Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK


TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

Dosen Penagnggujawab Mata Ajar :


Bara Miradwiyana, SKp, MKM.

Disusun Oleh Kelompok 7:

Ahmad Rangga Hidayatullah P17120120006


Fikri Maulaanaa Hakiim P17120120015
Khansa Qonitah P17120120022
Najmi Afifah P17120120028
Riska Wulandare P17120120034

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN & PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
JAKARTA
2022
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh
bagian tubuh. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk
proses aktif secara berkesinambungan. (Hidayati, 2017)
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang
melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran. Pertumbuhan
dan perkembangan tingkah laku anak-anak tidak sederhana saja, tetapi mempunyai seluk
beluk sangat komplek dan waktu berlangsung nya panjang yaitu dari embrio sampai
dewasa maka perlu pembagian waktu tahap-tahap perkembangannya, perlu periodisasi
perkembangan anak. (Hidayati, 2017)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Faktor Herediter
b. Lingkungan masyarakat
c. Nutrisi
d. Imunisasi
e. Urutan anak dalam keluarga
f. Status sosial ekonomi
g. Pola asuh. (Nurkholidah, 2020)

3. Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak


a. Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )
1) Masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi
diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh.
2) Masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari
2 periode yaitu :
 Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan
intrauterin, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia
sempurna dan alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi.
 Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan
adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi transferimunoglobin
G(IgG) dari ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esesnsial seri
omega 3(Docosa Hexanicc Acid) omega 6(Arachidonic Acid) pada otak
dari retina. (Nurkholidah, 2020)
b. Masa bayi : usia 0 – 1 tahun
1) Masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi orgaan-oragan tubuh lainnya.
2) Masa pasca neonatal , proses yang pesat dan proses pematangan berlangsung
secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari – 1 tahun).
(Nurkholidah, 2020)
c. Masa prasekolah
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan
dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan
proses berpikir. (Nurkholidah, 2020)
d. Masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah,
keterampilan, dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok
dengan jenis kelamin yang sama ( usia 6 – 18/20 tahun).
1) Masa pra remaja: usia 6-10 tahun
2) Masa remaja :
 Masa remaja dini (Wanita: usia 8-13 tahun dan Pria: usia 10-15 tahun)
 Masa remaja lanjut (Wanita: usia 13 –18 tahun dan Pria: usia 15-20 tahun).
(Nurkholidah, 2020)
4. Tugas perkembangan anak
a. Tugas perkembangan masa bayi dan anak prasekolah
 Belajar memakan makanan padat
 Belajar berjalan
 Belajar berbicara
 Belajar menegndalikan pembuangan kotoran tubuh
 Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
 Mencapai kestabilan fisik
 Belajar mengenal konsep – konsep sederhana tentang kenyataan alam dan social
 Belajar membedakan baik buruk , benar- salah , atau mengembangkan kata hati.
(Hidayati, 2017)

b. Tugas perkembangan anak usia sekolah


 Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
 Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis
 Belajar bergaul dengan teman sebaya
 Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin
 Belajar keterampilan dasar membaca . menulis , dan menghitung
 Belajar mengembangkan konsep sehari – hari
 Mengembangkan kata hati
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
 Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial. (Hidayati, 2017)

c. Tugas perkembangan remaja


 mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
 mencapai kematangan berperilaku etis
 mencapai kematngan emosi
 mencapai kematangan intelektual
 memiliki kesadaran tanggung jawab social
 mencapai kematangan perkembangan pribadi
 mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
 memiliki kemandirian perilaku ekonomis
 mencapai kematngan dalam pilihan karir
 mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga.
(Hidayati, 2017)

d. Tugas Perkembangan Dewasa Awal


 memilih pasangan hidup
 belajar hidup dengan pasangan nikah
 memulai hidup berkeluarga
 memelihara anak
 menggelolah rumah tangga
 mulai bekerja
 bertanggung jawab sebgani warna Negara
 menemukan kelompok social yang serasi. (Hidayati, 2017)

e. Tugas perkembangan dewasa pertengahan


 mencapai tanggung jawab social sebagai warga Negara
 membantu remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
 mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang
 menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
 menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan fisologis
 mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
dan
 menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua. (Hidayati, 2017)

f. Tugas Perkembangan Dewasa Akhir (masa tua )


 menyusaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
 menyesuaikan diri dengan masa pension dan menurunya pengahsilan keluarga
 menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
 membentuk hubungan dengan orang – orang seusia
 membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
 menyesuaikan diri dengan peran social secara luwes. (Hidayati, 2017)

5. Penilaian pertumbuhan fisik


a. Ukuran antropometrik
Pertumbuhan fisik anak pada umumnya dinilai dengan menggunakan ukuran
antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:
 Tergantung umur yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB)
terhadap umur, lingkaran kepala (LK) terhadap umur dan lingkaran lengan atas
(LLA) terhadap umur. Untuk dapat memberikan pemaknaan secara klinis pada
parameter tersebut diperlukan keterangan yang akurat mengenai tanggal lahir
anak. Kesulitannya adalah di daerah-daerah tertentu, penetapan umur anak
kurang tepat karena orang tua tidak ingat bahkan tidak ada catatan mengenai
tanggal lahirnya.
 Tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB),
lingkaran lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK). (Pertiwi, 2018)

Hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu misalnya
NCHS dari Harvard atau standar baku nasional (Indonesia) seperti yang terekam pada Kartu
Menuju Sehat (KMS). Dengan melihat perbandingan hasil penilaian dengan standar baku
tersebut maka dapat diketahui status gizi anak. Nilai perbandingan ini dapat digunakan untuk
menilai pertumbuhan fisik anak karena menunjukkan posisi anak tersebut pada persentil (%)
keberapa untuk suatu ukuran antropometrik pertumbuhannya, sehingga dapat disimpulkan
apakah anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang atau lebih. Selain itu juga dapat
diamati trend (pergeseran) pertumbuhan anak dari waktu ke waktu. (Pertiwi, 2018)
6. Penilaian perkembangan
Penilaian perkembangan anak merupakan suatu proses yang sistematis, berkala
serta berkesinambungan untuk mengumpulkan data, melakukan analisis, melakukan
pendokumentasian serta mengambil keputusan dan membuat laporan
mengenai perkembangan anak. (Ena et al., 2018)
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).
Adalah salah satu dari metode skrining perkembangan, yang bertujuan mendeteksi
kelainan perkembangan sedini mungkin pada anak sehat / asimptomatik, 0 bulan – 6
tahun. Berlangsung rutin dan periodik pada saat pemeriksaan kesehatan bayi sehat,
memonitor perkembangan terutama pada anak yang mempunyai risiko tinggi. (Ena et al.,
2018)
Tes ini bukan tes diagnostik sehingga tidak dapat menyimpulkan adanya
abnormalitas, hanya suspect / diduga untuk dirujuk / diperiksa untuk penegakan diagnosis
dan tes ini juga bukan tes IQ karena tidak dapat memprediksi IQ dikemudian hari. Juga
tidak untuk menilai gangguan belajar, perilaku,
emosionaldantidaksebagaipenggantipemeriksaanfisik, neurologiatau pun tes diagnosis
lainnyaWaktu yang dibutuhkan 15-20 menit. (Ena et al., 2018)

a. Aspek Perkembangan yang Dinilai


a. Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
b. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas.
c. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai, yaitu :

1) Personal Social (Perilaku Sosial)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus / Non Verbal)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, koordinasi antara mata dengan tangan, manipulasi benda-benda
kecil, pemecahan masalah dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.

3) Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, memahami,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4) Gross motor (Gerakan Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan, sikap tubuh dan keseimbangan.
(Ena et al., 2018)

b. Alat yang Digunakan


a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/ manik-manik, peralatan makan,
peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas,
pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia
kronologis anak saat diperiksa).
b. Formulir
Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK):

A. Identitas Anak
1. Nama : …………………………….Laki-laki/Perempuan
2. Nama Ayah/Ibu : …………………….........
3. Alamat : …………….................
4. Tanggal Pemeriksaan : …./……………../………
5. Tanggal Lahir : …………/……………/…………..
6. Umur Anak : ……………………………….Bulan
B. Anamnesis
1. Keluhan utama : …………………………………………………………
2. Apakah anak punya masalah tumbuh kembang : ………………….
C. Pemeriksaan Rutin Sesuai Jadwal/Jika Ada Keluhan
1. BB : …........Kg; PB/TB: ……..cm.
BB/TB :
a. Gizi baik
b. Gizi kurang
c. Gizi buruk
d. Gizi lebih
e. Rujuk : ya/tidak

2. LKA: ………..cm. LKA/U: …….:


a. Normal
b. Mikrosefal
c. Makrosefal
d. Rujuk : ya/tidak
3. Perkembangan Anak :
a. Sesuai
b. Meragukan :
1) G.Kasar
2) G. Halus
3) Bahasa
4) Sos-kemandirian
5) Rujuk :ya/tidak
c. Penyimpangan :
1) G.Kasar
2) G.Halus
3) Bahasa
4) Sos-kemandirian
5) Rujuk : ya/tidak
4. Daya Lihat :
a. Normal
b. Curiga ada gangguan
c. Rujuk : ya/tidak
5. Daya Dengar :
a. Normal
b. Curiga ada gangguan
c. Rujuk : ya/tidak
6. Mental emosional :
a. Normal
b. Curiga ada gangguan
c. Rujuk : ya/tidak
D. Pemeriksaan Atas Indikasi/Jika Ada Keluhan
1. Autis :
a. Risiko tinggi
b. Risiko rendah
c. Gangguan lain
d. Batas normal
e. Rujuk : ya/tidak
2. GPPH :
a. Kemungkinan GPPH
b. Bukan GPPH
c. Rujuk : ya/tidak
E. Kesimpulan : .....................................................................
F. Tindakan Intervensi
1. Konseling Stimulasi bagi ibu :
a. Diberikan
b. Tidak diberikan
2. Intervensi stimulasi perkembangan :
a. G.Kasar
b. G.Halus
c. Bahasa
d. Sos-mandiri
e. Tgl evaluasi intervensi :……………………………………....
3. Tindakan pengobatan lain : ....…………………………………...
4. Dirujuk ke : .............................………………….
a. Ada surat rujukan
b. Tidak ada surat rujukan
c. Cara pemeriksaan Denver II
a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa.
Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
b. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
c. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DENVER II.
d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang
F.
e. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal,
Meragukan dan Tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. (Ena et al., 2018)

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable :

 Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.


 Bila skrining ulang ini bersifat suspect atau untestable, gunakan penilaian klinis
berdasarkan hal berikut; angka kewaspadaan dan kelambatan; laju perkembangan di
masa lalu; pemeriksaan dan riwayat klinis; ketersediaan sumber rujukan. (Ena et al.,
2018)

7. Gangguan tumbuh kembang anak


Gangguan tumbuh kembang adalah kegagalan untuk tumbuh dan berkembang
dimana sebenarnya anak tersebut lahir dengan cukup bulan, akan tetapi dalam
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya mengalami kegagalam dalam pertumbuhan
fisik dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan social atau motorik. (Hidayati, 2017)
Berikut macam-macam gangguan tumbuh kembang anak yang melansir dari
berbagai sumber:
a. Gangguan bicara dan bahasa.
b. Gangguan cerebral palsy.
c. Down Syndrom.
d. Perawakan pendek (short stature).
e. Gangguan autisme.
f. Gangguan intelektual.
g. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). (Hidayati, 2017)
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan suatu kegiatan guna untuk mengumpulkan data secara
sistematis dengan tujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini
dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien saat ini dan waktu
sebelumnya menyeleksi terapi keperawatan yang cocok, dan mengevaluasi respons klien
terhadap terapi.
Pengkajian juga berupa proses pengumpulan, pengaturan, validasi dan
dokumentasi data. Pengkajian juga berupa proses yang dilakukan pada semua fase dalam
proses keperawatan. Pengumpulan data merupakan proses mengumpulkan informasi
tetang status kesehatan dari klien. Proses ini harus sistematis dan kontinu guna mencegah
kehilangan data yang signifikan dan menggambarkan status kesehatan klien. Adapun
metode pengumpulan data yang dapat dilakukan diantaranya:
a. Observasi
b. Wawancara (keluhan utama riwayat kesehatan saat ini dan dahulu, riwayat keluarga,
riwayat pekerjaan dan kebiasaan)
c. Pemeriksaan fisik. (Erita et al., 2019)

2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah fase kedua pada proses keperawatan. Dalam fase
ini perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk menginterpretasi data-data
pengkajian dan mengidentifikasi kuatnya masalah yang dialami klien. Perumusan
diagnosis adalah fase yang sangat penting dalam proses keperawatan, semua proses
sebelum fase ini ditunjukkan untuk untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis
keperawatan juga diartikan sebagai penilaian yang dibuat hanya setelah pengumpulan
data yang sistematis dan menyeluruh. Dalam hal ini diagnosis yang diangkat adalah
gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik dibuktikan
dengan pertumbuhan fisik terganggu, tidak mampu melakukan perawatan sesuai usia, dan
respon sosial lambat. (Erita et al., 2019)
3. Perencanaaan Keperawatan
Intervensi yang dapat dilakukan menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018),
yang berkaitan dengan gangguan tumbuh kembang diantaranya:
a. Perawatan Perkembangan
Observasi
a) Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
b) Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (misalnya lapar,
tidak nyaman)
Terapeutik
a) Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
b) Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
c) Pertahankan kenyamanan anak
d) Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri
(misalnya makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju)
Edukasi
a) Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestoneperkembangan anak dan
perilaku anak
b) Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
c) Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
d) Ajarkan anak teknik asertif. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
b. Manajemen Nutrisi
Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
e) Monitor asupan makanan
f) Monitor berat badan
Terapeutik
a) Fasilitasi menentukan pedoman diet (misalnya piramida makanan)
b) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
c) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
d) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi
a) Ajarkan program diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)

4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses
keperawatan yang merupakan perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan. Pelaksanaan atau implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. (Erita et al., 2019)

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir pada proses keperawatan untuk
mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah
pencapaian tujuan. Mengevaluasi juga berarti aktivitas yang direncanakan secara
berkelanjutan dan terarah untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi pasien
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam gangguan tumbuh kembang anak
menunjukkan perubahan dan perkembangan yang lebih baik dan terjadi pencapaian
dalam tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia dan ukuran fisik sesuai dengan
batasan ideal. (Erita et al., 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Ena, S., Jaya, I., & Paramita, D. (2018). Penilaian dan Laporan Perkembangan. Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini, 021, 1–25.

Erita, Hununwidiastuti, S., & Leniwita, H. (2019). Buku Materi Pembelajaran Keperawatan
Anak. In Universitas Kristen Indonesia.
http://repository.uki.ac.id/2703/1/BMPKEPERAWATANANAK.pdf

Hidayati, A. (2017). Merangsang Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Dengan Pembelajaran


Tematik Terpadu. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 12(1), 151.
https://doi.org/10.21580/sa.v12i1.1473

Nurkholidah. (2020). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tumbuh Kembang Anak Usia
1-3 tahun di Desa Kayu Laut Kecamatan Panyabungan Selatan Kabupaten Mandailing
Natal. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 5(2), 1–8.
https://jurnal.unar.ac.id/index.php/health/article/download/271/195/

Pertiwi, K. R. (2018). Mengenal Parameter Penilaian Pertumbuhan Fisik Pada Anak. 1–6.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan (1 Cetakan). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai