Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah


“Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”
Dosen Pengampu : Herni Sri Rahayu, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 1

1. Siti Rohmah (2022.01.09.0031)


2. Siti Umamah (2022.01.09.0020)
3. Suminih Eka Warnita (2022.01.09.0035)
4. Lisnawati (2022.01.09.0014)
5. Enok Sumiati (2022.01.09.0025)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BABUNNAJAH

JL. Raya Labuan Km.12 Cimedang Menes - pandeglang

Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Ucapan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Herni Sri Rahayu, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyusun makalah ini yang berjudul “ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder)”.

Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu memberikan materi dan masukannya sehingga terselesainya makalah ini.
Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah ini, harapan kami dapat
memberikan manfaat bagi teman-teman dan para pembaca, serta dapat menjadi
pembelajaran bagi kami dalam pembuatan sebuah makalah.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari tata
bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pandeglang, 6 Mei 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 Pengertian ADHD................................................................................................. 2
2.2 Gejala gangguan defisit perhatian (ADHD) ......................................................... 3
2.3 Penyebab utama hiperaktif ................................................................................... 5
2.4 Faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak ....................................................... 7
2.5 Penanganan anak hiperaktif .................................................................................. 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang menandakan adanya


kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda
antara yang satu dan yang lainnya. Di negara Indonesia, anak berkebutuhan khusus
yang mempunyai gangguan perkembangan dan telah diberikan layanan antara lain
adalah anak dengan ADHD. ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit
Hyperactivity Disorder, suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit
Disorder (Sulit memusatkan perhatian). Sebagian besar dari kita bisa membayangkan
bertindak dengan cara ini dari waktu ke waktu. Tapi bagi sebagian orang, ini dan
lainnya perilaku menjengkelkan yang tidak terkendali, terus mengganggu keberadaan
mereka sehari-hari dan mengganggu kemampuan mereka untuk membentuk
persahabatan abadi atau berhasil di sekolah, di rumah dan dengan karier.

Tidak seperti patah tulang atau kanker, gangguan hiperaktivitas defisit


perhatian (ADHD, juga dikenal sebagai sekadar gangguan defisit perhatian atau ADD)
tidak menunjukkan tanda-tanda fisik yang dapat dideteksi oleh darah atau tes
laboratorium lainnya. Tipe ADHD khas gejala sering tumpang tindih dengan
gangguan fisik dan psikologis lain. Penyebab masih belum diketahui, tetapi ADHD
dapat didiagnosis dan diobati secara efektif. Banyak sumber daya yang tersedia untuk
mendukung keluarga dalam mengelola perilaku ADHD ketika mereka terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah yang di maksud dengan ADHD ?


2) Gangguan apa yang menyertai ADHD ?
3) Apa penyebab utama ADHD ?
4) Solusi apa yang dapat di berikan kepada anak ADHD ?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui pengertian dari ADHD


2) Memahami gangguan dari ADHD
3) Memahami penyebab ADHD
4) Mengetahui solusi yang harus diberikan kepada anak ADHD

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ADHD

ADHD adalah gangguan perilaku yang ditandai dengan inattention (gangguan


pemusatan perhatian dan gangguan konsentrasi), impulsif ( berbuat dan berbicara
tanpa memikirkan akibatnya), dan hiperaktif yang tidak sesuai dengan umurnya.
Keadaan ini dijumpai pada 4-12% diantara anak sekolah dan sering ditemukan pada
laki-laki.

ADHD, juga dikenal sebagai gangguan perhatian defisit (ADD) atau gangguan
hyperkinetic, telah ada lebih lama daripada kebanyakan orang sadari. Bahkan, kondisi
yang muncul untuk menjadi serupa dengan ADHD digambarkan oleh Hippocrates,
yang tinggal 460-370 SM. Nama Perhatian Defisit Disorder pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1980 di DSM-III, edisi ketiga dari "Diagnostik dan Statistik
Manual of Mental Disorders", digunakan dalam psikiatri.Pada tahun 1994 definisi
telah diubah untuk memasukkan tiga kelompok dalam ADHD: jenis dominan
hiperaktif-impulsif, tipe didominasi lalai, dan jenis gabungan. ADHD biasanya
muncul pada masa kanak-kanak tetapi dapat didiagnosis pada orang dewasa.

