Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah harapan setiap orang
tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,
mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat
berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang
dewasa atau orang tua. (Nia,2007)
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau
ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang
(cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya.
(International paediatrics association, 2009)
Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang
serius bagi negara maju maupun negara berkembang di dunia. Angka kejadian di
Amerika Serikat berkisar 12-16%, Argentina 22%, dan Hongkong 23%. Profil
kesehatan Indonesia tahun 2011 menunjukkan bahwa 13-18% mengalami
keterlambatan perkembangan (KemenKes, RI, 2014).
Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah bagaimana cara mendidik anak
yang dapat membantu tumbuh kembang anak secara lebih optimal, maka diperlukan
intervensi melalui orangtua dalam bentuk program Bina Keluarga Balita (BKB) atau
sejenisnya juga dengan mengeluarkan Undang-undang nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, pasal 4 yang bunyinya: “ Setiap anak berhak untuk
dapat hidup, tumbuh,

1
berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan (PNBAI, 2007)
Profesi keperawatan merupakan profesi yang modern, kompleks
dan beragam. Keperawatan yang modern merupakan seni dan ilmu yang
mencakup berbagai aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan
ilmu sosial, ilmu biologi, etika dan isu-isu yang ada. Dalam
perkembangannnya, perawat memiliki berbagai macam peran seperti pemberi
perawatan, perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan
pendidik. Banyaknyakeragaman dalam dunia keperawatan, telah memunculkan
berbagai macam teori keperawatan, yang salah satu tujuannya untuk mengantisipasi
perkembangan dan kemajuan dibidang keperawatan. Kemajuan dan perkembangan
dalam dunia keperawatan tentang ilmu keperawatan, model konseptual dan teori
mengacu pada kondisi perubahan global. Teori keperawatan menuntun perawat
untuk dapat melakukan prakteknya secara profesional. Teori keperawatan
mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chin &
Jacobs, 2010).
Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga
untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan
hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek
moral (etik) dan aspek hukum (legal). Sebagai bagian dai keluarga anak harus
dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi
kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan. Tujuan keperawatan
anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang
sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spritual dalam
kontek keluarga dan masyarakat (Hidayat, A. A, 2015).
Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan
mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan
kondisi masyarakat Indonesia. Model keperawatan Theory of Comfort by Kolcaba
merupakan salah satu Middle Range Theory keperawatan. Teori ini lebih sempit

2
daripada grand theory dan mengandung sejumlah konsep yang berhubungan dengan
aspek bebas dari dunia nyata serta proposisi terukur secara empiris.
Teori ini menekankan kesempurnaan praktik keperawatan melalui
kenyamanan hidup. Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan yang diinspirasi
dari pernyataan Nightingale yang menyatakan bahwa apa yang kita lihat atau
diamati akan hilang, tetapi apa yang dilihat ituharus dapat menyelamatkan
kehidupan dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan hidup (Mariner, 2007:
727). Keunikan teori ini adalah penekanan bahwa kecakapan dan karakter perawat
selalu dinilai dari kemampuannya untuk membuat pasiennya lebih nyaman dalam
hidupnya secara biopsiko spiritual dan finansial.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas tentang teori Comfort dan
bagaimana aplikasinya dalam dalam pelayanan dan asuhan keperawatan atau
asuhan keperawatan khususnya pada anak.

B. Tujuan Umum
Mengembangkan format pengkajian keperawatan anak berdasarkan model
konsep keperawatan Teori Comfort Katharine Kolcaba.

C. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi konsep tumbuh kembang anak
2. Mengidentifikasi konsep teori Comfort Katharine Kolcaba. dalam keperawatan
anak
3. Mengembangkan format pengkajian berdasarkan teori Comfort Katharine
Kolcaba.
4. Menganalisis dari aplikasi format pengkajian dan evaluasi

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mendapatkan ilmu dalam mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengaplikasikan langsung dalam praktik di lapangan

3
mengenai pengembangan format pengkajian keperawatan anak berdasarkan
model konsep keperawatan Teori Comfort Katharine Kolcaba.

2. Bagi Pemberi Layanan Keperawatan


Sebagai informasi dan bahan masukan mengenai pengembangkan format
pengkajian keperawatan anak berdasarkan model konsep keperawatan Teori
Comfort Katharine Kolcaba.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan


Dapat memberikan konstribusi perbaikan bagi pengembangan ilmu keperawatan
khusunya keperawatan anak.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Tumbuh Kembang


1. Definisi
Menurut KemenKes, RI (2014) definisi tumbuh kembang adalah :
a. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
b. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan
dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan-perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.

2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak


Menurut KemenKes, RI (2014) Proses tubuh kembang anak mempunyai
beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan, yaitu :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan

5
intenlegensia pada seorang anak akan meyertai pertumbuhan otak dan
serabut saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagi contoh, seorang anak tidak akan
bisa berjalan sebelum ia bisa sendiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri
jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa
kritis karena kan menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkolerasi dengan perkembangan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak
sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badanya serta bertambah
kepandaianya
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
ke arah kaudal atau anggota tubuh (pola sefakaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembangan ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak

6
terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kontak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling
berkaitan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


Menurut KemenKes, RI (2014) pada umumnya anak memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakann hasil interaksi
banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Faktor dalam (internal)
1) Ras atau etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
faktor herediter ras atau bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,
pendek, gemuk atau kurus
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
4) Jenis Kelamin
Faktor Reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan cepat.
5) Genetik anak .
Genetik (Heredokonstituional) adalah bawaan yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

b. Faktor luar (Eksternal)

7
1) Faktor Prenatal
1) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
2) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan elainan kongenital
seperti club foot.
3) Toksin atau zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, Thalidomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
4) Endokrin
Diabetes melitus dapat meyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
5) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dadapt mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas nggota gerak , kelainan kongenital mata, kelainan
jantung.
6) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH.
7) Kelaianan imunologi
Eritoblatosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antiibodi terhadap
sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern icterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
8) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.

8
9) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah atau kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
2) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkana kerusakan jaringan otak.
3) Faktor Pascapersalinan
a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
b) Penyakit kronis atau kelainan congenital
Tuberkulosis, anemia, kelaianan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan sering disebut Melieu adalah tempat anak tersebut
hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak
(provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya sinar
matahari, paparan inar radioaktif, zat kimia tertentu (pb, mercuri,
rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap
pertumbuhan anak.
d) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa
tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembanganya.
e) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pad penyakit hipertiroid akan
menyebabkan anak mengalami pertumbuhan.
f) Sosio-ekonomi

9
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
g) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu-anak sangat
memepengaruhi tumbuh kembang anak.
h) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi khususnya
dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi
anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan
anak.
i) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteriod janka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat
perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau.


Menurut KemenKes, RI (2014) aspek-aspek perkembangan yang dipantau
meliputi:
a. Gerakan Kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerakan halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasii
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memeberikan respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi mengikuti perintah dan sebagainya.

10
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu atau pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkunganya, dan sebagainya.

5. Teori Perkembangan
a) Perkembangan Kognitif (Pieget)
Tahap Sensor motor (umur 0-2 th): anak mempunyai kemampuan dalam
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar,
menyentuh dan aktivitas motorik.

Tahap Praoperasional (umur 2-7th): Anak belum mampu


mengoperasionalisasikan apa yang difikirkan melalui tindakan dalam fikiran
anak, seperti anak akan selalu memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun
isi sedikit. Pada masa ini anak bersifat transduktif dan animisme

Tahap konkret (7-11th): Pada usia ini, pemikiran meningkat atau bertambah
logis dan koheren, anak mampu mengklasifikasikan benda dan perintah dan
menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis berdasarkan apa yang
mereka terima dari lingkungannya

Tahap operasional (lebih dari 11 th): Kemampuan beradaptasi dengan


lingkungan dan kemampuan untuk fleksibel terhadap lingkungannya.
b) Perkembangan Psikoseksual Anak (Freud)
Tahap Oral (0-1th): selama masa bayi, sumber kesenangan anak terbesar
berpusat pada aktivitas oral seperti mengisap, menggigit, mengunyah, dan
mengucap.

Tahap Anal (1-3th): kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak, seperti
anak senang menahan feses, bahkan main-main dengan feses. Dengan demikian
toilet training adalah waktu yang tepat dilakukan pada periode ini.

Tahap oedipal/phalik(3-5th): selama fase ini, genitalia menjadi area yang


menarik dalam area tubuh yang sensitif. Anak mulai mempelajari adanya

11
perbedaan jenis kelamin dan laki-laki dengan mengetahui adanya perbedaan alat
kelamin

Tahap laten (5-12th): Selama fase ini anak menggunakan energi fisik dan
psikologis yang merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan
pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun sosialnya.

Tahap genital (12 th sampai 18 tahun): anak mulai masuk fase pubertas, yaitu
dengan adanya proses kematangan organ reproduksi dan produksi hormon seks
c) Perkembangan psikososial anak (Erikson)
Tahap percaya dan tidak percaya (0-1th): terbentuknya kepercayaan diperoleh
dari hubungannya dengan orang lain dan orang yang pertama berhubungan
adalah orang tuanya, terutama ibunya. Rasa tidak percaya muncul apabila
kebutuhan dasar tidak terpenuhi.

Tahap kemandirian, rasa malu, dan ragu (1-3th): Perkembangan otonomi


berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya.
Rasa malu dan ragu timbul apabila anak merasa dirinya tidak bisa melakukan
apa yang dikehendaki oleh orang dewasa.

Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6th): Perkembangan inisiatif diperoleh dengan


cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan indranya, anak mengembangkan
keinginan dengan cara eksplorasi terhadap apa yang ada disekelilingnya. Rasa
bersalah timbul apabila anak tidak mampu berprestasi sehingga merasa tidak
puas dengan perkembangan yang tidak tercapai

Tahap rajin dan rendah diri (6-12 th): anak akan belajar untuk bekerja sama dan
bersaing dengan anak lainnya melalui kegiatan yang dilakukan baik disekolah
maupun di luar sekolah atau dalam permainan yang dilakukannya bersama. Rasa
rendah diri timbul apabila anak terlalu mendapat tuntunan dari lingkungannya
dan anak tidak berhasil memenuhinya.

Tahap identitas dan kebingungan peran (adolescen): Anak remaja akan berusaha
menyesuaikan perannya sebagai anak, dan bergaya sebagai remaja yang dekat
dengan kelompoknya, bergaul dengan mengadopsi nilai kelompok dan

12
lingkungannya, untuk dapat mengambil keputusannya sendiri. Ketidakmampuan
menyelesaikan konflik akan menimbulkan kerancuan peran yang harus
dijalankan
d) Perkembangan psikomoral anak
Fase Preconventional: Anak belajar baik buruk benar salah melalui budaya
sebagai dasar dalam peletakkan nilai moral

Fase Conventional: Anak berorientasi pada mutualitas hubungan interpersonal


dengan kelompok

Fase Postconventional: Anak usia remaja telah mampu membuat pilihan


berdasarkan pada prinsip yang dimiliki dan diyakini

B. KONSEP TEORI COMFORT KATHERINE KOLCABA


1. Latar Belakang
Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember
1944, di Cleveland, Ohio. Beliau menikah dengan dua anak perempuan dan
delapan cucu. Beliau adalah pendiri program perawat lokal paroki Anggota
Asosiasi Perawat Amerika , saat ini, sebagai associate professor di University of
Akron College of Nursing. Telah mengembangkan Teori kenyamanan dan
Praktik : Sebuah visi untuk Perawatan dan Riset Kesehatan Holistik.
Riwayat Pendidikan :
1) Diploma keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada tahun
1965
2) Lulus M.S.N dari R.N di the Frances Payne Bolton School of Nursing, Case
Western Reserve University pada tahun 1987
3) Lulus dengan gelar PhD in nursing dan menerima sertifikat sebagai authority
clinical nursing specialist pada tahun 1997

13
4) Spesialis dalam bidang Gerontology, Perawatan Paliatif dan Intervensi Jangka
Panjang, Studi Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori Keperawatan,
Penelitian Keperawatan.
5) Sebagai kepala unit dementia  pengembangan teori keperawatan

Riwayat Penghargaan dan Pengakuan :


1) 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, Case
Western Reserve University Internal Grant
2) 1997 : Honour a Researcher Award
3) 1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory
4) Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellence in aging studies dari
Case Western Reserve University
5) 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award for American Society of
Perianesthesia Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for Perianesthesia
Nursing by Kolcaba and Wilson
6) Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest Nursing
Research Society, End of Life and Palliative Care Nursing
7) Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaan
dari Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter
8) 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaan dari
Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter

2. Pernyataan teoritis
1) Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari
pasien, desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk
mencari peningkatkan kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut
diinginkan dengan segera.
2) Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan
penerapan di dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.

14
3) Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara
penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan
atau cara hidup, integritas institusi juga sangat mendukung.

3. Format Logis
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain :
1) Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan
praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai
disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau
eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika
perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan diagram
prakteknya, yang mana tugas tersebut sangatlah mudah.

2) Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan
spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang
umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan teori
mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep lain untuk
menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan untuk
mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di
tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti
keringanan, ketentraman dan hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia
merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual umum yang sama dengan
kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.
3) Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji.

15
Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.
Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada pengumpulan
database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada pengeluaran untuk
jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan suatu
kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian
keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain
intervensi yang sama dan selaras dengan hasil yang diinginkan.

4. Konsep Mayor dan Definisi


Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta
definisinya, antara lain :
1) Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu
kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan
yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system
tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan
lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan verbal maupun
non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis,
membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial
dan intervensi.
2) Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang
kuat dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami
oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang
immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan
(relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam
empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan
lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:

16
a) Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki
pemenuhan kebutuhan yang spesifik
b) Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c) Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas
masalahnya.
Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal
berikut :
a) Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b) Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga
diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap
kebutuhan lebih tinggi.
c) Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d) Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan
sosial
3) Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh
penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual,
lingkungan, dan intervensi fisik
4) Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan,
mengacu pada teori comfort ini.
5) Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi
persepsi resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi
pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system, prognosis,
financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6) Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang
berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat

17
konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang
terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun, dll.)
7) Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari
organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada
sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan
umum, agensi home care, dll.

5. Penjelasan Model Konsep


Dalam perspektif pandangan Kolcaba Holistic comfort didefinisikan
sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melalui kebutuhan akan pengurangan relief, ease, and transcendence yang
dapat terpenuhi dalam empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikosipiritual, sosial dan lingkungan. Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan
oleh Kolcaba bahwa kenyamanan adalah suatu konsep yang mempunyai suatu
hubungan yang kuat dengan ilmu perawatan. Perawat Menyediakan kenyamanan
ke pasien dan keluarga-keluarga mereka melalui intervensi dengan orientasi
pengukuran kenyamanan. Tindakan penghiburan yang dilakukan oleh perawat
akan memperkuat pasien dan keluarga-keluarga mereka yang dapat dirasakan
seperti mereka berada di dalam rumah mereka sendiri. Kondisi keluarga dan
pasien diperkuat dengan tindakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
perawat dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood, 2010). Peningkatan
kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang merupakan bagian
penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi kenyamanan dikirimkan
secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka secara teoritis dihubungkan
dengan suatu kecenderungan ke arah kenyamanan yang ditingkatkan setiap saat,
dan dengan sendirinya klien akan mencapai kesehatan yang diinginkan dalam
mencari kesembuhan (HSBS).

6. Asumsi Mayor

18
Kolcaba menjabarkan definisinya sebagai berikut :
1) Keperawatan
Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan
kenyamanan digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali
digunakan untuk mengukur kenyamanan setelah dilakukan implementasi.
Pengkajian dan evaluasi dapat dinilai secara subjektif, seperti ketika perawat
menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif, misalnya observasi
terhadap penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan
perilaku. Penilaian juga dapat dilakukan melalui rangkaian penilaian skala
(VAS) atau daftar pertanyaan (kuesioner), yang mana keduanya telah
dikembangkan oleh Kolcaba.
2) Pasien
Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat yang
membutuhkan perawatan kesehatan.
3) Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat
dimanipulasi oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.
4) Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau
kelompok, dari pasien, keluarga, atau masyarakat.

7. Asumsi
1) Manusia mempunyai tanggapan/respon holistik terhadap stimulus yang
kompleks.
2) Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada
disiplin keperawatan.
3) Manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar kenyamanan
mereka.
4) Kenyamanan yang akan ditingkatkan pada pasien harus melibatkan health-
seeking behaviors (HSBs) pilihan mereka.

19
5) Pasien yang dianjurkan secara aktif untuk HSBs, merasa puas dengan
pelayanan kesehatan mereka.
6) Integritas kelembagaan berdasar pada sistem nilai yang berorientasi pada
penerima perawatan.

8. Penerimaan oleh Keperawatan


1. Praktek
Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para
siswa yang memilih teori ini untuk kerangka studi mereka, seperti di dalam
keperawatan kebidanan, katheterisasi jantung, perawatan kritis, pekerja rumah
sakit, ketidaksuburan / kemandulan, terapi radiasi, keperawatan bedah tulang,
keperawatan perioperatif, keperawatan lanjut usia, dan infeksi saluran kemih.
Area studi yang tak diterbitkan, tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website nya,
meliputi unit luka bakar, klinik keperawatan, perawatan rumah, nyeri kronis,
terapi pijatan, pediatrik, oncology, dan perioperative.
Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan
sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :
a. Teknis pengukuran kenyamanan, merupakan intervensi yang dibuat untuk
mempertahankan homeostasis dan mengontrol nyeri yang ada, seperti
memantau tanda-tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk pengobatan
nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu mempertahankan atau
mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk
menurunkan kecemasan, memberikan informasi, harapan, mendengarkan dan
membantu perencanaan pemulihan (recovery) dan integrasi secara realistis
atau dalam menghadapi kematian dengan cara yang sesuai dengan
budayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan
pasien dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort food untuk jiwa, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan
dalam sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan

20
psikologis meliputi pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan
kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik, mengenang, dan
lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak memiliki waktu untuk memberikan
comfort food untuk jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis), akan tetapi tipe
intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi
terhadap perawatan kenyamanan.
2. Pendidikan
Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana
keperawatan, teori kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap
pasien yang mendapatkan terapi radiasi yang dilaporkan oleh Cox pada tahun
1998. Teori ini sangat mudah untuk dipahami dan diterapkan pada mahasiswa
perawat yang menyajikan suatu metode efektif untuk menilai kebutuhan
kenyamanan holistik pada orang tua yang membutuhkan perawatan akut. Teori
ini tidak terbatas pada gerontologikal atau pendidikan praktik lanjutan.
3. Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya
mengukur kenyamanan sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan
bukti untuk mempengaruhi keputusan institusi, masyarakat, dan tingkatan
legislatif yang hanya sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan
efektivitas keperawatan yang holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran
kenyamanan di rumah sakit besar dan perawatan rumah datanya telah ditetapkan
untuk menambah literatur untuk tujuan riset. Penggunaan struktur taxonomi dari
kenyamanan (gambar) sebagai panduan yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum untuk mengukur
kenyamanan secara holistic dalam sampel rumah sakit dan partisipan komunitas.
Struktur taksonomi juga dibuat oleh Kolcaba dalam menggambarkan
pengalaman pasien dalam mencapai kenyamanan dengan bantuan empat konteks
dalam kenyamanan yang didapat oleh Kolcaba melalui studi literatur
keperawatan. Konteks yang mendukung kenyamanan tersebut antara lain:
physical, psychospiritual, sociocultural, dan environmental. Keempat konteks

21
tersebut kemudian digabungkan dengan tiga tipe kenyamanan menjadi suatu
struktur taksonomi yang akan menggambarkan upaya pencapaian kenyamanan
(Comfort) yang akan dilakukan oleh perawat kepada pasien. Tujuan dari
taksonomi ini adalah untuk menjadi kerangka acuan dalam menyediakan konten
kenyamanan pada seorang pasien oleh seorang perawat. Taksonomi ini juga
dapat digunakan untuk membuat desain instrumen lainnya di masa yang akan
datang seperti pengembangan quisioner untuk end-of-life (Kolcaba, Steiner, &
Mitzel, 2004).
Tipe dari Kenyamanan
Relief Ease Transcendence

Fisik
Psikospiritual
Lingkungan
Sosial

Tipe dari Kenyamanan


1. Relief : Keadaan seorang pasien yang menemukan kebutuhan spesifiknya
2. Ease : Keadaan tenang atau senang
3. Transcendence : Keadaan dimana satu kenaikan di atas satu masalah atau
nyeri

9. Konsep Teori “ Kenyamanan” Kolcaba

Dalam teori Kolcaba, alat ukur pencapaian kenyamanan melingkupi penerima,


pasien, siswa, tahanan, pekerja, dewasa lanjut, komunitas dan institusi:

1) Kebutuhan Perawatan Kesehatan


Kebutuhan perawatan kesehatan didefinisikan sebagai kebutuhan untuk
memperoleh kenyamanan dan dapat bangkit dari situasi stres yang tidak dapat
dicapai melalui sistem dukungan yang bersifat umum atau tradisional.
Kebutuhan disini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan

22
yang diperoleh melalui monitoring, laporan verbal, laporan non verbal,
kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologi, kebutuhan
pendidikan dan dukungan, serta kebutuhan konseling dan intervensi finansial
(Kolcaba, 2007).
2) Intervensi Rasa Nyaman
Intervensi untuk rasa nyaman adalah tindakan keperawatan dan ditunjukkan
untuk mencapai kebutuhan rasa nyaman pasien, kebutuhan tersebut terkait
dengan fisiologis, sosial, budaya, ekonomi, psikologis, spiritual, lingkungan, dan
juga intervensi fisik (Kolcaba, 2007)
3) Varibel yang mengintervensi
Didefinisikan sebagai interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persepsi
resipien tentang kenyamanan secara total dan penuh. Variabel ini terdiri atas
pengalaman masa lalu, umur, afektif, status emosional, latar belakang budaya,
sistem pendukung, prognosis penyakit, keuangan, dan pengalaman resipien
secara keseluruhan (Kolcaba, 2004). Variabel-variabel intervensi ini akan
memberikan dampak terhadap pencapaian target dalam melaksanakan intervensi
perawatan pada pasien.
4) Kenyamanan
Didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien berdasarkan
pengukuran kenyamanan, atau sebuah kondisi yang dirasakan oleh klien terhadap
intervensi kenyamanan yang diperoleh dari tenaga medis. Menurut Kolcaba
(2009) Ada tiga tipe kenyamanan (kelegaan, ketentraman dan transcendence)
serta empat konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan).
5) Perilaku Pencari Kesehatan (Health-seeking Behaviors/HSBs)
Suatu keadaan yang menggambarkan secara luas menjabarkan tujuan hasil yang
ingin dicapai dari sebuah kondisi sehat. Dihubungkan dengan pencari kesehatan
serta ditetapkan oleh resipien pada saat konsultasi dengan perawat. Perilaku
pencari kesehatan dapat dikategorikan secara internal, eksternal, atau meninggal
dengan penuh kedamaian.
6) Institusi yang Terintegrasi

23
Kolcaba menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan integritas institusi adalah
sebuah institusi yang memiliki integritas kelembagaan, misalnya kelompok,
komunitas, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, panti asuhan, yang memiliki
kualitas atau tempat yang lengkap, jumlah, suara, jujur, kasih, tulus, dan
sungguh-sungguh. Saat sebuah institusi menunjukkan hal tersebut maka akan
dapat menciptakan dasar praktik dan kebijakan yang sesuai (Kolcaba, 2005)
7) Praktik Keperawatan Terbaik
Penggunaan intervensi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti klinis yang
terukur secara empiris untuk mendapatkan hasil capaian terbaik pada pasien dan
keluarga pasien dalam kualitas pelayanan keperawatan untuk pasien dan keluarga
8) Kebijakan Terbaik
Kebijakan institusional atau regional akan mengawali sebuah prosedur/protokol
pelaksanaan pelayanan keperawatan dan kondisi medis untuk dengan mudah
mengakses dan mendeterminasi bahwa pelayanan kesehatan diketahui sebagai
suatu kebijakan yang terbaik.
C. Pengkajian
Perawat melakukan pengkajian secara umum, dan head to too, yang
mengacu pada analisa kenyamanan pasien klien, yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosio kultural.
Konteks di mana terjadinya kenyamanan :
1. Fisik : menyangkut sensasi dari tubuh
2. Psikospritual : menyangkut kesadaran diri internal, termasuk harga diri,
identitas, seksualitas dan kehidupan yang utama; yang menyangkut suatu
hubungan yang sangat dekat dan lebih tinggi
3. Lingkungan : menyangkut latar belakang eksternal, kondisi dan pengaruhnya
kepada manusia (temperatur suhu, bau, pencahayaan, warna, suara, dll)
4. Sosial kultural : menyangkut hubungan interpersonal, keluarga dan
sosial/masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan individu, serta tradisi
keluarga, kegiatan religius)

24
Diagnosa keperawatan
Penerapan penegakan diagnose keperawatan juga dapat diaplikasikan berdasarkan teori
comfort yaitu dengan pengelompokan diagnosa berdasarkan kenyamanan fisik,
psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan.Kolcaba menunjukkkan diagnosa
keperawatan dengan melihat aspek kenyamanan. Diagnosa keperawatan yang
berhubungan dengan masalah kenyamanan fisik pada pasien antara lain, nyeri akut,
deficit volume cairan baik aktual maupun risiko, ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, risiko infeksi dan risiko jatuh.
Menetapkan tujuan
Menetapkan tujuan adalah hasil asuhan keperawatan untuk klien. Tujuan umum
didefinisikan sebagai mempertahankan kenyamanan klien dan meminimalkan rasa
nyeri pada klien dengan berbagai tindakan seperti terapi musik, sentuhan dan terapi
bermain ataupun spiritual
Intervensi
Intervensi keperawatan adalah perencanaan tindakan yang ditujukan untuk
melakukan perubahan. Intervensi dan implementasi memperhatikan prinsip intervensi
pada teori comfort yaitu intervensi untuk kenyamanan standar (standar comfort), intervensi
untuk pembinaan (choaching), dan intervensi yang berhubungan dengan memberikan
kenyamanan jiwa (comfort food for the soul) (Kolcaba & Dimarco, 2005).
Evaluasi.
Evaluasi dilakukan sesuai dengan empat konteks kenyamanan dengan harapan lebih
mampu menggambarkan hasil akhir dari pencapaian kenyamanan holistik yang
meliputi aspek kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan.
Evaluasi kenyamanan holistic berdasarkan pengembangan istrumen Kolcaba sudah
ada, tetapi tidak semua dapat diaplikasikan mengingat perawat menekankan pada
masalah nyeri sehingga evaluasi yang digunakan dengan menggunakan skala nyeri
FLACC dan VAS.
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN
Petunjuk pengisian: beri tanda checklist pada hasil pemeriksaan

25
A. Biodata
1. Identitas Klien
a. Nama : ………………………………………………
b. Tempat tgl lahir/usia : ………………………………………………
c. Jenis kelamin : ………………………………………………
d. A g a m a : ………………………………………………
e. Pendidikan : ………………………………………………
f. Alamat : ………………………………………………
g. Tgl masuk : ...................................... (jam ......................)
h. Tgl pengkajian : ………………………………………………
i. Diagnosa medik : ………………………………………………
j. Rencana terapi : ………………………………………………
………………………………………………
2. Identitas Orang tua
a. Ayah
1) N a m a : ………………………………………………
2) U s i a : ………………………………………………
3) Pendidikan : ………………………………………………
4) Pekerjaan : ………………………………………...........
5) A g a m a : ………………………………………………
6) Alamat : ………………………………………………
b. Ibu
1) N a m a : ………………………………………………
2) U s i a : ………………………………………………
3) Pendidikan : ………………………………………………
4) Pekerjaan : ...........………………………………………
5) Agama : ………………………………………………
6) Alamat : ………………………………………………

26
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama :
……………………………………………………………………………..………
….
Riwayat Keluhan Utama :
……………………………………………………………………………………
……
……………………………………………………………………………………
……
……………………………………………………………………………………
……
Keluhan Pada Saat Pengkajian :
……………………………………………………………………………………
……
……………………………………………………………………………………
……
………………………………………………………………………………
2. Riwayat Kesehatan Lalu
 (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
a. Prenatal care
1) Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di
( ) pelayanan kesehatan ( ) non pelayanan
kesehatan
2) Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu
( ) ada, sebutkan..........
( ) tidak ada
3) Riwayat terkena radiasi : ( ) ada ( ) tidak ada
4) Riwayat berat badan selama hamil : ( ) tetap ( ) naik ( ) turun
5) Riwayat Imunisasi TT : ( ) ada ( ) tidak ada

27
6) Golongan darah ibu ………….. Golongan darah ayah
…………................
b. Natal
1) Tempat melahirkan : ( ) pelayanan kesehatan ( ) non pelayanan
kesehatan
1) Jenis persalinan : ( ) normal ( ) tindakan operasi/sc
2) Penolong persalinan : ( ) tim medis ( ) non medis
3) Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan :
c. Post natal
1) Kondisi bayi : nilai APGAR 7-10 APGAR 4-6 APGAR
0-3
2) Anak pada saat lahir mengalami kelainan : ( ) ya ( ) tidak

 Riwayat Kesehatan Lalu (Untuk semua Usia)


a. Pernah mengalami penyakit akut maupun kronis :
( ) ada, sebutkan
( ) tidak ada
b. Riwayat kecelakaan : ( ) ada ( ) tidak
ada
c. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya :( ) ada ( ) tidak
ada
d. Pernah dioperasi : ( ) ada ( ) tidak
ada
e. Riwayat alergi : ( ) ada ( ) tidak
ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram

28
Ket :
4. Tahap Tumbuh Kembang
Pertumbuhan Fisik
i. Berat badan : ………………kg

ii. Tinggi badan :……………. cm.

iii. Waktu tumbuh gigi …………………. gigi tanggal


………….........…………..… Jumlah gigi ...................... buah.

Perkembangan Tiap tahap

Usia anak saat Jenis kelamin

i. Berguling : …………… bulan

ii. Duduk : …………… bulan

iii. Merangkak : …………… bulan

iv. Berdiri : …………… tahun

v. Berjalan : …………… tahun

vi. Senyum kepada orang lain pertama kali : …………… tahun

vii. Bicara pertama kali : …………… tahun dengan menyebutkan :


.................……………

viii. Berpakaian tanpa bantuan : ……………

C. Pengkajian Fisik (Kolcaba)


1. Penampilan umum : ...................................................................................
a. BB : ...................................................................................
b. TB : ...................................................................................
2. Tanda – tanda Vital

29
a. Suhu : ...................................................................................
b. Nadi : ...................................................................................
c. Nafas : ...................................................................................
d. Tekanan Darah : ...................................................................................
3. Kulit : warna, turgor, capilary refill, tanda lahir, lesi, kemerahan, perlukaan, dll

4. Kepala
a. Lingkar Kepala : ...................................................................................
b. Rambut : warna, ketebalan, kasar/halus
c. Kulit kepala : ada benjolan/lesi, kebersihan, dll

5. Mata
a. Simetris ki/ka : ya /tidak g. Palpebra : oedema/tidak
b. Sekresi : ada/tidak h. Konjunctiva : anemis /tidak
c. Purulen : ada/tidak i. Sclera : ikterik/tidak
d. Strabismus : ................... j. Gerakan bola mata: ......................
e. Pupil : ukuran, bentuk, reaksi cahaya

6. Hidung
a. Kebersihan : ...................................................
b. Septum : Simetrris/tidak
c. Sekret : ada /tidak
d. Polip : ada /tidak
e. Conca nasalis : ...................................................

7. Mulut dan tenggorokan


a. Kebersihan : .............................h. Warna mulut/bibir: .................
b. Saliva : ..............................i. Lidah : ....................................
c. Palatum : ..............................j. Gigi : .......................................
d. Gusi : ..............................k. Lidah : ....................................
e. Faring : ...............................l. Tonsil: ....................................

30
8. Telinga
a. Bentuk/posisi : simetris / tidak
b. Kebersihan, ketajaman pendengaran, membran tympani
c. Sekresi/cairan : ada/tidak (jika ada, jelaskan : .....................................)

9. Leher
a. Kelenjer tyroid dan KGB : membesar / tidak
b. JVP : 5-2 cmH2O

10. Thorak
a. Inspeksi
Bentuk dada: simetris/tidak, retraksi, jenis pernafasan, kecepatan, kedalaman,
dan irama

Warna kulit : sama atau beda dengan warna kulit area lain

Pembengkakan : ada/tidak

Mammae : simetris, benjolan, sekresi, dll

b. Palpasi : ada massa/tidak, ada pembengkakan/tidak


c. Perkusi : Paru : pekak / sonor
d. Auskultasi
Jantung: BJ I dan BJ II, frekuensi, irama

Paru : suara nafas (vesikuler/ronchi/stridor), irama, frekuensi

11. Abdomen
a. Inspeksi : bentuk, simetris, pembesaran, warna kulit
b. Palpasi ada massa atau tidak
Gaster: nyeri tekan/tdk, pankreas: teraba/tdk, appendiks: nyeri tekan
lepas/tidak

31
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : BU (N = 3-15 x/i)

12. Genitalia
Perempuan :

a. Pasien di suruh berbaring terlentang seperti posisi katak, pisahkan labia


mayora dengan garis tengahnya dengan ibu jari dari masing-masing tangan,
tarik ke arah lateal dan posterior.
b. Pemeriksaan ini untuk melihat perbesaran klitoris dan fungsi posterior dari
labia mayora adalah tanda-tanda genitalia ambigiosa unuk menentukan jenis
kelamin.
c. Perhatikan himen, ketebalan, struktur, vaskular dengan orivisum sentralis
yang menutupi ostium vagina
Pemeriksaan ini untuk melihat fungsi dari labia minora kadang-kadang akan
terlihat pada anak perempuan dibawah usia 4 ( empat ) tahun.

d. Riwayat menstruasi.
Laki-laki :

a. Hernia : Mintalah anak untuk mngangkat kaki kursi


b. Testis : Anak disuruh duduk dengan posisi silang dan palpasi kanalis
inguinalis dan skrotumnya.

13. Ekstremitas
a. Atas : Kekuatan menggenggam, mendorong, ketepatan mengambil
benda (motorik kasar & halus), kekuatan otot bisep&trisep, jumlah jari, dll
b. Bawah : Amati bila berdiri tegak dengan kaki rapat, berjalan dan berlari,
bangun dari posisi berbaring, telentang, reflek patela, deformitas kaki
(tungkai bengkok, lutut beradu, skoalisis), pincang dan abnormalitas, alat
bantu, dll.

32
14. Fungsi neurologis
Saraf – saraf cranial

a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : ...........................................................................

b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : ...........................................................................

c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)

- Konstriksi pupil : ...........................................................................

- Gerakan kelopak mata : ...........................................................................

- Pergerakan bola mata : ...........................................................................

- Pergerakan mata ke bawah & dalam : ...........................................................................

d. Nervus V (Trigeminus)

- Sensibilitas / sensori : ...........................................................................

- Refleks dagu : ...........................................................................

- Refleks cornea : ...........................................................................

e. Nervus VII (Facialis)

- Gerakan mimik : ...........................................................................

- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : ...........................................................................

f. Nervus VIII (Acusticus)

Fungsi pendengaran : ...........................................................................

g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)

- Refleks menelan : ...........................................................................

- Refleks muntah : ...........................................................................

33
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :

- Suara :

k. Nervus XI (Assesorius)

- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan :

- Mengangkat bahu : ...........................................................................

l. Nervus XII (Hypoglossus)

- Deviasi lidah : ...........................................................................

Tanda – tanda perangsangan selaput otak

a. Kaku kuduk : ...........................................................................

b. Kernig Sign : ...........................................................................

c. Refleks Brudzinski : ...........................................................................

d. Refleks Lasegu : ...........................................................................

15. Fungsi endokrin

Inspeksi

Kelenjar thyroid : Membesar / tidak

Palpasi

a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak

b. Kaku kuduk / tidak : .................................................................................................

c. Kelenjar limfe : Membesar atau tidak

15. Aktivitas Sehari-hari

34
Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit

Makan/minum

1. Jenis
2. Frekuensi
3. Porsi
4. Jumlah
5. Riwayat Alergi
Eliminasi (BAB)

1. Konsistensi
2. Frekuensi
3. Warna & bau
4. Jumlah
5. Keluhan
Eliminasi (BAK)

1. Frekuensi
2. Warna & bau
3. Jumlah
4. Keluhan
Tidur (malam & siang)

1. Waktu
2. Lama
3. Kebiasaan menjelang
tidur
4. Keluhan
Bermain

1. Jenis permainan
2. Lama bermain
3. Teman bermain
(sendiri / kelompok)

16. Respon Nyeri


a. Menggunakan skala comfort daisies

35
b. Menggunakan Skala VAS

c. Menggunakan Skala FLACC

36
D. Pengkajian Psikospiritual
1. Agama : ...........................................................
a. Kegiatan Ibadah :....................................................
b. Keyakinan Terhadap Tuhan :....................................
2. Integritas modes adaptif – fisiologis
a. Patologi Penyakit....................................................
b. Konsep Diri.............................................................
c. Fungsi Peran............................................................
d. Interdependensi.......................................................
3. Efektivitas kognator
a. Status mental : sadar/afasia reseptif/mengingat cerita
buruk/teorientasi/kelam pikir/ kombatif/tak responsif.
b. Bicara : Normal/tak jelas/gagap/afasia
ekspresif

37
c. Kemampuan memahami : Ya/tidak
d. Tingkat ansietas menghadapi penyakit: Ringan/sedang/berat/panik
e. Keterampilan Interaksi : Tepat/lain-lain

E. Pengkajian Lingkungan
a. Kondisi lingkungan :
b. Perubahan lingkungan internal atau eksternal :
c. Pengelolaan pengobatan :
d. Penggunaan obat/alkohol/tembakau. :

F. Pengkajian Sosio Kultural


a. Hubungan dengan keluarga :
b. Keuangan :
c. Kebudayaan/tradisi :
d. Bahasa yang digunakan sehari-hari :
e. Riwayat sosial

① Yang mengasuh :
② Hubungan dengan anggota keluarga :
③ Hubungan dengan teman sebaya :
④ Pembawaan/sifat secara umum :
⑤ Lingkungan rumah :

Adapun Pengkajian Struktur Taxonomi Kolcaba:


Contoh Kasus: (Di dalam buku Kolcaba, Fisher. 2009. A holistic perspective on
comfort care as an advance directive. Critical care nursing quarterly).
An Eva (12th) dengan Skoliosis atau kondisi melengkungnya tulang belakang ke
samping secara tidak normal yang disebabkan oleh gangguan persyarafan dan otot.
Telah menjalani pembedahan Spinal fusion dan saat ini dirawat di PICU,” klien
mengatakan cemas dan takut, klien sulit untuk merubah posisi, merasa dingin, dan
kesepian karna keluarga dibatasi masuk, dank lien sering menanyakan apakah

38
keadaan saya bisa pulih kembali”. Perawat melakukan pengkajian comfort dengan
taksonomi structure untuk mengukur kenyamanan klien tersebut.
Name : Diagnosa :
No MR : Code dr :
Konteks
Relief Ease Transcendence
Nyaman

-Mual Klien berfikir,


Kesulitan untuk “saya bisa
-Badan lemah
Fisik mengubah posisi mengatasi dan
-Keterbatasan gerak dan nyeri mentolerir rasa
nyeri ini”

Butuh dukungan
-Cemas
spiritual dan
Ketidakpastian
-Stress emosional serta
tentang
kepastian dari tim
Psikospiritual keberhasilan
-Gangguan konsep medis
diri setelah operasi
pembedahan

-Ruangan PICU Pasien mengatakan


ribut dengan bunyi membutuhkan
monitor
ketenangan dan
-Kurangnya privasi
waktu untuk
Lingkungan -Ruangan PICU
berkomunikasi
sangat dingin
dengan keluarga
serta perawatan
-Cahaya amat
dengan privacy
terang
Butuh dukungan
-Hambatan bahasa
Ketidakhadiran keluarga/ teman
-Keluarga tidak
Sosiokultural keluarga karena
bisa menemani
dibatasi masuk Butuh informasi
setiap saat
dan konsultasi

Untuk mengevaluasi kenyamanan pasien, Kolcaba menggunakan kuesioner


kenyamanan, seperti contoh di bawah ini :

39
Code #____________________

GENERAL COMFORT QUESTIONNAIRE


Below is an example:
Strongly
Strongly
I am glad I can fill out this questionnaire about my comfort……. Agree
Disagree
4 3 2 1

1. My body is relaxed right now 4 3 2 1

2. I feel useful because I’m working hard 4 3 2 1

3. I have enough privacy 4 3 2 1

4. There are those I can depend on when I need help 4 3 2 1

5. I don’t want to exercise 4 3 2 1

6. My condition gets me down 4 3 2 1

7. I feel confident 4 3 2 1

8. I feel dependent on others 4 3 2 1

9. I feel my life is worthwhile right now 4 3 2 1

10. I am inspired by knowing that I am loved 4 3 2 1


11. These surroundings are pleasant 4 3 2 1

12. The sounds keep me from resting 4 3 2 1

13. No one understands me 4 3 2 1

14. My pain is difficult to endure 4 3 2 1

40
15. I am inspired to do my best 4 3 2 1

16. I am unhappy when I am alone 4 3 2 1

17. My faith helps me to not be afraid 4 3 2 1

18. I do not like it here 4 3 2 1

19. I am constipated right now 4 3 2 1

20. I do not feel healthy right now 4 3 2 1

21. This room makes me feel scared 4 3 2 1

22. I am afraid of what is next 4 3 2 1

Strongly
Strongly
Agree
Disagree
4 3 2 1

23. I have a favorite person(s) who makes me feel cared for 4 3 2 1

24. I have experienced changes which make me feel uneasy 4 3 2 1

25. I am hungry 4 3 2 1

26. I would like to see my doctor more often 4 3 2 1

27. The temperature in this room is fine 4 3 2 1

28. I am very tired 4 3 2 1

29. I can rise above my pain 4 3 2 1

30. The mood around here uplifts me 4 3 2 1

41
31. I am content 4 3 2 1

32. This chair (bed) makes me hurt 4 3 2 1

33. This view inspires me 4 3 2 1

34. My personal belongings are not here 4 3 2 1

35. I feel out of place here 4 3 2 1

36. I feel good enough to walk 4 3 2 1

37. My friends remember me with their cards and phone calls 4 3 2 1

38. My beliefs give me peace of mind 4 3 2 1

39. I need to be better informed about my health 4 3 2 1

40. I feel out of control 4 3 2 1

41. I feel crummy because I am not dressed 4 3 2 1

42. This room smells terrible 4 3 2 1

43. I am alone but not lonely 4 3 2 1

44. I feel peaceful 4 3 2 1

45. I am depressed 4 3 2 1

46. I have found meaning in my life 4 3 2 1

47. It is easy to get around here 4 3 2 1

48. I need to feel good again 4 3 2 1

42
BAB IV

ANALISIS PENGEMBANGAN FORMAT PENGKAJIAN ANAK DENGAN

MENGGUNAKAN TEORI KOLCABA

A. KASUS

An. M umur 15 tahun, jenis kelamin perempuan, beragama Islam, masuk rumah

sakit dengan diagnosa medis ITP. Keluhan utama saat masuk rumah sakit adalah

badan lemah tidak bisa beraktivitas dan badan membiru. Klien mengeluh badan

sangat lemah, pusing dan terkadang sesak nafas, terlihat memar di bagian kaki. Klien

merupakan klien langganan di rumah sakit tersebut. Klien terlihat sangat depresi dan

takut dengan penyakit yang dihadapinya, klien sering libur sekolah karena nyeri di

bagian kepala dan sendinya, dan tidak bisa beraktivitas normal seperti teman sebaya

lainnya Dalam keluarga tidak ditemukan riwayat penyakit alergi atau penyakit lain

dengan gejala yang sama dengan klien. Dan anak sehat pada anak balita umur 2.5th

(An. F)

B. ANALISA

Format pengkajian yang telah dikembangkan berdasarkan teori comfort dari

Kolcaba setelah diaplikasikan pada 2 orang anak dengan kondisi atau tahapan

perkembangan berbeda menunjukkan beberapa kelebihan. Format ini sederhana, mudah

dipahami dan mudah untuk diaplikasikan dalam praktek keperawatan anak terutama

pada waktu pengkajian. Fokus format pengkajian ini melihat dan memandang kesehatan

43
melalui kenyamanan yang meliputi kenyaman pada pengkajian fisik, psikospiritual,

lingkungan dan juga sosio cultural. Format ini sangat penting untuk dikembangkan

dalam format pengkajian kebutuhan dasar manusia yang merupakan fokus asuhan

keperawatan.

Format pengkajian ini sangat menekankan pada kenyamanan anak yang menjadi

prioritas bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan, dan juga dapat digunakan

pada seluruh jenis umur, neonatus, anak usia anak sekolah, remaja yang merasakan

depresi dan kecemasan serta pada pasien terminal karena yang dilihat dari format ini

adalah berfokus pada kenyamanan pasien. Akan tetapi, format ini tetap mempunyai

beberapa keterbatasan karena Teori Kolcaba tidak dapat utuh berdiri sendiri tanpa

dampingan dari pengkajian teori-teori yang lain, format pengkajian Kolcaba masih

sangat kurang dalam menggali informasi keadaan umum penyakit pasien. Format ini

hanya bisa digunakan pada anak yang sakit dengan hospitalisasi (rawat inap) atau tidak

dengan hospitalisasi (rawat jalan), dengan syarat ketersediaan peralatan perawat

mencukupi dan hasil laboratorium terdokumentasikan dengan baik oleh penanggung

jawab anak. Waktu pengkajian yang telah dilakukan lebih kurang sekitar 30 menit

karena untuk mengkaji kecemasan dan gangguan nyeri tidak butuh waktu terlalu lama,

untuk pengkajian nyeri dibedakan menurut jenis umur anak, seperti FLACC untuk

neonantus dan VAS untuk anak yang sudah komunikatif dan ditunjang dengan

penggunan kuesioner “Comfort Desease”. Pengkajian akan lebih tampak jelas hasilnya

pada anak dengan kondisi sadar dan tidak dalam keadaan mengantuk.

Adapun kekurangan dalam format pengkajian ini jika berdasarkan teori Kolcaba

hanya berdasarkan teori kenyamanan. Namun format pengkajian ini tidak mengkaji fisik

44
dengan baik dan format ini masih membutuhkan uji coba pada pasien-pasien bayi dan

anak yang dalam keadaan tidak sadar dan butuh dampingan dari format pengkajian teori

lainnya..

Kendala yang penulis temukan dalam mengaplikasikan format ini yaitu

Ketersediaan yang kurang lengkap akan mengurangi kemampuan format ini untuk

melakukan pengkajian pada anak, kemampuan komunikasi dan kesadaran anak pada

masa hospitalisasi sangat menentukan hasil pengkajian terutama untuk pengkajian fisik

dan lingkungan. Pada tahap pengkajian ini, seharusnya akan terlihat ketidaknyamanan

anak, namun keterbatasan dalam komunikasi dan sikap anak yang mudah bosan akan

membuat hasil pengkajian kurang maksimal. Kesulitan terutama dialami perawat ketika

harus mengukur : tekanan darah anak, reaksi pupil dan fungsi sensoris (reaksi terhadap

nyeri). Biasanya pada kondisi ini perawat mengukur dengan bantuan skala nyeri.

Dalam teori Kolcaba yang hanya berfokus pada kenyamanan, oleh karena itu

intervensi keperawatan dibatasi untuk mengatasi ketidaknyamanan dan kecemasan yang

diperlihatkan individu. Sehingga, intervensi keperawatan berdasarkan teori Kolcaba

hanya berfokus pada kriteria hasil asuhan perawatan dan tidak melalui area promosi

kesehatan dan prinsip-prinsip pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen

penting dalam praktek keperawatan. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus

pada individu dalam keadaan sakit dan pada pasien ketergantungan. Sehingga format ini

kurang bisa diaplikasikan pada anak tanpa gangguan kesehatan. Menurut Kolcaba, teori

comfort ini dapat diaplikasikan pada unit perawatan kritis, akut, neonatus, bayi, toddler,

ibu hamil tua, dan unit perawatan lansia, dan perawatan masa terminal ajal (end of life).

45
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Katherine Kolcaba tahun 2014 yang

menyatakan bahwa anak dalam masa hospitalisasi membutuhkan kenyamanan yang

tinggi dalam melewati proses penyakitnya, kehadiran keluarga merupakan aspek penting

dalam menurunkan kecemasan dan ketidaknyamanan anak saat menjalani rangkaian

perawatan dan pengobatan.

46
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori comfort menurut Kolcaba memberikan gambaran pemberian asuhan
keperawatan dengan menggunakan prinsip kenyamanan pada fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosio kultural. Format pengkajian yang telah
dikembangkan, bermanfaat untuk melakukan pengkajian pada anak. Format ini
mudah untuk dikembangkan, diaplikasikan dan mudah dipahami. Namun tetap
saja, format ini mempunyai keterbatasan diantaranya masih kekurangan dalam
melakukan pengkajian fisik dan keadaaan umum lainnya karena focus utamanya
hanaya pada kenyamanan, dan harus didampingi oleh format pengkajian dari
teori lainnya.

B. Saran
1. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut mengenai format ini yang
dibedakan berdasarkan usia, karena format yang disusun belum
mengakomodir semua aspek dari tahapan tumbuh kembang pada anak
2. Perlu adanya dampingan dari teori lain seperti teori Abdella dan Roy untuk
lebih melengkapi pengkajian keadaan umum pasien yang dapat menyebabkan
terganggunya kenyamanan pasien.

47
48
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai