STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
TRIWULAN IV
TAHUN 2019
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Laporan
Triwulan IV Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) Tahun 2019-
2020.
Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
memberi mandat agar upaya pencegahan korupsi yang menjadi lebih optimal, maka
dibutuhkan kolaborasi dan sinergi bersama antara kementerian, lembaga, pemerintah daerah,
Komisi Pemberantasan Korupsi, dan pemangku kepentingan lainnya. Agar Penyelenggaraan
Stranas PK menjadi lebih terfokus, terukur, dan berorientasi pada hasil dan dampak maka
dibentuklah Tim Nasional Pencegahan Korupsi (Timnas PK) yang terdiri atas lima
kementerian/lembaga, yaitu Kemendagri, KemenPANRB, Bappenas, KSP, dan KPK. Timnas PK
bertugas untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan
Korupsi (Stranas PK) agar rencana aksi pencegahan korupsi tahun 2019-2020 yang telah
disusun bersama berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Secara operasional,
Timnas PK didukung oleh Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi (Setnas PK) yang
berkedudukan di gedung Merah Putih KPK.
Laporan ini disusun Timnas PK untuk memberi informasi kepada Presiden mengenai
kemajuan kinerja program beserta kendala dan tantangan yang perlu diatasi dan
ditindaklanjuti. Selanjutnya Laporan ini dibagi pembahasannya ke dalam 5 bab atau bagian.
Bagian pertama adalah Ringkasan Eksekutif yang berisi highlight terhadap pelaksanaan
Stranas PK tahun 2019. Bagian Kedua berisi berisi konteks apa itu Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK) dan bagaimana program aksi disusun dan dijalankan.
Bagian ketiga menjelaskan tentang strategi atau metode pelaksanaan, dari perencanaan dan
pelaksanaan, monitoring dan pelaporan, serta strategi komunikasi. Pada bagian keempat,
disajikan informasi mengenai progres capaian 27 sub-aksi. Sementara bagian kelima
menyajikan ringkasan capaian dan kendala kementerian/lembaga/daerah.
Akhir kata, semoga Laporan Triwulan IV 2019 Pelaksanaan Aksi PK ini dapat menjadi bahan
perbaikan untuk pelaksanaan Triwulan berikutnya dan dapat memberikan nilai tambah dalam
rangka kolaborasi dan sinergi pencegahan korupsi di Indonesia.
Jakarta, 2020
i
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Grafik/Tabel v
Daftar Singkatan vi
Ringkasan Eksekutif xi
4. Strategi Komunikasi 7
A. Capaian Kementerian/Lembaga
1. Kementerian Dalam Negeri 21
2. Kementerian Koordinator Perekonomian 22
3. Badan Koordinasi Penanaman Modal 23
4. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 24
5. Kementerian Kesehatan 25
6. Kementerian Pertanian 26
7. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral 28
8. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 29
9. Kementerian Komunikasi dan Informatika 30
10. Badan Informasi Geospasial 31
ii
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
iii
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
V. Penutup 77
iv
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
DAFTAR GRAFIK/TABEL
v
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
DAFTAR SINGKATAN
A
Aksi PK : Aksi Pencegahan Korupsi
APCC : Assistance in Preventing and Combating Corruption
APH : Aparat Penegak Hukum
APIP : Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
ASN : Aparatur Sipil Negara
ATR/BPN : Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
B
B03 : Bulan ke-3 (triwulan I)
B06 : Bulan ke-6 (triwulan II)
B09 : Bulan ke 9 (triwulan III)
B12 : Bulan ke-12 (triwulan IV)
B15 : Bulan ke-15 (triwulan V)
B18 : Bulan ke-18 (triwulan VI)
B21 : Bulan ke-21 (triwulan VII)
B24 : Bulan ke-24 (triwulan VIII)
Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Bapeten : Badan Pengawas Tenaga Nuklir
BEPS : Base Erotion and Profit Shifting
BIG : Badan Informasi Geospasial
BKN : Badan Kepegawaian Negara
BKPM : Badan Koordinasi Penanaman Modal
BMKG : Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika
BNSP : Badan Nasional Sertifikasi Profesi
BNP2TKI : Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
BO : Beneficial Ownership
BPJS : Badan Pengelola Jaminan Sosial
BPJS-TK : Badan Pengelola Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
vi
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
C
CSO : Civil Society Organization (organisasi masyarakat sipil)
D
Dikyanmas : Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Dirjen : Direktur Jenderal
Ditjen AHU : Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
Ditjen PAS : Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
DJA : Direktorat Jenderal Anggaran
DJP : Direktorat Jenderal Pajak
DTKS : Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
Dukcapil : Kependudukan dan Pencatatan Sipil
E
EITI : Extractive Industries Transparency Initiative
E-Katalog : Katalog Elektronik
F
FGD : Focus Group Discussion
G
GIZ : Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit
GIS : Geographic Information System
H
HO : Hinder Ordonnantie (Ijin Gangguan Usaha)
I
ICW : Indonesia Corruption Watch
IGT : Informasi Geospasial Tematik
Inpres : Instruksi Presiden
INSW : Indonesia National Single Window
IUP : Izin Usaha Pertambangan
vii
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
J
JPT : Jabatan Pimpinan Tinggi
JPU : Jaksa Penuntut Umum
K
KASN : Komisi Aparatur Sipil Negara
Kejagung : Kejaksaan Agung
Kemenag : Kementerian Agama
Kemenaker : Kementerian Ketenagakerjaan
KemenBUMN : Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Kemendag : Kementerian Perdagangan
Kemendagri : Kementerian Dalam Negeri
Kemedesa-PDTT : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kemendikbud : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KemenESDM : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kemenhan : Kementerian Pertahanan
Kemenhub : Kementerian Perhubungan
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
Kemenkominfo : Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kemenkeu : Kementerian Keuangan
KemenKUKM : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
KemenkumHAM : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
KemenPANRB : Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kemenpar : kementerian Pariwisata
Kemenperin : Kementerian Perindustrian
KemenPUPR : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kemenko Perekonomian : Kementerian Koordinator Perekonomian
KemenkoPMK : Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
KemenkoPolhukam : Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan
Kemenristek : Kementerian Riset dan Teknologi
Kemensos : Kementerian Sosial
Kementan : Kementerian Pertanian
K/L/D : Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
KLHK : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan
Korwil : Koordinator Wilayah
Korsupgah : Koordinasi Supervisi dan Pencegahan
viii
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
L
Litbang : Penelitian dan Pengembangan
LKPP : Lembaga Kebijakan Pengadaan (barang & jasa) Pemerintah
LPSK : Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
M
MA : Mahkamah Agung
MAS : Manajemen Anti Suap
MoU : Memorandum of Understanding
N
NIB : Nomor Induk Berusaha
NIK : Nomor Induk Kependudukan
NDR : National Data Repository
NSPK : Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
O
OJK : Otoritas Jasa Keuangan
OSS : Online Single Submission
OGI : Open Government Indonesia
Q
QA : Quantity Assurance
P
PBJ : Pengadaan Barang/Jasa
Permen : Peraturan Menteri
Perpres : Peraturan Presiden
Perkada : Peraturan Kepala Daerah
Pemda : Pemerintah Daerah
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
Pemkot : Pemerintah Kota
Pemprov : Pemerintah Provinsi
ix
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
R
RPP : Rancangan Peraturan Pemerintah
S
Sakti : Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi
Satker : Satuan Kerja
Setnas PK : Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi
SIKAP : Sistem Informasi Kinerja Penyedia
SIPINTER : Sistem Informasi Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit
SIJAPTI : Sistem Informasi Jabatan Pimpinan Tinggi
SIMDA : Sistem Informasi Manajemen Daerah
SIMRAL : Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan
SIPD : Sistem Informasi Pembangunan Daerah
SIKAP : Sistem Informasi Kinerja Penyedia
SITU : Surat Izin Tempat Usaha
SKB : Surat Keputusan Bersama
SKDU : Surat Keterangan Domisili Usaha
SKK Migas : Satuan Kerja Khusus (Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu) Minyak dan Gas
SMAP : Sistem Manajemen Anti Suap
SNI : Standar Nasional Indonesia
SPPT-TI : Sistem Peradilan Pidana Terpadu – berbasis Teknologi Informasi
SPDP : Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
SPBE : Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Stranas PK : Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
Stranas PPK : Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
x
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
T
Tinnas PK : Tim Nasional Pencegahan Korupsi
TII : Transparansi Internasional Indonesia
TNP2K : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
U
UKPBJ : Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa
UNCAC : United Nations Convention Against Corruption
UU : Undang-Undang
W
WBK : Wilayah Bebas (dari) Korupsi
WBBM : Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
xi
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
RINGKASAN EKSEKUTIF
S trategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang diberi mandat oleh Perpres
54/2018, baru saja menyelesaikan pelaksanaan Aksi Pencegahan Korupsi Triwulan IV
2019. Terdapat 52 Kementerian/Lembaga (K/L) dan 542 Pemerintah Daerah (Pemda) yang
diberi mandat melaksanakan 11 Aksi dan 27 sub-Aksi Pencegahan Korupsi 2019-2020.
Progres capaian K/L sampai Triwulan IV 2019, jika mempertimbangkan kepatuhan waktu
pelaporan maka ada 26 K/L yang capaian aksinya masih kurang baik (di bawah 70%) bahkan
cenderung rendah di bawah 50%. Namun nilai capaian tersebut lebih disebabkan karena
keterlambatan pelaporan ataupun keterlambatan pelaksanaan aksi. Jika penilaian dilakukan
tanpa mempertimbangkan faktor kepatuhan maka terdapat 42 K/L yang pencapaian aksinya
sudah melebihi 70%. Hanya 10 K/L yang sampai Triwulan IV ini masih belum banyak
melakukan perbaikan dalam pemenuhan target.
Dari laporan 27 sub-aksi di triwulan IV 2019, sebagian besar pelaksanaannya dalam kategori
cukup memuaskan walaupun capaiannya masih berupa output, bukan outcome. Hanya 6
sub-aski yang tidak mengalami banyak kemajuan. Berikut adalah highlight sebagian sub-aksi
yang capaiannya cukup baik, yakni: (1) Percepatan OSS, sudah 22 K/L yang aplikasi
perizinannya terkoneksi OSS. Pun seluruh Pemda sudah dapat menerima NIB dan
menotifikasi persetujuan/penolakan izin melalui web-form; (2) Implementasi Kebijakan Satu
Peta, dari total 11 IGT di tingkat pusat yang menjadi fokus, 7 IGT telah terintegrasi, 2 IGT telah
terkompilasi, 2 IGT lain masih dalam proses kompilasi; (3) Penetapan Kawasan Hutan,
strategi percepatan PKH telah dilakukan dengan menampung hasil risalah permasalahan
melalui revisi regulasi PKH yang akan difinalisasi pada triwulan berikutnya. Progres PKH per
2019 sudah mencapai 88.248.477 ha (dari 125.817.022) yang telah ditetapkan; (4) Utilisasi
NIK untuk Bansos, ada peningkatan tingkat kepadanan NIK pada DTKS dari 68,8% pada
Januari 2019 menjadi 75,6% pada Oktober 2019; (5) Pembentukan UKPBJ, sudah lebih dari
80% Pemda memiliki UKPBJ mandiri. Bahkan 5 Pemda (Pemprov Jatim, Bali, Kalbar, Sulut, dan
Kab. Badung) telah mencapai tingkat kematangan level 3; (6) Implementasi e-Katalog,
penayangan produk/barang yang dikatalogkan dan e-purchasing telah dilakukan oleh 4 (dari
5) instansi pusat pilot project yakni KemenPUPR, Kemendikbud, Kemenhub, dan Kementan,
serta 7 Pemprov (dari 10) yakni Aceh, Baangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Maluku; (7) Konsolidasi Pengadaan, 5 Kementerian (KemenPUPR,
Kementan, Kemenhub, Kemendikbud, Kemenkes) dan 4 dari 5 Pemerintah Provinsi telah
mengadakan paket-paket yang dikonsolidasi untuk tahun anggaran 2020. Di antara 5
Pemprov piloting tersebut (Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur; (8) Optimalisasi dan Perluasan KSWP, 21 K/L (dari 28) telah mengimplementasikan
xii
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
KSWP pada layanan tertentu; (9) Percepatan Sistem Merit, sudah 90% ASN terpidana
ikenakan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat. 11 K/L dan 2 Pemkab telah menerapkan
sistem merit dengan sangat baik; (10) Implementasi SPPT-TI, sampai akhir 2019,
Kemenkopolhukan, kominfo dan BSSN telah membangun dashboard pimpinan yang
menampilkan data penanganan perkara menggunakan dokumen versi ringkas, melakukan uji
keamanan aplikasi client dan audit tata kelola aplikasi.
Laporan sampai Triwulan IV 2019 menggambarkan bahwa sebagian besar pelaksanaan sub-
aksi telah sesuai sasaran namun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya,
bahkan masih berulang sampai sekarang, seperti: Percepatan Pembangunan SPBE,
Penguatan APIP, dan Pembentukan UKPBJ di kementerian/lembaga yang belum mendapat
arahan dan pemantauan maksimal dari KemenPANRB sebagai regulator bidang kelembagaan
dan SDM aparatur. Sementara untuk Pengawasan Keuangan Desa masih ada perbedaan
pandangan antara Kemendes dan Kemendagri terkait platform pengelolaan keuangan desa
dan pengawasan keuangan desa. Begitu juga dengan sub-aksi Penetapan Kawasan Hutan
yang masih terkendala pendanaan atas kegiatan penataan batas yang tidak teralokasikan
pada tahun anggaran 2020. Untuk sub-aksi Integrasi Perencanaan Penganggaran masih
berjalan lambat karena kompleksitas aksi yang begitu tinggi, di antaranya adalah
keberagaman aplikasi yang saat ini digunakan oleh K/L/D sehingga menyulitkan proses
integrasi. Sementara Percepatan OSS menghadapi kendala terkait perubahan NSPK sebagai
implikasi dari penerapan Risk Based Approach pada Omnibus Law.
xiii
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
1. Latar Belakang
Komitmen dan upaya dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi selama ini selalu
menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah
seperti penataan kebijakan dan regulasi secara terus menerus. Pada tingkat internasional,
Pemerintah aktif terlibat dalam berbagai inisiatif global untuk memerangi korupsi. Salah
satunya melalui ratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Melawan Korupsi (United
Nations Convention Against Corruption) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006
tentang Pengesahan United Nations Convention Against Corruption 2003 (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003).
Namun demikian, sinergi dan koordinasi di antara Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah
Daerah masih menjadi masalah besar yang belum dapat diselesaikan. Sehingga dibutuhkan
upaya konsolidasi yang lebih efektif atas berbagai inisiatif pencegahan korupsi, tidak hanya
terbatas pada Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah sebagaimana ditentukan
dalam Stranas PPK, melainkan perlu juga melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
sebagai lembaga khusus yang berdasarkan undang-undang diberikan kewenangan
koordinasi dan supervisi dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Untuk menjawab persoalan di atas, lahirlah Strategi Nasional yang mendorong upaya
pencegahan korupsi dilaksanakan dengan cara kolaboratif dan bersinergi bersama
Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan pemangku
kepentingan lainnya. Upaya sinergitas tersebut diwujudkan melalui Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang memuat fokus dan sasaran sesuai dengan kebutuhan
pencegahan korupsi sehingga pencegahan korupsi dapat dilaksanakan dengan lebih terfokus,
terukur, dan berdampak langsung dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur,
dan sejahtera.
