Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

NURGAWIAH
041368023

1. Pendapat Saya Mengenai Seorang Manajer Dalam Menjalankan Fungsinya :

. Menurut saya, seorang manajer dalam menjalankan fungsinya

a) Pertama harus mengerti konsep dari manajemen dan asas-asas manajemen. Pemahaman
akan manajemen, pentingnya manajemen dan landasan utama berjalannya manajemen
merupakan syarat mutlak bagi seorang manajer agar dia bisa mengenali diri dan apa yang
akan dilakukannya sebagai manajer.
b) Kedua, tentu seorang manajer harus memahami apa saja yang menjadi fungsi-fungsi
manajemen. Pada dasarnya fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian. Akan tetapi ada banyak pendapat ahli mengenai fungsi-
fungsi manajemen, seperti posdcorb-nya luther m. Gullick.

Lantas bagaimana baiknya seorang manajer menjalankan fungsi-fungsi ini?

Saya berpendapat bahwa untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen, seorang manajer


diharapkan bisa:

a) Memahami tujuan dari berdirinya organisasi yang dia kelola


b) Memiliki integritas, skill dan kompetensi dalam mencapai tujuan tersebut
c) Mengerti, memahami dan mengelola berbagai sumber daya yang ada baik sumber daya
manusia, keuangan, metode kerja, material, mesin dan tuntutan pasar
d) Dapat memimpin, mengatur, mengendalikan, mengambil keputusan dan menyelesaikan
masalah serta kendala dalam proses manajerial
e) Menjaga hubungan baik terhadap bawahannya, stake holder dan pihak eksternal lain
f) Mumpuni dalam mendelegasikan wewenang kepada bawahannya
g) Mendengarkan kendala, mencarikan solusi, men-setting aturan dan memiliki visi yang
panjang dalam mencapai tujuan organisasi

2. Perbedaan Manajer Dan Non Manajer

 Secara Umum, manajer adalah pucuk pimpinan tertinggi sebuah unit organisasi.
Ia memiliki kewenangan, tugas dan hak dalam mengelola, mengatur, mengendalikan,
mendelegasikan wewenang, memberikan perintah dan pertanggungjawaban atas
berjalannya organisasi. Dalam menjalankan kewenangan, tugas dan hak ini, seorang
manajer tentunya harus memiliki keahlian dan kompetensi yang mumpuni. Sementara
non-manajer adalah pelaku dalam sebuah organisasi yang bersifat sub-ordinasi, atau
dalam kata lain; bawahan. Ia memiliki hak, tugas dan wewenang yang diberikan oleh
manajer. Menjalankannya untuk kemudian mempertanggungjawabkannya kepada
manajer. Seorang non-manajer tidak dapat menentukan kebijakan dan mengambil

1
keputusan manajerial atas organisasi. Ia bekerja sesuai jobdesc yang diatur oleh
manajer.

3. Pendapat Saya, kapan manajemen itu muncul ;

Saya berpendapat bahwa manajemen muncul ketika organisasi terbentuk. Mengapa


demikian? Karena organisasi adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang bekerja bersama
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama tersebut, manajemen muncul
sebagai fungsi tentang apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melakukan, bagaimana cara
melakukannya, mengapa harus dilakukan dan dimana harus melakukan sesuatu demi tujuan
bersama itu tercapai.
Saya berpendapat bahwa manajemen muncul ketika organisasi terbentuk. Mengapa
demikian? Karena organisasi adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang bekerja bersama
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama tersebut, manajemen muncul
sebagai fungsi tentang apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melakukan, bagaimana cara
melakukannya, mengapa harus dilakukan dan dimana harus melakukan sesuatu demi tujuan
bersama itu tercapai.
Dapat diibatkan seperti komputer. Organisasi adalah hardware (piranti keras) sebuah
komputer yang meliputi monitor, keyboard, harddisk, RAM, mother board, CPU, mouse, dan
peripheral lain. Sementara manajemen adalah sistem operasi dari komputer tersebut (perangkat
lunak). Berjalannya komputer dan penggunaannya tentu saja bertujuan untuk memudahkan
pekerjaan manusia.
Jadi kesimpulannya, manajemen adalah sesuatu yang muncul jika sebuah organisasi
terbentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

4. Bapak Manajemen Ilmiah dan apa pendapatnya tentang manajemen ;

Bapak Manajemen Ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor (lahir 20 Maret 1856
danmeninggal 21 Maret 1915 pada umur 59 tahun) dan merupakan Pimpinan Intelektual dari
Gerakan Efesiensi. Beliau dikenal sebagai Bapak Teknik Industi atau Bapak Scientific
Management (Manajemen Ilmiah). Beliau berpendapat bahwa manajemen harus dijalankan
dengan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu proses kerja
(se-efektif dan se-efisien mungkin).
Beliau dalam bukunya, The Principles of Scientific Management, mengungkapkan
bahwa:
“Hal paling penting dalam manajemen adalah bagaimana upaya untuk terus
memaksimalkan keuntungan dari pengusaha yang dibarengi dengan kesejahteraan karyawannya
sebaik mungkin. Kata ‘kesejahteraan/keuntungan maksimal” dimaksudkan pada hal-hal secara
umum, bukan hanya untuk pembagian keuntungan bagi pemilik saham atau pemiliki perusahaan,
namun juga untuk pengembangan setiap unit usaha ke arah yang lebih baik sehingga
kesejahteraan itu bisa bertahan permanen.”

2
Ia mengatakan bahwa Manajemen Ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada
studi,analisis dan pemecahan masalah dalam organisasi. Taylor mengemukakan empat prinsip
Scientific Management, yaitu menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode
ilmu pengetahuan di setiap unsur-unsur kegiatan memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas
tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja. Setiap petugas harus
menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya. Harus dijalin kerja
sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja

5. Perencanaan Disebut Sebagai Sebuah Proses Tanpa Akhir

Perencanaan disebut sebagai suatu proses tanpa akhir karena selama perencanaan masih
dalam proses,tidak ada batasan pembahasan yang dilakukan untuk dapat diperoleh keputusan
akhir yang berupa rencana,pada saat ini memungkinkan diadakan perubahan baik pada sistem
maupun materinya. Oleh karena itu,rencana bukan merupakan hasil akhir dari proses
perencanaan, akan tetapi perencanaan adalah suatucatatan yang kompleks dari sejumlah putusan
yang saling berkaitan antara perencanaan awal dengan perencanaan berikutnya.
Menurut G.R Terry, perencanaan adalah kegiatan memilih dan menghubungkan fakta
dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Dari definisi yang diberikan oleh G. R Terry, perencanaan disebutkan erat
hubungannya dengan menghubungkan fakta, asumsi akan masa depan dan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kita tahu bahwa masa depan merupakan sebuah misteri yang tidak seorang pun dapat
mengetahuinya dengan pasti. Oleh karenanya, fungsi perencanaan hadir untuk mencari, membuat
dan menghubungkan fakta-fakta untuk mengimbangi asumsi akan masa depan sehingga
diketemukan langkah yang tepat untuk menghadapinya. Sehingga perencanaan ini sifanya
dinamis, berubah-ubah menyesuaikan berbagai faktor dan kemungkinan yang ada. Kita tentu
sudah sering mendengar istilah seperti; plan A, plan B sampai plan Z dalam sebuah film laga. Ini
dikarenakan tokoh utamanya memiliki kesiapan dalam merencakan langkah-langkah presisi apa
yang harus dilakukan jika menghadapi kendala ini, kendala itu, dan kendala-kendala yang lain
demi tercapainya keberhasilan sebuah misi/goal/akhir kisah yang happy ending.
Jadi, jelas bahwa perencanaan disebut sebagai proses tanpa akhir karena ia berkaitan dengan
strategi dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang ada.
DAN dikarenakan selama perencanaan masih dalam proses, tidak ada batasan pembahasan yang
dilakukanuntuk dapat diperoleh keputusan akhir yang berupa rencana, pada saat ini
memungkinkan diadakanperubahan baik pada sistem maupun materinya. Perencanaan
berhubungan dengan masa yang akandatang, yang merupakan suatu hal yang belum tentu
dikenal, serta penuh dengan ketidakpastian. Untuk memperkecil ketidakpastian tersebut,
para manajer atau pembuat rencana dapat menggunakan premis-premis. Premis adalah asumsi-
asumsi (anggapan-anggapan dasar) yang melatarbelakangi danmempengaruhi perencanaan.
Premis inilah yang membuat perencanaan seperti proses tanpa akhirkarena premis dapat
bermacam-macam seperti contoh : ramalan ekonomi, politik dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai