A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
melaksanakan dan mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu yang
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Ismainar
lain guna mencapai hasil tujuan yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu
orang saja”.
32
33
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
(controlling).
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
sumber daya, tugas, dan otoritas diantara anggota organisasi agar tujuan
3. Pengarahan (Actuating)
dengan manusia.
4. Pengendalian (Controlling)
yaitu:
prestasi
periode berikutnya.
3. Manfaat Manajemen
manajemen.
untuk jangka pendek maupun jangka panjang sehingga target pun akan
4. Prinsip-Prinsip Manajemen
pembagian kerja harus didasarkan dari prinsip the right man in the right
place dan bukan atas dasar like and dislike. Pembagian kerja ini akan
organisasi/instansi/perusahaan.
c. Disiplin (Dicipline)
Disiplin mencakup mengenai rasa hormat dan taat kepada peranan dan
tujuan organisasi.
rencana.
h. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)
i. Hierarki
38
j. Ketertiban (Order)
tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, harus ada perlakuan yang
m. Inisiatif (Initiative)
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasip dan
B. Manajemen Keuangan
keuangan adalah seni (art) dan ilmu (science), untuk me-manage uang,
1. Perolehan dana
3. Pengelolaan aktiva
diantaranya:
a. Memaksimalkan Keuntungan
kegiatan lain.
f. Meningkatkan Efisiensi
a. Memaksimumkan Profit
a. Keputusan Pendanaan
eksternal.
b. Keputusan Investasi
penanaman modal seperti aktiva tetap atau fixed assets. Modal bisa
dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal
pasar modal. Pengumpulan dana tidak lagi terbatas pada satu negara
c. Kebijakan dividen
dalam bentuk dividen kas dan pembelian kembali saham atau laba
5. Laporan Keuangan
Munawir (2014:2) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
laba rugi dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah
aktiva, utang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan
keuangan. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji tetapi juga
menentukan waktu yang tepat kapan membeli, kapan menahan, atau kapan
jangka pendek perusahaan tersebut, dari hasil analisa laporan tersebut para
investor, bankers dan para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah-
menentukan kondisi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini
perusahaan.
perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana
yang tepat. Tujuan nenentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah
waktu tertentu dan dari gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan
melalui gerakan pada masa lalu sampai masa kini. Analisis ini harus
dan dari sini digambarkan trendnya. Tren analisis ini biasanya dibuat
melalui grafik.
Prestasi itu biasa dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting
d. Metode index time series; Metode ini dihitung index dan digunakan
ditetapkan tahun dasar yang diberi index 100. Beranjak dari tahun dasar
ini, dibuat index tahun tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai hubungan antar post dan dapat
kegiatan lainnya.
f. Analisis sumber dan Penggunaan kas dan dana; Analisis sumber dan
tidak dapat digunakan dalam hal yang lain misalnya, dalam hal
biaya tetap.
rasional.
tahun depan.
7. Rasio Keuangan
industri.
55
tidak konsisten. Miller dan Modigliani (1961) dalam Laras Ayu Aditya
semakin efisien perputaran asset dan semakin tinggi profit margin yang
8. Nilai Perusahaan
pada pemegang saham. Menurut Taswan dan Soliha (2002) dalam Lestari
utama perusahaan.
56
harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula
perusahaan (value of the firm). Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai
pemegang saham dan semakin tinggi pula return saham sehingga dapat
dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan
apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau
membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai
seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Dari laporan ini dipelajari
memperbaiki kesehatannya.
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
Berbagai rasio keuangan yang ada, salah satu rasio yang banyak
saham terhadap nilai buku perusahaan (Price to Book Value Ratio). Brigham
dan Houston (2001) dalam Laras Ayu Aditya Agustina (2014) Price to Book
Harga Saham
PBV =
Nilai Buku
58
suatu perusahaan.
berjalan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan
bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Jogiyanto, 2003:79)
dalam (Nugraha dan Sri, 2017). Penilaian dengan PBV tidak didasarkan
menetapkan nilai PBV apakah diatas atau dibawah 1, yang berarti jika nilai
PBV diatas 1 menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai
saham lebih kecil dari nilai bukunya (undervalued) (Husnan, 2003:7) dalam
Sugiyanto dan Etty (2018). Teori ini memisahkan antara kepemilikan dan
suatu kontrak antara manajemen selaku agen dan pemilikan sebagai prinsipal
tidak akurat (tidak benar) kepada prinsipal, menutupi kinerja agen yang
sebenarnya buruk.
pertama, dari pendanaan eksternal perusahaan berupa utang; kedua, dari teori
penyetor modal. Masalah terkait dengan agen adalah masalah antara agen dan
investor serta agen dengan pemilik. Pihak manajemen perusahaan selaku agen
perusahaan.
perusahaan akan meningkat sedangkan pada sisi yang lain keduanya akan
60
agency theory relevan dengan penelitian ini karena nilai perusahaan akan
meningkat.
D. Signaling Theory
pelaporan pada laporan tahunan perusahaan (Leland dan Pyle, 1977) dalam
(Ranitasari, 2017).
laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari
pihak luar merespon positif atas kegiatan perusahaan selama ini. Untuk
asimetri informasi. Salah satu caranya adalah dengan memberikan sinyal pada
keuangan perusahaan yaitu struktur kepemilikan, struktur modal dan tata kelola
eksternal.
E. Kesehatan Bank
Nardi Sunardi (2020), Kesehatan bank adalah sarana bagi otoritas pengawas
baik. Perbankan harus dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani
(nasabah pengguna jasa), dan Bank Indonesia selaku pengawas dan pembinaan
terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan,
kualitas asset, manajemen, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar, dan
judgement.
dan SE BI No. 13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012 menggantikan cara
lama penilaian kesehatan bank yaitu dengan metode baru yang disebut Risk
Based Bank Rating. Dengan terbitnya PBI dan SE terbaru ini, metode lama
dinyatakan tidak berlaku lagi, diganti dengan model baru yang mewajibkan
skala kredit maupun dengan skala nilai rasio dan digolongkan dalam 5
eksternal lainnya.
a. Risiko Kredit
kegagalan bank.
b. Risiko Pasar
maupun banking book bank. Risiko pasar dari trading book (traded
market risk) adalah risiko dari suatu kerugian nilai investasi akibat
bank yang secara sengaja membuat suatu posisi yang berisiko dengan
66
c. Risiko Likuiditas
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
penting untuk menjaga kelangsungan usaha bank. Oleh karena itu, bank
d. Risiko Operasional
e. Risiko Hukum
67
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan
atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul antara lain karena
atau agunan yang tidak memadai. Sesuai Basel II, definisi risiko
seluruh aspek transaksi yang ada di bank, temasuk pula dengan kontrak
f. Risiko Strategik
g. Risiko Kepatuhan
68
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi
h. Risiko Reputasi
Basel II, Risiko Reputasi dikelompokkan dalam other risk yang dicakup
dalam Pilar 2 Basel II. Reputasi lebih bersifat intangible dan tidak
(NPL) digunakan terhadap risiko kredit dan rasio Loan to Deposi Ratio
akibat kredit yang disalurkan kepada nasabah tidak dapat kembali tepat
waktu. Pinjaman yang disalurkan oleh bank tidak dapat dikembalikan pihak
Semakin besar jumlah kredit bermasalah yang dimiliki oleh sebuah bank
maka kondisi perkreditan bank tersebut akan semakin buruk dan berpotensi
sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva
mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko
kredit yang ditanggung pihak bank. Ketentuan Bank Indonesia ialah bahwa
ketentuan Bank Indonesia. Apabila bank mampu menekan rasio NPL 5%,
maka potensi keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar, karena
debitur tidak dapat melunasi hutangnya. Kriteria rasio NPL yang baik
dibawah 5%, karena jika terjadi kredit bermasalah atau Non Performing
Loan yang besar dalam artian melebihi dari kriteria rasio sebesar 5% dalam
industri perbankan membawa dampak yang luas. Dari sudut pandang mikro
untuk menutup kewajiban baik jangka pendek atau jangka panjang maka
lama dari prosedur normal dan ekspansi kredit menjadi turun sehingga
mengakibatkan biaya dana dan bunga kredit menjadi lebih tinggi. Peringkat
bentuk kredit, dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang
31 Mei 2004 Lampiran 1E, Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat diukur dari
keuntungan bank.
to Deposit Ratio (LDR) menurut Bank Indonesia adalah antara 85% - 100%.
yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. Nilai LDR dapat
2001 yaitu:
72
dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi.
secara aman dan sehat, mematuhi hukum dan peraturan lain, serta
1. Transparansi (Tranparency)
haknya.
pribadi.
2. Akuntabilitas (Accountability)
wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan
adalah:
3. Responsibilitas (Responsibility)
memadai.
4. Independensi (Independency)
antaranya:
5. Kewajaran (Fairness)
etrhadap informasi.
79
5. Earning (Rentabilitas)
Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
80
profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah
bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standar
yang ditetapkan.
maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut akan semakin mengurangi
modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti
ROA suatu bank maka semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aktiva.”
adalah:
81
bahwa semakin besar ROA semakin baik, itu berarti semakin efisien
yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk
selisih bunga dari kredit yang disalurkan (Kasmir, 2012). Rasio NIM juga
tergantung dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan (Mahardian, 2008)
berikut:
tinggi pula. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga yang
diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan beban bunga dari
lain, surat berharga, penyertaan, dan kredit yang diberikan. Sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya NIM yang harus
dicapai oleh suatu bank adalah di atas 6%. Peringkat NIM berdasarkan Surat
6. Capital (Modal)
kebutuhan Rasio Modal Minimal Bank atau dikenal CAR ditentukan oleh
84
BIS (Bank for International Setlement) sebesar 8%. Seluruh aktiva bank
bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Tingkat CAR yang ideal akan
dananya di bank, yang pada akhirnya bank akan memiliki kecukupan dana
minimum yang harus dimiliki bank adalah 8%, sedangkan dalam Arsitektur
Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank jangkar Bank Umum harus
memiliki CAR minimal 12%. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.
Modal Bank
𝐶𝐴𝑅 = 𝑥 100%
Total Aktiva tertimbang menurut resiko
menyebutkan masih adanya perbedaan hasil antara penelitian yang satu dengan
NPL, LDR, ROA, NIM dan CAR terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q) pada
86
terdaftar di BEI 2013- 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
Swasta Devisa yang terdaftar di BEI sebelum dan/atau tahun 2013. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda yang dibantu dengan program IBM SPSS Statictic 23.0. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa NPL, LDR, ROA, NIM, CAR terhadap nilai
faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini. Hasil uji simultan (uji F)
terhadap nilai perusahaan. Hasil dari Uji T menunjukkan NPL, LDR, NIM dan
(Tobin’s Q). ROA adalah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi
nilai perusahaan.
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel secara
parsial melalui penentuan model estimasi dan uji asumsi klasik terlebih dahulu
antara Return on Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
nilai perusahaan. Selain itu, pengaruh positif tetapi tidak signifikan antara GCG
dan risk profile terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa modal merupakan salah satu faktor pengembang bisnis dan earnings
assesment tidak sesuai dengan fraud yang terjadi. Selanjutnya, perbankan harus
dapat mengelola risiko agar dapat menjadi dorongan bahwa bank dapat
menghasilkan nilai yang tinggi. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Wardoyo dan Rizki Muti Agustini (2015) bahwa ROA tidak berpengaruh
perusahaan, dan untuk Capital yang diproksikan dengan CAR tidak memiliki
mengetahui pengaruh non performing loan (NPL) dan loan to deposit ratio
terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa loan to deposit ratio
I Gusti Ayu Gita Maheswari dan I Ketut Suryanawa pada tahun 2016
Bank Dan Ukuran Bank Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC dan
diatur oleh Bank Indonesia mulai tahun 2012 diukur menggunakan metode
populasi perusahaan perbankan yang telah go public. Teknik analisis data yang
Theresia Vania Hamolin dan Nila Firdaus Nuzula pada tahun 2018
Bank Berdasarkan Metode Risk Based Bank Rating (Studi Pada Bank Umum
kuantitatif, hasil hasil rekapitulasi dari peringkat NPL, ROA, NIM, CAR, dan
GCG tahun 2014 – tahun 2016 dan peringkat tingkat kesehatan bank dari Bank
bank yang memiliki peringkat tingkat kesehatan 2 dengan predikat “Sehat” dan
peringkat yang baik dalam setiap faktor yang diteliti, tetapi masih ditemukan
dalam rasio ROA beberapa bank memiliki peringkat penilaian kategori “Cukup
Baik”, “Kurang Baik”, dan “Tidak Baik”. Hal tersebut menyebabkan hasil
90
bahkan 3.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti emperis kesehatan bank NIM,
analisis dengan menggunakan regresi egresi data panel diperoleh hasil adalah
sebagai indikator pengukur. Keempat, NIM, NPL san CAR tidak secara
mengenai Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Risk Based Rating
(RBBR) Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Tujuan penelitian ini
91
adalah untuk menganalisis apakah pengaruh LDR, NPL, NIM, ROA, CAR, dan
Kesehatan Bank. Sampel penelitian ini ada empat, yaitu: PT Bank Central
Asia, Tbk, PT Bank UOB Indonesia, Tbk, PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Metode
pengumpulan data penelitian ini bersumber dari data sekunder yang diambil
dari laporan keuangan Bank Swasta Devisa Nasional. Periode penelitian yaitu
triwulan I tahun 2014 sampai dengan triwulan IV tahun 2018. Teknik analisis
penelitian ini menunjukkan bahwa LDR, NPL, NIM, ROA, CAR, dan GCG
Bank di Bank Devisa Nasional. LDR, NPL, NIM, CAR, GCG secara parsial
1 Amalia Sabrina Pengaruh Tingkat NPL, LDR, ROA, nilai NPL, LDR, ROA, NIM,
dan Muhammad Kesehatan Bank NIM, CAR perusahaan CAR
Saifi Dengan menggunakan berpengaruh signifikan
Menggunakan Tobin’s Q terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Metode Risk Hasil dari Uji T
Administrasi Based Bank menunjukkan NPL, LDR,
Bisnis (JAB) Vol. Rating Terhadap NIM dan CAR
50 No. 1 Nilai Perusahaan tidak berpengaruh
September 2017 signifikan terhadap nilai
Universitas perusahaan (Tobin’s Q),
Brawijaya sedangkan LDR dan ROA
berpengaruh
signifikan terhadap nilai
2017
perusahaan (Tobin’s Q).
ROA adalah faktor yang
paling dominan yang
mempengaruhi nilai
perusahaan.
2 Rhevinalda Bima Pengaruh Risk Risk Profile (RP), nilai Ada pengaruh positif dan
Prakarsa, Winwin Profile, Good Good Corporate perusahaan signifikan antara Return
Yadiati, dan Corporate Governance menggunakan on Asset (ROA), Capital
Handiani Suciati, Governance, (GCG), Earning, Tobin’s Q Adequacy Ratio (CAR)
Earning, Capital Capital (RGEC), terhadap nilai perusahaan.
Jurnal terhadap Value of Pengaruh positif tetapi
Maksipreneur Firm di tidak signifikan antara
Vol.9 no.2. Bursa Efek GCG dan risk profile
Universitas Indonesia terhadap nilai perusahaan.
Padjadjaran earnings perusahaan
dapat menunjukkan
2020 prospek atau sinyal yang
berkualitas. Penerapan
GCG tidak begitu
berpengaruh, karena hasil
penilaian self-assesment
tidak sesuai dengan fraud
yang terjadi.
3 Brenda Yulinda Pengaruh NPL NPL, LDR, dan ROA NPL berpengaruh negatif
Suyitno, dan LDR Melalui Nilai Perusahaan digunakan dan signifikan terhadap
Profitabilitas sebagai variable profitabilitas serta
Jurnal Ilmu dan Ssebagai Variabel intervening. berpengaruh negatif tidak
Riset Manajemen, Intervening signifikan terhadap nilai
Vol 6, Nomor 2, Terhadap Nilai perusahaan. LDR
Sekolah Tinggi Perusahaan berpengaruh negatif tidak
Ilmu Ekonomi signifikan terhadap
Indonesia profitabilitas serta
(STIESIA) Sur berpengaruh negatif dan
abaya signifikan terhadap nilai
perusahaan. Profitabilitas
berpengaruh positif dan
e-ISSN: 2461-
signifikan terhadap nilai
0593
perusahaan. LDR tidak
berpengaruh secara tidak
langsung terhadap nilai
2017 perusahaan, sedangkan
NPL berpengaruh secara
tidak langsung terhadap
nilai perusahaan.
4 I Gusti Ayu Pengaruh Tingkat Risk Profile, Good Nilai Hasil
Maheswari, dan I Kesehatan Bank Corporate perusahaan penelitian, ditemukan
Ketut Suryanawa. Dan Ukuran Bank Governance, menggunakan bahwa tingkat kesehatan
Terhadap Nilai Earnings, dan rasio Tobin’s Q bank tidak berpengaruh,
93
2016
5 Theresia Vania Analisis Tingkat Profil risiko, Tidak Hasil dari peringkat NPL,
Hamolin dan Nila Kesehatan Bank rentabilitas, berimplikasi ROA, NIM, CAR, dan
Firdaus Nuzula, Berdasarkan permodalan, dan terhadap nilai GCG tahun 2014 – tahun
Metode Risk Good Corporate perusahaan. 2016 dan peringkat
Universitas Based Bank Governance tingkat kesehatan bank
Brawijaya, Jurnal Rating dari Bank Umum
Administrasi Bisnis Konvensional di
(JAB) Vol. 57 No. Indonesia tahun 2014-
1 2016 menunjukkan bank
memiliki predikat
“Sangat Sehat” dan
2018
“Sehat”. Terdapat 15
bank yang memiliki
peringkat tingkat
kesehatan 1 dengan
predikat “Sangat Sehat”,
14 bank yang
memiliki peringkat
tingkat kesehatan 2
dengan predikat “Sehat”
dan 1 bank yang memiliki
peringkat tingkat
kesehatan 1 dengan
predikat “Cukup Sehat”.
Bank umum konvensional
yang diteliti secara umum
memiliki peringkat yang
baik dalam setiap faktor
yang diteliti, tetapi masih
ditemukan dalam rasio
ROA beberapa bank
memiliki peringkat
penilaian kategori “Cukup
Baik”, “Kurang Baik”,
dan “Tidak Baik”.
6 Zara Tania Pengaruh NIM, NIM, NPL, dan Nilai NIM secara signifikan
Rahmadi NPL CAR perusahaan mempengaruhi Nilai
Dan CAR menggunakan Perusahaan
Sekolah Tinggi Terhadap Nilai rasio Tobin’s Q dengan (Tobin’s Q)
Ilmu Ekonomi Perusahaan sebagai indikator
Galileo Batam, Dengan Tobin’s Q pengukur. NPL tidak
Sebagai Indikator berpengaruh signifikan
Pengukur Pada terhadap Nilai Perusahaan
Jurnal e-ISSN :
Perusahaan dengan (Tobin’s Q)
2621-9441 Volume
Perbankan Yang sebagai indikator
2, No 4
Terdaftar Di pengukur. Ketiga,
Bursa Efek CAR berpengaruh
2019 Indonesia Periode signifikan terhadap Nilai
2016-2018 Perusahaan dengan
(Tobin’s Q)
sebagai indikator
pengukur. Keempat,
NIM,NPL dan CAR
94
secara bersama-sama
tidak berpengaruh
signifikan terhadap Nilai
Perusahaan dengan
(Tobin’s Q) sebagai
indikator pengukur.
7 Erika Ardini Analisis Tingkat LDR, NPL, NIM, Tidak ada Nilai LDR, NPL, NIM, ROA,
Kesehatan Bank ROA, CAR, dan perusahaan CAR, dan GCG secara
Sekolah Tinggi Dengan Metode GCG simultan mempunyai
Ilmu Ekonomi Risk Based Bank pengaruh yang signifikan
Perbanas Surabaya Rating (RBBR) terhadap Kesehatan Bank
Pada Bank Umum di Bank Devisa Nasional.
Swasta Nasional LDR, NPL, NIM, CAR,
2019
DevisaA GCG secara parsial
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
kesehatan bank di Bank
Swasta Nasional. ROA
secara parsial
berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap
kesehatan bank di Bank
Devisa Swasta Nasional.
penelitian.
bank merasa bertanggungjawab jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Penilaian RBBR, jika hasil peringkat suatu bank pada parameter atau
indikator pada risk profile buruk, maka bank tersebut belum dapat diprediksi
menghitung risiko kredit dan rasio LDR untuk menghitung risiko likuiditas.
bermasalah terhadap total kredit. Semakin kecil rasio NPL, maka semakin kecil
pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank sedangkan semakin tinggi rasio
jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam
pengembalian kredit macet. Semakin tinggi rasio maka semakin besar jumlah
kredit yang tidak tertagih dan berakibat pada penurunan pendapatan bank.
semakin tinggi dana yang disalurkan kepada pihak ketiga. Semakin tinggi rasio
ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank, karena jumlah dana
menyalurkan kredit. LDR yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan
96
kelebihan kapasitas. Apabila total kredit yang diberikan lebih besar daripada
rendahnya kemampuan likuiditas bank. Hal ini disebabkan karena jumlah dana
jika jumlah kredit yang diberikan lebih kecil daripada jumlah dana yang
dihimpun maka akan terjadi penumpukan dana yang tidak produktif pada bank.
Good Corporate Governance (GCG) didapatkan dari pihak bank dan telah
ROA, dan NIM. Rasio Return on Asset (ROA) merupakan perbandingan laba
sebelum pajak bank terhadap aset. Semakin tinggi rasio ROA menunjukkan
kinerja bank yang semakin baik, Rasio Net Interest Margin (NIM) merupakan
penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit. Semakin besar rasio ini
maka semakin meningkat pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola
bank dengan aktiva tertimbang. Bank yang dianggap sehat adalah bank yang
memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) di atas 8%, sehingga semakin tinggi
sebagai berikut:
Umpan Balik
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
gambar berikut:
98
H1
Loan to Deposit Ratio (X2)
H2
Good Corporate H3
Governance (X3) Tingkat Kesehatan Nilai
Bank (Y)
H8 Perusahaan
H4
Return On Asset (X4) (Z)
H5
Net Interest Margin (X5)
H6
H7
Gambar 2.3
Paradigma Penelitian
H. Hipotesis Penelitian
kuantitatif, terdiri dari faktor risk profil, good corporate governance (GCG),
diproksikan dengan PBV. Dengan demikian dalam hal ini penjelasan mengenai
sejalan dengan penelitian Kiki Marti Diana yang menyatakan bahwa NPL
kesehatan bank, namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nian Rizky Putri Utama (2016) yang menyatakan NPL berpengaruh negatif
mana kredit yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva
perbankan
100
sejalan dengan penelitian Kiki Marti Diana yang menyatakan bahwa LDR
kesehatan bank.
Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun
kesehatan perbankan
Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang menjadi sampel dalam penelitian
secara aman dan sehat, mematuhi hukum dan peraturan lain, serta
kesehatan perbankan
mengelola asetnya. Hal ini terjadi karena bank mengalami penurunan laba
bersih dan total aset sehingga kurang efisien dalam menggunakan aktiva
besar ROA suatu bank maka semakin besar pula posisi bank tersebut dari
perbankan.
perbankan
perbankan.
kebutuhan Rasio Modal Minimal Bank atau dikenal CAR ditentukan oleh
BIS (Bank for International Setlement) sebesar 8%. Seluruh aktiva bank
bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping
perbankan
7. Pengaruh NPL, LDR, GCG, ROA, NIM dan CAR terhadap Kesehatan
Perbankan
uji simultan menunjukkan bahwa NPL, LDR, ROA, NIM, dan CAR
yang menyatakan bahwa GCG, ROA, NIM, ROE, CAR dan FACR secara
H7: Terdapat pengaruh RBBR yаng dijаbаrkаn dеngаn NPL, LDR, GCG,
oleh Srihayati, Tandika dan Azib (2015) yang menyatakan bahwa secara
dаn dаpаt mеnаjаdi аcuаn pаrа invеstor untuk mеlihаt kеbеrhаsilаn pаdа
bаnk tеrtеntu kаrеnа sеmаkin tinggi hаrgа sаhаm sеmаkin tinggi pulа nilаi
pеrusаhааn tеrsеbut.