Anda di halaman 1dari 20

III.

Meningkatnya Kasus
Tindak Pidana Korupsi
oleh Para Pejabat
Presentasi oleh Kelompok 3
Anggota Kelompok 3
1. Annisha Putri Wardani :7
2. Elsa Tri Wahyuni : 13
3. Fitriani : 14
4. Hilda Ari : 15
5. Isyana Waqifatul A : 16
6. Kiki Elyvia : 17
7. Luvi Maharani : 18
8. Wina Fionita : 34
Instansi Dengan Kasus Korupsi
Terbanyak sampai Oktober 2023

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangani 85 kasus tindak pidana korupsi sepanjang 1 Januari hingga
6 Oktober 2023.
Kasus terbanyak berasal dari lingkungan pemerintah kabupaten/kota, yakni 29 kasus atau 34,11% dari total kasus
korupsi selama periode tersebut.
Rumusan Masalah
01 02
Kebijakan Dampak
Yang diyakini akan dapat Keuntungan dan kerugian dari
mengatasi masalah kebijakan tersebut

03 04
Aturan Langkah Pemerintah
Kebijakan tersebut tidak melanggar Tingkat atau lembaga pemerintah mana yang
peraturan perundang-undangan harus bertanggung jawab menjalankan kebijakan
yang diusulkan
Kebijakan
01 Yang diyakini akan dapat mengatasi masalah korupsi
Pemerintah Luncurkan Aksi Pencegahan
Korupsi (PK) Tahun 2023-2024

Pemerintah terus berkomitmen dan berupaya untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Pemerintah pun menetapkan Aksi Pencegahan Korupsi (Aksi PK) Tahun 2023-2024.
“Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah seperti penataan kebijakan dan regulasi, baik berupa instruksi atau
arahan maupun peraturan perundang-undangan, perbaikan tata kelola pemerintahan, pembenahan proses
pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, termasuk penyelamatan
keuangan atau aset negara,” ujar Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri saat peluncuran di
Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2022).
Kebijakan Pemerintah Yang Diyakini
Dapat Mengatasi Masalah Korupsi

Sinkronisasi perundang-
Digitalisasi
undangan atau Perbaikan Sistem
Pemerintahan
penataan regulasi

Penguatan APIP dan Sistem Pemerintahan


Berbasis Elektronik (SPBE)
Sinkronisasi perundang-undangan
atau penataan regulasi

Berupa;
1. instruksi atau arahan maupun peraturan perundang-undangan,
2. perbaikan tata kelola pemerintahan,
3. pembenahan proses pelayanan publik,
4. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, termasuk
penyelamatan keuangan atau aset negara.
Perbaikan Sistem
Lewat pencegahan maka tidak akan ada celah terjadinya korupsi dan kita bisa

menyelamatkan potensi kerugian negara.

Firli menjabarkan, Aksi PK Tahun 2023-2024 akan melibatkan 76 kementerian dan

lembaga, 34 pemerintah provinsi, dan 68 pemerintah kabupaten dan kota. Aksi PK

Tahun 2023-2024 tersebut terdiri dari 15 aksi, yaitu:


Aksi PK Tahun 2023-2024 tersebut terdiri dari 15 aksi, beberapa
diantaranya yaitu:

Penguatan Partai Politik


Pengendalian Ekspor Impor Penataan Aset Pusat
dalam Pencegahan Korupsi
Optimalisasi Pengawasan
Penguatan Integrasi Sistem Penguatan Sistem
Keuangan Desa dan Penataan
Informasi Aparatur Sipil Penanganan Perkara Tindak
Aset Desa
Negara (ASN) Pidana

Penguatan Aparat
Percepatan Proses Penguatan Digitalisasi
Pengawasan Intern
Digitalisasi Sertifikasi Perencanaan Penganggaran
Pemerintah (APIP) dalam
Pendukung Kemudahan di Tingkat Pusat, Daerah, dan
Pengawasan Program
Berusaha Desa
Pemerintah
Digitalisasi Pemerintahan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar
Anas menyampaikan pentingnya digitalisasi sebagai salah satu upaya untuk memerangi korupsi
di Indonesia.
“Digitalisasi jadi target reformasi birokrasi kami, sehingga demikian jika digitalisasi ini jalan,
akan ada banyak hal yang bisa kita kerjakan terkait pencegahan korupsi,” ujar Anas.

Sumber; https://www.kominfo.go.id/content/detail/46433/pemerintah-luncurkan-aksi-pencegahan-korupsi-tahun-2023-
2024/0/berita
Menteri PANRB mencontohkan, program E- Katalog yang tidak
hanya mendorong belanja produk dalam negeri tetapi juga menjadi
salah satu upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya korupsi.
Hal tersebut dikarenakan penggunaan anggaran lebih transparan,
terbuka, dan terukur.
Penguatan APIP dan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE)
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) = E – GOVERNMENT.

Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.
• SPBE ditujukan untuk untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya.
• Tata kelola dan manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik secara nasional juga
diperlukan untuk meningkatkan keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan berbasis
elektronik.
Dampak
02 Keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut
Keuntungan dan Kerugian kebijakan
tersebut
keberhasilan atau kegagalan upaya pencegahan korupsi tersebut sangat
bergantung pada komitmen setiap stakeholder terkait.
Aturan
03 Yang diyakini akan dapat mengatasi masalah korupsi
• UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
• UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
• UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
Langkah Pemerintah
04 Tingkat atau lembaga pemerintah mana yang harus
bertanggung jawab menjalankan kebijakan yang diusulkan
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai