PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa
manusia perlu berkomunikasi dengan sesama kelompok dan masyarakat. Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari
hasil integrasi sosial dengan sesama kelompok dan masyarakat. Didalam
kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan
masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari
pemimpin dan bawahan/karyawan (Rasdiana, 2011).
Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan
kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan dalam menyelesaikan tugas.
Dengan adanya penyampaian informasi yang jelas, pengkomunikasian yang
tepat, dan pembagian pekerjaan kepada para bawahan oleh manajer maka setiap
individu bawahan akan mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan wewenang
yang diterima. Tanpa adanya koordinasi setiap pekerjaan dari individu karyawan
maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai.
Oleh sebab itu penting untuk memastikan bahwa strategi komunikasi
dimengerti oleh karyawan. Hal ini berhubungan erat dengan hubungan yang
terjalin antara atasan dan bawahan, artinya jika seorang bawahan tidak
memahami dan mengerti apa yang diinginkan atasan lewat pesan tersebut. Maka
tingkat keseringan salah persepsi akan semakin meningkat. Akibatnya efisiensi
kerja karyawan akan banyak berkurang.
Pada sebuah organisasi khususnya rumah sakit, proses komunikasi adalah
proses yang pasti dan selalu terjadi. Komunikasi adalah sarana untuk
mengadakan koordinasi antara berbagai sub bagian dalam organisasi. Organisasi
yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis dan
harmonis dari berbagai komponen. Suatu organisasi dikonstruksi dan dipelihara
dengan komunikasi. Artinya ketika proses komunikasi antar komponen dapat
diselenggarakan secara harmonis, maka organisasi tersebut semakin kokoh dan
kinerja organisasi akan meningkat (Ginting,2011).
Disamping pentingnya sebuah komunikasi dalam organisasi. Kemudian yang
harus diperhatikan juga bagi seorang pemimpin atau manajer yaitu pentingnya
suatu koordinasi. Koordinasi sangatlah penting bagi perkembangan sebuah
organisasi, baik koordinasi di dalam (interen) maupun di luar (eksteren)
organisasi. Koordinasi adalah proses penyatupaduan tujuan-tujuan dan kegiatankegiatan dari unit-unit yang terpisah dari suatu organisasi untuk mencapai
sasaran-sasaran organisasi secara efisien. Tanpa adanya koordinasi, individuindividu dan bagian-bagian tidak dapat melihat peranan mereka dalam
organisasi.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian koordinasi dan komunikasi.
2. Unutk mengetahui dan memahami ruang lingkup koordinasi dan komunikasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis- jenis koordinasi dan komunikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Koordinasi
James A.F stoner dan Charles wankel dalam buku management, edisi
ketiga,1986 Coordination is the process of integrating the objectives and
activites of the separate units (department or functional areas ) of an organization
in order to achieve organizational goals efficiently (Abeff 2013).
Koordinasi adalah proses menyatu padukan tujuan-tujuan dan kegiatankegiatan dari unit-unit (bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional) suatu
organisasi yang terpisah untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara
efisien. Dalam arti kata lain, koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau
penyusunan kembali kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individuindividu untuk mencapai tujuan bersama.(Abeff 2013).
Menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan
tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masingmasing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang
semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).
3. Kesatupaduan
Kesatupaduan artinya pertautan atau hubungan diantara sesama sehingga
mewujudkan suatu intergritas atau kesatuan yang kompak.
4. Gerak kegiatan
Gerak kegiatan adalah segala upaya, segala sesuatu tindakan yang dikerjakan
oleh pejabat-pejabat maupun kelompok kerja dalam melakukan tugasnya.
5. Keserasian
Keserasian berarti adanya urutan-urutan pengerjaan sesuatu yang tersusun
secara logis, sistematis atau dilakukan dalam waktu yang bersamaan akan tetapi
menimbulkan duplikasi, perjubuhan maupun perbentangan.
6. Arah yang sama atau sasara
Arah yang sama dalam hal ini sebagai pedoman adalah sasaran yang sudah
ditetapkan. Segala potensi itu diarahkan ke sarsaran yang satu itu juga sehingga
tak terjadi penyimpangan.
2.1.1
Jenis-jenis Koordinasi
Secara teoritis, koordinasi dapat dibedakan beberapa jenis, yaitu :
2. Berdasarkan arahnya
a. Koordinasi horizontal yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit
yang mempunyai tingkat hiararki yang sama dalam satu organisasi dan
antar pejabat dari organisasi-organisasi yang sederajat atau antar
organisasi yang setingkat.Hasibuan (2007:86-87)
b. Koordinasi vertikal yaitu koordinasi antara pejabat-pejabat dan unitunit tingkat bawah oleh pejabat atasannya atau unit tingkat atasnya
langsung, juga cabang-cabang suatu organisasi oleh organisasi
induknya.Hasibuan (2007:86-87)
c. Koordinasi diagonal yaitu koordinasi antar pejabat atau unit yang
berbeda fungsi dan berbeda tingkatan hierarkinya.
d. Koordinasi fungsional yaitu koordinasi antar pejabat, antar unit atau
antar organisasi yang didasarkan atas kesamaan atas kesamaan fungsi
atau karena koordinatornya mempunyai fungsi tertentu.
3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.6 Tahun 1998
a. Koordinasi fungsional yaitu koordinasi antara dua atau lebih instansi
yang mempunyai program yang berkaitan erat.
b. Koordinasi internasional yaitu koordinasi antara beberapa instansi
yang menangani satu urusan tertentu yang bersangkutan.
10
Prinsip Koordinasi
Untuk menciptakan koordinasi tersebut, dalam bukunya, Sughanda
(1991) menuliskan ada beberapa prinsip yang perlu diterapkan, antar lain :
1. Adanya kesepakatan dan kesatuan perngertian mengenai sasaran yang
harus dicapai sebagi arah kegiatan bersama.
2. Adanya kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus
dilakukan oleh masing-masing pihak, termasuk target dan jadwalnya.
3. Adanya kekuatan atau loyalitas dari setiap pihak terhadap bagian tugas
masing-masing serta jadwal yang telah ditetapkan.
4. Adanya saling tukar informasi dari semua pihak yang bekerja sama
mengenai kegiatan dan hasilnya pada suatu saat tertentu, termasuk masalahmasalah yang dihadapi masing-masing.
5. Adanya koordinasi ang dapat memimpin dan menggerakkan serta
memonitor kerja sama tersebut serta memimpin pemecahan masalah
bersama.
6. Adanya informasi dari berbagai dari berbagai pihak yang mengalir kepada
koordinator sehingga dapat memonitor seluruh pelaksanaan kerja sama dan
mengerti masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh semua pihak.
11
7. Adanya saling
Syarat-syarat Koordinasi
Adanya 9 syarat untuk mencapai koordinasi yang efektif menurut
dan
pembuatan
kebijaksanaan.
Misalnya,
sambil
12
13
14
15
Hambatan koordinasi
Peningkatan spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi
16
pegawai
pembukuan
mungkin
akan
menganggap
bahwa
pengawasan biaya adalah lebih penting dari apapun juga agar organisasi
berhasil. Sedangkan manajer marketing akan menganggap bahwa desain
produk justru lebih penting kalau organisasi perusahaan mau berhasil.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu
Beberapa anggota organsasi seperti umpamanya manajer produksi akan
lebih memperhatikan masalah-masalah yang perlu segera ditangani dalam
waktu yang singkat, sedangkan para anggota tim peneliti mungkin
perhatiannya akan lebih tertuju kepada masalah yang akan memakan waktu
bertahun-tahun untuk diatasinya.
3. Perbedaan dalam organisasi antar pribadi
Dalam beberapa kegiatan organisasi seperti produksi, mungkin orangorang dalam cara berkomunikasinya relatif lebih ringkas, tajam dan bernada
tinggi, dan dalam membuat keputusan akan lebih cepat, sangat cekatan agar
segala sesuatu tetap terus berjalan sedangkan pada unit-unit lain tampak
sebaliknya, dalam berkomunikasi akan santai-san tai saja, dimana tiap orang
didorong untuk mengeluarkan pendapat, berbicara dan berdiskusi.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur
17
Setiap jenis unit di dalam organisasi mungkin mempunyai perbedaanperbedaan cara dan tolak ukur dalam menilai kemajuan pencapaian sasaran
dan dalam memberi ganjaran kepada para pelaksana. Misalnya pada bagian
produksi , tolak ukur akan ditanyakan secara eksplisit dalam bentuk biaya,
kualitas dan jadwal sehingga didapat ukuran yang tepat bagi setiap kriteria.
Akan tetapi didalam personalia tolak ukut pelaksanaan tugas mungkin akan
dirumuskan secara lebih umum sehingga ketepatannya di dalam mengukur
dan menilai pegawai akan kurang sempurna.
2.2 Pengertian Komunikasi
Menurut Stoner dan Wankel :Communication as the process y which people
attempt to share meaning via the transmission of symbolic message.
Komunikasi sebagai proses dengan mana orang-orang berusaha memberikan
pengertian melalui penyampaian pesan-pesan berupa lambang. Arti kata lain,
komunikasi yaitu cara manusia berhubungan yang melibatkan pengertian atau
maksud, dengan syarat mereka perlu setuju dengan definisi istilah-istilah yang
digunakan berdasarkan sesuatu yang simbolik seperti isyarat, huruf, nomor, dan
perkataan
yang
melambangkan
atau
menyerupai
ide-ide
yang
dapat
18
orang yang diajak bicara tidak paham maksud dari pembicaraan tersebut. Artinya
jika pesan dapat dipahami oleh si penerima pesan dengan baik, maka itulah yang
disebut dengan komunikasi (Abeff 2013).
Ssedangkan Menurut Brent D. Ruben Arni Muhammad (2002:3)
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya,
dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan,
mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya
dan orang lain.
2.2.1
kesehatan
yang
meliputi
jenis
pendidikan,jenjang
2.2.2
19
1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi Intrapibadi, secara harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi
dengan diri sendiri. Hal ini menyangkut proses disaat diri (self) menerima stimuli
dari lingkungan untuk kemudian melakukan proses internalisasi. Hal ini sering
dijelaskan dengan proses ketika seseorang melakukan proses persepsi, yaitu
proses ketika seseorang mengintrepretasikan dan memberikan makna pada
stimuli atau objek yang diterima panca inderanya. Ada beberapa cara untuk
berkomunikasi secara intrapersonal. Di antaranya adalah dengan bermeditasi.
Sebagai makhluk rohani, manusia dianugerahi kesadaran pribadi. Dengan
kemampuan itu kita dapat mengenal diri kita sendiri dan berefleksi tentang diri
kita. Kita dapat membuat diri menjadi objek yang dapat kita lihat, pandang dan
pikirkan atau renungkan. (Abeff 2013).
Selain meditasi, cara untuk berkomunikasi secara intrapersonal adalah
dengan mendengarkan hati nurani. Langkah-langkah komunikasi intrapersonal
dengan hati nurani retrospektif itu berjalan sebagai berikut: Langkah I:
bersyukur, langkah II: mohon penerangan, langkah III: meninjau perbuatan kita
dan reaksi hati nurani kita, langkah IV: membicarakan dan menarik kesimpulan,
dan langkah V: adalah dengan bersikap dan mengambil langkah. (Abeff 2013).
Selain dua cara di atas, yaitu dengan mendayagunakan kehendak bebas,
mendayagunakan daya imajinasi kreatif dan mendayagunakan buku harian.
20
Cara terakhir adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk berkomunikasi
dengan diri sendiri. Yaitu dengan menulis catatan harian. Karena buku harian
(diary) adalah catatan perasaan, pemikiran dan pengalaman pribadi. (Abeff
2013).
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain
(komunikasi antar pribadi). Secara umum komunikasi antar pribadi dapat
diartikan
sebagai
proses
pertukaran
makna
orang-orang
yang
saling
21
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi
dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
Secara umum komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai interaksi tatap
muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri (self maintenance)
atau pemecahan masalah, sehingga menumbuhkan karakteristik pribadi masingmasing anggotanya. Pertama, Tatap muka, mengandung makna bahwa dalam
komunikasi kelompok setiap anggotanya harus dapat melihat dan mendengarkan
anggota lainnya. Kedua, Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar
tiga orang atau lebih. Ketiga, Maksud dan tujuan dari komunikasi kelompok
adalah untuk berbagi informasi, dan pemeliharaan diri (self maintenance). Jika
tujuan komunikasi kelompok adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang
dilakukan adalah dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan. Jika tujuannya
untuk pemeliharaan diri biasanya komunikasinya ditujukan sebagai pemuasan
kebutuhan pribadi anggota-anggotanya. Keempat, Kemampuan anggota untuk
menumbuhkan karakteristik personal anggota lainnya. Maksudnya adalah secara
tidak langsung masing-masing anggota berhubungan tidak saja dalam konteks
kelompok, tetapi juga melibatkan sentuhan antar pribadi. (Abeff 2013).
4. Komunikasi Organisasi
22
23
2.2.3
Selain 4 unsur utama diatas ada faktor lain yg juga penting dalam proses
komunikasi, yaitu:
24
karyawan
(bawahan)
membutuhkan
informasi
untuk
25
intruksi
supaya
perintah-perintahnya
dilaksanakan
sebagaimana
26
Hambatan Komunikasi
Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin
2.
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian
27
pengertian atau idea secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas
pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian
(komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya keliru.
TIDAK ADANYA hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang disimbolkan
(arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat
berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator
HARUS
memilih
kata-kata
yang
tepat
sesuai
dengan
karakteristik
Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
28
iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas
komunikasi organisasi.
BAB III
29
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat kita simpulkan bahwasanya komunikasi yang baik sangatlah penting
dan diperlukan. Apalagi dalam kehidupan organisasi. Karena dengan adanya
komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar
pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi
secara lebih terperinci. Dengan demikian, keluhan, masalah maupun informasi
yang diperlukan antar karyawan maupun antar atasan-bawahan bisa dilakukan
atau diselesaikan dengan baik.
3.2 SARAN
30
Dalam sebuah organisasi pastilah ada sebuah ketua dan staff sebagai
jajarannya. Ini merupakan satu kesatuan struktur untuk mencapai tujuan
organisasi. Fungsi dalam organisasi akan bisa berjalan dengan baik dan lancar
dengan adanya komunikasi dan koordinasi baik dari atas kebawahan maupun
sesama bidang dan staff. Akan terjadi keheningan jikalau satu sama lain anggota
tidak saling berkomunikasi dan koordinasi, bahkan bisa menjadi kesalah
pahaman atau terjadinya konflik.
DAFTAR PUSTAKA
31
1.
2.
3.
4.
Misniawati.
2011.
Koordinasi
dalam
Manajemen.
http://misniawati.blogspot.com/2011/12/koordinasi-dalam-manajemen.html.
Akses 5 Desember 2011 21:46
5.
http://abeff.blogspot.com/2013/04/tugas-makalah-komunikasi-
32