1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Pada tanggal :
Mengetahui,
(Bd. Marta Ulina, Am. Kep S.Tr. Keb) (Vitria Komala Sari, S.ST, M.Keb)
ii
Kata Pengantar
Segala puji hanyalah milik Allah SWT semesta alam yang menguasai
seluruh isi langit dan bumi, yang senantiasa mengenggam hati-hati manusia.
Dengan limpahan rahmat, karunia dan petunjuknya, akhirnya penulis berhasil
menyelesaikan laporan asuhan kebidanan pada tumbuh kembang bayi usia 3 bulan
dan imnunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3. Salawat dan salam untuk Rasul mulia
Muhammad SAW, semoga kita semua selalu meneladani segala sisi kehidupan
beliau. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas pada Program Profesi
Pendidikan Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock.
Laporan ini dibuat tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran serta
dorongan maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Clinical Intruktur.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2) Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat
menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang
dilahirkan.
3) Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka
terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan
seperti Thalidomide, phenytoin, methadion, obat-
obatan anti kanker dan lain sebagainya dapat
menyebabkan kelainan bawaan.
4) Endokrin
Hormone-hormon yang mungkin berperan pada
pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormone
plasenta, hormone tyroid, insulin, dan peptide-
peptida lain dengan aktivitas mirip insulin.
5) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18
minggu dapat menyebabkan kematian janin,
kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan
lainnya.
6) Infeksi
Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat
bawaan adalah TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Chytomegalovirus, Herpes Simplex)
7) Stress
Stress yang dialami ibu selama hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lin
cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.
8) Imunitas Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering
menyebabkan abortus, kern icterus, atau lahir mati.
10
b. Pertusis
Penyakit Pertusis atau batuk rejan atau dikenal dengan
“Batuk Seratus Hari” adalah penyakit saluran penyakit infeksi
saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Gejalanya
khas yaitu batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi
merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah.
Batuk diakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam berbunyi
melengking. Penularan umumnya terjadi melalui udara
(batuk/bersin). Pencegahan paling efektif adalah dengan melakukan
imunisasi bersamaan dengan Tetanus dan difteri sebanyak tiga kali
sejak berumur dua bulan dengan selang penyuntikan (Lisnawati,
2019).
Batuk ini mencapai 1-3 bulan, oleh karena itu pertussis
dikenal dengan istilah batuk seratus hari. Penularan penyakit ini
dapat melalui droplet penderita. Pada stadium awal yang disebut
juga stadium kataralis yang berlangsung 1-2 minggu, gejala belum
jelas. Penderita menunjukkan gejala demam, pilek, batuk yang
makin lama makin keras. Pada stadium selanjutnya dikenal dengan
stadium paroksismal, baru timbul gejala khas berupa batuk lama atau
13
hebat. Stadium ini berlangsung 4-8 minggu. Pada bayi batuk tidak
khas, tetapi sering disertai penghentian napas sehingga bayi menjadi
biru. Akibat batuk yang berat dapat terjadi perdarahaan selaput
lendir mata (konjungtiva) atau pembengkakan disekitar mata
(oedema periorbital). Pada pemeriksaan ini ditemukan kuman
pertussis (Bordella pertussis) (Mulyani & Rinawati, 2021).
c. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
kuman Clostridium Tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga
dapat hidup pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen).
Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak, bahkan orang dewasa.
Tetanus adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan seringkali
menyebabkan kematian. Tetanus menyebabkan kekejangan otot yang
mula-mula terasa pada otot leher dan rahang. Tetanus juga dapat
menyebabkan kesusahan bernapas, kejang-kejang yang dirasakan
sangat sakit, detak jantung yang tidak normal. Karena imunisasi
yang efektif, penyakit ini masih terjadi pada orang dewasa yang
belum diimunisasi terhadap penyakit ini atau belum pernah
disuntikan ulang (Mulyani & Rinawati, 2021).
d. Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit yang
disebabkan virus Hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit ini
menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari orang yang
terinfeksi. Vaksin ini diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan
(Marimbi, 2020).
2. Kemasan
Imunisasi ini dipasaran terdapat 3 kemasan sekaligus dalam
bentuk kemasan tunggal bagi tetanus, dalam kombinasi DT ( Difteri
dan Tetanus) dan kombinasi ketiganya atau dikenal dengan vaksin
tripel (Mulyani & Rinawati, 2021).
14
Sumber: biofarma.co.id
4. Efek Samping
Pemberian imunisasi DPT-HB akan memberikan efek samping
ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan nyeri
pada tempat penyuntikan dan demam. Sedangkan efek berat bayi
menangis hebat karena kesakitan selama kurang lebih 4 jam, kesadaran
menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock. (Proverawati &
Andhini, 2021).
5. Kontraindikasi
Pada anak yang demam, memiliki penyakit, kelainan saraf baik
yang berupa keturunan atau bukan, mudah kejang. (Mulyani &
Rinawati, 2021).
6. Imunisasi Polio
a. Pengertian Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliolielitis yang
merupakan penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan.
b. Pemberian Imunisasi Polio
Pemberian iminisasi ini empat kali pada bayi usia 0 – 11 bulan,bisa
diberi lebih dari jadwal yang telah ditentukan dan tidak akan
berdampak buruk. Pemberian imunisasi ini melalui oral/mulut. Dan
dapat mencekal penyakit polio hingga 90 % .
c. Efek Samping
Pada imunisasi ini hamper tidak ada efek samping, hanya sebagian
kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan dan sakit otot.
d. Kontra Indikasi
Imunisasi polio tidak diberikan pada anak yang menderita penyakit
gangguan kekebalan. Begitu juga anak dengan penyakit
HIV/AIDS, kanker, sedang menjalani pengobatan steroid dan
pengobatan radiasi umum.
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 3
BULAN DAN IMUNISASI DPT-HB Hib 2 DAN POLIO 3
Tanggal : 25-02-2023
Pukul : 10.00 wib
A. SUBJEKTIF
1. Identitas anak
Umur : 3 bulan
C. ASSESSMENT
Diagnosa : Bayi N usia 3 bulan bayi sehat dengan imunisasi DPT-HB Hib
2 dan polio 3.
D. PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu
bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
2. Menjelaskan manfaat imunisasi combo adalah untuk mendapatkan
kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis
sedangkan imunissasi polio untuk mencegah penyakit polio. Dari
kedua vaksin tsb hanya vaksin combo yang memberikan efek
samping yang tidak begitu mengkhawatirkan yaitu kenaikan suhu
tubuh ±38ºC.
3. Melakukan inform concent yaitu suatu tindakan persetujuan dari
orangtua/wali dari klien atas tindakan yang hendak dilakukan yang
memberikan tanda-tangan yang dilakukan oleh ibu klien.
4. Memberikan imunisasi combo II dan Polio III, vaksin DPT telah di
injeksikan secara IM dip aha kiri bayi dengan dosis 0.5 cc, vaksin
polio telah diteteskan 2 tetes.
5. Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada bayi N
menggunakan KPSP untuk mendeteksi secara dini apakah
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usianya.
6. Memberikan terapi puyer paracetamol 3x1/6 tablet/hari serta
menganjurkan ibu untuk mencegah kenaikan suhu tubuh akibat
reaksi imunisasi dengan cara memberikan ASI sesering mungkin
dan mengompres dengan air hangat jika mulai demam.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres dengan lidah buaya
jika terjadi panas, karna pada kompres lidah buaya terjadi proses
konduksi yaitu perpindahan panas yang terjadi karena adanya
kontak langsung tubuh dengan benda yang permukaannya lebih
dingin. Proses ini akan mengubah temperatur/suhu tubuh balita,
sehingga proses penurunan panas pun dapat terjadi.
20
CATATAN PERKEMBANGAN 2
Tanggal : 26-02-2023
Pukul : 10.00 wib
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan anaknya berumur 3 bulan
Ibu mengatakan anaknya sudah medapat imunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3
Ibu mengatakan setelah diimunisasi anaknya sedikit panas
OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
TTV : Nadi = 104 x/ menit,Suhu = 37°C, Respirasi = 48 x/ menit
Bekas suntikan : agak memerah, tidak ada pembengkakan
ASSESSMENT
Bayi N 1 hari pasca imunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3
PLANNING
1. Memberitahu ibu tentang keadaan anaknya saat ini, bahwa keadaannya
normal merupakan reaksi dari imunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3
2. Menganjurkan ibu agar tetap memakan makanan yang bergizi, seperti
seperti nasi, sayuran hijau, susu dan buah-buahan agar ASI nya banyak
dan bergizi.
3. Menganjurkan ibu memberikan terapi puyer paracetamol 3x1/6 tablet/hari
serta menganjurkan ibu untuk mencegah kenaikan suhu tubuh akibat
reaksi imunisasi dengan cara memberikan ASI sesering mungkin dan
mengompres dengan air hangat jika mulai demam.
4. Mengingatkan ibu kembali tentang penanda perkembangan normal bayi
usia 3 bulan yaitu : mengangkat kepala dengan tegak pada posisi
telungkup, dapat menggenggam benda yang disentuhkan pada
punggung/ujung jarinya, mencari sumber suara yang keras, mengeluarkan
suara mengoceh, membalas senyuman.
5. Menganjurkan pada ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada
keluhan-keluhan pada anaknya
22
CATATAN PERKEMBANGAN 3
Tanggal : 04-03-2023
Pukul : 10.00 wib
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan anaknya berumur 3 bulan
Ibu mengatakan anaknya sudah medapat imunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3
Ibu mengatakan sekarang anaknya sudah tidak panas lagi
OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
TTV : Nadi = 100 x/ menit,Suhu = 36,5°C, Respirasi = 48 x/ menit
Bekas suntikan :tidak memerah, tidak ada pembengkakan
ASSESSMENT
Bayi N 1 Minggu pasca imunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3
PLANNING
1. Memberitahu ibu tentang keadaan anaknya saat ini, bahwa keadaannya
normal merupakan reaksi dari imunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3
2. Menganjurkan ibu agar tetap memakan makanan yang bergizi, seperti
seperti nasi, sayuran hijau, susu dan buah-buahan agar ASI nya banyak.
3. Mengingatkan ibu kembali tentang penanda perkembangan normal bayi
usia 3 bulan yaitu : mengangkat kepala dengan tegak pada posisi
telungkup, dapat menggenggam benda yang disentuhkan pada
punggung/ujung jarinya, mencari sumber suara yang keras, mengeluarkan
suara mengoceh, membalas senyuman.
4. Menganjurkan pada ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada
keluhan-keluhan pada anaknya
BAB IV
PEMBAHASAN
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada
bayi dan anak terhadap penyakit tertentu atau memasukkan
antigen/kuman, bakteti, vbirus, parasit, racun kuman kedalam tubuh,
sehingga tubuh membuat zat anti, berubah antibody/anti toksin yang
berfungsi untuk mencegah penyakit tertentu. Untuk mencaapi hal-hal
rtersevbut diperlukan keahlian, ilmu pengetahuan serta ketrampilan.
Aduhan kebidanan yang diberikan tidak akan mencapai hasil jika prosedur
dalm pemberian iminisasi dilanggar.
Dosis yang tepat, tempat, cara dan yang terpenting teknik
membergikan vaksin dan vaksin itu sendir. Bila diketahui kualitas vaksin
yang kurang bagus, teknik pemberian vaksin yang kurang steril sangata
besar pengaruhnya terhadap tujuam akan dicapai. Efek samping yang
timbul bukan hanya panas, nyeri befkas tempat pemberian vaksinasi,
peradangan bias juga hingga kejangdan komplikasim yang lain.
Pada kasus didapatkan bayi N datang bersama dengan ibunya
dengan alasan kunjungan ingin mengimunisasikan bayinya. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan bayi dalam keadaaan sehat dengan BB : 5050 gr,
PB 58 cm, pertumbuhan dan perkembangan baik sehingga bayi N dapat
mendapatkan iminisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3, sehingga berdasarkan
data-data yang ada tidak diketemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
Pada data subjektif ibu mengatakan ketika di telentangkan bayi N
sudah belajar tengkurap, bayi N mulai bisa menarik benda-benda di
sekitarnya dan memasukkan beberapa benda ke mulut, ketika bayi N
dipanggil maka kepala dan mata berkoordinasi untuk mencari sumber
suara. Pada bayi N juga dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang bayi
dengan menggunaka KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan). Hasil
yang didapatkan tumbuh kembang bayi normal yaitu sesuai dengan usia
bayi.
24
bulan termasuk dalam goldenperiode dan tidak dapat diulangi lagi. Hasil
inisesuai dengan pendapat ahli dan penelitianyang dilakukan sebelumnya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
66 Tahun 2014 tentangPemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan
Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Pada pasal 6 mengatakan
pemantauanpertumbuhan, perkembangandan gangguan tumbuh kembang
anak harus diselenggarakan secara komprehensif dan berkualitas melalui
kegiatan: stimulasi yang memadai;deteksi dini; dan; intervensi dini
gangguan tumbuh kembang anak.
