Anda di halaman 1dari 10

RESUME TUTORIAL SEKENARIO I

MANAJEMEN

Nama : Sugi Dewi Wahyu Lestari

Nim : 10618092

Instruktur : drg. Riesky Sharastiti

I. MANAJEMEN
A. DEFINISI
Manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. (Hasibuan, 2001).

B. FUNGSI MANAJEMEN
1. Perencanaan: (1) pemilihan atau penetapan tujuan organisasi, dan (2) penentuan
strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan
standard yang dibutuhkan untuk mencapai standard.
2. Pengorganisasian: (1) penentuan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan, (2) perancangan dan pengembangan organisasi atau kelompok
kerja untuk mencapai tujuan, (3) penugasan tanggungjawab, dan (4)
pendelegasian wewenang kepada individu.
3. Penyusunan personalia: penarikan, pelatihan, pengembangan, penempatan, dan
pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan
dan produktif.
4. Pengarahan: mendapatkan atau membuat para karyawan melakukan apa yang
diinginkan dan harus mereka lakukan. Fungsi ini meminta para karyawan untuk
bergerak menuju tercapainya tujuan organisasi.
5. Pengawasan: penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pengawasan
positif berupaya mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efektif dan
efisien atau tidak. Pengawasan negatif berupaya menjamin kegiatan yang tidak
diinginkan tidak terjadi. (Indartono.S,2014)

C. MANFAAT MANAJEMEN
1. Perencanaan (planning) yang dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan
itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan
dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha.
(Indartono , 2014)
Menurut T. Hani Handoko, Terdapat tiga alasan utama mengapa
manajemen diperlukan :
1. Manajemen diperlukan agar tujuan pribadi dan organisasi dapat tercapai.
2. Manajemen juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-
tujuan, sasaran, dan kegiatan, yang saling bertentangan dari pihak yang
punya kepentingan dalam organisasi.
3. Manajemen dibutuhkan untuk mecapai efisiensi dan efektifitas suatu kerja
organisasi. (Handoko, T. 2008)

D. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
1. Prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
a) Pembagian kerja (division of work)
b) Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
c) Disiplin (discipline)
d) Kesatuan perintah (unity of command)
e) Kesatuan pengarahan (unity of direction)
f) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
(subordination of individual interests to the general interests)
g) Pembayaran upah yang adil (remuneration)
h) Pemusatan (centralisation)
i) Hirarki (hierarchy)
j) Tata tertib (order)
k) Keadilan (equity)
l) Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
m) Inisiatif (Inisiative)
n) Semangat kesatuan (esprits de corps)
(Indartono.S,2014)
2. Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar manajemen berdasarkan pandangan
aliran manajemen modern:
a) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis
b) Manajemen harus sistemik dengan pertimbangan yang hati-hati
c) Organisasi sebagai keseluruhan dan pendekatan manajer untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
d) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja
terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
(Indartono.S,2014)
3. Sementara prinsip untuk aliran kuantitatif, lebih menekankan pada langkah-
langkah pemecahan masalah, yakni:
a) perumusan masalah
b) penyusunan model matematis
c) pendapatan penyelesaian dari model matematis
d) pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e) penetapan pengawasan atas hasil-hasil
f) pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
(Indartono.S,2014)
4. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
a) Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-
asalan.
b) Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
c) Adanya kerja sama sesama pekerja dan bukan bekerja secara
individual.
d) Bekerja untuk hasil yang maksimal.
e) Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-
tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu
sendiri dan perusahaan.
(Alamsyah D. 2011)

E. JENIS-JENIS MANAJEMEN
1. Manajemen Ilmiah (Scientific Management)
Manajemen Ilmiah adalah manajemen yang berdasar ilmu, artinya
yang dapat dikaji secara ilmiah, dianalisis dengan menggunakan metode
ilmiah dan dapat diperoleh suatu sintesis. Dikatakan manajemen ilmiah karena
dapat manajemen dapat dipelajari secara ilmiah di tempat-tempat pendidikan
(sekolah, penidikan tinggi atau tempat-tempat kursus).
2. Manajemen Sistematis
Manajemen Sitematis menunjukkan bahwa segala sesuatu diatur secara
sistematis, yaitu secara tertib, rapi dan teratur dengan tujuan untuk
menghindarkan hal-hal yang tidak dikehendaki. Dengan perkataan lain,
sebelum usaha/kegiatan berjalan segala sesuatu harus diperinci dengan
sematang-matangnya. Sehingga saat kegiatan pelaksanaan dimulai sampai
dengan tujuan yang diinginkan berjalan lancer dan menjadi kenyataan.
3. Manajemen Terbuka (Open Management)
Manajemen Terbuka sering menimbulkan salah pengertian, yang
dimaksud dengan “terbuka“ di sini adalah di mana pimpinan sebelum
mengambil suatu keputusan terlebih dahulu memberi kesempatan kepada staf
dan bawahannya untuk memberikan saran-saran, ide-ide atau pendapat-
pendapat, namun keputusan tetap ditentukan oleh pimpinan. Kesempatan
untuk memberikan masukan-masukan kepada pimpinan dengan tujuan agar
para staf atau bawahan ikut serta memikirkan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi organisasi dan ikut serta pula memecahkannya temasuk
mengembangkan organisasi.
4. Manajemen Demokratis
Manajemen demokratis adalah mengarah ke demokrasi Pancasila, yang
termaktub dalam Preambule Undang-Undang Dasar 1945 dimana dalam
Demokrasi Pancasila disebutkan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” serta dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Jadi para staf dan bawahan bukan
sekedar menyumbangkan pemikiran, prakarsa serta petimbangan semata,
tetapi ikut serta menentukan keputusan atas dasar musyawarah untuk mupakat.
5. Manajemen Tradisional
Manajemen Tradisional adalah manajemen yang digunakan dengan
sistem kerja dan cara berpikir mengikuti cara-cara zaman dahulu dan bahkan
sampai masa sekarang ini masih ada yang menggunakannya. Manajemen
tradisional biasanya digunakan turun temurun, tidak ada kreasi, monoton dan
tidak dinamis.
6. Manajemen Bapak
Dikatakan “manajemen bapak”, karena dalam setiap usaha/kegiatan
dari organisasi selalu mengikuti jejak bapak (pimpinan), apa yang dikatakan
bapak itulah yang benar.Untuk manajemen semacam ini terdapat aspek baik
buruknya. Kebaikannya adalah kalau pemimipin tetap pada proporsi yang
sebenarnya dan berlaku objektif, pekerjaan dapat dilaksanakan dengan cepat
sesuai tujuan organisasinya. (Indartono.S,2014)

F. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Human (Manusia)
2. Money (Uang)
3. Materials (Bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu
sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machines (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih serta
menciptakan efisiensi kerja.
5. Methods (Metode)
Metode atau tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan.
Sebuah metode dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan sasaran, fasilitas-
fasilitas yang tersedia, penggunaan waktu dan uang. Perlu diingat meskipun
metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian,
peranan utama dalam manajemen tetap manusia itu sendiri.
6. Market (Pasar). (Usri, 2011)

G. RUANG LINGKUP
1. Lingkungan Luar (Eksternal) terdiri dari: Lingkungan Umum, meliputi
ekonomi, politik, hukum, sosio kultural (budaya), teknologi, dimensi
internasional (seperti globalisasi dan paham ekonomi), dan kondisi lingkungan
alam.
2. Lingkungan Khusus (Tugas), meliputi pemilik (stockholder), customer, klien,
pemasok (suplier), pesaing, suplai tenaga kerja, badan pemerintah, lembaga
keuangan, media, dan serikat pekerja.
3. Lingkungan Dalam (Internal) terdiri dari: Manusia (specialized dan manajerial
personal).
4. Finansial (sumber, alokasi, dan control dana).
5. Fisik (gedung, kantor, dll).
6. Sistem dan Teknologi.
7. Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.
(Purhadi, 2003).

H. PROSES MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT


Menurut GR.Terry yang membentuk manajemen sebagai suatu proses adalah
sebagai berikut :
1. Planning yaitu kegiatan untuk menentukan berbagai tujuan dan penyebab
tindakan-tindakan selanjutnya yang kegiatannya meliputi : Menjelaskan,
menetapkan, dan memastikan tujuan yang akan dicapai.
2. Meramalkan peristiwa atau keadaan pada waktu yang akan datang.
3. Memperkirakan kondisi-kondisi pekerjaan yang akan dilakukan.
4. Memilih tugas-tugas yang sesuai untuk mencapai tujuan.
5. Membuat rencana secara menyeluruh dengan menekankan kreativitas agar
diperoleh sesuatu yang baru dan lebih baik.
6. Membuat kebijaksanaan, proceduress, standars dan metode metode untuk
pelaksanaan kerja.
7. Memikirkan peristiwa yang kemungkinan akan terjadi
8. Mengubah rencana sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.
9. Organizing yaitu kegiatan yang membagi pekerjaan diantara anggota
kelompok serta membuat ketentuan di dalam hubungan-hubungan yang
diperlukan.
10. Actuating yaitu kegiatan yang menggerakan anggota anggota kelompok
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
11. Pengawasan (Controlling) adalah kegiatan untuk menyesuaikan antara
pelaksanaan dengan rencana-rencana yang telah ditentukan.
(Ismail, 2009).

II. PERENCANAAN
A. DEFINISI
Perencanaan adalah tindakan memilih dan menghubungkan fakta dan membuat
serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal
menvisualisasikan serta merumuskan aktivitasaktivitas yang diusulkan yang dianggap
perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. (Purwanto, 2006)

B. MANFAAT
1. Suatu bentuk perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan
kegiatan tiap unit akan terorganisir dengan baik menuju arah yang sama.
2. Suatu perencanaan yang disusun dari penelitian yang akurat akan menhindarkan
kesalahan-kesalahan yang mungkin yang terjadi.
3. Suatu perencanaan memuat standar atau batasan tindakan dan biaya akan
memudahkan pelaksanaan pengawasan.
4. Perencanaan bisa dipakai sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan,
sehingga aparat pelaksana mempunyai irama atau gerak dan pandangan yang sama
untuk mencapai tujuan perusahaan.
(Sabarguna, 2005)

C. JENIS-JENIS PERENCANAAN
Dari jenjang manajemennya, perencanaan dibagi menjadi tiga jenjang, yaitu :
1. Perencanaan jenjang atas (Top-Level).
Perencanaan pada jenjang ini mempunyai sifat dan strategis, yaitu memberi
petunjuk umum, merumuskan tujuan, mengambil keputusan, dan memberi
petunjuk pola penyelesaian, dan sifatnya menyeluruh.
2. Perencanaan jenjang menengah
Perencanaan pada jenjang ini sifatnya administratif menyangkut cara
menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan tersebut bisa dilaksanakan
perencanaan jenjang menengah ini menjadi tanggung jawab manajemen madya
(menengah).
3. Perencanaan jenjang bawah
Perencanaan pada jenjang ini memfokuskan diri untuk dapat menghasilkan,
sehingga perencanaan mengarah pada pelaksanaan atau operasional.
(Indartono , 2014)

D. TAHAPAN PROSES PERENCANAAN


1. Menetapkan prioritas
Penetapan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai kurang penting.
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a) Scoring Technique (metode penskoran)
Memberikan nilai atau skor terhadap masalah tersebut dengan menggunakan
ukuran (parameter).
b) Non scoring technique
Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah dengan teknik non-skoring.
 Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah
melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para
peserta yang tidak sama keahliannya.
 Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama.
2. Menetapkan prioritas jalan keluar
Untuk menyusun alternatif jalan keluar dapat menggunakan langkah sebagai
berikut:
1. Menentukan berbagai penyebab masalah
2. Untuk menentukan penyebab masalah, dilakukan curah pendapat dengan
membahas data yang telah dikumpulkan.
(Indartono , 2014)
III. INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT
A. DEFINISI BOR
BOR (Bed Occupancy Ratio) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini meberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur dirumah sakit. (Depkes RI, 2005)
B. RUMUS BOR
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) x 100%
(jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode)
C. INDIKATOR PELAYANAN RAWAT INAP
Berikut ini adalah indikator indikator yang bersumber dari dari sensus harian
rawat inap:
1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR adalah prosesntase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit.
2. ALOS (Average Length Of Stay = Rata rata lamanya pasien dirawat).
Adalah rata-rata lama rawat pasien seorang pasien.
3. TOI (Turn Over Interval=Tenggang Perputaran)
Adalah Rata rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke
saat terisi yang berikutnya.
4. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)
Adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur di pakai dalam satu satuan waktu tertentu.
5. NDR (Net Death Rate)
Adalah angka kematian 2x24 jam atau 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
1000 penderita keluar.
6. GDR (Gross Death Rate)
Adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
(Depkes RI, 2005)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Handoko, T Hani, 2008, Manjemen Personalia, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi.


Aksara.

Indartono Setyabudi.(2014). Pengantar Manajemen. Yukaprint; Universitas Negeri


Yogyakarta.

Kesehatan D.J.B.U. 2012. Pedoman Sistem Rujukan Nasional,Jakarta, Kementrian


Kesehatan RI

Sabarguna BS. 2009. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Sagung Seto.

Usri, K & Moeisis, E, F. 2011. Manajemen Rumah Sakit, Teori dan Aplikasi,
Bandung, LSKI (Lembaga Studi Kesehatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai