OLEH
KELOMPOK 3
A. KONSEP KOMUNITAS
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang
saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).
Menurut Sigmun Freud tahap perkembangan manusia terdiri dari lima fase,
yaitu fase oral, fase anal, fase phallic, fase laten, dan fase genital. Dari kelima
fase ini, tiga fase awal yaitu fase oral, anal dan laten dilalui saat masa balita.
(Wong, 2009)
d. Fase oral : Fase oral dimulai dari saat dilahirkan sampai dengan 1-2 tahun.
e. Fase anal : Fase anal berkembang pada saat balita menginjak umur 15 bulan
sampai dengan umur 3 tahun.
f. Fase laten : Fase phallic disebut juga sebagai fase erotik, fase ini
berkembang pada anak umur 3 sampai 6 tahun
2. Masalah Kesehatan pada Kelompok Balita di Indonesia
Hampir lebih dari 2 juta anak anak balita mengalami gizi buruk (Atmaria,
2005). Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) dari tahun 2007 ke 2010 untuk gizi kurang tetap 13,0 dan
untuk gizi buruk dari 5,4 menjadi 4,9.
Penyebab gizi kurang dan gizi buruk dapat dipilah menjadi tiga hal, yaitu:
pengetahuan dan perilaku serta kebiasaan makan, penyakit infeksi, ketersediaan
pangan.
Tingginya AKB dan masalah gizi pada bayi dapat ditangani sejak awal
dengan cara pemberian Air Susu Ibu (ASI). Menurut penelitian yang dilakukan
oleh UNICEF, risiko kematian bayi bisa berkurang sebanyak 22% dengan
pemberian ASI ekslusif dan menyusui sampai 2 tahun. Melalui pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan dapat menjamin kecukupan gizi bayi serta
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Manfaat lain yang
diperoleh dari pemberian ASI adalah hemat dan mudah dalam pemberiannya
serta manfaat jangka panjang adalah meningkatkan kualitas generasi penerus
karena ASI dapat meningkatkan kecerdasan intelektual dan emosional anak.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurang Gizi Balita
Beberapa factor yang menyebabkan anak-anak menderita Gizi buruk, antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Ekonomi
Salah satu factor yang paling sering di alami oleh banyak keluarga di Indonesia
adalah masalah ekonomi yang rendah.
b. Sanitasi
Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat kesehatan
penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu.
c. Pendidikan
Orang tua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan
kecukupan gizi anak.
d. Perilaku Orang Tua
Orang tua sering menganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu, sehingga tidak
menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para ahli medis
dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan.
4. Peran Perawat Komunitas pada Kelompok Khusus
Balita
Peran perawat komunitas pada kelompok khusus balita antaralain sebagai berikut :
a. Pelaksana Pelayanan Keperawatan (care provider)
Peranan utama perawat komunitas yaitu sebagai pelaksana asuhan
keperawatan kepada balita, baik itu balita dalam kondisi sehat maupun yang
sedang sakit.
b. Pendidik (health educator)
Perawat sebagai pendidik atau penyuluh, memberikan pendidikan atau
informasi kepada keluarga yang berhubungan dengan kesehatan balita. Diperlukan
pengkajian tentang kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan
dilakukan dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan balita. Dari hasil
pengkajian diharapkan dapat diketahui tingkat pengetahuan klien dan informasi
apa yang dibutuhkan.
c. Konselor
Perawat dapat menjadi tempat bertanya atau konsultasi oleh orangtua yang
mempunyai balita untuk membantu memberikan jalan keluar berbagai
permasalahan kesehatan balita dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pemantau Kesehatan (health monitor)
Perawat ikut berperan memantau kesehatan balita melalui posyandu, puskesmas, atau kunjungan rumah.
Pemantauan ini berguna mengetahui dinamika kesehatan balita terutama pertumbuhan dan
perkembangannya, sehingga jika terjadi masalah kesehatan dapat dideteksi sejak dini dan diatasi secara
tepat dengan segera.
f. Pembaharu (inovator)
Tidak seluruhnya masyarakat mempunyai bekal pengetahuan mengenai kesehatan balita. Perawat
disamping memberikan penyuluhan juga dapat menjadi pembaharu untuk merubah perilaku atau pola asuh
orangtua terhadap balita di suatu wilayah, misalnya budaya yang tidak sesuai dengan perilaku sehat.
g. Panutan (role model)
Perawat sebagai salah satu tenaga medis dipandang memiliki ilmu kesehatan yang lebih dari profesi
lainnya di luar bidang kesehatan. Oleh sebab itu akan lebih mulia bagi perawat untuk mengamalkan
ilmunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan contoh baik, misalnya memberi contoh
tata cara merawat balita.
h. Fasilitator
Perawat menjadi penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan dan instansi terkait,
melaksanakan rujukan.
TERIMA KASIH