Anda di halaman 1dari 81

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.Makalah yang berjudul Manajemen ini membahas mengenai
pengertian, tingkatan serta fungsi dan prinsip manajemen.
Dalam penulisan makalah ini Kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.Oleh
karena itu, Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Gowa, September 2013


Penulis

BAB II
Pembahasan

1.      Pengertian Manajemen


Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa manajemen yang baik, segala usaha
yang dilakukan organisasiakan kurang berhasil. Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia
meneggiari yang berarti mengendalikan hewan,khususnya kuda. Dalam perkembangannya
istilah itu kemudian digunakan untuk mengendalikan organisasi.
Apakah organisasi itu? Organisasi dapat diartikan sebagai suatu kumpulan orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan. Di dalam organisasi dirasakan
perlunyabekerja sama atau bantuan orang lain. Keberhasilan suatuorganisasi antara lain
ditentukan oleh kemampuan manajeruntuk mengatur kerja sama tersebut. Kegiatan
memimpin,mengatur, mengelola, mengendalikan, mengembangkan kegiatan organisasi
merupakan kegiatan manajemen.
Berikut ini dikemukakan berbagai batasan manajemen.

George R. Terry dalam bukunya The Principles of Management mengatakan bahwa manajemen
adalahpencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,dengan menggunakan kegiatan orang
lain.

Henry Fayol dalam bukunya General Industrial Management mengatakan bahwa manajemen
adalah proses tertentu yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.

John D. Millet dalam bukunya Management in the Public Service mengemukakan bahwa
manajemen adalah proses dalam memberikan arahan pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu
organisasi guna mencapai tujuan.

Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam bukunya ThePrinciples of Management mengatakan
bahwa manajemen adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

Manullang mengatakan bahwa manajemen adalah senidan ilmu pencatatan, pengorganisasian,


penyusunan,pengarahan, pengawasan terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Dari berbagai batasan/definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni
perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadapusaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Dalam pengertian manajemen tersebut terdapat unsur tujuan, kegiatan,dan manusia. Ketiga hal
ini seringdisebut unsur-unsur manajemen.Ketiga unsur tersebut merupakan unsur pokok
organisasi.Unsur-unsur tadi diupayakan agar sinkron dan harmonis sehingga tujuan organisasi
tercapai secara optimal, kegiatan organisasinya efektif, dan penggunaan manusianya efisien.
Manajemen memiliki manfaat dalam pengembangan berbagai organisasi/instansi, baik swasta
maupun pemerintah.
Menurut T. Hani Handoko ada tiga alasan utama mengapa manajemen dibutuhkan.
a.         Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, baik oleh
pribadi maupunperusahaan.
b.        Manajemen membantu keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
c.         Adanya manajemen akan berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas serta menjaga
keseimbangan dari berbagai tujuan.

Manajemen sebagai Ilmu dan Seni


Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen yang mengutip pernyataan
Luther Gullick,mendefinisikan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuanyang secara
sistematis untuk memahami mengapa danbagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Dalam setiap ilmu manajemen terdapat metode
ilmiah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen.Metode ilmiah
tersebut pada hakikatnya meliputi urutan kegiatan sebagai berikut.
a.       Mengetahui adanya masalah.
b.      Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
c.       Mengumpulkan data.
d.      Mengolah data guna menyusun alternatif penyelesaian.
e.       Mengambil keputusan dengan memilih salah satualternatif penyelesaian.
f.       Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.

Manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni, dimana manajemen berfungsi untuk mencapai
tujuan yang nyata,mendatangkan hasil atau manfaat.Seni manajemen meliputi kemampuan
memandang bagian-bagian yang harus ada dalam organisasi sebagai suatu totalitas sistem dan
menjadi suatu kesatuan gambaran tentang visi.Seni manajemen mencakuppula kemampuan
menyampaikan visi tersebut kepada komponen manajemen.Dalam merencanakan,
mengorganisir,menggerakkan, dan mengendalikan seluruh aspek manajemen dilakukan dengan
seni, dan tidak kaku.
2. Tingkat-Tingkat Manajemen
Tingkatan manajemen dalam organisasi biasanya mempunyai sedikitnya tiga jenjang
manajemen, yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemenlini pertama.
a.        Manajemen Puncak (Top Level Management)
Manajemen puncak adalah tingkatan manajemen tertinggi dalam sebuah organisasi, yang
bertanggung jawabterhadap keseluruhan aktivitas organisasi. Sebutan orang yang memegang
posisi dalam manajemen puncak adalah: direktur,presiden direktur, dewan direksi, dan
sebagainya.
b.        Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah bertugas mengembangkan rencana-rencana sesuai dengan tujuan dan
tingkatan yanglebih tinggi dan melaporkannya kepada top manajer. Sebutan orang yang
memegang posisi dalam manajemen menengahadalah: kepala departemen, kepala pengawas, dan
sebagainya.
c.         Manajemen Lini Pertama (First Level/First LineManagement)
Manajemen lini pertama merupakan tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang
memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.Manajemen lini pertamaini dikenal dengan
istilah operasional (supervisor, kepala seksi,dan mandor).

3. Prinsip dan Fungsi Manajemen


1. Prinsip Manajemen
Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen,yaitu sebagai berikut.
1)      Pembagian Kerja (Division of Work)
Pembagian kerja (spesialisasi) ini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja
seseorang dalam suatu organisasi/instansi/perusahaan. Pembagian kerja harus disesuaikan
dengan kemampuan dan keahliannya, dan didasarkan pada prinsip the right man in the right
place, bukan atas dasar like and dislike.
2)      Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority andResponsibility)
Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari atasan ke
bawahan.Wewenang ini harus diikuti dengan pertanggungjawaban kepada pihak yang
memberikan perintah.
3)      Disiplin (Discipline)
Disiplin mencakup rasa hormat dan taat pada peranandan tujuan organisasi.
4)      Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari satu atasan.
5)      Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya,karyawan harus diarahkan oleh
seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6)      Meletakkan Kepentingan Organisasi daripada Kepentingan Sendiri (Subordinatie of
IndividualInterest to General Interest)
7)      Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)
Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi karyawan maupun pemilik.
8)      Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)
Dalam pengambilan keputusan, harus ada keseimbanganyang tepat antara sentralisasi dan
desentralisasi.
9)      Hierarki/Hierarchi
Garis perintah dan wewenang harus jelas. Sehingga setiap karyawan akan mengetahui kepada
siapa ia harus bertanggungjawab dan dari siapa ia mendapatkan perintah.
10)  Keteraturan (Order)
Bahan-bahan dan orang-orang harus ada pada tempat danwaktu yang tepat.
11)  Keadilan dan Kejujuran (Equity)
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini,harus ada perlakuan yang sama dalam sebuah organisasi.
12)  Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability of Tennur)
Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar.
Tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi suatu organisasi maupun perusahaan.
13)  Inisiatif (Initiative)
Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya meskipun
beberapa kesalahan mungkin terjadi.
14)  Semangat Korps (Esprit de Corps)
Setiap karyawan harus memiliki semangat kesatuan (espritde corps) yakni rasa senasib dan
sepenanggungan, karyawan memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki terhadap
perusahaan.
2.      Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang selalu melekat dalam proses
manajemen dan dijadikanacuan manajer dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi
manajemen yang paling mendasar adalah perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan(actuating), dan pengawasan (controlling).

Di bawah inidijelaskan fungsi manajemen sebagai berikut :


a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan serangkaian proses pemilihan/penetapan tujuan organisasi dan
penentuan berbagai strategiyang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. T. Hani
Handokomengemukakan 4 tahap yang harus dilalui dalam proses perencanaan yaitu:
1) Menetapkan Serangkaian Tujuan
Perencanaan dimulai dengan keputusan tentangkeinginan kebutuhan organisasi/kelompok kerja.
2) Merumuskan Keadaan Saat Ini
Dengan menganalisis keadaan sekarang secara baik, makadapat diperkirakan keadaan di masa
yang akan datang.
3) Mengidentifikasi Kemudahan dan Hambatan
Dalam mengidentifikasi kemudahan dan hambatan dapatdipakai metode SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, andTreats).Kemudahan, hambatan, kekuatan, dan kelemahan
dariorganisasi perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan.
4) Mengembangkan Rencana untuk Pencapaian Tujuan
Tahap terakhir dari proses perencanaan diperlukanberbagai penilaian alternatif dan pengambilan
keputusan untuk menentukan pilihan terbaik di antara berbagai alternative yang ada. Bagi sebuah
organisasi, perencanaan sangat diperlukan,karena tanpa perencanaan yang baik, kegiatan
organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Perencanaan yang baik akanmemberikan manfaat,
antara lain sebagai berikut.
1) dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
2) dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi
3) dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi di masayang akan datang, dan
4) mudah dalam melakukan pengawasan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan rangkaian aktivitas pembagian tugas yang akan dikerjakan, serta
pengembangan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan, agar pekerjaan dapat diselesaikan
dengan baik.
Fungsi pengorganisasian meliputi:
1) perumusan tujuan secara jelas,
2) pembagian tugas pekerjaan,
3) mendelegasikan wewenang, dan
4) mengandung mekanisme koordinasi.
Ada beberapa bentuk organisasi yaitu sebagai berikut :
1) Organisasi Garis
Pada bentuk ini, wewenang pimpinan langsung ditujukan kepada bawahan.Bawahan
bertanggung jawab langsung pada atasan. Contohnya adalah garis komando yang dilaksanakan
oleh kesatuan militer.
Ada beberapa kebaikan organisasi garis yaitu:
a) proses pengambilan keputusan cepat,
b) kesatuan komando terjamin, karena berada pada satutangan,
c) pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan, dan
d) jumlah karyawan sedikit serta rasa solidaritasnya tinggi.

Sedangkan kelemahan dari organisasi garis adalah sebagaiberikut.


a)      kecenderungan pimpinan bertindak otoriter,
b)      maju mundurnya organisasi berada di tangan satu orang,
c)      kesempatan kerja untuk berkembang terbatas, dan
d)     sistem kerja bersifat individual.
2) Organisasi Garis dan Staf
Pada bentuk ini, pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan tugas.Kewenangan tetap berada
pada pimpinan,dan pimpinan mendapat saran dari para staf ahli. Bentuk organisasi ini banyak
ditemukan di berbagai instansi/perusahaan.
Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah sebagaiberikut.
a)      cocok diterapkan dalam organisasi yang bersifatkompleks;
b)      dengan berpedoman pada prinsip the right man in the rightplace, maka memungkinkan adanya
spesialisasi;
c)      keputusan yang diambil lebih rasional karena dipikirkanlebih dari satu orang;
d)     adanya pembagian tugas secara lebih tegas antara pimpinan, staf, dan bawahan; dan
e)      koordinasi dapat berjalan dengan baik karena tiap-tiap bidang telah memiliki tugas yang sesuai.

Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut.
a)      dimungkinkan terjadinya perintah lebih dari satu orang,sehingga pelaksanaan tugas sering
menjadi bingung;
b)      karyawan cenderung tidak saling mengenal;
c)      solidaritas karyawan kurang; dan
d)     jumlah tenaga kerja yang diperlukan cukup banyak.

3) Organisasi Fungsional
Pada bentuk ini satuan-satuan organisasi disusun dalambentuk lurus, berdasarkan sifat dan
macam fungsi yang harusdilaksanakan.Wewenang fungsional merupakan wewenangstaf yang
dapat memberi perintah kepada bawahan yangsesuai dengan fungsinya.
Adapun kebaikan dan kelemahan dari struktur organisasi fungsional adalah sebagai berikut.
Kebaikan struktur organisasi fungsional antara lain:
a  )      adanya pembagian tugas yang jelas, maka kesimpangsiuranperintah dari atasan dapat dihindari,
b  )      adanya spesialisasi pekerjaan, sehingga produktivitassemakin tinggi,
c  )      koordinasi dapat dilakukan dengan mudah, dan
d  )     penggunaan tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuaidengan fungsinya.
Kelemahannya organisasi fungsional antara lain:
a  )       tanpa mengadakan latihan terlebih dahulu, mutasi kerjasulit dilakukan,
b  )      koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan,
c  )      karena bidang tugas yang berlainan, maka dapat terjadipengkotak-kotakan karyawan, dan
d  )     kesimpangsiuran tugas masih mungkin terjadi karenaperintah bisa datang lebih dari satu orang.
c. Penyusunan Personalia (Staffing)
Penyusunan personalia merupakan aktivitas kepegawaianyang ditujukan untuk memperoleh
tenaga kerja yang cakapdan dalam jumlah yang tepat.Fungsi staffing berkenaandengan
penarikan, pelatihan, dan pengembangan sertapenempatan, dan pemberian orientasi pada
karyawan dalam lingkungan kerjanya.

d. Pengarahan (Leading/Directing)
Pengarahan merupakan aktivitas dalam manajemen yang berhubungan dengan pemberian
bimbingan, saran-saran,motivasi, penugasan, perintah-perintah, atau instruksi kepada bawahan
untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

e. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian merupakan serangkaian pengawasan agarpekerjaan berjalan sesuai dengan rencana
yang telahditetapkan.
Ada beberapa langkah dalam proses pengendalian yaitu:
1)   menetapkan standar dan metode untuk mengukurprestasi;
2)   mengukur prestasi kerja;
3)   membandingkan apakah prestasi kerja sudah sesuaidengan standar yang telah ditentukan; dan
4)   pengambilan tindakan koreksi atau perbaikan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya

DAFTAR PUSTAKA
Terry George, R. The Principles of Management.
Ruseffendi.(1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud
Sinaga, M. et al. (2006). Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga

Makalah Permintaan dan Penawaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pada zama modren seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu ekonomi
adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan penawaran.Tentu saja
anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang sangat sederhana. Akan tetapi
menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum penawaran dan permintaan memang merupakan
bagian yang terpenting dalam pemahaman kita mengenai pasar. Apa bila kita membicarakan pasar
tentunya tidak luput dari perdagangan. Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di
pasar.Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan penawaran.Permintaan
adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu tertentu,sedangkan penawaran  adalah
jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada
setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Dari sini kita sudah melihat bahwa Permintaan dan
Penawaran memiliki hubungan yang erat satu sama lain  untuk mendukung perdagangan. Pertama kita
perlu mengetahui apa faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita
dapat melihat bagaimana permintaan dan penawaran membentun harga pasar.
1.2  Masalah

Jika di lihat dari latar belakang yang sudah saya tuliskan diatas,permasalahan yang muncul
adalah bagaimana caranya menciptakan pasar yang stabil dalam artian permintaan pasar dan
penawaran pasar menjadi seimbang. Tentu saja kestabilan pasar sangatlah penting bagi kebutuhan
masyarakat dan juga penting bagi penyedia kebutuhan atau produsen. Hal ini juga menjadi sangat
penting karena kebutuhan masyarakat yang semakin hari semakin bertambah dan mengakibatkan
harga di pasar menjadi meningkat.

  

  

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1  Permintaan dan Penawaran

A.    Pengertian Permintaan dan Penawaran

Permintaan adalah jumlah barang atau komoditi yang diminta oleh pembeli untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.

Penawaran adalah jumlah barang atau komoditi yang akan diproduksi dan ditawarkan untuk dijual
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.

B.    Hukum Permintaan dan Penawaran

Hukum permintaan adalah makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta
dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta. Adanya
kenaikan permintaan menyebabkan kenaikan harga pada harga ekuilibrium maupun kuantitas
ekuilibrium. Penurunan permintaan akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium maupun kuantitas
ekuilibrium.

Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang
ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah
barang yang ditawarkan. Kenaikan harga penawaran akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium
dan menyebabkan kenaikan kuantitas ekuilibrium. Penurunan penawaran menyebabkan kenaikan harga
ekuilibrium dan menyebabkan penurunan kuantitas ekulibrium
Kurva permintaan  adalah suatu kurve yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang
dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh para pembeli. Kurve permintaan dibuat berdasarkan data
riil di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang pada berbagai tingkat harga, yang disajikan
dalam bentuk table.

Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan jumlah
barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang
menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan menjual dalam jumlah
yang lebih banyak. Di bawah ini gambar kurva permintaan dan penawaran dengan data yang ada.

 Dengan Data Permintaan dan Penawaran seperti

 Maka gambar Kurva Permintaan dan Penawarannya adalah :


2.2  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran

A.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

1.   Perilaku Konsumen atau Selera Konsumen

Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang
mungkin blackberry sudah dianggap kuno.

2.   Ketersediaan dan Harga Barang Sejenis Pengganti dan Pelengkap

Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun
permintaannya.

3.   Pendapatan atau Penghasilan Konsumen

Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi
jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya
agar jarang beli.
4.   Perkiraan Harga di Masa Depan

Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika
harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.

5.   Banyaknya atau Intensitas Kebutuhan Konsumen

Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan
puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya
akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.

B.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

1.   Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih
sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan
produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya
produksi sehingga memicu penurunan harga.

2.   Tujuan Perusahaan

Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual
produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin
produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat
keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.

3.   Pajak

Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih
sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.

4.   Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap


Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang
beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun
dikurangi.

 5.   Prediksi / perkiraan harga di masa depan

Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan
memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga
naik akibat berbagai faktor.

2.3  Harga Pasar

A.  Pengertian Harga

Istilah harga biasa digunakan dalam kegiatan tukar menukar. Untuk menyatakan harga sesuatu barang
digunakan satuan uang. Dengan demikian Pengertian Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan
dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi sajalah yang memiliki
harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan yang menyebabkan adanya penawaran
adalah faktor kelangkaan atau kejarangan. Sehingga barang itu memiliki harga karena barang itu di satu
pihak berguna dan di pihak lain barang itu jumlahnya terbatas atau langka. Sesuai dengan istilahnya,
disebut hanya keseimbangan sebab pada harga tersebut akan terjadi keseimbangan antara jumlah
barang yang diminta (dibeli) dengan barang yang ditawarkan (dijual). Hanya keseimbangan itu terjadi
karena adanya interaksi antara pembeli dengan mengadakan permintaan dan penjual dengan
mengadakan penawaran di pasar.

B.  Harga Keseimbangan

Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibriumadalah harga yang terbentuk pada titik
pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di
pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana
kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai,
biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak
penjual dalam menentukan harga.

Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan
tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan dan kurve
penawaran menjadi kurve permintaan dan penawaran.

Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan
permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.

  

BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Hukum permintaan dalam ekonomi menyebutkan makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah
barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang
yang diminta. Sepertinya dalil hukum permintaan itu tidak berlaku pada saat bulan Ramadan dan
menjelang Hari Raya Idul fitri. Meskipun harga-harga melangit, masyarakat tetap bersemangat untuk
mencukupi kebutuhannya, terutama kebutuhan pangan.

3.2  Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya,sebaiknya para penjual tidak memainkan
harga dan sengaja “membuat” suatu barang terlihat langka sehingga membuat masyarakat merasa
terbebani dengan kenaikan harga mendadak seperti contohnya daging sapi,cabai dan kebutuhan
lainnya.Pemerintah juga sebaiknya lebih memperhatikan adanya kecurangan dalam pendistribusian
barang-barang sehingga tidak terjadi penimbunan barang yang dapat mengakibatkan kenaikan harga.
Fungsi-Fungsi Manajemen (POAC)

BAB 1

POAC

1.1  POAC Sebagai Proses Manajemen

Dalam bahasan kelompok kami terdapat dua sub bab, yaitu POAC dan POSDCORBE.

Hal yang perlu ditekankan dalam materi kali ini adalah, POAC merupakan sebuah proses.

Sedangkan POSDCORBE adalah sebuah fungsi. Karena POAC sebuah proses, maka di dalam

organisasi keberadaan POAC akan selalu berputar dan tidak akan pernah berhenti.

Pendekatan membantu untuk memahami apa yang manajer lakukan, yaitu menganggap

pekerjaan mereka sebagai suatu proses. Proses adalah serangkaian tindakan untuk mencapai

sesuatu. Misalnya, membuat keuntungan atau menyediakan layanan. Untuk mencapai tujuan,

manajer menggunakan sumber daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama, yaitu

POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

POAC diterapkan dalam setiap organisasi di seluruh dunia guna mempertahankan

kelanjutan organisasi. POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat

beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check, Evaluate), dan

PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC lebih banyak digunakan dan diterapkan

karena lebih sesuai untuk setiap tingkat manajemen.

1.2  Pengertian tiap Fungsi POAC


Fungsi POAC sendiri dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas dan

efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya. Berikut adalah pemaparan singkat tentang

tiap bagian dari POAC, yang mana akan dibahas lebih dalam di bab lain:

A.                Planning

Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai

tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi

segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan,

mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.

Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan

dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan

dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat

rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.

B.                 Organizing

Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap

sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan

dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke

dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan

beberapa tugas.

Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau

beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya

manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan

merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang

terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.


C.                Actuating

Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan

tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing.

Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa

tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi

kenyataan.

D.                Controlling

Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan

antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang

signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang

sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan.

Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat

hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang manajer akan

kembali pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan

hasil dari controlling.


BAB 2

PLANNING

2.1  Pengertian Planning

Kesuksesan organisasi adalah mencapai tujuan yang telah disusun oleh manajer pada

periode awal membentuk organisasi. Planning adalah sebuah proses di mana seorang manajer

memutuskan tujuan, menetapkan aksi untuk mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan

tanggung jawab unutk menjalankan strategi kepada orang tertentu, dan mengukur keberhasilan

dengan membandingkan tujuan.

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu mengenal

perbedaan visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah titik awal

dari perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu proses dan

untuk menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam suatu organisasi.

Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi menggambarkan

keinginan untuk masa depan, seringkali digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh

manajemer suatu organisasi.


Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh manajer,

sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi yang di usahakan untuk di

wujudkan. Empat karakteristik tujuan :

1.      Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang manajer standar pembanding

terhadap hasil yang telah dilaksanakan.

2.      Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus memilih beberapa tujuan

major untuk menaksir kinerja organisasi.

3.      Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi semua karyawan, anggota

organisasi untuk mengiprovisasi kinerja dalam organisasi. jika tujuan tidak realis atau terlalu

mudah akan membuat putus asa dan bosan pada diri karyawan atau anggota organisasi.

4.      Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat dicapai. Tenggat waktu dapat

menyuntikkan rasa urgensi dalam pencapaian tujuan dan bertindak sebagai motivator. Namun,

tidak semua tujuan memerlukan kendala waktu.

2.2  Prinsip Perencanaan

Berikut ini adalah prinsip dari perencanaan:

A.    Prinsip Kontribusi

Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan pencapaian efektif dan efisien tujuan organisasi,

dalam kenyataannya, kriteria dasar untuk perumusan rencana untuk mencapai Tujuan utama

perusahaan. Pencapaian tujuan selalu tergantung pada rencana dan jumlah kontribusi organisasi

terhadap perencanaan.

B.     Prinsip Suara dan Konsisten Premising

Bangunan adalah asumsi mengenai kekuatan lingkungan seperti kondisi ekonomi dan pasar,

sosial, politik, aspek hukum dan budaya, tindakan pesaing, dll Ini adalah lazim selama periode
pelaksanaan rencana. Oleh karena itu, Rencana yang dibuat atas dasar tempat sesuai, dan masa

depan perusahaan tergantung pada tingkat kesehatan rencana yang mereka buat sehingga untuk

menghadapi keadaan tempat.

2.3  Metode Pengambilan keputusan

A.    Elementary Methods (Metode dasar)

Metode pendekatan ini sangat simpel, dan membutuhkan perhitungan untuk mendukung analisis.

Metode ini sesuai untuk keadaan di mana masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja,

alternatif yang terbatas dan ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.

B.     MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)

Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk membantu dalam pembuatan

keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat digunakan sebagai pembuat keputusan.

C.     SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique)

Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang dihitung secara matematis.

Adanya skala penilaian yang telah diketahui oleh banyak orang.

D.    Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)

MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah satu dari sejumlah alternatif.

Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan

nilai atau skornya dibuat oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap

alternatif dijumlahkan sesuai  masing-masing kriteria dan kemudian diurutkan sesuai jumlah

skor. Urutan hasil yang telah didapatkan oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan.

E.     NGT (Nominal Group Technic)

NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat

keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta atau anggota organisasi kemudian
memberikan voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide

yang paling banyak skornya, yang berarti merupakan konsensus bersama.

2.4  Metode Menentukan Prioritas

A.    Metode USG (Urgent, Seriousness, and Growth)

1)      Urgent

Tingkat kegawatan suatu masalah, artinya apabila masalah tidak segera ditanggulangi akan

semakin gawat.

2)      Seriousness

Tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius

pada masalah lainnya.

3)      Growth

Besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan, artinya apabila

masalah tersebut tidak segera diatasi pertumbuhannya akan berjalan terus.

B.     Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)

MCUA adalah metode kuantitatif untuk memilih intervensi terbaik di antara banyak pilihan

kandidat yang berbeda.

C.     Metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, and Leverage)

Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas

masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan

skor atas criteria tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan

(readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar masalahnya,
sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan metode CARL untuk

menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan

keterbatasan dalam menyelesaikan maslah. Penggunaan metode ini menekankan pada

kemampuan pengelola program.

D.    Metode Hanlon

Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas

masalah dengan menggunakan empat kelompok kriteria, yaitu besarnya masalah (magnitude),

kegawatan masalah (emergency), kemudahan penanggulangan masalah (causability), dan faktor

yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL factor). Tujuan Metode Hanlon

adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam meningkatakan penentuan

masalah.

2.5  Implementasi

(Koontz & Weihrich, 1990, p. 55)

A.    Menyadari kesempatan.

Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan atau peluang di lingkungan

eksternal dengan sangat baik dalam organisasi sebagai awal perencanaan. Menjadi bagian

penting melihat terhadap kesempatan masa depan.

Manajer harus tahu di mana kondisi pasar, kompetisi antar organisasi, permintaan konsumen atau

pelanggan, kekuatan mereka sendiri, dan kelemahan.


B.     Menentukan tujuan.

Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi dan setiap sub unit di

dalamnya. Tujuan memberikan arahan terhadap setiap departemen atau sub unit di dalamnya.

C.     Mengembangkan dasar pikiran.

Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran organisasi. Mengenal dan

memahami dengan baik rencana akan berjalan di lingkungan yang sesuai, eksternal maupun

internal.

D.    Menentukan tindakan alternatif.

Memikirkan tindakan alternatif jika dalam pelaksanaan perencanaan terdapat permasalahan

hambatan.

E.     Mengevaluasi tindakan alternatif.

Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan menimbang dengan cermat,

tindakan alternatif yang memberikan peluang yang paling bagus tentang pencapaian tujuan,

biaya yang paling murah dan keuntungan yang paling tinggi.

F.      Memilih tindakan alternatif yang telah ditentukan atau dirumuskan dan dievaluasi.

G.    Merumuskan pendukung tujuan. Saat keputusan telah dibuat, perencanaan telah selesai, dan

tujuah langkah telah dilakanakan, maka memerlukan daftar atau hal yang diperlukan untuk

mendukung tujuan. Contoh pendukung tujuan adalah alat, bahan, memperkerjakan dan melatih

pegawai, dan mengembangkan sebuah produk baru.

H.    Penghitungan anggaran dana perencanaan, seperti volum dan harga penjualan, biaya operasi

perencanaan, pengeluaran untuk peralatan dan lainnya.


Bab 3

Organizing

3.1 Pengertian

Organizing, atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses

menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain
dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang

kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara

efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang,

alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan

tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta

penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur

dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka.

3.2  Prinsip Pengorganisasian

Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki pedoman

tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak. Untuk mengatur

secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh seorang manajer.

A.    Prinsip Spesialisasi

Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara bawahan atas dasar

kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini adalah melalui pembagian kerja dapat dicapai

yang menghasilkan organisasi yang efektif. Pembagian kerja adalah pemecahan tugas kompleks

menjadi komponen-komponennya sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk beberapa

aktivitas terbatas bukannya tugas secara keseluruhan.

Tidak semua orang secara fisik dan psikologi mampu melaksanakan semua operasi yang

menyusun kebanyakan tugas kompleks, bahkan dengan anggapan seseorang dapat memperoleh
semua keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tadi. Sebaliknya, pembagian

pekerjaan menciptakan tugas yang lebih sederhana yang dapat dipelajari dan diselesaikan

dengan relatif cepat.

Jadi hal ini memperkuat spesialisasi, ketika setiap orang menjadi pakar dalam pekerjaan tertentu.

Karena tindakan ini menciptakan variasi pekerjaan, orang dapat memilih atau ditugaskan pada

suatu posisi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.

B.     Prinsip Definisi Fungsional

Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus benar dan jelas kepada manajer dan

bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan jelas mendefinisikan tugas-tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain. Klarifikasi dalam otoritas-tanggung

jawab membantu dalam mencapai hubungan koordinasi dan dengan demikian organisasi dapat

berlangsung efektif. Sebagai contoh, fungsi utama dari produksi, pemasaran dan keuangan dan

hubungan tanggung jawab wewenang dalam departemen ini harus jelas didefinisikan untuk

setiap orang agar melekat dalam pemikiran karyawan. Klarifikasi dalam hubungan otoritas-

tangggung jawab membantu dalam organisasi yang efisien.

C.    Prinsip Rentang Pengendalian atau Pengawasan

Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang menggambarkan jumlah

karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh seorang manajer tunggal.

Menurut prinsip ini, seorang manajer harus dapat menangani jumlah karyawan yang

dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan memilih baik rentang lebar atau sempit froma.

Ada dua jenis rentang kendali: -


1)      Rentang kendali yang luas adalah salah satu di mana seorang manajer dapat mengawasi dan

mengendalikan secara efektif sebuah kelompok besar orang pada satu waktu.

2)      Rentang kendali yang sempit rentang ini, pekerjaan dan wewenang dibagi antara banyak

bawahan dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok yang sangat besar dari

orang di bawah dia. Manajer sesuai dengan rentang yang sempit mengawasi sejumlah karyawan

yang dipilih pada satu waktu.

3)      Prinsip Rantai Skalar

Rantai skalar adalah rantai komando atau otoritas yang mengalir dari atas ke bawah. Otoritas dan

tanggung jawab harus berjalan dalam garis yang tegas dan tidak terputus dari eksekutif tertinggi

sampai yang paling rendah. Sebuah rantai skalar memfasilitasi alur kerja di sebuah organisasi

yang membantu dalam pencapaian hasil yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke

bawah, hal itu akan menjelaskan posisi kewenangan untuk manajer di semua tingkatan dan yang

memfasilitasi organisasi yang efektif.

D.    Prinsip Kesatuan Perintah

Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap bawahan bertanggung jawab

kepada satu manajer. Hal ini membantu dalam menghindari kesenjangan komunikasi dan

kesimpangan tanggung jawab. Jika atasan yang lebih tinggi ingin memberikan perintah atau hal-

hal lain kepada para bawahan yang berada beberapa tangga di bawah dalam hierarki organisasi,

seyogianya hal itu dilakukan melalui atasan langsung orang yang bersangkutan. Paling tidak

dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut.

3.3  Implementasi
Pentingnya pengorganisasian, menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi, yang

dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan usaha-

usaha mereka dengan baik.

Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah

mengharrmonisasikan kelompok orang yang berbada, mempertemukan macam-macam

kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu.

(Terry 1979)

Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya

tindakan-tindakan untuk mengelompokkan semua kemampuan yang sesuai menjadi satu tempat

dan memanfaaatkan kemampuan tersebut agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan

tetapi suatu pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya manusia saja, akan

tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat efektif. Jadi pengorganisasian merupakan

sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya menggerakan seluruh

aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai pengawasan manajerial.

BAB 4

ACTUATING

4.1  Definisi Actuating


Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu

tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran

sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau

bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai

tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan

(leadership) yang baik.

Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai arahan

dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai

dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari peranan

kemampuan leadership.

4.2  Leadership dan Actuating

Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap

karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari itu,

fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari

leadership. Premis yang terkenal pernah diungkapkan oleh Doghlas McGregor, bahwa seorang

karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif.

Untuk pembahasan masalah teori leadership, akan dijelaskan lebih detail dalam bab

POSDCORBE. Di dalam proses actuating ini, keberadaan leadership adalah sebagai pendukung.

Karena actuating sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan

mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi.

4.3  Prinsip Actuating

A.    Pelaksanaan dan Penugasan.


Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan pengawasan

dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan

antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan

profesi, dan lain-lain.

B.     Pengawasan Pengelolaan Dana.

Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting dilakukan agar

dana tidak disia-siakan.

C.     Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.

Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya

teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja.

D.    Dokumentasi Pengawasan.

Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran, kesalahan

dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.

E.     Supervisi Audit.

4.4  Implementasi

Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk memotivasi

seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja:

A.    Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,

B.     Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,

C.     Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,
D.    Tugas yang diberikan cukup relevan,

E.     Hubungan harmonis antar rekan kerja.

BAB 5

CONTROLING

5.1  Definisi Controling

Menurut G.R Terry, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang

harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan

dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana

yaitu selaras dengan standar.

Jelas sekali bahwa fungsi pengawasan yang diambil dari sudut pandang definisi sangat

vital dalam suatu perusahaan. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari

rencana. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan. Hal ini dilakukan untuk

pencapaian tujuan sesuai dengan rencana.

Jadi pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses. Dengan

pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen menjadi efektif dan

efisien.

5.2  Proses dalam Controlling


Dalam controlling ada beberapa proses dan tahapan, yaitu pengawasan. Proses pengawasan

dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui langkah sebagai berikut:

A.    Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.

B.     Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.

C.     Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika

ada.

D.    Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai

dengan rencana.

E.     Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah realistis atau tidak. Jika ternyata belum

realistis maka perlu diperbaiki.

5.3  Implementasi

Beberapa cara pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang manajer yang meliputi

pengawasan langsung, adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang

manejer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah

dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.

Pengawasan tidak langsung, adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan

secara tertulis maupun lisan dari karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil yang dicapai.

Pengawasan berdasarkan pengecualian, adalah pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan

yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengawasan ini dilakukan dengan cara

kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.

Pengawasan juga bisa dibedakan menurut sifat dan waktunya:


A.    Preventive control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk

menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pengawasan ini merupakan

pengawasan terbaik karena dilakukan sebelum terjadi kesalahan namun sifatnya prediktif.

B.     Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan dalam

pelaksanaanya. Dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya

sesuai dengan yang diinginkan.

C.     Pengawasan saat proses dilakukan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.

D.    Pengawasan berkala, adalah pengawasan yang dilakukan secara berkala, misalnya perbulan,

persmester, dll.

E.     Pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk

mengetahui apa pelaksanaannya dilakukan dengan baik atau tidak.

F.      Pengawasan Melekat (waskat), adalah pengawasan/pengendalian yang dilakukan secara

integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.

Ada beberapa dasar proses dalam pengawasan, diantaranya adalah teknik pengendalian dan

sistem yang pada dasarnya sama untuk kas, prosedur kantor, moral, kualitas produk atau apa pun.

Bisa diasumsikan bahwa baik rencana dan struktur organisasi yang jelas, lengkap, dan

terintegrasi akan tercipta jika manajer yakin akan tugasnya. Jika manajer tidak yakin dari

tugasnya atau bawahan tidak memiliki kekuatan atau tidak tahu bahwa dia memiliki kekuatan

untuk melaksanakan tugasnya, akan menjadi sulit untuk menentukan siapa yang bertanggung

jawab.

CONCLUSION
POAC is a management proccess. Which consist of planning, organizing, actuating and

controlling. POAC still connected with POSDCORBE ( management function). Both are

different, but in every element of POAC there always be management function.

The first element in POAC is planning. Planning is an proccess where a manager make a
decision, decided some strategy to reach the goals, alocate the responsibility to someone else, to
measure between success and the goal.
To make a good plan, there are several principles, such as the contribution principle and
premising consistence. In planning proccess a manager also need to make a decision. There are
methods in planning, such as elementary methods, MAUT, SMART, MCDA, NGT and others.
When planning is made, manager also need to decided the priority. They can use the ‘Deciding
Methods’.
The second element is organizing. Organizing is a proccess about how a strategy and
tactics which have been created in planning proccess, was well designed onto an organizational
structure. Also to ensure that all people in organization can work effectively and efficiency
which aims to reach the organization goals. To do a good organizing, manager should not missed
the principle of organizing.
The third is actuating. Actuating is some actions to seek everyone in organization to work
for reach the goals. So, actuating aimed is to seek everyone so they want to work with awarness,
some kind like realizing a plan. Actuating also need a good leadership too, because the manager
is managing a lot of people here.
The fourth is controlling. Controlling is a decide proccess like, what an organization must
reached, what should organization do, to assess the activity and compare it with the standart.
Controlling is done in every time, before a proccess, while the proccess is working and also after
the proccess.
DAFTAR PUSTAKA

Stoner, JAF, Freeman, RE & Gilbert Jr, DR 1996, management 6th edn, Prentice Hall, Inc, New

Jersey.

Koontz, H & Weihrich, H 1990, Esseintials of Management, McGraw-Hill Publishing Company,

singapore

http://www.hsor.org/what_is_or.cfm?name=mutli-attribute_utility_theory

http://www.decisioncafe.com/ihroot/infoharv/infoharvestfaq.asp#what mcda

http://www.hsor.org/what_is_or.cfm?name=mutli-attribute_utility_theory

http://asq.org/learn-about-quality/idea-creation-tools/overview/nominal-group.html

http://ngolearning.org
http://id.shvoong.com
Dubrin, Andrew J, 2008. Essentials of Management. Canada: Cengage Learning
Kathryn dan David C. Martin, 1998. Management. State of America: The McGraw-Hill
Companies
George, R. Terry, 1979, Principles of Management.
Stoner, JAF, Freeman, RE & Gilbert Jr, DR 1996, management 6th edn, Prentice Hall, Inc, New

Jersey.

Massie, JL, 1979, essentials of management 3rd edn, Prentice Hall, Inc, Kentucky
Contoh Makalah Elastisitas Permintaan dan Penawaran [Lengkap]

I.                   PENDAHULUAN

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas.
Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran  yakni apa yang akan terjadi terhadap
permintaan dan penawaran  jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing
masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan adanya pemahaman elastisitas
tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan
kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga atau dengan kata
lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan
harga. Oleh karena itu Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi
terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan
harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran
terhadap perubahan harga.
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada
makalah ini adalah (1) Pengertian elastisitas permintaan?, (2) Pengaruh harga terhadap elastisitas
permintaan? (3) Jenis-jenis elastisitas permintaan?, (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi
elastisitas permintaan?, (5) Pengertian elastisitas penawaran?, (6) Pengaruh harga terhadap
elastisitas penawaran?, (7) Jenis-jenis elastisitas penawaran, (8) Pengertian dan pengaruh
elastisitas pendapatan, (9) Pengertian dan pengaruh elastisitas promosi?.
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan
makalah ini yakni (1) dapat mengetahui pengertian elastisitas permintaan, (2) dapat mengetahui
pengaruh harga terhadap elastisitas permintaan , (3) dapat mengetahui Jenis-jenis elastisitas
permintaan, (4) dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan, (5)
dapat mengetahui pengertian elastisitas penawaran, (6) dapat mengetahui pengaruh harga
terhadap elastisitas penawaran, (7) dapat mengetahui jenis-jenis elastisitas penawaran, (8) dapat
mengetahui pengertian dan pengaruh elastisitas pendapatan, (9) dapat mengetahui pengertian dan
pengaruh elastisitas promosi.
II.                PEMBAHASAN

1.      Pengertian Elastisitas Permintaan


Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi
terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas dapat diartikan sebagai
tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan
faktor-faktor lain.
Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di
mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga sebuah
barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin
rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan
rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Besar kecilnya koefisien
elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut.

Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan
Contoh :
Harga sebuah donat Rp500,00 jumlah yang diminta 500 buah, jika harganya naik menjadi
Rp600,00 per buah, jumlah yang diminta turun menjadi 300 buah. Hitung koefisien
elastisitasnya.
Penyelesaian

Diketahui:
P = Rp500,00 ;
ΔQ = 500–300 = 200
Q = 500;
ΔP = Rp500,00–Rp600,00 = Rp100.00
maka Ep =

Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ep = 2 > 1


Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka
permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang
diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang
berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai
contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik
20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai
barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar
1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang
ditawarkan.

2.      Pengaruh Harga Terhadap Elastisitas


Pengaruh harga terhadap elastisitas adalah presentase perubahan jumlah barang yang
diminta dengan presentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hukum permintaan,
dimana jika persentase harga naik, maka persentase kuantitas barang turun dan sebaliknya.
Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas
permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi
perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.
a.       Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Primer
Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila harga naik maka
permintaan turun)
Hukum permintaan terhadap Barang Primer adalah In Elastis dan In Elastis Sempurna karena
semakin banyak produsen yang meminta barang primer maka semakin naik harga, tetapi apabila
semakin sedikit yang meminta maka harga akan turun dan tidak dalam jumlah yang signifikan
(turun sedikit daripada permintaan terhadap barang tersebut. Apabila In Elastis Sempurna maka
Konsumen tetap membeli barang itu berapapun harganya.
     

                                                 

Ini adalah Kurva In Elastis Permintaan, Kurva landai karena barang yang diminta adalah barang
primer dan penurunan permintaan terhadap barang, mempengaruhi elastisitas harga untuk turun
tetapi sedikit. (Contoh: Beras). Elastisitas < 1
Ini adalah Kurva In Elastis Sempurna Permintaan, Kurva tegak lurus karena berapapun harganya,
konsumen tetap membeli dengan harga segitu (Contoh: Listrik). Elastsitas = 0
b.      Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Sekunder
Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila harga naik maka
permintaan turun)
Hukum permintaan terhadap Barang Sekunder adalah Elastisitas Uniter karena harga dan
kuantitas produk yang diminta berubah dalam permintaan yang sama, produk sekunder adalah
kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi.

Ini adalah Kurva Unitary Elastis Permintaan, Kurva melengkung dari kiri atas menuju kanan
bawah,  menunjukkan korelasi yang sama antara perubahan harga dengan perubahan jumlah
barang yang diminta. Elastisitas = 1.

c.       Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Tersier


Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila harga naik maka
permintaan turun).
Hukum permintaan terhadap Barang Tersier adalah Elastis, pengertian produk tersier sendiri
adalah produk yang diinginkan oleh konsumen setelah produk sekunder telah dipenuhi (barang
mewah). Permintaan
tis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang
yang diminta. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan
persentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang
diminta juga akan berubah dalam hal ini akan naik sebesar 10%. Secara matematis %ΔQd =
%ΔP. Permintaan yang elastis uniter atau yang elastis proporsional atau yang Ed tepat = 1 sulit
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.
barang tersier disebut elastis karena setiap kenaikan yang terjadi pada harga barang tersebut akan
menurunkan permintaan konsumen terhadap produk tersebut, sebaliknya apabila terjadi
penurunan yang terjadi pada harga barang tersebut akan menaikkan permintaan konsumen
terhadap produk tersebut.

Berikut adalah Kurva Elastisitas Permintaan, kurva menurun dari kiri atas ke kanan bawah dan
tidak landai. (jika harga barang naik, maka permintaan turun . jika harga barang turun, maka
permintaan naik). Elastisitasnya > 1.

3.      Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan


Koefisien Elastisitas
n=0 Inelastis sempurna
0<n<1 Inelastis
n=1 Elastis uniter
1<n<∞ Elastis
n=∞ Elastis sempurna
a)      Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)
Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang diminta meskipun
ada perubahan harga, atau ΔQd = 0, meskipun ΔP ada. Secara matematis %ΔQd = 0, berapapun
%ΔP. Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap
jumlah yang diminta. Kasus permintaan inelastis sempurna terjadi bila konsumen dalam membeli
barang tidak lagi memperhatikan harganya, melainkan lebih memperhatikan pada seberapa besar
kebutuhannya. Contoh: Pembelian Garam dapur oleh suatu keluarga atau pembelian Obat ketika
sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih mempertimbangkan berapa butuhnya, bukan
pada berapa harganya.

b)      Permintaan Inelastis (Ed < 1)

Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap


perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah
yang diminta relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara matematis %ΔQd
< %ΔP. Permintaan Inelastis atau sering disebut Permintaan yang tidak peka terhadap harga,
misal harga berubah naik 10% maka perubahan permintaannya akan turun kurang dari 10%.
Elatisitas kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok seperti gula,
pupuk, bahan bakar dan lain-lain.

c)      Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)


Permintaan Elas

d)      Permintaan Elastis (Ed > 1)

Permintaan Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap perubahan
kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang diminta
relatif lebih besar dari persentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10% maka kuantitas
barang yang diminta akan mengalami kenaikan lebih dari 10%. Secara matematis %ΔQd > %ΔP.
Permintaan yang elastis atau peka terhadap harga (Ed >1) dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari biasanya terjadi pada barang-barang mewah, seperti mobil, alat-alat elektronik,
pakaian pesta dan lain-lain.
e)      Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ∞ )
Permintaan Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang diminta meskipun
tidak ada perubahan harga, atau ΔQd = Ada perubahan, meskipun ΔP = 0 (Tidak ada perubahan
harga). Secara matematis %ΔQd = Ada, %ΔP = 0. Kasus permintaan elastis sempurna terjadi
pada bila permintaan suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap.
Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas kalau permintaan akan produk
tersebut bisa berubah-ubah walaupun harga produk itu tetap.
4.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a.     Tingkat kebutuhan
Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, perubahan harga tidak
mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan terhadap barang ini bersifat inelastic,
sebaliknya bila kebutuhan terhadap suatu barang kurang penting, maka permintaan bersifat
elastic.
b.      Banyaknya barang pengganti yang tersedia.
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya cenderung
untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan
perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa
enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai
penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun,
para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada barang-barang penggantinya
dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah
dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat
tidak elastis, karena jika harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan
oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak
tambahan pembeli yang pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah
karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan
dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak jenis barang
pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.
c.       Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang dalam
membeli barang-barang yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu
jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi
permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal.
Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga dari berbagai
jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk
membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Jadi dapat
dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu
barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

d.      Jangka waktu analisis.


Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat
permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan besifat lebih tidak elastis
karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh
sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun
harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para
pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak
mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka
panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan
menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.

e.       Produk mewah versus kebutuhan.


Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat
membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan
harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah
cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.

f.       Tradisi
Apabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa pun naiknya
harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastic, tetapi apabila tidak
didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastic.
g.     Mode
Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, apabila barang tersebut
sudah digandrungi oleh masyarakat, maka berapapun naiknya harga akan tetap dibeli. Maka
permintaan akan bersifat inelastic demikian sebaliknya.
h.      Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga
permintaan menjadi elastis.

5.      Pengertian Elastisitas Penawaran


Elastisitas merupakan perbandingan perubahan yang akan terjadi apabila satu atau hal yang
lain berubah. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari
sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur
seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Dalam konsep ini hal – hal yang dapat mempengaruhi elastisitas :
1.      Seberapa besar barang – barang yang menggantikan barang yang bersangkutan
2.      Seberapa besar dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang yang
bersangkutan
3.      Banyak tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan

Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive terhadap perubahan harga,
tetapi disisi lain produsenpun sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga
(baik harga naik atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan produsen dalam berproduksi.
Ukuran kepekaan produsen terhadap perubahan harga inilah yang disebut dengan Elastisitas
Harga dari Penawaran atau sering disebut Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran (Es)
diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang ditawarkan yang disebabkan
karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas penawaran sering diartikan
sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang ditawarkan dengan persentase
perubahan harga barang itu sendiri.
Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka yang
disebut koefisien elastisitas penawaran.Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran
adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan
dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung
dengan rumus sebagai berkut.
Keterangan :

ΔQ : Perubahan jumlah penawaran


ΔP : Perubahan harga barang
P : Harga barang mula-mula
Q : Jumlah penawaran mula-mula
Es : Elastisitas penawaran

Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun
menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien
elastisitas penawarannya!
Jawab:

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran

Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1.      Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis
apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
  Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah
mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi
akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
  Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan
pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan
cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2.      Jangka waktu analisis.
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah, para ahli
ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah
barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut
adalah:
1. Immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat
pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya
sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap. Oleh
karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan,
meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang
ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Pada jangka
waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya,
sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
2. The short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen
menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel (dengan bekerja
lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi tidak cukup lama
untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti
bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis,
dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kapasitas produksi
tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan
produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil,
sehingga penawaran tidak elastis.
3. The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk
masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk
mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis. Dalam jangka waktu yang
cukup lama tersebut para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan
menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk
menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat.Makin lama jangka waktu, makin
elastis penawaran.Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor
industri dan produksi secara besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun,
sehingga barang-barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang
kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio transistor,
kalkulator, dsb). Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam
jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi elastisitas penawaran yaitu Stok
persediaan dan Kemudahan substitusi faktor produksi/input.

  Stok persediaan. Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat
segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
  Kemudahan substitusi faktor produksi/input.Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital
lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan
tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena
kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu
dibutuhkan.

6.      Pengaruh Harga Terhadap Elastisitas Penawaran


  Elastisitas Harga Terhadap Penawaran Produk Primer
Elastisitas Harga terhadap Penawaran mempunyai hubungan positif (apabila harga naik maka
penawaran naik). Hukum Penawaran terhadap Barang Primer adalah Elastisitas Sempurna
berapapun kuantitasnya, konsumen tetap membeli berapa pun barang yang ditawarkan.

Kurva tersebut merupakan Kuva Elastis Sempurna Penawaran, Kurva mendatar horizontal
sejajar dengan kuantitas yang artinya Harganya Kaku maka Produsen menawarkan barang
dipengaruhi oleh pelaku ekonomi-ekonomi lain. Berapapun kuantitasnya, harganya tetap.
Elastisitas = Tak Terhingga.

  Elastisitas Harga Terhadap Penawaran Produk Sekunder


Elastisitas Harga terhadap Penawaran mempunyai hubungan positif (apabila harga naik maka
penawaran naik). Hukum penawaran terhadap Barang Sekunder adalah Elastisitas Uniter karena
harga dan kuantitas produk yang ditawarkan berubah dalam permintaan yang sama.
Kurva tersebut merupakan Kurva Unitary Elastis Penawaran, Kurva mulai dari titik nol
menunjukkan bahwa korelasi antara perubahan harga dengan perubahan jumlah yang ditawarkan
sama. Elastisitas = 1.

  Elastisitas Harga Terhadap Penawaran Produk Tersier


Elastisitas Harga terhadap Penawaran mempunyai hubungan positif (apabila harga naik
maka penawaran naik). Hukum penawaran terhadap Barang Tersier adalah Elastis, Penawaran
barang tersier disebut elastis karena setiap kenaikan yang terjadi pada harga barang tersebut akan
menaikkan penawaran produsen terhadap produk tersebut, sebaliknya apabila terjadi penurunan
yang terjadi pada harga barang tersebut akan menurunkan penawaran terhadap produk tersebut.
Kurva tersebut merupakan Kurva Elastisitas Penawaran, kurva sama seperti kurva elastis
permintaan tetapi ada yang berbeda yaitu korelasi antara perubahan harga dengan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan berhubungan positif. Elastisitas > 1

7.      Jenis-jenis Elastisitas Penawaran


Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas penawarannya, elastisitas
penawaran dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam yaitu:
1) Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)
Penawaran Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan
meskipun ada perubahan harga, atau ΔQs = 0, meskipun ΔP ada. Secara matematis %ΔQs = 0,
berapapun perubahan dalam %ΔP. Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali
tidak berpengaruh terhadap jumlah yang ditawarkan. Kasus penawaran inelastis dalam kenyataan
agak sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun ada biasanya pada produk/barang-
barang hasil pertanian misalnya jumlah produksinya sudah tidak mungkin ditambah atau sulit
ditambah walaupun harga terus-menerus menaik. Sebagai contoh nya yaitu jumlah penawaran
kelapa di suatu daerah ketika musim kemarau sangat sedikit dan tergantung/dipengaruhi dari
faktor alam, walaupun harga tinggi maka jumlah yang ditawarkan tetap relatif terbatas.

P
S
Q
 
2) Penawaran Inelastis (Es < 1)
Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan
kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah yang
ditawarkan relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara matematis %ΔQs <
%ΔP. Penawaran Inelastis atau sering disebut Penawaran yang tidak peka terhadap harga, misal
harga berubah naik 10% maka perubahan penawarannya akan naik kurang dari 10%. Elatisitas
penawaran kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang hasil pertanian, karena barang-
barang produk pertanian tidak mudah untuk menambah atau mengurangi produksinya dalam
jangka pendek.
P
S
Q
 

3) Penawaran Elastis Uniter (Es = 1)


Penawaran Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah
yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun
sebesar 10% maka kuantitas yang ditawarkan juga akan berubah dalam hal ini akan turun sebesar
10%. Demikian juga kalau harga naik 10% maka jumlah barang yang dtawarkan akan naik
sebesar 10%. Secara matematis %ΔQd = %ΔP. Penawaran yang elastis uniter atau elastis
proporsional atau Es tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi
sebenarnya hanyalah secara kebetulan.
P
S1
Q
S2
 

4) Penawaran Elastis (Es > 1)


Penawaran Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap perubahan
kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang
ditawarkan relatif lebih besar dari persentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10% maka
kuantitas barang yang ditawarkan akan mengalami penurunan lebih dari 10%, dan sebaliknya
kalau harga naik 10% maka kuantitas barang yang ditawarkan akan mengalami kenaikkan lebih
dari 10%. Secara matematis %ΔQd > %ΔP. Penawaran yang elastis atau peka terhadap harga (Es
>1) dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang hasil industri
yang mudah ditambah atau dikurangi produksinya.
P
S
Q
 

5) Penawaran Elastis Sempurna (Es = 0)


Penawaran Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun
tidak ada perubahan harga, atau ΔQs = Ada perubahan, meskipun ΔP = 0. Secara matematis
%ΔQs = Ada, %ΔP = 0.Kasus penawaran elastis sempurna terjadi pada bila penawaran suatu
barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi
pada berbagai produk, yang jelas kalau penawaran akan produk tersebut bisa berubah-ubah
walaupun harga produk itu tetap, sehingga kurva penawarannya sejajar dengan sumbu X atau Q.
8.      Pengertian dan Pengaruh Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan adalah suatu persentase perubahan (peningkatan / penurunan) dari
pada pendapatan konsumen yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang,
besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan elastisitas pendapatan. Koefisien elastisitas
pendapatan dari permintaan mengukur persentase perubahan jumlah komoditi yang dibeli per
unit waktu akibat adanya persentase perubahan tertentu dalam pendapatan
konsumen.Kecenderungan perubahan permintaan yang disebabkan oleh perubahan pendapatan
masyarakat yaitu jika penghasilan konsumen meningkat maka permintaan terhadap suatu barang
akan meningkat juga. Elastisitas pendapatan mengukur bagaimana kuantitas permintaan
merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitunganya adalah:

         Jika Ei= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang
yang diminta
         Jika Ei>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bagian yang lebih besar dari pendapatan
terhadap barang.
         Jika pendapatan naik; jika Ei <>in Elastis), maka orang akan membelanjakan bagian pendapatan
yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Maka dapat disimpulkan dari ketiga kemungkinan tersebut bahwa naiknya jumlah barang
yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta disebut
barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya
jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif
dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. Jadi, perubahan pendapatan yang
terjadi dapat berpengaruh terhadap mikro ekonomi, yang memiliki kelemahan yaitu distribusi
pendapatan yang kurang merata.
Berbedanya kesempatan yang dimiliki oleh setiap individual membuat  pendapatan
masing-masing juga berbeda. Hal tersebut mempengaruhi berbedanya pemenuhan kebutuhan
masing-masing individu. Hal ini menyebabkan kesenjangan ekonomi antara yang kaya semakin
kaya dan yang miskin semakin miskin. Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk,
yaitu:
1.      Produk Normal
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan
meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat diganti dengan ubi
sebagai produk inferiornya.

2.         Produk Inferior


Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan
menurun jika pendapatan meningkat.

9.      Pengertian dan Pengaruh Elastisitas Promosi


Elastisitas promosi adalah suatu presentase perubahan harga akan mengakibatkan perubahan
persentase promosi yang akan dilakukan. Keberhasilan suatu promosi yang dilakukan tergantung
dari peningkatan elastisitas permintaan itu sendiri. Semakin tinggi persentase harga yang di
tawarkan maka semakin tinggi pula persentase promosi yang akan dilakukan. Salah satu faktor
yang mempengaruhi tingkat elastisitas harga adalah
promosi. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan akan mampu meningkatkan persentase
permintaan. Dengan meningkatnya persentase permintaan maka persentase penawaranpun akan
semakin tinggi pula.
III.             PENUTUP
1.      Kesimpulan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi)
berubah ketika harganya berubah.Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase
perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah
ketika harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas
kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana
setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu barang
dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada
pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran
merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan
akan mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga.
2.      Saran
Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan harga pasar, apabila
pada harga keseimbangan jumlah barang yang di minta konsumen, sama persis dengan jumlah
yang di tawarkan produsen, secara grafis keseimbangan pasar bisa tercapai apabila kurva
permintaan dan penawaran berpotongan, titik perpotongan tersebut di sebut titik keseimbangan
makalah elastisitas permintaan dan penawaran

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas.
Dengan adanya pemahaman elastisitas, apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran, jika
ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang
mempengaruhi kurva berubah? Dan beberapa besar pengaruhnya?

Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan
kondisi yang ada.Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas
merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga.

B.       Rumusan Masalah

1.          Apa pengertian elastisitas permintaan ?

2.          Apa saja Jenis-jenis elastisitas permintaan ?

3.          Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan ?

4.          Apa Pengertian elastisitas penawaraan ?

5.          Apa saja Jenis – jenis elastisitas penawaraan ?

6.          Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran ?

      Tujuan

1.      Memahami pengertian elastisitas permintaan dan penawaran

2.      Memahami Jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran


3.      Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran

BAB II

PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

A.    Pengertian Elastisitas Permintaan

Elasstisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur derajat
kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan
factor yang mempengaruhi. Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variable pertama yang mempengaruhi,
maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu: “Elastisitas Harga Permintaan, Elastisitas Silang, Dan
Elastisitas Pendapatan”.

1.      Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat
berubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada presentasi
perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai
dengan hokum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.

Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas
permintaan.Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi
perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.

a.      Rumus perhitungan

Elastisitas permintaan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepekaan permintaan suatu barang
terhadap perubahan harga barang tersebut.Angka yang mengukur besarnya pengaruh perubahan harga
atas perubahan jumlah barang yang diminta disebut koefisien elastisitas permintaan, dilambangkan Ed.
Adapun rumusnya :

Ed

Atau

Ed = Atau Ed =

Keterangan :

Qo=Jumlah barang yang diminta sebelum perubahan

Q1 = Jumlah barang yang diminta Sudah ada perubahan

Po = Harga barang sebelum perubahan

P1 = Harga seletah perubahan

∆Q = Selisih barang yang diminta

∆P = Selisih harga barang

Contoh :

Jika harga televisi berwarna turun dari Rp 1.000.000,00 menjadi Rp 800.000,00 maka permintaan
meningkat dari 20 unit menjadi 40 unit, maka elastisitasnya adalah ……..

Jawab:

Po = Rp 1.000.000,00 Qo = 20 unit

P1 = Rp 800.000,00 Q1 = 40 unit

Ed = = : = x = 3

Haruslah diingat, elastisitas permintaan harus digambarkan dengan angka negative sebagai tanda
adanya hubungan negative antara perubahan harga dengan permintaan.

1.    Elastisitas Silang


Koefesien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang
apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau
dengan ringkas elastisitas silang.

Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat
penghubung diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang. Besarnya elastisitas silang (Es) dapat
dihitung berdasarkan pada rumus berikut:

Es =

Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain,
maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X di bagi
dengan persentase perubahan harga dari barang Y.

Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap
barang lain, maka tanda elastisitas silangnya adalah negative, misalnya kenaikan harga tinta akan
mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.

Apabila barang lain tersebut bersifat subtitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya
adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan
terhadap daging sapi dan sebaliknya

2.         Elastisitas Pendapatan

Koefesien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu
barang sebagai akibat dari pada perubahan pendapatan pembelian dinamakan elastisitas penerimaan
pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan. Besarnya elastisitas pendapatan (E Y) dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus berikut

Ey =

Apabila yang terjadi adalah kenaikan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang
diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta disebut barang normal
atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang
diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalh negative dan barang ini disebut dengan
barang inferior atau giffen.1[1][1]

B.     Jenis-jenis elastisitas permintaan

1.         Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang
diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa
berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang
permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang
tersedia tetap terbatas),

2.         Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari
prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk
kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras
sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun
cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun
konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras
memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).

3.         Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase
perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis
permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga
belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.

4.         Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase
perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian,
makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan
barang penggantinya.

5.         Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar
sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan
menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk
1
yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi,
yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda
atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. 2[2][2]

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan

1.      Ada beberapa faktor yang menentukan elastis harga permintaan, yaitu:

a.       Tersedia atau tidaknya barang pengganti dipasar

b.      Jumlah pengguna atau tingkat kebutuhan dari barang tersebut

c.       Jenis barang dan pola preferensi konsumen

d.      Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga atau priode waktu
penggunaan barang tersebut

e.       Kemampuan relative anggaran untuk mengimpor barang

2.      Elastisitas akan besar bilamana:

a.       Terdapat banyak barang subtitusi yang baik

b.      Harga relative tinggi

c.       Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

3.      Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana:

a.       Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain

b.      Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah

c.       Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang subtitusi yang baik dan benda tersebut sangat
dibutuhkan3[3][3]

3
D.    Pengertian elastisitas penawaran

1.      elastisitas penawaran

Elastisitas penawaran ialah perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang
ditawarkan sebagai akibat dari perubahan harga.

Es =

Atau

ES = × Atau ES =

Koefisien elastisitas yang diperoleh adalah positif akibat dari korelasi yang positif antara perubahan
harga dengan perubahan jumlah barang yang diminta.

2.      Tingkat Elastisitas Kurva Penawaran


Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu
tedapat lima tingkatan elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastisitas uniter, tidak elastis dan tidak
elastis sempurna.

Elastis sempurna terwujud apabila para penjual bersedia menjual semua barangnya pada satu harga
tertentu.Bentuk kurva penawarannya sejajar dengan sumbu datar. Tidak elastis sempurna bentuk kurva
penawarannya sejajar sumbu tegak, terwujud apabila penjual sama sekali tidak dapat menambah
penawarannya walaupun harga bertambah timggi.

Kurva penawaran yang tidak elastis, elastisitas uniter dan elastis.Pada elastisitas uniter apabila kurva
tersebut bermula dari titik 0.kurva penawaran yang tidak elastis apabila perubahan harga menimbulkan
perubahan yang relative kecil terhadap penawaran. Dan kurva penawaran elastis apabila perubahan
harga menyebabkan perubahan yang relative besar terhadap penawaran. 4[4][4]

E.     Jenis-jenis elastisitas penawaran

1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada
tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga,
artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga,
artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun
kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit
konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi. 5[5][5]

F.     Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran

1.      Barang hasil pertanian bersifat inelastis karena sukar untuk dikurangi atau ditambah dengan segera bila
terjadi perubahan harga sebaliknya barang hasil industri lebih bersifat elastis.

5
2.      Dalam jangka pendek, jika terjadi perubahan harga maka produsen sulit untuk mengubah barang yang
ditawarkan sehingga penawarannya bersifat inelastis. Sebaliknya dalam jangka pendek dimana produsen
mampu mengubah biaya tetap maka sifat penawarannya lebih elastis.

3.      Munculnya atau menghilangnya produk saingan.

4.      Adanya terobosan untuk membuat barang baru.

Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu:
sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis

Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah, para ahli ekonomi
membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang
akan ditawarkan dengan perubahan harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:

1. Tiga immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat
pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak
yang ada dipasar, kurva penawarannya in elastis sempurna.
2. The short run, adalah suatu priode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk
memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk
pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas
yang ada, bentuk kurva penawaran unity.
3. The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk
masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk
mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis. 6[6][6]

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi)
berubah ketika harganya berubah.Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase
perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.

Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika
harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang
ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.

Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana setiap
perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu barang dengan
barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada pula yang
pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang
menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan mengalami perubahan
sebagai akibat dari suatu perubahan harga.

B. Saran – saran

Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan harga pasar,
apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang di minta konsumen, sama persis dengan jumlah
yang di tawarkan produsen, secara grafis keseimbangan pasar bisa tercapai apabila kurva permintaan
dan penawaran berpotongan, titik perpotongan tersebut di sebut titik keseimbangan
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Modul SMK. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta : Citra Pustaka Mandiri

Sukwiaty, Dkk. 1995. Pengantar Mikro. Jakarta : Binapura Aksara

Yasinta. 2008. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Wordpress.com : yasinta

Chaeraniirm. 2012. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. blogspot.com : chaeraniirma

Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran


Analisis permintaan dan penawaran memberikan bantuan yang sangat berarti kepada ahli ekonomi
dalam memahami beberapa peristiwa ekonomi yang wujud dalam masyarakat.
Teori permintaan dan penawaran berguna untuk menerangkan interaksi antara penjual dan
pembeli di pasar persaingan sempurna.

Pasar persaingan sempurna yaitu di dalam pasar – pasar terdapat banyak penjual dan pembeli.

Hal – hal yang diterangkan dalam bab ini adalah :

1.      Masalah jangka panjang yang dihadapi sector pertanian :

·         Permintaan lambat pertambahannya

·         Perkembangan teknologi pesat

2.      Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek

3.      Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian

4.      Kebijakan harga maksimum dan efeknya

5.      Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual

MASALAH JANGKA PANJANG SEKTOR  PERTANIAN

           

            Di dalam perekonomian yang belum berkembang, sector pertanian memiliki arti penting
karena sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian dan sebagian besar
pendapatan rumah tangga dibelanjakan untuk membeli hasil – hasil pertanian. Perkembangan
ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi peranan sector pertanian yang besar tersebut.
Dalam perekonomian yang sudah modern, seperti di Amerika Serikat dan di Negara – Negara Eropa
Barat, pertanian memegang peranan yang sangat kecil dalam sumbangannya terhadap produksi
nasional.

            Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sector pertanian dalam menciptakan
produksi nasional maka peranannya dalam menyediakan pekerjaan juga merosot. Di Negara
industri yang modern hanya sebagian kecil penduduk melakukan kegiatan di sector pertanian.
Sedangkan di Negara – Negara yang baru saja mulai berkembang biasanya sebagian besar
penduduknya hidup dan bekerja di sector pertanian.

            Kemunduran peranan sector pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat
kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh dua factor, ialah permintaan terhadap hasil pertanian yang
lambat perkembangannya dan kemajuan teknologi di sector pertanian yang memungkinkan
pertambahan produktivitas yang tinggi.

PERTAMBAHAN PERMINTAAN BARANG PERTANIAN LAMBAT


Pertumbuhan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus-menerus bertambah. Di
negara-negara Barat, pertambahan pendapatan yang dicapai semenjak permulaan abad yang lalu
adalah sangat besar. Dalam masa tersebut pendapatan mereka bertambah beberapa kali lipat. Ini
memungkinkan mereka membeli lebih banyak barang. Bagaimana pendapatan yang mengalami
kenaikan yang sangat besar  tersebut digunakan? Lebih khusus lagi, sampai di manakah
pertambahan pendapatan itu akan mempengaruh permintaan terhadap barang pertanian?
            Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan sangat drastis dalam perekonomian
yang mengalami pertumbuhan. Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi berbagai macam 
barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu

tidaklah bebanding lurus dengan kenaikan pendapatan.Pertambahan konsumsi barang-barang


bukan pertanian seperti barang  pakaian, perumahan, barang tahan lama, hiburan dan pelancongan
mengalami pertambahan yang lebih cepat dari pada pertambahan pendapatan.Ini berartibarang-
barang seperti itu mempunyai elastisitas permintaan pendapatan yang tinggi. Sebaliknya,
permintaan terhadap hasil – hasil pertanian bertambah lebih lambat daripada pertambahan
kenaikan pendapatan, yang berarti bahwa elastisitas permintaan pendapatannya rendah.
Akibatnya, pada tingkat pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil daripada pendapatan rumah
tangga digunakan untuk membeli barang pertanian. Dengan kata lain, tingkat kenaikan permintaan
barang industri lebih cepat. Maka kenaikan harganya akan mengalami pertambahan yang lebih
cepat pula kalau dibandingkan dengan kenaikan harga barang pertanian. Akibatnya, dalam jangka
panjang perbedaan harga barang industri dan barang pertanian cenderung untuk menjadi semakin
melebar.

KEMAJUAN TEKNOLOGI YANG PESAT

Perkembangan teknologi yang cepat disuatu sector memungkinkan kenaikan produtivitas yang
tinggi.

Contoh : Dalam tahun 1929 di Amerika serikat sebanyak 12,8 juta orang bekerja disektor
pertanian. Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929 , kalau dihasilkan pada                    
masa  sekarang yaitu kurang lebih sesudah tujuh decade, hanya memerlukan sebanyak

               1,7 orang saja. Gambaran ini menunjukan betapa besar kenaikan produktivita   seseorang
yang berlaku daalam masa lebih dari 70 thun lalu di Amerika Serikat.               Akibatnya untuk
Amerika Serikat dan Negara-negara maju lainnya adalah produksi    pertanian dapat dinaikan
dengan cepat apabila terdapat cukup banyak permintaan.               Tetapi ternyata permintaan
terhadap barang pertanian mengalami perkembangan               yang jauh lebih lambat daripada
kemampuannya untuk menambah produksi pertanian.

Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sector pertanian dinegara-negara 
maju .
1.      Hal ini mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari sector pertanian ke sector industry .
tetapi perpindaahan itu pada umumnya tidaklah secepat seeperti yang diinginkan dan ini terutama
disebabkan oleh karena kekurangan keseempatan kerja di sector lain.

2.      Kemajuan teknologi yang cepat menimbulkan masalah kelebihan produksi pertanian. Jumlah yang
dapat di produksi oleh para petani adalah melebihi daripada yang diperlukan oleh masyarakat .
Keadaan ini menyebabkan harga barang pertanian cenderung untuk tetap berada ditingkat yang
sangat rendah.

MASALAH JANGKA PANJANG PERTANIAN DALAM GRAFIK

            Masalah jangka panjang sector pertanian dapat juga diterangkan dalam bentuk kurva
permintaan dan penawaran.

Kecenderungan  Harga Hasil Pertanian dalam Jangka Panjang

Masalah Jangka Pendek dalam Sektor Pertanian

Dalm jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cenderung mengalami  naik turunyang relative
besar. Harganya Boleh mencapai tingkat yang sangat tinggi  pada suatu masa, sebaliknya
mengalami kemerosotan  yang sangat buruk dimasa berikutnya. Ketidak stabilan harga tersebut
dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap berang pertanian yang sifatnya tidak
elastis. Sifat ini menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap tingkat harga apabila
permintaan atau penawaran mengalami perubahan.

Factor yang menyebabkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan
kepada dua sumber berikut :

a.      Naik turunnya permintaan

b.      Naik turunnya penawaran

Ketidakstabilan   yang Bersumber dari Perubahan  Penawaran

Produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh factor alamiah. Padda umumnya, produksi hasil
pertanian selalu berubah-ubah dari satu musim ke musim lainya. Perubahan musuman ini terutama
dipengaruhi oleh cuaca, ikllim dan factor-factor ilmiah lainya. Disamping itu serangan hama
tanaman dan binatang pengganggu juga dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap
perubahan produksi hasil pertanian. Factor-factor ini  menyebabkan tingkat produksi pertanian
cenderung mengalami perubahan yang relative besar kalau dibandingkan dengan perubahan
produksi barang-barang industry.

Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, permintaan terhadap barang pertanian bersifat tidak
elastic. Dalam jangka panjang ini disebabkan karena elastisitas permintaan pendapatan terhadap
barang-barang pertanian adalah rendah, yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya menimbulkan
kenaikan yang kecil saja terhadap permintaan.

Dalam jangka pendek, ia tidak elastic karena kebanyakan hasil-hasil pertanian merupakan barang
kebutuhan pokok harian, yaitu digunakan setiap hari. Walaupun harganya sangat meningkat,
namunn jumlah yang sama masih tetap harus dikonsumsi. Sebaliknya, pada waktu harga sangat
merosot konsumsi tidak akan banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relative tetap
tadi.

Ketidakstabilan yang Ditimbulkan Oleh Perubahan  Permintaan   

Ada beberapa factor yang menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat tidak
elastic :

a.      Barang- barang pertanian dihasilkan secara bermusim

b.      Kapasitas memprooduksi sector pertanian cenderung untuk mencapai tingkat yang  tinggi dan
tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan.

c.       Beberapa jenis tanaman memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat diperoleh.

Permintaan, Pendapatan dan Penggunaan Tenaga Kerja

Pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang besar sebagai akibat dari
permintaan yang merosot.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pertanian, perubahan permintaan lebih
mempengaruhi pendapatan daripadda kesempatan kerja.

Dalam kegiatan industry perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja sedangkan
pendapatan ( terutama pendapatan tiap pekerja ) tidak mengalami perubahan sebesar pada sector
pertanian.

Menstabilkan Harga dan Pendapatan Pertanian


Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian, berbagai negara melakukan
campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara,yaitu :

1.      Membatasi (menentukan quota ) tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen

2.      Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya dipasaran bebas.

3.      Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalah lebih rendah daripada
harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.

Membatasi jumlah produksi

Untuk menjaga agar produksi tidak mencapai tingkat yang berlebihan, sehingga menimbulkan
masalah-masalah yang menyebabkan kemerosotan pendapatan produsen hasil
pertanian,pemerintah dapat membatasi jumlah produksi.

     Kebijakan membatassi produksi, kalau dibandingkan dengan penentuan produksi secara pasar
bebas, menimbulkan dua macam perubahan, yaitu :

a.      Harga barang akan naik

b.      Jumlah yang boleh diproduksi dan dijual para petani berkurang.

Kebijakan  membatasi produksi dengan tujuan untuk menaikan pendapatan para petani akan
mencapai sasarannya hanya apabila permintaan terhadap barang yang dibatasi produksinya adalah
bersifat tidak elastic.

Campur tangan dalam jual beli

Cara lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga agar petani
menerima harga yang wajar adalah dengan melakukan jual beli hasil pertanian yang harganya akan
distabilkan. Untuk melakukan campr tangan ini, pemerintah perlu mendirikan badan yang akan
melakukan jual beli barang dan menyimpan stok barang yang akan diperjual belikan.

Dalam persoalan ini akan dianalisis dua keadaan berikut :

a.      Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditentukan oleh pasar bebas

b.      Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar
bebas.

Dalam kebijakan ini yang dilakukan pemerintah adalah :”didalam jangka panjang tingkat harga
adalah sama dengan harga keseimbangan yang ditentukan dalam pasar bebas “. Jadi pada
hakikatnya pemerintah berpendapat bahwa yang ditentukan oleh pasar bebass sudah cukup wajar
dan tidak perlu diubah.
Menetapkan harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan

Kebijakan yang lebih sering dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga pada tingkat yang
lebih tinggi daripada yang ditentukan pasar bebas. Kebijakan harga yang demikian dikenal sebagai
kebijakan harga minimum atau kebijakan harga terendah.

Menstabilkan pendapatan dengan Subsidi

  Dalam kebijakan ini pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan
yang akan diterima petani untuk setiap produksinya.

Harga jaminan adalah lebih tinggi dari harga jaminan yang dicapai dipasar. Jumlah subsidi yang
akan diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara harga
jaminan dan harga keseimbangan.

Kebijakan harga maksimum

Kebijakan harga maksimum bertujuan untuk  mengendalikan harga pada tingkat yang lebih rendah
daripada harga keseimbangan dalam pasar bebas

Implikasi kebijakan harga maksimum

Karena kebijakan harga maksimum menyebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan
seperti itu berkecendrungan untuk menciptakan pasar gelap ialah kegiatan jual beli yang dilakukan
tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang dilaksanakan.
Sekiranya pemerintah tidak dapat menghindari kecendrungan ini maka kebijakan harga maksimum
dapat dipandang gagal dan tidak menemui sasarannya.

Salah satu cara untuk mengurangi kegiatan pasar gelap ialah dengan mengenakan hukuman atau
dend ayang berat kepada pihak-pihak yang melakukannya. Tinfakan lain yang juga bisa dilakukan
adalah melakukan penjatahan . Yaitu pembeli diperbolehkan  membeli sejumlah tertentu saja,
tetapi jumlahnya adalah kurang dari yang diinginkannya.

Dengan penjatahan ini, para pembeli tidak memperoleh sebanyak yang diinginkannya namun ,
penjatahan dapat mengurangi keinginan untuk melakukan pembelian dipasar gelap dan sekaligus
mengurangi kemungkinan terwujudnya harga yang tinggi dipasar gelap.

Pengaruh Pajak Penjualan


Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada waktu  jual beli
atas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan.

Pajak penjualan dikenakan dalam bentuk suatu  presentasi tertentu dari hasil penjualan.

Sebagian dari pajak penjualan yang dikenakan akan dipikul pleh penjual. Pembagian beban pajak
antara pembali dan penjual dinamakan insiden pajak atau tax incidence.

Untuk menganalisis insiden pajak perlu dilihat prporsi beban pajak diantara pembeli dan penjual
pada masing-masing keadaan berikut :

§      Akibat elastisitas permintaan yang berbeda keatas beban  pajak yang ditanggung pembeli dan
penjual

§      Akibat elastisitas penawaran yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggumg pembeli dan
penjual.

INSIDEN PAJAK DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengaruhi insiden pajak akan
dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang dibandingkan.
Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan dimana permintaan yang elastis
dengan permintaan yang tidak elastis.

Kesimpulannya :

§      Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung oleh para
pembeli.

Apabila kurva permintaan adalah elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan dibayar oleh
penjual. Apabila kurva permintaan tidak elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan
ditanggung pembeli.

§      Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang
diperjualbelikan sebagai akibat dari pemungutan pajak penjualan oleh pemerintah.

INSIDEN PAJAK DAN ELASTISITAS PENAWARAN


Untuk melihat efek elastisitas penawaran terhadap insiden pajak akan dibandingkan dua keadaan
keseimbangan permintaan dan penawaran. Pada keadaan kedua kurva penawaran adalah tidak
elastis. Dalam kedua keadaan itu dimisalkan kurva permintaan tetap sama. Insiden pajak yang
ditunjukkan dalam gambar berikut :

Insiden pajak dan elastisitas permintaan

1.      Penawaran elastis

2.      Penawaran tidak elastis

Dari gambar diatas dapat disimpulkan dua hal berikut :

§      Semakin elastis kurva penawaran, semakin banyak beban pajak penjualan yang akan ditanggung
pembeli. Seluruh beban pajak akan ditanggung pembeli apabila kurva penawaran bersifat elastis
sempurna. Sebaliknya seluruh beban pajak akan ditanggung penjual apabila kurva penawaran
bersifat tidak elastis sempurna.

§      Pajak penjualan akan mengurangi jumlah barang yang diperjualbelikan. Semakin elastis kurva
penawaran, semakin banyak pengurangan jumlah barang yang diperjualbelikan.

EFEK SUBSIDI PEMERINTAH

Untuk melihat bagaimana subsidi dapat memberi manfaat kepada pembeli dan penjual akan
digunakan cara yang sama seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentunya
bentuk analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah
pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung
produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak penjualan karena subsidi dapat
menurunkan harga. Sampai dimana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya
subsidi adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku.

Subsidi dan Elastisitas Permintaan

Gambar efek subsidi dan elastis permintaan

Dapat disimpulkan bahwa :


§      Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.

§      Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.

Subsidi dan elastis penawaran

Gambar efek subsidi dan elastisitas penawaran

1.      Penawaran elastis

        2.Penawaran tidak elastis

Dapat disimpulkan bahwa :

§      Semakin elastis penawaran, semakin kecil bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.

§      Semakin elastis penawaran, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.

APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN


Didalam perekonomian yang belum berkembang sektor pertanian penting sekali peranannya.
Kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat kemajuan
tinggi ditimbulkan oleh dua faktor, yaitu:

1. Pertambahan Permintaan Barang Pertanian Lambat


2. Kemajuan Teknologi yang Pesat
Masalah Jangka Pendek dalam Pertanian
Dalam jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cenderung mengalami naik turun yang relatif besar.
Harganya mencapai tingkat yang sangat tinggi pada suatu masa, sebaliknya mengalami kemerosotan
yang sangat buruk pada masa berikutnya. Ketidakstabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh
permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian yang sifatnya tidak elastis. Faktor yang
menimbulkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan pada dua sumber
berikut:
1. Bersumber dari perubahan penawaran
2. Bersumber dari perubahan permintaan
Permintaan, Pendapatan dan Tenaga Kerja
Dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada
kesempatan kerja. Sedangkan dalam dalam kegiatan industri perubahan permintaan lebih
mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan tiap pekerja tidak mengalami perubahan sebesar
pada sektor pertanian.
Menstabilkan Harga dan Pendapatan Pertanian
Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian dilakukan dengan campur tangan
dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan itu dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Membatasi tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.
2. Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya dipasaran bebas.
3. Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar lebih rendah daripada harga
yang dianggap sesuai oleh pemerintah.
Kebijakan Harga Maksimum
            Adakalanya timbul keadaan dimana penawaran terbatas sedangkan permintaan jauh lebih besar.
Dalam pasar bebas keadaan seperti ini akan menyebabkan harga keseimbangan mencapai tingkat yang
jauh lebih tinggi dari harganya yang wajar. Kebijakan harga maksimum bertujuan untuk mengendalikan
harga pada tingkat yang lebih rendah daripada harga keseimbangan dalam pasar bebas tersebut.
            Karena kebijakan harga maksimum disebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan
harga maksimum cenderung untuk menciptakan pasar gelap. Kelebihan permintaan akan mendorong
para penjual secara diam-diam menawarkan barangnya pada harga yang lebih tinggi.
Pengaruh Pajak Penjualan
            Pungutan pajak penjualan akan menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk
memperoleh barang-barang yang dikenakan pajak tersebut.
 Insiden Pajak dan Elastisitas Permintaan
Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung oleh para pembeli.
Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan.

 Insiden Pajak dan Elastisitas Penawaran


Semakin elastis kurva penawaran semakin banyak beban pajak yang akan ditanggung oleh para pembeli.
Semakin elastis kurva penawaran semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan.
Pengaruh Subsidi Pemerintah
Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang
ditanggung produsen. Subsidi dapat menurunkan harga. Keuntungan yang diperoleh pembeli dengan
adanya subsidi bergantung pada besarnya penurunan harga yang berlaku.
 Subsidi dan Elastisitas Permintaan
Semakin elastis permintaan semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
Semakin elastis permintaan semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.
 Subsidi dan Elastisitas Penawaran
Semakin elastis penawaran semakin kecil bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
Semakin elastis penawaran semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Related Posts:

 Makalah Aliran Sesat Yang Berkembang Di Indonesia Normal 0 false false false EN-
US X-NONE X-NONE … Read More

 AYAT MAKIYAH DAN MADANIYAH Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-
NONE … Read More

 makalah jihad lengkap Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
MicrosoftInternet… Read More

 PEMBUNUHAN MENURUT ISLAM Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
MicrosoftInternet… Read More

 makalah Hadis Mutawatir Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
MicrosoftInternet… Read More

← Newer Post Older Post → Home


0 komentar:

Post a Comment

Social Profiles

Search

about me

free counters

 Popular
 Tags
 Blog Archives

 STATISTIK INFERENSIAL

BAB II PEMBAHASAN STATISTIK INFERENSIAL A.    Pengertian Statistik inferensial adalah teknik


analisis data yang digunakan untuk...

 MAKALAH PELANGGARAN LALULINTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang             Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi di
kota-kota besar  adalah masalah l...

 Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangan

Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangan    Manusia, makhluk hidup lain, dan
benda-benda mati yang hidup dalam suatu dae...

Powered by Blogger.
Your Ip Addres

Mau buat buku tamu ini ?


Klik di sini

[hide]

Anda mungkin juga menyukai