Anda di halaman 1dari 21

Judul : Manajemen

Mata pelajaran : Ekonomi


Kelas/ Semester : X/ Genap

Petunjuk belajar

a. Baca secara cermat sebelum Anda mengerjakan tugas


b. Baca litelatur lain untuk memperkuat pemahaman Anda
c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara guru
dengan siswa
e. Konsultasikan dan diskusikan dengan guru dalam mengerjakan tugas

Kompetensi yang akan dicapai

3.7 Mendeskripsikan konsep manajemen


4.7 Menerapkan konsep manajemen dalam kegiatan sekolah

Materi pembelajaran

1. Pengertian manajemen
2. Prinsip dan unsur manajemen
3. Jenjang manajemen
4. Teori-teori manajemen
5. Bidang-bidang manajemen
6. Fungsi-fungsi manajemen
7. Penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di OSIS

Informasi pendukung

a. www.menkeu.go.id
b. Chumidatus Sa’dyah dkk. 2009. Ekonomi. Jakarta: BSE Depdiknas
c. Mintasih Indriayu dkk. 2009. Ekonomi. Jakarta: BSE Depdiknas
d. Nurcahyaningtyas. 2009. Ekonomi. Jakarta: BSE Depdiknas

Paparan materi

A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata manage yang berarti mengelola atau mengurus. Dalam
mengartikan manajemen, para ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam. Perbedaan
tersebut diakibatkan oleh perbedaan tinjauan dari sudut pandang. Berikut ini akan dikemukan
beberapa pengertian manajemen ditinjau dari beberapa segi.
1. Pengertian manajemen ditinjau dari segi seni (art)
Pengertian manajemen ditinjau dari segi seni dikemukakan oleh Mary Parker Follet.
Follet berpendapat bahwa pengertian manajemen ialah seni (art) dalam menyelesaikan
pekerjaan (duty) orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur
dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengertian manajemen ditinjau dari segi ilmu pengetahuan
Pengertian manajemen ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dikemukakan oleh Luther
Gulick. Gulick mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah bidang pengetahuan
yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia
bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
3. Pengertian Manajemen ditinjau dari segi proses
Pengertian manajemen ditinjau dari segi proses menurut James A.F. Stoner. Stoner
berpendapat bahwa definisi manajemen adalah proses perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership) dan pengawasan
(mengendalikan /controlling) kegiatan anggota dan tujuan penggunaan organisasi yang
sudah ditentukan.
4. Pengertian dan Definisi Manajemen menurut ahli lainnya:
Pengertian manajement menurut George R. Terry (1977) bahwa pengertian
manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating, dan controlling (pengendalian) yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya
lainnya
Dari berbagai pengertian manajemen diatas, dapat kita rumuskan bahwa pengertian
dan definisi manajemen adalah proses perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

B. Prinsip Dan Unsur Manajemen


Menurut Henry Fayol yang merupakan pelopor manajemen modern, ada 14 prinsip
manajemen, yaitu:
1. Pembagian kerja (Division of Work)
Pembagian kerja dilakukan dalam rangka spesialisasi. Dengan spesialisasi, pekerjaan
dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.
2. Wewenang atau otoritas (Authority)
Setiap manajer harus memiliki wewenang atau otoritas agar dapat menjalankan tugasnya
dengan baik dan lancar. Yang dimaksud dengan wewenang adalah hak menentukan suatu
keputusan yang berkaitan dengan tanggung jawab.
3. Disiplin (Dicipline)
Setiap anggota harus disiplin dan patuh pada peraturan organisasi. Untuk menegakkan
disiplin, pemimpin bisa memberikan teguran pada pegawai yang bersalah (malas) dan
memberi penghargaan pada pegawai yang sangat disiplin.
4. Kesatuan perintah (Unity of Comand)
Untuk menghindari konflik sebaiknya setiap pegawai hanya bertanggung jawab pada satu
atasan, bukan kepada beberapa atasan.
5. Kesatuan arah (Unity of Direction)
Untuk menghindari ketidakjelasan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki tujuan yang sama,
sebaiknya direncanakan dan dikendalikan oleh seorang manajer, bukan oleh beberapa
manajer.
6. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi (Subordination of
Individual Interest to the Common Good)
Siapa pun yang tergabung dalam organisasi wajib mengutamakan kepentingan bersama
(organisasi) dibandingkan kepentingan individu.
7. Pemberian upah (Remuneration)
Pemberian upah harus sesuai dan adil bagi setiap pegawai.
8. Pemusatan (Centralization)
Pemusatan atau sentralisasi adalah pengambilan keputusan dengan lebih banyak
menggunakan pertimbangan atasan. Walaupun manajer memikul tanggung jawab
terbesar, tapi manajer harus tetap memberi wewenang dan kesempatan pada bawahan
untuk mengembangkan diri.
9. Jenjang jabatan (The Hierarchy)
Jenjang jabatan pada suatu organisasi dapat dilihat dari struktur (bagan organisasi).
Struktur tersebut akan menunjukkan jenjang atau tingkatan jabatan dari bawah ke atas.
10. Tata tertib (Order)
Agar tercipta ketertiban maka tata tertib harus dijalankan. Dalam hal ini harus ada tempat
untuk menampung semua hal dan semua orang. Selain itu, setiap hal dan setiap orang
harus berada di tempat yang tepat.
11. Kesamaan (Equity)
Semua manajer harus bersikap adil (tidak membedabedakan) pada seluruh karyawan.
12. Kestabilan staf (Stability of Staff)
Manajemen harus mengusahakan agar staf tidak sering berganti-ganti (pindah kerja)
sehingga mengganggu kinerja perusahaan.
13. Inisiatif (Initiative)
Pegawai atau bawahan perlu diberi kebebasan berinisiatif (membuat keputusan sendiri)
dalam rangka mendukung kegiatan perusahaan, sepanjang tidak merugikan organisasi.
14. Semangat korps (Esprit de Corps)
Untuk mempersatukan anggota perlu digalakan semangat kelompok. Dalam hal ini,
komunikasi lisan dianggap lebih efektif dibanding komunikasi tertulis.
Unsur Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu man, money, materials, machines, method, dan markets.
1. Men (SDM)
Diantara sumber yang produktif, manusia dianggap paling penting. Keberhasilan
atau kegagalan suatu organisasi tergantung pada manusia. Uang, mesin, bahan dan metode
tidak ada gunanya jika manusia tidak tahu bagaimana menggunakannya dari benar. Sehingga
perusahaan bisnis progesif melatih dan memperlakukan karyawan mereka dengan baik.
2. Money (uang)
Uang sangat diperlukan dalam menjalankan sebuah organisasi. Uang merupakan alat
tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang
yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting
untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga
kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari
suatu organisasi.
3. Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia
usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/ materi- materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan
efesiensi kerja.
5. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja
yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-
pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta
uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak
akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya
sendiri.

C. Jenjang Manajemen
1. Manajemen Puncak (Top Management)
Manajemen puncak adalah jenjang manajemen tertinggi. Manajemen puncak bertugas
menetapkan kebijakan operasional dan membimbing interaksi organisasi dengan
lingkungan. Contoh: anggota dewan direksi dan kepala perusahaan
2. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah biasanya memimpin suatu divisi atau departemen. Middle
Management bertugas dalam mengembangkan rencana-rencana operasi (operation plan)
dan menjalankan tugas tugas yang telah ditetapkan manajemen puncak (Top
Management). Manajemen menengah bertanggung jawab kepada manajemen puncak.
Contoh: kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik dan kepala divisi.
3. Manajemen Pelaksana (Supervisory Management)
Manajemen pelaksana adalah hiraki manajemen yang memiliki tugas dalam menjalankan
rencana-rencana yang dibuat oleh manajemen menengah. Manajemen pelaksana atau
supervisory management  juga bertugas dalam melaksanakan pengawasan terhadap para
pekerja dan memiliki tanggung jawab pada manajemen menengah (middle management).
Contoh: supervisor, kepala mandor.

Jenjang hierarki

Pada umumnya, sebuah organisasi atau badan usaha memiliki tiga jenjang (heirarki)
manajemen seperti gambar di atas. Puncak piramida diduduki oleh manajemen
puncak, tengah piramida diduduki oleh manajemen puncak dan bawah diduduki oleh
manajemen pelaksana. Gambar piramida yang semakin melebar ke bawah
menunjukkan bahwa jumlah orang yang menduduki jabatan manajemen puncak lebih
sedikit daripada orang yang menduduki jabatan manajemen menengah dan
pelaksana.
Keterangan:
Menggambarkan garis komando dari jenjang manajemen di atasnya

Menggambarkan arah pertanggungjawaban, manajemen pelaksana


bertanggungjawab pada manajemen menengah, manajemen menengah
bertanggungjawab pada manajemen puncak, manajemen puncak
bertanngung jawab pada rapat umum pemegang saham (pemilik
perusahaan).

Latihan 1

1. Jelaskan pengertian manajemen ditinjau dari segi ilmu pengetahuan!


2. Jelaskan 3 prinsip manajemen!
3. Bagaimana peran manusia dalam unsur manajemen!
4. Bagimana peran metode dalam unsur manajemen!
5. Jelaskan keterkaitan antara manajemen puncak, menengah dan pelaksana!
D. Aliran-aliran Manajemen
Perkembangan manajemen yang sangat cepat melalui studi di perguruan tinggi
memunculkan teori-teori manajemen dari berbagai aliran. Dalam teori-teori manajemen
dapat dikelompokkan kedalam enam aliran berikut.
1. Aliran Klasik
Aliran klasik mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen.
Perhatian dan kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
2. Aliran Perilaku
Aliran ini sering disebut aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan
kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia. Aliran ini
menggunakan disiplin ilmu psikologi dan sosiologi dalam menerapkanteori-teorinya.
3. Aliran Manajemen Ilmiah
Aliran ini menggunakan ilmu matematika dan ilmu statistik untuk menggembangkan
teori-teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat
berguna untuk menjelaskan masalah manajeman.
4. Aliran Analisis Sistem
Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berkembang dengan bidang lain
dalam mengembangkan teorinya. Contohnya, bagian kepegawaiaan mengatakan bahwa
keberhasilan dalam memotivasi pegawai akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Menurut aliran ini, memotivasi pegawai akan dilihat hubungannya dengan kesejahteraan,
penggajian, jam kerja, jaminan hari tua dan faktor lainnya.
5. Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil
Aliran manajeman berdasarkan hasil (management by objective) diperkenalkan pertama
kali oleh Peter Drucker pada awal tahun 1950-an. Aliran ini memfokuskan pemikiran pada
hasil-hasil yang dicapai, bukan pada interaksi kegiatan karyawan.
6. Aliran Manajemen Mutu
Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai
kepuasan pelanggan(konsumen). Oleh karena itu, fokus utama aliran manajemen mutu adalah
pelanggan, sebagai pihak yang berhak mengatakan apakah barang atau jasa yang dihasilkan
bermutu atau tidak.

