Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Implementasi e-government dalam pencegahan korupsi di kota bandung

Dalam penerapan e-government di kota bandung memang telah menjadi agenda dari
tahun 2001. Pemanfaatan e-government di pemerintah kota telah banyak dirasakan
manfaat nya hal ini agar mewujudkan good government yang efektif, efisien,
transparansi, dan akuntabilitas. E-government adalah suatu alat atau sistem yang
digunakan untuk berbagai keperluan dalam pemerintahan yang salah satu nya adalah
mencegah tindakan pidana korupsi karena dalam e-gov ini akses informasi yang ada dapat
di perluas dan juga bisa menyederhanakan proses aturan yang ada dalam birokrasi
sehingga bisa membuat lebih transparan serta mengurangi kekuasaan diskresi dan
meningkatkan akuntabilitas.

E-Government merupakan suata teknologi informasi yang digunakan oleh lemabaga


pemerintahan yang membantu pemerintah untuk mentransformasikan hubungan antar
pemerintah dengan masyarakat secara umum. Selain itu juga membangun hubungan pula
dengan kegiatan bisnis dan pihak yang memiliki berkepentingan lainnya (Napitupulu,
2015)

Dalam penerepan e-goverment PemKot Bandung telah melakukan perbagai kebijakan


dan upaya seperti membuat program atau sistem e-goverment yang mana bisa mencegah
tindakan pidana korupsi. Sistem yang telah di terapkan oleh PemKot Bandung sudah
banyak di adopsi oleh daerah lain seperti program Monitoring Control for Prevention
(MCP) adalah upaya pencegahan korupsi terintegrasi di Pemerintah Kota (Pemkot)
Bandung. PemKot Bandung juga telah membuat website inspektorat kota bandung

3.1.1 Sistem Aplikasi Yang Terdapat Dalam E-gov


Sebagai sebuah sistem, E-gov memuat beberapa aplikasi. Beberapa diantara aplikasi
tersebut, antara lain:
a. E-Budgeting
E-Budgeting adalah sistem penyusunan anggaran yang didalamnya termasuk
aplikasi program komputer berbasis web untuk memfasilitasi proses penyusunan
anggaran belanja daerah. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, e-budgeting berfungsi untuk memfasilitasi.
a) Pengelolaan keuangan daerah (Pasal 280 ayat (2));
b) Hubungan keuangan antar Daerah (Pasal 281);
c) Pendanaan Penyelenggaran Urusan Pemerintah Daerah (Pasal 282);
d) Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan(Pasal 285 - 306);
e) APBD (Pasal 308 – 315);
f) Perubahan APBD (Pasal 316 – 319)

b. E-Project Planning
Selanjutnya, e-project planning, adalah sistem informasi yang memiliki fungsi
untuk memudahkan proses perencanaan proyek/pekerjaan setelah anggaran dari
suatu kegiatan disetujui. Proses perencanaan tersebut meliputi penentuan
pekerjaan dan atribut-atribut lain yang diperlukan untuk proses pemaketan,
misalnya penentuan bentuk lelang ataukah penunjukan langsung. Sistem informasi
perencanaan kegiatan merupakan bagian kelanjutan dari e-budgeting, dan menjadi
tahapan awal yang diperlukan untuk sistem e-procurement dan e-delivery.

c. E-Procurement
e-procurement, adalah sebuah sistem lelang dalam pengadaan barang oleh
pemerintah dengan menggunakan sarana teknologi, informasi dan komunikasi
(ICI) berbasis internet. Dengan E-procurement, proses lelang dapat berlangsung
secara efektif, efisien, terbuka, bersaing, transparan, adil/tidak diskrimanif, dan
akuntabel sehingga diharapkan dapat mencerminkan keterbukaan dan dapat
meminimalisir praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dlam pengadaan barang.
E-procurement dipayungi, salah satunya, oleh Keputusan Presiden Nomor 80
Tahun 2003.

d. E-Delivery
E-delivery adalah sistem pendukung administrasi kegiatan yang didalamnya
termasuk program komputer berbasis web untuk memfasilitasi kebutuhan
pembuatan kontrak pengadaan barang/jasa dan penyediaan dokumen kelengkapan.
Secara konsep, arsitektur e-gov yang baik untuk diterapkan adalah sistem tiga
lapis atau yang kerap dinamakan sebagai Three-Tier Architecture. Dalam konsep
ini secara prinsip anatomi sistem informasi e-gov dibagi menjadi tiga lapisan
besar, yaitu, customer facing, delivery service, dan structure. Tujuan pemisahan
sebuah konsep kesatuan sistem informasi ini untuk mempermudah perencanaan,
pembangunan, dan pengembangan sistem e-gov dari berbagai institusi pemerintah
agar mudah dihubungkan dan terintegrasi

e. E-Controling
Hal lain yang ada dalam E-gov adalah e-controlling. Sebuahskenario besar dari E-
gov untuk menjembatani perencanaan pelaksanaan pekerjaan yang ada di e-
project planning dengan hasil pekerjaan yang diinputkan melalui sistem e-
delivery. Program ini berfungsi mengontrol dan mengawasi antara
input/perencanaan dengan output/hasil yang dicapai dari suatu program
pembangunan pemerintahan daerah.

f. E-Performance
Selanjutnya, e-performance adalah sistem informasi manajemen kinerja dalam
rangka penilaian prestasi kinerja pegawai yang lebih objektif, terukur, akuntabel,
partisipatif dan transparan sehingga bisa terwujud pembinaan pegawai
berdasarkan prestasi kerja dan sistem karir kerja PNS di lingkungan Pemerintah.

3.2 Efektivitas Penerapan E-Government Dalam Pencegahan Tindakan Pindana Di


Kota Bandung
Partisipasi masyarakat terhadap penerapan e government masih rendah, hal ini karena
kurangnya kesadaran masyarakat mengenai data dan informasi pemerintah masih belum
diperhitungkan secara signifikan kontribusinya dalam memerangi korupsi. Rendahnya
partisipasi masyarakat dikarenakan website masih sulit di akses dan masih terdapat
kesalahan dan terbatasnya informasi yang diberikan dan juga masih banyak masyarakat
yang masih awam akan teknologi. Interaksi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah,
kecamatan , kelurahan, dengan masyarakat yang berkaitan dengan keterbukaan informasi
pelayanan sebagian besar masih bersifat offline yang mana dalam penerapan e-
government yang lebih cenderung berbasis online ini menjadikan ketidak susuaian di
kalangan generasi muda yang memiliki kecenderungan akan teknologi.
Keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai aktivitas dan langkah langkah
pencegahan korupsi mengenai aplikasi elektronik government. Kurang atau lemahnya
pengendalian yang mencegah dan atau mendeteksi perilaku curang, ketidakmampuan
menentukan kualitas kerja, kurangnya tindakan yang bersifat kedisiplinan, informasi yang
tidak utuh, kurangnya akses terhadap informasi, acuh tak acuh dan apatis, dan tidak
adanya jejak audit. Faktor yang ditentukan oleh kapasitas auditor sendiri, yaitu
kemampuannya mengembangkan audit berbasis risiko (risk based audit), dan membangun
jaringan informan (audit intellegince) dengan tetap bersikap hati hati dengan indicator
komunikasi informal audit dengan pihak internal dimana komunikasi dalam suasana
formal merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi auditor baik secara verbal maupun
tertulis. Dan audit untuk menerima masukan pengaduan dimana strategi audit centre
merupakan pelengkap dari pengembangan informasi informal.
Secara keseluruhan penerapan elektornik government di kota bandung bisa dikatakan
sudah efektif akan tetapi masih terdapat ketidak efektipan atau masih terdapat kekurang
di sebagian aspeknya seperti Sumber daya manusia yang kurang berkualitas dan juga
sistem pengawasan e-government yang kurang memadai yang membuat tidakan pidana
korupsi bisa kecolongan atau terjadi.

3.3 Pengaruh Dan Dampak Yang Ditimbulkan Dengan Adanya Pencegahan Tindak
Pidana Korupsi Di Lingkungan Pemerintahan Kota Bandung
Tindakan korupsi adalah tindakan yang secara moral sangat tidak bermoral karena
tindakan ini sangat membahayakan stabilitas negera yang akan menyengsarakan rakyat
maka dari itu tindakan seperti ini harus di cegah sebelum merajarela dimana-mana.
Banyak dampak dari tindakan korupsi sebagai berikut:
Di bidang ekonomi
 Penurunan Produktivitas
 Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak
 Meningkatkan Utang Negara
 Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
 Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
 Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi

Di bidang pemerintahan

 Etika Sosial yang Mati


 Birokrasi Tidak Efisien
 Hilangnya Fungsi Pemerintah

Di bidang hukum
 Peraturan Perundang-Undangan Tidak Efektif
 Hilangnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap Negara

Di bidang politik

 Pemimpin Koruptor
 Publik Tidak Lagi Percaya Demokrasi
 Menguatnya Plutokrasi
 Kedaulatan Rakyat Hancur

Di bidang pertahanan dan keamanan

 Kerawanan Pertahanan dan Keamanan


 Garis Batas Negara yang Lemah
 Kekerasan dalam Masyarakat

Di bidang lingkugan

 Kualitas Lingkungan Rendah


 Kualitas Hidup yang Menurun

Sebuah tindakan pidana korupsi ini sangat bedampak ke berbagai bidang yang ada
yang mana tindakan ini sangat tidak di anjurkan dan sangat berbahaya jika dilakukan
tanpa ada nya pencegahan hanya akan membawa kehancuran kepada negeri. Semua
dampak itu tidak akan terjadi jiga pencegahan yang dilakukan sudah sangat baik tanpa
ada celah sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/dampak-korupsi/

https://daerah.sindonews.com/berita/1253485/21/cegah-korupsi-pemkot-bandung-
bagikan-3-aplikasi-e-government-ke-29-daerah

https://pripos.id/kota-bandung-terbaik-pencegahan-korupsi-di-jabar/#:~:text=MCP
%20adalah%20upaya%20pencegahan%20korupsi%20terintegrasi%20di
%20Pemerintah,dipertahankan%20oleh%20Pemkot%20Bandung.%20%E2%80%9CKe
%20depannya%20harus%20dipertahankan.

http://inspektorat.bandung.go.id/#:~:text=Dalam%20upaya%20peningkatan%20dan
%20percepatan%20pelayanan%20informasi%20kepada,informasi%20seputar
%20Tupoksi%2C%20Program%20Kerja%2C%20Kegiatan%20Read%20More

Hartana, M. (2015). Efektivitas Penerapan E-Government dalam Pencegahan Tindak


Pidana Korupsi di Lingkungan Pemerintahan Daerah. Jurnal Perhimpunan Mahasiswa
Hukum Indonesia, 1(2), 60-87.

Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452

Cakrawala-Jurnal Humaniora dan Sosial , Vol 21 No.1 Maret 2021 P-ISSN 1411-
8629 E-ISSN 2579-3314

(Dini Arwati, FAKTOR PENGHAMBAT PARTISIPASI PUBLIK DALAM PENCEGAHAN KORUPSI


MELALUI APLIKASI E-GOVERNMENT DI INDONESIA)

Anda mungkin juga menyukai