Anda di halaman 1dari 55

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen dalam Bahasa Inggris adalah management yang berasal

dari kata “to manage” yang mempunyai arti mengendalikan atau

mengurus. Sehingga manajemen dapat berarti bagaimana kita memimpin,

membimbing, dan mengatur semua orang menjadi karyawan (bawahan)

agar usaha yang sedang dilakukan mencapai suatu tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya. Selanjutnya, bila kita pelajari literature

manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah mengandung tiga

pengertian yaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai

kolektivitas orang orang yang melaksanakan manajemen, manajemen

sebagai seni dan sebagai ilmu pengetahuan.

Manajemen menurut T.Hani Handoko (2011) manajemen adalah

“proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-

sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan”.

Menurut sadili (2009) mengatakan bahwa manajemen adalah “upaya

mengukur segala upaya untuk mengatur segala sesuatu untuk mencapai

tujuan organisasi”.

20
2. Fungsi Manajemen

Daridefinisi di atas dapat diketahui bahwa manajemen berkaitan

dengan pelaksanaan fungsi manajemen agar dapat mencapai tujuan secara

efisien. Menurut Oey Liang Lee (2013:15) Fungsi manajemen adalah

“Planning (Perencanaan), organizing (pengorganisasian)Directing

(pengarahan), Controling (pengendalian)”.

Fungsi-fungsi tersebut yaitu:

a. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan

penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai

tujuan.

b. Pengorganisasian (organizing) yaitu sebagai cara untuk

mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut

kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah

direncanakan.

c. Pengarahan (directing) yaitu untuk menggerakan organisasi agar

berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing –masing serta sumber

daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.

d. Pengendalian (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari

organisasi sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi

penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara

efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

21
3. Tujuan Manajemen

Manajemen selalu memiliki tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu

sebelun kegiatan dilakukan. Tujuan tersebut yaitu (6 M) : Man, Money,

Method, Material, Machine, dan Market.

a. Man (manusia) dimana aktivitas yang harus dilakukan mencapai tujuan

(planning, organizing, directing, dan controlling) tidak akan tercapai

tanpa adanya manusia.

b. Money (uang) untuk melakukan berbagai aktivitas manajemen

diperlukan uang, seperti uang atau gaji pegawai. Pembelian faktor

produksi dan lain sebagainya. Uang yang harus digunakan sedemikian

rupa agar tujuan yang ingin dicapai, bila dinilai dengan uang lebih

besar dari uang atau baiaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan

tersebut.

c. Method (cara pelaksanaan) untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara

berdaya guna dan berhasil guna, maka manusia dihadapkan pada

berbagai alternative pelaksanaan metode.

d. Material (bahan-bahan) dalam proses pelaksanaan kegiatan dalam

tingkat teknologi sekarang ini material bukan saja sebagai pembantu

bagi mesin dan mesin telah berubah kedudukannya sebagai pembantu

manusia.

e. Machine (mesin) dalam kegiatan organisasi mesin sangat diperlukan,

penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan

keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisien kerja.

22
f. Market (pasar) tanpa adanya pasar bagi hasil produksi, jelas tujuan

perusahaan industri tidak akan tercapai, sebab masalah pkok yang

dihadapi oleh perusahaan industri, yaitu minimal mempertahankan

pasar yang sudah ada, mungkin mencari pasar baru.

4. Prinsip-prinsip Manajemen

Menurut Ardana, Mujiati dan Utama (2012:42) prinsip manajemen

adalah “dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok atau tidak

boleh diabaikan oleh setiap manajer atau pimpinan”. Dalam praktek harus

diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini tidak kaku, melainkan

harus luwes, yaitu bisa saja di ubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

Adapun prinsip-prinsip manajemen Menurut Ardana, Mujiati dan Utama

(2012:42) adalah sebagai berikut:

a. Pembagian kerja yang berimbang.

Dalam membagi-bagikan tugas dan jenis semua kerabat kerja,

seorang pemimpin hendaknya bersifat adil yaitu harus sama baik

dengan dan memberikan beban kerja yang berimbang, sehingga tidak

adanya beban pekerjaan yang berbeda, harus disesuai kan menurut

jabatan karyawan tersebut.

b. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab.

Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan

jelas setiap kerabat kerja atau pegawai harusnya diberikan wewenang

yang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan

23
mempertanggung jawabkan kepada atasannya secara langsung,

meningkatkan tanggung jawab terhadap perusahaan.

c. Disiplin.

Disiplin adalah kesediaan untuk melakukan kegiatan atau usahanya

yang nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas

dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan, waktu (waktu

kerja) yang telah ditetapkan.

d. Kesatuan perintah.

Setiap pegawai atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu

jenis perintah dari atasan langsung (pemimpin, kepala seksi dan kepala

bagian) bukan beberapa orang yang sama merasa menjadi atasan para

pegawai atau kerabat kerja tersebut, sehingga satuan perintah jelas dan

terencana dengan baik.

e. Kesatuan arah.

Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin

seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang

(satu tujuan, satu rencana dan satu pimpinan).

Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul perpecahan

diantara kerja atau pegawai, karena ada yang diberikan tugas yang

lebih banyak dan ada yang diberi tugas yang lebih sedikit pada mereka

mempunyai kemampuan yang sama.

24
5. Ciri-ciri Manajemen

Ciri-ciri manajemen dalam organisasi adalah sebagai berikut:

a. Ada tujuan yang hendak dicapai yaitu manajemen harus

mempunyai tujuan pencapaian perusahaan salah satunya adalah

berjalannya visi dan misi perusahaan.

b. Ada pemimpin (atasan) yaitu adanya unsur pimpinan didalam

manajemen untuk mengatur bawahan sehingga berjalannya

kegiatan manajemen.

c. Ada yang dipimpin ( bawahan) yaitu melaksanakan semua rencana

kerja yang telah dibuatkan oleh pemimpin manajemen.

d. Adanya kerjasama yaitu kerjasama sangat diperlukan dalam sebuah

organisasi agar tercapainya tujuan dan kesejahteraan bersama.

Manajemen tidak melakukan sendiri kegiatan-kegiatannya, tetapi

selalu dengan menggunakan bantuan dan tenaga orang lain, karena itu

manajemen harus dapat menggerakan sekelompok manusia. Kesulitan

timbul karena setiap manusia memiliki mitif, emosi, aspirasi, rasio

serta kepentingan yang berbeda-beda, sedangkan manajemen harus

dapat membawanya kearah pencapaian tujuan yang dikehendaki.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari

manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur

25
manusia. MSDM adalah suatu bidang manajemen yang mempelajari

hubungan dan peranan manusia dalam organisasi atau perusahaan. Fokus

yang dipelajari dalam MSDM adalah masalah yang terkait dengan tenaga

kerja manusia.

Dalam suatu organisasi atau perusahaan peranan sumber daya manusia

sangatlah penting. Hal ini dapat kita mengerti karena tanpa sumber daya

manusia, suatu organisasi tidak mungkin berjalan. Manusia merupakan

penggerak dan pengelola faktor-faktor produksi lainnya seperti modal,

bahan mentah, peralatan dan lain-lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Melayu S.P. Hasibuan (2012) yang menyatakan bahwa

manajemen sumber daya manusia adalah “ilmu dan seni mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009) manajemen sumber daya

manusia adalah “suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang

ada pada individu (pegawai)”.

Menurut handoko (2012) mengemukakan bahwa “manajemen sumber

daya manusia merupakan penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan

dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan

individu maupun organisasi”.

Manajemen tidak melakukan sendiri kegiatan-kegiatannya, tetapi

selalu dengan menggunakan bantuan dan tenaga orang lain, karena itu

manajemen harus dapat menggerakan sekelompok manusia. Kesulitan

26
timbul karena setiap manusia memiliki mitif, emosi, aspirasi, rasio serta

kepentingan yang berbeda-beda, sedangkan manajemen harus dapat

membawanya kearah pencapaian tujuan yang dikehendaki.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan pengertian sumber daya manusia tersebut, maka

kegiatan pengelolaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi

memiliki fungsi-fungsi pokok yang sama dengan fungsi manajemen.

Hanya saja fungsi manajemen tersebut diterapkan pada bidang sumber

daya manusia, menjadi fungsi manajerial dan fungsi operasional.

a. Fungsi Manajerial

Adalah fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan aspek-

aspek manajerial, yaitu fungsi perencanaa, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian.

1) Fungsi Perencanaan yaitu melaksanakan tugas dalam hal

merencanakan kebutuhan, pengadaan, pengembangan dan

pemeliharaan sumber daya manusia (SDM). Termasuk dalam hal

ini adalah merencanakan karir bagi para pegawai (Tenaga Kerja).

2) Fungsi Pengorganisasian yaitu menyusun suatu organisasi dengan

membentuk struktur dan hubungan antara tugas yang harus

dikerjakan oleh tenaga kerja yang dipersiapkan.

3) Fungsi pengarahan, yaitu memberikan dorongan untuk

menciptakan kemauan kerja yang dilaksanakan secara efektif dan

27
efisien. Termasuk dalam hal ini adalah memotivasi pegawai agar

dari waktu ke waktu dapat bekerja lebih baik.

4) Fungsi Pengendalian yaitu melakukan pengukuran antara kegiatan

yang telah ditetapkan, khususnya dibidang tenaga kerja. Fungsi ini

bertujuan untuk mengetahui apakah instansi telah berjalan pada

jalan yang benar atau telah menyimpang dari aturan yang telah

ditetapkan.

Dari beberapa fungsi yang dikemukakandiatas, maka fungsi

manajerial adalah fungsi dari manajemen puncak yang merupakan

fungsi umum dari suatu organisasi.

b. Fungsi Operasional

Adalah fungsi yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek

operasional sumber daya manusia di organisasi yang meliputi:

pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian.

1) Fungsi Pengadaan Tenaga Kerja yaitu proses penarikan, seleksi,

penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan pegawai

yang sesuai dengan kebutuhan.

2) Fungsi Pengembangan yaitu proses peningkatan keterampilan

teknis dan moral pegawai meliputi pendidikan dan pelatihan

pegawai. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa yang akan

datang.

28
3) Fungsi Kompensasi, yaitu pemberian balas jasa langsung maupun

tidak langsung yang berupa uang atau barang.

4) Fungsi Pengintegrasian yaitu kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan instansi dan kepentingan pegawai agar terciptanya

kerja sama yang serasi.

5) Fungsi Pemeliharaan yaitu kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas pegawai agar

mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan

yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang

berdasarkan kebutuhan sebagian besar pegawai.

6) Fungsi Kedisiplinan yaitu keinginan dan kesadaran untuk mentaati

peraturan-peraturan dan norma-norma sosial. Kedisiplinan

merupakan fungsi yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan

karena tanpa disiplin yang baik sulit diwujudkan tujuan yang

maksimal.

7) Fungsi Pemberhentian yaitu putusnya hubungan kerja seseorang

dari suatu instansi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan

pegawai, keinginan instansi, pensiun dan lain-lain.

3. Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas pengusaha,

karyawan dan pemimpin.

29
a. Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya

untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan tersebut tidak

tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.

b. Karyawan adalah kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa

keikutsertaan mereka aktivitas karyawan tidak akan terjadi. Karyawan

berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan

yang ingin dicapai. Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaga)

dan mendapatkan kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih

dahulu. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas

karyawan operasional dan karyawan manajerial (pimpinan).

c. Pemimpin adalah seorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung

jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.

Kepemimpinan adalah gaya seorang pemimpin mempengaruhi

bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja efektif sesuai dengan

perintahnya. Asas-asas kepemimpinan adalah bersikap tegas dan

rasional, bertindak konsisten dan berlaku adil serta jujur.

4. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

Peran manajemen telah melebar dan lebih strategis dari hanya sekedar

administrasi dan operasional. Peran lama sumber daya manusia tetap

dilakukan dan peran baru sumber daya manusia terkait dengan isu-isu

bisnis modern harus dilaksanakan. Berikut ini tiga peran manajemen

sumber daya manusia :

30
a. Peran Administrasi Manajemen Sumber Daya Manusia.

Peran administrasi manajemen sumber daya manusia banyak

ditekankan pada memproses dan menyimpan catatan. Menyimpan

arsip tenaga kerja dan database yang terkait, memperluan klaim

keuntungan, kebijakan organisasi tentang pemeliharaan dan

kesejahteraan pegawai, pengumpulan dokumen dan sebagainya. Semua

aktivitas ini harus dilakukan dengan efisien dan tepat waktu.

b. Peran Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia.

Peran ini lebih bersifat taktis, kepatuhan terhadap kesetaraan

kesempatan bekerja dan hukum lainnya harus selalu dilakukan,

lamaran pekerjaan harus segera diproses, posisi yang kosong harus

diisi melalui proses wawancara, supervisor harus dilatih, masalah

keselamatan harus segera dipecahkan, upah dan gaji harus disusun.

Singkatnya, banyak aktivitas yang harus dikerjakan oleh sumber daya

manusia dengan koordinasi dengan para manajer dan supervisor di

semua bagian perusahaan.

c. Peran Strategis Manajemen sumber Daya Manusia.

Peran organisasi sumber daya manusia telah tumbuh dan lebih

strategis disebabkan penggunaan orang dalam sebuah organisasi dapat

menyediakan keunggulan kompetitif, baik domestik maupun

internasional. Peran strategis sumber daya manusia menekankan

bahwa orang-orang diorganisasi adalah sumber daya yang penting dan

juga investasi perusahaan yang besar. Agar sumber daya manusia

31
dapat memainkan peran yang strategis, dia harus focus pada masalah-

masalah dan implikasi sumber daya manusia jangka panjang.

C. Lingkungan Kerja

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para pekerja melakukan

aktivitas kerjannya lingkungan kerja dapat berdampak positif dan negatif

bagi pekerja dalam rangka mencapai hasil kerjannya. Lingkungan kerja

dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen.

Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam

suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung

terhadap para pekerja atau karyawan yang melaksanakan proses produksi

tersebut.

Lingkungan kerja yang baik dapat mempengaruhi karyawannya dalam

meningkatkan kinerjanya. Sebaliknnya lingkungan kerja dapat

mempengaruhi penurunan kinerja para karyawannya jika lingkungan kerja

tidak baik. Lingkungan kerja adalah bagian terpenting bagi karyawan

dalam melakukan kegiatan pekerjaan. Yang di maksud lingkungan kerja

yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan para pekerja yang ada di

sekitarnnya dan dapat mendukung segala aktivitas para pekerja tersebut.

Terciptannya lingkungan kerja yang menyenangkan merupakan harapan

semua perusahaan dan karyawannya meliputi, keamanan dan kenyamanan

yang dapat dirasakan secara optimal. Lingkungan kerja yang bersih dan

32
peralatan kerja yang lengkap dan memadai dapat mempengaruhi

kenyamanan kerja para karyawan karena dengan lingkungan kerja yang

rapih dan bersih serta perlengkapan kerja yang memadai dan lengkap

dapat sangat berpengaruh bagi peningkatan kinerja para karyawan.

Oleh karena itu lingkungan kerja yang sangat baik sangat diperlukan

oleh setiap karyawan pada saat bekerja. Untuk meningkatkan kenyamanan

dan loyalitas para pekerja karena apabila para karyawan bekerja dengan

sangat ikhlas dan semangat sangatlah mungkin jalannya oprasional

perusahaan akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan.

Tidak hanya itu, hubungan personal yang dapat mendukung

terciptannya kondisi yang kondusif antara sesama karyawan, sesama

atasan, sampai dengan hubungan atasan dengan bawahan harus terjaga

dengan baik. Ini juga dapat mempengatuhi tingkat konsentrasi kerja agar

semua pekerjaan dapat terselesaikan tanpa adanya kendala. Perusahaan

hendaknnya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama

antar tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status yang sama

( Soedarmayanti, 2001:21).

Dari berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, lingkungan

kerja adalah keseluruhan tempat fisik maupun non fisik yang ada

disekeliling para pekerja.

Dan lingkungan sekitar dimana seseorang bekerja, metode kerja,

peraturan-peraturan kerja yang baik sebagai perseorangan maupun

33
kelompok. Oleh karena itu lingkungan kerja yang baik sangat diperlukan

oleh setiap karyawan pada saat bekerja.

2. Jenis Lingkunga Kerja

Menurut Soedarmayanti (2001:210). Menyatakan bahwan secara garis

besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 antara lain :

a. Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

ada disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik

langsing maupun tidak langsung.

Lingkungan kerja fisik dibagi menjadi dua kategori :

1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti

: pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainnya).

2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungsn kerja yang dapat mempengaruhi kondisi manusia,

seperti temperature, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan,

kebisingan, getaran mekanis, bau tak sedap, warna dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap

karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia,

baik mengenai tingkah lakunnya maupun mengenai fisiknnya,

kemudian di jadikan sumber dasar sebagai dasar pemikiran lingkungan

yang sesuai.

34
2) Lingkungan non fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi

yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan

maupun hubungan dengan rekan kerja, atau pun hubungan dengan

bawahan.

Lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok

lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

Menurut Alex Nitisimoto (2000:171-173), perusahaan hendaknnya

dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerjasama antar tingkat

atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama

diperusahaan. Kondisi yang hendaknnya diciptakan adalah suasana

kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri.

Menurut Myon Woo Lee Suryadi Perwiro Sentoso ( 2000: 19-21 ),

yang mengutip pernyataan sang pencetus teori W dalam ilmu

manajemen sumber daya manusia, bahwa pihak manajemen

perusahaan hendaknnya membangun suatu iklim dan suasana kerja

yang bisa membangkitkan suasana kekeluargaan untuk mencapai

tujuan bersama. Pihak perusahaan juga hendaknnya mampu

mendorong inisiatif dan kreatifitas. Kondisi inilah yang selanjutnnya

menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi guna

mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Indikator dari Lingkungan kerja

Menurut Sedarmayanti (2009) ada beberapa lingkungan kerja, ialah:

35
a. Penerangan/Cahaya

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan

guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu

diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak

menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan

lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya

menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga

tujuan organisasi sulit dicapai.

Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :

1) Cahaya langsung

2) Cahaya setengah langsung

3) Cahaya tidak langsung

4) Cahaya setengah tidak langsung

b. Suhu Udara

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk

menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara

di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut

telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang

berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar

adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan

penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan sukupnya

oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara

psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya

36
akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk

dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan

tubuh akibat lelah setelah bekerja.

c. Suhu Bising

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk

mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki

oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka

panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja,

merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi,

bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan

kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara

bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat

dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa

menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :

1) Lamanya kebisingan

2) Intensitas kebisingan

3) Frekuensi kebisingan

Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk

akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

d. Penggunaan Warna

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan

dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat

37
dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena

warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan

pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan

lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan

manusia.

e. Dekorasi

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu

dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi

berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna,

perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

f. Keamanan Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam

keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah

satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat

memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

D. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Menurut Wursanto (2003:153)Istilah komunikasi (bahasa inggris;

communication) mempunyai banyak arti. Asal katanya (etimologi), istilah

komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, yang berarti sama

(common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja kommunicare,

yang berarti menyebarkan atau memberitahukan. Jadi menurut asal

38
katanya, komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi

kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama.

Menurut T. Hani Handoko (1995:272). Komunikasi adalah “Proses

pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari

seseorang ke-orang lain”. Dalam perpindahan pengertian tersebut tidak

hanya sekedar kata-kata yang digunakan dalam sebuah percakapan, tetapi

juga dibutuhkan ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal dan lain

sebagainya. Menurut Katz dan Kahn dalam Rakhmat (200:12).

Komunikasi adalah “suatu proses tukar menukar informasi dan

transmisi dari suatu arti, dan semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat

penting di dalam suatu organisasi”.

Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

komunikasimerupakan proses penyampaian pesan dari seseorang

komunikator kepada komunikan atau pengirim pesan dari satu pihak

kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian.

Organisasi oleh Katz dan Kahn dalam Muhammad (2000:12) diartikan,

Sebagai “Suatu sistem erbukayang menerima energi dari lingkungannya

dan merubah energi ini menjadi produk atau servis dari system dan

mengeluarkan produk atau sistem ini kepada lingkungannya. Maksudnya

bahwa organisasi adalah sebuah proses dimana berkumpulnya satu atau

lebih orang untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin dicapai. Proses

inilah yang menghasilkan keluaran, dan dari keluaran itu yang

melaksanakan adalah manusia yang memiliki kualitas yang baik. Redding

39
dan Sanborn, (Ibid, 2000:66)berpendapat bahwa: “Komunikasi organisasi

adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang

komplek.

Arti komplek dalam hal ini adalah mencakup hubungan antara manusia

diantaranya hubungan atasan terhadap bawahan atau sebaliknya,

penggunaan media dalam penyampaian pesan, keterampilan dalam

berkomunikasi antar sesama seluruh lapisan organisasi”.

Menurut Katz dan Kahn (Ibid, 2000:66). Komunikasi organisasi

merupakan “Arus informasi, pertukaran informasi dan

pemindahan .meaning. atau arti di dalam suatu organisasi”. Dengan kata

lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar

pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain

secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Suranto Aw dalam, www.uny.ac.id, 9 Febuari 2007,

Komunikasi dikatakan efektif apabila dalam suatu proses komunikasi itu,

pesan yang disampaikan seorang komunikator dapat diterima dan

dimengerti oleh komu-nikan, persis seperti yang dikehen-daki oleh

komunikator, dengan demikian, dalam ko-munikasi itu komunikator

berhasil menyampaikan pesan yang dimak-sudkannya, sedang komunikan

ber-hasil menerima dan memahaminya.

Efektifnya sebuah komunikasi adalah jika pesan yang dikirim

memberikan pengaruh terhadap komunikan, artinya bahwa informasi yang

disampaikan dapat diterima dengan baik sehingga menimbulkan respon

40
atau umpan balik dari penerimanya. Seperti contohnya; adanya tindakan,

hubungan yang makin baik dan pengaruh pada sikap.

Menurut Suranto AW, ada beberapa indikator komunikasi efektif,

ialah:

a. Pemahaman

Ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana

dimaksudkan oleh komunikator. Tujuan dari komunikasi adalah

terjadinya pengertian bersama, dan untuk sampai pada tujuan itu, maka

seorang komunikator maupun komunikan harus sama-sama saling

mengerti fungsinya masing-masing. Komunikator mampu

menyampaikan pesan sedangkan komunikan mampu menerima pesan

yang disampaikan oleh komunikator.

b. Kesenangan

Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan

informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan

ke dua belah pihak.. Suasana yang lebih rilex dan menyenangkan akan

lebih enak untuk berinteraksi bila dibandingkan dengan suasana yang

tegang. Karena komunikasi bersifat fleksibel. Dengan adanya suasana

semacam itu, maka akan timbul kesan yang menarik.

c. Pengaruh pada sikap

Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Jika

dengan berkomunikasi dengan orang lain, kemudian terjadi perubahan

41
pada perilakunya, maka komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan

jika tidak ada perubahan pada sikap seseorang, maka komunikasi

tersebut tidaklah efektif.

d. Hubungan yang makin baik

Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja

meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Seringkali jika orang

telah memiliki persepsi yang sama, kemiripan karakter, cocok, dengan

sendirinya hubungan akan terjadi dengan baik.

e. Tindakan

Komunikasi akan efektif jika kedua belah pihak setelah

berkomunikasi terdapat adanya sebuah tindakan. Alexis Tan

mengemukakan bahwa .Perlu ada daya tarik dengan

similarity(kesamaan), familiarity (keakraban) dan proximity

(kesukaan)..13 Seseorang biasanya akan cenderung lebih tertarik

dengan orang lain karena memiliki faktor kesamaan ( sama hobi, sama

sifat), keakraban ( keluarga, teman karib), dan kesukaan. Dengan

kondisi seperti itu orang tidak merasa sungkan untuk berbicara, yakni

menceritakan masalah hidupnya secara jujur tanpa adanya

kecanggungan berkomunikasi dintara kedunya. Jika sudah demikian,

maka antara satu dengan yang lainnya akan saling mempengaruhi dan

dengan sendirinya komunikasi akan berlangsung secara efektif.

Komunikasi efektif menuntut kepekaan seseorang dalam situasi dan

42
kondisi yang ada, bahkan telah banyak kegagalan organisasi dikaitkan

dengan komunikasi yang buruk. Masalah yang paling sulit dalam

komunikasi adalah bagaimana cara mendapatkan perhatian dari para

pendengar untuk memastikan bahwa mereka mendengarkan. Menurut

Suranto dalam (www.kapanlagi.com), 9 Febuari 2007. Sebuah

komunikasi yang efektif membutuhkan kontak mata, ekspresi wajah,

postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal:

1) Kontak Mata

Kontak mata adalah hal yang harus dilakukan dalam

berkomunikasi. Orang akan merasa diperhatikan ketika orang yang

berbicara saling bertatap mata. Ini dapat diartikan bahwa mata bisa

dijadikan sebagai media untk memperjelas informasi yang

disampaikan. Dengan melihat mata orang akan merasa bahwa

dirinya tidak diabaikan.

2) Ekspresi Wajah

Arti dari sebuah ekspresi adalah mencoba mengungkapkan atau

ingin memberi tahu sesuatu hal dengan tanpa berbicara, akan tetapi

orang mengerti. Dalam komunikasi ekspresi wajah sangat

menentukan jelas tidaknya suatu pesan. Dengan ekspresi

mengangguk, ini menandakan bahwa orang tersebut mengerti.

Dengan tersenyum, ini berarti orang sedang bergembira. Dengan

mengacungkan jari telunjuk ke atas ini berarti ungkapan untuk

mempertegas. Untuk itu dengan adanya ekpresi wajah ini pesan

43
yang disampaikan oleh komunikator akan mampu meyakinkan

komunikan untuk memahami isi pesan.

3) Postur Tubuh

Setiap gerak-gerik tubuh bisa menjadikan sebuah tambahan

dalam berkomunikasi secara efektif. Kondisi atau keadaan tubuh

bisa menimbulkan penilaian seseorang ketika pertama kali

bertemu, seperti halnya ungkapan. Kesan pertama begitu

menggoda.. Misalkan, postur badan yang lebih besar dengan postur

badan orang yang lebih kecil, bila sama-sama dipandang postur

yang lebih besar akan lebih enak dipandang serta menimbulkan

kesan perkasa, kuat dan lebih dihormati.

4) Selera Berbusana

Busana atau bisa dibilang penampilan mencerminkan

kepribadian seseorang. Contoh; orang berpenampilan menarik,

bersih, rapi, seseorang akan mengambil kesimpulan bahwa dia

orang baik, padahal bisa jadi dia adalah seorang koruptor. Akan

tetapi beda dengan penampilan acak-acakan, apa-adanya, celana

sobek-sobek, maka orang akan memandang bahwa dia seorang

preman, padahal bisa jadi dia adalah anak teater. Dari contoh yang

diuraikan tersebut, menandakan bahwa begitu berartinya busana

dalam menimbulkan sebuah kesan. Dengan berbusana yang

menarik orang akan lebih tertarik, sehingga pesan yang

44
disampaikan akan mudah untuk diterima. Menurut Saul W.

Gellerman, (1983:66) komunikasi bisa disebut efektif jika suara

pesan:

a) Diterima oleh pendengar yang dimaksud.

b) Diinterpretasikan dengan cara yang pada dasarnya sama oleh

penerima dan si penerima.

c) Diingat dalam jangka waktu yang cukup lama, dan

d) Digunakan jika timbul keadaaan yang tepat.

Keempat dari unsur ini penting sekali, dan jika salah satu tidak

ada, maka komunikan tidaklah efektif. Dengan demikian,

komunikasi hanya akan efektif jika memberikan pengaruh bagi

perilaku. Menurut Jimmy Sentoso dalam (www.

Sinarharapan.co.id, 2003, 9 Febuari “Prinsip dasar yang harus kita

perhatikan dalam berkomunikasi dapat kita rangkum dalam satu

kata, yaitu REACH (Respect,Empathy, Audible, Clarity,

Humble),yang berarti merengkuh atau meraih”

a) Hukum pertama dalam berkomunikasi adalah Respect.

Respect merupakan sikap hormat dan sikap menghargai

terhadap lawan bicara kita. Dengan sikap ini kita belajar untuk

berhenti sejenak agar tidak mementingkan diri kita sendiri akan

tetapi lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dengan

informasi yang telah disampaikan kita berusaha untuk

45
memahami orang lain dan menjaga sikap bahwa kita memang

butuh akan informasi tersebut.

b) Hukum kedua adalah Empati

Yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada

situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Dalam hal

ini kita berusaha untuk memahami sikap seseorang serta ikut

dalam kondisi yang sedang dialami oleh seseorang tersebut,

sehingga hubungan emisional pun akan lebih mudah terjalin.

Biasanya orang akan lebih senang berkomunikasi dengan orang

yang bisa membuat perasannya nyaman. Arti nyaman di sini

adalah lebih pada perhatian dan pengertian seseorang dalam

memahami sikap orang lain.

c) Hukum ketiga adalah Audible.

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau

dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk dapat menerapkan

hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:

i. Buat pesan Anda mudah untuk dimengerti

ii. Fokus pada informasi yang penting

iii. Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari

pesan tersebut

iv. Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan

di sekitar Anda

v. Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul

46
vi. Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan(backup).

(Ibid, 9 Februari 2007).

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi

yang efektif memerlukan kemampuan seseorang dalam

menyampaikan pesan, menganalisis, serta cepat tanggap

tehadap situasi dan kondisi yang ada.

d) Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita

sampaikan (Clarity).

Kejelasan dari pesan dibutuhkan adanya simbol atau

isyarat, bahasa yang baik, penegasan kata dsb. Untuk itu agar

lebih jelas kita perhatikan uraian di bawah ini. Cara untuk

menyiapkan pesan agar jelas yaitu:

i. Tentukan goal yang jelas

ii. Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita

iii. Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai

iv. Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan

v. Pesan yang disampaikan harus fleksibel. (Ibid, 9 Februari

2007)

Berdasarkan uraian bahwa untuk menyampaikan pesan

tidak bisa hanya sekali saja, akan tetapi harus berulang kali,

karena sifat dari pesan atau informasi biasanya informasi yang

lama akan kalah dengan informasi yang baru. Agar pesan yang

lama tersebut tidak dilupakan maka perlu diingatkan kembali.

47
Maka dari itu, ketika menyampaikan sebuah pesan diusahakan

semenarik mungkin, sehingga kesan dari epsan tersebut mampu

bertahan lama.

e) Hukum kelima dalam komunikasi yang efektif adalah sikap

rendah hati (Humble)

Sikap seperti ini berarti juga tidak sombong, karena dengan

kerendahan hati, seseorang akan lebih menghargai seseorang

baik sikap, tindakan serta perkatannya. Dengan sikap seperti ini

juga akan lebih memudahkan seseorang untuk menyampaikan

pesan, karena pada dasarnya sikap seperti ini lebih

mengutamakan kepentingan orang lain dari pada

kepentingannya sendiri. Karena sikap ini lebih kepada

bagaimana memahami orang lain, bukannya bagaimana orang

lain memahami kita.

2. Kemampuan dan keterampilan dalam berkomunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antara satu

individu dengan individu yang lain, untuk itu dari masing-masing individu

diharapkan memiliki kamampuan serta keterampilan yang dibutuhkan

dalam proses komunikasi.

a. Kemampuan dalam menyampaikan pesan

Untuk dapat mempengaruhi komunikan secara efektif,

penyampaian pesan perlu memperhatikan langkah-langkah:

48
1) Attention (perhatian) Artinya bahwa pesannya harus dirancang dan

disampaikan sede-mikian rupa sehingga dapat menumbuhkan

perhatian dari komunikan. Misalnya seorang pimpinan memulai

dahulu dengan mengajak berbincang-bincang secara santai dengan

karyawan, tersenyum, menanyakan kesehatan, dan seba-gainya

sebagai cara untuk me-narik perhatian.

2) Need (kebutuhan) Artinya bahwa komunikator kemudian berusaha

meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan itu

penting bagi komunikan.

3) Satisfaction (pemuasan), dalam hal ini komunikator memberikan

bukti bahwa yang di-sampaikan adalah benar.

4) Visualization (visualisasi) komunikator memberikan bukti-bukti

lebih konkret sehingga komunikan bisa turut menyaksikan.

5) Action (tindakan), komunikator mendorong agar komunikan

bertindak positif yaitu melak-sanakan pesan dari komunikator

tersebut. (Suranto Aw, Op. Cit., 9 Febuari 2007)

Kunci utama dari komunikasi adalah dari seorang komunikator.

Untuk itu calon komunikator dituntut untuk mampu menyampaikan

pesan sesuai dengan keinginan komunikan, artinya bahwa dalam

proses komunikasi dibutuhkan adanya sikap manghargai orang lain,

serta ikut dalam suasana yang sedang dialami orang lain (empati),

sehingga dengan adanya sikap semacam itu proses komunikasi akan

lebih mudah tercapai.

49
b. Kemampuan dalam menerima pesan (mendengarkan)

Seringkali bahwa sesuatu yang diungkapkan tidak selalu

dimengerti oleh orang lain, bahkan bisa menimbulkan sebuah

kesalahpahaman. Untuk itulah agar informasi dapat diterima dengan

baik sehingga menimbulkan umpan balik perlu memperhatikan hal-hal

berikut ini:

Mendengarkan terdiri dari sejumlah dimensi-dimensi:

1) Mendengarkan itu adalah suatu fungsi yang kompleks dan unik

dari persepsi atau tanggapan. Mendengarkan ialah suatu proses

yang bersifat selektif dimana kita memilih dari banyak

perangsangperangsang yang mengelinlingi kita, yang paling cocok

kepada kebutuhan-kebutuhan dan tujuan kita.

2) Mendengarkan itu adalah suatu proses yang terus-menerus

mengalir atau berjalan.

3) Mendengarkan adalah dalam proses komunikasi ini tentunya ada

tujuan atau maksud yang hendak dicapai oleh komunikator dan

komunikan, tujuan atau maksud dari proses komunikasi ini adalah

melahirkan efek-efek tertentu dalam komunikasi. James G.

Bobbins, Barbara S. Jones, (171:2006).

c. Kemampuan dalam memberikan umpan balik

Umpan balik sangat penting dalam komunikasi, karena seseorang

bisa mengetahui informasi atau pesan yang telah disampaikan itu

sampai sesuai dengan keinginan komunikator. Menurut Masyhuri HP

50
Masyhuri HP (1991:50), bahwa “Umpan balik adalah informasi

tentang keberhasilan penerima dalam menangkap pesan yang

disampaikan oleh sumber sebagai kontrol efektivitas tindakan

komunikator dan untuk pedoman bagi tindakan selanjutnya”. Dengan

demikian ukuran dari efektivitas komunikasi adalah dengan adanya

umpan balik, yakni pemberian tanggapan terhadap komunikator.

Adapun respon atau tanggapan dari komunikasi dibedakan sebagai

berikut:

1) Respon langsung (direct respon), ialah respon yang diberikan

langsung oleh pihak komunikan tidak memerlukan jangka waktu

yang relatif lama.

2) Respon tidak langsung (indirect respon) ialah respon yang

memerlukan jangka waktu. Dalam hal ini respon yang diberikan

oleh pihak komunikan tertunda beberapa saat.

3) Respon yang kurang dimengerti(zero respon), ialah respon yang

tidak dapat dimengerti oleh pihak komunikator.

4) Respon yang dapat dimengerti (positive respon), ialah respon yang

diberikan oleh pihak komunikan dapat dimengerti oleh pihak

komunikator dengan pihak komunikan terdapat saling pengertian.

5) Respon yang bersifat netral, ialah respon pihak komunikan yang

tidak memberikan dukungan ataupun menentangnya.

51
6) Respon yang berifat negatif, ialah respon yang diberikan oleh

pihak komunikan tidak memberikan dukungan kepada pihak

komunikator. (Ibid, 1991:50).

d. Keterampilan dalam berkomunikasi

Menurut Masyhuri HP, agar komunikasi dapat berjalan dengan

lancar, semua pihak yang berkomunikasi harus memiliki keterampilan

dalam berfikir. Di samping itu sumber harus memiliki keterampilan

menyandi pesan, ialah mengubah gagasan atau pesan menjadi

lambang-lambang, sedang penerima harus memiliki keterampilan

membuka sandi, ialah menterjemahkan lambang-lambang tersebut,

agar pesan yang terkandung dalam lambang-lambang itu dapat

dipahami. Untuk mendukung agar komunikasi lebih baik, maka

diperlukan adanya keterampilan dari masing-masing individu.

Keterampilan dalam berkomunikasi menurut James G. Bobbins dan

Barbara S. Jones, keterampilan menyalurkan atau mengirimkan, yaitu

berbicara dan menulis. keduan, kita sebut keterampilan menerima,

yaitu membaca dan mendengarkan keterampilan.

3. Bentuk-bentuk Komunikasi

Para penulis telah mengelompokkan komunikasi ke dalam beberapa

bentuk. Komunikasi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam bentuk-

bentuk sebagai berikut:

52
a. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang hanya melalui lisan saja

dan tidak tertulis. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu komunikasi lisan secara langsung dan komunikasi lisan

secara tidak langsung. Komuniaksi lisan secara langsung bisa berarti,

bahwa komunikasi yang terjadi secara langsung yakni melalui tatap

muka, seperti halnya orang berceramah, orang berpidato, berorasi.

Sedangkan komunikasi lisan tidak langsung berarti terjadi komunikasi

tanpa adanya tatap muka, seperti halnya orang berbicara ditelepon.

b. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis atau tercetak adalah komunikasi dengan

mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang

mengandung arti), yang tertulis atau tercetak yang dapat dimengerti

oleh pihak lain. Jadi kesimpulannya kedua komunikasi ini lebih kepada

komunikasi satu arah, dimana komunikator hanya menyampaikan

pesan yang ada. Untuk komunikasi ini dirasa kurang efektif karena

penyampaian pesan dari komunikator belum tentu bisa dipahami oleh

komunikan. Ketika komunikator memberi informasi, dia tidak

memahami apakah yang diberi informasi sudah mengerti atau belum

akan informasi yang telah disampaikan.

c. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan

bahasa badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala,

53
dan lain-lain. Komunikasi ini melalui berbagai isyarat atau signal non-

verbal. Media yang dipergunakan ialah ekspresi, gerak isyarat, gerak

dan posisi badan, yang disebut bahasa badan yang menyatakan sikap

dan perasaan seseorang. Misalkan seorang manajer menampakkan

wajah yang masam ketika bawahannya mengajukan pendapat, dan bisa

jadi bawahan tersebut menafsirkan muka masam itu sebagai

penolakan, padahal bisa jadi manajer tersebut lagi sakit gigi. Adapun

bentuk dari segi jenisnya dalam komunikasi adalah sebagai berikut ;

1) Sistem komunikasi interpersonal,

Adalah sistem komunikasi dengan diri pribadi. Di dalam sistem ini

terjadi suatu proses pengolahan informasi yang meliputi sensasi

(proses menangkap stimuli atau pesan), persepsi (perubahan

sensasi menjadi informasi), memori (proses penyimpanan

informasi dan sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali) dan

berpikir (mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi

kebutuhan atau memberikan respon terhadap stimuli). Dalam

sistem ini, informasi yang diterima langsung diproses oleh alat-alat

indra ke otak sehingga menimbulkan suatu respon terhadap stimuli

yang diberikan.

2) Sistem komunikasi antarpersonal

Adalah komunikasi yang terjadi terutama di antara dua orang atau

beberapa orang yang bersifat alamiah sehingga dapat menghasilkan

suatu hubungan yang produktif secara terus menerus. Ini bisa

54
diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-

orang yang saling berkomunikasi. Pertukaran di sini maksudnya

suatu tindakan untuk menyampaikan dan menerima pesan secara

timbal balik, sehingga menimbulkan efek atau pengaruh bagi

penerimanya. Jika sudah demikian maka akan timbul kesepakatan

bersama.

4. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi

Komunikasi dalam prosesnya, ada saja beberapa hal yang merintangi

atau menghambat tercapainya tujuan dari proses komunikasi. Hambatan

atau rintangan dalam komunikasi bisa berasal dari pribadi komunikan dan

komunikator, lingkungan dan lain sebagainya. Janes G. Robbins S.

Janes.Suatu sebab utama dari kemacetan komunikasi, adalah kebisingan ,

bunyi atau suara yang ribut, yang dalam konteks ini berarti segala sesuatu

yang mengganggu penyampaian atau penerima penerimaan pesan.

5. Prinsip Dasar yang Mempengaruhi Komunikasi

a. Faktor teknis

Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis

komunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada

dalam

komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.

kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.

b. Faktor perilaku

55
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang

bersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan

atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah

vvalaupun salah, sifat yang egosentris.

c. Faktor situasional

Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi

ekonomi, sosial, politik dan keamanan

d. Keterbatasan waktu

Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau

berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa

memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.

e. Jarak Psychologis/status social

Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status,

yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang

pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada

jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap

menteri.Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi

yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.

f. Adanya evaluasi terlalu dini

Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik

suatukesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan.

Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik.

56
g. Lingkungan yang tidak mendukung

Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam

lingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana

lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :

1) Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin).

2) Keadaan ribut atau bising

3) Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu

sempit/kurang keleluasaan pribadi)

h. Keadaan komunikator

Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap

berhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya :

1) Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran

kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya

juga kacau, tidak sistematis hingga membingungkan

pendengar/sasaran.

2) Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau

kalau komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap

dan sebagainya akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak

jelas tertangkap oleh sasaran.

i. Gangguan bahasa

1) Komponen semantik : Gangguan Semantik ialah gangguang

komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang

57
digunakan (Blake, 1979). Gangguang semantik sering terjadi

karena :

a) Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon

bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.

b) Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa

yang digunakan oleh penerima.

2) Komponen Penggunaan/Pragmatik

Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan

akan komponen ini menjadikan mampu mengawali komunikasi,

memelihara komunikasi dan mengakhiri komunikasi .

j. Rintangan fisik

Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi

geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya

sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.

Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan

karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu

panca indra penerima.

k. Rintangan kerangka berpikir

Rintangan yang disebabkan karena kondisi daya pikir seseorang

dalam mengemukakan gagasannya misalnya kurangnya wawasan,

gugup, tingkat pendidikan, kurang berorganisasi, kurang bergaul.

Selanjutnya menurut Mangkunegara (2009:148) faktor-faktor yang

mempengaruhi komunikasi yaitu:

58
1) sekunder atau komunikator, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan

sender, media saluran yang digunakan

2) Pihak receiver, yaitu keterampilan receiver sikap receiver,

pengetahuan receiver, dan media saluran komunikasi. Sender

sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan perlu menguasai

cara-cara penyampaian pikiran baik secara tertulis maupun lisan.

Sedangkan keterampilan receiver dalam mendengar dan membaca

pesan sangat penting. Pesan yang diberkan oleh sender akan dapat

dimengerti dengan baik, jika cereiver mempunyai keterampilan

mendengar dan membaca.

Menurut Edwin B. Flippo (dalam Mangkunegara, 2009:152)

Saluran komunikasi bawahan terhadap atasan yaiyu:

a. Kontrak secara tatap muka

b. Pertemuan kelompok pengawasan

c. Pertemuan dengan pemimpin (top management) secara periodik

d. Program speak up dimana pegawai diberikan nomor telepon untuk

memanggil

e. Kotak keluhan tanpa nama

f. Pertemuan pegawai dengan pemegang saham setiap tahun

g. Menggunakan prosedur pengaduan

h. Kuisioner mengenai moral

i. Wawancara

j. Kebijakan secara terbuka

59
k. Perserikatan buruh

l. The grapevine (menerima masukan)

m. Ombudsmen and ombudswomen

n. Program penyuluhan pegawai

Sedangkan saluran yang digunakan atasan kepada bawahan yaitu:

a. Perintah berantai

b. Bulletin dinding dan poster

c. Majalah perusahaan

d. Surat kepada pegawai

e. Buku pedoman pegawai

f. Rak informasi

g. Sistem pengeras suara

h. Pay inserts

i. The grapevine

j. Laporan tahunan

k. Pertemua kelompok

l. Perserikatan buruh

Melalui komunikasi maka rasa ingin tahu, kalau tidak tersalurkan

dapat mempengaruhi semangat kerja itu dapat terpenuhi. Komunikasi

memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat pegawai

bertindak leluasa dan dengan perasaan tanggung jawab pada diri

sendiri dan pada waktu bersama mengembangkan semangat kerja

dalam organisasi.

60
6. Indikator dari Komunikasi kerja

Menurut Suranto AW (2010:105), ada beberapa indikator komunikasi

kerja, ialah:

a. Pemahaman

Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat

sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator.

b. Kesenangan

Yakni apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan

informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan

kedua belah pihak. Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar

transaksi pesan,akan tetapi dimaksudkan pula untuk saling interaksi

secara menyenangkan untuk memupuk hubungan insani.

c. Pengaruh pada sikap

Komunikasi dikatakan mempengaruhi sikap, apabila seorang

komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah sesuai

dengan makna pesan itu. Tindakan mempengaruhi orang lain

merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di perkantoran. Dalam

berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan

berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.

d. Hubungan yang makin baik

Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja

meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di perkantoran,

seringkali terjadi komunikasi dilakukan bukan untuk menyampaikan

61
informasi atau mempe ngaruhi sikap semata, tetapi kadang-kadang

terdapat maksud implisit di sebaliknya, yakni untuk membina

hubungan baik.

e. Tindakan Kedua belah pihak

Yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai dengan pesan yang

dikomunikasikan. Komunikasi efektif menuntut kepekaan.

E. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan dalam sumber daya manusia merupakan istilah yang

berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang).

Hani Handoko (2010) mengistilahkan kinerja dengan prestasi kerja yaitu

“proses melalui diamana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja

karyawan".

Menurut AA Anwar Prabu Mangkunegara (2012) kinerja karyawan adalah

“hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya”.

Menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2009) “kinerja seseorang merupakan

kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari

hasil kerjanya”.

Dari pengertian kinerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

62
seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

1. Faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Prabu Mangkunegara (2009) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan anatar lain:

a. Faktor Kemampuan.

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ)

dan kemampuan reality (Knowledge + Skill), artinya pimpinan dan

karyawan memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ

superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

b. Faktor Motivasi.

Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi

kerja dilingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif

terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi akan

menunjukan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud

mencakup anatara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja,

kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Sedangkan menurut Robert L. Mathis dan John. H. Jackson faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan antara lain:

1) Kemampuan mereka.

2) Motivasi.

63
3) Dukungan yang diterima.

4) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.

5) Hubungan mereka dengan perusahaan.

Berdasarkan pengertian diatas, kinerja merupakan kualitas dan

kuantitas dari suatu hasil kerja individu maupun kelompok dalam suatu

aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau

kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk

berprestasi.

2. Jenis-jenis kinerja

a. Kinerja Karyawan adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang karyawan dan melaksanakan tugasnya, kinerja

karyawan tidak hanya menilai fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan

secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti

kemampuan kerja.

b. Proses Manajemen Kinerja adalah seluruh kegiatan yang mendukung

pengembangan dan pemanfaatan, penilaian kinerja sering disebut

manajemen kinerja.

c. Kinerja Organisasi adalah indikator tingkatan prestasi yang dapat

dicapai dan mencerminkan keberhasilan suatu organisasi.

3. Indikator-indikator kinerja karyawan

Indikator kinerja karyawan, banyak digunakan secara bergantian

dengan ukuran kinerja, tetapi banyak pula yang membedakannya.

Pengukuran kinerja berkaitan dengan hasil yang dapat dikuantitatifkan atas

64
dasar perilaku yang dapat diamati. Indikator kinerja karyawan juga

mengajukan sudut pandang prospektif (harapan kedepan) dari pada

retrospektif (melihat kebelakang).

Menurut Wilson Bangun (2012:231) pengertian kinerja adalah,

sebagai berikut :“Kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang

dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job

requirement).”

Berikut indikatornya:

1) Kuantitas, yang dinyatakan dalam bentuk jumlah output atau

persentase/perbandingan antara output aktual dan output target.

Kuantitas kerja juga merupakan banyaknya hasil kerja sesuai dengan

waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin

tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan.

2) Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar

yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan,

ketelitian, keterampilan dan keberhasilan kerja.

3) Ketepatan waktu; setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang

berbeda untuk jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat

waktu, karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya.

4) Kehadiran;suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran

karyawan dalam mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan.

65
5) Kemampuan kerjasama; tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan

oleh satu karyawan saja, untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin

harus diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih

4. Peningkatan Kinerja Karyawan

Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, menurut Prabu

Mangkunegara (2014) terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan

sebagai berikut:

a. Mengetahui adanya kekurangan dalam bekerja.

b. Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan.

c. Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab

kekurangan, baik yang berhubungan dengan system maupun yang

berhubungan dengan pegawai itu sendiri.

d. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

kekurangan tersebut.

e. Melakukan rencana tindakan tersebut.

f. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau

belum.

g. Memenuhi dari awal, apabila perlu.

5. Pengaruh

Pengaruh menurut kamus lengkap bahasa Indonesia adalah daya yang

ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda, dan sebagainya yang berkuasa.

Kata pengaruh mempunyai arti daya yang ada atau timbul dari suatu

66
(orang atau barang) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang.

Daya yang ada atau timbul dari sesuatu tersebut dalam membentuk

watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang karena adanya interaksi

sosial yang timbul karena ada hubungan antara dua atau lebih individu

dalam kelakuan atau sebaliknya. Pengaruh dapat diartikan sebagai daya

yang timbul karena adanya sebuah interaksi dan pengaruh tersebut akan

membawa perubahan yang lebih baik.

Dengan melihat pengertian diatas, bahwasanya yang dimaksud

pengaruh dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Lingkungan Kerja Dan

Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Citra Mandiri, Bumi

Serpong Damai adalah hubungan sebab akibat antara dua variabel yang

akan membawa perubahan secara positif yang timbul dari kedisiplinan

kerja sehingga menimbulkan perubahan terhadap kinerja karyawan.

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua penelitian terdahulu oleh

beberapa peneliti yang pernah penulis baca yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti. Penulis menggambarkan penelitian terlebih dahulu dalam tabel di

bawah ini.

67
Tabel 2.1.
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Sampel dan Hasil


Peneliti dan Alat Metode Penelitian
analisis pengambilan
Sampel
Christiana Pengaruh Variabel : Sampel : Pengaruh
Bayu Lingkungan Pengaruh 83 karyawan Lingkungan
Putra,Ham Kerja Dan Lingkungan pada PT.Astra Kerja memiliki
idah Komunikasi Kerja Dan Internasional pengaruh yang
Nayati Terhadap Komunikasi Tbk. Daihatsu signifikan
Utami dan Kinerja Terhadap Malang secara silmutan
Mochamm Karyawan Kinerja Metode : terhadap kinerja
ad (PT.Astra KaryawanA Sampel Jenuh karyawan,
Soe’oed Internasiona lat Analisis sehingga secara
Hakam l Tbk. : keseluruhan
(2013) Daihatsu Analisis Lingkungan
Malang Regresi Kerja
). Berganda memberikan
kontribusi yang
sangat berarti
dalam
meningkatkan
kinerja
karyawan.
Lingkungan
Kerja secara
parsial
mempunyai
pengaruh

68
signifikan
terhadap kinerja
karyawan,
variabel
Komunikasi
Kerja secara
parsial
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap kinerja
karyawan,
Komunikasi
Kerja secara
parsial
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap kinerja
karyawan.
Siti Pengaruh Variabel : Sampel : 79 Hasil penelitian
Mujiatun Lingkungan Pengaruh orang guru dan menunjukkan
(2011) Kerja Dan Lingkungan 15 orang bahwa
ISSN:169 Komunikasi Kerja Dan karyawan Pengaruh
3-7619 Terhadap Komunikasi sehingga semua Lingkungan
(Vol.11 Kinerja Terhadap berjumlah 94 Kerja dan
No.01 Karyawan Kinerja orang. Komunikasi
April di Yayasan Karyawan Metode : berpengaruh
2011) Pendidikan Alat Proportional terhadap kinerja
Sinar Husni. Analisis : random karyawan.
Analisis sampling Pertama

69
Regresi Lingkungan
Berganda Kerja
berpengaruh
signifikan
(12,25%)
terhadap kinerja
karyawan.
Kedua,
Komunikasi
Kerja juga
berpengaruh
signifikan
(13,3%)
terhadap
karyawan,
sedangkan tipe
Komunikasi
lainnya kurang
berpengaruh
Arly Pengaruh Variabel:P Sampel: 78 Hasil penelitian
Sandra Lingkungan engaruh karyawan BRI ini
yulistian Kerja Dan Lingkungan Cabang menunjukkan
Komunikasi Kerja Dan Lamongan bahwa secara
Terhadap Komunikasi Metode: silmutan
Kinerja Terhadap Sampel random variabel bebas
Karyawan Kinerja sampling Lingkungan
(Studi pada Karyawan Kerja dan
karyawan Alat Komunikasi
Bank Analisis: berpengaruh
Rakyat Regresi signifikan
Indonesia Linier terhadap

70
Cabang Berganda variabel terikat
Lamongnan yaitu semangat
) kerja karyawan
sebesar (0,520)
atau 52%.
Secara parsial
yang dapat
dilihat dari
hasil uji t yang
menunjukkan
bahwa variabel
Lingkungan
Kerja
mempunyai
tingkat
signifikansi
0.745 < 0,05.
Sedangkan
variabel
Komunikasi
Kerja
mempunyai
tingkat
signifikansi
0,829
sedangkan
variabel
Lingkungan
Kerja
mempunyai
tingkat

71
signifikansi
0,530.
Berdasarkan
perhitungan
tersebut dapat
disimpulkan
bahwa secara
parsial
Komunikasi
Kerja memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
semangat kerja
karyawan.
Agus Pengaruh Variabel: Sampel: 50 Hasil penelitian
Buntoro / Lingkungan Pengaruh orang karyawan menyimpulkan
2013 / Kerja Dan Lingkungan PT. Bentara bahwa
ISSN : Komunikasi Kerja Sinergis Lingkungan
2338-9753 Terhadap Terhadap Multifinance Kerja dan
(Vol.1 Kinerja Kinerja Cabang Plered kinerja
No.1 Karyawan Karyawan purwakarta karyawan
Desember pada PT. Alat Metode: tergolong baik.
2013) Bentara Analisis: Proportionate Hipotesis
Sinergis Regresi stratified penelitian
Multifinanc Liner random diterima, artinya
e Cabang Sederhana sampling bahwa
Plered Lingkungan
purwakarta Kerja memiliki
pengaruh yang
poositif

72
terhadap kinerja
karyawan pada
PT. Bentara
Sinergis
Multifinance
Cabang Plered
purwakarta.
Luis Pengaruh Pengaruh Variabel: 58 Hasil penelitian
Aparicio Lingkungan Lingkungan orang Guru Menyimpulkan
Guterres Kerja Dan Kerja Dan SMUN 2 besarnya
2016 / Komunikasi Komunikasi Baucau pengaruh
ISSN: Terhadap Terhadap Metode: Lingkungan
2337-3067 Kinerja Kinerja Sampel Jenuh Kerja (X1)
Karyawan KaryawanA terhadap kinerja
pada Guru lat guru (Y1)
SMUN 2 Analisis: 0,571. Besarnya
Baucau Analisis Pengaruh
regresi Lingkungan
Berganda Kerja yang
secara langsung
terhadap
karyawan (Y)
adalah 0,313.
Besarnya
pengaruh
Lingkungan
Kerja (X1) dan
Komunikasi
(X2)
berpengaruh
sama besar

73
73,5%
sementara
sisanya 26,5 %
dijelaskan oleh
variabel lain
yang tidak
dimasukan
dalam
penelitian ini.

74

Anda mungkin juga menyukai