Anda di halaman 1dari 10

HIMPUNAN

A. Pengertian Himpunan
Himpunan  kumpulan benda atau objek yang terdefinsi secara jelas
dinotasikan dengan huruf kapital seperti A, P, Q, …
Unsur/elemen/anggota himpunan objek–objek yang termasuk dalam himpunan
dinotasikan dengan huruf kecil dan dibatasi dengan tanda kurung kurawal {a, b, ...}
∈  menyatakan suatu objek merupakan anggota dari himpunan tersebut
∉  menyatakan suatu objek bukan merupakan anggota dari himpunan tersebut

Contoh:
Himpunan wanita cantik
Himpunan ini memiliki objek yang tidak terdefinisi dengan jelas. Karena kriteria
cantik tidak jelas. Sehingga dikatakan sebagai bukan sebuah himpunan.
Himpunan wanita yang pernah menjadi presiden Republik Indonesia
Himpunan ini memiliki objek yang terdefinisi dengan jelas. Karena presiden
Republik Indonesia wanita dapat kita sebutkan dengan jelas. Sehingga dikatakan
sebagai sebuah himpunan.
A = {b,c,d} dan B = {e,f}
Maka : b ∈ A dan b ∉ B
B. Penulisan Himpunan
Cara Daftar (Tabulasi)
cara mendaftar/ menuliskan anggota-anggota himpunan tersebut diantara kurung
kurawal {…} dan setiap dua anggota dipisahkan dengan tanda koma ( , ).
Contoh:
P adalah himpunan bilangan prima satu angka. Cara menulisnya P = {2,3,5,7}
Notasi Pembentuk Himpunan
cara menyatakan himpunan dengan menuliskan sifat anggotanya pada suatu notasi
diantara dua kurung kurawal.
Contoh:
P adalah himpunan bilangan prima satu angka.
Cara menulisnya P = {x∣x= bilangan prima satu angka}
Diagram Venn
cara menuliskan himpunan dalam bentuk diagram, dimana himpunan semestanya
digambarkan dengan segi empat, sedangkan himpunan-himpunan yang ada
dilingkungannya digambarkan dengan lingkaran. s
B A
Contoh:
C. Macam – Macam Himpunan
1. Himpunan kosong  himpunan yang tidak mempunyai anggota.
dilambangkan dengan { } atau Ø.
Contoh : P = { } atau P = Ø
2. Himpunan semesta  himpunan yang memuat semua objek-objek yang
sedang
dibicarakan.
dilambangkan dengan S
Contoh : S adalah himpunan logam
3. Himpunan lepas  dua himpunan yang tidak memiliki anggota yang bersekutu.
dilambangkan dengan //
Contoh:
A = { 1, 2, 3} dan B = {4, 5, 6}
Maka : A // B dibaca : A saling lepas dengan B.
4. Himpunan bagian (subset)  misal A disebut himpunan bagian dari B jika setiap
anggota A merupakan anggota himpunan B. Dinotasikan dengan A ⊆ B
Contoh:
A = {1, 2, 3} dan B = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka A ⊆ B
5. Himpunan berpotongan  Dua himpunan dikatakan saling berpotongan jika terdapat
minimal 1 anggota yang menjadi anggota kedua himpunan.
Contoh :
A = {2, 4, 6, 8} dan B = {2, 5, 7},
maka A berpotongan dengan B di {2}
6. Himpunan ekuivalen A∼B jika n(A) = n(B) atau banyaknya anggota A sama
dengan banyakanya anggota himpunan B
Contoh : A = {2, 4, 6, 8} dan B = {a, b, c, d}
Karena n(A) = n(B) = ……., maka A∼B
7. Himpunan terhingga  himpunan yang jumlah anggotanya terhingga.
Contoh: P = { x | x adalah bilangan asli yang kurang dari 10 }
P adalah himpunan terhingga, karena anggotanya terhingga
yaitu : { }
8. Himpunan tak terhingga  himpunan yang jumlah anggotanya tak terhingga.
Contoh: A = { x | x adalah bilangan asli}
A adalah himpunan tak terhingga, karena anggotanya tak terhingga.
D. Operasi- Operasi pada Himpunan
1. Irisan (intersection)
Irisan dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan semua anggota
persekutuan himpunan A dan himpunan B.
Dinotasikan dengan “A∩ B”, dibaca “A irisan B” S

dapat dinyatakan pula dengan :


A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B} A B

Contoh :
S = bilangan riil
A = bilangan prima kurang dari 10
B = bilangan ganjil mulai dari 1 sampai dengan 10
Tentukan A ∩ B !
2. Gabungan (union)
Gabungan himpunan A dan himpunan B adalah himpunan dari semua anggota
yang termasuk dalam himpunan A atau atau himpunan B atau keduanya.
S
Dinotasikan dengan “A ∪ B” dibaca “A gabungan B”
dapat dinyatakan pula dengan : A B
A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B}
3. Selisih
Selisih dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan dari elemen-elemen yang
termasuk A tetapi tidak termasuk B.
Dinotasikan dengan : A – B dibaca ”selisih A dan B” atau ”A kurang B”
dapat dinyatakan pula dengan A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B} =
Himpunan A mengandung A–B sebagai subhimpunan, berarti (A–B)  A
Contoh :
Misal, A = { 0, 1, 3, 4, 6 } ; B = { 0, 3, 6 } ; C = { 5, 6 }, tentukan:
 A– B
 A– C
 B–C
Jawab:
A – B = { 1, 4 } A – C = { 0, 1, 3, 4, } B – C = { 0, 3 }
4. Komplemen (complement)
Komplemen dari himpunan A adalah himpunan dari elemen-elemen yang tidak
termasuk A, yaitu selisih dari himpunan semesta U dan A. U
Dinotasikan dengan Ā , A’ , A dibaca “A komplemen”
C

A
dapat dinyatakan pula dengan :
Ā = A’ = AC = { x | x ∈ U dan x ∉ A}
atau Ā = A’ = AC = {x | x ∉ A}
5. Beda Setangkup (Symmetric Difference)
Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah himpunan dari elemen-elemen
yang ada pada himpunan A dan B , tetapi tidak pada keduanya. Atau selisih A –
B
digabungkan dengan selisih B – A .
Dinotasikan dengan A ⊕ B dibaca “A beda setangkup dengan B”
S
dapat dinyatakan pula dengan :
A ⊕ B = ( A ∪ B) – (A ∩ B) = (A – B) ∪ (B – A) A B
Latihan:
• Tulislah dalam bentuk tabulasi himpunan
P = { x | x adalah bilangan ganjil, -4 ≤ x < 7 }
• Jika S merupakan 6 bilangan ganjil dihitung dari 1, A merupakan bilangan ganjil
yang ke-3 dan ke-4, B merupakan bilangan ganjil dari 1 sampai 7. Lukiskan diagram
venn dan tunjukkan anggota himpunan masing-masing!
• Suatu perusahaan pelayaran mempunyai 44 kapal. Masing-masing kapal digunakan
untuk kapal penumpang 25 armada, untuk kapal barang 30 armada dan untuk kedua-
duangya 20 armada.
1. Berapa banyak kapal yang tidak digunakan untuk penumpang maupun barang ?
2. Gambarkan diagram venn berdasar data tersebut !
• Siswa kelas A sebanyak 42 orang. 30 orang menyukai pelajaran matematika dan 28
orang menyukai pelajaran bahasa Inggris. Jika ada 4 orang yang tidak menyukai
keduanya, berapa orang menyukai keduanya ?
• Diketahui siswa kelas B terdapat 21 orang menyukai olahraga basket, 19 orang
menyukai olah raga sepaka bola, 8 orang menyukai keduanya dan 14 orang tidak
menyukai keduanya. Berapa jumlah siswa kelas B tersebut ?
E. Aljabar Himpunan

Idempoten Involution
A∪A=A =A
A∩A=A De Morgan’s
Asosiatif =Ā∪
(A ∪ B ) ∪ C = A ∪ (B ∪ C ) =Ā∩
(A ∩ B ) ∩ C = A ∩ (B ∩ C ) Absorbsi
Komutatif A ∪ (A ∩ B) = A
A∪ B = B ∪A A ∪ (A ∪ B ) = A
A∩ B= B ∩A
Distribustif Contoh:
A ∪ (B ∩ C ) = (A ∪ B ) ∩ (A ∪ C ) 1. Buktikan bahwa !
A ∩ (B ∪ C ) = (A ∩ B ) ∪ (A ∩ C) Jawab :
Identitas
A∪ Ø=A A∩Ø= Ø
A∩U=A A∪ U=U
Komplemen 2. Buktikan bahwa A ∪ (B – A) = A ∪ B !
A∪ Ā=U A ∩ Ā= Ø 3. Buktikan bahwa A ∪ (Ā ∩ B) = A ∪ B !
=Ø =U
QUIS
1. Terdapat mahasiswa kelas 01PS2 sebanyak 31 orang, sebanyak 15 orang telah
mengikuti ujian matematika diskrit, 13 orang telah mengikuti ujian aljabar linier dan
7 orang belum mengikuti ujian keduanya. Berapa banyak mahasiswa yang telah
mengikuti ujian kedua mata kuliah tersebut ?
2. Buktikan bahwa A ∩ (Ā ∪ B) = A ∩ B !
3. Buktikan bahwa (A – B) ∩ (A – C) = A – (B ∪ C)

Anda mungkin juga menyukai