1
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
2. Tujuan
Ÿ Memberikan arahan tentang upaya-upaya strategis yang perlu dilakukan oleh
kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lain untuk
mencegah korupsi;
Ÿ Mendorong program pencegahan korupsi yang berorientasi pada hasil (outcome) dan
dampak (impact), bukan hanya luaran kegiatan (output), dengan capaian yang terukur.
Ÿ Meningkatkan sinergi antara program pencegahan korupsi dengan kebijakan pemerintah
pusat, daerah, maupun dengan kebijakan strategis KPK.
3. Kelembagaan
Pelaksanaan Stranas PK dikelola oleh Tim Nasional Pecengahan Korupsi (Timnas PK) yang
terdiri dari 5 kementerian/lembaga, yaitu
Ÿ Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK);
Ÿ Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri);
Ÿ Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas);
Ÿ Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB);
Ÿ Kantor Staf Presiden (KSP)
Untuk mendukung kelancaran tugas, Timnas PK dibantu oleh Tim Pengarah yang terdiri dari
pejabat eselon I dari masing-masing Kementerian/Lembaga. Sementara pengelolaan secara
operasional dilakukan Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi (Setnas PK), yang
berkedudukan di KPK, dengan komposisi: 1 (satu) orang Koordinator Harian, 15 (lima belas)
orang Tenaga Ahli, dan 28 (dua puluh delapan) orang Tim Teknis yang mewakili 5 (lima)
anggota Timnas PK, serta 4 (empat) orang tenaga administrasi.
TIM NASIONAL
SEKRETARIAT NASIONAL
Ak vitas harian, pendampingan,
monitoring capaian output
Tenaga Ahli, Tim Teknis 5 K/L, Tim Admin
dan outcome
2
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
4. Struktur Aksi PK
Di bawah koordinasi Timnas, aksi-aksi pencegahan korupsi saat ini diharapkan menjadi lebih
fokus dan terukur, tidak lagi bersifat generik, sehingga lebih mudah dilakukan monitoring dan
evaluasi pencapaian. Selama periode 2019-2020, terdapat 3 Fokus, 11 Aksi, dan 27 sub-Aksi
beserta sejumlah target triwulan yang telah disusun dan dilaksanakan sampai saat ini.
3
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
evaluasi
4
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
Agar seluruh pelaksanaan aksi PK dapat dimonitor dan dikendalikan maka Setnas PK telah
mengembangkan beberapa instrumen monitoring dan evaluasi yang efektif dan efisien.
Berikut gambaran umum mekanisme monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
a. Sistem Monitoring
Ÿ Sistem aplikasi JAGA dengan tautan jaga.id/monitoring dikembangkan untuk
menyederhanakan mekanisme pelaporan yang wajib dilakukan oleh 52 K/L dan 542
Pemda. Pun dari sisi Setnas PK menjadi lebih efisien dalam melakukan monitoring
pelaksanaan target dan verifikasi capaian K/L/D pada tiap triwulan. Selain itu, melalui
dashboard dengan tautan jaga.id/stranas, publik juga dapat memantau secara reguler
laporan kemajuan K/L/D dalam pelaksanaan aksi pencegahan korupsi.
Ÿ Target-target triwulan yang telah ditetapkan wajib dikerjakan dan dilaporkan oleh K/L/D
pada batas waktu pelaporan yang ditentukan Setnas PK sebagai berikut:
Ÿ Pelaporan oleh K/L/D yang dilakukan melalui jaga.id/monitoring berisi dua hal utama.
Pertama, klaim capaian berupa narasi yang menggambarkan progres
pelaksanaan/pemenuhan target K/L/D. Kedua, K/L/D harus dapat membuktikan klaim
capaian dengan mengunggah data dukung yang sesuai. Misalnya, jika target yang harus
dipenuhi adalah penerbitan peraturan menteri maka data atau dokumen yang diunggah
adalah Peraturan Menteri yang telah disahkan menjadi dokumen negara.
Ÿ Ketika melewati batas waktu yang telah ditentukan di atas, pelaporan secara otomatis
ditutup dan dikunci oleh sistem. Pada saat itulah masa verifikasi berlangsung, di mana
Tenaga Ahli Setnas PK yang berjumlah 15 orang melakukan verifikasi terhadap data
dukung dokumen yang disampaikan K/L/D guna memastikan apakah dokumen yang
diunggah sudah sesuai dengan klaim pemenuhan target (capaian). Jika tidak sesuai,
Tenaga Ahli Setnas PK dapat melakukan klarifikasi kepada K/LD atau bisa juga langsung
memberikan pengurangan nilai sesuai kriteria penilaian yang ditetapkan. Untuk
memudahkan cara penilaian maka setiap aksi yang sudah dilaksanakan dan dilaporkan
melalui jaga.id/monitoring akan diberi nilai dalam bentuk persentase (kuantifikasi) mulai
dari 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%.
Ÿ Sistem aplikasi jaga.id/monitoring atau jaga.id/stranas juga dapat mengeluarkan
rekapitulasi data secara kuantitatif jika kita ingin mengetahui persentase (%) capaian per
K/L/D atau capaian per sub-Aksi. Dengan demikian data-data kuantitatif tersebut dapat
memudahkan tim Monev Setnas PK melakukan rekapitulasi laporan kemajuan triwulan
kepada Timnas PK.
5
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
b. Mekanisme Evaluasi
Ÿ Secara umum, program evaluasi Stranas PK dapat melingkupi tiga area berikut: 1) evaluasi
untuk memastikan apakah pola intervensi selama ini sudah tepat; 2) evaluasi atau
pengukuran outcome terhadap setiap sub-aksi; 3) evaluasi dampak dengan penekanan
pada persepsi publik atau pengguna sebagai penerima manfaat.
Ÿ Yang paling mungkin dilakukan Stranas PK dalam waktu dekat adalah evaluasi atau
pengukuran outcome terhadap 27 sub-aksi pencegahan korupsi. Tim Monev bersama
Tenaga Ahli Stranas PK lainnya telah menyusun indikator outcome dan metode
pengukuran dengan jadual pengukuran antara Maret-Oktober 2020. Diharapkan hasil dari
pengukuran outcome dapat menggambarkan perubahan sistem dan kebijakan yang
dilahirkan Stranas PK telah berkontribusi terhadap pencegahan korupsi secara sistemik.
Sebagai contoh, untuk sektor perizinan (sub-aksi OSS) diharapkan proses perizinan
menjadi sederhana, cepat, dan murah. Outcome ini dapat memberi dampak pada
peningkatan investasi yang dalam jangka panjang akan ikut menurunkan tingkat
pengangguran.
6
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
Ÿ Paling sedikit 18 CSO nasional telah terlibat dalam beberapa pertemuan dan koordinasi
guna membahas penyusunan, pelaksanaan, dan pemantauan Aksi PK, di antaranya
Transparansi Internasional Indonesia (TII), Indonesia Corruption Watch (ICW), Kemitraan,
Auriga, Publish What You Pay (PWYP), Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
(Fitra), Indonesia Budget Center (IBC), Lembaga Independen Peradilan (LeIP), Masyarakat
Profesi Penilai Indonesia (MAPPI), Center for Study of Governance and Administrative
Reform (CSGAR), Center for Indonesian Taxation Analysis (CITA), Lembaga Kajian dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam), Indonesia Procurement Watch
(IPW), Indonesia Business Link (IBL), Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro), Pusat
Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Forest Watch Indonesia (FWI), World Resources
Institute (WRI).
Ÿ Selama kurun waktu 2019, berkolaborasi dengan Transparansi Internasional Indonesia
(TII), tim Monev Stranas PK melakukan sosialisasi dan diskusi Stranas PK kepada CSO-
CSO lokal di 4 kota (Semarang, Malang, Pekanbaru, Makasar). Lalu dikuti monitoring
capaian Stranas di 3 Provinsi (NTT, Kaltim, dan Riau) hasil kerja sama TII dan UNDP. Pada
periode Semester I 2020, dengan dukungan dari AIPJ, TII dan CSO lokal bersama tim
Monev Stranas akan melakukan monitoring capaian Stranas di 4 Kota (Aceh, Gorontalo,
Pontianak, dan Yogyakarta).
Ÿ Stranas PK juga secara mandiri melakukan sosialisasi dan monitoring lapangan di 27
Provinsi di mana LSM, akademisi, dan media dilibatkan secara aktif dalam diskusi publik
aksi pencegahan korupsi selama kurun waktu Maret-Desember 2019.
4. Strategi Komunikasi
Ÿ Selain pendampingan kepada K/L/D dan pelibatan masyarakat sipil dalam aksi-aksi
pencegahan korupsi, strategi komunikasi juga dianggap cukup penting karena dapat
memberi ruang bagi Stranas PK memperkenalkan, membangun, dan menciptakan
interaksi antara Stranas PK dan stakeholders lainnya, termasuk pemerintah dan
masyarakat umum.
Ÿ Melalui kanal-kanal komunikasi, Stranas PK dapat mengkomunikasikan kepada publik
kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan, output atau capaian apa yang dihasilkan dan
perubahan apa saja yang sudah terjadi yang berkontribusi terhadap upaya pencegahan
korupsi. Berikut beberapa upaya komunikasi yang telah dan akan dilakukan Stranas PK
untuk mencapai tujuannya:
§ Optimalisasi forum-forum kehumasan K/L/D
§ Publikasi kegiatan-kegiatan Stranas melalui website Stranas PK stranaspk. kpk.go.id. Sampai
saat ini sudah lebih dari 15 artikel yang ditayangkan di website Stranas. Isunya meliputi
kegiatan-kegiatan pendampingan dan laporan capaian aksi
§ Diseminasi iklan layanan masyarakat melalui media cetak dan elektronik (surat kabar, TV,
radio). Saat ini sudah tayang di kanal KPK dan media Televisi PT. KAI
7
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
S tranas PK memiliki tiga fokus sektor: (A) Perizinan dan Tata Niaga; (B) Keuangan Negara;
dan (C) Reformasi Birokrasi dan Penegakan Hukum. Ketiga fokus tersebut diterjemahkan
dalam 11 Aksi dan 27 sub-Aksi sebagai berikut: (1) Penghapusan Surat Keterangan Domisili
Usaha; (2) Percepatan Online Single Submission; (3) Implementasi Kebijakan Satu Peta (4)
Penetapan Kawasan Hutan; (5) Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data Benefecial
Ownership; (6) Utilisasi Nomor Induk Kependudukan untuk Tata Kelola Pemberian Bantuan
Sosial; (7) Integrasi dan Sinkronisasi Data Impor Pangan Strategis; (8) Penerapan Manajemen
anti Suap; (9) Integrasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Elektronik; (10)
Pembentukan Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa; (11) Implementasi e-katalog; (12)
Penyempurnaan Sistem Informasi Kinerja Penyedia; (13) Konsolidasi Pengadaan; (14)
Sentralisasi Pengadaan; (15) Reformasi Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak; (16)
Optimalisasi dan Perluasan Konfirmasi Status Wajib Pajak; (17) Implementasi Base Erotion
and Profit Shifting; (18) Implementasi National Data Repository; (19) Percepatan Sistem Merit;
(20) Pembangunan Zona Integritas; (21) Penguatan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;
(22) Penataan Kelembagaan-Right Sizing; (23); Percepatan Pembangunan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik; (24) Implementasi Strategi Pengawasan Keuangan Desa;
(25) Implementasi Sistem Peradilan Pidana Terpadu; (26) Implementasi Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan Online; dan (27) Penyusunan Pedoman Penuntutan.
Pada triwulan IV ini seluruh sub-aksi diberi target capaian sebesar 50 persen. Sebagian besar
pelaksanaan sub-aksi telah sesuai target namun masih ada beberapa kendala dalam
pelaksanaannya sehingga ikut memengaruhi tingkat capaian di setiap sub-aksi.
Berikut progres capaian per fokus dan per sub-aksi beserta kendalanya sampai dengan
Triwulan IV 2019.
8
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
Dari target 50 persen pada Triwulan IV 2019, capaian rerata 27 sub-aksi Strategi Nasional Pencegahan
Korupsi adalah 40%. Artinya masih ada 10 persen target yang tidak tercapai pada triwulan ini
sebagaimana tergambar pada grafik berikut.
100%
87.5%
75%
67.5%
50%
40%
37.5%
32% Target
25%
Realisasi Capaian
20%
12.5%
7%
9
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
10
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
l Selain itu, keterbatasan tenaga GIS juga ikut memengaruhi kemajuan aksi
ini di daerah.
l Perlunya dilakukan verifikasi lapangan.
11
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
12
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
13
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
14
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
15
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
16
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
l Untuk Satuan Kerja Aparat Penegak Hukum (Polri, Kejagung, dan MA),
hasilnya adalah: untuk APH dan Lembaga Pemasyarakatan ada 17 unit
kerja mendapat predikat WBK; 2 unit kerja mendapat WBBM.
17
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
18
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
19
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
20
1. Kementerian Dalam Negeri : 71%
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat untuk melakukan monitoring dan
pendampingan kepada Kemendagri yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 11 sub-aksi
pencegahan korupsi. Dari hasil monitoring, dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu
pelaporan, maka realisasi capaian Kemendagri sampai Triwulan IV adalah 71%. Namun
demikian, capaian Kemendagri secara agregat sudah mencapai 88% karena ada pemenuhan
target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 17%.
Utilisasi NIK untuk • Kemendagri telah melakukan pemadanan data atas Data
Bansos Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Penetapan Oktober 2019.
(72%)
Penerapan Manajemen • Kemendagri telah mengirimkan panduan ke Pemerintah
anti Suap Daerah piloting untuk melakukan pendampingan dan penilaian
(39%) SMAP, namun analisis kesiapan BUMD dan pemetaan isu
dalam penerapan SMAP di daerah belum dilakukan.
Implementasi Kebijakan • Telah tersedia Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (PITTI)
Satu Peta (100%) Provinsi Kalimantan Tengah beserta rule base penyelesaian.
Rekomendasi penyelesaian tumpang tindih IGT belum dibuat
secara detail sehingga perlu ditindaklanjuti penyusunan
rekomendasi yang lebih detail.
Integrasi Data Impor • Kajian proses bisnis impor beberapa komoditas pangan telah
Pangan (61%) selesai dilakukan dan telah ada masukan untuk perbaikannya;
Surat Edaran dari Kemenko juga telah dikirim ke Kementerian
teknis untuk penertiban administrasi agar sesuai proses bisnis
impor.
• Namun beberapa target di Triwulan IV belum ada progres,
seperti laporan evaluasi dan rencana pengembangan sistem
INSW sebagai penyaji data tunggal terkait impor pangan
strategis.
Berikut adalah highlight capaian dari dua sub-aksi yang dijalankan BKPM (dengan
mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Berikut adalah highlight capaian KLHK pada 5 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan
kepatuhan waktu pelaporan):
Penetapan Kawasan • Terhadap kawasan hutan yang belum penetapan seluas 31 juta
Hutan Ha, sudah dilakukan identifikasi & inventarisasi, risalah
(73%) permasalahan, dan desain rinci penetapan kawasan hutan tahun
2020 (sudah tercapai pada B06).
• Strategi percepatan penetapan adalah dengan menampung hasil
risalah permasalahan B06 melalui revisi regulasi yang sudah
mencapai draf kedua.
• Total proyeksi percepatan dari revisi regulasi proyeksi luas
penetapan hasil revisi regulasi 5.4 juta Ha, total panjang tata batas
menjadi 15.000 km.
• Capaian Penetapan Kawasan Hutan 2019:
o B09 seluas 50.000 ha (Tercapai)
o B12 seluas 50.000 ha (Tercapai)
• Satu kendala utama adalah ketersediaan anggaran yang cukup.
Anggaran tata batas yang dialokasikan baru 5.228 km dari
kebutuhan 15.000 km.
Pembentukan UKPBJ Capaian dari Aksi ini tidak terlalu baik karena:
(25%) • Kemenkes belum menerbitkan revisi regulasi SOTK yang
mengharuskan UKPBJ menjadi struktur yang mandiri. Sampai
saat ini proses regulasi masih pada tahap naskah akademik.
• Begitu juga dengan pemenuhan jabatan fungsional Pokja
pemilihan belum disusun dokumen Anjab/ABK nya.
Implementasi e-katalog Aksi ini sampai laporan B09 berjalan on track, misalnya:
100 (%) • Kemenkes telah mengajukan diri ke LKPP untuk menjadi
pengeloal e-katalog dan bahkan telah dilakukan MOU dan PKS
antara Kemenkes dan LKPP guna melakukan proses calon
penyedia.
• Terakhir, Kemenkes telah menayangkan produk pada e-katalog
dan sudah memberikan pelayanan e-purchasing.
• Namun pada B12 (Triwulan IV), Menteri Kesehatan memutuskan
membatalkan implementasi e-katalog.
Konsolidasi Pengadaan • Pada periode sebelumnya (Triwulan III), Kemenkes telah
(83%) menyelesaikan rencana barang-barang yg dikonsolidasi
pengadaannya.
• Pada periode ini Pengadaan paket konsolidasi dilakukan pada
Direktorat Pelayanan Kesehatan (Yankes) sudah dalam proses
lelang di SPSE. Di antara paket yang dikonsolidasikan adalah
bahan makanan, obat-obatan, serta gas medis dll.
Pembangunan ZI/UPG • Telah membangun UPG sejak tahun 2014 dan aktif
(96%) menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima
gratifikasi.
• Namun ada keengganan menyampaikan laporan gratifikasi,
dikarenakan ada laporan gratifikasi pribadi yang disampaikan
melalui aplikasi GOL dan ini banyak yang bersifat rahasia
• Untuk ke depannya, Aksi ini akan dialihkan ke Gratifikasi Online
KPK (GOL).
Utilisasi NIK untuk • Penandatangan MoU antara Kementan dan Kemendagri untuk
Bansos (50%) akses data NIK baru dilakukan pada pada B06, sementara
targetnya seharusnya dilaksanakan pada Triwulan I (B03).
Namun demikian, secara keseluruhan target ini sudah terpenuhi.
Integrasi Data Impor • Telah mengalirkan data rekomendasi impor ke INSW secara
(83%) elektronik.
Pembentukan UKPBJ • Sudah terbentuk UKPBJ Struktural dengan nama Biro Umum dan
(100%) Pengadaan.
Implementasi e- • Aksi ini sampai laporan Triwulan IV (B12) berjalan cukup baik,
Katalog (100%) walaupun agak tersendat di awal dan pertengahan periode,
namun akhirnya semua tercapai. Sampai Triwulan IV,
penayangan produk katalog sektoral yang sudah tayang di
antaranya:
o Pindad mesin pemanen padi,
o Pindat traktor roda empat,
o UMG Matador, mesin pemanen padi,
o 16 jenis Benih atau bibit Jagung, dan
o Cryo Diffusion, Pt. Aneka Gas Industri.
• Pelaksanaan e-Katalog Sektoral di Kementan cukup memiliki
variasi produk sesuai dengan core business Kementan, sehingga
diharapkan bisa menjadi acuan bagi instansi lain terkait
implementasi katalog sektoral.
Optimalisasi dan • Sudah terbit Permen ESDM No. 23/2019 tentang KSWP Dalam
Perluasan KSWP Pemberian Layanan Publik Tertentu di Lingkungan KESDM dan
(100%) akan segera berlaku penerapan KSWP.
• Daftar layanan/izin/rekomendasi yang diterapkan KSWP: a)
Bidang Minyak dan Gas Bumi (ada 18); b) Bidang Mineral dan
Batubara (ada 14); c) Ketenagalistrikan dan Energi Baru,
Terbarukan, dan Konservasi energi (ada 13).
Pembangunan ZI/UPG • Telah membangun UPG sejak tahun 2014 dan aktif
(100%) menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima
gratifikasi.
• Namun ada keengganan menyampaikan laporan gratifikasi,
dikarenakan ada laporan gratifikasi pribadi yang disampaikan
melalui aplikasi GOL dan ini banyak yang bersifat rahasia.
• Untuk ke depannya, Aksi ini akan dialihkan ke Gratifikasi Online
KPK (GOL).
Pembentukan UKPBJ • UKPBJ struktural sudah terbentuk sejak periode B09 dengan
(100%) nama Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi yang disahkan
melalui:
o Peraturan Menteri No.03/PRT/M/2019 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian PUPR, dan
o Keputusan Menteri PUPR Nomor: 288/KPTS/M/2019
Tentang Pembentukan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
Dan Unit Pelaksana Teknis Pengadaan Barang/Jasa
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
• Terkait pemenuhan jabatan fungsional, sampai B12, PUPR baru
selesai menyusun dokumen Anjab/ABK yang berisi kebutuhan
formasi jabatan fungsional yang nantinya akan diajukan ke
KemenPANRB utk pemenuhan kebutuhan pengisian jabatan
fungsional Pokja UKPBJ.
Implementasi e-Katalog • Pada triwulan sebelumnya, PUPR telah menetapkan
(100%) barang/produk e-katalog, yakni alat berat bidang Sumber Daya
Air. Pada triwulan IV ini, produk e-katalog tersebut telah diajukan
ke LKPP dan telah tayang.
Pembangunan ZI/UPG • Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) telah dibentuk sejak 2016
(100%) dan berjalan dengan baik.
• Mulai periode triwulan V, pelaporan mengenai UP akan dialihkan
dari JAGA ke GOL (Gratifikasi Online).
Percepatan SPBE (21%) • Persiapan perencanaan infrastruktur berbasis open source dan
pedoman konsolidasi data sudah dilaksanakan oleh Kominfo.
• Namun ada kendala, Kemenkominfo tidak dapat melakukan
ujicoba aplikasi berbasis cloud karena ketidaksiapan
kementerian dalam persiapan anggaran pelaksanaan pada
tahun 2019. Koordinasi antara unit teknis dan Biro Perencaan
tidak berjalan dengan baik.
Implementasi SPPT-TI • Telah melakukan uji keamanan aplikasi client serta audit tata
(100%) kelola aplikasi, selain itu telah melakukan pengembangan
aplikasi pusat pertukaran data.
Optimalisasi dan • Masih belum menerapkan KSWP; baru tersedia draf Peraturan
Perluasan KSWP (68%) terkait pelaksanaan KSWP dan saat ini sedang dalam proses
harmonisasi.
Pembangunan ZI (98%) • Kemenkumham memiliki 2 unit kerja yang diusulkan untuk ikut
dalam penilaian WBK/WBBM, yaitu Lembaga Pemasyarakatan
dan Imigrasi.
• Sampai Triwulan IV, hasil penilaian menunjukkan bahwa LAPAS
hanya bisa mendapatkan predikat WBK di Pekanbaru. Sementara
Imigrasi mendapat predikat WBK di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya, Pelabuhan Batam, dan Bandar Udara Soetta.
Implementasi SPPT-TI • Kemenkumham (dalam hal ini Ditjen PAS), baru 92,7% satker
(98%) yang mengirimkan data ke Puskarda; sampai Triwulan III telah
mengunggah data 81.033 Dokumen, sementara di Triwulan IV
dokumen yang diunggah sebanyak 19.466 dengan total
presentase adalah 24,02%.
Integrasi Data Impor • Kemenkeu telah membangun dashboard eksekutif terkait data
(96%) impor pangan strategis; Ditjen Bea Cukai telah mengalirkan data
dan rekonsiliasi data realisasi impor dengan Lembaga National
Single Window (LNSW).
• Masih perlu dilakukan koordinasi lanjutan terkait monitoring dan
evaluasi realisasi impor komoditas post border.
Integrasi Perencanaan • Aksi ini secara keseluruhan masih belum berjalan baik karena
dan Penganggaran masih ada ego-sektoral di antara penanggung jawab Aksi
Berbasis Elektronik (Kemenkeu; Kemendagri; BPKP; BPPT).
(31%) • Standarisasi BAS masih berjalan lambat karena RPP yang
disusun Kemenkeu belum diajukan menjadi PP.
Pembentukan UKPBJ • Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu Biro Pengelolaan Barang
(100%) Milik Negara dan Pengadaan.
Reformasi Pajak dan • Rancangan Perpres tentang Integrasi data keuangan telah
PNBP (79%) dimasukkan dalam progsun (program penyusunan) perpres di
Kemenkeu tahun 2020.
• Telah ada kesepahaman antara Kemenkeu (DJP) dengan
Kemendagri (Dukcapil), data NPWP akan di integrasikan ke
Dukcapil.
• Implementasi awal integrasi data keuangan sudah dimulai di
Jawa Barat; RPP PNBP telah disusun oleh Kemenkeu (DJA).
• Integritas pegawai pajak telah secara rutin dinilai melalui Survei
Penilaian Integritas oleh Kitsda.
• Beberapa kendala yang ditemukan di antaranya: Modeling
perhitungan potensi pajak berbasis data mikro-sosial ekonomi
belum selesai disusun dan disepakati oleh DJP dan BKF;
Pembaharuan sistem administrasi perpajakan yang terintegrasi
(Core Tax) perlu dilakukan uji coba bersama.
Implementasi BEPS • Kajian Gap Analysis antara Rekomendasi BEPS Action 5,3,6 dan 7
(95%) dengan ketentuan domestik telah dilakukan.
• Rekomendasi BEPS Action 5 dalam bentuk pertukaran informasi
secara spontan telah diimplementasikan.
• Usulan Pengadopsian/Pengimplementasian Rekomendasi BEPS
Action 3 dan 6 ke dalam ketentuan domestik telah disusun.
Optimalisasi dan • Beberapa target agak berjalan lambat pada Triwulan II dan III,
Perluasan KSWP (68%) namum pada Triwulan IV sudah banyak yang terpenuhi.
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan
Konfirmasi Status Wajib Pajak.
• Telah mengimplementasikan penerapan KSWP pada layanan
publik tertentu.
Pembangunan ZI • Bea Cukai telah membangun Zona Integritas dan telah diusulkan
(81%) untuk ikut dalam penilaian WBK/WBBM di 9 wilayah, yaitu
Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhn Tanjung Perak, Pelabuhan
Belawan, Pelabuhan Batam, Pel Soetta, Bandara Kualanamu,
Bandara Ngrah Rai, dan Bandara Juanda.
• Dari hasil penilaian sampai Triwulan IV, Bea Cukai mendapat
predikat WBK di 3 pelabuhan/bandara (Belawan, Pel. Soetta, dan
Kualanamu); sisanya masih dalam proses penilaian.
14. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi: 100%
PPATK hanya menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi, yakni Penguatan dan
Pemanfaatan Basis Data BO. Dari hasil monitoring yang dilakukan Setnas PK, realisasi capaian
PPATK sampai Triwulan IV adalah sebesar 100%.
Berikut adalah highlight capaian BPJS Kesehatan pada sub-aksi tersebut (dengan
mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Utilisasi NIK untuk • Telah melakukan penonaktifan 5,2 jt Penerima Bantuan Iuran
Bansos (88%) JKN yang bukan tergolong fakir miskin yang terdaftar di DTKS.
18. Kementerian Perindustrian: 81%
Kemenperin menjadi penganggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemenperin
adalah 81%. Namun demikian, capaian BPJS secara agregat sudah mencapai 100% karena ada
pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 19%.
Integrasi Data Impor • Telah mengalirkan data rekomendasi impor ke dalam sistem
Pangan (83%) INSW.
Integrasi Data Impor • Telah mengalirkan data perizinan impor pangan ke sistem INSW
Pangan (92%) dengan menambah keterangan-keterangan sesuai kesepakatan.
Integrasi Data Impor • Telah mengalirkan data perizinan impor pangan ke sistem INSW
Pangan (67%) dengan menambah keterangan-keterangan sesuai kesepakatan.
• Namun pengiriman data rekomendasi belum dilakukan secara
elektronik sehingga perlu KKP masih perlu mengembangkan
sistemnya.
Pembangunan ZI • KKP telah membangun Zona Integritas untuk Balai Besar Ikan di
(100%) Kawasan Bandara dan Pelabuhan.
• Untuk kawasan Bandara adalah: 1) Balai Besar KIPM Makasar; 2)
Balai KIPM Denpasar; 3) Balai KIPM Surabaya I; 4) Balai Besar
KIPM Jakarta I; 5) Stasiun KIPM Batam; 6) Balai KIPM Medan I; 7)
Balai KIPM Semarang.
• Untuk kawasan Pelabuhan : 1) Pelabuhan Perikanan Samudera
Belawan; 2) Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan Belawan; 3) Stasiun KIPM Medan II; 4) balai KIPM
Jakarta II; 4) Balai KIPM Surabaya II; 5) Balai Besar Penangkapan
Ikan Semarang.
• Dari hasil penilaian sampai Triwulan IV, terdapat 1 Balai di
Semarang yang mendapat predikat WBBM; sisanya masih dalam
proses penilaian di triwulan berikutnya.
21. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas: 86%
SKK Migas menjadi penganggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian SKK Migas
sampai Triwulan IV sebesar 86%. Namun demikian, capaian SKK Migas secara agregat sudah
mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar
14%.
Berikut adalah highlight capaian OJK pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan
kepatuhan waktu pelaporan):
Berikut adalah highlight capaian BNSP pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan
kepatuhan waktu pelaporan):
Optimalisasi dan • Peraturan yang dimiliki masih berupa SE Menteri BUMN belum
Perluasan KSWP (50%) ditingkatkan menjadi peraturan menteri, tetapi saat ini sedang
disusun rancangan peraturan menteri.
Percepatan Sistem • Dari sekian banyak target yang diberikan kepada KemenPANRB,
Merit (37%) hanya target “Pemberhentian Tidak Dengan Hormat bagi ASN
terpidana” yang merupakan target bersama Kemendagri dan
BKN yang tercapai.
• Aksi terkait pembuatan regulasi tidak terlaksana.
• Aksi terkait dorongan percepatan di BKN dan KASN, kecuali
Rapat Koordinasi, juga tidak tercapai.
• Kendala yang ditemukan oleh Setnas PK adalah karena
koordinasi yang lemah di internal unit pelaksana teknis di
Kedeputian SDM.
Penguatan APIP (8%) • Aksi ini secara keseluruhan berjalan lambat di KemenPANRB
• Upaya untuk melakukan unifikasi standar kompetensi APIP dan
perluasan proses sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor dan
Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di daerah
masih berjalan lambat karena KemenPANRB yang memiliki
kewenangan untuk itu masih belum optimal terlibat dalam
proses-proses pembahasan.
• KemenPANRB seharusnya menjadi inisiator dalam
menjustifikasi apakah unifikasi kompetensi APIP dimungkinkan
untuk Jafung APIP (sebagai instansi yang mengatur JF).
Right Sizing (88%) • Arsitektur Kelembagaan 2020-2024 sudah tuntas dan dicapai,
namun sayangnya Setnas PK tidak bisa melakukan pendalam
karena isu ini masuk kategori rahasia.
Percepatan SPBE (50%) • Sudah ada 3 bisnis proses layanan (kepegawaian, kearsipan dan
pengaduan pelayanan publik) yang disusun, namun masih belum
ditetapkan dengan Permenpan sehingga memengaruhi
pencapaian target yang lain yaitu penetapan Aplikasi Umum. oleh
karenanya KemenPANRB diminta agar segera dapat
menetapkan PermenPANRB tentang Bisnis proses 3 layanan
tersebut.
• Sementara Standar Data Layanan yang tersedia baru untuk 2
layanan yaitu pengaduan pelayanan publik dan kepegawaian.
• Terkait beberapa kendala yang dihadapi, saat ini telah dilakukan
rapat tim kordinasi SPBE setingkat eselon 1 membahas
percepatan perpres SPBE.
Penyempurnaan SIKAP • Dari hasil pembahasan melalui FGD, SIKaP telah diusulkan
(39%) memiliki data yang bersifat realtime.
• Regulasi terkait penggunaan dan pengelolaan aplikasi SIKaP
terdapat pada Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 2 tahun 2019
tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah huruf E nomor 2.
• Namun sayangnya belum ada sosialisasi terkait penggunaan dan
pengelolaan SIKAP.
Optimalisasi dan • Layanan yang akan di KSWP telah diidentifikasi dan saat ini LKPP
Perluasan KSWP (31%) sedang menyusun Rancangan peraturan KSWP untuk penerapan
KSWP.
Pembentukan UKPBJ • Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu bagian Pengadaan dan
(100%) Pengelolaan Barang Milik Negara.
Utilisasi NIK untuk • Data penerima KIP telah terintegrasi dengan aplikasi Sistem
Bansos (100%) Informasi Kesejahteraan Sosial-Next Generation (SIKS-NG).
• Evaluasi terhadap integrasi data penerima bantuan juga telah
dilakukan Kemendikbud.
Pembentukan UKPBJ • Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu Biro Umum dan
(100%) Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana dijelaskan dalam
Permendikbud 45/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja.
Implementasi e-Katalog • Sudah menayangkan produk atau item yang dimuat dalam
(75%) sistem katalog sektoral (aplikasi LKPP), walaupun pada Triwulan
II dan III agak tersendat pelaksanaannya.
• Di antara Produk yang telah tayang adalah Buku Non Teks; di
mana Pencantuman buku non teks di Katalog Sektoral
Kemendikbud didominasi buku-buku untuk SD dan SMP.
Konsolidasi (42%) • Sejak Triwulan III sampai Triwulan IV, Kemendikbud belum
melaporkan model paket yang akan dkonsolidasikan.
• Begitu juga dengan Target “pemilihan penyedia secara
terkonsolidasi” telah dilaporkan namun sayangnya tidak
dilengkapi dengan data dukung yang sesuai, yaitu Laporan
proses pemilihan penyedia secara terkonsolidasi.
Pembentukan UKPBJ • Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu Biro Umum dan
(38%) Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana dijelaskan dalam
Permendikbud 45/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja.
• Namun Polri masih terkendala pada penyampaian laporan
dokumen analisis Anjab/ABK yang belum dapat menunjukkan
jumlah kebutuhan masing-masing Jafung PBBJ tingkat
pertama, muda dan madya.
Pembangunan ZI/UPG • Belum membangun UPG; saat ini baru menyusun draf peraturan
(80%) Kapolri mengenai UPG, dan sudah masuk dalam tahap
harmonisasi.
Implementasi SPPT-TI • Sekitar 72,8% Satker telah mengirimkan data ke Puskarda, dan
(58%) sepanjang tahun 2019 telah mengunggah 12.149 Dokumen,
sementara di B12 dokumen yang diunggah sebanyak 4.358
dengan total presentase adalah 35,87%.
• Namun masih banyak kendala yang ditemukan, seperti
misalnya: a) input data oleh satker terkendala koneksi internet;
b) Satker APH di daerah belum memahami bagaimana cara
memanfaatkan data yang dipertukarkan oleh SPPT-TI, sehingga
target ini oleh Tim Pokja SPPT TI baru dapat dilaksanakan tahun
2021.
Implementasi SPDP • Target terkait “100% Satker input data kedalam SPDP-Online”
(95%) telah tercapai baik di Kepolisian maupun di Kejaksaan.
• Namun target terkait dengan kesesuaian data di Kepolisian
maupun di Kejaksaan dengan data yang diunggah kedalam
SPDP-Online belum tercapai.
Pembentukan UKPBJ • UKPBJ struktural belum terbentuk. Saat ini sedang disusun
(50%) naskah akademik untuk penyusunan draf Permenag.
Optimalisasi dan • Belum nenerapkan KSWP pada layanan tertentu karena saat ini
Perluasan KSWP (56%) masih dalam penyusunan draf peraturan menteri terkait
pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
33. Kementerian Riset dan Teknologi: 69%
Kemenristek menjadi penganggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di
bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian
Kemenristek adalah 69%. Namun demikian, capaian Kemenristek secara agregat sudah
mencapai 84% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar
15%.
Pembentukan UKPBJ • UKPBJ struktural belum terbentuk, saat ini proses masih pada
(38%) tahapan penyampaian surat usulan perubahan OTK ke
KemenPANRB beserta naskah akademik.
Optimalisasi dan • Daftar layanan publik yang akan diperluas untuk KSWP telah
Perluasan KSWP teridentifikasi, yaitu: 1) SIP3MI-Surat Izin Penempatan Pekerja
(100%) Migran Indonesia; 2) Pengesahan RPTKA; 3) SIU-LPTKS lintas
Propinsi – Surat Izin Usaha Lembaga Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja; 4) Izin Penyelenggaraan
Pemagangan Luar Negeri; 5) Penunjukan PJK3 – Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 6) Penunjukkan
Lembaga Audit SMK3 – Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
• Telah terbit peraturan dalam rangka perluasan, optimalisasi
pelaksanaan dan pelaporan KSWP, yaitu Peraturan Menteri
Nomor 18 Tahun 2019 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak
dalam Pemberian Layanan Publik Tertentu di Kementerian
Ketenagakerjaan.
Berikut adalah highlight capaian KASN pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan
kepatuhan waktu pelaporan):
Implementasi SPDP • Target terkait 100% satker input data kedalam SPDP-Online telah
Online (86%) tercapai baik di Kejaksaan.
• Namun target terkait dengan kesesuaian data di Kepolisian
maupun di Kejaksaan dengan data yang diunggah kedalam
SPDP-Online belum tercapai.
• Terdapat beberapa kendala terkait perbedaan persepsi; Menurut
Kejaksaan dan Kepolisian masih belum ada kesepakatan SPDP
mana yang akan dihitung sebagai data dalam SPDP-Online,
sementara menurut Korsup penindakan KPK semua SPDP baik
yang sudah mencantumkan nama tersangka maupun belum
bisa di input kedalam sistem SPDP-Online.
• Stranas PK akan memfasilitasi pertemuan untuk menyamakan
persepsi penghitungan ini di triwulan berikutnya.
Pedoman Penuntutan • Target di kejaksaan telah tercapai untuk penyusunan revisi Surat
(84%) Edaran Jaksa Agung (SEJA) 003; Namun masih ditemukan
kendala karena sewaktu penyusunan revisi SEJA tersebut,
Kejaksaan agak tertutup.
Berikut adalah highlight capaian LPSK pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan
kepatuhan waktu pelaporan):
Percepatan SPBE (50% • Sudah tersedia Draf Perban tentang Standar dan Cara Audit
Teknologi aplikasi; namun draf ini belum pernah dibahas
bersama Kemendagri, Kemenkeu, dan Bappenas.
• Stranas PK akan melakukan koordinasi lintas K/L untuk
pembahasan draf Perban ini di triwulan berikutnya.
48. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia: (belum ada
penilaian)
BNP2TKI menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah
pendampingan Stranas PK. Namum sampai Triwulan IV, belum ada target yang perlu dipenuhi
BNP2TKI sehingga belum dilakukan penilaian kemajuan aksinya.
Implementasi SPPT-TI • BSSN tidak memiliki target di Triwulan IV, namun sampai dengan
(50%) 2019 telah melakukan uji keamanan aplikasi client serta audit
tata kelola aplikasi walaupun agak terlambat melakukan
pelaporan.
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
0% BPK 0% 1 sub-aksi
64% MA UKPBJ
1 sub-aksi 100%
62
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
1. Kemendagri SKDU-HO, OSS, One Map, NIK, Manajemen Anti Suap, Perencanaan
dan Penganggaran, KSWP, Sistem Merit, APIP, Right Size,
Keuangan Desa.
2. Kemenko Perekonomian OSS, One Map, INSW
3. BKPM OSS, KSWP
4. KLHK OSS, One Map, PKH, KSWP, ZI
5. Kemenkes OSS, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, KSWP, ZI
6. Kementan OSS, One Map, BO, NIK, INSW, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi,
KSWP, ZI
7. Kementerian ESDM OSS, One Map, BO, KSWP, NDR, ZI
8. Kementerian PUPR OSS, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP, ZI
9. Kemenkominfo OSS, Perencanaan & Penganggaran, KSWP, SPBE, SPPT-TI
10. BIG One Map
11. Kementerian ATR/BPN OSS, One Map, BO, KSWP, ZI
12. KemenkumHAM OSS, BO, UKPBJ, KSWP, ZI, SPPT-TI
13. Kemenkeu OSS, BO, INSW, Perencanaan & Penganggaran, UKPBJ, Reformasi
Pajak, BEPS, KSWP, ZI
14. PPATK BO
15. KUKM OSS, BO, KSWP
16. Kemensos NIK, ZI
17. BPJS Kesehatan OSS, NIK
18. Kemenperin OSS, INSW, KSWP
19. Kemendag OSS, INSW, KSWP
20. KKP OSS, INSW, KSWP, ZI
21. SKK Migas Manajemen Anti Suap, Implementasi NDR
22. OJK Manajemen Anti Suap
23. BNSP KSWP
24. Kemen BUMN Manajemen Anti Suap, KSWP
25. KemenPPN/Bappenas Perencanaan & Penganggaran, SPBE
26. KemenPANRB Perencanaan & Penganggaran, UKPBJ, Sistem Merit, ZI, APIP, Right
Sizing, SPBE
27. LKPP UKPBJ, e-Katalog, SIKAP, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP
28. Kemenhub OSS, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, KSWP, ZI
29. Kemendikbud OSS, NIK, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, KSWP, ZI
30. Polri OSS, UKPBJ, KSWP, ZI, SPPT-TI, SPDP Online
63
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
64
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
Membaca grafik di atas, progres capaian Pemprov sampai Triwulan IV 2019, dengan
mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan maka hanya 11 Pemprov mencapai nilai
di atas 70%. Namun jika melihat realisasi capaian secara agregat maka terdapat 19
Pemprov yang nilainya di atas 70%, bahkan ada 6 Pemprov yang realisasinya mencapai
100%.
65
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
0% Simeulue UKPBJ
UKPBJ 50%
50% Aceh Singkil UKPBJ
UKPBJ 50%
0% Bireuen UKPBJ
UKPBJ 50%
0% Karo UKPBJ
UKPBJ 50%
48% Deli Serdang UKPBJ
UKPBJ 50%
50% Simalungun UKPBJ
UKPBJ 50%
50% Asahan UKPBJ
UKPBJ 50%
66
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
0% Agam UKPBJ
UKPBJ 50%
50% 0% Lima Puluh Kota UKPBJ
UKPBJ 100%
0% Pasaman UKPBJ
UKPBJ 50%
0% Dharmasraya UKPBJ
UKPBJ 50%
50% Solok Selatan UKPBJ
UKPBJ 100%
67
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
68
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
69
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
70
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
0% Pandeglang 0% UKPBJ
75% Lebak UKPBJ 100%
0% Alor UKPBJ
UKPBJ 75%
1% Flores Timur UKPBJ
UKPBJ 50%
71
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
0% Ketapang UKPBJ
UKPBJ 50%
50% 0% Sintang UKPBJ
UKPBJ 100%
75% Kapuas Hulu UKPBJ
UKPBJ 75%
0% Bengkayang UKPBJ 50%
100% Landak UKPBJ
UKPBJ 100%
0% Sekadau UKPBJ
UKPBJ 50%
50% Melawi UKPBJ 50%
72
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
0% UKPBJ 50%
Bolaang Mongond Sltn
0% UKPBJ 50%
Kota Manado
0% UKPBJ
UKPBJ 50%
Kota Bitung
50% UKPBJ
UKPBJ 75%
Kota Tomohon
50% UKPBJ 50%
Kota Kotamobagu
100% UKPBJ
UKPBJ 100%
Banggai
50% UKPBJ 100%
Poso
55% UKPBJ
UKPBJ 100%
Donggala
5% UKPBJ
UKPBJ 50%
Toli Toli
50% UKPBJ
UKPBJ 50%
Buol
0% UKPBJ
UKPBJ 50%
Morowali
0% UKPBJ
UKPBJ 50%
Banggai Kepulauan
50% UKPBJ
UKPBJ 100%
Parigi Moutong
50% UKPBJ
UKPBJ 100%
Tojo Una Una
25% UKPBJ
UKPBJ 75%
Sigi
25% UKPBJ
UKPBJ 75%
Banggai Laut
50% UKPBJ
UKPBJ 50%
Morowali Utara
0% UKPBJ
UKPBJ 50%
Kota Palu
100% UKPBJ 100%
Kepulauan Selayar
50% UKPBJ 100%
Bulukumba
75% UKPBJ
UKPBJ 100%
Bantaeng
75% UKPBJ
UKPBJ 100%
Jeneponto
100% UKPBJ 100%
Takalar
50% UKPBJ
UKPBJ 100%
Gowa
50% UKPBJ
UKPBJ 100%
Sinjai
50% UKPBJ
UKPBJ 50%
Bone
73
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
74
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
0% Yalimo 0% UKPBJ
0% Puncak 0% UKPBJ
0% Dogiyai 0% UKPBJ
75
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
76
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan IV Tahun 2019
PENUTUP
Demikianlah laporan pelaksanaan aksi pencegahan korupsi tahun 2019 ini disusun untuk
dijadikan bahan evaluasi baik oleh Tim Nasional maupun Kementerian/Lembaga/Pemda
yang menjadi penanggung jawab aksi.
Hasil dari laporan ini akan menjadi rujukan bersama mengenai apa, bagaimana dan sudah
sampai di mana aksi-aksi pencegahan korupsi dilakukan oleh Pemerintah; dan bagaimana
Pemerintah, dalam hal ini Strategi Nasional Pencegahan Korupsi terus konsisten menciptakan
dan mendorong program atau inisiatif pencegahan korupsi, baik yang ada di Pusat maupun di
Daerah.
Stranas PK yang dipimpin oleh KPK, Kemendagri, KemenPANRB, Bappenas dan KSP telah
memungkinkan terjadinya kolaborasi dan sinergi yang cukup baik antar Kementerian,
Lembaga, dan Pemda dalam menjalankan aksi-aksi pencegahan korupsi secara bersama-
sama. Tujuan utamanya adalah bagaimana kolaborasi dan sinergi ini dapat mempercepat
terciptanya “the enabling environment” atau pra-kondisi demi terwujudnya Indonesia yang
bersih dan bebas dari praktik-praktik korupsi.
77
SEKRETARIAT NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI
(SETNAS PK)
Gedung Merah Putih KPK
Jl Kuningan Persada No. 4
Setiabudi, Jakarta - Indonesia
021-25578300 ext. 8104
https://stranaspk.kpk.go.id
https://jaga.id/monitoring