Anda di halaman 1dari 27

Profesi Analis Kebijakan

&
Kebijakan Pemerintah

ELLY FATIMAH

PUSAT PEMBINAAN ANALIS KEBIJAKAN


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2020

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


2

Pembentukan JFAK

OUTLINE
Peran dan Tugas JFAK

Upaya Peningkatan Kualitas


Kebijakan Melalui JFAK

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PETA PERSEBARAN ANALIS KEBIJAKAN (AKTIF) DI
INDONESIA* KEMENTERIAN (579)

UPDATE 22 Oktober 2020 1. Kementerian Agama


2. Kementerian ESDM
= 13 Orang
= 122 Orang
3. Kementerian Kelautan dan Perikanan = 13 Orang
4. Kementerian Kesehatan = 65 Orang
5. Kementerian Kominfo = 19 Orang
6. Kementerian LH dan Kehutanan = 9 Orang
7. Kementerian Pariwisata dan Ekraf = 44 Orang
8. Kementerian Perdagangan = 2 Orang
9. Kementerian PAN & RB = 115 Orang
10. Kementerian Sosial = 3 Orang
* Jumlah AK 11. Kemenko Kemaritiman & Investasi = 9 Orang
tidak termasuk 12. Kemenko Perekonomian = 33 Orang
hasil penyetaraan 13. Kemenko Polhukam = 16 Orang
14. Kementerian Pertanian = 1 Orang
15. Kemenkumham = 1 Orang
KABUPATEN (29) 16. Kemendikbud = 4 Orang
17. Kementerian Keuangan (BKF) = 110 Orang
1. Pemkab Bangka = 1 Orang PROVINSI (52)
2. Pemkab Bangka Barat = 1 Orang LEMBAGA (125)
3. Pemkab Bangka Selatan = 2 Orang
KOTA (14)
1. Pemprov Kep Bangka Belitung= 16 Orang
4. Pemkab Belitung Timur = 5 Orang 1. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi = 4 Orang 1. Pemkot Salatiga = 1 Orang
2. Pemprov Kep. Riau = 3 Orang
5. Pemkab Garut = 1 Orang 2. Badan Pengawas Obat dan Makanan = 17 Orang 2. Pemkot Yogyakarta = 2 Orang
3. Pemprov Kalimantan Barat = 2 Orang
6. Pemkab Sukabumi = 1 Orang 3. Lembaga Ketahanan Nasional = 3 Orang 3. Pemkot Blitar = 1 Orang
4. Pemprov Kalimantan Tengah = 2 Orang
7. Pemkab Banggai = 1 Orang 4. Lembaga Administrasi Negara = 27 Orang 4. Pemkot Depok = 2 Orang
5. Pemprov Jambi = 2 Orang
8. Pemkab Jembrana = 2 Orang 5. Lembaga Kebijakan Pengadaan BarJas = 2 Orang 5. Pemkot Pekanbaru = 2 Orang
6. Pemprov Jawa Tengah = 5 Orang
9. Pemkab Natuna = 1 Orang 6. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia = 2 Orang 6. Pemkot Tangsel = 1 Orang
7. Pemprov Sulawesi Utara = 1 Orang
10. Pemkab Kepahiang = 1 Orang 7. Arsip Nasional Republik Indonesia = 3 Orang 7. Pemkot Pangkalpinang = 2 Orang
8. Pemprov Banten = 5 Orang
11. Pemkab Badung = 7 Orang 8. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nas. = 7 Orang 8. Pemkot Bandung = 2 Orang
9. Pemprov Aceh = 1 Orang
12. Pemkab Bogor = 1 Orang 9. Sekjen DPR RI = 4 Orang 9. Pemkot Denpasar = 1 Orang
10. Pemprov Sumatera Barat = 3 Orang
13. Pemkab Klungkung = 1 Orang 10. Sekjen DPD RI = 9 Orang
11. Pemprov Riau = 1 Orang
11. Badan Kepegawaian Negara = 1 Orang JUMLAH
799
14. Pemkab Kulon Progo = 1 Orang 12. Pemprov Sulawesi Selatan = 8 Orang
15. Pemkab Tangerang = 2 Orang 12. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia = 36 Orang
13. Pemprov Kalimantan Utara = 2 Orang
13. Badan Siber dan Sandi Negara =10 Orang
TOTAL
16. Pemkab Bandung Barat = 1 Orang 14. Pemprov Jawa Timur = 1 Orang

Sumber: Pusat Pembinaan Analis Kebijakan LAN, 22 Okt 2020


LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN JFAK

MASALAH KEBIJAKAN
Konflik Terdapat pasal atau ketentuan yang nyata-nyata bertentangan dengan
peraturan lainnya

KEBIJAKAN
Inkonsisten Terdapat ketentuan atau pengaturan yang tidak konsisten dala satu
YANG
peraturan perundang-undangan beserta turunannya

BERBASIS
Terdapat ketidakjelasan pada objek dan subjek yang diatur BUKTI
Multitafsir sehingga menimbulkan ketidakjelasan rumusan bahasa (sulit
dimengerti) serta sistematika yang tidak jelas. Masih
kurang
Tidak Regulasi tersebut tidak memiliki daya guna, namun peraturan tersebut
operasional masih berlaku atau peraturan tersebut belum memiliki peraturan
pelaksana.

Sumber: Bappenas (2015)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


REGULATORY QUALITY

100.00 Singapore, 100.00 WGI (2019):


1) Voice and
90.00 Accountability:
2) Political Stability and
80.00 Absence of Violence;
Malaysia, 73.56 3) Government

70.00
Brunei, 73.08 Effectiveness;
4) Regulatory Quality;
5) Rule of Law;
6) Control of Corruption
60.00 Thailand, 60.58
Philippines, 55.29
Rank

50.00 Indonesia, 51.44

40.00 Vietnam, 41.83

30.00

20.00 Myanmar, 21.63

10.00

0.00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Percentile rank countries (ranges from 0 (lowest) to 100 (highest) rank)
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
Keterangan:
Terdapat 4 kemungkinan hubungan antara
research dan policy, yaitu:
1. research mempengaruhi policy;
2. policy mempengaruhi research;
3. terjadi siklus research dengan policy
(kolaboratif)

4. Ketika riset tdk akur dengan kebijakan,


ketika riset menjadi menara gading, dan
ketika kebijakan mengabaikan riset,
maka AK menjadi sangat relevan

Christina Boswell & Katherine Smith (2017)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


 Pengambil keputusan membutuhkan informasi 7
yang berkualitas untuk membuat kebijakan
PERAN (menyusun, mengevaluasi, merevisi,
JABATAN mempertahankan atau membatalkan)
FUNGSIONAL  Kebijakan berkualitas harus didasarkan pada
ANALIS bukti (evidence based policy)
KEBIJAKAN  Bukti berupa Informasi ilmiah, objektif, aktual
DALAM dan faktual dapat diperoleh melalui riset atau
PEMBUATAN analisis.
KEBIJAKAN  JF Analis Kebijakan berperan menyediakan
informasi yang dibutuhkan pembuat kebijakan
(decision maker) utk membuat kebijakan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


penetapan
agenda
kebijakan

evaluasi formulasi
kebijakan kebijakan

Proses Kebijakan
(Dunn, 2004)

implementasi adopsi
kebijakan kebijakan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


9

POLICY INFORMATION
- Masalah kebijakan
Analysis - Masa depan kebijakan Documentation
- Aksi kebijakan
- Hasil kebijakan
- Kinerja kebijakan

POLICY MAKING
PROCESS
POLICY DOCUMENTS
- Penyusunan agenda kebij
POLICY - Policy Memo
- Formulasi kebijakan
- Policy Brief
- Adopsi kebijakan ANALYST
- Policy Paper
- Implementasi kebijakan
- Penilaian kebijakan

POLICY
COMMUNICATIONS
Utilization - Briefing Communication
- Dengar pendapat
- Konferensi
Peran AK dalam - Percakapan
Proses Kebijakan
(Dunn, 2004)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Butir Kegiatan dalam PermenPAN dan RB 45 Tahun 2013
tentang JFAK dan Angka Kreditnya
10
 Menyediakan informasi terkait perumusan masalah kebijakan ;
 Merumuskan isu-isu kebijakan ke dalam rumusan masalah kebijakan;
 Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan;
Tugas  Menyusun naskah akademis;
 Menyediakan rekomendasi kebijakan;
Analis  Melakukan Fokus Group Diskusi kepada pejabat publik dan pemangku
kepentingan terkait dengan isu, masalah atau rekomendasi kebijakan;
Kebijakan  Melakukan uji publik rancangan rekomendasi kebijakan;
 Melakukan kerjasama dan konsultasi dengan pejabat publik dan
pemangku kepentingan ;
 Menyelenggarakan konsultasi, dialog dan diskusi dengan para pemangku
kepentingan untuk memperoleh tanggapan terhadap usulan rancangan
kebijakan dan rekomendasi kebijakan;
 Melakukan advokasi kebijakan;
 Melakukan diseminasi kebijakan;
 Menyampaikan gagasan kebijakan kepada pemangku kepentingan;
 Membuat tulisan dalam bentuk monograf, artikel, jurnal dan dipublikasikan,
dipresentasikan.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
HASIL KERJA ANALIS KEBIJAKAN

1. Naskah Akademik RUU, RPP, 9. Memo Kebijakan


RPPres, RPMen, Raperda 10. Modul Diklat Kebijakan
2. Rancangan Kebijakan 11. Model Kebijakan sbg bahan
3. Buku Referensi Kebijakan Diklat Kebijakan
Nasional dan Internasional 12. Alat Bantu Gambar/ Audio
4. Monograf Kebijakan Visual Diklat Kebijakan
5. Laporan Hasil Pemantauan 13. Buku Pedoman
Kebijakan 14. Juklak / Juknis
6. Laporan Hasil Evaluasi 15. Laporan diseminasi
Kebijakan kebijakan
1. Policy Paper
7. Telaahan Staf 16. Laporan advokasi kebijakan
2. Policy Brief
8. Bahan Pidato/ 17. Daftar konsultasi dan hasil
3. Artikel Kebijakan
Ceramah/Presentasi konsultasi
4. Makalah

KARYA TULIS ILMIAH


KARYA TULIS KEDINASAN
KOMPETENSI ANALIS KEBIJAKAN

Kemampuan Analisis: kemampuan untuk


mengidentifikasi isu/masalah, mengumpulkan dan
mengorganisir data/informasi, mengidentifikasi
opsi/alternatif, mengevaluasi keuntungan, biaya
dan resiko, dan menyajikan informasi kebijakan/
membuat saran kebijakan terbaik, serta
mengidentifikasi dampak dalam pelaksanaannya.

Kemampuan politis (political skills):


kemampuan untuk menginformasikan hasil
analisis kebijakan, bekerja dalam konteks
politik dan membangun jejaring kerja.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
Upaya Peningkatan
Kualitas Kebijakan Melalui
JF Analis Kebijakan
Mengembangkan
1 Indeks Kualitas Kebijakan

Menyusun Pedoman Kesiapan


2
dan Pendayagunaan JFAK

Sertifikasi Profesi Analis Kebijakan


3 untuk ASN dan Non ASN
Indeks Kualitas Kebijakan (IKK)

• IKK adalah instrumen untuk menilai kualitas kebijakan


pemerintah dilihat dari proses pembuatan kebijakan dan
bagaimana melakukan pengaturan agenda, formulasi,
implementasi dan proses evaluasi.

• Tujuan IKK adalah untuk mendorong penguatan partisipasi


dan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam proses
pembuatan kebijakan publik.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


IKK sebagai indikator pengukuran capaian Reformasi Birokrasi Nasional pada tataran meso pada
sasaran Birokrasi yang Kapabel, sesuai PermenPAN 25/2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2020-2024 dengan target Persentase kementerian/lembaga/pemda dengan IKK baik sebesar 100% pada
tahun 2024

Kegiatan Level Mikro Reformasi Birokrasi 2020-2024


pada Program/Area Perubahan:
Penataan Peraturan Perundangan/Deregulasi Kebijakan

Indeks Reformasi Hukum Indeks Kualitas Kebijakan

• Melakukan identifikasi dan pemetaan • Melakukan perencanaan kebijakan yang


regulasi lingkup instansi pemerintah meliputi agenda setting dan formulasi
(menghilangkan overlapping peraturan); kebijakan;
• Deregulasi aturan yang menghambat • Melakukan evaluasi kemanfaatan kebijakan
birokrasi; yang telah disusun
• Penguatan sistem regulasi nasional lingkup
instansi pemerintah;

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Framework IKK
IKK PERENCANAAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN

IKK adalah
Agenda Formulasi Implementasi Evaluasi
instrumen untuk Setting Kebijakan Kebijakan Kebijakan
menilai kualitas
kebijakan Pengukuran
pemerintah Pengukuran Pengukuran
agenda setting Pengukuran
dilihat dari
proses kebijakan formulasi implementasi evaluasi
pembuatan terhadap proses kebijakan kebijakan kebijakan dengan
kebijakan dan identifikasi dengan melihat melihat pada
dengan
bagaimana masalah pada proses proses
melakukan
berfokus pada
kebijakan, pengambilan implementasi
pengaturan dimensi
analisis keputusan kebijakan dan
agenda, perencanaan,
masalah kebijakan evaluasi
formulasi dan kelembagaan,
implementasi, kebijakan, dan berdasarkan terhadap
dan
serta melakukan partisipasi beberapa dampak
kriteria yang komunikasi
evaluasi publik dalam kebijakan.
kemanfaatan terukur. kebijakan.
perumusan
kebijakan yang kebijakan.
telah disusun INTEGRITA PROFESIONA INOVATIF PEDU
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI

a. Berorientasi ke depan
a. Berorientasi ke depan ( 3 item )
b. Outward Looking b. Outward Looking ( 4 item )
c. Bebasis data c. Berbasis data ( 6 item )
d. Inovatif d. Inovatif ( 3 item )
FORMULASI
60 KEBIJAKAN
e. Compliance

a. Identifikasi Masalah
AGENDA
40 SETTING
b. Kajian Terhadap Isu – Isu Aktual
c. Konsultasi Publik Terhadap Isu
a. Identifikasi dan Validasi Isu ( 4 item)
b. Penyaringan dan Konsultasi Publik terhadap
Isu ( 5 item )
dan Assesment yang Dilakukan
PERENCANAAN
50 KEBIJAKAN

DIMENSI IKK EKSISTING REVISI

PELAKSANAAN
50 KEBIJAKAN
a. Pengorganisasian a. Pengorganisasian ( 4 item )
b. Komunikasi Kebijakan b. Komunikasi Kebijakan ( 5 item )
IMPLEMENTASI c. Monitoring Kebijakan ( 5 item )
60 KEBIJAKAN
c. Pelaksanaan Monitoring

* bobot akan dilihat


kembali bersama a. Efektivitas ( 2 item )
EVALUASI a. Efektivitas
40
para pakar dan b. Efisiensi ( 1 item )
b. Efisiensi
praktisi dg metode KEBIJAKAN c. Dampak c. Dampak dan Kemanfaatan ( 2 item )
AHP d. Penerimaan dan Responsivitas
d. Kesesuaian nilai ( 2 item )
Konsep Pengukuran IKK

 Pengukuran IKK dilakukan terhadap seluruh kebijakan K/L/D yang telah berusia ≥ 2 thn
 Pengukuran dilakukan setiap 2 tahun sekali, dengan pertimbangan efektifitas dan
efisiensi serta untuk memberikan kesempatan bagi K/L/D dilakukannya perbaikan-
perbaikan terhadap hasil pengukuran
 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sampling (stratified random sampling)
 Pengukuran dilakukan dengan bantuan menggunakan Sistem Informasi
 Pengukuran IKK akan menghasilkan profil kualitas kebijakan seluruh instansi
pemerintah
 Berdasarkan hasil pengukuran akan disampaikan rekomendasi peningkatan kualitas
kebijakan kepada setiap K/L/D
 Hasil pengukuran secara nasional dapat digunakan sebagai strategi pembinaan JFAK
 Pengukuran IKK juga untuk memberikan penghargaan kepada K/L/D berdasarkan
ketegori yang telah ditetapkan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Proses Pengukuran Self
IKK Assessment
(K/L/Pemda)

Best Practices Desk Analysis


Sharing (Tim IKK)

Board Member Board Member


Meeting II Meeting I

Validasi
INTEGRITA PROFESIONA INOVATIF PEDU
IKK ASSESSMENT 2017-2018
113 Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Peserta IKK
Daerah mendaftar dalam sistem IKK
ikk.lan.go.id

48 K/L/D mengisi survey IKK

• 6 Ministries
M

• 7 Non Ministries VALIDATED


NM

• 35 Local Governments
LG

INTEGRITA PROFESIONA INOVATI PEDU


2018 PQI MEASUREMENT IN CENTRAL
GOVERNMENT
30.00

25.00

20.00
NILAI RATA-RATA

15.00 KKP
BAPPENAS
KEMENKEU
10.00 PUSAT

LKPP
Basarnas
5.00

0.00
AGENDA SETTING FORMULASI IMPLEMENTASI EVALUASI
INTEGRITY PROFESSIONAL INNOVATIVE CARING
2018 PQI MEASUREMENT IN LOCAL
25.00 GOVERNMENT

20.00 Surabaya
Tulung Agung

15.00 Daerah
NILAI RATA-RATA

Salatiga
Tabanan
Oku Selatan
10.00
Pematang Siantar
5.00

0.00
AGENDA FORMULASI IMPLEMENTASI EVALUASI
SETTING

INTEGRITY PROFESSIONAL INNOVATIVE CARING


Pedoman Kesiapan dan • Bab 1: Memberikan pemahaman atas
Pendayagunaan Jabatan Fungsional perbedaan fungsi JFAK dengan JF yang
lain (JF peneliti, JF perencana, dan JF
Analis Kebijakan perancang perundang-undangan)

• Bab 2: Mendiskusikan peran JFAK secara


khusus di K/L dengan area koordinasi dan
kontrol kebijakan antar K/L, pelayanan
publik, dan kajian kebijakan publik
• Bab 3:
• Memetakan pola kerja JFAK dengan
menteri, JPT eselon 2, JPT eselon
pertama, JPT lain serta JFAK lain
• Memetakan pola kerja JFAK dengan
bupati dan kepala OPD (organisasi
perangkat daerah)

• Bab 4: Mendiskusikan bare minimum


output kerja dan kompetensi JFAK yang
dibutuhkan oleh organisasi (sesuai
dengan level)

LAN, UGM, KSI


Sertifikasi Profesi Analis Kebijakan
ASN dan Non ASN
Pembentukan LSP LAN
Tim Perumus: LAN, UGM, UI,
UNDIP, KPPOD, CSIS, SMERU, KSI, Keputusan Kepala LAN tentang
Kemnaker, KemenPAN RB, BNSP Lembaga Sertifikasi Profesi LAN
(Proses mendapatkan lisensi BNSP)

Penyusunan KKNI AK
Peraturan LAN tentang KKNI Analis
Kebijakan (Tahun 2019)

Penyusunan SKKNI AK
Keputusan Menaker Nomor
. 106 tahun 2018
Penyusunan SKKNI AK
Keputusan Menaker Nomor 106 tahun 2018
SKKNI ANALIS KEBIJAKAN
NO KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI
1 M.72AKP00.001.1 Menyusun Desain Kajian dan Analisis Kebijakan

2 M.72AKP00.002.1 Membuat Instrumen Kajian dan Analisis Kebijakan

3 Melakukan Pengumpulan Data dan Informasi untuk Kajian


M.72AKP00.003.1
dan Analisis Kebijakan

4 M.72AKP00.004.1 Menyusun Laporan Kajian dan Analisis Kebijakan

5 M.72AKP00.005.1 Menyusun Rekomendasi Kebijakan

6 M.72AKP00.006.1 Menyusun Bahan Publikasi Rekomendasi Kebijakan

7 M.72AKP00.007.1 Mempublikasikan Naskah Kebijakan

8 M.72AKP00.008.1 Menyusun Desain Advokasi Kebijakan

9 M.72AKP00.009.1 Melakukan Kegiatan Advokasi Kebijakan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


27

Komunitas Analis Kebijakan


lan.go.id
pusaka.lan.go.id

@AnalisKebijakan
TERIMA pusaka@lan.go.id

Pusat Pembinaan Analis Kebijakan KASIH analiskebijakan@gmail.com

(021) 3868201-05, 3455021-5


Fax: (021) 3800187

Jl. Veteran No.10, Gambir, Jakarta, 10110

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI

Anda mungkin juga menyukai