STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
Triwulan III Tahun 2019
November 2019
RINGKASAN EKSEKUTIF
P residen telah memberi mandat kepada 51 Kementerian/Lembaga (K/L) dan 542 Pemerintah Daerah
(Pemda) pada tanggal 13 Maret 2019 untuk melaksanakan 11 aksi dan 27 sub-aksi Pencegahan
Korupsi 2019-2020. Sejak saat itu sampai triwulan III 2019, terdapat 12 Kementerian/Lembaga yang
pencapaian aksinya masih rendah (di bawah 50%), yakni Kemkominfo (30%), Kemendag (47%), OJK (0%),
KemenBUMN (49%), Bappenas (43%), KemenPANRB (43%), KASN (8%), BPK (0%), BPKP (33%), Kemenhan
(0%), BPJS Ketenagakerjaan (0%), Bapeten (0%).
Selanjutnya ada 12 K/L yang patut diberi apresiasi karena pencapaian aksinya melebihi 70%, yakni
Kemenkes (83%), Kementan (74%), KemenPUPR (100%), BIG (100%), PPATK (100%), BPJS Kesehatan
(75%), Kemenhub (78%), Kemenag (72%), Kemenristekdikti (74%), BPOM (75%), Kemenaker (86%),
Kemendes (83%), Kemenko Polhukam (100%). Sisanya sebanyak 27 K/L lainnya memiliki nilai rerata 50-
69%.
Laporan per Oktober 2019 menggambarkan bahwa sebagian besar pelaksanaan sub-aksi telah sesuai
sasaran namun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya, seperti: SPBE, APIP, dan UKPBJ yang
belum mendapat arahan dan pemantauan maksimal dari KemenPANRB sebagai regulator bidang
kelembagaan dan SDM aparatur. Sementara untuk Pengawasan Keuangan Desa masih ada perbedaan
pandangan antara Kemendes dan Kemendagri terkait platform pengelolaan keuangan desa dan
pengawasan keuangan desa. Begitu juga dengan sub-aksi Penetapan Kawasan Hutan di mana Bappenas
dan KLHK masih berbeda pandangan pada konsep pengelolaan kawasan hutan. Untuk sub-aksi
Perencanaan dan Penganggaran masih berjalan lambat yang antara lain disebabkan oleh beragamnya dan
belum terintegrasinya aplikasi yang saat ini digunakan oleh K/L/D.
Dari laporan 27 sub-aksi di triwulan III 2019, terdapat beberapa sub-aksi yang perlu mendapatkan apresiasi
lebih lanjut, yakni: (1) OSS, sudah 25 aplikasi terkait perizinan (57.6%) dari 32 K/L/D terkoneksi dengan
OSS. Sampai saat ini seluruh daerah sudah dapat menerima NIB dan menotifikasi persetujuan/penolakan
izin melalui web-form; (2) One Map, proses kompilasi 13 IGT di 3 Provinsi, hampir 100%, serta telah tersedia
Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT untuk Provinsi Kalimantan Tengah; (3) BO, berbagai regulasi
pelaksanaan Perpres 13/2018 dan regulasi sektor telah diterbitkan serta telah tersedia Sistem Pelayanan
Administrasi Korporasi yang memuat data terkait BO; (4) E-katalog, sudah tayang di Kemenhub,
Kemendikbud, dan Kemenkes; (5) Reformasi Pajak, sudah dilakukan tahap awal penghimpunan data
perpajakan pusat dan daerah antara DJP dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat; (6) SPPT-TI, sudah terjadi
pertukaran data di tingkat pusat.
Pelaksanaan aksi-aksi PK dengan melibatkan pemangku kepentingan lain seperti LSM, akademisi, dan
media juga sudah dilaksanakan di 27 provinsi melalui kegiatan diseminasi, verifikasi dan diskusi publik.
i
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Tim Nasional Pencegahan Korupsi (Timnas PK) dibentuk untuk mengawal Stranas PK. Timnas PK terdiri
dari Ketua KPK, Mendagri, MenBappenas, MenPANRB, dan Kastaf Kepresidenan. Untuk mendukung
kelancaran tugas, Timnas PK dibantu oleh Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi, yang berkedudukan
di KPK, dengan komposisi: 1 orang Koordinator Harian, 15 orang Tenaga Ahli, dan 28 orang Tim Teknis yang
mewakili 5 anggota Timnas PK, serta 4 orang tenaga administrasi.
Stranas PK memiliki tiga fokus sektor: (A) Perizinan dan Tata Niaga; (B) Keuangan Negara; dan (C)
Reformasi Birokrasi dan Penegakan Hukum. Ketiga fokus tersebut diterjemahkan dalam 11 aksi dan 27
sub-aksi sebagai berikut: 1) Penghapusan Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU); 2) Online Single
Submission (OSS); 3) Implementasi One Map Policy 4) Penetapan Kawasan Hutan (PKH); 5) Penguatan
dan pemanfaatan basis data Benefecial Ownership (BO); 6) Utilisasi Nomor Induk Kependudukan (NIK); 7)
Indonesia National Single Window (INSW); 8) Manajemen anti suap (MAS); 9) Perencanaan dan
Penganggaran; 10) Pembentukan UKPBJ; 11) Implementasi e-katalog; 12) Sistem Informasi Kinerja
Penyedia (SIKAP); 13) Konsolidasi pengadaan; 14) Sentralisasi pengadaan; 15) Reformasi Pajak; 16)
Konfirmasi Status Wajib Pajak; 17) Base Erotion and Profit Shifting; 18) National Data Repository; 19)
Percepatan sistem merit; 20) Pembangunan Zona Integritas (ZI); 21) Penguatan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP); 22) Right Sizing; 23); Percepatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE); 24)
Pengawasan keuangan desa; 25) Sistem Peradilan Pidana Terpadu (SPPT-TI); 26) Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan Online (SPDP); dan 27) Pedoman Penuntutan.
ii
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
PENGANTAR
e ra baru komitmen pemerintah dalam pencegahan korupsi ditandai dengan diratifikasinya Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Melawan Korupsi (United Nations Convention Against Corruption)
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention Against
Corruption 2003. Wujud komitmen itu kemudian dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun
2O12 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2O12-
2O25 dan Jangka Menengah Tahun 2O12-2O14 (Stranas PPK).
Begitu besarnya komitmen tersebut membuat pemerintah terus mengevaluasi dan memperbaiki
program-program pencegahan korupsi yang sudah dijalankan. Hasil evaluasi menunjukan Stranas PPK
2012-2025 dinilai tidak fokus dan tidak berhasil bersinergi dalam upaya konsolidasi yang efektif atas
berbagai program pencegahan korupsi yang diinisiasi oleh kementerian, lembaga, pemerintah daerah
(K/L/D), dan pemangku kepentingan lainnya, khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan
masyarakat sipil.
UU NO 7 TAHUN 2007
PENGESAHAN UNITED
NATIONS CONVENSTION
PERPRES NO 55 TAHUN 2012
AGAINST CORRUPTION
STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN KORUPSI
JANGKA PANJANG 2012-2025 PERPRES NO 54 TAHUN 2018
& MENENGAH 2012-2014 STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
(STRANAS PK)
Atas dasar evaluasi tersebut, direvisilah Perpres 55/2012 menjadi Perpres 54/2018 tentang Strategi
Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Stranas PK mengemban amanah untuk menjawab dan
menutupi kelemahan strategi sebelumnya terkait minimnya sinergi/kolaborasi program pencegahan
korupsi, kurang fokus, dan tidak berdampak. Oleh karenanya Stranas PK didesain dengan program aksi
dan sasaran yang dapat dilaksanakan bersama-sama K/L/D dengan lebih terfokus, terukur, dan
berdampak langsung dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Sampai dengan triwulan III, pelaksanaan Stranas PK bersama-sama dengan K/L/D sudah terlihat
kemajuannya, yang selanjutnya dipaparkan dalam 3 aspek berikut: 1) sinergi dan kolaborasi pencegahan
korupsi; 2) capaian aksi; 3) permasalahan dan rekomendasi.
1
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
s tranas PK dikelola oleh Timnas PK yang terdiri dari 5 kementerian/lembaga, yakni Kemendagri,
Bappenas, KemenPANRB, KSP, dan KPK. Untuk mendukung kelancaran tugas, Timnas PK dibantu
oleh Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi, yang berkedudukan di KPK, dengan komposisi: 1 (satu)
orang Koordinator Harian, 15 (lima belas) orang Tenaga Ahli, dan 28 (dua puluh delapan) orang Tim Teknis
yang mewakili 5 (lima) anggota Timnas PK, serta 4 (empat) orang tenaga administrasi.
Di bawah koordinasi Timnas, aksi-aksi pencegahan korupsi saat ini sudah lebih fokus dan terukur, tidak
lagi bersifat generik, sehingga lebih mudah dilakukan monitoring dan evaluasi pencapaian. Terdapat 3
Fokus, 11 Aksi, dan 27 sub-Aksi beserta sejumlah target triwulan yang telah disusun dan dilaksanakan
sampai saat ini.
2
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Aksi pembentukan UKPBJ telah melibatkan 34 Pemerintah Provinsi dan 508 Pemerintah
Kabupaten/Kota. Secara bertahap 34 Pemprov melakukan aksi e-katalog dan ada 5
Pemprov melaksanakan aksi konsolidasi pengadaan, di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Aksi one map atau kebijakan satu peta juga
melibatkan 5 pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di dalamnya di Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Barat, Riau, dan Papua.
Paling sedikit 18 CSO nasional telah terlibat dalam beberapa pertemuan dan koordinasi
guna membahas penyusunan, pelaksanaan, dan pemantauan Aksi PK, di antaranya TII, ICW,
Kemitraan, dan Auriga, PWYP, Fitra, IBC, LeIP, MAPPI, CSGAR, CITA, Lakpesdam, IPW,IBL,
Pattiro, PSHK, FWI, WRI. Selain itu, TII dan ICW telah terlibat secara reguler melakukan monitoring
aksi-aksi pencegahan korupsi di daerah-daerah bersama mitra CSO lokal.
3
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
2. CAPAIAN AKSI
s tranas PK memiliki tiga fokus sektor: (A) Perizinan dan Tata Niaga; (B) Keuangan Negara; dan (C)
Reformasi Birokrasi dan Penegakan Hukum. Ketiga fokus tersebut diterjemahkan dalam 11 Aksi
dan 25 sub-Aksi sebagai berikut: ((1) Surat Keterangan Domisili Usaha; (2) Online Single Submission; (3)
One Map (4) Penetapan Kawasan Hutan; (5) Beneficial Ownership; (6) Utilisasi Nomor Induk
Kependudukan; (7) Indonesia National Single Window; (8) Manajemen anti Suap; (9) Perencanaan dan
Penganggaran; (10) Pembentukan UKPBJ; (11) e-katalog; (12) Sistem Informasi Kinerja Penyedia; (13)
Konsolidasi Pengadaan; (14) Sentralisasi Pengadaan; (15) Reformasi Pajak; (16) Konfirmasi Status
Wajib Pajak; (17) Base Erotion and Profit Shifting; (18) National Data Repository; (19) Sistem Merit; (20)
Zona Integritas; (21) Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; (22) Right Sizing; (23); Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik; (24) Pengawasan Keuangan Desa; (25) Sistem Peradilan Pidana Terpadu; (26) Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Online; dan (27) Pedoman Penuntutan.
Keseluruhan aksi dan sub-aksi di atas bertujuan untuk perbaikan tata kelola pemerintahan, pembenahan
proses pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, termasuk
penyelamatan keuangan/aset negara. Selain itu juga untuk mengurangi beban administrasi, tumpang
tindih, dan ego sektoral instansi pemerintah dalam pelaksanaan program pencegahan korupsi.
Berikut adalah highlight capaian Stranas PK secara kualitatif per sub-aksi maupun secara kuantitatif.
4
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Penghapusan SKDU-HO:
1 ¢ Teridentifikasi 76 Pemda (15%) yang menjalankan SKDU-HO.
Percepatan OSS:
2 ¢ Sudah 25 aplikasi terkait perizinan (57.6%) dari 32 K/L/D terkoneksi dengan OSS.
¢ Seluruh daerah sudah dapat menerima NIB dan menotifikasi persetujuan/penolakan
izin melalui web-form.
5
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Reformasi Pajak:
Rp ¢ Draf Peraturan Presiden tentang Integrasi Data Keuangan telah disampaikan oleh
15 Kementerian Keuangan ke Kemenkumham untuk dilakukan harmonisasi.
¢ Sudah dilakukan tahap awal penghimpunan data perpajakan pusat dan daerah antara
DJP dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Optimalisasi Konfirmasi status Wajib Pajak (KSWP):
16 ¢ Sudah ada Laporan Implementasi Pelaksanaan KSWP bagi layanan publik tertentu
terkait evaluasi efektivitas pelaksanaan KSWP (hambatan, solusi dan Sinkronisasi
aturan penerapan KSWP atas layanan-layanan yang telah dilimpahkan ke pihak lain
seperti Pemda, BKPM, lembaga OSS,dll) untuk pelaksanaan tahun 2018
¢ Telah tersedia draf Peraturan tentang layanan publik tertentu yang akan dilakukan
Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) dan tata cara pelaporan KSWP ke
Kemenkumham untuk dilakukan harmonisasi.
6
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
7
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
100%
87.5%
75%
67.5%
50%
37.5%
32% Target
25%
Realisasi Capaian
20%
12.5%
7%
Aksi 1 2.12%
33%
Aksi 2 32%
Aksi 3 36%
Aksi 4 36%
Aksi 5 26%
Aksi 6 25%
Aksi 7 30%
Aksi 8 33%
Aksi 9 26%
Aksi 10 32%
Aksi 11 31%
Keterangan:
Aksi 1 Peningkatan Pelayanan dan Kepatuhan Perizinan dan Penanaman Modal
Aksi 2 Perbaikan Tata Kelola Data dan Kepatuhan Sektor Ekstraktif, Kehutanan dan Perkebunan
Aksi 3 Utilisasi Nomor Induk Kependudukan untuk Perbaikan Tata Kelola Pemberian Bantuan Sosial dan Subsidi
Aksi 4 Integrasi dan Sinkronsisasi Data Impor Pangan Strategis
Aksi 5 Penerapan Manajemen Anti Suap di Pemerintah dan Sektor Swasta
Aksi 6 Integrasi Sistem Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Elektronik
Aksi 7 Peningkatan Profesionalitas dan Modernisasi Pengadaan Barang dan Jasa
Aksi 8 Optimalisasi Penerimaan Negara dari Penerimaan Pajak dan Non-Pajak
Aksi 9 Penguatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Aksi 10 Implementasi Grand Design Strategi Pengawasan Keuangan Desa
Aksi 11 Perbaikan Tata Kelola Sistem Peradilan Pidana
8
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Pada triwulan III ini seluruh sub-aksi diberi target capaian sebesar 37,5 persen. Sebagian besar pelaksanaan sub-
aksi telah sesuai target namun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya sehingga ikut memengaruhi
tingkat capaian. Di antara sub-aksi yang capaiannya masih kurang baik (< 25%) adalah SIKAP, Sistem Merit, APIP,
SPBE, dan Pedoman Penuntutan.
2.12%
1. SKDU-HO 33%
2. OSS 32%
4. PKH 35%
5. BO 34%
6. NIK 36%
7. INSW 36%
8. MAS 26%
20. ZI 36%
9
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Implementasi dan keberhasilan aksi juga sangat bergantung pada komitmen Kementerian/Lembaga sebagai
penanggung jawab aksi. Sampai triwulan III 2019, terdapat 12 Kementerian/Lembaga yang pencapaian aksinya masih
rendah (di bawah 50%), yakni Kemkominfo (30%), Kemendag (47%), OJK (0%), KemenBUMN (49%), Bappenas (43%),
KemenPANRB (43%), KASN (8%), BPK (0%), BPKP (33%), Kemenhan (0%), BPJS Ketenagakerjaan (0%), Bapeten (0%).
Selanjutnya ada 13 K/L yang patut diberi apresiasi karena pencapaian aksinya melebihi 70%, yakni Kemenkes (83%),
Kementan (74%), KemenPUPR (100%), BIG (100%), PPATK (100%), BPJS Kesehatan (75%), Kemenhub (78%), Kemenag
(72%), Kemenristekdikti (74%), BPOM (75%), Kemenaker (86%), Kemendes (83%), Kemenko Polhukam (100%).
Sisanya sebanyak 27 K/L lainnya memiliki nilai rerata 50-69%.
Pada level Pemprov, terdapat 13 provinsi yang mendapat nilai di bawah 50%, yakni Aceh (44%), Sumut (30%), Sumbar
(21%), Banten (48%), Jateng (43%), NTB (42%), Kalbar (40%), Kalteng (19%), Sultra (42%), Sulteng (33%), Malut (33%),
Papua (19%), dan Papua Barat (27%). Sementara yang mendapat nilai di atas 70% adalah Kepri (100%), Bengkulu
(100%), Jambi (75%), Babel (72%), DKI (100%), Jabar (89%), DIY (100%), Jatim (94%), Bali (100%), NTT (100%), Kaltara
(100%), Gotontalo (75%).
1. Kemendagri 58%
3. BKPM 65%
4. KLHK 66%
5. Kemenkes 83%
6. Kementan 74%
9. Kemenkominfo 30%
22. OJK 0%
10
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
38. KASN 8%
41. BPK 0%
46. MA 60%
51. Bapeten 0%
11
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
1. Kemendagri SKDU-HO, OSS, One Map, NIK, Manajemen anti suap, Perencanaan &
Penganggaran, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP, Sistem Merit, APIP, Right
Size, Keuangan Desa.
2. Kemenko Perekonomian OSS, One Map, INSW
3. BKPM OSS, KSWP
4. KLHK OSS, One Map, PKH, KSWP, ZI
5. Kemenkes OSS, NIK, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP, ZI
6. Kementan OSS, One Map, BO, NIK, INSW, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi,
Sentralisasi, KSWP, ZI
7. Kementerian ESDM OSS, One Map, BO, KSWP, NDR, ZI
8. Kementerian PUPR OSS, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP, ZI
9. Kemenkominfo OSS, Perencanaan & Penganggaran, KSWP, SPBE, SPPT-TI
10. BIG One Map
11. Kementerian ATR/BPN OSS, One Map, BO, KSWP, ZI
12. KemenkumHAM OSS, BO, UKPBJ, KSWP, ZI, SPPT-TI
13. Kemenkeu OSS, BO, INSW, Perencanaan & Penganggaran, UKPBJ, Reformasi Pajak,
BEPS, KSWP, ZI
14. PPATK BO
15. KUKM OSS, BO, KSWP
16. Kemensos NIK, ZI
17. BPJS Kesehatan OSS, NIK
18. Kemenperin OSS, INSW, KSWP
19. Kemendag OSS, INSW, KSWP
20. KKP OSS, INSW, KSWP, ZI
21. SKK Migas Manajemen anti suap
22. OJK Manajemen anti suap
23. BNSP KSWP
24. Kemen BUMN Manajemen anti suap, KSWP
25. KemenPPN/Bappenas Perencanaan & Penganggaran, SPBE
26. KemenPANRB Perencanaan & Penganggaran, UKPBJ, Sistem Merit, ZI, APIP, Right
Sizing, SPBE
27. LKPP UKPBJ, e-Katalog, SIKAP, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP
28. Kemenhub OSS, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP, ZI
29. Kemendikbud OSS, NIK, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP, ZI
30. Polri OSS, UKPBJ, KSWP, ZI, SPPT-TI, SPDP online
12
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
13
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
UKPBJ 100%
7. Bengkulu
8. Jambi UKPBJ 75%
14
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
15
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
16
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
17
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
18
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
19
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
20
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
21
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
22
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
23
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
24
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
25
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Berisi kendala atau faktor yang masih perlu diberi perhatian lebih untuk menjalankan rencana aksi dan
hal-hal yang perlu ditindaklanjuti untuk perbaikan ke depan. Di antara aksi-aksi tersebut adalah SPBE,
APIP, UKPBJ, Sistem Merit, Pengawasan Keuangan Desa, Penetapan Kawasan Hutan, Perencanaan dan
Penganggaran, Right Sizing, dan Reformasi Pajak.
26
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Integrasi Perencanaan ¢ Integrasi e-Perencanaan dan ¢ Peta jalan integrasi e-Perencanaan dan
& Penganggaran Penganggaran berjalan lambat yang Penganggaran yang sudah disusun dan
disebabkan oleh beragamnya dan belum disepakati bersama Bappenas,
terintegrasinya aplikasi yang digunakan Kemenkeu, Kemendagri, Kemenkominfo,
oleh K/L/D. dan BPPT harus segera dijalankan.
Percepatan ¢ Ada kendala pengumpulan data Anjab/ABK ¢ Kedeputian SDM KemenPANRB, bersama
Sistem Merit oleh BKN karena Pemda mengirimkan ke BKN dan KASN agar dapat merumuskan
KemenPANRB kembali target-target yang dapat
¢ Pemda tidak memanfaatkan hasil penilaian mempercepat pelaksanaan aksi sistem
kompetensi dari BKN untuk dijadikan acuan merit di daerah untuk periode 2020
dalam pengisian jabatan (promosi, rotasi,
mutasi)
¢ Minimnya kepatuhan Pemda dalam
menindaklanjuti rekomendasi KASN
Pengawasan ¢ Masih ada perbedaan cara pandang antara ¢ Bersama Setnas PK, Tim pengarah
Keuangan Desa Kemendagri dan Kemendes tentang memediasi ego sektoral Kemendagri dan
platform pengelolaan keuangan desa dan Kemendes, salah satunya dengan
pengawasan keuangan desa menunjuk lead coordinator yang lebih
¢ Belum ada K/L penanggung jawab aksi netral, misalnya BPKP
yang menjadi koordinator aksi
27
Laporan Pelaksanaan Stranas PK
Triwulan III Tahun 2019
Pembangunan ¢ Kegiatan SPBE di masing-masing K/L tidak ¢ Perlu meningkatkan peran KemenPANRB
SPBE berjalan lancar karena kurangnya arahan dalam melakukan pemantauan
dan pemantauan dari KemenPANRB pelaksanaan SPBE di masing-masing K/L
sebagai lead coordinator. agar bisa memastikan pelaksanaan SPBE
di K/L telah terjadi
Reformasi Pajak ¢ Kerangka pengembangan Sistim ¢ Perlu ada pembahasan dengan pakar dan
Administrasi Perpajakan (Core Tax) yang pengamat perpajakan tentang apa saja
terintegrasi dinyatakan ‘rahasia” oleh Ditjen yang diatur dalam pengembangan “core
Rp Pajak tax”
¢ Beberapa kelompok masyarakat sipil ¢ Perlu dilakukan updating isu terkait PNBP
menanyakan keberlanjutan tindak lanjut SDA bersama kelompok-kelompok
yang telah disampaikan kepada GNPSDA masyarakat sipil yang memperhatikan
terkait PNBP SDA secara khsusus isu PNBP SDA
¢ Rancangan Perpres tentang Integrasi Data ¢ Perlu dukungan berbagai pihak dalam
Keuangan belum dapat diajukan pada akhir rangka percepatan pengahuan izin
tahun 2019 prakarsa untuk penerbitan perpres
Integrasi Data Keuangan
28
SEKRETARIAT NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI
(SETNAS PK)
Gedung Merah Putih KPK
Jl Kuningan Persada No. 4
Setiabudi, Jakarta - Indonesia
021-25578300 ext. 8104
https://stranaspk.kpk.go.id
https://jaga.id/monitoring