Anda di halaman 1dari 46

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA HEPATITIS

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA


Dosen Pengampu: Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.

MAKALAH

Oleh
Desi Trisari NIM 152310101116
Rifqoh Robihah NIM 152310101117
Qulud Arum Pratiwi NIM 152310101118
Evita Riani NIM 152310101119

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JEMBER
2017
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HEPATITIS

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dikelola sebagai tahap awal dalam
melakukan asuhan keperawatan. Dimana pengkajian asuhan keperawatan keluarga
berdasarkan gabungan dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga Friedman
dengan adaptasi indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga yang
terdiri dari 6 kelompok data yaitu: data identifikasi, tahap perkembangan dan
riwayat keluarga, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, koping dan
stres keluarga (Friedman, 1992). Indikator PHBS rumah tangga terdiri dari 10 yaitu:
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pemberian air susu ibu (ASI)
eksklusif, penimbangan bayi dan balita setiap bulan, penggunaan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir menggunakan sabun, penggunaan
WC atau jamban sehat, pemberantasan jentik di rumah seminggu sekali, makan
buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok
di dalam rumah.
1. Identifikasi Data
1) Data Anggota Keluarga
Keluarga memiliki nama sesuai dengan kepala keluarga, keluarga
umumnya diawali dengan pernikahan suami-isteri yang menjalin hubungan
dan memiliki latar belakang keluarga masing-masing. Indonesia dengan
banyak pulau memiliki berbagai budaya dan etnis, ciri etnis (kesukuan)
melekat pada identitas individu yang berlatar belakang keluarga.Misalnya
ayah yang berasal dari suku Sunda dan ibu yang berasal dari suku Jawa
dengan anak yang lahir dan besar di Jember, maka menyatakan sebagai
keluarga campuran suku Sunda-Jawa dengan pembauran interaksi sosial
masyarakat Jember.
Pada data anggota keluarga biasanya terdiri dari nama Kepala Keluarga,
umur, alamat, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, status gizi, status
imunisasi, TTV, riwayat kesehatan, status kesehatan saat ini, masalah
kesehatan, dan status sosial ekonomi. Pada keluarga dengan hepatitis, lebih
ditekankan pada riwayat kesehatan keluarga seperti faktor penyebab
keluarganya, penyakit dari keluarganya, adakah kepercayaan yang dianut
yang berhubungan dengan kesehatan, maupun kebiasaan dari keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.Selain itu dari riwayat kesehatan keluarga
juga dapat diperoleh data sarana pelayanan kesehatan yang digunakan oleh
keluarga dengan hepatitis seperti Puskesmas, Rumah Sakit, maupun klinik.
Genogram adalah peta atau riwayat keluarga yang menggunakan
simbol-simbol khusus untuk menjelaskan hubungan, peristiwa penting, dan
dinamika keluarga dalam beberapa generasi. Berikut adalah simbol genogram
yang sering digunakan untuk melihat hubungan dalam keluarga tersebut.

2. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga


Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi:
a. Apa tahap perkembangan keluarga saat ini.
Dimana setiap tahap perkembangan keluarga memiliki tugas
perkembangan atau harapan peran tertentu. Tugas perkembangan keluarga
menumbuhkan rasa tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga pada
setiap tahap perkembangan keluarga sehingga keluarga dapat memenuhi:
kebutuhan biologis keluarga, penekanan budaya keluarga, aspirasi dan nilai
keluarga itu sendiri (Klein & White, 1996). Tugas perkembangan keluarga
dengan hepatitis biasanya keluarga berusaha untuk memenuhi tuntutan dan
kebutuhan anggota keluarganya yang menderita hepatitis. Tugas
perkembangan keluarga tersebut dilakukan untuk mencapai lima fungsi dasar
dalam keluarga meliputi: fungsi afektif (fungsi pertahanan kepribadian),
fungsi sosialisasi dan status sosial, fungsi perawatan kesehatan (terutama
keluarga dengan salah satu atau lebih anggota memiliki masalah kesehatan),
fungsi reproduksi, fungsi ekonomi. Misalnya tugas perkembangan pada
keluarga penderita hepatitis meliputi perubahan sikap dan kebutuhan anggota
keluarga yang menderita hepatitis.
Tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi delapan tahap
meliputi:
1) Tahap Keluarga Baru Menikah
Tugas perkembangan pada tahap keluarga baru menikah adalah
membina hubungan intim yang memuaskan; membina hubungan
dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial; mendiskusikan
rencana memiliki anak.
2) Tahap Keluarga dengan Anak Baru Lahir (Anak Tertua Berusia sampai
30 Bulan)
Tugas perkembangan pada tahap keluarga dengan anak baru
lahir adalah mempersiapkan menjadi orang tua; adaptasi dengan
perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan
seksual dan kegiatan; mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangannya.
3) Tahap Keluarga dengan Anak Prasekolah (Anak Tertua Berusia 2,5-5
Tahun)
Tugas perkembangan pada tahap keluarga dengan anak
prasekolah adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman; membantu anak unutk
bersosialisasi; beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain (anak tertua) juga harus terpenuhi;
mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar); pembagian waktu
untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga memiliki tingkat
kerepotan yang tinggi); pembagian tanggungg jawab anggota keluarga;
merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
4) Tahap Keluarga dengan Anak Sekolah (Anak Tertua Berusia 6-12
Tahun)
Tugas perkembangan pada tahap keluarga dengan anak usia
sekolah adalah membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh
dari sekolah atau masyarakat); mempertahankan keintiman pasangan;
memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
5) Tahap Keluarga dengan Anak Remaja (Anak Tertua Berusia 13-20
Tahun)
Tugas perkembangan pada tahap keluarga dengan anak remaja
adalah memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi; mempertahankan hubungan intim dalam keluarga;
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua
(menghindari adanya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan antar
anggota keluarga).
6) Tahap Keluarga Mulai Melepas Anak Sebagai Dewasa (Anak-anaknya
Mulai Meninggalkan Rumah)
Tugas perkembangan pada tahap keluarga yang mulai melepas
anak sebagai deawasa adalah memperluas jaringan keluarga dari
keluarga inti menjadi keluarga besar; mempertahankan keintiman
pasangan; membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat; penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
7) Tahap Keluarga yang Hanya Terdiri dari Orang Tua Saja atau Keluarga
Usia Pertengahan (Semua Anak Meninggalkan Rumah)
Tugas perkembangan pada tahap keluarga pertengahan adalah
mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan;
mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-
anaknya dan sebaya; meningkatkan keakraban pasangan.
8) Tahap Keluarga Lansia
Tugas perkembangan pada tahap keluarga lansia adalah
mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya; adaptasi dengan perubahan yang akan
terjadi, missal kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan
keluarga; mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat;
melakukan life review masa lalu.
Jika keluarga tidak mampu memenuhi slash satu atau lebih dari tugas
perkembangan sesuai tahap perkembangan keluarga, maka keluarga tersebut
dapat dinyatakan belum memenuhi tugas perkembangan keluarganya dengan
baik.
b. Sejauh mana keluarga memenuhi berbagai tugas perkembangan yang
sesuai dengan tahap perkembangan saat ini.
Biasanya tahap perkembangan keluarga yang digunakan berdasarkan
tahap kehidupan keluarga menurut Duvall dimana ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan
tugas sesuai tahapan perkembangan.Sedangkan riwayat keluarga adalah
mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti seperti keluarga dengan hepatitis
kemungkinan riwayat keluarganya ada yang menderita hepatitis sehingga
dapat menular kepada anggota keluarga lainnya.
c. Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat
perkembangan dan berbagai kejadian dan berbagai pengalaman
kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan seperti
perceraian, kematian, kehilangan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga.
Biasanya keluarga dengan hepatitis mengatakan suhu tubuhnya tinggi
dan nyeri perut kanan atas.Sedangkan gejala awal biasanya sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual muntah, demam, dan nyeri perut kanan atas.
d. Keluarga asal kedua orang tua seperti apa kehidupan keluarga asalnya,
hubungan masa lalu dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua.
Biasanya keluarga dengan hepatitis berkaitan erat dengan penyakit
keturunan, riwayat penyakit menular misalnya melalui makanan, minuman,
maupun cairan dari anggota keluarga yang menderita hepatitis.
3. Data Lingkungan Keluarga
Terdiri atas karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas,
mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, sistem pendukung keluarga.Dimana karakteristik rumah dapat
meliputi tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar), apakah keluarga
memiliki rumah sendiri atau menyewa rumah tersebut.Selain itu kondisi rumah
(interior dan ekterior rumah). Interior rumah terdiri atas jumlah kamar dan tipe
kamar (kamar tamu, kamar tidur), penggunaan kamar-kamar dan bagaimana
kamar-kamar tersebut diatur, bagaimana kondisi dan kecukupan perabot, apakah
penerangan, ventilasi, pemanas memadai (buatan atau panas matahari), apakah
lantai, tangga, susuran, dan bangunan yang lain dalam kondisi yang adekuat,
bagaimana suplai air minum, sanitasi, dan adekuasi pendinginan, bagaimana
kamar mandi, fasilitas yang ada di kamar mandi, dan kaji pengaturan tidur di
dalam rumah: apakah pengaturan tersebut memadai bagi para anggota keluarga,
dengan pertimbangan usia keluarga, hubungan, dan berbagai kebutuhan khusus
keluarga yang lain. Serta amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah.
Karakteristik lingkungan dan komunikasi tempat tinggal yang lebih luas
meliputi karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan yang paling dekat dan
komunitas yang lebih luas. Tipe lingkungan atau komunitas (desa, kota, subkota,
antar kota). Tipe tempat tinggal (hunian, industrial, campuran hunian dan
industri kecil, agraris) di lingkungan.Keadaan tempat tinggal dan jalan raya
(terpelihara, rusak, tidak terpelihara, sementara diperbaiki).Sanitasi jalan raya,
rumah (kebersihan, pengumpulan sampah).Masalah yang berkaitan dengan
kemacetan lalu lintas.Adanya industri dan berbagai industri di lingkungan
(udara, kebisingan, berbagai masalah polusi air).
Karakteristik demografi dari lingkungan dan komunitas.Kelas sosial dan
karakteristik etnis penghuni.Berbagai perubahan secara demografis yang
berlangsung dalam lingkungan atau komunitas.
Pelayanan kesehatan dan berbagai pelayanan dasar yang ada dalam
lingkungan dan komunitas.Berbagai fasilitas pemasaran (makanan, sandang,
apotik).Berbagai lembaga kesehatan (klinik, rumah sakit, dan fasilitas gawat
darurat).Berbagai lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling,
pekerjaan).Berbagai pelayanan tempat cuci untuk kebutuhan keluarga.
Akses sekolah di lingkungan atau komunitas dapat diakses dan
bagaimana kondisinya.Apakah terdapat berbagai permasalahan integrase yang
memengaruhi keluarga.Bagaimana fasilitas rekreasi, bagaimana berbagai
pelayanan dan berbagai fasilitas transportasi tersebut dapat diakses (dalam arti,
jarak, kecocokan, dan jam) kepada keluarga, dan bagaimana inside kejahatan di
lingkungan tersebut.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Friedman (1998) terdiri dari norma dan nilai
keluarga, peran, kekuasaan, dan proses atau pola komunikasi. Dimana pada pola
komunikasi keluarga dengan hepatitis menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga dimana anggota keluarga yang menderita
hepatitis akan mengutarakan berbagai kebutuhan dan perasaannya kepada
anggota keluarga yang lainnya dengan jelas sehingga anggota keluarga lainnya
memperoleh dan memberikan respons dengan baik terhadap pesan dari anggota
keluarga yang menderita hepatitis. Sedangkan untuk struktur kekuasaan berarti
kemampuan anggota keluarga dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk merubah perilakunya. Misalnya pada dalam suatu keluarga, ada
seorang anak yang menderita hepatitis, maka orang tuanya harus mampu
merawat anaknya dan memutuskan perawatan kesehatan apa yang akan
digunakan serta mencegah agar hepatitis tersebut tidak menular pada anggota
keluarga lainnya. Struktur peran misalnya keluarga dengan anak kedua yang
menderita hepatitis, maka peran yang dijalankan adalah bapak sebagai kepala
keluarga yang bekerja sebagai pencari nafkah, ibu sebagai pengasuh atau
pemelihara anak dengan menyediakan kebutuhan makan, kebersihan, perawatan
diri, dan sebagai teman bicara suami maupun anaknya. Anak pertama berperan
sebagai pengayom bagi adik dengan memberikan bimbingan saat belajar,
membantu adik dalam mengerjakan sesatu hal dan memberi motivasi serta
dukungan pada adiknya yang terkena hepatitis. Selanjutnya struktur nilai yang
berarti menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan misalnya keluarga dengan hepatitis, maka dalam
keluarga tersebut harus diterapkan nilai untuk beribadah serta selalu mensyukuri
karunia yang diberikan oleh Tuhan.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Fiedman (2010) meliputi: fungsi afektif, fungsi
sosialisasi, fungsi perawatan kesehatan, dan fungsi reproduksi. Fungsi afektif
menggambarkan pertalian hubungan afektif.Hal yang perlu dikaji yaitu
gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai. Fungsi sosialisasi meliputi bagaimana interaksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,
mematuhi norma, budaya, dan menerapkan perilaku yang baik. Selanjutnya
fungsi perawatan kesehatan menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit,
sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat dan sakit. Sedangkan fungsi
reproduksi terletak pada perencanaan jumlah keluarga termasuk program
keluarga berencana dan metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga. Biasanya fungsi keluarga yang perlu
ditekankan pada keluarga dengan hepatitis yaitu fungsi keluarga perawatan
kesehatan dan afektif, dimana keluarga dengan anggota keluarga hepatitis harus
memberikan perhatian lebih untuk memotivasi keluarganya yang sakit sehingga
mempermudah dalam proses perawatan kesehatannya. Misalnya keluarga dapat
mencegah penyakit hepatitis dengan cara menghindari faktor-faktor resiko dan
cara penularan seperti melalui makanan, minuman, cairan, dan darah. Selain itu
cara mencegah hepatitis yang paling efektif adalah melakukan imunisasi atau
vaksinasi terhadap hepatitis A dan B. Keluarga juga harus mampu mengenal
jenis obat-obatan yang digunakan pada penderita hepatitis misalnya penderita
hepatitis B diobati dengan obat antivirus, seperti lamivudine dan adefovir
dipivoxil. Hepatitis C diobati dengan kombinasi peginterferon dan ribovarin.
Transplantasi hati mungkin diperlukan pada kegagalan hati yang disebabkan
oleh hepatitis B atau C. Oleh karena itu keluarga dengan hepatitis harus tau
bagaimana cara merawat dan memberikan pengasuhan pada anggota keluarga
lainnya yang menderita hepatitis.

6. Stres dan Koping Keluarga


Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam kurun waktu sekitar 6 bulan.Stressor jangka
panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi
atau stressor yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespons terhadap
situasi atau stressor.Misalnya pada keluarga dengan hepatitis menjelaskan
bahwa yang menjadi stressor jangka pendek adalah kondisi nyeri perut pada
bagian kanan atas yang tidak pernah teratasi.
Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah misalnya keluarga
dengan hepatitis dimana ibu yang menderita hepatitis menjelaskan bahwa
suaminya membantu menenangkan dirinya saat dia merasakan terlalu cemas
memikirkan penyakitnya.
Strategi koping adalah hal yang dilakukan keluarga bila menghadapi
permasalahan dalam keluarga. Biasanya strategi koping yang digunakan oleh
keluarga dengan hepatitis adalah dengan menceritakan setiap masalah dan
pikirannya kepada anggota keluarga yang lain sehingga mendapat perhatian dari
anggota keluarga lainnya.Sedangkan strategi adaptasi disfungsional
menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan. Secara konstan keluarga selalu mengalami
perubahan termasuk persepsi dan kehidupan, stress dan koping diidentifikasi
berdasarkan stimulus dalam keluarga atau dari luar, kebutuhan berkembang
secara normal dan berkelanjutan serta terus-menerus dari seluruh anggota
keluarga, situasi tidak terduga yang melibatkan keluarga menghasilkan tuntutan
berubah yang berakibat perubahan keluarga sebagai bentuk adaptasi keluarga.
Strategi dan proses koping adalah sesuatu untuk melaksanakan dan menyatakan
fungsi keluarga. Pola dan sumber koping digunakan untuk melakukan adaptasi
dan mencapai tingkat kesejahteraan atau kesehatan keluarga yang lebih tinggi.
Ancaman paling sering terjadi pada keluarga dengan hepatitis meliputi
kemiskinan, keluarga dengan kematian anggota keluarga lain, keluarga dengan
pendidikan rendah, dan keluarga dengan kurang pengetahuan tentang kesehatan.
Strategi adaptasi disfungsional biasanya jarang digunakan pada keluarga dengan
hepatitis seperti penggunaan kekuatan dan menyerang (memukul, membentak,
melempar benda, dll) anggota keluarga yang lainnya dalam menyelesaikan suatu
masalah. Keluarga dengan hepatitis cenderung berbicara dan berkomunikasi
dengan baik-baik.

Selain format pengkajian keluarga menurut Friedman, Indonesia memiliki


format pengkajian keluarga yang diadopsi dari IPKKI Jawa Timur bekerjasama
dengan PPNI Jawa Timur tahun 2015.
Fasilitaspelayanankesehatan : ………………………………………………...
Nama perawat yang melakukan pengkajian : ………………………………………………...
Nomorregister : ………………………………………………...
Tanggalpengkajian : ………………………………………………...

2.1.1 DataKeluarga

1) Data Anggota Keluarga

Namakepalakeluarga : ………………………………………………..
Alamat rumah dannomortelp. : ………………………………………………..
Agamadansuku : ………………………………………………..
Bahasasehari-hari : ……………………………………………….
Jarak pelayanankesehatanterdekat : ……………………………………………….
Alattransportasi : ……………………………………………….
No Nama Hubungan Umur Jenis Suku Pendidikan Pekerjaan Statusg
dengan kelamin terakhir saat ini izi (TB,
kepala BB,
keluarga BMI)

1
2
Ds

Lanjutan tabel Data Anggota Keluarga

Tanda vital Status Alat Status Riwayat Analisis masalah kesehatan

(tekanan imunisasi bantu / kesehatan penyakit individu (untuk menentukan


darah, nadi, dasar protesa saat ini / alergi fokus asuhan)
suhu,

pernapasan)
(Isi analisis masalah umum sesuai dengan output laporan perkesmas)

2) Tahap dan Riwayat PerkembanganKeluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini: ............................................................................

Tugas perkembangan keluarga:


dapat dijalankan
tidak dapat dijalankan

Bila tidak dapat dijalankan, sebutkan alasannya: ...............................................................

3) StrukturKeluarga

Pola komunikasi:
baik
disfungsional
Peran dalam keluarga:

tidak ada masalah


ada masalah
Nilai / norma keluarga:

tidak ada konflik nilai


ada konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga: ……………………………………………………..

4) FungsiKeluarga

Fungsi afektif:

berfungsi

tidak berfungsi
Fungsi sosial:
berfungsi

tidak berfungsi
Fungsi ekonomi:
baik
kurangbaik

5) Pola Koping Keluarga

efektif
tidakefektif
Stressor yang dihadapi keluarga: ……………………………………………………………..
2.1.2 Data Penunjang Keluarga

1) Rumah dan SanitasiLingkungan

Kondisi rumah:

a. Type rumah:

permanen

semi permanen
tidak permanen
b. Lantai:
tanah
plester

c. Kepemilikanrumah:

Sendiri
sewa
Ventilasi:

a. Baik (10-15% dari luaslantai):

ya
tidak
b. Jendela setiap haridibuka:

ya
tidak
Pencahayaan:

a. Pencahayaanrumah:

baik
tidak
b. Cahaya matahari bisa menerangi ruangan dalam rumah:
ya
tidak

Saluran pembuangan limbah:


tertutup
terbuka
Air bersih:
a. Sumber airbersih:

sumur
PAM
sungai

lain-lain, sebutkan: ....................................................................................

b. Kualitasair:

tidak berwarna
tidak berbau
tidak berasa
Jamban memenuhi persyaratan:

a. Kepemilikan jamban:
ya
tidak

b. Jenis jamban:

leher angsa
cemplung
c. Jarak septic tank dengan sumber air: ………………………………………………...
Tempatsampah:
a. Kepemilikan tempatsampah:

ya

tidak, alasannya: ………………………………………………………….

b. Jenis tempatsampah:

tertutup
terbuka

Rasio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga 8m2/orang:

ya

tidak, alasannya: ……………….....................................................................

2) PHBS di Rumah Tangga (Mengkaji Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga)

Jika ada ibu nifas, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan:


ya
tidak, alasannya: .........................................................................................
Jika ada bayi, memberi ASI ekslusif:
ya
tidak, alasannya: .........................................................................................

Jika ada balita, menimbang balita tiap bulan:


ya
tidak, alasannya: ........................................................................................

Menggunakan air bersih untuk makan dan minum:


ya
tidak, alasannya: .......................................................................................

Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:


ya
tidak, alasannya: .......................................................................................

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun:


ya
tidak, alasannya: .......................................................................................

Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya:


ya
tidak, alasannya: .......................................................................................

Menjaga lingkungan rumah tampak bersih:


ya
tidak, alasannya: ...............................................................................................

(observasi dan validasi)


Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari:
ya

tidak, alasannya: ......................................................................................

Menggunakan jamban sehat:


ya
tidak, alasannya: ......................................................................................

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu:


ya
tidak (menguras, mengubur, menutup), alasannya: ............................................

Makan buah dan sayur setiap hari:


ya
tidak, alasannya: .......................................................................................

Melakukan aktivitas fisik setiap hari:

25
ya
tidak, alasannya: .......................................................................................

Tidak merokok di dalam rumah:


ya

26
tidak, alasannya: .......................................................................................

Penggunaan alkohol dan zat adiktif:


ya
tidak, alasannya: .................................................................................................

2.1.4 Tahap Penjajakan Kedua (Mengidentifikasi Penyebab / Tugas Kesehatan


Keluarga)
Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan Anggota Keluarga

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:


ada
tidak, alasannya: ........................................................................................

2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
ya
tidak

3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
ya
tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalamkeluarganya:
ya
tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati / dirawat:
ya
tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggotakeluarganya:
keluarga
tetangga
kader
tenaga kesehatan, yaitu: .................................................................................
27
(bisa lebih dari 1)

28
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiribiasanya
perlu berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan
tidak terpikirkan
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif:
(bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan), diturunkan setelah nomor 10
ya
tidak, jelaskan: .............................................................................................

9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami


anggotakeluarganya:
ya

tidak, jelaskan: ............................................................................................

10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
(bagaimana cara keluarga merawat anggota keluarga yang sakit berdasarkan 21 kebutuhan
dasar manusia)
ya

tidak, jelaskan: ............................................................................................

11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
ya

tidak, jelaskan: ............................................................................................

12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalahkesehatan:
ya

tidak, jelaskan: ............................................................................................

13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggotakeluarganya:
ya

tidak, jelaskan: ............................................................................................


29
Tabel 2.1 Kriteria Kemandirian Keluarga

KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA

Kesimpulan:
1. Menerima petugas Tuliskan hasil: Kemandirian I:

puskesmas. Jika memenuhi kriteria 1 dan

2. Menerima pelayanan 2.

kesehatan sesuai Kemandirian II:

rencana. Jika memenuhi kriteria 1

3. Menyatakan masalah sampai dengan 5.

kesehatan secara Kemandirian III:


benar. Jika memenuhi kriteria 1

4.Memanfaatkan sampai dengan 6.

fasilitas kesehatan Kemandirian IV:

sesuai anjuran. Jika memenuhi kriteria 1

5.Melaksanakan sampai dengan 7.

perawatan sederhana

sesuai anjuran.

6.Melaksanakan

tindakan pencegahan

secara aktif.

7.Melaksanakan

tindakan promotif

secara aktif.

30
31
B. Analisa Data
No. Data Diagnosis Keperawatan
1. Penjajakan I Gangguan rasa nyaman
 Diagnosa medis pasien yaitu hepatitis (nyeri) berhubungan dengan
 TTV pasien TD=130/80 mmHg, ketidak mampuan keluarga
S=39,5, N=88x/menit, merawat anggota keluarga
RR=28x/menit dengan hepatitis.
 Adanya nyeri tekan pada area
epigastrium
Penjajakan II
 Pasien mengatakan nyeri pada perut
bagian kanan atas seperti ditusuk-
tusuk dan pasien tidak tahu
bagaimana cara mengatasinya
 Pasien mengatakan pusing dan
bertanya apakah itu merupakan
gejala hepatitis
2. Penjajakan I Risiko gangguan pemenuhan
 Diagnosa medis pasien yaitu hepatitis kebutuhan nutrisi kurang dari
 TTV pasien TD=130/80 mmHg, kebutuhan berhubungan
S=39,5, N=88x/menit, dengan
RR=28x/menit ketidakmampuan keluarga
 BB menurun sehingga IMT tidak merawat pasien dengan
normal kurangnya nutrisi

 Anoreksia
 Pasien tampak lemas
 Pasien sering bertanya cara
meningkatkan nafsu makan
Penjajakan II

32
 Pasien tidak tahu cara meningkatkan
nafsu makannya agar BB bisa normal
kembali
3. Penjajakan I Resiko kekurangan cairan
 Diagnosa medis pasien yaitu hepatitis pada pasien berhubungan
 TTV pasien TD=130/80 mmHg, dengan ketidakmampuan
S=39,5, N=88x/menit, keluarga merawat anggota
RR=28x/menit keluarga yang mengalami
 Pasien tampak lemas output berlebih pada
Penjajakan II kejadian mual muntah

 Pasien mengatakan merasakan mual


dan muntah
 Pasien mengatakan sering pusing dan
bertanya apakah itu merupakan salah
satu gejala hepatitis
 Pasien mengatakan badannya lemas
dan tidak tahu cara mengatasinya
4. Penjajakan I Ketidakmampuan
 Diagnosa medis pasien yaitu hepatitis koping keluarga
 TTV pasien TD=130/80 mmHg, berhubungan dengan
S=39,5, N=88x/menit, ketidaktahuan terkait
RR=28x/menit perawatan pasien hepatitis
Penjajakan II
 Pasien mengatakan jika mengalami
pusing hanya diatasi dengan tidur dan
istirahat
 Pasien mengatakan jika mual dan
muntahnya sering maka dibawa ke
rumah sakit

33
 Pasien mengatakan jika tanda dan
gejala hepatitisnya mucul tidak
terlalu parah, keluarga hanya
menyarankan untuk istirahat
 Keluarga pasien mengatakan ingin
mencoba pengobatan herbal untuk
kesembuhan pasien

C. Perumusan Diagnosis
Prioritas masalah
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan hepatitis.
Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
(skor/angka
tertinggi *
bobot)
Sifat Masalah : 3/3*1=1 1 Keadaan kurang sehat yang
kurang sehat = 3 harus segera diatasi agar
tidak memperparah kondisi
pasien.
Kemungkinan 2/2*2=2 2 Dengan mudah sumber dan
masalah dapat tindakan untuk memecahkan
diubah : Mudah masalah dapat dijangkau
=2 oleh keluarga, kesadaran
dan motivasi dari keluarga
sudah cukup kuat.
Potensial 1/3*1=1/3 1 Rendah, kesulitan masalah
masalah dapat sulit untuk diatasi oleh
dicegah : rendah keluarga dan pasien
=1

34
Menonjolnya 2/2*1=1 1 Masalah berat harus
masalah : ditangani keluarganya
Masalah berat menyadari dan perlu segera
harus ditangani mengatasi masalah tersebut.
=2
Total 4,3

2. Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat pasien dengan
kurangnya nutrisi
Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
(skor/angka
tertinggi *
bobot)
Sifat Masalah : 2/3*1=2/3 1 Ancaman kesehatan yang
ancaman memerlukan tindakan yang
kesehatan = 2 cepat dan tepat untuk
menghindari bahaya lebih
lanjut.
Kemungkinan 2/2*2=2 2 Dengan mudah sumber dan
masalah dapat tindakan untuk memecahkan
diubah : Mudah masalah dapat dijangkau
=2 oleh keluarga, kesadaran
dan motivasi dari keluarga
sudah cukup kuat.
Potensial 2/3*1=2/3 1 Cukup, masalah sudah
masalah dapat berlangsung cukup lama,
dicegah : cukup anggota keluarga
=2 mendukung dan peduli

35
terhadap anggota keluarga
yang sakit.
Menonjolnya 2/2*1=1 1 Masalah berat harus
masalah : ditangani keluarganya
Masalah berat menyadari dan perlu segera
harus ditangani mengatasi masalah tersebut.
=2
Total 4,3

3. Resiko kekurangan cairan pada pasien berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami output berlebih pada
kejadian mual muntah
Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
(skor/angka
tertinggi *
bobot)
Sifat Masalah : 2/3*1=2/3 1 Ancaman kesehatan yang
ancaman memerlukan tindakan yang
kesehatan = 2 cepat dan tepat untuk
menghindari bahaya lebih
lanjut.
Kemungkinan 2/2*2=2 2 Dengan mudah sumber dan
masalah dapat tindakan untuk memecahkan
diubah : Mudah masalah dapat dijangkau
=2 oleh keluarga, kesadaran
dan motivasi dari keluarga
sudah cukup kuat.
Potensial 2/3*1=2/3 1 Cukup, masalah sudah
masalah dapat berlangsung cukup lama,
anggota keluarga

36
dicegah : cukup mendukung dan peduli
=2 terhadap anggota keluarga
yang sakit.
Menonjolnya 2/2*1=1 1 Masalah berat harus
masalah : ditangani keluarganya
Masalah berat menyadari dan perlu segera
harus ditangani mengatasi masalah tersebut.
=2
Total 4,3

4. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan


terkait perawatan pasien hepatitis
Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
(skor/angka
tertinggi *
bobot)
Sifat Masalah : 3/3*1=1 1 Keadaan kurang sehat yang
aktual = 3 harus segera diatasi agar
tidak memperparah kondisi
pasien.
Kemungkinan 1/2*2=1 2 Hanya sebagian sumber dan
masalah dapat tindakan untuk memecahkan
diubah : hanya masalah dapat dijangkau
sebagian = 1 oleh keluarga, tetapi
memerlukan kesadraan yang
kuat dalam waktu yang
cukup lama.
Potensial 2/3*1=2/3 1 Cukup, masalah sudah
masalah dapat berlangsung cukup lama,
anggota keluarga

37
dicegah : cukup mendukung dan peduli
=2 terhadap anggota keluarga
yang sakit.
Menonjolnya 2/2*1=1 1 Masalah berat harus
masalah : ditangani keluarganya
Masalah berat menyadari dan perlu segera
harus ditangani mengatasi masalah tersebut.
=2
Total 3,6
Dari scoring diatas, diagnosa yang dapat diambil yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan hepatitis.
2. Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat pasien dengan
kurangnya nutrisi
3. Resiko kekurangan cairan pada pasien berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami output berlebih pada
kejadian mual muntah
4. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan terkait
perawatan pasien hepatitis
D. Intervensi Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan keluarga disusun berdasarkan prioritas
masalah keperawatan keluarga dan menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus,
serta kriteria dan standar keperawatan kleuarga, mengidentifikasi sumber daya
keluarga dan melakukan intervensi keperawatan kelurga.

No Diagnosa NOC NIC ttd


1 Gangguan rasa Setelah diberikan perawatan 1. Memanejemen nyeri
nyaman ( nyeri) pasien akan:  Gunakan tindakan
berhubungan pengendalian nyeri

38
dengan ketidak Memperlihatkan pengendaian sebelum nyeri menjadi
mampuan nyeri, yang dibuktikan oleh lebih berat
keluarga merawat indicator sebagai berikut:  Laporkan kepada dokter
anggota keluarga 1. Tidak pernah jika tindakan tidak
dengan hepatitis. 2. Jarang berhasil atau jika
3. Kadang – kadang keluhan saat ini
4. Sering merupakan perubahan
5. Selalu yang bermakna dari
Keluarga mampu mengenal pengalaman nyeri
masalah tentang pengetahuan pasien dimasa lalu
kesehatan dan perilaku: 2. Aktifitas kolaboratif
 Pengetahuan mengatur diet. 3.
 Pengetahuan manajemen a. Pendidikan kesehatan.
penyakit. b. Pengajaran proses
 Pengetahuan penyakit yang dialami.
penatalaksanaan regimen. c. Pendidikan proses
penyakit.
Keluarga mampu memutuskan d. Pendidikan tentang diet
untuk meningkatkan atau yang tepat.
memperbaiki kesehatan: e. Pendidikan tentang
 Kepatuhan perilaku pengobatan.
penyediaan diet. 4.
 Berpartisipasi dalam a. Dukungan membuat
memutuskan keputusan.
perawatan b. Membangun harapan.
5. Manajemen nutrisi yang
tepat untuk klien.
2 Risiko gangguan Nutritional Status : 1. Nutrition Management
pemenuhan Food intake and Fluid intake 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan nutrisi makanan

39
kurang dari 1. Keluarga mampu mengenal 2. Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan masalah tentang pengetahuan gizi
berhubungan kesehatan dan perilaku: 3. Anjurkan pasien untuk
dengan  Adanya peningkatan berat meningkatkan protein
ketidakmampuan badan sesuai dengan dan vitamin C
keluarga merawat tujuan 4. Yakinkan diet yang
pasien dengan  Berat badan ideal sesuai dimakan mengandung
kurangnya nutrisi dengan tinggi badan tinggi serat untuh
2. Keluarga mampu memutuskan mencegah kontipasi
untuk meningkatkan atau 5. Ajarkan pasien
memperbaiki kesehatan: begaimana membuat
 Mampu mengidentifikasi catatan makanan
kebutuhan nutrisi harian

 Tidak ada tanda – tanda 6. Monitor jumlah nutrisi

malnutrisi dan kandungan kalori

 Tidak terjadi penurunan 7. Kaji kemampuan

berat badan yang berarti pasien untuk


mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

3 Resiko 1. Keluarga mampu mengenal 1. Monitor status hidrasi


kekurangan cairan masalah tentang pengetahuan 2. Monitor vital
pada pasien kesehatan 3. Monitor masukan
berhubungan  Mempertahankan urine makanan atau cairan
dengan output sesuai dengan usia dan hitung intake
ketidakmampuan dan BB kaloro harian
keluarga merawat  Tekanan darah, nadi suhu 4. Kolaborasikan
anggota keluarga tubuh dalam batas normal pemberian cairan IV
yang mengalami  Tidak ada tanda – tanda 5. Monitor status nutrisi
output berlebih dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik

40
pada kejadian 2. Keluarga mampu merawat 6. Dorong keluarga untuk
mual muntah anggota keluarga untuk membantu pasien
meningkatkan atau makan
memperbaiki kesehatan

4 Ketidakmampuan 1. Keluarga mampu mengenal 1. a. Pendidikan


koping keluarga. masalah: kesehatan.
 Pengetahuan b. Pengajaran
mengenai proses proses penyakit.
penyakit.
 Gaya hidup sehat. 2. a. Dukungan dalam
 Pengobatan. membuat keputusan.

 Fungsi seksual.
 Manajemen stres. 3. a. Peningkatan koping.
b. Konseling.

2. Keluarga mampu mengambil c. Dukungan emosional.

keputusan: d. Dukungan kelompok.

 Berpartisipasi
membuat keputusan 4. a. Dukungan

tentang pemeliharaan terhadap pemberi

kesehatan. perawatan.
b. Pemeliharaan

3. Keluarga mampu merawat: proses keluarga.


c. Dukungan keluarga.
 Membina hubungan
d. Terapi keluarga.
dalam perawatan klien.
e. Pencapaian peran yang
sesuai.
4. Keluarga mampu
f. Identifikasi faktor risiko.
memodifikasi
g. Manajemen
lingkungan:
lingkungan yaitu
 Menunjukkan
mencegah kekerasan.

41
peranannya.
 Keterampilan 5. a. Konsultasi.
interaksi social kontrol risiko. b. Rujukan.
c. Pertukaran informasi.
5. Keluarga mampu d. Pemeliharaan
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
kesehatan: e. Pedoman
 Perilaku mencari sistem kesehatan.
sehat.
 Kepuasan klien akses
sumber.
 Kepuasan klien
perawatan berkelanjutan

E. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebihh baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Mura, 2011). Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-
hal berikut ini (Murwani, 2007 dalam Buku Panduan Praktikum Asuhan
Keperawatan Keluarga. Nuzula, Firdawsyi, 2017):
No Diagnosa Implementasi Paraf
1. Gangguan rasa 1. Memberi penjelasan pada pasien ER
nyaman ( nyeri) tentang penyebab nyeri
berhubungan dengan 2. Mengobservasi nyeri dan
ketidak mampuan karakteristiknya
keluarga merawat 3. Menganjurkan teknik relaksasi
anggota keluarga 4. Mengobservasi tanda – tanda vital
dengan hepatitis. 5. Memenejeman nutrisi

42
2. Risiko gangguan 1. Memberikan motivasi pasien untuk ER
pemenuhan menghabiskan dietnya
kebutuhan nutrisi 2. Memantau intake pasien
kurang dari 3. Memberikan porsi kecil tapi sering
kebutuhan 4. Mengkolaborasikan dengan tim lain
berhubungan dengan dalam hal ini tim gizi tentang
ketidakmampuan pengeluaran diet tinggi kalori, cukup
keluarga merawat protein, dan rendah garam
pasien dengan
kurangnya nutrisi

3 Resiko kekurangan 1. Memonitor intake dan output ER


cairan pada pasien 2. Mengobservasi TTV
berhubungan dengan 3. Mengkolaborasikan dengan tenaga
ketidakmampuan kesehatan dalam pemberian cairan
keluarga merawat 4. Memonitor status nutrisi
anggota keluarga
yang mengalami
output berlebih pada
kejadian mual
muntah

1. Implementasi
a. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara :
 Mandiri
1) Mengidentifikasi konsekuensi apabila tidak dilakukannya tindakan
keperawatan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga guna mendukung
tindakan yang akan dilakukan pada anggota dengan hepatitis

43
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan yang akan dilakukan
4) Memonitoring pengobatan untuk mengetahui efektifitas dan resistensi
terhadap obat pilihan
5) Mencegah keparahan penyakit hepatitis
6) Memberi pengetahuan bagaimana keadaan fisik dan mental pasien dengan
hepatitis kepada keluarga
7) Memberi kekuatan pada keluarga dengan pendekatan spiritual
 Kolaborasi
1) Pengobatan dengan berkolaborasi dengan dokter dan farmasi untuk
mencegah keparahan penyakit hepatitis
2) Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan nutrisi yang adekuat
pada pasien dengan hepatitis yaitu70% karbohidrat, 20% protein, dan 10%
lemak
b. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara :
 Mandiri

a) Mendemonstrasikan cara perawatan pada anggota keluarga dengan


hepatitis yang benar.
b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah guna menunjang dalam
perawatan.
c) Mengawasi keluarga melakukan perawatan untuk mencegah kekeliruan
yang menyebabkan hal fatal.

F. Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


keperawatan
1 Gangguan rasa 1. Memberi penjelasan pada pasien S:
nyaman (nyeri) tentang penyebab nyeri  Keluarga
berhubungan mengatakan

44
dengan ketidak 2. Mengobservasi nyeri dan sudah mengerti
mampuan karakteristiknya tentang
keluarga 3. Menganjurkan teknik relaksasi penyebab nyeri
merawat anggota 4. Mengobservasi tanda – tanda vital  Keluarga
keluarga dengan Memenejeman nutrisi mengatakan
hepatitis. sudah mengerti
tentang
mengobservasi
nyeri dan
karakteristik
nyeri
 Ibu
mengatakan
mengerti
bagaimana
teknik relaksasi
yang digunakan
untuk
meredakan
nyeri
O:
 Keluarga
komperatif dan
aktif saat
dijelaskan
 Keluarga
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
A:

45
 Keluaraga
dapat
menyebutkan,
penyebab nyeri
dan
karakteristiknya
 Ibu dapat
mempraktikkan
teknik relaksasi
untuk
mengurang
nyeri
 Ibu dapat
menyimpulkan
masalah tentang
hepatitis
P: Lanjutkan ke
intervensi
berikutnya

2. Risiko gangguan 1. Memberikan motivasi pasien S:


pemenuhan untuk menghabiskan dietnya  Keluaraga
kebutuhan 2. Memantau intake pasien mengatakan
nutrisi kurang 3. Memberikan porsi kecil tapi akan
dari kebutuhan sering memotivasi
berhubungan Mengkolaborasikan dengan tim lain anaknya
dengan dalam hal ini tim gizi tentang menghabiskan
ketidakmampuan pengeluaran diet tinggi kalori, dietnya
keluarga cukup protein, dan rendah garam  Keluarga
merawat pasien mengatakan

46
dengan akan mengotrol
kurangnya jumlah
nutrisi makanan yang
masuk
 Keluarga
mengatakan
akan memberi
makan dengan
porsi sedikit
namun sering
O:
 Keluarga
mendengar
penjelasan yang
diberikan
 Keluarga aktif
saat diskusi
A:
 Ibu dapat
menyebutkan
apasaja yang
sudah
dijelaskan
P: lanjut ke
intervensi
berikutnya

3. Resiko 1. Memonitor intake dan output S: keluarga


kekurangan 2. Mengobservasi TTV mengatakan telah

47
cairan pada 3. Mengkolaborasikan dengan memperhatikan
pasien tenaga kesehatan dalam jumlah cairan
berhubungan pemberian cairan yang diberikan
dengan Memonitor status nutrisi O: keluarga dapat
ketidakmampuan menyebutkan
keluarga jumlah cairan
merawat anggota yang diberikan
keluarga yang setiap harinya
mengalami A: Keluarga mampu
output berlebih memberikan
pada kejadian cairan yang cukup
mual muntah pada pasien jika
terdapat tanda
dehidrasi
P:- ingat kembali
hal-hal yang
pernah
didiskusikan
- memotivasi
keluarga untuk
melakukan dan
merawat keluarga
yang terkena
hepatitis,lanjut ke
intervesi
berikutnya

48
49
50
DAFTAR PUSTAKA

Muhlisin, Ahmad. 2016. Hepatitis: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis,


Pencegahan, Pengobatan. Diakses dari https://mediskus.com/hepatitis [29
Oktober 2017]

Rasni, Hanny. N.d. Modul Keperawatan Keluarga. Jember: Universitas Jember.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:


EGC.

51

Anda mungkin juga menyukai