Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN ASKEP PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KELUARGA

Nama : SEPTYAN PRASTIYANI

NIM : 202012067

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAHSURAKARTA 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pendahuluan
a. Pengertian Keluarga
Keluarga secara universal didefinisikan bagaikan landasan dasar unit
social ekonomi terkecil dari seluruh institusi dalam warga. Keluarga terdiri
dari dua ataupun lebih orang yang memiliki ikatan interpersonal, ikatan
darah, ikatan pernikahan, serta adopsi (Bakri, 2018: 10).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat
dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum (Zaidin Ali, 2019).
Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari orang
tua dan anak yang masih menjadi tanggunganya dan tinggal dalam satu
rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya (Zaidin Ali, 2019).
b. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, dalam Bakri, (2018: 31).
Mengelompokkan fungsi pokok keluarga sebagai berikut;
- Fungsi Reproduktif Keluarga
Fungsi reproduktif keluarga adalah Sebuah peradaban dimulai dari rumah, yaitu
dari hubungan suami-istri terkait pola reproduksi. Sehingga adanya fungsi ini
ialah untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
- Fungsi Sosial Keluarga
Fungsi yang mengembangkan dan melatih anak untuk hidup bersosial sebelum
meninggalkan rumah dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hal ini, anggota
keluarga belajar disiplin, normanorma, budaya, dan perilaku melalui interaksi
dengan anggota keluarganya sendiri.
- Fungsi Afektif Keluarga
Fungsi ini hanya bisa diperoleh dalam kelarga, tidak dari pihak luar. Maka
komponen yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi afektif yaitu mendukung,
menghormati, dan saling asuh
- Fungsi Ekonomi Keluarga
Faktor ekonomi menjadi hal penting dalam sebuah keluarga. Kondisi ekonomi
yang stabil akan mampu menjamin kebutuhan anggota keluarga sehingga mampu
menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Fungsi ekonomi keluarga meliputi
keputusan rumah tangga, pengelolaan keuangan pilihan asuransi, jumlah uang
yang digunakan, perencanaan pension, dan tabungan.
- Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan perawat primer bagi anggotanya. Untuk itu, fungsi ini
penting ada untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetao memiliki produktivitas tinggi.
c. Tugas perkembangan keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti
individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut.
Adapun tahap-tahap perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller
(Friedman, 2018) adalah :
- Tahap I : Keluarga Pasangan Baru. Keluarga pemula perkawinan dari sepasang
insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga
asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
- Tahap II : Keluarga Dengan Anak Prasekolah. Keluarga sedang mengasuh anak
di mulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
- Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak
pertamaberusi dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
- Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama
berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun,
awal dari masa remaja.
- Tahap V : Keluarga dengan anak remaja yang dimualai ketika anak pertama
melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap ini dapat
lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
- Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai oleh
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah
kosong”, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau
agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah
yangmasih
tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan
oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
- Tahap VII : Orang tua usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan.
- Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimali dengan salah
satuatau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan
meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
2. Konsep Dasar :
a. Definisi
Diabetes mellitus, adalah kondisi serius jangka panjang yang terjadi ketika ada
peningkatan kadar glukosa dalam darah seseorang karena tubuh mereka tidak dapat
menghasilkan hormon insulin apapun atau cukup, atau tidak dapat efektif menggunakan
insulin yang dihasilkannya. Insulin adalah hormon penting yang diproduksi di pankreas.
Ini memungkinkan glukosa dari aliran darah untuk memasuki sel-sel tubuh di mana
glukosa diubah menjadi energi. Insulin juga penting untuk metabolisme protein dan
lemak. Kurangnya insulin, atau ketidakmampuan sel untuk meresponnya, menyebabkan
tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia), yang merupakan indikator klinis diabetes
(IDF, 2019)
Ulkus diabetikum adalah komplikasi diabetes yang berhubungan dengan
morbiditas, mortalitas, biaya, dan kualitas hidup (Syafril, 2018). Selain itu,
ulkus diabetikum memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi
penderita diabetes karena bersifat kronis, tidak enak dilihat dan perasaan negatif terkait
penyakit kaki (A. M. Ibrahim, 2019). Secara tidak langsung, masalah tersebut dapat
mempengaruhi psikologis dan lingkungan penderita (Kaya & Karaca, 2018). Ulkus
diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang paling sering dialami penderita
diabetes. Menurut Schaper et al (2019)
ulkus diabetikum adalah keadaan adanya ulkus, infeksi, dan atau kerusakan dari jaringan,
yang berhubungan dengan kelainan neurologi dan penyakit pembuluh darah perifer pada
ekstremitas bawah (Hendra et al., 2019).

b. Etiologi
a. Diabetes tipe I
Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel – sel beta pancreas.
Kombinasi factor genetic, immunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya,
infeksi virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
b. Diabetes tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan mengganggu


sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadi nya resistensi insulin. Selain
itu terdapat pula factor –factor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses
terjadinya diabetes tipe II.
c. Manifestasi Klinis
Menurut (Price dan Wilson, 2017) pasien dengan diabetes tipe 2 sama sekali tidak
memperlihatkan gejala apapun dan diagnosis hanya di buat berdasarkan pemeriksaan
darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa. Gejala dan tanda-tanda DM
dapat di golongkan menjadi yaitu :
1. Gejala akut penyakit DM
Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap penderita, bahkan mungkin tidak
menunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu. Permulaan gejala yang di tunjukkan
meliputi serba banyak (poli) yaitu:
a.Banyak makan (poliphagi).
b.Banyak minum (polidipsi) .
c.Banyak kencing (poliuri)
Keadaan tersebut, jika tidak segera di obati maka akan timbul gejala banyak minum,
banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun dengan cepat
(turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas diobati,
akan timbul rasa mual.
2. Gejala kronik penyakit DM
Gejala kronik yang sering di alami oleh penderita DM adalah :
a. Kesemutan
b. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
c. Rasa tebal di kulit
d. Kram
e. Mudah mengantuk
f. Mata kabur
g. Biasanya sering ganti kacamata
h. Gatal di sekitar kemaluan terutama pada wanita
i. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
j. Kemampuan seksual menurun
k. Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg
-
e. Komplikasi
Menurut (Hasdianah, 2018) :
1. Kerusakan saraf (neuropati)
Neuropati dalam diabetes mellitus mengacu kepada sekelompok penyakit penyakit
yang menyerang semua tipe saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom dan
spinal. Kelainan tersebut tampak beragam secara klinis dan bergantung pada lokasi sel
saraf yang terkena
2. Kerusakan ginjal (nefropati)
Penyandang diabetes mellitus tipe I sering memperlihatkan tanda-tanda permulaan
penyakit renal setelah 15-20 tahun kemudian, sementara pasien diabetes mellitus tipe
2 dapat terkena penyakit renal dalam waktu 10 tahun sejak diagnosis diabetes
ditegakkan. Banyak pasien diabetes mellitus tipe 2 ini yang sudah menderita diabetes
mellitus selama bertahun-tahun selama penyakit tersebut didiagnosis dan diobati.
3. Penyakit jantung coroner
Kadar gula darah yang tinggi dapat memicu kerusakan pada dinding pembuluh darah,
termasuk pembuluh darah jantung. Seseorang dengan diabetes, terutama diabetes tipe
2, cenderung memiliki faktor risiko lain yang berkontribusi terhadap meningkatnya
risiko penyakit kardiovaskular.
4. Stroke
Pengidap diabetes rentan mengalami stroke, karena mereka memiliki terlalu banyak
gula dalam darahnya, sehingga dapat merusak pembuluh darah. Kandungan gula
berlebih dalam darah dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan
penumpukan timbunan lemas
5. Hipertensi
Kelebihan gula dapat memiliki banyak konsekuensi, termasuk kerusakan pada
pembuluh darah sensitif secara perlahan yang disebut kapiler. Kerusakan kapiler
tertentu dalam ginjal, dapat merusak kemampuan tekanan darah yang mengatur ke
dalam ginjal dan hal ini menyebabkan tekanan darah tinggi
6. Penyakit paru
Penderita diabetes tipe 2 lebih berisiko mengalami penurunan fungsi paru-paru
dibandingkan orang tanpa penyakit tersebut. Fungsi paru-paru merupakan ukuran
untuk mengetahui seberapa baik anda bernapas. Pengukuran ini digunakan untuk
mengetahui seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen ke seluruh tubuh.
7. Gangguan saluran cerna
Penyakit ini disebabkan karena komplikasi jangka panjang dari DM yang
memengaruhi persarafan otonom sehingga menyebabkan disfungsi saraf otonom.
Penyakit tersebut diantaranya adalah dismotilitas esofagus (gerakan kerongkongan
yang lambat), gastroparesis (pengosongan lambung lambat), refluks esofagus
(kembalinya makanan dari lambung ke kerongkongan) dan enteropati (ada permasalah
fungsional di usus halus dan usus besar).
8. Penyakit pembuluh darah perifer
Orang yang mengidap diabetes memiliki risiko terbesar mengalami penyakit arteri
perifer karena berkurangnya aliran darah.
9. Gangguan pada hati
Penyakit diabetes yang tidak terkontrol akan menyebabkan sejumlah komplikasi,
termasuk beberapa jenis gangguan liver. Gula darah yang tidak terkontrol akan
memicu parut pada liver yang disebut dengan sirosis dan juga kanker hati.

d. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Faisalado, 2019) :
- Obat golongan sulfonilurea
3 Cara kerja golongan sulfonilurea adalah merangsang sel β pankreas untuk
mengeluarkan insulin, jadi hanya bekerja bila sel - sel β utuh. Obat ini juga mampu
menghalangi pengikatan insulin, mempertinggi kepekaan jaringan terhadap insulin dan
menekan pengeluaran glukogen. Efek samping yang ditimbulkan adalan mual, muntah,
sakit kepala, vertigo dan demam. Selain itu juga dapat terjadi dermatitis, pruritus,
lekopeni, trombositopeni, dan anemia. Kontra indikasi pemberian obat golongan ini
adalah pada penyakit hati, ginjal dan thyroid ().
- Golongan Biguanid
Golongan biguanid tidak sama dengan sulfonylurea karena tidak merangsang
sekresi insulin. Biguanid menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal dan
istimewanya tidak menyebabkan hipoglikemia. Efek samping penggunaan obat ini adalah
nausea, muntah dan diare.

e. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut PERKENI (2018) penatalaksanaan DM dapat dilakukan dengan melakukan
pengaturan pada makan dan latihan jasmaniselama beberapa waktu (2-4 minggu).
- Edukasi
Penyebab terjadinya diabete tipe 2 karena gaya hidup dan pola hidup yang telah
berlangsung lama. Pemberian terapi pada penderita diabetes memerlukan partisipasi aktif
pasien, keluarga dan masyarakat. Peran tim kesehatan dalam kondisi ini adalah
mendampingi pasien dalam menuju 10 perubahan perilaku sehat. Keberhasilan perubahan
perilaku dapat dicapai meningkatkan edukasi yang komprehensif dan motivasi.
Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat
pelatihan khusus.
- Terapi Nutrisi Medis
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara
total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim
(dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Prinsip
pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk
masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan
zat gizi masing-masing individu.
- Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2.
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus
tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali
glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat
aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.

f. Asuhan Keperawatan Menurut Teori


a) Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Di sini semua data di
kumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini. Pengkajian
harus di lakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,psikologis,sosial
maupun spiritual klien. Secara umum pengkajian pada fracture meliputi menurut
(Tarwoto dan Wartonah dalam DEWI, 2020).
1) Identitas klien dan keluarga (penanggung jawab) : nama, umur, jenis kelamin,
agama, alamat, golongan darah, hubungan klien dengan keluarga.
2) Riwayat kesehatan : tingkat kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS) (< 15), muntah,
dispnea atau takipnea, sakit kepala, wajah simetris atau tidak, lemah, luka pada
kepala, akumulasi pada saluran nafas kejang.
3) Riwayat penyakit dahulu : haruslah diketahui dengan baik yang berhubungan dengan
system persyarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya. Demikian pula riwayat
penyakit keluarga terutama yang mempunyai penyakit keturunan atau menular.
4) Riwayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari klien atau keluarga sebagai data
subjektif. Data - data ini sangat berarti karena dapat mempengaruhi prognosa klien
5) Pengkajian ABCDE
- Airway
Kaji kepatenan jalan nafas, observasi adanya lidah jatuh, adanya benda asing
pada jalan nafas (bekas muntahan, darah, sekret yang tertahan), adanya edema
pada mulut, faring, laring, disfagia, suara stridor, gurgling atau wheezing yang
menandakan adanya masalah jalan nafas.
- Breathing
Kaji keefektifan pola nafas, respiratory rate, abnormalitas pernafasan, bunyi
nafas tambahan, penggunaan otot bantu nafas, adanya nafas cuping hidung,
saturasi oksigen.
- Circulation
Kaji heart rate, tekanan darah, kekuatan nadi, capillary refill, akral, suhu tubuh,
warna kulit, kelembaban kulit, perdarahan eksternal jika ada.
- Disability
Berisi pengkajian kesadaran dengan Glasgow Coma Scale (GCS), ukuran dan
reaksi pupil.
- Eksposure
Berisi pengkajian terhadap suhu serta adanya injury atau kelainan lain, kondisi
lingkungan yang ada di sekitar klien.
6) Pemeriksaan Fisik (Review of Systems )
- Sistem Pernafasan(B1 : Breating)
- Sistem Kardiovaskular ( B2 : Blood)
- Sistem Persyarafan (B3 : Brain)
- Sistem Perkemihan ( B4 : Bladder)
- Sistem Pencernaan ( B5 : Bowel)
- Sistem Muskuluskeletal ( B6 : Bone)

b) Diagnosa Keperawatan
- Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin (D.0027)
Intervensi :
Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Observasi :
- Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis, poliurs, polidipsia, polifagia,
kelemahan pandangan kabur, sakit kepala)
- Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis, penyakit
kambuhan)
Terapeutik:
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi:
- Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
- Ajarkan pengelolaan diabetes (mis, penggunaan insulin, obat oral)
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)
Intervensi :
Terapi Aktivitas (I.05186)
Observasi:
- Identifikasi deficit tingkat aktivitas
- Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu
- Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
- Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
- Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang
- Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik :
- Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami
- Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, dan social
- Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
- Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
- Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasikan aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai
kebutuhan
- Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau gerak
- Fasilitasi akvitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
- Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
- Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
- Libatkan dalam permaianan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif
- Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu
Edukasi :
- Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
- Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
- Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemi (D.0009)
Intervensi :
Perawatan Sirkulasi (I.02079)
Observasi :
- Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna, suhu,
angkle brachial index)
- Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
- Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik :
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi
Edukasi :
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
- Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur
- Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
- Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit kering
pada kaki)
- Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
- Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh,
minyak ikan, omega3)
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
10. Daftar Pustaka
PERKENI, 2018, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia,
PERKENI, Jakarta

American Diabetes Association. 2018. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.


Diabetes Care volume 37 Supplement 1 : 81-90

Pakhetra R, Garg MK, Suryanarayana, 2017, Management of Hyperglycemia in Critical Illness


: review of Target and Strategies, vol. 67

Price, S.A., dan Wilson, L. M., Pathofisiologi Konsep Klinik ProsesProses Penyakit. Jakarta:
EGC. 2017. Hal : 43-51

Hasdianah & Sentot Imam Suprapto. (2017). Patologi & Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta:
Nuha Medika

PPNI. (2017). (SDKI) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik
PPNI, (2018). (SIKI) Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia. PPNI, (2018). (SLKI) Standar Luaran Keperawatan

Indonesia
LAPORAN KASUS

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS
‘AISYIYAH SURAKARTA

NAMA : SEPTYAN PRASTIYANI

NIM : 202012066

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

Kampus I : Jl. Ki Hajar Dewantoro No.10 Kentingan, Jebres, Surakarta Kampus


II : Jl. Kapulogo No.03 Pajang, Laweyan, Surakarta
Telp. (0271) 631141 / 711270
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN
A. Data Umun
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. S
2. Alamat : Sorogenen, Rt 04/05 Jagalan Jebres
3. Umur KK : 57 Tahun
4. Pekerjaan KK : Karyawan Swasta
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi Keluarga :
Hub Status
No. Nama JK Umur Pend Ket
dg Imunisasi
KK Polio DPT Hepatitis
BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Sunarya L KK 57 Th SD  V V V V V V V V V V V
2. Sri Sukarni P Istri 55 Th SD  V V V V V V V V V V V
3. Ariyanti P Anak 21 Th SLTA  V V V V V V V V V V V

7. Genogram

Keterangan :
Ayah

Ibu

Anak Perempuan ( tinggal 1 rumah )


8. Tipe Keluarga
Dalam keluarga terdiri dari Ayah Ibu dan Anak, maka keluarga tipe ini
adalah Nuclear Family/Keluarga Inti.
9. Suku Bangsa / Budaya
Suku keluarga Tn. S adalah suku Jawa. Komunikasi antar keluarga menggunakan
Bahasa Jawa. Tidak ada kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dalam keluarga.
10. Agama
Agama yang dianut dan diyakini Tn. S beserta keluargannya yaitu agama Islam
Agama Islam dijadikan sebagai dasar keyakinan dalam kehidupan.
11. Status Ekonomi Keluarga
Sumber pendapatan keluarga diperoleh Tn. S sebagai karyawan swasta
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Hampir setiap hari menjelang tidur malam Tn. S bersama keluargannya menonton
Tv bersama sebagai rekreasi keluarga, terkadang juga rekreasi kepantai Bersama
keluarga.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga (Waktu Pelaksanaan)

13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini


Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini adalah masa lansia dan keluarga
dengan anak remaja/Families with teenagers. Pada tahap ini adalah anak dengan
usia 19-20 tahun.
14. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menurut keluarga Tn. S perkembangan keluarga dapat terpenuhi dengan baik.
15. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Tn. S sebagai kepala keluarga jarang sekali mengalami sakit,tidak mempunyai
gangguan saat istirahat,makan, maupun kebutuhan dasar yang lain. Tidak
mempunyai penyakit keturunan.
Ny. S sebagai istri Tn. S jarang sekali mengalami sakit. Ny. S mempunyai
riwayat penyakit menurun, yaitu Diabetes Melitus. Penyakit yang diderita Ny. S
sudah dialaminya selama 12 tahun terakhir, Karena sudah terdeteksi DM maka Ny.
S dirujuk untuk berobat ke klinik terdekat untuk berobat rutin. Ny. S mendapatkan
obat glimperide 2mg dikonsumsi 1x sehari sebelum makan Pada akhir bulan
November 2022 Ny. S melakukan pengecekan kadar glukosa dalam darah ke klinik
terdekat dan mendapatkan hasil GDS : 234.
An. A sebagai anak yang tinggal bersama keluarganya, jarang sekali
mengalami sakit,tidak mempunyai gangguan saat istirahat,makan, maupun
kebutuhan dasar yang lain. Tidak mempunyai penyakit keturunan. An. A pernah
menjalani perawatan di Rumah Sakit akibat anemia pada tahun 2017.
16. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Keluarga Ny. S sebelumnya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialami
Ny. S
C. Data Lingkungan (Waktu Pelaksanaan)
17. Karakteristik Rumah
Status kepemilikan rumah adalah milik suami, tipe rumah permanen berlantai
keramik dan dinding. Jumlah ruangan terdiri dari : 2 kamar tidur, 1 ruang tamu,1
ruang dapur, 1 jamban dan ventilasi yang kuranng, sehingga untuk pertukaran udara
dan pencahayaan juga kurang. Perabotan keluarga yang kurang tertata dengan rapi.
Sumber air minum berasal dari sumur gali. Halaman rumah nyang bersamaan
dengan jalan utama perdesaan.
18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Tn S tinggal Bersama keluarganya berada di daerah perkotaan, hubungan anggota
keluarga dengan warga sekitar terjalin dengan baik. Tn S sendiri aktif di masyarakat
sebagai ketua RT 04/05.

19. Mobilitas Geografis Keluarga

Sejak tahun
Sejak tahun 1982 Ny “T” berdomisili di tegal melati dan tidak pernah pindah-pindah
tempat tingga karenan disini rumah suami.
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat, berapa lama keluarga tinggal di daerah ini, bagaimana
keluarga mencapai fasilitas kesehatan, dan bagaimana sarana transportasi.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Istri dari Tn. S aktif di masyarakat kegiatan senam lansia dan perkumpulan
acara desa sebagai Ibu RT, keluarga sangat akrab dengan lingkungan
sekitar..
21. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga beserta kepala kleluarga berjumlah 3 orang yang terdiri
dari Ayah, Ibu, Anak dengan keadaan sehat. Fasilitas kesehatan keluarga yang
cukup memadai beserta dukungan dari anggota keluarga dan lingkungan sekitar
D. Struktur Keluarga
22. Pola Komunikasi Keluarga
Pada komunikasi yang digunakan Tn. S beserta keluarganya yaitu pola
terbuka, dan dalam berkomunikasi tidak ada masalah.
23. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam mengambil keputusan keluarga Tn. S dilakukan dengan jalan
musyawarah Bersama untuk mencapai musyawarah. Contohnya dalam
memilih pelayanan kesehatan yang terdekat juga dibicarakan dengan
musyawarah.
24. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Keluarga tidak pernah mengeluh tentang peran antar masing – masing
anggota keluarga dan menjalaninya dengan baik.
25. Nilai Atau Norma Keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang mempengaruhi kesehatan, jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit, keluarga selalu membawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
E. Fungsi
26. Fungsi Afeksi
Hubungan dengan keluarga terjalin dengan harmonis, keluarga merasa
nyaman dengan keadaan saat ini, antar keluarga yang saling menghargai
dan sebagai kepala keluarga bijak dalam memilih keputusan
27. Fungsi Sosial
Hubungan keluarga Tn. S dengan tetangga sekitar berjalan dengan
baik,terlebih pada kegiatan kemasyarakatan yang diikuti anggota keluarga
Tn.S adalah pengajian dan,senam lansia.
28. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan.
Keluarga tau tentang penyakit yang di derita, Ny. S , gejala,
pengobatannya, tetapi belum mengetahui bagaimana diet penyakit DM
yang benar
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat.
Jika salah satu anggota keluarga mengalami sakit maka sesegera
mungkin dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
c. Sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga tau tentang penyakit yang di derita, Ny. S adalah kencing manis atau
DM, Ny. S tidak boleh mengkonsumsi banyak makanan dan minuman yang
mengandung banyak kandungan gula tetapi belum mengetahui bagaimana diet
penyakit DM yang benar
d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah
yang sehat.
Keluarga kurang mengetahui tentang pemeliharaan kebersihan
lingkungan bagi kesehatan, lingkungan rumah yang kurang terawat dan
lingkungan di dalam rumah yang kurang tertata dengan rapi, kurangnya
ventilasi dan pencahayaan mengakibatkan rumah terlihat gelap maka
harus menyalakan lampu pada setiap ruangan sepanjang hari dan jika
pada siang hari ruangan terasa pengap.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat.
Keluarga Ny. S sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan
menggunakan kartu BPJS jika berobat dan juga memanfaatkan fasilitas
kesehatan setempat.
29. Fungsi Reproduksi\
Tn. S mempunyai 3 anak perempuan dan saat ini Ny. S sudah menopause.
30. Fungsi Ekonomi
Sumber pendapatan keluarga Tn. S dari pekerjaan yang dijalani Tn.S dan
Ny. S tersebut menurutnya sudah cukup untuk kebutuhan sehari – hari.
F. Stress dan Koping Keluarga
31. Stressor Jangka Pendek dan jangka Panjang
Harapan keluarga Tn.S bias menjadi keluarga yang sehat,aman,dan
sejahtera.
32. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Situasi /
Stressor Sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor
yang ada.
Bila terjadi suatu masalah dalam keluarga selalu berembug /
bermusyawarah, keputusan diambil secara musyawarah.
33. Strategi Koping yang Digunakan
Bila terjadi suatu masalah dalam keluarga selalu berembug / bermusyawarah,
keputusan diambil secara musyawarah..
34. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga Tn. S tidak pernah melakukan perilaku kasar terhadap keluarganya dan
tidak pernah melakukan ancaman dalam menjelaskan masalah
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga (Head to Toe)
Pemeriksaan Tn. S Ny. S An. A
TTV Kesadaran : Kesadaran : Kesadaran :
composmentis composmentis composmentis
TB : 165 cm TB : 163 cm TB : 158 cm
BB : 55 kg BB : 62 kg BB : 55 kg
IMT : 21,48 IMT : 23,77 IMT : 22,08
TD : 137/93 mmHg TD : 133/98 mmHg TD : 96/78 mmHg
Suhu : 36,3 derajat Suhu : 36 derajat Suhu : 36,3 derajat
Nadi : 85x/menit Nadi : 90x/menit Nadi : 73x/menit
RR : 20x/menit RR : 22x/menit RR : 17x/menit
Pemeriksaan Laborat
GDS : 234
Kepala Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk
kepala mesochepal, kepala mesochepal, kepala mesochepal,
warna rambut hitam warna rambut hitam warna rambut hitam
bercampur putih dan bercampur putih dan dan persebaran
persebaran rambut persebaran rambut rambut merata, tidak
merata, tidak ada merata, tidak ada ada kelainan, tampak
kelainan, tampak kelainan, tampak bersih.
bersih. bersih. Palpasi : Tidak ada
Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada
benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak luka/bekas luka
luka/bekas luka ada luka/bekas luka
Pemeriksaan Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk Inspeksi : Bentuk
wajah wajah simetris, tidak wajah simetris, tidak wajah simetris, tidak
tampak luka/bekas tampak luka/bekas tampak luka/bekas
luka luka luka
Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Leher Inspeksi : Tidak Inspeksi : Tidak Inspeksi : Tidak
tampak pembesaran tampak pembesaran tampak pembesaran
pada kelenjar getah pada kelenjar getah pada kelenjar getah
bening dan tiroid, bening dan tiroid, bening dan tiroid,
bentuk simetris bentuk simetris bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
getah bening dan getah bening dan getah bening dan
tiroid,tidak terdapat tiroid,tidak terdapat tiroid,tidak terdapat
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Dada Pemeriksaan paru- Pemeriksaan paru- Pemeriksaan paru-
paru paru paru
I : Bentuk dada I : Bentuk dada I : Bentuk dada
simetris ,ictus cordis simetris ,ictus cordis simetris ,ictus cordis
tidak teraba tidak teraba tidak teraba
Pal : Vokal permitus Pal : Vokal permitus Pal : Vokal permitus
sama kanan dan kiri, sama kanan dan kiri, sama kanan dan kiri,
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
Pe : Sonor Pe : Sonor Pe : Sonor
A : Vesikuler A : Vesikuler A : Vesikuler
Pemeriksaan jantung Pemeriksaan jantung Pemeriksaan jantung
I : Simetris kanan dan I : Simetris kanan I : Simetris kanan
kiri, tidak ada dan kiri, tidak ada dan kiri, tidak ada
pembesaran jantung pembesaran jantung pembesaran jantung
P : Tidak ada nyeri P : Tidak ada nyeri P : Tidak ada nyeri
tekan tekan tekan
P : Irama jantung P : Irama jantung P : Irama jantung
teratur teratur teratur
Abdomen I : Warna kulit sawo I : Warna kulit sawo I : Warna kulit sawo
matang, warna kulit matang, warna kulit matang, warna kulit
merata, tidak terdapat merata, tidak merata, tidak terdapat
bekas luka terdapat bekas luka bekas luka
A : Peristaltik usus A : Peristaltik usus A : Peristaltik usus
10x permenit 10x permenit 10x permenit
Perkusi : terdengar Perkusi : terdengar Perkusi : terdengar
hasil ketukan hasil ketukan hasil ketukan
tyimpani di semua tyimpani di semua tyimpani di semua
kuadran abdomen kuadran abdomen kuadran abdomen
Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada
nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak
terdapat edema, tidak terdapat edema, terdapat edema, tidak
terdapat massa dan tidak terdapat massa terdapat massa dan
benjolan yang dan benjolan yang benjolan yang
abnormal abnormal abnormal
Ekstermitas Tangan kanan dan Tangan kanan dan Tangan kanan dan
kiri dapat bergerak kiri dapat bergerak kiri dapat bergerak
bebas, kekuatan otot bebas, kekuatan otot bebas, kekuatan otot
5, kuku pada jari 5, kuku pada jari 5, kuku pada jari
tampak sedikit kotor tampak sedikit kotor tampak sedikit kotor
Kedua telapak kaki Kedua telapak kaki Kedua telapak kaki
tidak terjadi tidak terjadi tidak terjadi
kelemahan, anggota kelemahan, anggota kelemahan, anggota
gerak lengkap, tidak gerak lengkap, tidak gerak lengkap, tidak
terdapat bekas luka, terdapat bekas luka, terdapat bekas luka,
kuku pada jari terlihat kuku pada jari kuku pada jari
sedikit kotor terlihat sedikit kotor terlihat sedikit kotor
H. Harapan Keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga bias menjadi keluarga yang sejahtera, aman,sehat
jasmani dan rohaninya.
I. Pengkajian Masalah Psikiatrik
 Depresi : Tidak ada
 Kecemasan kronik : Tidak ada
 Kehilangan mood : Tidak ada
 Penurunan konsep diri : Tidak ada
 Keinginan bunuh diri : Tidak ada
J. Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Anggota Keluarga
 Klien mengatakan makan 3x/hari yang berisi sayuran, lauk pauk, nasi,
buah-buahan jarang. Klien mengatakan jarang makan-makanan mans dan asin.
 Intake cairan : Klien mengatakan minum air putih sebanyak ± 2 liter/hari.
 Klien mengatakan jarang minum-minuman yang manis.
 Eliminasi : Klien mengatakan BAB 3x/minggu, berwarna cokelat dan tidak
terlalu keras/encer Klien mengatakan BAK sebanyak 7x/hari, berwarna kuning
muda
 Mobilisasi:
Makan dan minum : mandiri
Mandi : mandiri
Berpakaian : mandiri
Eliminasi : mandiri
Mobilisasi : mandiri
Berpindah : mandiri
 Ambulasi : mandiri
 Personal hygiene ; Klien mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari
dan ganti pakaian setiap hari
 Istirahat : Klien mengatakan tidur malam mulai jam 21 00-05.00, tidur sang 1-2
jam/hari, klien mengatakan tidur dengan nyenyak.
II. ANALISA DATA
Nama KK : Tn. S
Keluarga Yang Sakit : Ny.S
Alamat : Sorogenen, RT 04/05 Jagalan Jebres
No. Data Problem
1. DS : Keluarga mengatakan tau tentang Defisit Pengetahuan Berhubungan
penyakit yang di derita, Ny. S adalah Dengan Kurang Teropaparnya
kencing manis atau DM, Ny. S tidak Informasi D.0111
boleh mengkonsumsi banyak makanan
dan minuman yang mengandung banyak
kandungan gula tetapi belum mengetahui
bagaimana diet penyakit DM yang benar
DO : Ny. S dan keluarga tampak
kebingungan dan tidak mengerti ketika
ditanya mengenai diet Diabetes Melitus.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN KEPERAWATAN KELUARGA


Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Teropaparnya Informasi D.0111
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama KK : Tn. S
Alamat : Sorogenen, RT 04/05 Jagalan Jebres
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi TTD
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. Defisit - Keluarga - Keluarga - Kemampu - Perilaku Bimbingan Sistem Septi
Pengetahuan mengetahui mengetahu an sesuai Kesehatan I.12360
Berhubungan pasien i diet menjelask anjuran Observasi :
Dengan Kurang sedang Diabetes an meningkat - Identifikasi masalah
Teropaparnya mengalami Melitus pengetahu - Verbalisas kesehatan indifidu
Informasi penyakit - Keluarga an tentang i minat keluarga dan masyarakat
D.0111 Diabetes mengetahu topik dalam - Identifikasi inisiatif
Melitus iGejala meningkat belajar individu, keluarga dan
pemyakit meningkat masyarakat
Diabetes - Persepsi Terapeutik
Melitus yang - Fasilitasi pemenuhan
keliru kebutuhan kesehatan
terhadap - Fasilitasi pemenuhan
masalah kebutuhan kesehatan
menurun mandiri
- Libatkan kolega/teman
untuk membimbing
pemenuhan kebutuhan
kesehatan
-Siapkan pasien untuk
mampu berkolaborasi
dan berkerjasama dalam
pemenuhan kebutuhan
kebutuhan kesehatan
Edukasi
- Bimbingan untuk
bertanggungjawab
mengidentifikasi dan
mengembangkan
kemampuan
memecahkan masalah
kesehatan secara mandiri
V. IMPLEMENTASI
Nama KK : Tn. S
Alamat : Sorogenen, RT 04/05 Jagalan Jebres
No. Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Formatif TTD
Keperawatan
1. Rabu, 21 Defisit Pengetahuan Observasi : S : Keluarga mengatakan Septj
Desember Berhubungan Dengan - Mengidentifikasi masalah cukup mengerti tentang
2022 Kurang Teropaparnya kesehatan indifividu penyakit Diabetes Melitus,
15.00 WIB Informasi D.0111 keluarga dan masyarakat kontrol secara rutin dan
Terapeutik perubahan peran terhadap
- Melibatkan kolega/teman proses keluarga, tetapi belum
untuk membimbing mengetahui diet Diabetes
pemenuhan kebutuhan Melitus
kesehatan O:
- Menyiapkan pasien untuk Kesadaran : composmentis
mampu berkolaborasi dan TB : 163 cm
berkerjasama dalam BB : 62 kg
pemenuhan kebutuhan IMT : 23,77
kebutuhan kesehatan TD : 133/98 mmHg
- Memeriksa TTV pada klien Suhu : 36 derajat
- Pemeriksaan GDS Nadi : 90x/menit
Edukasi RR : 22x/menit
- Membimbing untuk Pemeriksaan Laborat
bertanggungjawab GDS : 234 mg/dl
mengidentifikasi jika Keluarga tampak mengerti
terdapat keluhan pada klien dan cukup kooperatif.
- Mengedukasi bagaimana A : Masalah Defisit
diet yang tepat pengetahuan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2. Kamis, Defisit Pengetahuan Observasi : S : Keluarga mengatakan Septi
22 Berhubungan Dengan - Mengidentifikasi masalah untuk kedepannya sering
Desember Kurang Teropaparnya kesehatan indifividu melakukan pengecekan gula
2022 Informasi D.0111 keluarga dan masyarakat darah untuk mengetahui
15.00 WIB
Terapeutik perkembangan klien
- Melibatkan kolega/teman O:
untuk membimbing Kesadaran : composmentis
pemenuhan kebutuhan TB : 163 cm
kesehatan BB : 62 kg
- Memeriksa TTV pada klien IMT : 23,77
- Pemeriksaan GDS TD : 133/98 mmHg
Edukasi Suhu : 36,3 derajat
- Mengedukasi bagaimana Nadi : 92x/menit
diet yang tepat RR : 27x/menit
Pemeriksaan Laborat
GDS : 218 mg/dl
Keluarga tampak memotivasi
klien
Keluarga tampak kooperatif
A : Masalah Defisit
pengetahuan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Rabu, 21 Defisit Pengetahuan Observasi : S : Klien mengatakan hari Septi
Desember Berhubungan Dengan - Mengidentifikasi masalah ini klien merasa tubuhnya
2022 Kurang Teropaparnya kesehatan indifividu lebih bugar dibandingkan
15.00 WIB Informasi D.0111 keluarga dan masyarakat sebelumnya.
Terapeutik O:
- Memeriksa TTV pada klien Kesadaran : composmentis
- Pemeriksaan GDS TB : 163 cm
Edukasi BB : 62 kg
- Mengedukasi bagaimana IMT : 23,77
diet yang tepat TD : 138/89 mmHg
Suhu : 36 derajat
Nadi : 85x/menit
RR : 19x/menit
Pemeriksaan Laborat
GDS : 182 mg/dl
Keluarga tampak memotivasi
klien
Keluarga tampak kooperatif
A : Masalah Defisit
pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
VI . EVALUASI
Nama KK : Tn. S
Alamat : Sorogenen, RT 04/05 Jagalan Jebres
No. Waktu Diagnosa Evaluasi Sumatif TTD

Keperawatan
1. Rabu, 21 Defisit Pengetahuan S : Keluarga mengatakan mengetahui penyakit yang Septi
Desember Berhubungan Dengan diderita salah satu anggota dari keluarganya
2022 Kurang Teropaparnya O : Keluarga tampak mengerti dan kooperatif
15.00 WIB Informasi D.0111 saat diedukasi
A : Masalah Defisit pengetahuan teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2. Kamis, Defisit Pengetahuan S : Keluarga mengatakan untuk kedepannya sering Septi
22 Berhubungan Dengan melakukan pengecekan gula darah untuk mengetahui
Desember Kurang Teropaparnya perkembangan klien
2022 Informasi D.0111 O : Keluarga tampak mengerti dan kooperatif
15.00 WIB saat diedukasi
A : Masalah Defisit pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. Rabu, 21 Defisit Pengetahuan S : Klien mengatakan hari ini klien merasa tubuhnya Septi
Desember Berhubungan Dengan lebih bugar dibandingkan sebelumnya.
2022 Kurang Teropaparnya O : Keluarga tampak mengerti dan kooperatif
15.00 WIB Informasi D.0111 saat diedukasi
A : Masalah Defisit pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
PRE PLANNING KELUARGA

Kunjungan ke : 1
Hari/Tgl/Bulan : Rabu, 21 Desember 2022

I. LATAR BELAKANG
A. Karakteristik keluarga
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses yang terdiri
dari 4 tahap. Tahap tersebut meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data
tentang status kesehatan pasien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis,
sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Langkah awal memberikan asuhan keperawatankeluarga yaitu dengan
membina hubungan saling percaya serta melakukan kontrak waktu pada tanggal 21
Desember 2022 pukul 15.00 WIB. Pengkajian ini merupakan salah satu kelengkapan
dalam menentukan masalah kesehatan atau masalah di dalam keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan. Tn. S bertempat tinggal di desa Sorogenen 04/05
Jebres.
B. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
- Data umum
- Lingkungan
- Fungsi keluarga
- Harapan keluarga
- Pemahaman pasien pada masalah yang dihadapi
C. Masalah keperawatan keluarga
Belum dapat terkaji.
II. PROSES KEPERAWATAN
A. Diagnosa keperawatan
keluarga Belum dapat dikaji.
B. Tujuan umum
Mendapatkan informasi atau data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah
keperawatan dari keluarga Tn. S
C. Tujuan khusus
- Mengumpulkan data umum, lingkungan, fungsi keluarga dan harapan keluarga
- Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga
- Keluarga Tn. S mampu mengenali masalah dalam keluarga
III. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Metode
Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi
B. Media dan alat
Format pengkajian, alat tulis, nursing kit
C. Waktu dan tempat
Dilakukan di desa sorogenen 04/05 Jebres pada pukul 15.00 WIB di kediaman Tn. S
IV. KRITERIA EVALUASI
A. Evaluasi struktur
- Kontrak waktu, tempat, dan topik dengan keluarga Tn. S
- Menyiapkan alat tulis dan media yang digunakan beserta format pengkajian
B. Evaluasi proses
- Pelaksanaan sesuai dengan kontrak waktu yang telah ditentukan
- Wawancara berjalan dengan lancar
- Keluarga tampak kooperatif
C. Evaluasi hasil
- Keluarga Tn.S mengikuti pengkajian sampai selesai
- Keluarga menjawab pertanyaan sengan jelas

Pembimbing Mahasiswa

……………….. ……………………..
PRE PLANNING KELUARGA

Kunjungan ke : 2
Hari/Tgl/Bulan : Kamis 22 Desember 2022

I. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik keluarga
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses yang terdiri dari 4
tahap. Tahap tersebut meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status
kesehatan pasien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis, sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Setelah langkah awal adalah tahap pengjaian dan membina hubungan saling percaya
dan melakukan kontrak waktu pada tanggal 22 Desember 2022 pukul 15.00 WIB.
Pengkajian ini merupakan salah satu kelengkapan dalam menentukan masalah kesehatan
atau masalah di dalam keluarga yang berhubungan dengan kesehatan. Tn. S bertempat
tinggal di desa Sorogenen 04/05 Jebres. Diharapkan keluarga Tn. S dapat kooperatif dan
berpartisipasi secara aktif untuk kegiatan selanjutnya.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
- Data umum
- Lingkungan
- Fungsi keluarga
- Harapan keluarga
- Pemahaman pasien pada masalah yang dihadapi
c. Masalah keperawatan keluarga
Keluarga Tn. S belum mampu memprioritaskan masalah keperawatan utama pada
keluarganya.
II. PROSES KEPERAWATAN
a. Diagnosa keperawatan keluarga
Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Teropaparnya Informasi D.0111
b. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn. S
dapat mengerti, memahami dan mampu menindaklanjuti tentang penyekit yang diderita
oleh anggota keluarganya.
c. Tujuan khusus
- Mengerti dan memahami konsep penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya
- Keluarga Tn. S mampu mengenali dan memprioritaskan masalah keperawatan
utama
III. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
a.Metode
Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi
b.Media dan alat
Format pengkajian, alat tulis, nursing kit
c.Waktu dan tempat
Dilakukan di desa sorogenen 04/05 Jebres pada pukul 15.00 WIB di kediaman Tn. S
IV. KRITERIA EVALUASI
a.Evaluasi struktur
- Kontrak waktu, tempat, dan topik yang sudah dilakukan di pertemuan sebelumnya
- Alat tulis dan media yang digunakan beserta format pengkajian sudah disiapkan
- Tersedianya laporan pendahuluan
b.Evaluasi proses
- Pelaksanaan sesuai dengan kontrak waktu yang telah ditentukan
- Wawancara berjalan dengan lancar
- Keluarga tampak kooperatif
c.Evaluasi hasil
- Keluarga Tn.S mengikuti pengkajian sampai selesai
- Keluarga menjawab pertanyaan sengan jelas

Pembimbing Mahasiswa

……………….. ……………………..
PRE PLANNING KELUARGA

Kunjungan ke : 3
Hari/Tgl/Bulan : Jumat 23 Desember 2022

I. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik keluarga
Evaluasi merupakan proses keperawatan yang paling akhir. Evaluasi bertujuan
mengetahui sejauh mana keberhasilan sebuah intervensi keperawatan yang sudah
ditetapka
. Dari hasil evaluasi maka petukas dapat menentukan rencana selanjutnya. Intervensi
keperawatan keluarga pada Tn. S yang telah dilaksanakan pada tanggal 23 Desember
2022 yang bertujuan untuk mengetahui masalah keperawatan yang ditemukan pada saat
pengkajian

b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


- Data umum
- Lingkungan
- Fungsi keluarga
- Harapan keluarga
- Pemahaman pasien pada masalah yang dihadapi
c. Masalah keperawatan keluarga
Kurangnya pengetahuan kesehatan tentang penyakit pada anggota Keluarga Tn. S
II. PROSES KEPERAWATAN
a. Diagnosa keperawatan keluarga
Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Teropaparnya Informasi D.0111
b. Tujuan umum
Melakukan evaluasi hasil pertemuan sebelumnya terhadap keluarga Tn. S
c. Tujuan khusus
Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn. S terkait penyakit yang diderita
salah satu anggota keluarga.
III. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
a.Metode
Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi
b.Media dan alat
Format pengkajian, alat tulis, nursing kit
c.Waktu dan tempat
Dilakukan di desa sorogenen 04/05 Jebres pada pukul 15.00 WIB di kediaman Tn. S
IV. KRITERIA EVALUASI
a.Evaluasi struktur
- Laporan pendahuluan disiapkan
- Alat bantu disiapkan
b.Evaluasi proses
- Pelaksanaan sesuai dengan kontrak waktu yang telah ditentukan
- Keluarga tampak kooperatif
c.Evaluasi hasil
- Keluarga Tn.S mengikuti pengkajian sampai selesai
- Keluarga Tn. S lebih memahami tentang penyakit yang diderita salah satu anggota
keluarganya
- Keluarga Tn.S mampu mengaplikasikan penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembimbing Mahasiswa

……………….. ……………………..

Anda mungkin juga menyukai