DAN
TEOLOGI PEMERINTAHAN
1. Koordinasi Horizontal yaitun koordinasi antar pejabat atau antar unit yang mempunyai
tingkat hierarki yang sama dalam suatu organisasi, dan agar pejabat dari organisasi-
organisasi yang sederajat atau organisasi yang setingkat.
2. Koordinasi Vertikal yaitu koordinasi antara apejabat- pejabat dan unit- unit tingkat bawah
oleh pejbat atasannya atau unit tingkat atasnya langsug, juga cabang-cabang suatu
organisasi oleh organisasi induknya.
3. Koordinasi Diagonal yaitu koordinasi antar pejabat atau unit yang berbeda fungsi dan
berbeda tingkat hierarkinya
4. Koordinasi Fungsional adalah koordinasi antar pejabat, antar unit atau antar organisasi
yang didasarkan atas kesamaan fungsi, atau karena koordinatornya mempunyai fungsi
tertentu
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 6 th
1998
1. Koordinasi Fungsional, antara dua atau lebih instansi yang mempunyai program yang
berkaitan erat
2. Koordinasi Instansional, terhadap beberapa instansi yang menangani suatu urusan
tertentu yang bersangkutan.
3. Koordinasi Teritorial, terhadap dua atau lebih wilayah dengan program tertentu
KOMUNIKASI BIROKRASI PEMERINTAHAN
1. Produktivitas; tidak hanya mengukur tingkat, efisiensi, tetapi juga mengukur efektivitas pelayanan.
Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai ratio antara input dan output.
2. Kualitas pelayanan; ukuran kinerja birokrasi publik yang mudah dan murah dipergunakan. Dalam hal
ini kepuasan masyarakat bisa menjadi indikator untuk menilai kinerja birkrasi.
3. Responsivitas; kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan
prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat,
4. Responsibilitas; menjelaskan kegiatan birokrasi publik
5. Akuntabilitas; menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik tunduk pada
para pejabat publik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya ialah bahwa para pejabat politik tersebut
karena dipilih oleh masyarakat, dengan sendirinya akan memprioritaskan kepentingan publik.
Adapun faktor-faktor efektivitas komunikasi
menurut Yuwono adalah sebagai berikut
1. Kualitas komunikator, ialah sifat-sifat yang secara objektif dimiliki oleh para
komunikator untuk menimbulkan kepercayaan para penerima berita (komunikan).
Kualitas komunikator ini menyangkut berbagai hal antara lain kemampuan berfikir
dan bermental baik.
2. Informasi yang disampaikan menyangkut data komunikasi. Data tersebut harus
memenuhi syarat benar, waktu, atau data serta tempat.
3. Media dan saluran komunikasi. Media adalah alat-alat komunikasi yang
dipergunakan dalam organisasi pemerintahan sedangkan saluran komunikasi
adalah jalan yang dilewati komunikasi dari komunikator kepada komunikan.
4. Komunikan yaitu disamping persyaratan tertentu yang harus dimiliki oleh
komunikator maka diperlukan pula persyaratan-persyaratan pada komunikan agar
pelaksanaan komunikasi administrasi dapat berjalan efektif dan efisien.
5. Suasana komunikasi antara komunikator dan komunikan. Suasana komunikasi yang
baik ialah suasana yang bersih dari prasangka-prasangka yang subjektif, perasaan
golongan atau kedaerahan. Suasana komunikasi yang demikian akan membantu
efektivitas komunikasi. Bila ternyata sebaliknya maka jelas komunikasi akan sulit
memperoleh hasil karena masing-masing anggota organisasi baik sebagai pemberi
maupun sebagai penerima informasi akan memberikan penafsiran yang lain atas
sesuatu data. Faktor lainnya untuk menunjang efektivitas komunikasi adalah iklim
komunikasi
K P
E
O
M
5 6
ME
4
m UR 2 3
o N I 1
I N Model
d Model Rohayatin
E KT Model Berlo
Model Shannon
l AA Model
Model
Laswel Dan
S H Stimulus Aristotels Weaver
I A Respons
N
Model Komunikasi Stimulus Respons (SR)
Stimulus Respons
Model Komunikasi Linier Aristotels
Model Komunikasi Laswel