3. Pembagian kerja
Asas ini pemecahan tugas kompleks menjadi komponen-komponennya sehingga setiap orang
bertanggungjawab untuk beberapa aktivitas, bukannya tugas secara keseluruhan. Hal ini
dapat dikaitkan dengan pejabat yang harus menempatinya atau dengan satuan organisasi.
Dalam melakukan pembagian kerja, yang harus diperhatikan :
1. Tiap-tiap satuan organisasi harus mempunyai perincian aktivitas yang jelas
2. Pejabat dari pucuk pimpinan sampai dengan pejabat yang berkedudukan paling
bawah harus mempuai perincian tugas yang jelas
3. Jumlah perincian tugas sebaiknya dipegang oleh seorang pejabat berkisar antara 4
– 12 Macam
4. Variasi tugas bagi seseorang pejabat hendaknya yang sejenis atau erat
hubungannya
5. Beban tugas setiap pejabat hendaknya merata
6. Penempatan para pejabat hendaknya dengan tepat
7. Penambahan atau pengurangan pejabat harus berdasarkan volume kerja
8. Pembagian kerja para pejabat dalam suatu organisasi jangan sampai terjadi
“pengontrakan pejabat”.
Macam – macam dasar pembagian kerja antara lain :
1. Berdasarkan fungsi tertentu
2. Berdasarkan hasil produksi
3. Berdasarkan rangkaian kerja
4. Berdasarkan langganan
5. Berdasarkan jasa
6. Berdasarkan alat
7. Berdasarkan wilayah
8. Berdasarkan waktu
9. Berdasarkan jumlah.
4. Koordinasi
Coordinate = menyusun, mengatur, selaras, sejalan, serasi (coordinatie = menyelaraskan,
mensejalankan, menyerasikan).
Koordinasi bersangkut paut dengan usaha mempersatukan tindakan-tindakan orang-orang
secara harmonis.
Luasnya Koordinasi :
a. Koordinasi di dalam diri seorang pejabat
b. Koordinasi antara pejabat dengan pejabat
c. Koordinasi antara satuan organisasi dengan organisasi
d. Koordinasi antara organisasi dengan organisasi
Unsur-unsur Koordinasi
a. kualitas dan kuantitas, b. waktu,
c. penentuan (determinasi) arah dalam tindakan-tindakan kerja
Pentingnya Koordinasi
Dengan adanya pembagian kerja dalam organisasi (homogenous assigment), maka ada
kemungkinan pejabat, pekerja, orang ataupun unit kerja tertentu hanya mementingkan diri
atau unit kerjanya saja kurang memperhatikan keberhasilan keseluruhan.
Macam Koordinasi
1. Vertikal (antara bawahan, unit kerja dengan pihak atasan secara hierarchies atau
sebaliknya),
2. Horizontal (koordinasi fungsional, fungsi dalam sesuatu organisasi kegiatan kerja).
Ciri-Ciri Koordinasi
1. dinamis (selalu terdapat perubahan),
2. memperkuat tindakan-tindakan tertentu,
3. menciptakan kekuatan-kekuatan baru,
4. menghilangkan issue (desas-desus),
5. memperkecil perbedaan pandangan,
6. mencapai kompromi-kompromi.
Hambatan Koordinasi
1. adanya kekuatan yang cenderung memisahkan tindakan mempersatukan,
2. orang berusaha agar pekerjaannya terlaksana dengan baik dalam kesatuannya
sendiri- sendiri,
3. adanya vested interest di dalam kesatuan atau perseorangan.
Usaha Koordinasi
1. anggota dapat menerima tujuan yang telah ditetapkan,
2. adanya komunikasi antara pemimpin dan anggota/bawahan,
3. adanya kesempatan anggota/bawahan untuk mengemukakan ide, saran, usul dan
pendapat,
4. adanya hak suara kepada anggota sebelum proses berlangsung.
Prinsif Koordinasi
1. efisiensi,
2. kesatuan arah dan tujuan,
3. strategi kerja,
4. kesatuan segenap tindakan manajemen dan pelaksana.
Perlunya Koordinasi
1. mencegah kesimpangsiuran dalam kegiatan kerja,
2. menyadarkan bahwa masing-masing adalah bagian dari keseluruhan,
3. mencegah timbulnya tumpukan tugas pada seseorang,
4. menghindari kekosongan jabatan,
5. menghindari pertentangan-pertentangan.
Alat Koordinasi
1. pertemuan resmi/formal (rapat dinas, edaran berantai, membentuk panitia koordinasi,
mengangkat pejabat penghubung, melalui alat penghubung: seperti telepon, radio,
telegram dll),
2. pertemuan tidak resmi/informal (memenuhi undangan, kunjungan rumah, ucapan
selamat, melawat, dsb).
Memelihara Koordinasi
1. mengadakan pertemuan resmi (unsur atau unit yang harus dikoordinasikan),
2. mengangkat seseorang, tim, panitia (sebagai koordinator).
3. membuat buku pedoman (berisikan penjelasan tugas masing-masing unit),
4. pimpinan/atasan mengadakan pertemuan-pertemuan informal dengan bawahannya
(pemberian bimbingan, konsultasi, dan pengarahan).
5. Pelimpahan Wewenang :
Wewenang adalah : Hak seseorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan
agar tugas dan tanggung jawabdapat di lakukan denagn baik.
Pelimpahan adalah : Penyerahan
6. Rentangan Koordinasi
Foktor yang mempengaruhi luas sempitnya rentangan pengawasan :
Faktor subyektif :
a. Pengalaman
b. Kecakapan
c. Kesehatan
d. Umur
Faktor Obyektif :
a. Corak pekerjaan
b. Letah bawahan
c. Stabil labilnya organisasi
d. Jumlah tugas pada atasan
e. Jumlah trugas pada bawahan
f. Waktu penyelasaian pekerjaan
Inti dari jenjang organisasi (Menurut CAROLL L. SHARTLE) Yaitu :perbedaan antara
peranan atasan dan bawahan
- Peranan pejabat atasan berhak untuk menggunakan atas bawahan.
- Sedang bawahan mengharap untuk menerima wewenang dari atasan dan
mempertanggungjawabkan kepadanya.
Hubungan Keatas :
- Laporan
- Pertanggung jawaban
- Keluhan
- Saran
- Pendapat
8. Kesatuan perintah
a. Kesatuan perintah berarti bahwa tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya
dapat di perintah dan tanggung jawab kepada seseorang atasan tertentu.
b. Tidak ada kesatuan perintah akan menimbulkan kebingungan, keraguan dari para
bawahan.
9. Fleksibilitas
Sruktur organisasi harus mudah dirubah untuk disesuaikan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan.
Kalau diubah tapi menghambat kelancaran aktivitas yang sedang berjalan, maka ini bukanlah
fleksibilitas (kelenturan).
Adapun perubahan yang mungkin terjadi sehingga menyebabkan perlunya struktur organisasi
dirubah.
Misalnya :
- Perubahan tujuan
- Penambahan tujuan
- Perluasan aktivitas
- Penambahan beban kerja