Baru-baru ini langkah maju dalam pemahaman kita tentang ADHD meliputi:
a) Diperkirakan 3 sampai 5 persen anak-anak yang terkena - sekitar 2 juta anak di
AS. Dalam sebuah kelas 25 sampai 30 anak, ada kemungkinan bahwa
setidaknya satu akan memiliki ADHD.
b) ADHD merupakan salah satu gangguan mental yang paling umum di antara
anak-anak. Ini adalah salah satu alasan utama untuk rujukan ke dokter anak,
dokter keluarga, ahli saraf anak, psikiater anak atau psikolog. ADHD terbaik
didiagnosa oleh seorang psikolog anak atau spesialis anak lainnya di ADHD.
c) ADHD adalah sekitar tiga kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan.
d) Gejala ADHD tidak selalu pergi - hingga 60 persen pasien anak
mempertahankan gejala mereka menjadi dewasa. Banyak orang dewasa dengan
ADHD tidak pernah didiagnosis, sehingga mungkin tidak sadar bahwa mereka
mengalami gangguan tersebut. Mereka mungkin telah salah didiagnosis
dengan depresi , kecemasan , gangguan bipolar atau ketidakmampuan belajar.
e) ADHD telah diidentifikasi di setiap bangsa dan budaya yang telah dipelajari.

2
Kriteria ADHD dari DSM IV (1991) (Diacnistik Statistical Manual)
1. Kurang perhatian
Pada kriteria ini penderita ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih dari
gejala-gejala berikutnya dan berlangsung paling sedikit 6 bulan :
a) sering gagal memperhatikan baik dalam tugas sekolah maupun kegiatan sehari-
hari.
b) kesulitan memusatkan perhatian terhadap tugas maupun kegiatan bermain
c) sering tidak mendengarkan kalau diajak bicara langsung
d) sering tidak mengikuti instruksi dan gagal dalam menyelesaikan tugas
e) sering kesulitan dalam menjalankan tugas
f) sering kehilangan barang penting untuk menyelesaikan tugas
g) sering menghindari, enggan melaksanakan tugas
h) sering bingung/terganggu oleh rangsangan luar
i) lekas lupa dalam menyelesaikan tugas sehari-hari

2. Hiperkaktifitas impulsifitas
Paling sedikit 6 gejala hiperaktif impulsifitas. Berikutnya bertahan selama
paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan maladaptif dan dengan tingkat
perkembangan.
a) Sering gelisah dengan tangan atau kaki menggeliat di kursi
b) Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau dalam situasi lainnya
c) Sering naik-naik atau berlarian secaraberlebihan dalam situasi dimana hal ini
tidak tepat.
d) Sering kesulitan atau terlibat dalam kegiatan senggang secara tenang
e) Sering bergerak seolah-olah dikendalikan oleh motor
f) Sering berbicara berlebihan.

2.2 Gejala gangguan defisit perhatian (ADHD)

Fitur utama dari gangguan defisit perhatian (atau ADHD) adalah kurangnya
perhatian, hiperaktif, dan impulsif waktu. Tapi karena anak-anak menampilkan
perilaku tersebut dari waktu ke, penting untuk tidak menganggap bahwa setiap anak
yang Anda lihat dengan gejala-gejala tersebut telah ADHD. Namun, jika gejala
melanjutkan, saran harus dicari dari seorang profesional kesehatan yang berkualitas
mental.

3
Bebebrapa gejala hiperaktif impulsifitas atau kurang perhatian yang menyebabkan
gangguan muncul sebelum anak usia 7 tahun :
a) Ada suatu gangguan di satu atau lebih situasi
b) Ada gangguan yang secra klinis, signifikan dalam fungsi sosial, akademik atau
pekerjaan.
c) Gejala terjadi karena bukan gangguan zkizofrenia, psikotik atau gangguan
mental

Gejala gangguan perhatian defisit biasanya berkembang selama beberapa


bulan. Secara umum, impulsif dan hiperaktif yang diamati sebelum kita menyadari
kurangnya perhatian, yang sering muncul kemudian. Mungkin juga tidak diketahui
karena "pelamun lalai" dapat diabaikan bila anak yang "tidak bisa duduk diam" di
sekolah atau jika tidak mengganggu akan diperhatikan. Gejala diamati ADHD karena
itu akan sangat berbeda-beda tergantung pada situasi dan kebutuhan khusus itu
membuat pada kontrol diri anak-.anak.

Berbagai bentuk ADHD dapat menyebabkan anak dicap berbeda. Sebagai


contoh, seorang anak yang impulsif dapat diberi label "masalah disiplin." Seorang
anak yang pasif dapat digambarkan sebagai "tidak termotivasi." Tapi ADHD bisa
menjadi penyebab dari kedua pola perilaku. Ini hanya dapat diduga setelah hiperaktif
anak, distractibility, kurang konsentrasi, atau impulsif mulai mempengaruhi kinerja
sekolah, persahabatan, atau perilaku di rumah.

Diagnosis ADHD resmi meliputi tiga gejala utama (tidak perhatian, hiperaktif,
dan impulsif). Versi terbaru dari buku pegangan bagi negara-negara profesional
kesehatan mental yang orang dengan ADHD mungkin memiliki salah satu atau semua
gejala utama.
Tiga subtipe ADHD diakui oleh para profesional :
1. Jika gejala hiperaktif-impulsif tapi tidak gejala kurangnya perhatian telah
ditunjukkan selama setidaknya enam bulan ke tingkat yang mengganggu dan
tidak pantas untuk itu perkembangan tingkat individu.
2. Terutama lengah Type - Jika gejala kurangnya perhatian tetapi tidak gejala
hiperaktif-impulsif telah terbukti selama setidaknya enam bulan ke tingkat
yang mengganggu dan tidak pantas untuk itu perkembangan tingkat individu.
3. Gabungan Type - Jika gejala dari kedua kurangnya perhatian dan
hiperaktivitas-impulsivitas telah terbukti selama setidaknya enam bulan ke
tingkat yang mengganggu dan tidak pantas untuk itu perkembangan tingkat
individu.

4
2.3 Penyebab utama hiperaktif

1. Peluang Anak Berperilaku Hiperaktif


Menurut Dr. Erik Taylor, perbedaan jenis kelamin dapat menentukan peluang
seorang anak untuk berperilaku hiperaktif. Anak laki-laki mempunyi kemungkinan 3
sampai 4 kali lebih besar untuk menjadi hiperaktif dibanding anak perempuan. Karena
masalah yang biasanya menyertai hiperaktivitas (misal sifat agresif) pada anak
perempuan tidak begitu berkembang.
Dr. Erik Taylor membagi perilaku aktif yang berlebihan menjadi 3, yaitu :

1) Overaktivitas, yaitu perilaku anak yang tidak mau diam yang disebabkan
kelebihan energi. Hal ini menandakan bahwa anak tersebut sehat, cerdas dan
penuh semangat. Tapi overaktifitas sesaat bisa terjadi pada anak yang
keaktifannya normal.
2) Hiperaktivitas, yaitu pola perilaku overaktif yang cenderung ngawur (tidak
pada tempatnya).
3) Sindrom hiperkinetik, yaitu semua bentuk hiperaktifitas parah, yang menyertai
jenis kelambatan lain dalam perkembangan psikologi, misalnya sikap kikuk
dan kesulitan bicara. Anak yang berperilaku sangat aktif pada usia 2-3 tahun
belum bisa dikatagorikan hiperaktif, karena rentang aktivitas yang dianggap
normal masih besar.

Gejala autis dan hiperaktif adalah termasuk gangguan yang disebabkan oleh
perkembangan otaknya yang tidak normal. Sehingga membuat pertumbuhan sang anak
menjadi tidak biasa. Pada awalnya gangguan seperti ini tidak tampak pada usia balita,
baru dapat dipastikan saat menjelang masuk sekolah atau di atas usia 4 atau 5 tahun.
Akan tetapi, tidak semua perhitungan umur seperti ini bisa dijadikan sebagai
patokan yang pasti. Karena batasan usia terkena gangguan semacam ini memang
bervariasi. Bisa jadi seorang anak justru mengalami gangguan ini pada usia balita.
Oleh karena itu orang tua harus selalu waspada dalam menghadapi setiap
perkembangan anaknya.

2. Penyebab perilaku hiperaktif


1) Kondisi saat hamil & persalinan. Misalnya keracunan pada akhir
kehamilan (ditandai dengan tingginya tekanan darah, pembengkakan kaki
& ekskresi protein melalui urin), cedera pada otak akibat komplikasi
persalinan.

5
2) Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala
anak.
3) Tingkat keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan
otak.Hal ini ditandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar dan perilaku
hiperaktif. Polusi timbal berasal dari industri peleburan baterai, mobil
bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang tua. Obat untuk mengeluarkan
timbal dari dalam tubuh hanya diberikan dibawah pengawasan dokter bagi
anak kadar timbalnya sudah sangat tinggi, karena obat tersebut mempunyai
efek samping.
4) Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak
dapat mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku
menjadi tidak terkendali & perkembangan bahasanya yang lamban.
Segeralah hubungi dokter THT jika anak menunjukkan ciri berikut :
perkembangan bahasa yang lambat, lebih banyak memperhatikan mimik
lawan bicara & lebih banyak berreaksi terhadap perubahan mimik &
isyarat.
5) Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan
dunia luar. Meskipun jarang, hubungan dengan anggota keluarga dapat
pula menjadi penyebab hiperaktivitas. Contoh kasus, orang tua yang
bersikap sangat tegas menyuruh anak berdiri 15 menit di pojok ruangan
untuk mengatasi ketidakdisiplinannya. Tapi setelah 15 menit berlalu, maka
anak malah mempunyai energi berlebih yang siap meledak dengan akibat
lebih negatif dibanding kesalahan sebelumnya.

Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif :


1. Problem di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan
baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi
pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin
cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah.

2. Problem di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah
cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik
(gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit
perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila
mengalami kekecewaan, ia gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung

6
keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-
hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.

3. Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun
sesungguhnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian
membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif
cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara
tepat.

4. Problem fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak
sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan
sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak
anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari.

2.4 Faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak

1. Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan
masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan
dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan
kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir
dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum
alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang
neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu
neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang
berguna untuk memelihara proses konsentrasi.

2. Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet
memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu,
kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan
mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon
anak hiperaktif.

7
3. Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga
dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang
masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak
kembar.

4. Faktor psikososial dan lingkungan


Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara
orang tua dengan anaknya.

2.5 Penanganan anak hiperaktif

a) Pengobatan secara medis : antidepresan, Ritalin , Dexedrine , Desoxyn ,


Pemoline, Busiprone , Clonidine (3-4 jam dan diberikan 2 atau 3 kali dalam
sehari) merupakan obat yang paling sering dipergunakan. Obat sifatnya
sementara) karena tidak jelas sasaran pengobatan.
b) Terapi biomedis = memperbaiki metabolisme tubuh anak. Terapi nutrisi dan
diet diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan
gangguan pencernaan, penanganan alergi makanan. Diet dapat dipakai
sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif. Suatu substansi asam
amino (protein), L-Tyrosine,
c) Terapi modifikasi perilaku berupa interaksi sosial, bahasa dan perawatan diri
sendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan,
seperti agrsif, emosi labil.
d) Terapi integrasi sensori Pengorganisasian informasi melalui beberapa jenis
sensori di anataranya adalah sentuhan, gerakan, kesadaran tubuh dan grafitasi,
penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan penciuman yang sangat berguna
untuk menghasilkan respon yang bermakna
e) Terapi musik.
f) Terapi bermain.
g) Terapi medikamentosa = penambahan vitamin tertentu.
h) Terapi konsentrasi.
i) Terapi gelombang otak.
j) Terapi wicara

8
Mengelola anak hiperaktif :
- Pertama, PERIKSALAH. Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat
digolongkan sebagai hiperaktif. Karena itu, Anda perlu menambah
pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Yang harus Anda lakukan adalah
mengonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi
anak.
- Kedua, PAHAMILAH. Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya
pula jika Anda dan anggota keluarga mengikuti support group dan parenting
skill-training.
- Ketiga, LATIH kefokusannya. Jangan tekan dia, terima kaeadaan
itu. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam
menerapkan norma dan tugas
- Keempat, TELATENLAH. Jika dia telah “betah” untuk duduk lebih lama,
bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara
menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Latihan ini juga
bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah.
Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan
mewarnai.
- Kelima, BANGKITKAN kepercayaan dirinya. gunakan teknik-teknik
pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif.
- Keenam, KENALI arah minatnya. jika dia bergerak terus, jangan panik, ikuti
saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Jangan
dilarang semuanya, nanti dia prustasi.
- Ketujuh, MINTA dia bicara. Ini sangat penting Anda terapkan. Ingat, anak
hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan
dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi.
- Terakhir, SIAP bahu-membahu. Jika dia telah mampu mengungkapkan
pikirannya, Anda dapat segera membantunya mewujudkan apa yang dia
inginkan. Jangan ragu. Bila perlu, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar
guru memahami kondisi anak yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu
membentak, menganggap anak nakal, atau mengucilkan, karena akan
berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hiperaktif adalah suatu pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak
mau diam, tidak menaruh perhatian dan impulsif (semaunya sendiri). Anak yang
hiperaktif cenderung untuk selalu bergerak, bahkan dalam situasi yang menuntut agar
mereka bersikap tenang. Mereka tidak bisa berkonsentrasi dalam waktu beberapa
menit saja. Sebentar-sebentar mereka bergerak untuk pindah dari permainan yang satu
ke permainan yang lain.
Menurut Dr. Erik Taylor, perbedaan jenis kelamin dapat menentukan peluang
seorang anak untuk berperilaku hiperaktif. Anak laki-laki mempunyi kemungkinan 3
sampai 4 kali lebih besar untuk menjadi hiperaktif dibanding anak perempuan. Karena
masalah yang biasanya menyertai hiperaktivitas (misal sifat agresif) pada anak
perempuan tidak begitu berkembang.

Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama
yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsive:
1. Inatensi
Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan
seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu.
2. Hiperaktif
Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk
dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.
3. Impulsif
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada
semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak
terkendali.

3.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Paternotte, Arga & Buitelaar, Jan. 2010. ADHD – Attention Deficit Hyperactivity
Disorder(Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas): Tanda-tanda,
diagnosis,terapi, serta penanganannya di rumah dan di sekolah. Penerbit
Prenada Media, Jakarta.
Zaviera, Ferdinand. 2007. Anak Hiperaktif : Cara Cerdas Menghadapi Anak
hiperaktif dan gangguan Konsentrasi. Penerbit : Ar-ruzz Media, Yogyakarta.
http://www.trigonalworld.com/2010/12/upaya-mengatasi-anak-hiperaktif.html(diakses
23 Februari 2011).
http://id.answers.yahoo.com/question/index (diakses 23 Februari 2011).

11

Anda mungkin juga menyukai