2
IPO
• IPO adalah sebuah aksi korporasi
perusahaan dalam rangka mendapatkan
dana dari masyarakat untuk kepentingan
perusahaan going concern.
3
The IPO Process
Stocks and
Investors
Bonds
Firms securities
Money Bob Sue
money
Primary Market
Secondary Market
Pasar Perdana (IPO) > < Pasar Sekunder
Initial Return
OVERPRICING > < UNDERPRICING
Initial Return
Underpri
Peneliti Sampel Waktu cing
(%)
Yolana dan Martani 131 1994-2001 38,0
Triani dan Nikmah 90 1994-2000 5,0
Emilia, Sulaiman,
92 1999-2005 59,4
Sembel
Isnurhadi, Sjaruddin 96 1993-1997 12,1
Yasa, Gerianta W 300 1990-2001 21,3
Handayani 28 2000-2006 34,9
Sulistio, Helen 44 1998-2003 82,0
Wijayanto, Andy 67 2000-2006 28,3
Fenomena Underpricing di Indonesia
2006 11 11 (100%) 33
2007 22 19 (86%) 40
2008 19 16 (84%) 36
2009 13 7 (54%) 25
2010 23 22 (96%) 31
2011 25 17 (68%) 20
2012 20 18 (90%) 29
2013 30 22 (73%) 23
2014 22 19 (86%) 31
2015 16 14 (88%) 30
Rata-Rata Initial
0,33
Return
Fenomena Underpricing di Indonesia
Rata-Rata Initial
0.25
Return
Fenomena Underpricing di Indonesia
Rata-Rata Initial
030
Return
Fenomena Undepricing di Berbagai Negara
Underpricin
Negara Peneliti Sampel Waktu g
(%)
Australia Lee, Taylor dan Walter 266 1976-1989 11,0
Brazil Aggarwal, Leal dan Hernandez 62 1979-1990 78,0
China Datar dan Mao 226 1990-1996 388,0
Finlandia Keloharju 85 1984-1992 9,6
Hongkong McGuinness, Zhao dan Wu 334 1980-1996 15,9
India Krishnamurti dan Kumar 98 1992-1993 35,3
Jerman Ljungqvist 170 1978-1992 10,9
Korea Dhatt, Kim dan Lim 347 1980-1990 78,1
Malaysia Isa 132 1980-1991 80,3
Mexico Aggrawal, Leal dan Hernandez 37 1987-1990 33,0
Singapura Lee, Taylor dan Walter 128 1973-1992 31,4
Taiwan Chen 168 1971-1990 45,0
Thailand Wethyavivorn Koosmith 32 1988-1989 58,1
Turkey Kiymaz 138 1990-1995 13,6
UK Dimson, Levis 2133 1959-1990 12,0
USA Ibbotson, Sindelar dan Ritter 13308 1960-1996 15,8
Perkembangan IPO di BEI Tahun 2010
Opening Closing
No Date Code IPO Price Nilai Keterangan
Price Price
1 12/01/2010 EMTK 720 720 730 1,39 Underpricing
2 09/02/2010 PTPP 560 570 580 3,57 Underpricing
3 11/02/2010 BIPI 140 175 191 36,43 Underpricing
4 08/03/2010 TOWR 1050 1150 1570 49,52 Underpricing
5 28/06/2010 ROTI 1275 1420 1490 16,86 Underpricing
6 07/07/2010 SKYB 375 450 560 49,33 Underpricing
7 07/07/2010 GOLD 350 450 520 48,57 Underpricing
8 08/07/2010 BJBR 600 830 900 50,00 Underpricing
9 09/07/2010 IPOL 210 210 235 11,90 Underpricing
10 09/07/2010 GREN 105 160 178 69,52 Underpricing
11 12/07/2010 BUVA 260 350 310 19,23 Underpricing
12 19/08/2010 BRAU 400 430 445 11,25 Underpricing
13 06/10/2010 HRUM 5200 6000 5450 4,81 Underpricing
14 07/10/2010 ICBP 5395 6000 5950 10,29 Underpricing
15 26/10/2010 TBIG 2025 2150 2400 18,52 Underpricing
16 10/11/2010 KRAS 850 950 1270 49,41 Underpricing
17 11/11/2010 APLN 365 470 410 12,33 Underpricing
18 26/11/2010 BORN 1170 1300 1280 9,40 Underpricing
19 29/11/2010 WINS 380 475 355 -6,58 Overpricing
20 30/11/2010 MIDI 275 330 410 49,09 Underpricing
21 09/12/2010 BRMS 635 800 700 10,24 Underpricing
22Sumber:13/12/2010 BSIM
Bursa Efek Indonesia (diolah) 150 180 255 70,00 Underpricing
Determinan Underpricing
Informsi mempengaruhi Underpricing
UNDERPICING
Determinan Underpricing
Determinan Underpricing, implikasi Kinerja Saham Jk panjang
Implikasi
Teori Likuiditas
• Teori likuiditas menyebutkan bahwa
underpricing akan meningkatkan
likuiditas perdagangan saham setelah
IPO
• Logikanya, underpricing dan
oversubscription secara positif
berhubungan karena semakin
underpriced suatu penawaran, semakin
menarik bagi investor
Teori Likuiditas
• Penelitian oleh Li, Zheng dan Melancon
(2005) juga menunjukkan bahwa
underpricing berpangaruh signifikan
terhadap likuiditas saham perusahaan
setelah IPO dan tingkat likuiditas
semakin tinggi untuk perusahaan yang
memiliki underpricing lebih besar.
Underwriter
• Beberapa hal yang menjadi alasan
digunakannya underwriter, sebagai berikut
(a) Adanya anggapan bahwa underwriter mampu
menaikkan harga saham. Penggunaan
underwriter akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan sekaligus kualitas yang
melakukan IPO. Selain itu adanya sindikasi
penjamin emisi akan memperkuat daya jual
saham yang sekaligus akan mendongkrak
permintaan dan harga saham
Underwriter
(b) Adanya jaminan keberhasilan penjualan
saham. Underwriter akan mengalami kerugian
bila saham yang ditawarkan tidak laku di
pasar. Penggunaan underwriter mengandung
unsur peningkatan terhadap besarnya tingkat
underpricing, karena underwriter akan
menetapkan harga yang menurut mereka
mampu diserap oleh pasar dan akan
menghindari kerugian atau tidak lakunya
saham. Bagi underwriter, tipe penjaminan full
commitment, yaitu underwriter menjamin
penjualan seluruh saham yang ditawarkan.
Tipe inilah yang berlaku di Indonesia
Underwriter
(c) Issuer akan dapat menerima hasil
penawaran segera setelah terjadinya
transaksi atau kesepakatan dengan
underwriter
(d) Jasa konsultasi underwriter akan sangat
membantu issuer dalam melakukan IPO.
Underpricing
• Underpricing merupakan suatu kondisi dimana
secara rata-rata, harga pasar saham perusahaan
yang baru go public, biasanya dalam hitungan
hari atau mingguan, lebih tinggi dibandingkan
dengan harga penawarannya
• Atau dengan kata lain, underpricing
merupakan fenomena dimana harga yang
ditawarkan di pasar sekunder (ketika masuk
bursa) lebih kecil dari harga penutupan pada
hari pertama di bursa sekunder.
Average Initial Returns for IPOs in
Various Countries
Figure 3.4 Long-term Relative
Performance of Initial Public Offerings
Underpricing
• Underpricing merupakan fenomena yang pada
awalnya dianggap sebagai teka-teki
• Kemudian penelitian dilakukan untuk mengungkap
fenomena ini
• Salah satunya adalah Ibboston pada tahun 1975.
Salah satu penelitian mendapatkan bahwa untuk
periode IPO 1960-1987, underpricing telah
menghasilkan average initial return sebesar 16,37%
di pasar modal AS (Ibbotson, Sindelar, Ritter,1988)
• Fakta ini sekilas dapat ditafsirkan sebagai suatu
gejala aneh dikaitkan dengan hipotesis efficient
market, karena event yang sudah pasti terjadi masih
dapat menghasilkan return yang relatif besar
Underpricing
• Menurut Baron dan Hamstrong (1980),
konflik kepentingan antara underwriter dan
emiten menyebabkan underwriter
menetapkan harga dibawah yang seharusnya
• Diskon tersebut dimaksudkan untuk
menjamin agar saham IPO dapat terjual
secara keseluruhan, sehingga secara tidak
langsung penurunan harga tersebut dapat
mengurangi biaya dan mengurangi kegiatan
pemasaran serta pendistribusian
• Pada akhirnya akan meningkatkan
keuntungan penjamin emisi (underwriter).
Underpricing
43
Uncertainty yg dirasakan investor
(Beatty and Ritter:1986, Ritter:1984)
• Investor secara umum dianggap belum memiliki
informasi tentang value sebenarnya dari issuer,
akibatnya timbul ketidakpastian. Uncertainty juga
diduga terjadi berdasarkan jenis industri emiten.
Dengan besaran aset atau industri yang relatif
memerlukan kapital besar, maka investor lebih yakin
akan nilai saham tersebut. Sehingga sektor industri
dimana emiten tergolong juga mengurangi uncertainty.
• Kepemilikan sebelumnya juga diduga dapat
mengurangi/menambah uncertainty. Dengan adanya
pemegang saham yang bonafid sebelumnya, maka
tingkat uncertainty akan berkurang. Terlebih bila
pemegang saham adalah pemerintah. Dengan demikian
underpricing dilakukan untuk mengkompensasi
ketidakpastian dari investor.
Signaling quality dan leave a good taste hypothesis (Ibboston:1975, Allen
& Faulhaber: 1989, Welch:1989, Grinblat Hwang: 1989)