com)
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen pemerintahan modern di dasarkan atas prinsip spesialisasi atau pembagian
kerja. Jabatan-jabatan diuraikan dalam tugas-tugas berulang satu persatu dan dipercayakan
kepada individu-individu baik bekerja dalam bagian yang sama maupun yang bekerja dalam
bagian- bagian pemerintahan yang berlainan. Akan tetapi hanya dengan penerapan
spesialisasi saja tidak memungkinkan suatu organisasi mencapai hasil yang diinginkan. Oleh
karena jabatan-jabatan di khususkan dan di bagikan diantara unit-unit maka koordinasi
adalah perlu.
Koordinasi atau integrasi adalah suatu proses untuk mengembangkan dan memelihara
hubungan yang baik diantara kegiatan-kegiatan, baik itu kegiatan-kegiatan fisik maupun
kegiatan-kegiatan rohaniah. Koordinasi adalah penting dalam organisasi-organisasi yang
kompleks, karena di situ dapat terbanyak kegiatan yang berlainan dilakukan oleh banyak
orang dalam banyak bagian. Kebutuhan akan koordinasi timbul sewaktu-waktu apabila satu
orang atau kelompok bertanggung jawab atas kesempurnaan suatu tugas. Apabila terdapat
keadaan saling bergantungan diantara kegiatan-kegiatan maka hasil yang efektif akan dapat
tercapai hanya apabila kegiatan-kegiatan tersebut dikoordinasikan.
1.1. Pengertian koordinasi
Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan kembali kegiatan-kegiatan
yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya
dalam sebuah lembaga pendidikan contohnya IPDN, kegiatan-kegiatan para pejabat
struktural dan fungsional,dosen pengajaran, dosen pelatihan, pamong pengasuh, bagian
teknis lapangan dan para karyawan/i harus diselaraskan dengan tepat untuk mencapai hasil
yang diharapkan yaitu terciptanya proses pendidikan yang berkualitas bagi para praja
selaku peserta didik. Koordinasi adalah mendirikan rumah tidak terlalu kecil dan tidak
terlalu besar, menyesuaikan alat dengan kegunaan dan penggunaanya, jalan dengan
kendaraan, tindakan pencegahan dengan resiko. Koordinasi secara singkat adalah
menyesuaikan hal-hal dan tindakan-tindakan perbandingannya yang tepat dan
menyesuaikan alat dengan tujuan.
1.2. Defenisi koordinasi
Defenisi koodinasi menurut para ahli yaitu :
a. James A.F stoner dan Charles wankel dalam buku management,edisi ketiga,1986
Coordination is the process of integrating the objectives and activites of the separate units (
department or functional areas ) of an organization in order to achieve organizational goals
efficiently.
koordinasi adalah proses menyatupadukan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari unitunit ( bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional ) suatu organisasi yang terpisah untuk
mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien.
b. Ricky W. griffin
coordination is the process of linking the activities of the farious department of the
organization.
koordinasi adalah suatu proses menghubungkan kegiatan-kegiatan dari bermacam-macam
bagian organisasi.
c. David R. Hampton
For successful performance, organizations require an integration of the contribution of
special units. For our purposes, this is what coordination means.
Agar pelaksanaan pekerjaan menjadi sukses maka organisasi memerlukan penyatupaduan
sumbangan dari unit-unit khusus. Untuk tujuan kita, ini yang di maksud koordinasi..
d. Sondang P. Siagian,M.P.A, Ph.D dalam bukunya peranan staf dalam managemen. 1978.
Koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh
kesatuan tindakan dalam usaha pencapaian tujuan bersama pula. Koordinasi adalah suatu
proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat
tersusun menjadi suatu kebutuhan yang terintegrasi dengan cara seefesien mungkin.
e. Dr. Ateng Syafrudin, S.H,dalam bukunya pengaturan koordinasi pemerintah di
daerah,1976.
Koordinasi disini adalah suatu proses rangkaian kegiatan menghubungi, bertujuan mengserasikan tiap langkah dan kegiatan dalam organisasi agar tercapai gerak yang cepat untuk
mencapai sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
f. Staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi universitas gadjah mada, dalam buku
Ensilopedia Administrasi,1977.
koordinasi adalah suatu pengertian dimana terkandung aspek-aspek tidak terjadinya
kekacauan, percekcokan, kekembaran atau kekosongan kerja,sebagai akibat daripada
pekerjaan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan orang-orang dan
pekerjaannya dalam suatu kerja sama yang diarahkan kepada pencapaian tujuan tertentu.
BAB II
ISI
2.1. RUANG LINGKUP,JENIS DAN PENTINGNYA KOORDINASI
George R.Terry dalam bukunya Principles of Management (1964) menjelaskan bahwa ruang
lingkup koordinasi dapat ditinjau dari sudut bidang-bidangnya, yakni :
1. Koordinasi dalam individu
2. Koordinasi antara individu-individu dari suatu kelompok
3. Koordinasi antara kelompok-kelompok dalam suatu perusahaan,dan
4. Koordinasi antara perusahaan-perusahaan dan macam-macam peristiwa dunia.
Kemudian juga akan dikemukaka pendapat dari Drs. Malayu Hasibuan dalam bukunya
Manajemen dasar,pengertian dan masalah. Untuk mengetahuijenis-jenis koordinasi akan
dikemukakan pendapat dari beberapa penulis dan menurut peraturan pemerintah nomor 6
tahun 1988 tentang koordinasi kegiatan instansi vertical di daerah.
A. Ruang lingkup
a. Koordinasi dalam individu
Dari sudut pandangan manajemen, koordinasi jenis ini merupakan koordinasi yang paling
tidak penting, tetapi kemampuan seorang individu untuk mengerjakan suatu pekerjaan
tertentu dengan baik akan bergantung pada suksesnya ia mengkoordinasikan kegiatankegiatannya sendiri. Koordinasi individu adalah sangat penting untuk melaksanakan
pekerjaan, seperti tukang bubut, tukang las, pengetik,tukang jahit dan sebagainya.
b. Koordinasi antara individu-individu dari suatu kelompok
contoh yang paling jelas mengenai koordinasi ini adalah suatu tim atau kesebelasan sepak
bola. Tanpa koordinasi sulit bagi kesebelasan tersebut untuk memenangkan prtandingan.
c. Koordinasi antara kelompok-kelompok dalam suatu perusahaan
sebagai contoh adalah kegiatan bagian pegawai dalam mencari calon pegawai dan melatih
pegawai-pegawai baru untuk bagian produksi dan bagian penjualan. Agar pelatihan dapat
sukses maka manajemen kepegawaian harus menentukan dan mengetahui sumber kebutuhan
pegawai yang tepat dari bagian produksi dan bagian penjualan dalam hubungannya dalam
hal-hal seperti jumlah,kecakapan yang diperlukan, latar belakang calon yang di kehendaki,
dan waktu pelatihan, agar mereka siap untuk bekerja. Calon-calon manakah yang dicari dan
jenis serta jumlah pelatihan yang di berikan kepada mereka harus sewaktu-waktu
disesuaikan dengan apa yang diperlukan oleh bagian-bagian masing-masing dimana caloncalon akan ditempatkan.
d. Koordinasi antara perusahaan-perusahaan dan macam-macam peristiwa dunia
Kegiatan perusahaan secara keseluruhan harus sesuai dengan berbagai kekuatan diluar
perusahaan. Hal ini meliputi perusahaan lain, tindakan peraturan pemerintah, dan
kedudukan perekonomian nasional dan perekonomian dunia. Tidak ada perusahaan yang
dapat berdiri sendiri, perusahaan itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kekuatankekuatan dari luar.misalnya seorang pemilik pabrik baja harus mengkoordinasikan
kegiatannya dengan ekonomi nasional dan tidak mengesampingkan tindakan hokum
pemerintah dalam daerah di tempet mana perusahaan itu didirikan.
Menurut melayu S.P Hasibuan (1992) ruang lingkup atau luasnya koordinasi itu meliputi :
1. Koordinasi oleh seorang individu misalnya seorang sopir yaitu harus mengkoordinasikan
tangan, kaki, mata dan pikirannya untuk menjalankan sebuah mobil.
2. Koordinasi antara individu-individu dalam golongan.
3. Koordinasi antara perusahaan-perusahaan dari order-order tingkat internasional.
4. Koordinasi antara unit-unit suatu organisasi.
B. Jenis-jenis koordinasi
a. jenis-jenis koordinasi menurut Tosi dan Carroll ( 1982 )
ada dua jenis koordinasi yaitu sebagai berikut.
1. Koordinasi Funsional, yaitu antara dua atau lebih instansi yang mempunyai program
yang berkaitan erat.
2. Koordinasi instansional, yaitu terhadap beberapa instansi yang menangani satu urusan
tertentu yang bersangkutan.
3. Koordinasi territorial, yaitu terhadap dua atau lebih wilayah dengan program tertentu.
2.2. HAKIKAT, PRINSIP, SYARAT, DAN CIRI KOORDINASI
A. Hakikat Koordinasi
Menyatukan dan menyesuaikan kegiatan-kegiatan, menghubungkan satu sama lain,
menyangkutpautkan sehingga kegiatan-kegiatan tersebut menjadi suatu unit kerja
B. Prinsip Koordinasi
a. Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulracchman dalam bukunya Kerangka Pokok-Pokok
Management Umum (1979), prinsip-prinsip koordinasi adalah :
1) Prinsip efisiensi
2) Prinsip kesatuan arah dan tujuan (konvergensi)
3) Prinsip pervasivitas, memasuki segenap kegiatan management dan pelaksanaan
4) Prinsip ketepatan penggunaan alat koordinasi
5) Prinsip dari koordinasi yang strategis
b. Menurut Drs. Dann Sugandha MPA dalam bukunya Koordinasi, Alat Pemersatu Gerak
Administrasi (1991), prinsip-prinsip koordinasi adalah :
1) Adanya kesepakatan dan kesatuan pengertian mengenai sasaran yang hrus dicapai
sebagai arah kegiatan bersama
2) Adanya kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan oleh masingmasing pihak, termasuk target dan jadwalnya
3) Adanya ketaatan atau loyalitas dari setiap pihak terhadap bagian tugas masing-masing
serta jadwal yang telah ditetapkan
4) Adanya saling tukar informasi dari semua pihak yang bekerja sama mengenai kegiatan
dan hasilnya pada suatu saat tertentu, termasuk masalah-masalah yang dihadapi masingmasing
5) Adanya koordinator yang dapat memimpin dan menggerakkan serta memonitor kerja
sama tersebut, serta memimpin pemecahan masalah bersama
6) Adanya informasi dari berbagai pihak yang mengalir kepada koordinator dapat
memonitor seluruh pelaksanaan kerja sama dan mengerti masalah-masalah yang sedang
dihadapi oleh semua pihak
7) Aadanya saling menghormati terhadap wewenang fungsional masing-masing pihak
sehingga tercipta semangat untuk saling membantu
C. Syarat Koordinasi
a. Menurut Tripathi dan Reddy (1983), ada 9 syarat untuk mencapai koordinasi yang efektif,
yaitu :
1) Hubungan langsung
2) Kesempatan awal
3) Kontinuitas
4) Dinamisme
5) Tujuan yang jelas
6) Organisasi yang sederhana
7) Perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas
8) Komunikasi yang efektif
9) Kepemimpinan yangdan supervise yang efektif
b. Menurut Drs. Malayu S. P. Hasibuan (1992) syarat-syarat koordinasi adalah :
1) Sense on Coorperation : atau perasaan untuk bekerja sama, ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian bidang pekerjaan (bukan orang per orang)
2) Rivalry : dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan
3) Team Spirit : artinya satu sama lain pada tiap bagian harus harga-menghargai
4) Esprit de Corps : artinya bagianbagian yang diikutsertakan atau dihargai umumnya akan
menambah kegiatan bersemangat.
D. Ciri Koordinasi
Menurut Drs. Soewarno Handayaningrat dalam bukunya Administrasi Pemerintahan dalam
Pembangunan Nasional (1991), ciri-ciri koordinasi adalah :
a. Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan
b. Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama
c. Koordinasi adalah proses yang terus-menerus (continues process)
d. Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur
e. Konsep kesatuan tindakan
f. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama (common purpose)
2.3. KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Koordinasi adalah proses penyatupaduan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit
yang terpisah dari suatu organisasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara
efisien. Tanpa adanya koordinasi, individu-individu dan bagian-bagian tidak dapat melihat
peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengikuti kepentingan-kepentingan
khusu mereka sendiri, seiring dengan mengorbankan sasaran-sasaran organisasi yang lebih
luas.
A. Keadaan Saling Bergantung
Menurut James D. Thompson (Stoner,1986) ada tiga macam keadaan saling bergantung
(interdependence) di antara unit-unit organisasi, yaitu :
1) Keadaan saling bergantung yang disatukan (pooled interdependence)
2) Keadaan saling bergantung berurutan (sequential interdependence)
3) Keadaan saling bergantung timbal balik (reciprocal interdependence)
B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Kebutuhan Akan Koordinasi
Menurut Tripathi dan Reddy (1993) kebutuhan akan koordinasi timbul karena factor-faktor
berikut :
1) Pembagian kerja
peraturan dan prosedur-prosedur menurunkan lebih banyak peraturan dan prosedur untuk
memeliharanya.
c. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu cara untuk mengetahui lebih dini keadaan-keadaan yang
saling bergantung dan dengan demikian mencegah atau mengurangi kesulitan-kesulitan
koordinasi. Sampai suatu tingkat sehingga kemungkinan-kemungkinan timbul, tidak
diketahui secara dini dalam rencana, koordinasi memerlukan komunikasi untuk memberikan
peringatan penyimpanagn dan kondisi-kondisi yang direncanakan atau yang diramalkan,
atau untuk memberikan instruksi-instruksi perubahan dalam kegiatan guna menyesuaikan
dengan penyimpangan ini. March dan Simon menyebut koordinasi yang didasarkan atas
rencana yang dibuat sebelumnya ini koordinasi berdasarkan rencana dan koordinasi yang
mengandung penyampaian informasi baru koordinasi berdasarkan umpan balik. Penulispenulis ini berpendapat bahwa makin stabil dan makin dapat diramalkannya situasi, makin
besar pula kepercayaan kepada koordinasi berdasarkan rencana; makin berubah-ubah dan
tidak dapat diramalkannya situasi, makin besar kepercayaab kepada koordinasi berdasarkan
umpan balik.
d. Panitia
Pengikutsertaan, panitia, atau pengambilan keputusan kelompok merupakan alat koordinasi
yang sudah umum lainnya. Alat ini sangat mengurangi kekakuan struktur hierarkis,
meningkaykan komunikasi dan pemahaman ide-ide yang efektif, mendorong penerimaan dan
tanggung jawab atas kebijaksanaan serta membuat pelaksanaannya menjadi lebih efektif.
Agar panitia berjalan dengan lancer maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Jumlah anggota panitia jangan terlalu banyak. Terlalu banyak anggota mengakibatkan
pembicaraan-pembvicaraan menjadi panjang, memperlambat keputusan-keputusan dan
membuang-buang waktu dan uang.
2. Wewenang suatu panitia harus diuraikan dengan jelas dan kegiatan-kegiatannya dipilih
dengan tepat serta dirumuskan dengan jelas.
3. Anggota-anggota suatu panitria harus dipilih dengan cermat dari semua bagian. Mereka
itu sebaiknya adalah orang-orang yang dapat mengikuti semua pembicaraan dan
pertimbangan.
4. Ketua panitia harus merencanakan dan memimpin rapat dengan tegas dan jujur.
5. Anggota-anggota harus berperilaku sebagai suatu tim yang baik dan bertanggung jawab.
e. Ide-ide
Membantu perkembang suasana saling percaya dan kerja sama juga merupakan suatu
mekanisme pengkoordinasian. Menurut Gullick, pemimpin sebaiknya timbul dalam pikiran
mereka yang berhubungan dengan tiap kegiatan keinginan dan kemauan bekerja sama untuk
suatu tujuan. Tidak hanya mencakup kecakapan atau kemampuan yang berhubungan dengan
pengertian, tetapi juga yang berhubungan dengan emosi. Mary Parker Follet menunjukkan
bahwa koordinasi tidak dapat dicapai hanya dengan memberikan perintah-perintah tau
komando-komando, karena hal ini akan menimbulakan perlawanan, hilangnya rasa harga
diri dan tidak adanya rasa tanggung jawab. Pemecahannya adalah dengan memberikan
perintah-perintah tidak menurut selera menyatukan semua orang yang terlibat dalam
suatu studi situasi dan mematuhinya. Seseorang sebaiknya jangan memberikan perintah
kepada orang lain tetapi keduanya sebaiknya menyetujui untuk mematuhi perintah mereka
yang diberikan oleh situasi.
f. Indoktrinasi
Mengindoktrinasi anggota-anggota organisasi dengan dengan sasaran-sasaran dan tugastugas organisasi suatu alat yang biasanya dipergunakan dalam organisasi-organisasi
keagamaan dan militer masih merupakan suatu alat pengkoordinasian lainnya. Menurut
Selznick, tugas pokok kepemimpinan itu tidak hanya membuat kebijaksanaan tetapi
jugamembuatnya ke dalam suatu sturktur social organisasi suatu situasi dimana setiap
orang dalam organisasi secara spontan melindungi atau memajukan tujuan-tujuan dan
metode-metode yang resmi. Hal ini dpat dicapai apabila pemimpin berhasil mengadakan
perubahan melalui indoktrinasi dan cara-cara lain kumpulan orang-orang yang netral
menjadi kumpulan orang-orang yang diikutsrtakan.
g. Insentif
Memberikan insentif kepada unit-unit yang saling bergantung untuk belerja sama, seperti
rencana pembagian laba, merupakan suatu mekanisme atau alat yang lain. Anjuran Ardent
mengenai pembagian laba menyatakan bahwa hal ini meningkatkan semangat kelompok dan
kooperasi yang lebih baik di antara pegawai-pegawai dan pekerja-pekerja, di antara para
atasan dan orang-orang bawahan, dan di antara pekerja-pekerja dan pekerja-pekerja lain.
Kepentingan bersama mengurangi perselisihan dan menjamin adanya koordinasi yang lebih
baik.
h. Bagian penghubung
Dalam beberapa kejadian dimana terdapat hubungan yang banyak sekali diantara dua
bagian, bagian penghubung berkembang untuk menangani teransaksi-transaksi. Hal ini
terjadi, khususnya antara bagian penjualan dan bagian produksi. Misalnya, perusahaan
pengepakan yang menyelesaikan banyak sekali order mengenai tempat penyimpanan
mungkin mempunyai bagian penghubung untuk menjamin bahwa bagian produksi memenuhi
persyaratan klien dan bahwa penyerahan akan dilakukan tepat pada waktunya.
BAB III
PENUTUP
3.1. contoh-contoh koordinasi dalam hubungan kerja tingkat desa/kelurahan
Contoh-contoh koordinasi yang dilakukan oleh kepala desa/lurah dan perangkatnya adalah:
Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;
pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan/dan
peraturan desa/kelurahan;
pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat desa/kelurahan;