E. Bidang-Bidang Manajemen
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang-bidang manajemen
itu dikhususkan berdasarkan tujuan masing-masing. Bidang-bidang manajemen itu antara
lain:
1. Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah rangkaian kegiatan yang terencana dan terkendali dalam
rangka mengubah input menjadi output dan melakukan evaluasi terhadap output  melalui
umpan balik. Manajemen produksi, merupakan pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial
seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap sistem-sistem produksi
dengan tujuan agar produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam manajemen
produksi, terdapat 2 (dua) hal penting yang menjadi perhatian manajemen, yaitu:
 Perancangan Produksi
Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan rancangan
produk (jasa), volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan
kerja.
a. Rancangan produk (jasa). Rancangan produk dipelajari oleh bagian produksi
untuk mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi.
Contohnya, apakah teknologi yang dimiliki saat ini mampu memproduksi produk
yang diusulkan. Jika tidak memungkinkan, apakah teknologi yang ada harus diganti
sebagian atau seluruhnya.
b. Volume produksi. Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas produksi
yang dimiliki. Contohnya, apakah fasilitas produksi yang dimiliki mampu
menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan yang diharapkan.
Kemudian, berapa jumlah yang diproduksi agar tidak terjadi kelebihan produksi.
Kelebihan produksi berarti menumpuknya persediaan, yang berdampak buruk bagi
keuangan perusahaan.
c. Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi, manajemen
harus mempertimbangkan proses produksi yang paling efisien. Contohnya, apakah
proses produksi memerlukan dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan
memodifikasi teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi, proses produksi
harus mampu memenuhi tuntutan dari rancangan produk. Dengan demikian, produk
yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
d. Lokasi dan tata letak. Setelah proses produksi dipilih, langkah selanjutnya
adalah merancang lokasi dan tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak
didesain sedemikian rupa sehingga efisien. Contohnya, gudang penyimpanan bahan
baku dan barang jadi sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi.
Keputusan lokasi dan tata letak juga harus memperhatikan peraturan-peraturan
yang berlaku. Pemerintah biasanya memiliki peraturan yang berkaitan dengan lokasi
pabrik atau industri.
e. Rancangan pekerjaan. Tahap akhir dari perancangan sistem produksi adalah
menentukan pembagian kerja, membuat standar kerja, dan sebagainya. Melalui
rancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan.
Pada tahap ini juga ditentukan para pelaksana dari sistem operasi.
 Pengendalian Sistem Produksi
Pengendalian sistem produksi berkaitan dengan dua masalah utama manajemen operasi,
yaitu masalah mutu dan persediaan.
a. Pengendalian mutu. Perusahaan harus dapat menjaga supaya mutu barang
tetap terjamin.
Usaha tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1) Bahan baku (input) yang digunakan harus bermutu. Jika input bermutu, maka
secara umum output juga akan bermutu.
2) Penggunaan teknologi maju untuk menjamin mutu.
3) Penetapan tanggal berlakunya produk. Umumnya, penggunaan produk ada batas
waktunya. Produk yang melampaui batas waktu yang ditetapkan harus ditarik
dari pasar.
4) Pengepakan (pengemasan) yang baik untuk mempertahankan mutu barang
dan menarik perhatian konsumen.
b. Manajemen persediaan. Berhasil tidaknya perusahaan menjual barang dalam banyak
hal bergantung pada ada persediaan. Dalam pemikiran yang sederhana, siapkan saja
persediaan dalam jumlah yang cukup. Persediaan yang cukup besar akan
membutuhkan biaya yang besar pula. Oleh karena itu, harus dipikirkan berapa jumlah
persediaan yang ideal agar perusahaan beroperasi secara efisien dan efektif. Kejadian
yang harus dihindari adalah bahwa pada saat ada pesanan, perusahaan tidak
mempunyai persediaan barang. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, perlu ada
kerja sama antara bagian persediaan dan bagian pemasaran. Penanganan yang terbaik
adalah dengan menggunakan penghitungan jumlah persediaan yang efisien (Economic
Order Quantity), peramalan kebutuhan persediaan yang tepat, dan mengontrol
persediaan secara ketat.

Manajemen produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang penting. Ketika
mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran
manajemen produksi terasa semakin penting bagi perusahaan. Kegiatan produksi yang
buruk dapat mengakibatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya persedian. Kegiatan
produksi yang buruk juga dapat berakibat pada rendahnya mutu produk atau jasa yang
dihasilkan. Banyak perusahaan yang gagal bersaing di pasar karena lemah dalam
pengelolaan produksi. Di lain pihak, ada perusahaan yang berhasil memenangi persaingan
karena mengelola kegiatan produksinya dengan baik.
2. Manajemen Pemasaran
Menurut Philip Kotler, Pemasaran adalah : proses sosial dan manajerial dimana
seseorang atau sekelompok orang memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Dari pengertian diatas, dapat diartikan
bahwa Manajemen Pemasaran adalah : suatu kegiatan pengaturan secara optimal dari fungsi
pemasaran agar kegiatan pertukaran atau penyampaian barang dari produsen ke konsumen
dapat berjalan lancar dan memuaskan melalui riset pasar, promosi, pengaturan organisasi
pemasaran, sistem distribusi, dan bagaimana memuaskan pelanggan.
Manajemen pemasaran merupakan salah satu bidang operasional dalam perusahaan
yang harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Sebelum suatu produk dipasarkan, terlebih
dahulu diperkirakan atau dipastikan apakah produk tersebut akan laku dijual atau tidak.
Setiap barang yang diproduksi tidak selalu ada yang membeli. Bahkan, sering terjadi bahwa
sebuah produk tidak laku di pasaran akibat tidak sesuai dengan selera pasar atau konsumen.
Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan riset pasar sebelum membuat produk baru.
a. Riset Pasar
Pasar merupakan indikator pemberian informasi yang memengaruhi bidang-bidang
lainnya. Jika salah dalam menafsirkan keadaan pasar bisa berakibat fatal dalam penentuan
kebijakan perusahaan. Dalam riset pasar harus benar-benar diadakan penelitian dan sedapat
mungkin dihindari pengambilan kesimpulan yang salah. Riset pasar yang dilakukan
berbeda untuk setiap jenis pasar. Riset pasar untuk pasar persaingan monopoli akan berbeda
dengan riset pasar untuk pasar persaingan sempurna.
b. Segmentasi, targeting, dan positioning
Proses pemilihan pasar oleh manajemen pemasaran diawali dari proses segmentasi.
Segmentasi adalah proses identifikasi sekelompok konsumen homogen yang akan dilayani
perusahaan. Contohnya, Astra Internasional (Astra), yang merupakan produsen mobil.
Astra membuat mobil yang ditujukan sebagai kendaraan rumah tangga dan kendaraan
niaga.
Oleh Astra, konsumen kendaraan keluarga kemudian dipilah lagi menjadi beberapa
kelompok pasar yang homogen. Misalnya keluarga yang menyukai mobil sedan dan
keluarga yang menyukai minibus. Pengelompokkan segmen pasar ke dalam beberapa
kelompok pasar yang homogen disebut targeting.
Katakanlah Astra menargetkan pasar kendaraan keluarga jenis minibus yang akan
dilayani. Proses selanjutnya yang harus dilakukan Astra adalah positioning. Dalam hal ini,
Astra memosisikan kendaraan minibus yang diproduksinya sebagai kendaraan keluarga
jenis minibus yang hemat bahan bakar.
c. Bauran pemasaran
Terdapat empat unsur penting yang perlu diperhatikan perusahaan dalam
memasarkan produknya kepada konsumen. Keempat unsur tersebut adalah produk, harga,
promosi, dan distribusi, atau yang lebih dikenal dengan 4P (product, price, promotion, dan
place).
1) Produk (product) 
Perusahaan harus mampu mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang diinginkan oleh
konsumen dari suatu produk. Selain aspek fungsional,
konsumen umumnya akan mempertimbangkan aspek lain, misalnya, mutu dan
kemudahan penggunaan dari suatu produk. Singkatnya, perusahaan harus mampu
menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar  sasarannya.
2) Harga (price)
Harga memainkan peranan penting dalam pemasaran. Mutu produk yang baik menjadi
tidak ada artinya apabila konsumen enggan membeli produk
tersebut karena alasan harga. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan daya beli dari konsumen yang menjadi sasarannya.
3) Promosi (promotion) 
Banyak bukti menunjukkan bahwa keberhasilan produk di
pasar ditentukan aktivitas promosi perusahaan. Penggunaan media promosi, seperti
media elektronik dan cetak, adalah penting untuk menyampaikan pesan tentang
produk.
4) Distribusi atau penempatan (place)
Unsur terakhir dari bauran pemasaran adalah
distribusi. Produk yang baik dengan harga yang wajar dan promosi yang tepat
sasaran, menjadi tidak ada artinya apabila konsumen mengalami kesulitan untuk
mendapatkan produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan memilih saluran
distribusi yang sesuai dengan produk yang dipasarkan.
Keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa tidak tergantung hanya pada
keunggulan salah satu dari unsur tersebut karena keempat unsur tersebut saling
berkait. Keempat unsur pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran
pemasaran (marketing mix).
d. Kepuasan pelanggan
Pelanggan merupakan raja yang harus dipenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
kebutuhan ini mengacu pada kepuasaan konsumen dalam jangka panjang. Memberi
kepuasaan pada konsumen dalam jangka panjang bukan hal yang mudah. Kepuasaan
jangka panjang dapat terpenuhi dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1) Mutu barang. Barang yang dipasarkan harus memenuhi standar mutu yang
sesuai dengan keinginan konsumen.
2) Mudah mendapatkan produk tersebut.
3) Pelayanan purnajual. Barang yang dijual harus selalu diikuti penggunaannya. Jika
ada kesulitan dalam penggunaannya, maka konsumen harus mendapat kepastian
kepada siapa hal itu dilaporkan. Misalnya, PT Astra Internasional, pemegang merek
mobil Toyota di Indonesia, memberi layanan purnajual demi kepuasaan pelanggan.
Mereka mempersiapkan teknisi yang dapat membantu pemakai mobil Toyota jika
mereka menemui kesulitan.
3. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan adalah salah satu aktivitas fungsi manajemen untuk
menyediakan segala kebutuhan financial yang berkaitan dengan operasional perusahaan dan
organisasi.
a. Fungsi manajemen keuangan
1) Raising of fund
adalah kegiatan untuk mendapatkan dana atau penyusunan sumber penerimaan atau
anggaran penerimaan,
2) Allocation of fund
adalah kegiatan untuk mengalokasikan sumber keuangan yang ada pada segala
aktivitas perusahaan atau penyusunan anggaran pengeluaran.
3) Controlling of fund
adalah kegiatan untuk melakukan pengawasan terhadap penggunaan dan pemanfaatan
keuangan.
b. Asas-asas pembelanjaan perusahaan
1) Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban baik
untuk mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan maupun untuk membayar
hutang-hutangnya tanpa mengganggu kelancaran jalannya operasi perusahaan.
Likuiditas terdiri atas dua macam, yaitu:
a) Likuiditas ekstern berarti perusahaan mampu membayar kewajiban-kewajiban
kepada pihak luar
b) Likuiditas intern berarti perusahaan mampu membayar kebutuhan-kebutuhan
untuk kelancaran operasi perusahaan dengan modal sendiri atau dari dana yang
berasal dari kredit investasi atau kredit jangka panjang
2) Solvabilitas
Solvabilitas merupakan perbandingan antara seluruh jumlah aktiva dengan seluruh
jumlah pinjaman. Misalnya solvabilitas perusahaan dinyatakan 300% maka jumlah
seluruh aktiva besarnya tiga kali lipat dari jumlah seluruh pinjaman
3) Rentabilitas
Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari proses
produksinya
4) Soliditas
Soliditas adalah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, baik terhadap manajer
perusahaan (soliditas moril) atau kepercayaan pemenuhan janji-janji dalam kegiatan
perusahaan (soliditas komersial) maupun kepercayaan pihak luar akan utuhnya modal
yang dipercayakan kepada perusahaan (soliditas financial)
c. Komponen-komponen manajemen keuangan
1) Perencanaan keuangan
Perencanaan keuangan bertujuan untuk menyiapkan kinerja keuangan, yang
diharapkan dapat terjadi pada perusahaan tersebut selama kurun waktu tertentu.
Target tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengukur perkembangan
perusahaan, mengambil keputusan dalam hal keuangan, serta menentukan cara
memperoleh tambahan dana
2) Akuntansi keuangan
Kegiatan akuntansi keuangan antara lain melakukan klasifikasi, pencatatan, dan
interpretasi setiap transaksi dan kejadian dari sudut pandang keuangan
3) Analisis keuangan
Kegiatan analisis keuangan menganalisis kinerja perusahaan melalui analisis
penyimpangan, analisis volume biaya dan keuntungan, analisis penjualan, analisis
resiko dan analisis untung rugi
4) Akuntansi manajemen
Akuntansi manajemen bertujuan untuk menyediakan suatu dasar untuk
mengalokasikan biaya bagi setiap produk atau proses, serta mempersiapkan dan
mengontrol anggaran biaya
5) Penganggaran biaya
Penganggaran biaya berkaitan dengan upaya untuk menyeleksi dan merencanakan
investasi, yang didasarkan pada perkiraan besarnya keuntungan yang akan diperoleh
dari investasi tersebut
4. Manajemen personalia
Manajemen personalia atau manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah seni
dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dalam hal
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan
terhadap sumber daya manusia secara terpadu untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai ruang lingkup manajemen
personalia yang meliputi kegiatan berikut ini.
a. Pengadaan pegawai (recruitment), adalah kegiatan yang menyangkut tentang
perencanaan penerimaan tenaga kerja, analisis jabatan, seleksi pegawai dan penempatan
tenaga kerja.
b. Pengembangan, adalah kegiatan yang meliputi system pengupahan, mengadakan
penilaian karyawan, mengadakan pemindahan, dan merencanakan tenaga kerja bagi
karyawan.
c. Pemberian kompensasi, adalah kegiatan yang meliputi sistem pengupahan, mengadakan
analisis tentang upah yang dibayarkan, mengadakan evaluasi jabatan, mengadakan
penilaian tingkat produktivitas, dan mengadakan penilaian sistem pengupahan insentif.
d. Pengintegrasian adalah kegiatan untuk memudahkan keinginan perusahaan, tenaga kerja,
dan masyarakat.
e. Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi penyusunan program keselamatan,
kesehatan dan pelayanan karyawan serta pemutusan hubungan kerja.
Maksud dan tujuan manajemen personalia adalah sebagai berikut.
a. Untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas, yang bisa dibina dan dimanfaatkan dalam
kegiatan organisasi.
b. Untuk meningkatkan kemampuan kerja para pegawai.
c. Untuk menciptakan hubungan kerja yang baik antar pegawai, baik secara vertikal
maupun secara horizontal
5. Manajemen Administrasi/Akuntansi
Manajemen administrasi/akuntansi adalah cara mengajukan informasi mengenai
administrasi atau akuntansi sedemikian rupa sehingga dapat membantu manajemen dalam
menentukan garis-garis kebijakan dan operasional sehari-hari dari suatu usaha. Sasaran utama
dari manajemen administrasi atau akuntansi adalah menyajikan laporan tentang peristiwa
finansial atau keuangan. Peristiwa finansial atau keuangan yang dimaksud meliputi kegiatan
mencatat, menguraikan dan menganalisis, menggolongkan, meringkas, menafsirkan,
meramalkan, dan melaporkan peristiwa keuangan. Jadi, manajemen akuntansi senantiasa
dapat digunakan karena merupakan alat yang sangat penting dalam manajemen perusahaan.

Latihan 2

1. Jelaskan pengertian aliran analisis system!


2. Jelaskan pengertian manajemen personalia!
3. Bagaimana aliran manajemen mutu dalam teori manajemen!
F. Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang utama. Pada urutan kegiatan
perencanaan merupakan awal kegiatan. Fungsi yang lain akan bekerja setelah diberi arahan
oleh fungsi perencanaan. Oleh karena itu perencanaan merupakan dasar manajemen untuk
menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan tercapai.

George
GeorgeTerry
Terry Henry
Henry Ernes
ErnesDale
Dale Koonz&O
Koonz&O William
William Sondang
Sondang
Fayol
Fayol ’Donnel
’Donnel Newman
Newman Siagian
Siagian

PLANNING
PLANNING

ORGANIZING
ORGANIZING
Actuating Motivating Staffing Staffing Assembling of Resource Motivating

Actuating Motivating Staffing Staffing Assembling of Resource Motivating


Conditioning Directing Directing Directing

Conditioning Directing
Innovating Directing Directing

Representing
Innovating

CONTROLING
Representing

Fungsi- Fungsi Manajemen


CONTROLING
Para ahli berbeda pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen. Namun, pada dasarnya mereka sepakat bahwa
manajemen memerlukan fungsi perencanaan (planning), pengaturan (organizing), dan pengendalian
(controling). Garis-garis pada kotak-kotak berbeda menunjukan perbedaan pandangan masing-masing tokoh
Fungsi-fungsi
tentang Fungsimanajemen.
Manajemen
Para ahli berbeda pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen. Namun, pada dasarnya mereka sepakat bahwa
manajemen memerlukan fungsi perencanaan (planning), pengaturan (organizing), dan pengendalian
(controling). Garis-garis pada kotak-kotak berbeda menunjukan perbedaan pandangan masing-masing tokoh
tentang fungsi manajemen.

a. Pertanyaan mendasar pada perencanaan.


Dalam suatu perencanaan seorang manajer atau pengambil keputusan akan memulai
dengan menjawab pertanyaan 5W dan 1H sebagai berikut :
1) What, seorang manajer harus menjawab pertanyaan apa yang hendak dicapai dan
dirumuskan dalam mencapai tujuan tertentu.
2) Why, seorang manajer harus menjawab mengapa hal itu yang menjadi tujuan, bukan
yang lain. Manajer harus bisa memberi alasan serta hasil analisisnya.
3) Where, seorang manajer harus mampu mempertanggungjawabkan pemilihan lokasi
perusahaan. Contohnya, mengapa memilih lokasi dekat konsumen. Tentunya
pemilihan tempat itu harus bisa dipertanggungjawabkan manajer dari segi aspek
ekonomis, sosial, dan teknis.
4) When, seorang manajer atau pengambil keputusan harus dengan tepat menentukan
jadwal pekerjaan yang harus dikerjakan.
5) Who, seorang manajer harus mempertanggungjawabkan mengapa orang-orang itu
dipilih untuk melaksanakan suatu pekerjaan bukan orang lain. Manajer harus memberi
alasan tersebut dengan memperhatikan asas “the right man on the right place”.
6) How,seorang manajer harus dapat menentukan cara melakukan suatu pekerjaan .
Seorang manajer tidak selalu harus melaksanakan suatu pekerjaan seorang diri.
Pekerjaan tersebut juga dapat dilimpahkan kepada stafnya.
b. Pembagian perencanaan
Dilihat dari jenjang manajemen, perencanaan dibagi menjadi tiga jenjang
perencnaan sebagai berikut.
1) Perencanaan jenjang atas (top-level). Di jenjang atas perencanaan lebih
bersifat strategis, yaitu memberi petunjuk umum, merumuskan tujuan ,
menhambil keputusan dan, memberi petunjuk pola penyelesaian dan bersifat
menyeluruh . Perencanaan jenjang atas lebih menekankan pada tujuan jangka
panjang dari perusahaan. Perencanaan ini menjadi tanggungjawab manajemen
puncak.
2) Perencanaan jenjang menengah (middle –level). Pada jenjang ini perencanaan
lebih bersifat administratif menyangkut cara-cara menempuh dan bagaimana
tujuan dari perencanaan itu dapat dilaksanakan. Perencanaan ini menjadi
tanggungjawab manajemen menengah (madya).
3) Perencanaan jenjang bawah (low-level). Pada jenjang ini perencanaan lebih
memfokuskan untuk menghasilkan, sehingga perencanaan mengarah pada
pelaksanaan atau operasional. Perencanan jenjang bawah menjadi tanggung
jawab manajemen pelaksana.
c. Syarat-syarat perencanaan
1) Memiliki tujuan yang jelas
2) Bersifat sederhana (simple), dalam arti tidak muluk-muluk sehingga tidak
sulit untuk pelaksanaanya.
3) Memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
4) Bersifal fleksible, dalam arti dapat berubah sesuai dengan perkembagan yang
ada.
5) Memiliki keseimbangan, yaitu keselarasan tanggungjawab dan tujuan tiap
bagian perusahaan dengan tujuan akhir perusaan yang telah ditetapkan
6) Memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu telah tersedia serta dapat digunakan
secara efektif dan berdaya guna.
d. Manfaat perencanaan
Sebagai langkah awal dari kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan,
perencanaan memiliki manfaat-manfaat sebagai berikut:
1) Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap
unit akan terorganisasi menuju arah yang sama.
2) Perencanaan yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
3) Perencanaan memuat standar-standar atau batas-batas tindakan dan biaya
sehingga memudahkan pelaksanaan pengawasan.
4) Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan,
sehingga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang
sama untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses mengelompokkan orang-
orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu kesatuan yang dapat digerakkan dalam rangka mencapai tujuan. Pengorganisasian
merupakan langkah kedua fungsi manajemen. Hasil pengorganisasian adalah suatu situasi
di mana organisasi dapat digerakkan menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
a. Unsur organisasi
Dalam organisasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1) Sekelompok manusia yang diarahkan untuk bekerja sama.
2) Melakukan kegiatan yang telah ditetapkan
3) Kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan.
b. Manfaat pengorganisasian
Pengorganisasian bermanfaat untuk hal-hal berikut:
1) Memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan perusahaan.
2) Menciptakan spesialisasi dalam melaksanakan tugas.
3) Anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan dalam
rangka mencapai tujuan.
c. Fungsi Pengorganisasian
Hal-hal yang perlu diketahui dalam fungsi pengorganisasian adalah sebagai
berikut:
1) Adanya pendelegasian wewenang dari manajemen puncak kepada manajemen
pelaksana.
2) Adanya pembagian tugas yang jelas.
3) Memiliki manajer puncak yang professional untuk mengkoordinasikan seluruh
kegiatan.
d. Bentuk organisasi
Ada beberapa bentuk organisasi yang lazim digunakan oleh perusahaan-
perusahaan, dari perusahaan kecil sampai konglomerat, yaitu sebagai berikut:
1) Organisasi garis, yaitu bentuk organisasi di mana wewenang pimpinan
langsung ditunjukan kepada bawahan. Bawahan bertanggung jawab langsung
pada atasan. Bentuk organisasi garis sering disebut pula bentuk organisasi
militer. Bentuk organisasi garis cocok diterapkan pada organisasi yang
sederhana dan memiliki ciri antara lain jumlah karyawan sedikit dan belum
ada spesialisasi.

Struktur organisasi Garis

Pimpinan

Pimpinan Pimpinan

Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh

Keterangan : Gambar diatas menggambarkan struktur organisasi garis, dimana


= Garis Komando pimpinan langsung membawahi mandor-mandor, dan mandor-
= Garis mandor langsung membawahi para buruh. Para buruh (bawahan)
Tanggungjawab bertanggungjawab pada mandor

2) Organisasi fungsional, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan


jenis fungsi yang harus dilaksanakan.
Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut:
a) Terdapat pemisahan yang tegas dalam pemberian tugas.
b) Pelaksanaan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi sebab tugas-tugas
sudah cukup jelas.
c) Koordinasi hanya perlu dilaksanakan di pimpinan jenjang atas.
d) Pembagian unit-unit organisasi didasarkan atas spesialisai tugas.
e) Para direktur mempunyai wewenang komando pada unit-unit yang berada
di bawahnya atas nama sendiri dan tidak perlu nama direktur utama.
Bentuk organisasi fungsional sangat cocok digunakan pada badan-badan yang
secara tegas memberi pekerjaan atas fungsi-fungsi. Contohnya, pada
perusahaan yang terdiri atas fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi
keuangan.
Struktur organisasi Fungsional

Pimpinan

Kabag Produksi Kabag Kabag Keuangan


Pemasaran

Kepala Unit A Kepala Unit C Kepala Unit C

Pekerja

Struktur organisasi fungsional digambarkan seperti gambar di atas. Wewenang teratas dipegang oleh
direktur utama yang membawahi kabag (kepala bagian) produksi, pemasaran, dan keuangan. Ketiga
kabag mempunyai wewenang atas unit-unit yang berada di bawahnya, yaitu kepala unit A, B, dan C
yang membawahi para pekerja

3) Organisasi garis dan staf, yaitu bentuk organisasi yang memberi wewenang
kepada pimpinan untuk memberi komando kepada bawahan. Dalam hal ini
pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan tugasnya. Bentuk organisasi ini
cocok digunakan pada organisasi yang jumlah personilnya besar, daerah
operasinya luas, serta mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam
dan kompleks.
Atas dasar pembagian tugas dan hierarki, personil organisasi dapat dibagi atas
tiga bagian, yaitu pimpinan, pembantu pimpinan (staf), dan pelaksana.
Pimpinan bertugas mengendalikan oganisasi, menciptakan kelancaran tugas-
tugas, menetapkan tujuan, dan mengambil keputusan. Pembantu pimpinan
(staf) bertugas membantu pimpinan berdasarkan bidangnya masing-masing.
Pelaksana bertugas menjalankan kegiatan operasional sehari-hari.
Pada organisasi garis dan staf yang besar, staf dapat dibedakan atas dua jenis
yaitu staf umum dan staf khusus. Staf umum bertugas membantu pimpinan
dalam membuat perencanaan dan pengawasan serta memberikan nasihat, baik
diminta maupun tidak diminta. Staf khusus bertugas memberi nasihat pada
pelaksana.
Organisasi garis dan staf memiliki kebaikan sebagai berikut:
a) Dapat digunakan oleh organisasi yang besar dan rumit.
b) Pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana.
c) Dapat mengarah pada spesialisasi.
d) Prinsip “the right man on the right place” lebih mudah dilaksanakan.
e) Pengambilan keputusan lebih rasional sebab pimpinan mendapat nasihat
dari para ahli di bidangnya.
f) Koordinasi dapat berjalan dengan baik karena telah mempunyai bidang
masing-masing.
Kelemahan sistem organisasi garis dan staf antara lain sebagai berikut:
a) Rasa solidaritas kurang karena antar individu dalam organisasi tidak selalu
saling mengenal. Luasnya cakupan organisasi menyebabkan interaksi antar
individu menjadi sulit.
b) Pelaksana sering binggung untuk membedakan mana nasihat dan mana
perintah, sebab dalam organisasi yang besar ada staf yang menerima
kewenangan memerintah.

Struktur organisasi Garis dan Staf

Direktur Utama

Staf Staf

Kabag Kabag Kabag


Produksi Pemasaran Keuangan

Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Struktur organisasi garis dan staf digambarkan seperti gambar diatas. Struktur organisasi
garis dan staf menunjukan bahwa pimpinan (direktur utama) memiliki wewenang untuk
memberi komando pada bawahan (kabag produksi, kabag pemasaran, dan kabag keuangan,
serta pelaksana) dan pimpinan (direktur utama) dibantu oleh staf (staf khusus dan staf umum)
dalam pelaksanaan tugasnya

3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan atau tindakan adalah suatu fungsi manajemen untuk menggerakkan
orang-orang yang akan bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
menggerakkan orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Menurut Prof.Abraham Maslow
dalam bukunya Motivation and Personality,orang dapat digerakkan jika telah terpenuhi
kebutuhan-kebutuhan berikut ini.
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
c. Kebutuhan sosial
d. Kebutuhan akan prestise (harga diri)
e. kebutuhan aktualisasi diri
Untuk menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dibutuhkan kepemimpinan. Ada tiga
gaya kepemimpinan yang dikenal secara umum dalam beragai bentuk organisasi,yaitu
otoriter,demokratis dan bebas.
a. Otoriter
Pemimpin yang otoriter adalaj pemimpin yang mengambil keputusan tanpa
melibatkan bawahan
b. Demokratis
Pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang dapat mengakomodasikan
pendapatan bawahan dalam pengambilan keputusan.
c. Bebas
Pemimpin bergaya bebas akan menyerahkan proses pengambilan keputusan pada
bawahan.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan tugas untuk mengkoreksi kesalahan yang terjadi demi
tercapainya tujuan organisasi. Secara umum tujuan dari pengawasan adalah memastikan
pekerjaan sesuai dengan rencana ,mencegah adanya kesalahan,menciptakan kondisi agar
karyawan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan , mengadakan koreksi
terhadapa kegagalan yang timbul dan memberi jalan keluar atas suatu kesalahan.
Pengawasan dapat berjalan efektif apabila memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Jalur/urut-urutan (routing)
Seorang manajer harus dapat menetapkan jalur atau cara untuk mengetahui dimana
sering terjadi keasalahan.
b. Perintah pelaksanaan (scheduling)
Seorang manajer yang melakukan pengawasan harus dapat menetapkan kapan
sebaiknya tugas pengawasan itu dilakukan. Pengawasan yang terjadwal terkadang
kurangkurang efisien dalam menemukan kesalahan karena orang-orang telah terlebih
dahulu bersiap-siap untuk menyembunyikan kesalahan yang dilakukan. Kadang-
kadang pengawasan yang dilakukan secara mendadak lebih berguna lebih
dibandingkan dengan pengawasan yang terjadwal.
c. Perintah pelaksanaan (dispatching)
Dispatching merupakan prinsip pengawasan berupa perintah pelaksanaan terhadap
suatu pekerjaan dengan tujuan agar pekerjaan tersebut dapat selesai tepat pada
waktunya. Melalui perintah ini, dapat dihindari suatu pelaksanaan pekerjaan yang
terkatung-katung sehingga dapat diidentifikasi siapa yang berbuat salah.
d. Tindak lanjut (follow up)
Jika seorang pimpinan telah dapat menemukan kesalahan, maka dia harus mencari
jalan keluar atas kesalahan itu. Dia bisa member peringatan pada bawahan yang tidak
sengaja berbuat salah atau memberi hukuman pada bawahan yang sengaja berbuat
salah. Selain itu, pimpinan harus dapat memberi petunjuk pada bawahan agar
kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Menurut William H. Newman, pengawasan
yang baik harus sesuai dengan sifat dan kebutuhan organisasi. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan faktor-faktor dan tata organisasi di mana pengawasan tersebut dilakukan.
Selain itu, pengawasan yang baik harus ekonomis dari segi biaya dan mampu
menjamin adanya tindakan perbaikan (checking reporting corrective action). Oleh
karena itu, perlu dipersiapkan langkah-langkah sebelum pelaksanaanpengawasan,
seperti rencana dan pola/tata organisasi.

G. Penerapan Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah di Bidang OSIS


OSIS merupakan organisasi siswa yang sah di sekolah. Kata “organsisasi”
menunjukkan bahwa OSIS merupakan kelompok kerja sama antar pribadi yang diadakan
untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai organisasi, OSIS dibentuk dalam usaha mencapai
terwujudnya pembinaan kesiswaan. Siswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, yaitu SMP dan SMA dan yang setara. Kata “intra” menunjukkan
bahwa OSIS adalah suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan suatu
sekolah. Keberadaan OSIS di suatu sekolah tidak ada kaitan dengan OSIS yang ada di
sekolah lain. Kata “sekolah” menunjukkan satuan pendidikan tempat penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.
Tampak bahwa OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan siswa di sekolah
bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan
kesiswaan. Untuk mewujudkan fungsinya sebagai wadah, OSIS harus selalu bersama-sama
dengan jalur yang lain dalam mengadakan latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan
wawasan wiyatamandala. Tanpa bekerja sama dengan yang lain, OSIS sebagai wadah tidak
akan berfungsi.
Tujuan utama terbentuk OSIS antara lain sebagai berikut:
1. Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah
satu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negatif dan luar sekolah.
2. Mendorong sikap, jiwa, dan semangat kesatuan dan persatuan di antara para siswa
sehingga timbul satu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat
terselenggaranya proses belajar mengajar.
3. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, menyampaikan pikiran dan gagasan
dalam usaha untuk lebih mematangkan kemampuan berpikir, wawasan, dan pengambilan
keputusan.
OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pola beberapa peranan atau fungsi dalam
mencapai tujuan. Sebagai suatu organisasi OSIS juga perlu pula memperhatikan faktor-
faktor yang sangat berperan agar OSIS tetap hidup. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan agar OSIS tetap berfungsi, yaitu sumber daya, efisiensi, koordinasi kegiatan
sejalan dengan tujuan, pembaharuan, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar dan
terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen. Dari faktor-faktor ini, faktor manusia
yang paling penting. Keberhasilan atau kegagalan OSIS tergantung pada manusia yang
terlibat dalam organisasi siswa ini. Untuk alasan ini, perlu ada pelatihan terus-menerus untuk
kalangan pengurus dan anggota OSIS. Bentuk pelatihan itu antara lain pelatihan
kepemimpinan dan wawasan wiyatamandala.
Sebagai organisasi, OSIS memiliki perangkat. Perangkat OSIS terdiri atas Dewan
Pembina, Perwakilan Kelas, dan Pengurus OSIS.
1. Dewan Pembina yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan, Koordinator Pembina, dan Guru sebagai anggota.
2. Perwakilan Kelas yang terdiri dari siswa-siswa yang ditunjuk untuk mewakili tiap-tiap
kelas yang nantinya akan duduk dalam MPK atau Musyawarah Perwakilan Kelas. Secara
rutin, MPK akan bekerjasama dengan pengurus OSIS sekaligus memantau kinerja
pengurus OSIS serta menyampaikan aspirasi kelas kepada Pengurus OSIS atau
sebaliknya.
3. Pengurus OSIS yang meliputi ketua I, Ketua II, Sekertaris I, Sekertaris II, Bendahara I,
Bendahar II dan beberapa staf atau seksi. Contoh seksi tersebut adalah, seksi Ketakwaan
terhadap Tuhan YME, seksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, seksi Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara, seksi Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur, seksi organisasi.
4. MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas) terdiri dari siswa yang ditunjuk untuk mewakili
kelasnya dan duduk dalam kepengurusan MPK Anggota perwakilan kelas memiliki tugas
sebagai berikut:
a. Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas.
b. Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS.
c. Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas.
d. Memilih pengurus OSIS dan daftar calon yang telah disiapkan.
e. Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir masa jabatan.
f. Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku Ketua
Pembina.
g. Bersama-sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga. Untuk memudahkan
MPK dalam menjalankan tugasnya, maka perlu dibentuk kepengurusan MPK yang
terdiri atas Ketua, Sekretaris, Ketua Komisi A, Ketua Komisi B, dan Ketua Komisi C.
Masing-masing komisi dapat bekerja sama dengan bidang-bidang tertentu
dalam kepengurusan OSIS.
Tentu saja dalam kegiatan OSIS, fungsi manajemen harus diperhatikan. Misalnya,
OSIS mempunyai rencana untuk melakukan kegiatan gerakan penghijauan sekitar sekolah.
Dalam perencanaan beberapa pertanyaan mendasar harus dijawab, antara lain, Apa yang
hendak dicapai dengan gerakan penghijauan?, Mengapa perlu ada gerakan penghijauan?, Di
mana gerakan penghijauan diadakan? Kapan gerakan penghijauan diadakan? Siapa yang
terlibat dalam gerakan penghijauan itu? dan Bagaimana gerakan penghijauan itu
dilaksanakan?
Setelah perencanaan ini tersusun dengan matang, OSIS perlu menerapkan fungsi
pengorganisasian. Hal ini dilakukan dengan membentuk panitia dengan pembagian tugas 
yang jelas. Pembagian tugas yang jelas tentu saja memudahkan pelaksanaan gerakan
penghijauan. Dalam pelaksanaan, orang-orang yang terlibat digerakkan agar bekerja sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan tentu saja perlu diawasi.
Tujuannya untuk memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencana, mencegah adanya
kesalahan, menciptakan kondisi agar para siswa bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan, mengadakan koreksi terhadap kegagalan yang timbul, dan memberi jalan keluar
atas suatu kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai