Anda di halaman 1dari 37

KOORDINASI, KOMUNIKASI

DAN
TEOLOGI PEMERINTAHAN

Dr. TITIN ROHAYATIN, S.IP.,M.Si


PENGERTIAN KOORDINASI
• Koordinasi adalah usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda, agar kegiatan
daripada bagian-bagian itu selesai pada waktunya, sehingga masing-masing dapat
memberikan sumbangan usahanya secara maksimal, agar memperoleh hasil secara
keseluruhan. Koordinasi terhadap sejumlah bagian-bagian yang besar pada setiap
usaha yang luas daripada organisasi demikian pentingnya sehingga beberapa
kalangan menempatkannya di dalam pusat analisis.
• Koordinasi yang efektif adalah suatu keharusan untuk mencapai administrasi/
manajemen yang baik dan merupakan tanggungjawab yang langsung dari pimpinan.
Koordinasi dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan satu sama lain oleh karena itu
satu sama lain saling mempengaruhi. Kepemimpinan yang efektif akan menjamin
koordinasi yang baik sebab pemimpin berperan sebagai koordinator.
• Menurut Handoko (2003:196) kebutuhan akan koordinasi tergantung pada
sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling
ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya.
• Hal ini juga ditegaskan oleh Handayaningrat (1985:88) bahwa koordinasi dan
komunikasi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu,
Handayaningrat juga mengatakan bahwa koordinasi dan kepemimpinan
(leadership) adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain
saling mempengaruhi.
KOORDINASI PEMERINTAHAN
• Koordinasi Pemerintahan merupakan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan harus ditujukan ke arah tujuan yang hendak di capai yaitu yang
telah ditetapkan menjadi garis-garis besar haluan Negara dan garis-garis besar
haluan pembangunan baik untuk tigkat pusat ataupun untuk tingkat daerah,
Guna menuju kepada sasaran dan tujuan itu gerak kegiatan harus ada
pengendalian sebagai alat untuk menjamin langsungnya kegiatan
• Koordinasi Pemerintahan merupakan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan harus ditujukan ke arah tujuan yang hendak di capai yaitu yang telah
ditetapkan pada garis-garis besar haluan pembangunan baik untuk tigkat pusat
ataupun untuk tingkat daerah, Guna menuju kepada sasaran dan tujuan itu gerak
kegiatan harus ada pengendalian sebagai alat untuk menjamin langsungnya kegiatan.
• Yang dimaksud pengendalian disini adalah kegiatan untuk menjamin kesesuaian
karya dngan rencana, program, perintah-perintah, dan ketentuan-ketentuan lainnya
yang telah ditetapkan termasuk tindakan-tindakan korektif terhadap
ketidakmampuan atau penyimpangan.
Tipe-Tipe Koordinasi

• Menurut Hasibuan (2007:86-87) terdapat 2 (dua) tipe koordinasi, yaitu:


1. Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unti, kesatuan-kesatuan kerja
yang ada di bawah wewenang dan tanggungjawabnya.
2. Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau
kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.
Syarat-Syarat Koordinasi
• Menurut Hasibuan (2007:88) terdapat 4 (empat) syarat koordinasi, yaitu:
1. Sense of cooperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari
sudut bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai
kemajuan.
3. Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
4. Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai,
umumnya akan menambah kegiatan yang bersemangat.
JENIS-JENIS/ MACAM KOORDINASI

• Menurut Lingkupnya, teerdapat:


1. Koordinasi Intern yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit dalam suatu organisasi
2. Koordinasi Eksten yaitu koordinasi antar pejabat dari bagian organisasi atau antar
organisasi
Menurut Arahnya, terdapat:

1. Koordinasi Horizontal yaitun koordinasi antar pejabat atau antar unit yang mempunyai
tingkat hierarki yang sama dalam suatu organisasi, dan agar pejabat dari organisasi-
organisasi yang sederajat atau organisasi yang setingkat.
2. Koordinasi Vertikal yaitu koordinasi antara apejabat- pejabat dan unit- unit tingkat bawah
oleh pejbat atasannya atau unit tingkat atasnya langsug, juga cabang-cabang suatu
organisasi oleh organisasi induknya.
3. Koordinasi Diagonal yaitu koordinasi antar pejabat atau unit yang berbeda fungsi dan
berbeda tingkat hierarkinya
4. Koordinasi Fungsional adalah koordinasi antar pejabat, antar unit atau antar organisasi
yang didasarkan atas kesamaan fungsi, atau karena koordinatornya mempunyai fungsi
tertentu
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 6 th
1998
1. Koordinasi Fungsional, antara dua atau lebih instansi yang mempunyai program yang
berkaitan erat
2. Koordinasi Instansional, terhadap beberapa instansi yang menangani suatu urusan
tertentu yang bersangkutan.
3. Koordinasi Teritorial, terhadap dua atau lebih wilayah dengan program tertentu
KOMUNIKASI BIROKRASI PEMERINTAHAN

• Produktifitas dan kinerja suatu organisasi pemerintah salah satunya


dipengaruhi oleh kualitas komunikasi yang dibangun dalam kehidupan
organisasi tersebut, karena organisasi yang didalamnya terdiri atas sejumlah
orang, melibatkan keadaan saling bergantung, kebergantungan memerlukan
koordinasi, dan koordinasi mensyaratkan komunikasi. Komunikasi
pemerintahan/ birokrasi ini erat kaitannya dengan pengetahuan tentang
birokrasi, kepemimpinan birokrasi, komunikasi organisasi dan komunikasi
politik.
• Menurut Everet M.Rogers, organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan,
dan pembagian tugas yang jelas, ini lebih pas dalam menggambarkan organisasi
pemerintah dalam membangun efektifitas komunikasi dalam organisasi / satuan
kerja pemerintah untuk meningkatkan sinergitas personal yang ada di dalamnya
• Schein, Kohler dan Wright (dalam Arni M, 2005) masing-masing mendefinisikan
organisasi secara berbeda tetapi mencakup 3 hal yang sama, yaitu bahwa organisasi
merupakan suatu sistem, mengkoordinasikan aktivitas, dan untuk mencapai tujuan
bersama yang menjadi tujuan organisasi.
• Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi
di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
• Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, nota dinas, pernyataan, jumpa pers, surat-surat resmi,
dan lain - lain. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Arah Komunikasi Dalam Organisasi

• Mengingat organisasi merupakan kumpulan orang, maka dinamika organisasi


akan ditandai dengan interaksi orang-orang yang ada di dalam organisasi,
interaksi dan komunikasi tersebut mengalir terus ke dan dari beberapa arah.
• Secara hirarkhis, menurut R.L. Simpson (Stephen P.R, 2006) dan Redding &
Sanborn komunikasi dalam organisasi mengalir dalam dua arah, yaitu vertikal
dan horizontal.
• Ronald Adler dan George Rodman (dalam Stephen) menguraikan fungsi dari kedua
arah atau arus komunikasi dalam organisasi tersebut :
• 1). Komunikasi Vertikal.
• Dalam dimensi vertikal dapat dibagi dalam dua arah, yaitu :
a. Dari Atasan Ke Bawahan (Downward Communication)
• Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Komunikasi yang mengalir
dari satu tingkat ke tingkat dibawahnya merupakan komunikasi vertical ke bawah,
yaitu komunikasi antara atasan dengan bawahannya.
• Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah :
1. Pemberian instruksi kerja (job instruction),
2. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan (job retionnale),
3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(procedures and practices), dan
4. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik
b. Dari Bawahan Ke Atasan (Upward Communication)
• Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan
kepada atasannya. Komunikasi yang mengalir dari staf di tingkat bawah ke
tingkat lebih atas, dari staf pelaksana keatasannya, dari menajer/pejabat
tingkat bawah ke manajer/ pejabat tingkat lebih atas
• Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
1. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan,
2. Penyampaian informasi tentang persoalan - persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan,
3. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan,
4. Untuk menambah referensi dalam pengambilan keputusan,
5. Memperkuat apresiasi dan loyalitas pegawai/karyawan terhadap organisasi,
6. Untuk mengetahui apakah bawahan telah mengerti mengenai apa yang dimaksudkan oleh pimpinan, dan
7. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya
2). Komunikasi Horizontal

• Ketika komunikasi terjadi antara anggota aorganisasi/pegawai dalam satuan


kerja, antara manajer/pejabat pada level yang sama, diantara setiap personel
yang secara horizontal ekuivalen, maka pola ini dinamakan komunikasi
horizontal
• Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
1. Memperbaiki koordinasi tugas,
2. Upaya pemecahan masalah,
3. Saling berbagi informasi,
4. Upaya pemecahan konflik, dan
5. Membina hubungan melalui kegiatan bersama.
Ada beberapa indikator dalam mengukur kinerja birokrasi
pemerintah menurut Dwiyanto (dalam Pasolong) sebagai berikut :

1. Produktivitas; tidak hanya mengukur tingkat, efisiensi, tetapi juga mengukur efektivitas pelayanan.
Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai ratio antara input dan output.
2. Kualitas pelayanan; ukuran kinerja birokrasi publik yang mudah dan murah dipergunakan. Dalam hal
ini kepuasan masyarakat bisa menjadi indikator untuk menilai kinerja birkrasi.
3. Responsivitas; kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan
prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat,
4. Responsibilitas; menjelaskan kegiatan birokrasi publik
5. Akuntabilitas; menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik tunduk pada
para pejabat publik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya ialah bahwa para pejabat politik tersebut
karena dipilih oleh masyarakat, dengan sendirinya akan memprioritaskan kepentingan publik.
Adapun faktor-faktor efektivitas komunikasi
menurut Yuwono adalah sebagai berikut
1. Kualitas komunikator, ialah sifat-sifat yang secara objektif dimiliki oleh para
komunikator untuk menimbulkan kepercayaan para penerima berita (komunikan).
Kualitas komunikator ini menyangkut berbagai hal antara lain kemampuan berfikir
dan bermental baik.
2. Informasi yang disampaikan menyangkut data komunikasi. Data tersebut harus
memenuhi syarat benar, waktu, atau data serta tempat.
3. Media dan saluran komunikasi. Media adalah alat-alat komunikasi yang
dipergunakan dalam organisasi pemerintahan sedangkan saluran komunikasi
adalah jalan yang dilewati komunikasi dari komunikator kepada komunikan.
4. Komunikan yaitu disamping persyaratan tertentu yang harus dimiliki oleh
komunikator maka diperlukan pula persyaratan-persyaratan pada komunikan agar
pelaksanaan komunikasi administrasi dapat berjalan efektif dan efisien.
5. Suasana komunikasi antara komunikator dan komunikan. Suasana komunikasi yang
baik ialah suasana yang bersih dari prasangka-prasangka yang subjektif, perasaan
golongan atau kedaerahan. Suasana komunikasi yang demikian akan membantu
efektivitas komunikasi. Bila ternyata sebaliknya maka jelas komunikasi akan sulit
memperoleh hasil karena masing-masing anggota organisasi baik sebagai pemberi
maupun sebagai penerima informasi akan memberikan penafsiran yang lain atas
sesuatu data. Faktor lainnya untuk menunjang efektivitas komunikasi adalah iklim
komunikasi
K P
E
O
M
5 6
ME
4
m UR 2 3
o N I 1
I N Model
d Model Rohayatin
E KT Model Berlo
Model Shannon
l AA Model
Model
Laswel Dan
S H Stimulus Aristotels Weaver
I A Respons
N
Model Komunikasi Stimulus Respons (SR)

Stimulus Respons
Model Komunikasi Linier Aristotels
Model Komunikasi Laswel

Siapa Saluran Siapa


Ada Pesan Efek
Pembicara Medium Audience
Model Komunikasi Pengembangan Linier
Shannon dan Weaver
Model Komunikasi Berlo SMCR
Model Komunikasi Birokrasi Rohayatin
Model Komunikasi Birokrasi Rohayatin
TEOLOGI PEMERINTAHAN
• Pengertian
• Teologi (Yunani) Theos artinya Tuhan. Logia artinya icapan atau kata-kata
• Teologi sering disebut Ilmu Agama yaitu merupakan suatu wacana yang
berdasarkan nalar agama, spiritualitas dan Tuhan
• Teologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan keyakinan beragama dan atau teologi dapat diartikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan.
Pengertian
• HL Mencken, Teologi merupakan upaya untuk menjelaskan hal-hal yang
tidak diketahui dalam pengertian pengertian dari mereka yang tidak patut
mengetahuinya
• Thomas F Torrance. Teologi yang otentik tidak akan mengizinkan orang
terobsesi dengan dirinya sendiri
• J. Kenneth Grider, teologi memberikan bukan hanya apa yang dikatakan oleh
Alkitab melainkan juga apa makna dari Alkitab itu sendiri.
Manfaat mempelajari teologi
1. Mempelajari dan memahami ilmu ajaran agama
2. Meningkatkan keyakinan terhadap ajaran agama
3. Mendekatkan diri kepada Tuhan
4. Meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan
5. Meningkatkan kecintaan kepada Tuhan
6. Meluruskan pemikiran yang keliru dari ajaran agama
7. Menjernihkan pemikiran dari pemikiran yang negatif
Tujuan Mempelajari Teologi
1. Untuk mengenal lebih dalam ajaran dan tradisi suatu agama
2. Membandingkan antar tradisi agama
3. Melestarikan, memperbaharui suatu tradisi suatu agama
4. Menerapkan sumber sumber dari suatu tradisi dalam suatu situasi atau
kebutuhan masa kini atau untuk berbagai alasan lainnya
Sifat Teologi
Bersifat adikodrat; kebenaran teologi bukanlah kebenaran yang dapat dibuktikan secara
empiris dan masuk akal tetapi merupakan kebenaran yang dapat diterima oleh iman
karena Wahyu Allah
Bersifat ilmiah; merupakan dalam cara para teolog dalam mengadakan kajian secara
metode dicarilah kebenaran yang mana yang diwahyukan dan apa maksud dari wahyu
tersebut.
Teologi berbeda dengan objek formanya. Sebagai ilmu yang mempelajari keimanan,
teologi mempelajari wahyu Allah, sedangkan objek materianya mempelajari apa yang
diwahyukan oleh Allah.
• SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai