Anda di halaman 1dari 4

Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut : Tindakan apa yang harus dikerjakan ? 1. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ? 2. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ? 3. kapankah tindakan itu harus di kerjakan ? 4. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ? 5. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ? Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
F.E. Kast dan Jim Rosenzweig mengatakan bahwa perencanaan suatu

usaha adalah suatu kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimumkan efektifitas keseluruhan usaha sebagai suatu sistem sesuai dengan tujuan. Fungsi perencanaan antara lain untuk menetapkan arah dan strategi, untuk menentukan titik awal kegiatan, untuk membimbing, untuk memperoleh ukuran yang dapat dipergunakan pengawasan, untuk mencegah dan mengurangi pemborosan waktu dan faktor produksi, untuk meningkatkan koordinasi, untuk memudahkan penyesuaian kepada situasi yang berubah-berubah. Untuk memperoleh kejelasan, perencanaan dapat dibagi menjadi dua yaitu :  Perencanaan strategis Perencanaan strategis kadang -kadang disebut juga perencanaan administrative dan perencanaan kreatif.
Robert N. Anthony dalam buku Management Control System

mendefinisikan perencanaan strategis sebagai berikut : Perencanaan strategis adalah proses memutuskan mengenai tujuan yang akan dicapai organisasi, perubahan -perubahan dalan tujuan tersebut, sumber sumber yang digunakan untuk tujuan itu, dan mengenai kebijaksanan untuk menentukan pengadaan, penggunaan dan penempatan sumber -sumber tersebut.

 Perencanaan taktis Berbeda dengan perencanaa strategis yang memerlukan penglihatan ke masa depan yang jauh, perencanaan ta ktis atau kadang-kadang juga disebut perencanaan operatif dan perencanaan rutin bersangkutan dengan masa depan yang dekat saja dan biasanya dirancangkan dalan jangka waktu dalam lingkupan waktu menurut perencanaan jangka panjang. Perencanaan yang terperinci yang menunjang perencanaan jangka panjang dikembangkan oleh staf yang mempunyai keahlian khusus. Tujuan perencanaan taktis adalah mengidentifikasi tugas -tugas pokok yang diperlukan untuk mencapai sasaran -sasaran strategis. Dengan demikian, perencanaan taktis merupakan penjabaran perencanaan strategis.

Organizing

(organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Pengawasan Management

Informasi bukan saja penting bagi perencanaan, tetapi juga untuk pengawasan manajemen. Robert N. Anthony dan kawan-kawan dalam bukunya Management Control System mendefenisikan pengawasan manajemen sebagai berikut : Proses dimana manajer memastikan bahwa sumber daya diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam pada itu, S. Bernard Rosenblatt dan kawan-kawan dalam bukunya Modern Business, A System Approach menyatakan b ahwa pengawasan adalah
proses pengecekan rencana dan pelurusan penyimpangan dari arah yang telah direncanakan suatu aktifitas yang bersinambungan.

Tujuan sistem pengawasan manajemen adalah agar dalam mencapai tujuan organisasi terdapat keselarasan. Keselarasan tujuan yang sempurna tak dapat dicapai sepernuhnya, tetapi paling tidak secara realistik jangan sampai terjadi konflik antara tujuan organisasi dengan tujuan perorangan. Jika sistem pengawasan manajemen menyebabkan konflik tersebut menjadi parah, je las sistem tersebut salah. Sebagai contoh, apabila sistem itu menimbulkan situasi sedemikian rupa, sehingga suatu bagian dari organisasi dapat meningkatkan keuntungan, tetapi

merugikan organisasi keseluruhan, maka disini terdapat kesalahan. Dalam hubungan ini, pertimbangkan psikologis memegang peranan yang penting. Kegiatan-kegiatan seperti komunikasi, persuasi dan motivasi merupakan bagian dalam proses tersebut. Sistem pengawasan manajemen adalah sistem total yang berarti bahwa sistem tersebut meliputi semua aspek dari pengoperasian organisasi. Perlunya sistem total ini ialah karena fungsi manajemen adalah memastikan bahwa semua bagian dari operasi berada dalam keadaan seimbang antara satu sama lainnya. Agar dapat memeriksa keseimbangan tersebut, manajemen memerlukan informasi mengenai setiap bagian. Dalam hal inilah pentingnya sistem informasi manajemen. Sistem pengawasan manajemen adalah, atau seharusnya, merupakan sistem yang, terkoodinasikan dan terintegrasikan, yaitu meskipun data yang dikumpulkan untuk suatu tujuan berbeda dengan yang dikumpulkan untuk tujuan lain, data ini dapat dipadukan satu sama lain, dengan kata lain perkataan sistem pengawasan manajemen adalah sistem tunggal, tetapi meliputi subsistem -subsistem yang isi mengisi. Proses pengawasan manajemen cendrung untuk berlangsung secara berirama, mengikuti pola dan jadwal waktu secara pasti, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, dalam mencari penyesuaian dengan norma norma yang telah ditentukan. Tetap berusaha mengemban gkan inter-relasi secara efektif antar faktor-faktor kritis yang terdapat dalam organisasi.
Fungsi Pengawasan Ralph Currier Davis dan Alan C. Filley membagi fungsi pengawasan menjadi

delapan sub fungsi yang terdiri dari tahap -tahap kegiatan sebagai beri kut : Perencanaan rutin Penjadwalan Persiapan Penggambaran Pengarahan Pemeriksaan Pembandingan Pembetulan

Ke empat tahap pertama biasanya berlangsung sebelum pekerjaan yang harus diawasi itu dilaksanakan , ke empat terakhir berlangsung sewaktu pekerjaan dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai