Anda di halaman 1dari 23

KOORDINASI DAN RENTANG

MANAJEMEN

 Kelompok 2
1. Ariel Loupatty (64191202)
2. Guntoro (64191400)
3. Hilmi Dharajaty (64191464)
4. Irfany Khanafi (64191388)
5. Muhammad Hilman Abqory (64191314)
6. Mella Dwi Saputri (64191322)
7. Silvi Dwi Yulia (64191311)
Pengertian Koordinasi

 Drs.H.Malayu S.P. Hasibuan


Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen(6M) dan pekerjaan –
pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.

 G.R Terry
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
 Dr . Awaluddin Djamin, M.P.A.

Koordinasi adalah suatu usaha kerja


sama antara badan ,instansi,unit dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu
sedemikian rupa, sehingga dapat saling
megisi, saling membantu, saling
melengkapi.
Secara garis besar Koordinasi
adalah proses penintegrasian tujuan-
tujuan dan kegiatan-kegiatan pada
satuan- satuan yang terpisah (departemen
atau bidang-bidang fungsional suatu
organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi secara efesien).
Ciri-ciri Koordinasi
 Menurut G.R.Terry ciri-ciri koordinasi sebagai berikut :

1. Jumlah usaha, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.


2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha ini.
3. Pengarahan usaha-usaha ini.
Pentingnya Koordinasi
 Alasan mengapa koordinasi dalam suatu organisasi
sangatlah penting.
1. Untuk mencegah terjadinya kekacauan dan
percekcokan dalam pekerjaan.
2. Agar karyawan dan pekerjaannya diselaraskan serta
diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
3. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan.
4. Supaya semua unsur manajemen (6M) dan pekerjaan
masing-masing individu karyawan harus membantu
tercapainya tujuan organisasi.
5. Supaya semua tugas, kegiatan pekerjaan terintegrasi
kepada sasaran yang diinginkan.
Tipe-tipe Koordinasi

 Tipe-tipe Koordinasi terbagi menjadi 2 yaitu

1. Koordinasi vertical (vertical coordination)


Adalah kegiatan-kegiatan penyatuan,pengarahan yang dilakukan
oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja
yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawab.
2. Koordinasi horizontal (horizontal coordination)
Adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan penyatuan, dalam tingkat organisasi ( aparat )
yang setingkat.
Sifat-sifat Koordinasi

 Koordinasi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.


• Koordinasi adalah dinamis bukan statis.
• Koordinasi menekankan pada pandangan
menyeluruh seorang koordinator (manajer) dalam
rangka mencapai sasaran.
• Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara
keseluruhan.
Tujuan Koordinasi

 Untuk mengarahkan dan menyatukan semua tindakan


serta pemikiran ke arah tercapainya sasaran
perusahaan.
 Untuk menjuruskan keterampilan spesialis ke arah
sasaran perusahaan.
 Untuk menghindari kekosongan dan tumpang tindih
pekerjaan.
 Untuk menghindari kekacauan dan penyimpangan
tugas dari sasaran.
Syarat-syarat Koordinasi
 Sense of cooperation (perasaan untuk bekerja sama),
ini harus dilihat dari sudut bagian per bagian
pekerjaan, bukan per orang.
 Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering
diadakan persaingan antara bagian-bagian, agar
bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai
kemajuan.
 Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian
harus saling menghargai.
 Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang
diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan
menambah kegiatan yang bersemangat
Pendekatan untuk
Pencapaian Koordinasi

 Ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif yaitu :


 Mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial,
rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta
aturan-aturan dan prosedur-prosedur
 Meningkatkan koordinasi potensial
 Mengurangi kebutuhan akan koordinasi.
Mekanisme Koordinasi Dasar

 Hirarki Manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang
formal, hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas yang
jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara
jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
 Aturan dan Prosedur
Aturan-aturan dan prosedur-prosedur adalah keputusa-keputusan
majerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin,sehingga
dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan yang rutin.

 Rencana dan Penetapan Tujuan


Pengembangan rencana dan tujuan dapat digunakan untuk
pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama.
Meningkatkan Koordinasi
Potensial

 Koordinasi potensial dapat ditingkatkan dalam dua


cara :
 Sistem informasi vertikal
Sistem informasi vertikal adalah peralatan melalui
mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan
organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar
rantai perintah.
 Hubungan-hubungan lateral (horizontal)
Melalui pemotongan rantai perintah hubungan-hubungan lateral
membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada
tingkat hirarki di mana informasi yang dibutuhkan ada. Ada beberapa
hubungan lateral, yang dapat diperinci sebagai berikut :
a. Kontak langsung
b. Peranan penghubung
c. Panitia dan satuan tugas
d. Pengintegrasian peranan-peranan
e. Peranan penghubung manajerial
f. Organisasi matriks
Pengurangan Kebutuhan
akan Koordinasi
 Ada dua metode pengurangan kebutuhan
koordinasi, yaitu :

 Penciptaan sumber daya tambahan


 Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri
sendiri.
Penentuan mekanisme
Koordinasi yang Tepat
 Pertimbangan penting dalam penentuan pendekatan
yang paling baik untuk koordinasi adalah
menyesuaikan kapasitas organisasi untuk koordinasi
untuk kebutuhan koordinasi. Bila kebutuhan lebih
besar dari kemampuan, organisasi harus menentukan
pilihan meningkatkan kordinasi potensial atau
mengurangi kebutuhan. Sebaliknya, terlalu besar
kemampuan pemrosesan informasi relatif terhadap
kebutuhan secara ekonomis tidak efisien, karena untuk
menciptakan dan memelihara mekanisme-mekanisme
tersebut adalah mahal.
Rentang Manajemen

 Rentang manajemen sering disebut dengan istilah span


of control, span of authority, span of attention atau span
of supervision. Rentang manajemen dan koordinasi
adalah saling berhubungan erat ,semakin besar jumlah
rentang semakin sulit untuk mengkoordinasi kegiatan-
kegiatan secara efektif.
Penentuan Rentang yang
Tepat
 Rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari
manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka.
 Semakin sempit rentang manajemen, struktur organisasi
akan berbentuk “tall” dengan banyak tingkat pengawasan
diantara manajemen puncak dan tingkat paling rendah.
Rentang manajemen yang melebar akan menghasilkan
struktur yang berbentuk “flat” yang berarti tingkat
manajemen semakin sedikit. Stuktur ini akan mempengaruhi
efektifitas manajer disemua tingkat.
Faktor yang Mempengaruhi Rentang
Manajemen

Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi rentang


manajemen yaitu :
 Kesamaan fungsi-fungsi
 Kedekatan geografis
 Tingkat pengawasan langsumg yang dibutuhkan
 Tingkat koordinasi pengawasa yang dibutuhkan
 Perencanaan yang dibutuhkan manajer
 Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas
“Barangsiapa yang menyulitkan
(orang lain) maka Allah akan
mempersulitnya pada hari kiamat”
(HR. Al-Bukhari no 7152)”

Anda mungkin juga menyukai