Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

“HIPERAKTIF ”

Dosen Pengajar : Marwan Riki G,Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh Kel 10 :

Cindy Pricilia (21120010)

Gilang Rianzah (21120021)

Patri Tindavan Darnis (21120032)

Salsabila Ramadhani (21120042)

Yeni Ambarawati (21120055)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKHNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat danrahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah “ADHD” dengan baik dan tepat waktu.Adapun pembuatan
makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas dari mata kuliah Keperawatan Anak II .Selain
itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna bagi
pengetahuan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam
pembuatan makalah sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.Selain itu, kami juga
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap kekurangan dalam makalah agar
selanjutnya kami dapat memberikan karya yang lebih baik dan sempurna.Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca.

palembang,19 oktober 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah........................................................................................................................... 4
Tujuan .............................................................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................ 5
KONSEP MEDIS .......................................................................................................... 5
Definisi Adhd (AttentionDeficitHyperaktivity Disorder ) ........................................................... 5
Etiologi ............................................................................................................................................. 6
Manifestasi Klinik ........................................................................................................................... 7
Klasifikasi ........................................................................................................................................ 8
Patofisiologi...................................................................................................................................... 9
Komplikasi ..................................................................................................................................... 10
Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................................... 12
BAB III ......................................................................................................................... 13
ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................................................... 13
INTERVENSI ................................................................................................................................. 15
Implementasi ................................................................................................................................... 16
Evaluasi ........................................................................................................................................... 16
BAB IV ......................................................................................................................... 17
PENUTUP .................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut American AcademyPediactrics, AttentionDeficitHyperactivity Disorder
(ADHD) adalah gangguan yang diketahui sebagai gangguan hiperaktifitas defisit perhatian adalah
suatu kondisi kronologis kronis yang diakibatkan dari adanya gangguan fungsi pada sistem sistem
saraf pusat dan tidak berkaitan dengan jenis kelamin, tingkat kecerdasan, atau lingkungan kultural.
(Saputo, Dwidjo Dr. 2014).
ADHD adalah istilah popular, kependekan dari attentiondeficithyperactivity disorder,
(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, hyperactivity = hiperaktif, dan disorder = gangguan). Atau
dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatanperhatian disertai hiperaktif.
Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dariattentiondeficit disorder yang berarti ‘gangguan
pemutusan perhatian’. Pada saat ditambahkan ‘hiper-activity/hiper-aktif’ penulisan istilahnya menjadi
beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi, sebenarnya dari
tiga jenis penulisan istilah itu, maksudnya adalah sama. (Saputo, Dwidjo Dr. 2014)

B. Rumusan Masalah
1 Bagaimana konsep medis dari ADHD?
2 Bagaimana konsep keperawatan dari ADHD?

C. Tujuan
1 Untuk dapat mengetahui konsep medis dari ADHD.
2 Untuk dapat mengetahui konsep keperawatan dari ADHD

4
BAB II

KONSEP MEDIS

A. Definisi Adhd (AttentionDeficitHyperaktivity Disorder )


Menurut American AcademyPediactrics, AttentionDeficitHyperactivity Disorder (ADHD)
adalah gangguan yang diketahui sebagai gangguan hiperaktifitas defisit perhatian adalah suatu kondisi
kronologis kronis yang diakibatkan dari adanya gangguan fungsi pada sistem sistem saraf pusat dan
tidak berkaitan dengan jenis kelamin, tingkat kecerdasan, atau lingkungan kultural. (Saputo, Dwidjo
Dr. 2014).

ADHD adalah istilah popular, kependekan dari attentiondeficithyperactivity disorder,


(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, hyperactivity = hiperaktif, dan disorder = gangguan). Atau
dalam bahasa Indonesia, ADHDberarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif.
Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari attentiondeficit disorder yang berarti
‘gangguan pemutusan perhatian’. Pada saat ditambahkan ‘hiper-activity/hiper-aktif’ penulisan
istilahnya menjadi beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi,
sebenarnya dari tiga jenis penulisan istilah itu, maksudnya adalah sama. (Saputo, Dwidjo Dr. 2014)

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak


hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Ditandai dengan
berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu
meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang
lain sering digunakan adalah, suka meletup- letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
(Saputo,Dwidjo Dr. 2014)

5
B. Etiologi

Penyebab pasti belum diketahui. Namun ada bukti bahwa faktor biologis dan genetis berperan
dalam ADHD. Faktor biologis berpengaruh pada dua neurotransmitter di otak, yaitu dopamine dan
norepinefrin. Dopamin merupakan zat yang bertanggung jawab pada tingkah laku dan hubungan
social,serta mengontrolaktifitas fisik

keluarga juga dapat berperan menimbulkan gejala ADHD. Bahkan dari penelitian di beberapa
rumah tahanan, sebagian besar penghuninya ternyata pernah ADHD
pada masa kecilnya. Demikian juga terjadi pada pengguna narkoba. Belum diketahui apa penyebab
pasti anak-anak menjadi hiperaktif. (Sugiarmin& Baihaqi.2013)
Namun menurut dunia kedokteran, itu terkait dengan faktor biologis dan genetik, serta
lingkungan. Gangguan perilaku pada anak adalah akibat dari interaksi antara factor alami (nature),
yaitu factor bawaan dan lingkungan (nurture). Factor alami meliputi faktor genetik, gangguan biologik
yang telah diperoleh sejak saat anak dalam kandungan dan pada waktu lahir. Factor lingkungan adalah
pengalaman psikoedukatif dan psikososial yang diperoleh setalh anak lahir, yang meliputi pola asuh,
pendidikan, nutrisi,kondisi lingkungan, teman sebaya, nilai sosial danbudaya. Sejak awal sampai saat
ini, perkembangan konsep diagnosis yang dibuat untuk gangguan ini menunjukkan perkembangan
hipotesis penyebab ganguan ini.

6
C. Manifestasi Klinik
Menurut DiagnosticandSatatistical Manual of Mental Disorder (DSM), terdapat 3 gejala utama
ADHD, yaitu : (Aditama. Taylor, Cynthia. 2015)
a) Inatensi

Yaitu anak ADHD menujukkan kesulitan memusatkan perhatian dibandingkan dengan anak normal
dengan umur dan jenis kelamin yang sama.Masalah tersebut antara lain: (Aditama. Taylor, Cynthia.
2015)

a) Sering tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu hal secara detail/rinci
b) Sering membuat kesalahan karena ceroboh
c) Sulit mempertahankan perhatiannya pada tugas-tugas atau aktivitas bermain
d) Segera tidak mendengar sewaktu diajak bicara
e) Sering tidak mengikuti perintah/cenderung menentang dan tidak memahamiperintah
f) Sering tidak dapa mengorganisir / mengatur tugas-tugas / aktivitasnya
g) Sering menolak, tidak menyenangi untuk terikat pada tugas-tugas yang

2. Hiperaktivitas
Yaitu anak ADHD juga menunjukkan aktivitas yang sangat berlebihan atau tidak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik aktivitas motorik maupunverbal.Berikut merupakan perilaku anak yang
menunjukkan hiperaktivitas:(Aditama. Taylor, Cynthia. 2015)

a) Kaki dan tangan tidak dapat tenang


b) Berteriak-teriak di tempat duduknya
c) Sering meninggalkan tempat duduknya sewaktu di kelas
d) Berlari kesana kemari
e) Sulit melakukan aktivitas/bermain dengan tenang
f) Ada saja hal yang dilakukan
g) Seringkali berbicara dengan suara yang keras
3.Impulsivitas atau Perilaku Impulsif

7
Anak yang menderita ADHD pada umumnya tidak mampu menghambat tingkah lakunya pada
waktu memberikan respon terhadap tuntutan situasional dibandingkan dengan anak normal dengan
umur dan jenis kelamin yang sama Berikut merupakan perilaku impulsif yang mencirikan sebagai anak
penderitaADHD: (Aditama. Taylor, Cynthia. 2015)
a) Menjawab sebelum selesai pertanyaan
b) Sulit menunggu giliran
c) Sering menginterupsi atau mengintrusi orang lain (misal orang lainsedang berbicara atau
bermain

D. Klasifikasi
1) Tipe ADHD Gabungan

Untuk mengetahui ADHD tipe ini dapat didiagnosis atau dideteksi oleh adanya paling sedikit 6
diantara 9 kriteria untuk perhatian, ditambah paling sedikit 6 diantara 9 kriteria untuk hiperaktivitas
impulsifitas. Munculnya enam gejala tersebut berkali-kali sampai dengan tingkat yang signifikan
disertai adanya

beberapa bukti, antara lain sebagai berikut : (Aditama. Taylor, Cynthia. 2015)
a) Gejala-gejala tersebut tampak sebelum anak mencapai usia 7 tahun.
b) Gejala-gejala diwujudkan pada paling sedikit dua seting yang berbeda.
c) Gejala yang muncul menyebabkan hambatan yang signifikan dalam kemampuan akademik.
d) Gangguan ini tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh kondisi psikologi atau psikiatri
lainnya.

2). Tipe ADHD kurang memerhatikan dan Tipe ADHD hiperaktif impulsive

Untuk mengetahui ADHD tipe ini, dapat didiagnosis oleh adanya palingsedikit 6 diantara 9
gejala untuk perhatian dan mengakui bahwa individu- individu tertentu mengalami sikap kurang
memerhatikan yang mendalam tanpa hiperaktivitas atau impulsifitas. Hal ini merupakan salah satu
alas an mengapa dalam beberapa buku teks, kita menemukan ADHD ditulis dengan garis –AD/HD.
Hal ini membedakan bahwa ADHD kurang memerhatikan dari jenis ketiga yang dikenal dengan tipe
hiperaktif impulsive. (Aditama. Taylor, Cynthia. 2015

8
3). Tipe ADHD hiperaktif impulsive

Tipe ketiga ini menuntut paling sedikit 6 diantara 9 gejala yang terdaftar pada bagian hiperaktif
impulsifitas. Tipe ADHD kurang memerhatikan ini mengacu pada anak-anak yang mengalami
kesulitan lebih besar dengan memori (ingatan) mereka dan kecepatan motor perceptual (persepsi
gerak), cenderung untuk melamun dan kerap kali menyendiri secara social. (Aditama. Taylor, Cynthia.
2015).

E. Patofisiologi

Patofisiologi ADHD atau di indonesia dikenal dengan GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktif) memang tak jelas. Ada sejumlah teori yangmembicarakan patofisiologi ADHD.
Penelitian pada anak ADHD telah menunjukkan ada penurunan volume korteks prefrontal sebelah kiri,
Penemuan ini menunjukkan bahwa gejala ADHD inatensi, hiperaktivitas dan impulsivitas
menggambarkan adanya disfungsi lobusfrontalis, tetapi arealain di otak khususnya cerebellum juga
terkena. Penelitian “neuroimaging” pada anak ADHD tak selalu memberikan hasil yang konsisten,
pada tahun 2008 hasilnya neuroimaging hanya digunakan untuk penelitian, bukan untuk membuat
diagnosa. Hasil penelitian “neuroimaging”, neuropsikologi genetik dan neurokimiawi mendapatkan
ada 4 area frontostriatal yang memainkan peran patofsiologi ADHD yakni : korteks prefrontallateral,
korteks cingulatedorsoanterior, kaudatus dan putamen. Pada sebuah penelitian anak ADHD ada
kelambatan perkembangan struktur otak tertentu ratarata pada usia 3 tahun, di mana gejala ADHD
terjadi pada usia sekolah dasar. (Aditama. Taylor, Cynthia. 2015)

Kelambatan perkembangan terutama pada lobus temporal dan korteks frontalis yang dipercaya
bertanggung jawab pada kemampuan mengontrol dan memusat-kan proses berpikirnya. Sebaliknya,
korteks motorik pada anak hiperaktif terlihat berkembang lebih cepat matang daripada anak normal,
yang mengakibatkan adanya perkembangan yang lebih lambat dalam mengontroltingkah lakunya,
namun ternyata lebih cepat dalam perkembangan motorik, sehingga tercipta gejala tak bisa diam, yang
khas pada anak ADHD. Hal ini menjadi alasan bahwa pengobatan stimulansia akan mempengaruhi
faktor pertumbuhan dari susunan saraf pusat. (Aditama. Taylor, Cynthia. 2015)

9
Pada pemeriksaan laboratorium telah didapatkan bahwa adanya 7 repeatallele DRD4
gene (Dopamine 04 receptorgene) di mana merupakan 30% risiko genetik untuk anak ADHD
di mana ada penipisan korteks sebelah kanan otak,daerah otak ini penebalannya jadi normal
sesudah usia 10 tahun bersamaan dengan kesembuhan klinis gejala ADHD. Dari aspek
patofisiologik, ADHD dianggap adanya disregulasi dari neurotransmitterdopamine dan
norepinephrine akibat gangguan metabolisme catecholamine di cortexcerebral. Neuron yang
menghasilkan dopamine dan norepinephrine berasal dari mesenphalon. Nucleus sistem
dopaminergik adalah substansianigra dan tigmentum anterior dan nucleus sistem
norepinephrine adalah locusceroleus. (Aditama. Taylor, Cynthia. 2015)

F. Komplikasi
a) Diagnosis sekunder-gangguan konduksi, depresi, dan penyakit ansietas .
b) Pencapaian akademik kurang, gagal disekolah, sulit membaca dan mengerjakan
aritmatika ( sering kali akibat abnormalitas konsentrasi ).
c) Hubungan dengan teman sebaya buruk ( sering kali perilaku agresif dan kata kata yang
diungkapkan ).
d) IQ rendah / kesulitan belajar ( anak tidak duduk tenang dan belajar ).
e) Resiko kecelakaan ( karena impulsivitas ).
f) Percaya diri rendah dan penolakan teman-teman sebaya ( perilakunya membuatanak-
anak lainnya marah ). (Wilksinson, Judith. 2014)

G. Penatalaksanaan
A. Perawatan
Perawatan yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak yang menderita ADHD antara lain :
(Wilksinson, Judith. 2014)
a) Terapi medis : Mengendalikan simptom-simptom ADHD di sekolah danrumah.
b) Pelatihan manajemen orang tua : Mengendalikan perilaku anak yang merusak di rumah,
mengurangi konflik antara orangtua dan anak serta meningkatkan pro-sosial dan
perilaku regulasi diri.
c) Intervensi pendidikan : Mengendalikan perilaku yang merusak di kelas,meningkatkan
kemampuan akademik serta mengajarkan perilaku pro sosial dan regulasi diri.

10
B. Pengobatan
Pengobatan terhadap anak dengan ADHD umumnya dilakukan dengan
berbagai pendekatan termasuk program pendidikan khusus, modifikasi perilaku, pengobatan
melalui obat-obatan dan konseling. Disamping pendekatan yang kontroversial antara lain
melakukan diet khusus dan penggunaan obat-obatan serta vitamin-vitamin tertentu). Obat
stimulan yang sering digunakan untuk mengobatiADHD antara lain : (Wilksinson, Judith.
2014)

1. Metilfenidat (Ritalin) Dosis 10-60 dalam 2 – 4 dosis yang terbagi.Intervensi


keperawatan pantau supresi nafsu makan yang turun, atau kelambatan pertumbuhan,
berikan setelah makan, efek obat lengkap dalam 2 hari.
2. Dekstroamfetamin (Dexedrine) amfetamin (Adderall) Dosis 3-40 dalam2 atau 3 dosis
yang terbagi. Intervensi keperawatan, pantau adanya insomnia, berikan setelah makan
untuk mengurangi efek supresi nafsu makan, efek obat lengkap dalam 2 hari.
3. Pemolin (Cylert) Dosis 37,5-112,5 dalam satu dosis harian.
Intervensikeperawatanpantay peningkatan tes fungsi hati dan supresi nafsu makan,
dapat berlangsung 2 minggu untuk mencapai efek obat yang lengkap.

11
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Doenges, 2007 pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada anak dengan ADHD
antara lain : (Wilksinson, Judith. 2014)
a) Pemeriksaan Tiroid : dapat menunjukkan gangguan hipertiroid atau hipotiroid yang
memperberat masalah.
b) Tes neurologist (misalnya EEG, CT scan) menentukan adanya gangguan otak organic.
c) Tes psikologis sesuai indikasi : menyingkirkan adanya gangguan
ansietas,mengidentifikasi bawaan, retardasi borderline atau anak tidak mampu belajar
dan mengkaji responsivitassocial dan perkembangan bahasa.
d) Pemeriksaan diagnostic individual bergantung pada adanya gejala fisik (misalnya
ruam, penyakit saluran pernapasan atas, atau gejala alergi lain, infeksi SSP).
e) Pemeriksaan darah : Ditemukan toksin dalam darah penderita ADHD.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
1. Nama :Tidak terkaji
2. Tgl. Lahir : Tidak terkaji
3. Usia : Tidak terkaji
4. Pendidikan : Tidak terkaji
5. Alamat : Tidak terkaji
6. Nama Ayah/Ibu : Tidak terkaji
7. Pekerjaan Ayah : Tidak terkaji
8. Pekerjaan Ibu : Tidak terkaji
9. Agama : Tidak terkaji
10. Alamat : Tidak terkaji
11. Suku / Bangsa : Tidak terkaji
II.KELUHAN UTAMA
Tidak terkaji
III.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama
1. Munculnya keluhan
a) Tanggal munculnya keluhan : Tidak terkaji
b) Waktu munculnya keluhan (gradual / tiba-tiba) : Tidak terkaji
c) Presipitasi / predisposisi (perubahan emosional, kelelahan,
kehamilan,lingkungan, toksin/allergen, infeksi) : Tidak terkaji
2. Masalah sejak muncul keluhan
IV. RIWAYAT KELUARGA
1. Penyakit yang pernah / sedang diderita oleh keluarga ( baik berhubungan /
tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita klien ) : Tidak terkaji

13
V. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosis medis : ADHD
2. Tindakan operasi : Tidak terkaji
3. Obat-obatan : Tidak terkaji
4. Tindakan keperawatan : Tidak terkaji
Hasil laboratorium : Tidak terkaji
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Komposmentis
2. Tanda-tanda vital
TD : Tidak terkaji
N : Tidak terkaji
RR : Tidak terkaji
S : Tidak terkaji
3. Ukuran anthropometric
TB : Tidak terkaji
BB : Tidak terkaji
LK : Tidak terkaji

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Interaksi Sosial


2. Koping tidak efektif
3. Resiko gangguan perkembangan
4. Resiko cedera

14
INTERVENSI

15
A. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan.Ukuran implementiasi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi.

B. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.Penilaian adalah tahap yang
menentukan apakah tujuan tercapai.Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan
yaitu pada komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi dan
tanda gejala yang spesifik.

16
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurobiologis yang
ciri-cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil. Anak ADHD mulai menunjukkan banyak
masalah ketika SD karena dituntut untuk memperhatikan pelajaran dengan tenang, belajar
berbagai ketrampilan akademik, dan bergaul dengan teman sebaya sesuai aturan ADHD adalah
gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan
aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Ditandai dengan berbagai
keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu
meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria
yang lain sering digunakan adalah, suka meletup- letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat
keributan. (Saputo, Dwidjo Dr. 2014)

17
DAFTAR PUSTAKA

Aditama. Taylor, Cynthia. 2015. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.Martin, G.I. (2015).
Martin, G.1. (2015). Terapi Untuk Anak ADHD (Terjemahan). Cetakan II. Jakarta:
BIPKelompok Gramedia.
Saputo, Dwidjo Dr. 2014. ADHD ( Attention Deficit Hyperactive Disorder ). Jakarta :
CVSagung Seto.
Sugiarmin & Baihaqi. 2013. Memahami dan Membantu Anak ADHD. Jakarta : PT
Refika.Videbeck, S.L. 2018. Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Cetakan III.
Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Wilksinson, Judith. 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai