PELAKSANAAN
STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
TRIWULAN I TAHUN 2021-2022
Mei 2021
Laporan ini disiapkan oleh
Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi
(SETNAS PK)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Laporan
Triwulan I Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) Tahun 2021-2022.
Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
memberi mandat agar upaya pencegahan korupsi menjadi lebih optimal maka dibutuhkan
kolaborasi dan sinergi bersama antara Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, Komisi
Pemberantasan Korupsi, dan pemangku kepentingan lainnya. Agar Penyelenggaraan Stranas
PK menjadi lebih terfokus, terukur, dan berorientasi pada hasil dan dampak maka dibentuklah
Tim Nasional Pencegahan Korupsi (Timnas PK) yang terdiri atas lima kementerian/lembaga,
yaitu Kemendagri, KemenPANRB, Bappenas, KSP, dan KPK. Timnas PK bertugas untuk meman-
tau dan mengevaluasi pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) agar
rencana aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 yang telah disusun bersama berjalan
sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Secara operasional, Timnas PK didukung oleh
Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi (Setnas PK) yang berkedudukan di gedung Merah
Putih KPK.
Laporan ini disusun Timnas PK untuk memberi informasi kepada Presiden mengenai kema-
juan kinerja program beserta kendala dan tantangan yang perlu diatasi dan ditindaklanjuti.
Selanjutnya Laporan ini dibagi pembahasannya ke dalam 3 bagian.
Bagian pertama adalah Ringkasan Eksekutif yang berisi highlight terhadap pelaksanaan
Stranas PK sampai Maret 2021. Bagian Kedua disajikan informasi mengenai progres capaian 12
aksi pencegahan korupsi. Selanjutnya pada bagian ketiga disajikan ringkasan capaian kement-
erian/lembaga/daerah.
Akhir kata, semoga Laporan Triwulan I 2021 Pelaksanaan Aksi PK ini dapat menjadi bahan
perbaikan untuk pelaksanaan Triwulan berikutnya dan dapat memberikan nilai tambah dalam
rangka kolaborasi dan sinergi pencegahan korupsi di Indonesia.
i
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Daftar isi
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
RINGKASAN EKSEKUTIF v
ii
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
III. PENUTUP 76
iii
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Daftar tabel
iv
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
ringkasan eksekutif
Implementasi Aksi PK periode kedua tahun 2021-2022 baru saja diluncurkan melalui kick off meeting antara Tim
Nasional Pencegahan Korupsi (Timnas PK) PK dan seluruh Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah penang-
gung jawab pada 8 April 2021. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Tim Nasional yang terdiri dari Mendagri,
Menteri/Kepala Bappenas, MenPANRB, Kepala Kantor Staf Kepresidenan, dan Pimpinan KPK, diputuskan Stranas
PK periode 2021-2022 akan melaksanakan 3 Fokus dan 12 Aksi PK yang melibatkan 46 Kementerian/Lembaga, 34
Provinsi, dan 42 Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab Aksi PK.
Berikut adalah ringkasan pelaksanaan Stranas PK di triwulan I yang menggambarkan: (a) capaian 12 Aksi; (b)
Pelibatan masyarakat sipil; (c) Strategi komunikasi. Perlu disampaikan bahwa pada triwulan I (B03) ini, belum
banyak capaian yang dihasilkan. Bukan karena capaiannya rendah tetapi berdasarkan perencanaan aksi, triwulan
1 merupakan periode persiapan dan pematangan rencana Aksi (logframe Aksi):
v
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
vi
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
- Terkait pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan dan penyaluran program penanganan
Covid-19 dan PEN, saat ini: (a) data penerima bantuan sosial yang dikelola oleh beberapa Direktorat
Jenderal di lingkup Kemensos telah diintegrasikan dengan DTKS sehingga terbentuk DTKS baru dengan
tingkat kepadanan NIK hingga April 2021 mencapai 72%; (b) 6,6 juta Bantuan Produktif Usaha Mikro yang
sudah disalurkan dari total 12,8 juta target penerima telah dilakukan pemadanan data dengan NIK sebe-
lum disalurkan; (c) data penerima vaksin tahap 1 telah dipadankan kembali dengan data kependudukan
- Terkait pemanfaatan data kependudukan untuk perluasan basis pajak dan optimalisasi penerimaan pajak,
saat ini: (a) 91,57% data wajib pajak telah padan dengan data kependudukan; (b) Telah disepakati pertu-
karan data pemilik sertifikat tanah dan wali data Badan Pertanahan Nasional yang melakukan analisa
ekstensifikasi pajak Ditjen Pajak
vii
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
- Terkait peningkatan kualitas pertukaran data penanganan perkara; Pokja SPPT TI yang dikoordinir oleh
Kemenkopolhukam telah menyusun dan menetapkan Pedoman Pertukaran Data dalam rangka pelaksa-
naan SPPT TI versi 2020. Pokja SPPT TI juga telah melakukan kegiatan uji fungsi pertukaran data SPPT TI
dengan Kepolisian, Kejaksaan, Mahkamah Agung, dan Ditjen PAS di mana hasilnya menunjukkan bahwa
aplikasi Puskarda dapat berfungsi dengan baik
- Terkait peningkatan pemanfaatan data; dari 4 APH yang ada, baru Ditjen PAS (KemenkumHAM) yang
memanfaatkan data (mengimpor data yang diterima dari Puskarda ke dalam aplikasi SDP di tingkat
Satker)
- Terkait penguatan proses bisnis dan infrastruktur teknologi, khususnya di BNN; saat ini, BNN sedang
melakukan kajian penyiapan aplikasi database e-penyidikan, pemetaan data, serta alur pertukaran data,
dengan proyeksi pada tahun 2022 aplikasi database BNN sudah dapat connect atau terintegrasi dengan
SPPT TI
C. Strategi Komunikasi
Selain pendampingan kepada K/L/D dan pelibatan masyarakat sipil dalam aksi-aksi pencegahan korupsi,
strategi komunikasi juga dianggap cukup penting karena dapat memberi ruang bagi Stranas PK memperke-
nalkan, membangun, dan menciptakan interaksi antara Stranas PK dan stakeholders lainnya, termasuk
pemerintah dan masyarakat umum. Berikut rangkuman upaya komunikasi publik yang telah dilakukan
Stranas PK:
- Kanal media sosial: Instagram Stranas PK mulai diaktifkan pada bulan Januari 2021. Sampai awal April,
followers telah mencapai angka 200. Youtube Stranas PK aktif sejak bulan April 2021, dan memiliki 38
subscriber, 818 views dengan unique viewers 550 orang
- Liputan media: kurang lebih 100 berita telah meliput kegiatan-kegiatan atau yang memuat nama Stranas
PK selama periode Januari-Maret 2021, baik di media cetak maupun media online. Di antara isu yang
diangkat adalah terkait Indeks Persepsi Korupsi (IPK), Pertemuan Stranas PK dengan Gubernur Riau untuk
koordinasi Penetapan Kawasan Hutan, Reformasi Pelabuhan, dan Peluncuran Aksi PK 2021-2022
viii
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Secara agregat, dihitung dari total nilai 12 Aksi beserta indikator outputnya maka nilai capaian Stranas PK
adalah 15,3% yang berarti berjalan on track. Berikut adalah daftar 12 Aksi beserta nilai capaian kuantitatif dan
kualitatif di triwulan I (B03).
Note :
Nilai persentase yang ditampilkan didasarkan pada kemajuan indikator
output selama dua tahun pelaksanaan aksi, dari triwulan I (B03) sampai
dengan triwulan VIII (B24)
1
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Kementerian/ Lembaga/Daerah
Latar Belakang dan Sasaran Strategis Penanggung Jawab
Beragam format peta telah menimbulkan konflik pemanfaatan ruang 1. Badan Informasi Geospasial
2. Badan Koordinasi Penanaman Modal
Selama ini, berbagai pemangku kepentingan menggunakan peta dengan 3. Kementerian Agraria dan Tata Ruang /
Badan Pertanahan Nasional
format yang berbeda-beda sehingga menimbulkan konflik sosial, sengketa 4. Kementerian Dalam Negeri
tanah, dan pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan tata 5. Kementerian Energi dan Sumber Daya
ruang. Mineral
6. Kementerian Kelautan dan Perikanan
7. Kementerian Koordinator Bidang
Ketidakpastian peruntukan di areal kawasan hutan juga merupakan salah Perekonomian
satu yang dapat menghambat laju investasi, pembangunan infrastruktur 8. Kementerian Lingkungan Hidup dan
dan efektifitas tata kelola hutan itu sendiri, seperti rehabilitasi lahan dan Kehutanan
perlindungan daerah tangkapan air. Sehingga masalah ini juga dapat men- 9. Kementerian Pertanian
10. Pemerintah Provinsi Riau beserta 10
jadi sumber utama konflik tenurial antar berbagai pihak. Pemerintah Kabupaten/Kota
11. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Diharapkan aksi ini dapat menyediakan satu peta yang mengacu pada satu beserta 7 Pemerintah Kabupaten
12. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
referensi geospasial, satu standar, satu basis data, dan satu geoportal pada beserta 14 Pemerintah Kabupaten/Kota
tingkat ketelitian peta skala 1:50.000 sehingga dapat memberikan kepas- 13. Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
tian tenurial yang digunakan sebagai basis dalam perencanaan pembangu- beserta 3 Pemerintah Kabupaten
nan dan pelaksanaan berbagai kebijakan, khususnya yang terkait dengan 14. Pemerintah Provinsi Papua beserta 8
Pemerintah Kabupaten
pemanfaatan ruang untuk usaha dan investasi.
Note:
Luas kawasan hutan sesuai SK untuk 5
Provinsi (Riau, Kaltim, Kalteng, Sulbar, dan
Papua) adalah sejumlah 57.989.655 ha
Dari 57.989.655 ha tersebut, luas kawasan
hutan di 5 Provinsi yang belum ditetapkan
adalah 18.056.925 ha (31,14%). Angka
18.056.925 ha ini menjadi target Stranas PK
untuk Penetapan Kawasan Hutan 100%
selama periode 2020-2021
Rincian Kawasan Hutan yang belum
ditetapkan per Provinsi
(Desember 2020) adalah sebagai berikut:
- Kalteng: 8.625.551 ha (67,81%)
- Kaltim: 412.850 ha (4,92%)
- Papua: 5.698.153 ha (18,75%)
- Riau: 3.289.990 ha (60,85%)
- Sulbar: 30.382 ha (2,78%)
2
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
3
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Izin impor komoditas strategis rawan korupsi karena tidak berbasis data 1. Kementerian Koord. Bid.
tunggal yang akurat, proses perizinan juga tidak transparan Perekonomian
2. Kementerian Perindustrian
Seringkali kebijakan impor disinyalir tidak tepat waktu dan jumlah. Hal ini 3. Kementerian Perdagangan
menyebabkan ketersedian dan harga barang tertentu di pasar domestik sulit 4. Kantor Staf Presiden
5. Badan Pengawas Obat dan
diprediksi. Kondisi ini bukan saja merugikan produsen lokal tapi juga Makanan
konsumen dan mengancam stabilitas nasional. Hal ini dapat dilihat dari kebija- 6. Kementerian Kelautan dan
kan pemerintah yang selalu melakukan impor besar-besaran jika terjadi Perikanan
kelangkaan komoditas. Padahal biasanya kelangkaan yang terjadi merupakan 7. Kementerian Keuangan
sebuah kondisi yang sengaja diciptakan oleh para pemburu rente guna 8. Kementerian Pertanian
9. Badan Pusat Statistik
mendapatkan keuntungan, salah satunya dengan mendorong Pemerintah
membuka keran impor.
Aksi ini bertujuan agar perumusan kebijakan terkait impor diambil berdasarkan
data yang akurat yang disertai mekanisme pengawasan melekat berbasis
risiko. Selain itu, sistem Indonesia National Single Window (INSW) dimanfaatkan
untuk menjaga akuntabilitas dari pelaksanaan impor.
4
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
5
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
6
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Kementerian/ Lembaga/Daerah
Latar Belakang dan Sasaran Strategis
Penanggung Jawab
Perencanaan dan penganggaran adalah fase rawan korupsi 1. Kementerian Perencanaan Pemban-
gunan Nasional/Badan Perencanaan
Masalah utama sistem perencanaan dan penganggaran nasional saat ini Pembangunan Nasional
adalah tidak terintegrasi dan juga kurang sinerginya sistem perencanaan 2. Kementerian Dalam Negeri
dan penganggaran baik secara horizontal di Pusat dan di Daerah maupun 3. Kementerian Keuangan
secara vertikal antara Pusat dengan Daerah. Seringkali terjadi apa yang 4. Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
direncanakan beda dengan yang dianggarkan. Pengalokasian anggaran Birokorasi
juga tidak mencerminkan prioritas yang ditetapkan. Akibatnya terjadi 5. Kementerian Komunikasi dan
inefesiensi, inefektivitas dan tingginya risiko korupsi dalam pengelolaan Informatika
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran 6. Lembaga Kebijakan Pengadaan
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Barang/Jasa Pemerintah
7. Badan Pemeriksa Keuangan dan
Tujuan utama aksi ini adalah mengupayakan tersedianya suatu sistem Pembangunan
yang menjamin teragregasinya data dan informasi secara elektronik pada 8. Badan Pengkajian dan Penerapan
semua tahap siklus penganggaran, mulai dari perencanaan, penetapan, Teknologi
pelaksanaan/ penatausahaan hingga pelaporan atau audit. 9. Badan Siber dan Sandi Negara
10. Pemerintah Provinsi Jawa Barat
11. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Dengan demikian Aksi ini diharapkan dapat menciptakan: 1) proses 12. Pemerintah Provinsi Jawa Timur
perencanaan dan penggangaran yang transparan, partisipatif, dan akunt- 13. Pemerintah Provinsi Daerah
abel; 2) dokumen perencanaan dan penganggaran yang berkualitas; 3) Istimewa Yogyakarta
program dan belanja pemerintah menjadi efesien dan efektif. 14. Pemerintah Provinsi Bali
7
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
8
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
9
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
2 Output 2 (Katalog Lokal) Nilai capaian output 2 pada triwulan I (B03) adalah 12,7%
Bertambahnya pembelanjaan pada 5 Pada triwulan I (B03) ini, pemenuhan output 2 beserta indikatornya
komoditas sesuai kriteria yang telah baru tercapai sebagian. Berikut gambaran kondisi awal dan bebera-
ditayangkan di katalog lokal pada 34 pa kemajuan yang sudah tercapai:
provinsi (alat tulis kantor, makan-mi- a) Terkait indikator penambahan 10 Provinsi sebagai pengelola
num, seragam, jasa kebersihan, dan jasa e-katalog lokal, sudah tercapai 4 Provinsi (per April 2021), yaitu:
keamanan) 1. Provinisi Sulawesi Tenggara melalui SK Kepala LKPP Nomor: 20
Tahun 2021 Penetapan Persetujuan Pengelolaan Katalog
Indikator Elektronik Lokal Provinsi Sulawesi Tenggara
a) 10 Pemprov (tambahan) telah men- 2. Provinsi Maluku Utara melalui SK Kepala LKPP Nomor: 93 Tahun
jadi pengelola katalog lokal 2021 tentang Penetapan Persetujuan Pengelolaan Katalog
b) Ditayangkannya minimal 5 komodi- Elektronik Lokal Provinsi Maluku Utara
tas pada katalog lokal (23 Provinsi); 3. Provinsi Maluku melalui SK Kepala LKPP Nomor: 100 Tahun
dan Penambahan minimal 3 dari 5 2021 Penetapan Persetujuan Pengelolaan Katalog Elektronik
komoditas wajib bagi Provinsi yang Lokal Provinsi Maluku
sudah menayangkan komoditas (11 4. Provinsi Lampung melalui SK Kepala LKPP Nomor: 109 Tahun
Provinsi) 2021 Penetapan Persetujuan Pengelolaan Katalog Elektronik
c) 34 Provinsi melakukan pembelan- Lokal Provinsi Lampung
jaan secara online (purchase order) b) Terkait komoditas pada katalog lokal, secara umum dapat digam-
pada katalog lokal masing-masing barkan sebagai berikut:
1. DKI Jakarta: 25 jenis komoditas
provinsi 2. Jawa Barat: Jasa Keamanan, Jasa Kebersihan, Hotmix,
Makanan dan Minuman
3. Jawa Tengah: Campuran Aspal Panas - Hotmix; Jasa Keaman-
an; Jasa Kebersihan; Pupuk dan Pestisida
4. Jawa Timur: Aspalth Concrete Levelling (AC-L) di Provinsi
Note: Jawa Timur; Jasa Kebersihan; Kertas HVS Provinsi Jawa Timur
10 Pemprov yang ditargetkan adalah dan Pemeliharaan Rutin Jalan
Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, 5. DIY: Jasa Keamanan, Jasa Kebersihan
Lampung, Maluku, Kalimantan Barat, Kepu- 6. Bali: Jasa Keamanan, Makanan dan Minuman
lauan Riau, Papua Barat, Papua, Jambi,
Banten 7. Aceh: Jasa Kebersihan, Rumah Layak Huni
8. Gorontalo: Jasa Keamanan, Jasa Kebersihan, Sewa Kendaraan
9. Kalimantan Timur: Jasa penyediaan atau pelayanan makanan
c) Terkait pembelanjaan melalui katalog elektronik lokal, beberapa
provinsi seperti DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, NTB
dan Riau sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2019 lalu. Pada
tahun 2020, mulai ada penambahan provinsi yang melakukan
purchase order pada katalog lokal, antara Provinsi Jawa Barat,
Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, Bali, dll. Contoh jumlah
belanja pada Katalog Lokal seperti:
1. Jawa Barat:
i) Komoditas Jasa Keamanan
Tahun 2020: 305 transaksi dengan nilai transaksi sebesar
Rp. 74.065.625.975,00
Tahun 2021 (target hingga Des 2021): 448 transaksi dengan
nilai transaksi sebesar Rp. 98.168.728.392,00
ii) Komoditas Jasa Kebersihan
Tahun 2020: 129 transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp.
67.229.553.537,00. Meningkat di tahun 2021: 283 transaksi
dengan nilai transaksi sebesar Rp. 99.505.405.703,00
10
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
3 Output 3 (Katalog Sektoral) Nilai capaian output 3 pada triwulan I (B03) adalah 2,8%
Bertambahnya pembelanjaan secara Berikut capaian pada output 3 yang dapat disampaikan pada
online (purchase order) atas 4 komodi- triwulan I (B03) ini:
tas sesuai kriteria yang telah ditayang- a) Dari 5 K/L baru yang ditargetkan menjadi pengelola katalog
kan pada katalog elektronik sektoral 12 elektronik sektoral pada tahun 2021 (KLHK, Kemenhan,
Kementerian/Lembaga Kemensos, Kemenparekraf, dan Polri), 4 K/L telah mengajukan
usulan ke LKPP dan saat ini masih dalam proses pendampin-
Indikator gan oleh LKPP. Hanya Kemenhan saja yang sampai saat ini
a) 5 Kementerian/Lembaga menjadi belum menyampaikan progresnya
pengelola katalog sektor b) Terkait penambahan jumlah komoditas pada 7 K/L lama
b) Bertambahnya jumlah komoditas (Kemenkes, Kementan, Kemenhub, KemenPUPR, Kemendik-
yang ditayangkan pada katalog bud, Kemenperin dan BNPB), saat ini 7 K/L tersebut telah
sektoral (12 K/L). Dengan rincian: 5 berproses menambah komoditas maupun meningkatkan
K/L baru melakukan penambahan belanja melalui katalog sektoral. Kementerian Kesehatan yang
komoditas menjadi 4 komoditas per sempat menangguhkan pengelolaan Katalog Sektor Keseha-
K/L; 7 K/L lama menambah minimal 2 tan pada tahun 2020 lalu, saat ini sedang berproses untuk kem-
komoditas bali menjadi pengelola katalog sektor kesehatan. Secara
c) 12 K/L melakukan pembelanjaan umum, hingga kini sudah ada 8,653 Produk dari 432 Penyedia
secara online (purchase order) pada pada Katalog Elektronik Sektoral
katalog sektoral masing-masing c) Terkait indikator pembelanjaan secara online, belum ada lapo-
Kementerian/Lembaga ran yang dapat disampaikan
11
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
12
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
13
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
14
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
2 Output 2 Nilai capaian output 2 pada triwulan I (B03) adalah 0%. Namun
Termanfaatkannya data kependudukan demikian dapat disampaikan beberapa proses dan kendala sebagai
untuk perluasan basis pajak dan berikut:
optimalisasi penerimaan pajak - 91,57% data wajib pajak telah padan dengan data kependudukan
Indikator - Disepakatinya pertukaran data pemilik sertifikat tanah dan wali
a) Jumlah wajib pajak hasil analisa data Badan Pertanahan Nasional yang melakukan analisa ekstensi-
integrasi data pelayanan publik fikasi pajak Ditjen Pajak
berbasis NIK - Adapun kendala yang dihadapi adalah belum semua data yang
b) Jumlah penerimaan pajak hasil anali- dibutuhkan untuk analisa bisa didapatkan oleh Kementerian
sa intensifikasi dan ekstensifikasi Keuangan karena adanya perlindungan data dari Kementeri-
pajak an/Lembaga lainnya
15
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Kementerian/ Lembaga/Daerah
Latar Belakang dan Sasaran Strategis
Penanggung Jawab
Birokrasi pelayanan pelabuhan kita masih rumit dan panjang karena 1. Kementerian Badan Usaha Milik Negara
melibatkan unit-unit layanan dari banyak stakeholders, swasta dan 2. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
pemerintah, yang tidak terintegrasi sehingga menimbulkan biaya Manusia
logistik yang mahal. 3. Kementerian Kelautan dan Perikanan
4. Kementerian Kesehatan
5. Kementerian Keuangan
Aksi ini bertujuan untuk meningkatkan layanan pelabuhan dengan 6. Kementerian Koordinator Bidang
menyederhanakan proses bisnis sehingga dapat memberi kepastian Kemaritiman dan Investasi
waktu layanan dan mengurangi tingginya biaya logistik di pelabuhan 7. Kementerian Perdagangan
saat ini. 8. Kementerian Perhubungan
9. Kementerian Pertanian
16
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Namun upaya penguatan peran dan fungsi APIP masih terus dihantui tantangan
sistemik berupa kualitas dan kuantitas SDM, kelembagan dan kewenangan, serta
anggaran, walaupun beberapa kerangka regulasi telah coba mengatasi masalah
tersebut.
Aksi ini bertujuan untuk memperkuat APIP dari 4 aspek, yaitu kelembagaan,
sumber daya manusia, tata kelola, dan anggaran. Dengan demikian, penguatan ini
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan independensi APIP dalam melakukan
kerja-kerja pengawasan.
17
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
18
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
19
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
3 Output 3 Output 3 adalah output yang baru ditambahkan dan akan berlaku
Layanan Pengaduan Pelayanan Publik pelaksanaannya pada periode berikutnya di B06
yang berkualitas dan terpadu melalui Dengan demikian, belum ada kemajuan indikator ataupun aktivitas
SP4N LAPOR! yang dapat disampaikan pada triwulan I (B03) ini
Indikator
a) Presentase terintegrasinya/terkon-
solidasinya aplikasi sejenis dengan
SP4N LAPOR!
b) Diterapkannya teknologi SP4N
LAPOR! Versi 3.1 lanjutan
c) Terbentuknya Jabatan Fungsional
Analisis Pengaduan Publik
20
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
21
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
22
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
23
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Perlu disampaikan bahwa nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian
Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga akan ada perbedaan atau
selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada
laporan ini.
Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai
baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai yang ditampilkan hanya menggambarkan progres
indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output pada setiap
aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII. Berikut adalah persen-
tase nilai capaian 46 Kementerian/Lembaga yang disertai dengan penjelasan kualitatif:
24
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (Kemen. ATR/BPN) menjadi penanggung jawab
4 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningka-
tan Penerimaan Negara Melalui Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (2) Pemanfaatan
Data Kependudukan untuk Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK, (3) Percepatan implementasi
kebijakan satu peta, (4) Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO).
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian ATR/BPN adalah 4,7%.
Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian ATR/BPN pada 4 (empat) dari 8 (delapan) output
yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Keempat output tersebut adalah: (a) Opti-
malisasi penerimaan dari PNBP di KemenATR/BPN; (b) Pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan dan
penyaluran program penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional; dan (c) Penyediaan
basis data yang berisikan penerima manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga terkait; dan (d)
Penetapan peta digital RDTR yang terintegrasi dengan OSS di 5 provinsi (Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Barat, dan Papua).
Empat output lain yang belum ada kemajuan adalah: (a) Integrasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil (RZWP3K) – RTRW di 5 provinsi (Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, dan Papua; (b)
Pelaksanaan rekomendasi penyelesaian tumpang tindih di Provinsi Kalimantan Tengah; (c) Pemanfaatan data
kependudukan untuk perluasan basis pajak dan optimalisasi penerimaan pajak; dan (d) Pemanfaatan data BO
yang sesuai dengan kebutuhan penegakan hukum, perizinan, dan pengadaan barang/jasa.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
25
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KemenBUMN) menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi
yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan penerimaan negara
melalui pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai; (2) Penguatan tata laksana di kawasan
pelabuhan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian BUMN adalah 0,1%.
Secara kualitatif, nilai ini artinya dari 2 output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24)
nanti, belum ada satupun kemajuan yang dapat dilaporkan. Kedua output tersebut adalah terkait: (a) Efektifitas
dan efisiensi pelayanan di pelabuhan; dan (b) Optimalisasi penerimaan PNBP dan PNBP Migas di BUMN.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
26
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Kementerian/Badan Perencanaan
3. Pembangunan Nasional
10,7%
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Bappenas menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan
monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Integrasi Perencanaan-Penganggaran berbasis Elektronik, dan (2) Percepatan
Pembangunan SPBE.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Bappenas adalah 10,7%. Secara kuali-
tatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Bappenas pada 2 (dua) dari 5 (lima) output yang harus dicapai sepanjang
2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Kedua output tersebut adalah: (a) Penetapan arsitektur SPBE; dan (b)
Penetapan peta rencana SPBE. Dua output ini merupakan output kolaborasi dengan KemenPANRB dan beberapa
K/L lainnya.
Sementara 3 (tiga) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Berfungsinya koneksi antara sistem
perencanaan penganggaran: (a) di tingkat Pusat; (b) di tingkat Daerah; (c) di tingkat Pusat dan Daerah).
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
27
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menjadi penanggung jawab 6 aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog; (2) Peman-
faatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK; (3) Integrasi Perenca-
naan Penganggaran berbasis Elektronik; (4) Percepatan Implementasi SPBE; (5) Penguatan Peran Aparat Penga-
wasan Intern Pemerintah (APIP) dalam pengawasan Program Pembangunan; (6) Percepatan implementasi kebija-
kan satu peta.
H a s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kemendagri adalah 5,6%. Secara
kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kemendagri pada 3 (tiga) dari 11 (sebelas) output yang harus dicapai
sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Ketiga output tersebut: (a) Penetapan arsitektur SPBE; (b) Pene-
tapan peta rencana SPBE; (c) Pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan dan penyaluran program penan-
ganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sementara 8 (delapan) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Berfungsinya koneksi antara sistem
perencanaan penganggaran pada (a) tingkat Pusat, (b) tingkat Daerah, (c) tingkat Pusat dan Daerah); (d) Pelaksa-
naan rekomendasi penyelesaian tumpang tindih di Provinsi Kalimantan Tengah; (e) Penguatan independensi APIP
melalui evaluasi jabatan untuk peningkatan kelas jabatan fungsional APIP; (f ) Pemanfaatan data kependudukan
untuk perluasan basis pajak dan optimalisasi penerimaan pajak; (g) Pemenuhan kebutuhan APIP secara propor-
sional di Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah; (h) Penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk
pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
28
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjadi penanggung jawab 4 aksi pencegahan korupsi yang
berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui
Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (2) Pemanfaatan Data Kependudukan untuk
Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK, (3) Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO), (4) Perce-
patan implementasi kebijakan satu peta.
H a s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral adalah 4,7%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian ESDM pada 3 (tiga) dari 5
(lima) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Ketiga output tersebut
adalah: (a) Optimalisasi penerimaan dari PNBP pada K/L tertentu dan PNBP Migas; (b) Pemanfaatan data kepen-
dudukan untuk pendataan dan penyaluran program penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi
Nasional; (c) Penyediaan basis data yang berisikan penerima manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementeri-
an/Lembaga terkait.
Sementara 2 (dua) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Pelaksanaan rekomendasi penyelesa-
ian tumpang tindih di Provinsi Kalimantan Tengah; (b) Pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan dan
penyaluran program penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
29
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi penanggung jawab 5 aksi pencegahan korupsi yang berada
di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pemben-
ahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (2) Pemanfaatan Data Kependudukan untuk Efektivitas
dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK, (3) Penguatan tata laksana di kawasan pelabuhan, (4) Penguatan
sistem penanganan perkara tindak pidana, (5) Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO).
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia adalah 2,7%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Hukum dan HAM pada 2
(dua) dari 8 (delapan) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Kedua output
tersebut adalah: (a) Optimalisasi penerimaan dari PNBP di Kementerian Hukum dan HAM; (b) Penyediaan basis
data yang berisikan penerima manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.
Sementara 6 (enam) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Efektifitas dan efisiensi pelayanan di
pelabuhan; (b) Peningkatan kualitas pertukaran data penanganan perkara yang dipertukarkan melalui SPPT TI; (c)
Peningkatan pemanfaatan data penanganan perkara hasil pertukaran data melalui SPPT TI; (d) Aksesibilitas publik
terhadap basis data yang berisikan penerima manfaat; (e) Pemanfaatan data kependudukan untuk perluasan
basis pajak dan optimalisasi penerimaan pajak; (f ) Pemanfaatan data BO yang sesuai dengan kebutuhan penega-
kan hukum, perizinan, dan pengadaan barang/jasa.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
30
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi penanggung jawab 4 aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pembenah-
an Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (2) Penguatan tata laksana di kawasan pelabuhan, (3)
Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat dan mutakhir serta mekanisme penga-
wasan melekat di sektor pangan strategis dan kesehatan, (4) Percepatan implementasi kebijakan satu peta.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Kelautan dan Perikanan
adalah 2,73%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2
(dua) dari 4 (empat) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Kedua output
tersebut adalah: (a) Optimalisasi penerimaan dari PNBP di Kementerian Kelautan dan Perikanan; (b) Penyediaan
dan pemanfaatan data ketersediaan nasional, data konsumsi nasional dan data realisasi impor yang valid pada
sektor pangan strategis (bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam) dan kesehatan (alat kesehatan, vaksin)
sebagai basis pengambilan kebijakan.
Sementara 2 (dua) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Efektifitas dan efisiensi pelayanan di
pelabuhan; (b) Integrasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) - Rencana Tata Ruang
Wilayah di 5 provinsi kebijakan satu peta: Pemprov Riau, Pemprov Kalimantan Timur, Pemprov Kalimantan Tengah,
Pemprov Sulawesi Barat, dan Pemprov Papua.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
31
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Kesehatan menjadi penanggung jawab 4 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendamp-
ingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Pemanfaatan data kependudukan untuk efektivitas dan efisiensi kebi-
jakan sektoral berbasis NIK, (2) Implementasi E-payment dan E-katalog, (3) Penguatan tata laksana di kawasan
pelabuhan, (4) Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat dan mutakhir serta
mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan kesehatan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Kesehatan adalah
0,02%. Secara kualitatif, nilai ini menunjukkan belum ada satupun output yang mengalami kemajuan pada triwu-
lan I (B03) ini.
Terdapat 6 output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti, yaitu: (a) Penambahan
pembelanjaan secara online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog
elektronik sektoral; (b) Penggunaaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE)
lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Efektifitas dan Efisiensi pelayanan
pelabuhan; (d) Pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan dan penyaluran program penanganan
Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional; (e) Penyediaan dan pemanfaatan data ketersediaan
nasional, data konsumsi nasional dan data realisasi impor yang valid pada sektor pangan strategis (bawang putih,
gula, jagung, beras, daging, garam) dan kesehatan (alat kesehatan, vaksin) sebagai basis pengambilan kebijakan;
(f ) Penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d
Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
32
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Keuangan menjadi penanggung jawab 9 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendamp-
ingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pembenahan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai , (2) Implementasi E-payment dan E-katalog, (3) Integrasi Perencanaan
Penganggaran berbasis Elektronik, (4) Pemanfaatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan
Sektoral Berbasis NIK, (5) Percepatan Implementasi SPBE, (6) Penguatan tata laksana di kawasan pelabuhan, (7)
Penguatan Integritas Aparat Penegak Hukum, (8) Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO), (9) Perbaikan tata
kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat dan mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di
sektor pangan strategis dan kesehatan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Keuangan adalah 9,7%.
Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Keuangan pada 5 (lima) dari 14 (empat belas)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Kelima output tersebut adalah: (a)
Optimalisasi penerimaan dari PNBP pada K/L tertentu dan PNBP Migas; (b) Penyediaan dan pemanfaatan data
ketersediaan nasional, data konsumsi nasional dan data realisasi impor yang valid pada sektor pangan strategis
(bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam) dan kesehatan (alat kesehatan, vaksin) sebagai basis pengam-
bilan kebijakan; (c) Penetapan arsitektur SPBE; (d) Penetapan peta rencana SPBE; (e) Penyediaan basis data yang
berisikan penerima manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.
Sementara 9 (sembilan) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Efektifitas dan efisiensi pelayanan
di pelabuhan; Berfungsinya koneksi antara sistem perencanaan penganggaran pada (b) tingkat Pusat; (c) tingkat
Daerah; (d) tingkat Pusat dan Daerah; (e) Optimalisasi Penerimaan dari Cukai; (f ) Perbaikan Standar Biaya Khusus
(SBK) penanganan perkara tipikor; (g) Perbaikan sistem penghargaan bagi APH (Kejaksaan dan Kepolisian); (h)
Pemanfaatan data kependudukan untuk perluasan basis pajak dan optimalisasi penerimaan pajak; (i) penggu-
naan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200
juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
33
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menjadi penanggung jawab 5 aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pembenah-
an Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (2) Implementasi E-payment dan E-katalog, (3) Integrasi
Perencanaan Penganggaran berbasis Elektronik, (4) Percepatan Implementasi SPBE, (5) Penguatan sistem penan-
ganan perkara tindak pidana.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Komunikasi dan Informa-
tika adalah 9,9%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Komunikasi dan Informatika
pada 4 (empat) dari 7 (tujuh) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Ketiga
output tersebut adalah: (a) Optimalisasi penerimaan dari PNBP; (b) Penetapan arsitektur SPBE; (c) Penetapan peta
rencana SPBE; (d) penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui
elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Sementara 3 (tiga) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Berfungsinya koneksi antara sistem
perencanaan penganggaran pada (a) tingkat Pusat; (b) tingkat Pusat dan Daerah); (c) Penguatan proses bisnis dan
infrastruktur teknologi terkait SPPT TI.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
34
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan
korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan
E-katalog, (2) Penguatan Tata Laksana di Kawasan Pelabuhan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi adalah 0,0%. Secara kualitatif, nilai ini artinya dari 2 output yang harus dicapai sepan-
jang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti, belum ada satupun kemajuan yang dapat dilaporkan. Kedua output
tersebut adalah terkait: (a) Efektifitas dan efisiensi pelayanan di pelabuhan; (b) penggunaan sistem pembayaran
secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela
Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
35
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjadi penanggung jawab 3 aksi pencegahan korupsi yang
berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui
Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (2) Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui
sistem database yang akurat dan mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan
kesehatan, (3) Percepatan implementasi kebijakan satu peta.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Koordinator Bidang Pere-
konomian adalah 3,61%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian pada 1 (satu) dari 3 (tiga) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24)
nanti. Satu output tersebut adalah: Penyediaan dan Pemanfaatam data ketersediaan nasional, data konsumsi
nasional dan data realisasi impor yang valid, dapat diandalkan dan terkonfirmasi dalam sistem Indonesia National
Single Window (INSW) pada sektor pangan strategis (bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam) dan kese-
hatan (alat kesehatan, vaksin) sebagai basis pengambilan kebijakan.
Sementara 2 (dua) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Optimalisasi Penerimaan dari Cukai; (b)
Penyelesaian kompilasi dan integrasi Informasi Geospasial Tematik di 4 provinsi piloting: Pemprov Riau, Pemprov
Kalimantan Timur, Pemprov Sulawesi Barat, dan Pemprov Papua.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
36
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan
korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Penguatan sistem penanga-
nan perkara tindak pidana.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan adalah 0,0%. Secara kualitatif, nilai ini artinya dari 3 output yang harus dicapai
sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti, belum ada satupun kemajuan yang dapat dilaporkan. Kedua
output tersebut adalah terkait: (a) Penguatan proses bisnis dan infrastruktur teknologi terkait SPPT TI; (b) Pening-
katan kualitas pertukaran data penanganan perkara yang dipertukarkan melalui SPPT TI; (c) Peningkatan peman-
faatan data penanganan perkara hasil pertukaran data melalui SPPT TI.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
37
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menjadi penanggung jawab 3 aksi pencegahan korupsi
yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-kata-
log, (2) Pemanfaatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK, (3)
Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO).
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah adalah 2,5%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Koperasi dan UKM
pada 2 (dua) dari 3 (tiga) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Kedua
output tersebut adalah: (a) Pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan dan penyaluran program penan-
ganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional; (b) Penyediaan basis data yang berisikan penerima
manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.
Sementara 1 (satu) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Penggunaan sistem pembayaran secara
elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela
Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
38
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi penanggung jawab 5 aksi pencegahan korupsi yang
berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui
Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (2) Implementasi E-payment dan E-katalog, (3)
Penguatan Tata Laksana Di Kawasan Pelabuhan, (4) Percepatan Implementasi Kebijakan Satu Peta, (5) Peman-
faatan data Beneficial Ownership (BO).
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan adalah 2,4%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan pada 3 (tiga) dari 9 (sembilan) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24)
nanti. Ketiga output tersebut adalah: (a) Optimalisasi penerimaan dari PNBP pada K/L tertentu dan PNBP Migas; (b)
Penyediaan basis data yang berisikan penerima manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga
terkait; (c) Penetapan Kawasan Hutan 100%.
Sementara 6 (enam) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Penambahan pembelanjaan secara
online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral 12
Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE)
lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Integrasi Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) - Rencana Tata Ruang Wilayah di 5 provinsi kebijakan satu peta: Pemprov
Riau, Pemprov Kalimantan Timur, Pemprov Kalimantan Tengah, Pemprov Sulawesi Barat, dan Pemprov Papua; (d)
Pelaksanaan rekomendasi penyelesaian tumpang tindih di Provinsi Kalimantan Tengah; (e) Pemanfaatan data BO
yang sesuai dengan kebutuhan penegakan hukum, perizinan, dan pengadaan barang/jasa; (f ) Penggunaan sistem
pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko
daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
39
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi penanggung jawab 1
aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementa-
si E-payment dan E-katalog
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif adalah 0,0%. Secara kualitatif, nilai ini menunjukkan belum ada satupun output yang mengalami kema-
juan pada triwulan I (B03) ini.
Terdapat 3 output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti, yaitu: (a) Penambahan
pembelanjaan secara online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog
elektronik sektoral 12 Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung
Secara Elektronik (PLSE) lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Penye-
diaan dan penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik
katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
40
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi
yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan Penerimaan Negara
Melalui Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai (2) Implementasi E-payment dan E-kata-
log
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat adalah 7,8%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi KemenPUPR pada 1 (satu)
dari 4 (empat) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output yang
mengalami kemajuan tersebut adalah: Optimalisasi penerimaan dari PNBP pada K/L tertentu dan PNBP Migas.
Sementara 3 (tiga) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Penambahan pembelanjaan secara
online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral 12
Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE)
lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Penyediaan dan penggunaan
sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan
toko daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
41
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menjadi penanggung jawab 4 aksi pence-
gahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Integrasi Perencanaan
Penganggaran berbasis Elektronik, (2) Percepatan Implementasi SPBE, (3) Penguatan Peran Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) dalam pengawasan Program Pembangunan, (4) Penguatan Integritas Aparat Penegak
Hukum
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Pendayagunaan Apara-
tur Negara dan Reformasi Birokrasi adalah 6,7%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kemen-
PAN-RB pada 2 (dua) dari 8 (delapan) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti.
Kedua output tersebut adalah: (a) Penetapan Arsitektur SPBE di K/L/Pemda yang mengacu pada Arsitektur SPBE
Nasional; (b) Penetapan Peta Rencana SPBE di K/L/Pemda yang mengacu pada Peta Rencana SPBE Nasional.
Sementara 6 (enam) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Berfungsinya koneksi antara sistem
perencanaan penganggaran pada (a) tingkat Pusat, (b) tingkat Daerah, (c) tingkat Pusat dan Daerah); (d) Pengua-
tan independensi APIP melalui evaluasi jabatan untuk peningkatan kelas jabatan fungsional APIP; (e) Pemenuhan
kebutuhan APIP secara proporsional di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah; (f ) Perbaikan sistem penghar-
gaan bagi APH (Kejaksaan dan Kepolisian).
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
42
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog, (2) Pening-
katan Penerimaan Negara Melalui Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Pendidikan dan Kebu-
dayaan adalah 9,3%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kemendikbud pada 1 (satu) dari 4 (tiga)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output yang memiliki kema-
juan tersebut adalah: Optimalisasi penerimaan dari PNBP pada K/L tertentu dan PNBP Migas.
Sementara 3 (tiga) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Penambahan pembelanjaan secara
online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral
12 Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik
(PLSE) lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Penyediaan dan penggu-
naan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200
juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
43
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Perdagangan menjadi penanggung jawab 4 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO), (2) Penguatan
tata laksana di kawasan pelabuhan, (3) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pembenahan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (4) Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat dan
mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan kesehatan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Perdagangan adalah
4,11%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Perdagangan pada 2 (dua) dari 4
(empat) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Kedua output tersebut
adalah: (a) Penyediaan dan penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa
melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan; (b) Penyediaan basis data yang
berisikan penerima manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.
Sementara 2 (dua) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Efektifitas dan efisiensi pelayanan di
pelabuhan; (b) Optimalisasi Penerimaan dari Cukai.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
44
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Perhubungan menjadi penanggung jawab 3 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog, (2) Penguatan tata
laksana di kawasan pelabuhan, (3) Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pembenahan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Perhubungan adalah
2,10%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Perhubungan pada 1 (satu) dari 5 (lima)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output yang mengalami kema-
juan tersebut adalah: Optimalisasi penerimaan dari PNBP pada K/L tertentu dan PNBP Migas.
Sementara 4 (empat) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Penambahan pembelanjaan secara
online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral 12
Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE)
lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Efektifitas dan efisiensi pelayanan
di pelabuhan; (d) Penyediaan dan Penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/ja-
sa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
45
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Perindustrian menjadi penanggung jawab 3 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog, (2) Peningkatan
Penerimaan Negara Melalui Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai, (3) Perbaikan tata
kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat dan mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di
sektor pangan strategis dan kesehatan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Perindustrian adalah
1,25%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Perindustrian pada 1 (satu) dari 5 (lima)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output yang mengalami kema-
juan tersebut adalah: Penyediaan dan pemanfaatan data ketersediaan nasional, data konsumsi nasional dan data
realisasi impor yang valid, dapat diandalkan dan terkonfirmasi dalam sistem Indonesia National Single Window
(INSW) pada sektor pangan strategis (bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam) dan kesehatan (alat kese-
hatan, vaksin) sebagai basis pengambilan kebijakan.
Sementara 4 (empat) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Penambahan pembelanjaan secara
online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral
12 Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik
(PLSE) lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Optimalisasi Penerimaan
dari Cukai; (d) Penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik
katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
46
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Pertahanan menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Pertahanan adalah
0,0%. Secara kualitatif, nilai ini menunjukkan belum ada satupun output yang mengalami kemajuan pada triwu-
lan I (B03) ini.
Terdapat 3 output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti, yaitu: (a) Penambahan
pembelanjaan secara online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada kata-
log elektronik sektoral 12 Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan
Langsung Secara Elektronik (PLSE) lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c)
Tersedianya dan digunakannya sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui
elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
47
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Pertanian menjadi penanggung jawab 6 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendamp-
ingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog, (2) Pemanfaatan data Benefi-
cial Ownership (BO), (3) Pemanfaatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berba-
sis NIK, (4) Penguatan tata laksana di kawasan pelabuhan, (5) Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem
database yang akurat dan mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan kese-
hatan (6) Percepatan implementasi kebijakan satu peta.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Pertanian adalah 35,2%.
Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Pertanian pada 4 (empat) dari 10 (sepuluh)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Keempat output tersebut adalah: (a)
Pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan dan penyaluran program penanganan Covid-19 dan Percepa-
tan Pemulihan Ekonomi Nasional; (b) Penyediaan dan pemanfaatan data ketersediaan nasional, data konsumsi
nasional dan data realisasi impor yang valid, dapat diandalkan dan terkonfirmasi dalam sistem Indonesia National
Single Window (INSW) pada sektor pangan strategis (bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam) dan kese-
hatan (alat kesehatan, vaksin) sebagai basis pengambilan kebijakan; (c) Penyediaan basis data yang berisikan
penerima manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga terkait; (d) Terselesaikannya kompilasi
dan integrasi Informasi Geospasial Tematik di 4 provinsi piloting: Pemprov Riau, Pemprov Kalimantan Timur, Pem-
prov Sulawesi Barat, dan Pemprov Papua.
Sementara 6 (enam) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Penambahan pembelanjaan secara
online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral 12
Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE)
lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Efektifitas dan efisiensi pelayanan
di pelabuhan; (d) Pelaksanaan rekomendasi penyelesaian tumpang tindih di Provinsi Kalimantan Tengah; (e)
Pemanfaatan data BO yang sesuai dengan kebutuhan penegakan hukum, perizinan, dan pengadaan barang/jasa;
(f ) Penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d
Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
48
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kementerian Sosial menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan
dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog, (2) Pemanfaatan Data Kependudu-
kan untuk Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kementerian Sosial adalah 27,2%.
Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kementerian Sosial pada 1 (satu) dari 3 (tiga) output yang
harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output yang mengalami kemajuan tersebut
adalah: Pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan dan penyaluran program penanganan Covid-19 dan
Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sementara 2 (dua) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Bertambahnya pembelanjaan secara
online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral 12
Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE)
lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
49
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi penanggung jawab 5 aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog, (2) Peman-
faatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK, (3) Penguatan Integri-
tas Aparat Penegak Hukum, (4) Penguatan sistem penanganan perkara tindak pidana, (5) Peningkatan Peneri-
maan Negara Melalui Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kepolisian Negara Republik Indonesia
adalah 2,5%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Polri pada 2 (dua) dari 10 (sepuluh) output yang
harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Kedua output tersebut adalah: (a) Optimalisasi
penerimaan dari PNBP pada K/L tertentu dan PNBP Migas; (b) Pemanfaatan data kependudukan untuk pendataan
dan penyaluran program penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sementara 8 (delapan) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Penambahan pembelanjaan
secara online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik
sektoral 12 Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara
Elektronik (PLSE) lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta; (c) Peningkatan
kualitas pertukaran data penanganan perkara yang dipertukarkan melalui SPPT TI; (d) Peningkatan pemanfaatan
data penanganan perkara hasil pertukaran data melalui SPPT TI; (e) Perbaikan Standar Biaya Khusus (SBK) penan-
ganan perkara tipikor; (f ) Perbaikan sistem penghargaan bagi APH (Kejaksaan dan Kepolisian); (g) Pemanfaatan
data kependudukan untuk perluasan basis pajak dan optimalisasi penerimaan pajak; (h) Penggunaan sistem pem-
bayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko
daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
50
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Mahkamah Agung menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan
dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Penguatan Sistem Penanganan Perkara Tindak Pidana.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Mahkamah Agung adalah 0,0%.
Secara kualitatif, nilai ini artinya dari 2 output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24)
nanti, belum ada satupun kemajuan yang dapat dilaporkan. Kedua output tersebut adalah terkait: (a) Peningkatan
kualitas pertukaran data penanganan perkara yang dipertukarkan melalui SPPT TI; (b) Peningkatan pemanfaatan
data penanganan perkara hasil pertukaran data melalui SPPT TI.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
51
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kejaksaan Agung menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan
dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Penguatan Integritas Aparat Penegak Hukum, (2) Penguatan sistem penanga-
nan perkara tindak pidana.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kejaksaan Agung adalah 0,0%. Secara
kualitatif, nilai ini artinya dari 5 output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti,
belum ada satupun kemajuan yang dapat dilaporkan. Kelima output tersebut adalah terkait: (a) Peningkatan kuali-
tas pertukaran data penanganan perkara yang dipertukarkan melalui SPPT TI; (b) Peningkatan pemanfaatan data
penanganan perkara hasil pertukaran data melalui SPPT TI; (c) Penguatan proses bisnis dan infrastruktur teknologi
terkait SPPT TI; (d) Perbaikan Standar Biaya Khusus (SBK) penanganan perkara tipikor; (e) Perbaikan sistem peng-
hargaan bagi APH (Kejaksaan dan Kepolisian).
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
52
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Penguatan sistem penanganan perkara tindak pidana, (2)
Pemanfaatan Data Beneficial Ownership (BO).
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Komisi Pemberantasan Korupsi adalah
0,3%. Secara kualitatif, nilai ini artinya dari 3 output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII
(B24) nanti, belum ada satupun kemajuan yang dapat dilaporkan. Ketiga output tersebut adalah terkait: a) Pening-
katan kualitas pertukaran data penanganan perkara yang dipertukarkan melalui SPPT TI; (b) Peningkatan peman-
faatan data penanganan perkara hasil pertukaran data melalui SPPT TI; (c) Pemanfaatan data BO yang sesuai
dengan kebutuhan penegakan hukum, perizinan, dan pengadaan barang/jasa.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
53
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menjadi penanggung jawab 3 aksi pencegahan korupsi
yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-kata-
log, (2) Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO), (3) Integrasi Perencanaan Penganggaran Berbasis Elektronik.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah adalah 9,0%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi LKPP pada 3 (tiga) dari
8 (delapan) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Ketiga output tersebut
adalah: (a) Penambahan pembelanjaan pada 5 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan di katalog lokal
34 provinsi (base line data komoditas yang sudah ada: alat tulis kantor, makan-minum, seragam, jasa kebersihan
dan jasa keamanan); (b) Penambahan pembelanjaan secara online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai krite-
ria yang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral 12 Kementerian/Lembaga; (c) Penggunaan Bela
Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE) lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja
langsung sampai dengan Rp200 juta.
Sementara 5 (lima) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Berfungsinya koneksi antara sistem
perencanaan penganggaran pada (a) tingkat Pusat, (b) tingkat Daerah, (c) tingkat Pusat dan Daerah); (d) Peman-
faatan data BO yang sesuai dengan kebutuhan penegakan hukum, perizinan, dan pengadaan barang/jasa; (e)
Penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d
Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
54
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Informasi Geospasial menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Percepatan implementasi kebijakan satu peta.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Informasi Geospasial adalah
57%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi BIG pada 1 (satu) output yang harus dicapai sepanjang
2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Output tersebut adalah:
Penyelesaian kompilasi dan integrasi Informasi Geospasial Tematik di 4 provinsi piloting: Pemprov Riau, Pemprov
Kalimantan Timur, Pemprov Sulawesi Barat, dan Pemprov Papua.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
55
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Kepegawaian Negara menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Pemanfaatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan
Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Kepegawaian Negara adalah
11,0%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi BKN pada 1 (satu) output yang harus dicapai sepan-
jang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Output tersebut adalah: Pemanfaatan data kependudukan untuk
pendataan dan penyaluran program penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
56
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Koordinasi Penanaman Modal menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO); (2)
Percepatan implementasi kebijakan satu peta.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Koordinasi Penanaman Modal
adalah 5,1%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi BKPM pada 1 (satu) dari 2 (dua) output yang
harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output yang mengalami kemajuan tersebut
adalah: Penetapan peta digital Rencana Detail Tata Ruang yang terintegrasi dengan OSS di 5 provinsi kebijakan
satu peta: Pemprov Riau, Pemprov Kalimantan Timur, Pemprov Kalimantan Tengah, Pemprov Sulawesi Barat, dan
Pemprov Papua.
Sementara 1 (satu) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Pemanfaatan data BO yang sesuai
dengan kebutuhan penegakan hukum, perizinan, dan pengadaan barang/jasa.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
57
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kantor Staf Presiden menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampin-
gan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat
dan mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan kesehatan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Kantor Staf Presiden adalah 4,72%.
Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi Kantor Staf Presiden pada 1 (satu) output yang harus dicapai
sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output tersebut adalah: Penyediaan dan pemanfaatan
data ketersediaan nasional, data konsumsi nasional dan data realisasi impor yang valid, dapat diandalkan dan
terkonfirmasi dalam sistem Indonesia National Single Window (INSW) pada sektor pangan strategis (bawang putih,
gula, jagung, beras, daging, garam) dan kesehatan (alat kesehatan, vaksin) sebagai basis pengambilan kebijakan.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
58
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Narkotika Nasional menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Penguatan Sistem Penanganan Perkara Tindak Pidana.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Narkotika Nasional adalah
0,0%. Secara kualitatif, nilai ini artinya 1 (satu) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII
(B24) nanti, belum ada kemajuan yang dapat dilaporkan. Output tersebut adalah: Penguatan proses bisnis dan
infrastruktur teknologi terkait SPPT TI.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
59
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Nasional Penanggulangan
Bencana adalah 0,0%. Secara kualitatif, nilai ini artinya dari 3 output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga
triwulan VIII (B24) nanti, belum ada satupun kemajuan yang dapat dilaporkan. Ketiga output tersebut adalah: (a)
Penambahan pembelanjaan secara online (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayang-
kan pada katalog elektronik sektoral 12 Kementerian/Lembaga; (b) Penggunaan Bela Pengadaan dan/atau
Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE) lainnya oleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan
Rp200 juta; (c) Penyediaan dan penggunaan sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang/jasa
melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
60
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi yang
berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Integrasi Perencanaan Penganggaran
berbasis Elektronik, (2) Penguatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam pengawasan
Program Pembangunan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan adalah 2,0%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi BPKP pada 1 (satu) dari 5 (lima)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output tersebut adalah:
Pemenuhan kebutuhan APIP secara proporsional di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
Sementara 4 (empat) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Berfungsinya koneksi antara sistem
perencanaan penganggaran pada (a) tingkat Pusat, (b) tingkat Daerah, (c) tingkat Pusat dan Daerah); (d) Pengua-
tan independensi APIP melalui evaluasi jabatan untuk peningkatan kelas jabatan fungsional APIP.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
61
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menjadi penanggung jawab 2 aksi pencegahan korupsi yang berada
di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Integrasi Perencanaan Penganggaran berbasis
Elektronik, (2) Percepatan Implementasi SPBE.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi adalah 12,5%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi BBPT pada 1 (satu) dari 3 (tiga)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output tersebut adalah: Pene-
tapan Peta Rencana SPBE di K/L/Pemda yang mengacu pada Peta Rencana SPBE Nasional.
Sementara 2 (dua) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Berfungsinya koneksi antara sistem
perencanaan penganggaran pada (a) tingkat Pusat; (b) tingkat Pusat dan Daerah.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
62
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Pengawas Obat dan Makanan menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem
database yang akurat dan mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan keseha-
tan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Pengawas Obat dan Makanan
adalah 0,13%. Secara kualitatif, nilai ini artinya dari 1 (satu) output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga
triwulan VIII (B24) nanti, belum ada kemajuan yang dapat dilaporkan. Satu output tersebut adalah: Penyediaan
dan pemanfaatan data ketersediaan nasional, data konsumsi nasional dan data realisasi impor yang valid, dapat
diandalkan dan terkonfirmasi dalam sistem Indonesia National Single Window (INSW) pada sektor pangan strategis
(bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam) dan kesehatan (alat kesehatan, vaksin) sebagai basis pengam-
bilan kebijakan.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
63
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Pusat Statistik menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampin-
gan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat
dan mutakhir serta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan kesehatan.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Pusat Statistik adalah 6,25%.
Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi BPS pada satu (satu) output yang harus dicapai selama 2 tahun
hingga triwulan VIII (B24) nanti. Output tersebut adalah: Penyediaan dan pemanfaatan data ketersediaan nasional,
data konsumsi nasional dan data realisasi impor yang valid, dapat diandalkan dan terkonfirmasi dalam sistem
Indonesia National Single Window (INSW) pada sektor pangan strategis (bawang putih, gula, jagung, beras, daging,
garam) dan kesehatan (alat kesehatan, vaksin) sebagai basis pengambilan kebijakan.
Perlu disampaikan bahwa khusus output INSW, perhitungan nilai 100% di setiap triwulan adalah 12,5% dalam 8 triwu-
lan. Artinya jika K/L mendapat nilai INSW 50% di triwulan I maka nilai 50% itu setara dengan 6,25% dalam perhitungan
8 triwulan..
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
64
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Siber dan Sandi Negara menjadi penanggung jawab 4 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Implementasi E-payment dan E-katalog, (2) Integrasi Perenca-
naan Penganggaran berbasis Elektronik, (3) Penguatan sistem penanganan perkara tindak pidana, (4) Percepatan
Implementasi SPBE.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Siber dan Sandi Negara adalah
10,60%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi BSSN pada 3 (tiga) dari 5 (lima) output yang harus
dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Ketiga output tersebut adalah: (a) Penetapan Arsitektur
SPBE di K/L/Pemda yang mengacu pada Arsitektur SPBE Nasional; (b) Penetapan Peta Rencana SPBE di K/L/Pemda
yang mengacu pada Peta Rencana SPBE Nasional; (c) Penyediaan dan pengunaan sistem pembayaran secara
elektronik untuk pengadaan barang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela
Pengadaan.
Sementara 2 (dua) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: (a) Berfungsinya koneksi antara sistem
perencanaan penganggaran berbasis elektronik di tingkat pusat dengan daerah; (b) Penguatan proses bisnis dan
infrastruktur teknologi terkait SPPT TI.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
65
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Otoritas Jasa Keuangan menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendamp-
ingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Pemanfaatan data Beneficial Ownership (BO).
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Otoritas Jasa Keuangan adalah
20,0%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi OJK pada 1(satu) output yang harus dicapai sepan-
jang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Output tersebut adalah: Penyediaan basis data yang berisikan peneri-
ma manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
66
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Perusahaan Listrik Negara menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Pemanfaatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan
Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Perusahaan Listrik Negara adalah
13,3%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi PLN pada 1 (satu) output yang harus dicapai sepan-
jang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Output tersebut adalah: Pemanfaataan data kependudukan untuk
pendataan dan penyaluran program penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
67
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang
berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Pemanfaatan data Beneficial Ownership
(BO).
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan adalah 10,50%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi PPATK pada 1 (satu) dari 2 (dua)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Satu output tersebut adalah: Penye-
diaan basis data yang berisikan penerima manfaat yang telah terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.
Sementara 1 (satu) output lain yang belum ada kemajuan adalah terkait: Pemanfaatan data BO yang sesuai
dengan kebutuhan aparat penegak hukum, perizinan, dan pengadaan barang/jasa.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
68
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menjadi penanggung jawab 1 aksi
pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Peningkatan
Penerimaan Negara Melalui Pembenahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Cukai.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegia-
tan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi adalah 0,0%. Secara kualitatif, nilai ini artinya dari 1 output yang harus
dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti, belum ada kemajuan yang dapat dilaporkan. Output
tersebut adalah: Optimalisasi penerimaan dari PNBP pada K/L tertentu dan PNBP Migas.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
69
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Perpres
54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi tahun 2021-2022 terhadap
46 Kementerian/Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi, dan 42 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menjadi penanggung jawab 1 aksi pencegahan korupsi yang
berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK, yaitu: (1) Pemanfaatan Data Kependudukan untuk
Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Sektoral Berbasis NIK.
Ha s il M o nito ring
Dari hasil monitoring di triwulan I (B03), tergambar bahwa realisasi capaian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan adalah 41,50%. Secara kualitatif, nilai ini adalah hasil dari kontribusi BPJS Kesehatan pada 1 (satu)
output yang harus dicapai sepanjang 2 tahun hingga triwulan VIII (B24) nanti. Output tersebut adalah: Peman-
faatan data kependudukan untuk pendataan dan penyaluran program penanganan Covid-19 dan Percepatan
Pemulihan Ekonomi Nasional.
Note:
- Nilai yang ditampilkan dalam laporan ini adalah nilai riil capaian Aksi tanpa memasukkan nilai dari matriks logframe. Sehingga
akan ada perbedaan atau selisih nilai antara nilai yang tampil di dashboard Jaga dengan nilai yang ditampilkan pada laporan ini
- Pada tahun pertama (triwulan I-IV), nilai yang ditampilkan belum merepresentasikan nilai baik atau buruk dari capaian aksi. Nilai
yang ditampilkan hanya menggambarkan progres indikator output yang telah dicapai K/L/D di setiap triwulan. Indikator output
pada setiap aksi diproyeksikan mencapai hasil maksimalnya mulai triwulan V-VIII
70
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
71
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
NILAI CAPAIAN
INSTANSI/AKSI JUMLAH AKSI (TANPA LOGFRAME)
72
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
73
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
NILAI CAPAIAN
INSTANSI/AKSI JUMLAH AKSI (TANPA LOGFRAME)
74
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
NILAI CAPAIAN
INSTANSI/AKSI JUMLAH AKSI (TANPA LOGFRAME)
75
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
iii. penutup
Demikianlah laporan pelaksanaan aksi pencegahan korupsi tahun 2020 ini disusun untuk dijadikan
bahan evaluasi baik oleh Tim Nasional maupun Kementerian/Lembaga/Pemda yang menjadi
penanggung jawab aksi.
Hasil dari laporan ini akan menjadi rujukan bersama mengenai apa, bagaimana dan sudah sampai di
mana aksi-aksi pencegahan korupsi dilakukan oleh Pemerintah; dan bagaimana Pemerintah, dalam
hal ini Strategi Nasional Pencegahan Korupsi terus konsisten menciptakan dan mendorong
program atau inisiatif pencegahan korupsi, baik yang ada di Pusat maupun di Daerah.
Stranas PK yang dipimpin oleh KPK, Kemendagri, KemenPANRB, Bappenas dan KSP telah
memungkinkan terjadinya kolaborasi dan sinergi yang cukup baik antar Kementerian, Lembaga, dan
Pemda dalam menjalankan aksi-aksi pencegahan korupsi secara bersamasama. Tujuan utamanya
adalah bagaimana kolaborasi dan sinergi ini dapat mempercepat terciptanya “the enabling
environment” atau pra-kondisi demi terwujudnya Indonesia yang bersih dan bebas dari praktik-praktik
korupsi.
76
LAPORAN PELAKSANAAN STRANAS PK
TRIWULAN I TAHUN 2021
Ge du n g M e rah Pu tih KP K
J l. Ku n in gan Pe rs ada N o. 4,
S etiabu di, J akar ta - In done s i a
SEKRE TARI AT NASI ONAL
0 2 1 - 2 5 5 7 8 3 0 0 ext . 8 0 14
P EN C EG AHAN KORUP SI
h t tps : //stran as pk . kpk .go. i d
( S E T N AS P K )
@ stran as pk _of ficial
Stran as PK Of ficial
SCAN HERE