Disusun Oleh:
Nama : Agustin Lidya Putri
NIM : 21120006
Prodi : PSIK 4A
Mata Kuliah : Keperawatan Anak 1
Dosen Pembimbing : Sri tirtayani, S.Kep., Ns., M.Kep
1
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… 2
BAB I ………………………………………………………………………………... 3
PENDAHULUAN …………………………………………………………………... 4
TUJUAN …………………………………………………………………………….. 5
Tujuan Umum ……………………………………………………………………….. 5
Tujuan Khusus ………………………………………………………………………. 5
BAB II ………………………………………………………………………………. 6
LITERATUR REVIEW …………………………………………………………….. 6
Pengertian dari Tumbuh Kembang Anak ..………………………………………….. 6
Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak…………………………...…. 6
Tahap Tumbuh Kembang Anak ………………………………...…………………... 8
Tugas Perkembangan Anak ………………………………………………………… 8
Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak…………………………….…….. 9
Gangguan Tumbuh Kembang Anak ……………………………………………….. 12
BAB III …………………………………………………………………………….. 14
KESIMPULAN ……………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………... 15
2
BAB I
PENDAHULUAN & TUJUAN
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan merupakan sebuah proses pada manusia berhubungan
langsung dengan hal perubahan pada satuan besar, ukuran, jumlah, dan tingkat
sel organ dari individu mulai yang dapat diukur dengan ukuran panjang (cm,
meter), ukuran berat (gram, pound, kilogram), usia tulang, serta keseimbangan
metabolik seperti retensi kalsium dan nitrogen tubuh. Perkembangan merupakan
bertambahnya kemampuan atau keahlian pada struktur serta fungsi tubuh yang
kompleks, pada pola yang dapat diprediksi dan beraturan sebagai hasil
dari proses pematangan pada pertumbuhan (Darmawan, 2019).
Tumbuh kembang menjadi sebuah hal yang terjadi secara runtun dan pasti
pada anak, dimana proses tumbuhnya anak dengan bertambah besarnya sel dan
jaringan intraseluler, sedangkan proses kembang anak merupakan proses
matangnya fungsi organ tubuh. Pada prosesnya, tumbuh kembang berjalan
bersamaan, namun dapat dipisahkan. Proses tumbuh kembang dimulai sejak awal
pembuahan (konsepsi) hingga akhir masa remaja dimana melalui periode prenatal,
bayi baru lahir, prasekolah, sekolah dini, hingga remaja (Aparecida et al., 2018).
Proses perkembangan pada seorang anak berhubungan langsung dengan
proses diferensiasi yang terjadi langsung pada sel di dalam tubuh, jaringan tubuh,
sistem organ, serta terjadi juga pada seluruh komponen-komponen tubuh
yang berkembang sedemikian rupa, sehingga membuat terbentuknya kondisi yang
sempurna dan menjalankan fungsinya masing-masing. Proses berkembang juga
termasuk dalam proses yang terjadi pada perkembangan-perkembangan mulai dari
intelektual, emosional, hingga perilaku sebagai proses interaksi terhadap
lingkungan (Hockenberry & Wilson, 2018).
Proses tumbuh kembang anak utamanya berada pada masa balita, karena
masa balita menjadi masa pertumbuhan fundamental yang berpengaruh langsung
3
pada perkembangan yang terjadi di tahap-tathap selanjutnya. Berbagai proses
perkembangan anak dimulai dari proses perkembangan motorik kasar yaitu sikap
tubuh dan pergerakan, kemudian perkembangan motorik halus seperti
menggenggam benda dan menggambar. Selanjutnya yaitu ada perkembangan
bahasa seperti kemampuan bersuara dan merespon suara, mengikuti perintah
ringan, dan bernyanyi. Yang terakhir yaitu perkembangan tingkah laku
kepribadian dari seorang anak tersebut seperti melakukan interaksi dengan
sekitarnya (Aparecida et al., 2018).
Tumbuh kembang sebagai dua proses utama dalam kehidupan manusia
yang berbeda namun saling menopang dan mendampingi secara simultan satu
sama lain. Selama tahap periode seribu hari pertama kehidupan manusia, yaitu
dimulai dari tahap awal kehamilan hingga saat seorang anak berusia dua tahun,
kondisi ini harus selalu dipantau proses pertumbuhan dan perkembangannya
secara berkala, serta wajib didampingi dengan pemenuhan kebutuhan dasar anak
seperti stimulasi perkembangan dan aktifitas, pemenuhan nutrisi gizi seimbang,
memberi perhatian dan kasih sayang, serta pemantauan komunikasi anak, hal-hal
tersebut dikarenakan bahwa periode ini merupakan periode kritis yang menjadi
resiko terjadinya gangguan pada pertumbuhan, misalnya pertumbuhan sang anak
yang tidak optimal (Hockenberry & Wilson, 2018).
Seorang anak sebagai individu yang amasih terus berhubungan dan
bergantung dengan orang dewasa di sekitarnya, akan membutuhkan kondisi
lingkungan yang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dalam tumbuh dan
berkembang hingga mandiri. Pemdampingan orang tua atau orang dewasa penting
dalam membentuk karakter individu anak tersebut di masa depan, sehingga peran
orang tua atau orang dewasa menjadi kewajiban utama dalam proses tumbuh
kembang anak (Loureiro, 2019).
4
2. TUJUAN
- Tujuan umum
Mengidentifikasi topik ilmu keperawatan anak dengan sub topik Tumbuh
Kembang Anak dalam proses keperawatan.
- Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi pengertian dari tumbuh kembang anak
2. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
3. Mengidentifikasi tahap tumbuh kembang anak
4. Mengidentifikasi penilaian pertumbuhan dan perkembangan tumbuh
kembang anak
5. Mengidentifikasi gangguan tumbuh kembang anak
5
BAB II
LITERATUR REVIEW
6
dan sindrom Turner yang disebabkan oleh kondisi kelainan pada kromosom
(Anandhita, 2017).
b) Faktor lingkungan
- Faktor lingkungan pra natal
1. Kejadian trauma perut secara langsung/tidak langsung, atau trauma
tubuh yang memberi efek pada janin
2. Stress dan depresi sang ibu
3. Gizi sang ibu pada kondisi hamil
4. Radiasi dan Infeksi virus, bakteri, atau jamur
5. Imunitas yang menurun
6. Zat-zat kimia seperti obat-obatan teralidomide dan obat anti kanker
7. Hormone Endokrin, termasuk defisiensi hormon somatotropin,
hormon plasenta (Hockenberry & Wilson, 2018).
7
3. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Masa prenatal
• Masa embrio dimana merupakan masa sejak konsepsi hingga usia
kehamilan 8 minggu. Ovum yang dibuahi → menjadi organisme
→ diferensiasi cepat → terbentuk sistem organ tubuh.
• Masa janin sejak usia 9 minggu hingga kelahiran.
4) Masa sekolah
• Masa remaja dini (Wanita: usia 8-13 tahun dan Pria: usia 10-15 tahun)
• Masa remaja lanjut (Wanita: usia 13 - 8 tahun dan Pria: usia 15-20 tahun)
(Kartika et al., 2021).
8
- Belajar mengenal konsep sederhana tentang interaksi social
9
dengan suatu baku tertentumisalnya NCHS dari inan perkembangan sedini mung
Harvard atau standar baku nasional (Indonesia). kin pada anak sehat / asimptoma
tik, 0 bulan – 6 tahun.
Berat Badan (BB) - Aspek penilaian, antara lain :
- Berat badan (BB) merupakan parameter Status kesehatan dan gizi anak,
pertumbuhan yang mudah diukur, dan diulang. dan Aspek perkembangan
Menimbang berat badan penting dilakukan terutama meliputi moral dan nilai agama,
hingga anak usia lima tahun, agar dipantau sejauh sosial, emosional, dan
mana pertumbuhan anak. kemandirian, bahasa, kognitif,
- Berat badan ideal anak usia 1-5 tahun, berdasarkan seni, dan fisik/motoric
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: 1 - Berbagai alat penilaian yang
tahun (anak perempuan 7-11,5 kg, anak laki-laki sanggup dipakai untuk
7,7-12 kg); 2 tahun (anak perempuan 9-14,8 kg, memperoleh citra perkembangan
anak laki-laki 9,7-15,3 kg); 3 tahun (anak kemampuan dan sikap anak,
perempuan 10,8-18,1 kg, anak laki-laki 11,3-18,3 antara lain: Catatan
kg); 4 tahun (anak perempuan 12,3-21,5 kg, anak anekdot, Portofolio, Unjuk kerja
laki-laki 12,7-21,2 kg); dan 5 tahun (anak (performance), Penugasan
perempuan 13,7-24,9 kg, anak laki-laki 14,1-24,2 (project), dan Hasil karya
kg). (Produk) (Putri & Iskandar,
2021).
Tinggi badan (TB)
- Pertambahan panjang badan anak di usia satu tahun
rata-rata bertambah 25 cm, 10 cm per tahun saat usia
1-4 tahun, lalu 5 cm per tahun setelah usia 4 tahun
hingga masa pubertas. Hormon tinggi sendiri
dipengaruhi berbagai faktor, antara lain kedalaman
tidur, olahraga dan makanan.
- Tinggi badan ideal anak usia 1-5 tahun, berdasarkan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: 1
tahun (anak perempuan 68,9-79,2 cm, anak laki-laki
10
71-80,5 cm); 2 tahun (anak perempuan 80-92,9 cm,
anak laki-laki 81,7-93,9 cm); 3 tahun (anak
perempuan 87,4-102,7 cm, anak laki-laki 88,7-103,5
cm); 4 tahun (anak perempuan 94,1-111,3 cm, anak
laki-laki 94,9-111,7 cm); dan 5 tahun (anak
perempuan 99,9-118,9 cm, anak laki-laki 100,7-
119,2 cm) (Prak & Wivatvanit, 2018).
11
Apabila bayi belum menunjukkan tanda-tanda mulai berjalan sejak usia 8
bulan, bisa jadi mengalami gangguan pada tumbuh kembangnya berupa
terlambat berjalan. Dan apabila berlanjut hingga 18 bulan dan masih belum
ingin belajar berjalan segera hubungi dokter. Ibu dapat mengajak anak untuk
lebih rajin bergerak, berikan stimulasi pada otot kakinya (Tampubolon, et al,
2021).
2) Terlambat bicara
Gangguan ini biasanya memasuki usia dimana anak bisa mulai berbicara
tetapi belum bisa bicara. Faktor penyebabnya berupa kurang mendapat
stimulasi dan dorongan, atau terjadi kelainan pada organ bicaranya.
3) Autisme.
Gangguan ini menjadi salah satu macam gangguan tumbuh kembang anak di
mana sulit bicara dan berinteraksi, terdapat tindakan emosional yang
berlebihan, sulit menganalisis situasi, dan membuat anak memiliki gangguan
kompleks. Permasalahan awal perkembangan seorang anak penyandang
autis biasanya muncul masalah kesehatan, dimana lebih banyak selama masa
kehamilan, pada saat dilahirkan, dan segera setelah dilahirkan, daripada anak
yang bukan penyandang autis. Selain itu, adanya gangguan gen dan
kromosom yang ditemukan pada keluarga dari faktor genetik sebagai
penyebab dari autis. Selain itu, terdapat penelitian bahwa gambaran otak
anak penyandang autis berbeda dengan gambaran otak anak normal (Haryani,
et al., 2020).
12
5) Cerebral palsy
Kondisi dimana terdapat gangguan yang sudah terjadi sejak bayi masih berada
di dalam kandungan. Gangguan ini mengakibatkan anak menjadi cacat fisik,
pertumbuhan, terlambat, sistem motorik tidak normal, serta gerakan tidak
sesuai.
6) Down syndrome
Gangguan ini terjadi sejak bayi berada dalam kandungan. Anak yang
menderita down syndrome memiliki keterlambatan dalam tumbuh kembang.
Sel kromosom 46 kurang sempurna dalam proses membelah dan
menggandakan diri sehingga terjadi cacat fisik, kemampuan perkembangan
terhambat, dan merusak kemampuan sel motorik tubuh. Kondisi lainnya dapat
mengakibatkan penyakit bawaan seperti kelainan jantung dan cacat organ
lainnya (Sunarsih, 2018).
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Aparecida Munhoz Gaíva, M., Aparecida Coutinho Monteschio, C., Dias de Sousa
Moreira, M., & Marques Salge, A. K. (2018). Child growth and development
assessment in nursing consultation. Avances en Enfermería, 36(1), 9-21.
Darmawan, A. C. (2019). Pedoman praktis tumbuh kembang anak (usia 0–72 bulan).
PT Penerbit IPB Press.
Haryani, S., Muntamah, U., & Astuti, A. P. (2020). Efektifitas Terapi Psikoedukasi
terhadap Peningkatan Tumbuh Kembang Anak. (JKG) Jurnal Keperawatan
Global, 5(1), 31-36.
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2018). Wong's nursing care of infants and children-
E-book. Elsevier Health Sciences.
Kartika, L., Ani, M., Mariyana, R., Yudianto, A., Wijayati, S., Sitompul, M., ... &
Purba, D. H. (2021). Keperawatan Anak Dasar. Yayasan Kita Menulis.
Loureiro, F., Figueiredo, M. H., & Charepe, Z. (2019). Nursing care satisfaction from
school‐aged children's perspective: An integrative review. International
journal of nursing practice, 25(6), e12764.
Perry, S. E., Hockenberry, M. J., Lowdermilk, D. L., Wilson, D., Alden, K. R., &
Cashion, M. C. (2017). Maternal child nursing care-E-Book. Elsevier Health
Sciences.
Prak, M., & Wivatvanit, S. (2018). The development of neonatal nursing standards of
practice for Cambodia: A Delphi study. Journal of Health Research.
Putri, N. L., Kep, M., & Iskandar, N. S. (2021). Buku Ajar Keperawatan Anak. Insan
Cendekia Mandiri.
15
Simanjuntak, C. A., Fitri, A. D., & Puspasari, A. (2017). Deteksi Dini Dan Edukasi
Orang Tua Tentang Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Jurnal Karya Abdi
Masyarakat, 1(1), 14-17.
Tampubolon, N. R., Kaban, A. R., & Siregar, M. A. (2021). Peran Perawat Anak dalam
Mencegah Masalah Tumbuh Kembang pada Anak dengan Penyakit
Kronis. Jurnal Keperawatan, 13(4), 761-772.
16