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari,
kala pagi dan sore
d) Aktifitas
Sebelum sakit : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya sering
bermain dengan teman sebayanya
Selama sakit : ibu mengatakan selama sakit anaknya lebih
sering dirumah dan jarang bermain
e) Eliminasi
Sebelum sakit : ibu mengatakan anaknya BAB 1 kali sehari
setiap pagi, BAK 5 kali sehari
Sebelum sakit : ibu mengatakan anaknya belum BAB sejak
pagi, BAK 5 kali sehari

c. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Cukup
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital
a. Suhu tubuh : 38,2 o C
b. Nadi : 95 x/menit
c. Pernafasan : 28 x/menit
4) Berat badan : 10 kilogram
5) Tinggi badan : 90 cm

d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Rambut berwana hitam dan bersih,
2) Muka : terlihat agak memerah
3) Mata : Simetris, mata sayu
4) Hidung : Simetris, tidak ada benjolan
5) Mulut : Bibir agak sedikit kering, lidah berwarna
merah muda.
6) Telinga : Simetris, tidak ada kelainan , tidak ada
serumen
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada :Tidak ada retraksi dada, tidak ada wheezing
9) Abdomen :Tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
10) Ekstremitas :
 Atas : Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada oedema
 Bawah : Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada oedema

e. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

2. Inteprestasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
An.U umur 2 tahun jenis kelamin laki-laki dengan Febris
b. Masalah
Gangguan masalah pemenuhan nutrisi, cairan, dan rewel
c. Kebutuhan
a) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan pemberian makanan
sedikit sedikit tetapi sering
b) Pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian minum susu,
teh manis maupun air putih lebih sering
c) Menenangkan balita dengan cara digendong

3. Identifikasi Masalah/Diagnosa potensial


Potensial terjadi kejang demam

4. Identifikasi Tindakan Segera


Tidak ada

5. Perencanaan
Tanggal: 11 Maret 2021 Pukul: 15.00 WIB

1. Beri informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya


2. Anjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis
3. Anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum pada anak
4. Anjurkan ibu untuk melakukan kompres dengan air hangat
5. Anjurkan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai
program yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml sehari 3x1 sendok takar
sampai panasnya turun, obat puyer (ctm dan vitamin c) masing-masing 2
tablet diminum 3x1 sesudah makan.
6. Anjurkan agar obat diminum tepat waktu dan sesuai aturan
7. Anjurkan untuk kembali apabila sakit belum sembuh padahal obat sudah
habis atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

6. Implementasi
Tanggal: 11 Maret 2021 Pukul: 15.20 WIB

1. Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya


a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
- N : 110 x/menit
- R : 36 x/menit (saat menangis)
- S : 38,2 0 C
d. BB : 10 kg
2. Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis
agar panas anaknya segera turun
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum untuk
agar tidak kekurangan cairan
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres pada dahi dan ketiak
anaknya dengan air hangat dirumah
8. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai
program yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml sehari 3x1 sendok takar
sampai panasnya turun, obat puyer (ctm dan vitamin c) masing-masing 2
tablet diminum 3x1 sesudah makan.
5. Menganjurkan agar obat diminum tepat waktu dan sesuai aturan
6. Menganjurkan untuk kembali apabila sakit belum sembuh padahal obat
sudah habis atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

7. Evaluasi
Tanggal: 11 Maret 2021 Pukul: 15.30 WIB

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan anaknya


a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
- N : 110 x/menit
- R : 36 x/menit (saat menangis)
- S : 38,2 0 C
d. BB : 10 kg
2. Ibu bersedia untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis
3. Ibu bersedia untuk memberikan banyak minum pada anaknya
4. Ibu bersedia untuk melakukan kompres hangat di rumah
5. Ibu bersedia memberikan obat pada anaknya sesuai program
6. Ibu bersedia melakukan kontrol ulang
7. Ibu sudah tahu dan bersedia bahwa besok akan dilakukan kunjungan
rumah untuk pemantauan pada anak.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan


antara praktek dengan teori manajemen asuhan kebidanan neonatus, balita,dan
anak prasekolah. Pelaksanaan studi kasus ini menggunakan manajemen varney
yang terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian data, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi.Pada
pemeriksaan fisik keadaan balita meliputi keadaan umum, kesadaran,TTV dan
antropometri (berat badan dan tinggi badan ).
Dalam asuhan balita sakit pada An.U usia 2 tahun. Dalam hal ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan An.U
dengan BB 10 kilogram TB 90 cm, pemeriksaan tersebut dilakukan untuk
mengetahui status gizi anak, hasilnya didapatkan bahwa An U telah sesusai
dengan usianya dengan kategori BB normal.
Perencanaan dan penatalaksaan asuhan kebidanan pada An.U berdasarkan
diagnosa dan masalah diberikan asuhan untuk memberikan An.U banyak minum
agar tidak kekurangan cairan, dan memberikan anak makan dengan pola gizi
seimbang membantu untuk memulihkan kesehatan anaknya agar kadar cairan
dalam tubuh anak tercukupi dan agar kadar cairan elektrolit tidak meningkat saat
evaporasi yang dapat menghambat penurunan panas. (Febry & Mahendra,2010).
Secara teori menejemen asuhan kebidanan pada balita sakit untuk menurunkan
demam diberikan obat sesuai anjuran dokter obat parasetamol syrup 120mg/5ml
3x11/2 sendok takar (Menejem Terpadu Balita Sakit. Pemberikan kecap manis
dengan air jeruk nipis diminum sehari 2 kali, sebanyak 1 sendok teh
(depkes,2015). menganjurkan ibu untuk segera ke Bidan atau tenaga kesehatan
lainnya jika anak masih demam dan untuk menjaga pola istirahat anaknya dan
memberikan pakaian tipis kepada anaknya agar panasnya segera turun, karena
mendukung terjadinya radiasi dan evaporasi (Ismoedijanto, 2010)
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam laporan kasus asuhan
kebidanan balita sakit yaitu pada tahap pengkajian data yang terdiri atas
data subjektif dan data objektif diperoleh data secara lengkap. Data yang
didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan
diagnosa atau masalah yang mungkin terjadi. Pada penatalaksanaan
rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan yang dialami oleh anak dan
kebutuhan anak. Setelah rencana tindakan telah tersusun dengan baik,
maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana tindakan yang telah
disusun sebelumnya. Evaluasi yang didapat berdasarkan asuhan kebidanan
yang diberikan, bayi mengalami kemajuan dalam keadaan kesehatannya.

I. Saran
1. Bagi orang tua anak
Diharapkan ibu dan bapak lebih mengetahui dan memperhatikan
kondisi anaknya.
2. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal
sehingga meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
3. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan berkala
kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
DAFTAR PUSTAKA

Ardinasari E, 2016. Buku Pintar Mencegah & Mengobati Penyakit Bayi & Anak.
Jakarta : Penerbit Bestari
Armini,niwayan,dkk.2017.asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah:yogyakarta.penerbit Andi(anggota IKAPI)
Lusia. (2019). Mengenal demam dan perawatannya pada
anak.Surabaya:airlangga University Press
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan Edisi 2 Jilid 4. Jakarta : YBP-
SP.
Sodikin, 2012. PrinsipPerawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Suriadi dan Yuliani R, 20016. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 2.
Varney, H. Et, all. 20017. Buku Ajar Kebidanan Edisi 2. Jakarta : EGC
Klaten, 16 Maret 2021

Mahasiswa Praktikan

( ............................................ )
P27224018093

Pembimbing Lapangan
Pembimbing Lahan (Institusi)

( ............................................ )
( ............................................ )

Anda mungkin juga menyukai