Penelitian menunjukkan pentingnya tiga tahun pertama kehidupan
dalam membentuk pembelajaran dan pengembangan. Sejak lahir,
pengalamandan hubungan yang dini mempengaruhi hasil jangka panjang
anak dan kesempatan hidup. Hal ini termasuk pengembangan eksekutif
dan kapasitas pengalaman, mengatur dan mengekspresikan emosi, untuk
membentuk kedekatan, rasa aman, dan hubungan yang memuaskan serta
untuk menjelajah, menemukan dan belajar tentang diri sendiri dan dunia
di sekitar mereka (State of Victoria,2016).
Pada periode awal, tumbuh kembang anak lebih kritis
dibandingkan pada periode berikutnya. Periode awal merupakan saat-saat
terpenting dalam perkembangan anak dan menjadi pondasi
bagi periode berikutnya. Oleh karena itu perlu diberi fasilitas secara
optimal agar perkembangan dapat berlangsung sempurna. Sempurna
tidaknya tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh peran orangtua.
Anak membutuhkan orang lain untuk membantu perkembangannya,
seperti bayi yang sepenuhnya bergantung pada orang tuanya.
Pada kasus bayi N, ibu dianjurkan untuk melakuka rangsangan atau
stimulasi pada bayi. Stimulasi dimaksudkan untuk melatih kemampuan
bayi agar bayi dapat menguasai ketrampilan tertentu pada usia yang
seharusnya. Cukup banyak kejadian keterlambatan perkembangan terjadi
hanya karenakurangnya stimulasi. Banyak kemampuan sebenarnya telah
dapat mulaidipelajari sejak dini(Handy,2015).
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Bagi institusi
Diharapkan laporan tugas akhir ini dapat meningkatkan kualitas
pendidikan bidan khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan pada
tumbuh kembang bayi usia 3 bulan dan imnunisasi DPT-HB Hib 2 dan
polio 3.
2) Bagi pasien
Kepada pasien diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
ibu tentang asuhan kebidanan pada tumbuh kembang bayi usia 3 bulan
dan imnunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3.
3) Bagi penulis
Bagi penulis diharapkan dapat mengembangkan pola pikir ilmiah dan
melaksanakan asuhan kebidanan asuhan kebidanan pada tumbuh
28
kembang bayi usia 3 bulan dan imnunisasi DPT-HB Hib 2 dan polio 3
melalui pendidikan serta mendapat pengalaman secara nyata di lapangan
agar dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan lebih
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. 2017. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak Edisi
2.Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.
Dewi, R.C., Oktiawati, A., dan Saputri, L.D. 2015. Teori dan Konsep Tumbuh
Kembang Bayi, Toddler, Anak, dan Usia Remaja. Yogyakarta :
NuhaMedika.
E. PELAKSANAAN
F. EVALUASI
G. REFERENSI
Hadianti Dian N, Mulyati E, Ratnaningsih E. 2014. Buku Ajar Imunisasi.
Edisi 1. Jakarta. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Hamidin AS. 2014. Buku lengkap imunisasi alami untuk anak. Yogyakarta
: Saufa.
LAMPIRAN
IMUNISASI
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu tindakan untuk memberikan perlindungan atau
kekebalan kepada tubuh anak dengan menyuntikan vaksin atau serum dari
suatu penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh (Hamidin, 2014).
B. Manfaat Imunisasi
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
2. Untuk menghilangkan penyakit tertentu didunia
3. Untuk melindungi dan mencegah penyakit menular yang bebahaya
4. Untuk menurunkan mortalitas serta cacat bawaan (Hamidin, 2014).
Adapun manfaat imunisasi bagi anak itu sendiri, keluarga dan negara
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderiaan yang
disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Manfaat bagi keluarga adalah untuk menghilangkan kecemasan dan
biaya pengobatan apabila anak saakit. Mendorong keluarga kecil
apabila si orang tua yakin bahwa anakanak menjalani masa kanak-
kanak dengan aman.
3. Manfaat untuk negara adalah untuk memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa indonesia diantara
segenap bangsa didunia(Hamidin, 2014).
C. Macam-Macam Imunisasi
Macam-Macam Imunisasi terbagi menjadi dua yaitu:
7. Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seorang karena
tubuh yang secara aktif membentuk zat antibodi, contonnya imunisasi
polio atau campak. Imunisasi aktif juga dapat dibagi menjadi 2 macam:
a. Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara
otomatis diperoleh sembuh dari suatu penyakit.
b. Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang didapat dari
vaksinasi yang diberikan untuk mendapat perlindungan dari suatu
penyakit.
8. Imunisasi pasif dapat dibagi dalam dua jenis :
a. Imunisasi pasif alamiah adalah antibodi yang didapat seorang
karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung
langsung ketika berada dalam kandungan.
b. Imunisasi pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah
mendapat suntikan zat penolakan. Misalnya : pemberian vaksin
ATS (Anti Tetanus Serum) (Hadianti, 2014).
Jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun
yaitu :
1. Imunisasi BCG
a. Pengertian
Imunisasi BCG (Bacilli Calmette Guerin) merupakan imunisasi
yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberculosis (TBC).
b. Pemberian Imunisasi BCG
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak
perlu diulang. Diberi saat bayi usia 0 – 11 bulan. Diberikan secara
intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas
ataupada paha.
c. Efek samping
Pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar gatah bening
diketiak atau leher bagian bawah , dan biasanya akan sembuh
sendiri.
d. Kontra indikasi
Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang menderita
TB atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat /
menahun.
2. Imunisasi DPT
a. Pengertian Imunisasi DPT
Imunisasi DPT (Difteria, Pertusis, tetanus) merupakan imunisasi
dengan memberikan vaksin yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya yang dapat merangsang
pembentukkan zat anti(toksoid).
b. Pemberian Imunisasi DPT
Pemberian imunisasi ini tiga kali dari bayi usia 2 -11 bulan, yaitu
pada usia 2 bulan , 4bulan dan 6 bulan. Diberikan melalui suntikan
intra muskuler (IM).
c. Efek samping
Gejala yang muncul seperti demam yang disertai rewel selama 1-2
hari, pembengkakan, agak nyeri atau pegal – pegal pada tempat
penyuntikan. Yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari ,atau
bila masih demam bias diberi obat penurun panas bayi.
d. Kontra Indikasi Imunisasi DTP tidak dapat diberi pada anak yang
mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan
atau bukan,anak yang demam dan bersifat alergi.
9. Imunisasi Polio
e. Pengertian Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliolielitis yang
merupakan penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan.
f. Pemberian Imunisasi Polio
Pemberian iminisasi ini empat kali pada bayi usia 0 – 11 bulan,bisa
diberi lebih dari jadwal yang telah ditentukan dan tidak akan
berdampak buruk. Pemberian imunisasi ini melalui oral/mulut. Dan
dapat mencekal penyakit polio hingga 90 % .
g. Efek Samping
Pada imunisasi ini hamper tidak ada efek samping, hanya sebagian
kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan dan sakit otot.
h. Kontra Indikasi
Imunisasi polio tidak diberikan pada anak yang menderita penyakit
gangguan kekebalan. Begitu juga anak dengan penyakit
HIV/AIDS, kanker, sedang menjalani pengobatan steroid dan
pengobatan radiasi umum.
10. Imunisasi Campak
a. Pengertian Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(morbili /measles).
b. Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi campak hanya satu kali pada bayi usia 9 – 11
bulan. Dan baiknya diberi pada usia 9 bulan dan dianjurkan
pemberiannya sesuai jadwal, selain antibody dari ibu sudah
menurun di usia bayi 9 bulan , penyakit campak umumnya
menyerang anak usia balita. Cara pemberian imunisasi ini melalui
subkutan.
c. Efek Samping
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi, hanya terjadi
demam ringan dan efek kemerahan pada pipi dibawah telinga pada
hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan, atau terdapat pula pembengkakan
pada daerah penyuntikan.
d. Kontra Indikasi
Imunisasi campak tidak diberikan pada anak dengan penyakit
infeksi akut yang disertai demam, penyakit gangguan kekebalan,
penyakit TBC, anak dengan kekurangan gizi berat dan anak dengan
penyakit keganasan.
11. Imunisasi Hepatitis B
a. Pengertian Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang digunakan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu
penyakit infeksi yang dapat merusak hati.
b. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B ini diberikan tiga kali pada bayi usia 1 – 11
bulan, dengan syarat kondisi bayi dalam keadaan stabil. Imunisasi
hepatitis B diberikan dengan cara intramuskuler (IM) dibagian
lengan atau paha bagian otot depan bayi. Penyuntikan dibokong
tidak dianjurkan karena bias mengurangi efektifitas vaksin. Tingkat
kekebalannya cukup tinggi,setelah tiga kali suntikan lebih dari 95
% bayi mengalami respon imunyang cukup.
c. Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan imunisasi ini hanya berupa nyeri
pada tempat penyuntikan , yang disusul demam ringan dan
pembengkakan . reaksi ini hilang dalam waktu dua hari.
d. Kontra Indikasi
Tidak dapat diberi pada anak yang menderita sakit berat (Hadianti,
2014).