Anda di halaman 1dari 53

Buku Saku Cover

KATA PENGANTAR

BPS Kabupaten Luwu Timur terus berupaya meningkatkan inovasi dan


berbagai program Reformasi Birokrasi (RB) dalam memberikanan pelayanan pada
masyarakat. Salah satu program untuk mendorong terjadinya perubahan di BPS
Kabupaten Luwu Timur adalah upaya untuk mewujudkan Zona Integritas (ZI)
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM).
Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM secara bertahap diharapkan
akan memberikan kontribusi yang dapat meningkatkan nilai Indeks Persepsi
Korupsi (IPK) Indonesia. Pedoman ini menjadi acuan bagi seluruh ASN BPS
Kabupaten Luwu Timur dalam mewujudkan ZI menuju WBK dan WBBK serta
bersifat dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan perubahan peraturan yang
mengarah kepada terwujudnya zero tolerance approach (pendekatan tanpa
toleransi) dalam pemberantasan korupsi.
Untuk itu BPS Kabupaten Luwu Timur berkomitmen untuk mewujudkan
ZI menuju WBK dan WBBK secara Profesional, Integritas dan Amanah (PIA).
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat untuk seluruh ASN di lingkungan
BPS Kabupaten Luwu Timur.

Malili, Juni 2020


Kepala
BPS Kabupaten Luwu Timur

Muhlis, SE., M.Si.


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Korupsi merupakan penghambat utama tercapainya tujuan pembangunan


nasional, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil, makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Korupsi di Indonesia merupakan
masalah yang sangat serius, sebagaimana tercermin dari nilai Indek Persepsi
Korupsi (IPK) Indonesia yang pada tahun 2011 adalah 3,0 dalam skala nilai IPK
0-10 sebagaimana dirilis oleh Transparency International setiap tahun. Makin
rendah nilai IPK, berarti bahwa dunia bisnis internasional mempersepsikan makin
parah tingkat korupsi dalam suatu negara. Upaya pemberantasan korupsi terus
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui upaya penindakan dan pencegahan.
Kedua upaya ini harus dilaksanakan secara serentak dan sinergis supaya
menimbulkan efek jera (deterrence effect) bagi para pelaku tindak pidana korupsi
dan menghasilkan dampak jangka panjang berupa pengamanan aset negara dari
tindak pidana korupsi.

Upaya penindakan kasus korupsi selama ini, khususnya di era reformasi telah
berjalan secara intensif. Namun upaya pencegahan masih kurang memadai,
sehingga upaya pemberantasan korupsi belum memberikan hasil yang optimal.
Salah satu upaya pencegahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah adalah melalui
pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi. Secara umum Inpres ini menginstruksikan kepada seluruh pimpinan
Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah untuk melakukan perbaikan sistem
pemerintahan (birokrasi) melalui pelaksanaan kewajiban-kewajiban dan norma-
norrna yang memang sudah ada dasar hukumnya, kecuali Instruksi ke-5 tentang
Pembangunan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Inpres ini dilandasi keyakinan
bahwa pelaksanaan kewajiban-kewajiban dan norma tersebut akan memperbaiki
sistem pemerintahan (birokrasi) sehingga memperkecil peluang terjadinya tindak
pidana korupsi.

Walaupun pelaksanaannya belum optimal, namun secara rasional dapat


diyakini bahwa pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 selama ini telah
memberikan kontribusi yang cukup besar (bersama upaya penindakan) dalam
meningkatkan nilai IPK Indonesia dari 2,0 pada tahun 2004 menjadi 3,0 pada
tahun 2012. Salah satu upaya strategis dalam pencegahan korupsi adalah dengan
membangun wilayah bebas dari korupsi (WBK) sebagaimana disebutkan dalam
lnstruksi ke-lima dalam lnpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi. Pembangunan WBK merupakan tahap yang harus dilalui
untuk mewujudkan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Sampai
saat ini pembangunan WBK di lingkungan kementerian/lembaga dan pemda
belum berjalan seperti yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan bersama oleh Kementerian


PAN dan RB, KPK, dan ORI, disepakati bahwa WBK hanya dapat diwujudkan
melalui upaya-upaya pendahuluan berupa penegakan integritas sebagai wujud
komitmen pemberantasan korupsi yang diimplementasikan dalam bentuk
program-program pencegahan korupsi yang bersifat konkrit pada setiap instansi
pemerintah (Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah). Implementasi
program ini harus bersifat komprehensif dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Program ini merupakan tindak lanjut dari Aksi Penerapan Pakta lntegritas yang
ditetapkan dalam lnstruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 dan lnstruksi Presiden
Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Tahun 2012. Aksi ini merupakan implementasi Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi yang telah dilaksanakan mendahului terbitnya Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014.

Sehubungan dengan upaya pembangunan WBK/WBBM yang berbasis


integritas sebagaimana diuraikan di atas, Kementerian PAN dan RB telah
menerbitkan dua Peraturan yang saling berkaitan yaitu : (1) Peraturan Menteri
PAN dan RB Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di
Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; dan (2) Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di Lingkungan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Agar kedua Peraturan tersebut
dapat dioperasionalkan, perlu penjabaran lebih lanjut dalam bentuk Pedoman
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah. Pedoman ini akan menjadi panduan bagi seluruh aparatur
pemerintah dan pihak terkait dalam rangka mewujudkan WBK/WBBM.
B. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik
Indonesua Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3683);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan
Pusat Statistik;
4. Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
5. Inpres No. 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi;
6. Inpres No. 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2012;
7. PERMENPANRB Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pakta
Integritas di Lingkungan K/L dan Pemerintah Daerah;
8. PERMENPANRB No. 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas KOrupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM) di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintahan Daerah.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pimpinan K/L dan Pemda dan
pemangku kepentingan lainnya dalam membangun ZI untuk mewujudkan
WBK/ WBBM.
2. Tujuan penyusunan pedoman ini adalah memberikan keseragaman
pemahaman dan tindakan dalam membangun ZI untuk mewujudkan
WBK/WBBM.

D. PENGERTIAN UMUM

Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan:

1. Zona lntegritas (ZI) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada
K/L dan Pemda yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat (komitmen)
untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui upaya pencegahan korupsi,
reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
2. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi syarat indikator hasil WBK
dan memperoleh hasil penilaian indikator proses di atas 75 pada ZI yang telah
memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK atas
laporan keuangannya.
3. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah sebutan atau
predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi syarat
indikator hasil WBBM dan memperoleh hasil penilaian indikator proses di
atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP) dari BPK atas laporan keuangannya.
4. Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum,
melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang
menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian
kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan
oleh penyelenggara negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian
materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan.
5. Unit Kerja adalah Unit/Satuan Kerja di lingkungan K/L dan Pemda,
serendah-rendahnya eselon III yang menyelenggarakan fungsi pelayanan
kepada masyarakat.
6. Unit Penggerak Integritas (UPI) adalah unit kerja yang ditugasi untuk
memberikan dorongan dan dukungan administratif dan teknis kepada unit
kerja dalam melaksanakan kegiatan pencegahan korupsi. Tugas UPI secara
ex-officio dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
pada masing-masing K/L dan Pemda.
7. Menteri adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refomasi
Birokrasi.
8. Tim Penilai Internal adalah tim yang dibentuk oleh pimpinan K/L dan
Pemda yang mempunyai tugas melakukan penilaian unit kerja dalam rangka
memperoleh predikat WBK/WBBM.
9. Tim Penilai Nasional adalah tim yang dibentuk oleh Menteri yang diberi
tugas melakukan penilaian unit kerja dalam rangka memperoleh predikat
WBK/WBBM.
E. STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI TIM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

MENUJU WBK/WBBM

PADA BPS KABUPATEN LUWU TIMUR


BAB II
TAHAPAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

A. PENANDATANGANAN DOKUMEN PAKTA INTEGRITAS


1. Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas dilaksanakan oleh pimpinan dan
seluruh pegawai K/L dan Pemda mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan
RB Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di
Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas secara massal/serentak hanya
dilakukan satu kali untuk memenuhi ketentuan Penandatanganan Dokumen
Pakta Integritas selambat-lambatnya 31 Maret 2012 sebagaimana ditetapkan
dalam Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.
2. Apabila seluruh unsur instansi pemerintah telah menandatangani Dokumen
Pakta lntegritas, maka untuk selanjutnya penandatanganan Dokumen Pakta
Integritas tidak dilakukan secara massal/serentak, melainkan pada saat
pelantikan, baik sebagai CPNS, PNS, maupun pelantikan dalam rangka
mutasi kepegawaian horizontal atau vertikal, sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 6 ayat (5) dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor
49 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di Lingkungan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
3. Penandatangan Dokumen Pakta Integritas merupakan salah satu unsur
indikator utama sebagai bagian dari indikator proses dalam penilaian unit
kerja berpredikat WBK.

B. PENCANANGAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS


1. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas adalah deklarasi/pernyataan dari
pimpinan K/L dan Pemda bahwa instansinya telah siap menjadi Instansi yang
berpredikat Zona Integritas.
2. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilakukan oleh K/L dan Pemda
yang pimpinan dan seluruh atau sebagian besar pegawainya telah
menandatangani Dokumen Pakta Integritas. Bagi K/L dan Pemda yang belum
seluruh pegawainya menandatangani Dokumen Pakta Integritas, dapat
melanjutkan/melengkapi setelah pencanangan pembangunan Zona Integritas.
Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dapat dilakukan setelah
penandatanganan Dokumen Pakta Integritas oleh pegawai dalam satu
acara/seremoni yang bersamaan waktunya.
3. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas oleh beberapa instansi yang
berada di bawah koordinasi Kementerian atau Pemda tertentu seyogyanya
dilaksanakan bersama-sama, misalnya beberapa Lembaga Pemerintah
Nonkementerian (LPNK) di bawah koordinasi Menteri tertentu atau beberapa
kabupaten/kota dalam satu provinsi.
4. Pencanangan pembangunan Zona Integritas dilaksanakan secara terbuka dan
dipublikasikan secara luas dengan maksud agar semua pihak termasuk
masyarakat dapat memantau, mengawal, mengawasi dan berperan serta
dalam program kegiatan pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan
peningkatan kualitas pelayanan publik dengan tujuan agar sungguh-sungguh
menjadi Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
5. Waktu pencanangan Pembangunan Zona Integritas oleh K/L dan Pemda
dilaksanakan paling lambat pada bulan September.
6. Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas
dilaksanakan oleh pimpinan K/L dan Pemda dan disaksikan oleh wakil-wakil
dari Kementerian PAN dan RB, KPK dan ORI, namun apabila wakil dari
KPK dan ORI tidak dapat hadir sebagai saksi, maka cukup diwakili oleh
unsur dari Kementerian PAN dan RB dan dapat juga disaksikan oleh unsur
masyarakat lainnya (perguruan tinggi, tokoh masyarakat/LSM, dunia usaha).
Contoh format Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dapat
dilihat pada Lampiran 2.
7. Susunan acara pencanangan disesuaikan dengan kondisi yang ada, namun
sekurang-kurangnya meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. pernyataan (deklarasi) dari Pimpinan K/L dan Pemda secara lisan bahwa
K/L dan Pemda telah siap membangun ZI menuju terwujudnya
WBK/WBBM, dilanjutkan dengan penandatanganan Piagam
Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dan/atau Piagam Penetapan
Unit Kerja Menuju WBK disaksikan oleh Pejabat serendah-rendahnya
setingkat eselon I dari Kemenpan dan RB untuk K/L dan Provinsi, dan
setingkat eselon II atau eselon III untuk Kabupaten/Kota;
b. sambutan Pimpinan K/L dan Pemda sebagai peneguhan pernyataan
pencanangan pembangunan ZI menuju terwujudnya WBK/WBBM di
K/L dan Pemda yang bersangkutan; dan
c. sambutan Menteri PAN dan RB atau yang mewakili.

C. PROSES PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS


• Penerapan Program Pencegahan Korupsi
Proses pembangunan ZI merupakan tindak lanjut pencanangan yang telah
dilakukan oleh pimpinan K/L dan Pemda. Proses pembangunan ZI
dilaksanakan melalui penerapan program pencegahan korupsi yang terdiri
atas 20 kegiatan yang bersifat konkrit. Keberhasilan proses pembangunan ZI
diukur melalui indikator proses dari kegiatan-kegiatan tersebut.
a. Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas
Sebagaimana telah dijelaskan pada Sub Bab II.A.1, penandatanganan
Dokumen Pakta Integritas diberlakukan untuk pimpinan dan seluruh
pejabat/pegawai K/L dan Pemda dengan format baku yang telah
ditetapkan (contoh terlihat pada Lampiran 1). Penandatanganan
Dokumen Pakta Integritas merupakan titik awal Pembangunan Zona
Integritas Menuju WBK/WBBM.
Acuan utama Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas adalah
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman
Umum Pakta Integritas di Lingkungan K/L dan Pemda.
b. Pemenuhan Kewajiban LHKPN
Pemenuhan kewajiban LHKPN merupakan salah satu upaya strategis
pencegahan korupsi melalui penerapan azas transparansi yang wajib
bagi aparatur negara. LHKPN merupakan upaya awal untuk
mengindentifikasi illicit enrichment sebagaimana dimaksud dalam
UNCAC 2003.
Pelaksanaan kewajiban LHKPN mengacu kepada peraturan perundang-
undangan sebagai berikut:
1) Pasal 2 dan Pasal 5 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2) Pasal 13 huruf a Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Korupsi;
3) Surat Edaran Menteri PAN Nomor. SE/03/M.PAN/01/2005 tentang
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara;
4) Surat Edaran Menteri PAN Nomor. SE/05/M.PAN/04/2006 tentang
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara;
5) Surat Edaran Menteri PAN Nomor. SE/ 16/M.PAN/ 10/2006
tentang Tindak Lanjut Penyampaian Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara;
6) Surat Edaran Menteri PAN Nomor. SE/01/M.PAN/01/2008 tentang
Peningkatan Ketaatan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara Untuk Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan;
7) Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor. SE/05/M.PAN•
RB/03/2012 tentang Kewajiban Penyampaian dan Sanksi Atas
Keterlambatan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.

c. Pemenuhan Akuntabilitas Kinerja


Penerapan azas akuntabilitas kinerja dalam bentuk perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja merupakan
alat bantu yang efektif untuk mengarahkan penggunaan sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam jangka menengah maupun jangka pendek. Dengan
demikian, peluang untuk terjadinya tindak pidana korupsi dapat dibatasi.
Peraturan perundang-undangan yang harus diperhatikan dalam
penerapan azas akuntabilitas kinerja terutama adalah:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
2) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
3) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi
Laporan Akuntabilitas Kinjera Instansi Pemerintah;
4) Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah;
5) Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
d. Pemenuhan Kewajiban Pelaporan Keuangan
Ketentuan pelaporan keuangan yang seragam menjamin ketertiban
penyajian laporan keuangan, sehingga informasi keuangan instansi
dapat digunakan sebagai alat untuk memantau, mengawal, dan
mengawasi terjadinya indikasi penyimpangan secara efektif.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam pemenuhan
kewajiban pelaporan keuangan terutama adalah:
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011.

e. Penerapan Disiplin PNS


Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak diikuti atau
dilanggar dijatuhi hukuman, hal ini perlu diterapkan secara konsisten
dan kontinyu untuk mengurangi terjadinya korupsi. Peraturan
perundang-undangan yang menjadi acuan dalam penerapan disiplin PNS
ini terutama adalah Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dan Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
Peraturan perundang-undangan tersebut belum lama diundangkan dan
pada saat ini masih dalam proses revisi. Oleh karena itu, dalam pedoman
ini belum menjadi salah satu unsur program pembangunan ZI.
f. Penerapan Kode Etik Khusus
Kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan pegawai
di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. Sikap,
tingkah laku, dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan tugasnya,
termasuk yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan di
lingkungan organisasi tempatnya bekerja perlu diatur secara jelas
dengan tujuan menghindari sikap dan tingkah laku koruptif.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam penerapan
kode etik khusus terutama adalah:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil atau peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku khusus bagi pegawai
pada instansi tertentu;
2) Peraturan tentang kode etik pegawai negeri sipil di lingkungan
instansi masing-masing yang ditetapkan oleh Pimpinan K/L dan
Pemda dengan memperhatikan karakteristik masing-masing
instansi.
g. Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah pelayanan kepada masyarakat (publik) baik
langsung maupun tidak langsung yang diselenggarakan dengan baik
(secara prima) sehingga memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan terutama adalah:
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan;
3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 38 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
Unit Pelayanan Publik.
Peraturan pelaksanaan dari undang-undang ini masih relatif baru
dan belum seluruhnya diterapkan secara luas. Oleh karena itu, dalam
pedoman ini belum seluruhnya dapat diterapkan, kecuali Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 38 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik dijadikan salah satu unsur indikator basil.
h. Penerapan Whistleblower System Tindak Pidana Korupsi
Dalam rangka meningkatkan partisipasi pegawai untuk melaporkan
tindak pidana korupsi di tempatnya bekerja yang diketahuinya, perlu
dibangun sistem penanganan pengaduan tindak pidana korupsi
(whistleblower system) untuk menindaklanjuti laporan dan memberikan
jaminan perlindungan terhadap pelapor.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan terutama adalah:
1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi
dan Korban;
2) Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower) dan Saksi
Pelaku yang Bekerjasama (Justice Collabolaton) di Dalam Perkara
Tindak Pidana Tertentu;
3) Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 08 Tahun 2012 tentang
Sistem Penanganan Pengaduan (Whistleblower System) Tindak
Pidana Korupsi di Lingkungan K/L dan Pemda.
i. Pengendalian Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan penerapan program
pengendalian gratifikasi terutama adalah:
1) Pasal 128 dan 12C Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001;
2) Pasal 13 huruf b Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3) Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 9 Tahun 2011 tentang
Peningkatan Pelaksanaan Pengawasan dan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil, Anggota TNI dan Anggota POLRI dalam Rangka Cuti
Bersama Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H.
j. Penanganan Benturan Kepentingan
Penanganan benturan kepentingan (conflict of interest) merupakan
upaya untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi, terutama yang
disebabkan oleh kedekatan hubungan pribadi dalam kegiatan tertentu
yang berkaitan dengan penggunaan anggaran dan/atau sumber daya
organisasi lainnya.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam penerapan
penanganan benturan kepentingan terutama adalah Peraturan Menteri
PAN dan RB Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum
Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
k. Kegiatan Pendidikan/Pembinaan dan Promosi Anti Korupsi
Kegiatan pendidikan/pembinaan dan promosi anti korupsi merupakan
rangkaian kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan aksi/kampanye anti
korupsi yang bertujuan menggugah semangat anti korupsi di lingkungan
pegawai. Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam
penerapan kegiatan ini terutama adalah Instruksi Ke-10 dalam Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi yang mewajibkan pimpinan K/L dan Pemda untuk
meningkatkan pembinaan dan pengawasan dalam rangka meniadakan
perilaku koruptif di lingkungan instansi masing-rnasing,
l. Pelaksanaan Saran Perbaikan yang Diberikan oleh BPK/KPK/ APIP
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas saran-saran perbaikan dari
BPK/KPK/ APIP. Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan
dalam pelaksanaan saran perbaikan yang diberikan oleh BPK/KPK/
APIP terutama adalah:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah yang mewajibkan APIP memantau
dan mendorong tindak lanjut hasil pengawasan ekstern dan intern
Pemerintah;
2) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09
Tahun 2009 tentang Pedoman umum Pelaksanaan Pemantauan,
Evaluasi dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Fungsional;
3) Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyelesaian Tindak
Lanjut Atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) yang Tidak Dapat
Ditindaklanjuti di Lingkungan Instansi Pemerintah.
m. Penerapan Kebijakan Pembinaan Purna Tugas
Kebijakan ini mengatur kegiatan di lingkungan suatu instansi
pemerintah, yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh mantan
personil, baik yang berstatus pensiun maupun yang masih aktif namun
telah beralih tugas ke instansi lainnya, dengan tujuan menghindari
terjadinya tindak pidana korupsi. Sampai dengan saat ini belum ada
peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan acuan. Oleh karena
itu, dalam Pedoman ini belum dapat dijadikan salah satu unsur
pembangunan Zona Integritas.
n. Penerapan Kebijakan Pelaporan Transaksi Keuangan Yang Tidak Sesuai
dengan Profil oleh PPATK
Pimpinan instansi pemerintah wajib meminta kepada PPATK untuk
menyampaikan laporan transaksi keuangan yang dilakukan oleh pegawai
di lingkungannya yang akan dipromosikan sebagai pejabat eselon I dan
eselon II. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya pejabat yang
dipromosikan terlibat dalam tindak pidana korupsi. Peraturan
perundang-undangan yang menjadi acuan utama adalah:
1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
2) Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Peningkatan Pengawasan Dalam Rangka Mewujudkan Aparatur
Negara yang Berintegritas, Akuntabel, dan Transparan.
o. Rekrutmen Secara Terbuka
Pelaksanaan rekrutmen secara terbuka dilakukan secara jujur, objektif,
dan transparan yang bertujuan untuk menjaring sumber daya manusia
aparatur yang berkualitas sejak awal karir pegawai negeri sipil.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam kegiatan ini
terutama adalah:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002;
2) Peraturan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000.
p. Promosi Jabatan Secara Terbuka
Promosi jabatan secara terbuka bertujuan untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas yang berasal dari lingkungan internal
ataupun eksternal melalui kompetisi yang sehat, terutama untuk jabatan
struktural eselon I dan eselon II.
Promosi untuk jabatan struktural eselon I dan eselon II untuk PNS yang
berasal dari eksternal dilaksanakan apabila di lingkungan internal tidak
terdapat PNS yang mempunyai kompetensi sesuai dengan jabatan yang
akan diisi. Hal ini sesuai dengan pembinaan karir tertutup dalam arti
negara.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam kegiatan ini
terutama adalah:
1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2002;
3) Peraturan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000.

Sampai dengan saat ini promosi jabatan secara terbuka baru diterapkan
sebagai uji coba pada Kementerian PAN dan RB serta beberapa LPNK
yang berada di bawah koordinasi Kementerian PAN dan RB. Oleh
karena itu, dalam pedoman ini, belum dijadikan salah satu indikator
proses pembangunan Zona Integritas.

q. Mekanisme Pengaduan Masyarakat


Mekanisme pengaduan masyarakat yang dimaksudkan dalam Pedoman
ini adalah mekanisme pengaduan masyarakat yang dikhususkan kepada
masalah maladminstrasi.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan adalah:
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2) Peraturan Menteri Negara PAN Nomor PER/05/M.PAN/4/2009
tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi
Pemerintah;
3) Peraturan perundang-undangan lainnya yang sejalan dengan
ketentuan dalam huruf a) dan b) tersebut di atas.
r. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik (E-
Procurement)
Pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement) bertujuan
untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, kehematan, dan efektifitas
pengadaan barang/jasa di lingkungan instansi pemerintah.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan terutama adalah
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 ten tang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 35 Tahun 2011.
s. Pengukuran Kinerja Individu Sesuai dengan Ketentuan yang Berlaku.
Tujuan pengukuran kinerja individu adalah untuk mendorong
peningkatan peran, kompetisi, dan kemampuan individu dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Peraturan perundang-undangan
yang menjadi acuan terutama adalah Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Sesuai dengan Pasal 33 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2011 disebutkan bahwa Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan, yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari
2014. Oleh karena itu, dalam pedoman ini, belum menjadi salah satu
indikator pembangunan Zona Integritas.
t. Keterbukaan Informasi Publik
Tujuan keterbukaan informasi publik adalah untuk meningkatkan
transparansi dalam penyelenggaraan negara termasuk dalam
pengelolaan anggaran sehingga dapat mendorong peningkatan
partisipasi masyarakat dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, bersih, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan terutama adalah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik.
2. Peran Unit Penggerak lntegritas (UPI) dalam Pembangunan Zona lntegritas
Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah sebagai Unit
Penggerak Integritas (UPI) dalam proses pembangunan Zona Integritas. Pada
hakikatnya, UPI berperan sebagai pembina melalui kegiatan konsultansi
(sosialisasi, bimbingan teknis) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Konsultansi terutama
dilaksanakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan program-program
pembangunan zona integritas. Apabila diperlukan, UPI dapat meminta bantuan
pendampingan kepada instansi terkait, misalnya KPK, ORI, Kementerian PAN
dan RB, BPK, BPKP, BKN, dan LKPP dalam proses pembinaan dan penegakan
integritas. Pendampingan ini diarahkan pada kegiatan-kegiatan dalam rangka
pemenuhan indikator-inidkator penilaian unit kerja berpredikat WBK/WBBM.

3. Unit Pembangun lntegritas (UPbl)


K/L dan Pemda dapat membentuk UPbl untuk mendorong terwujudnya
WBK/WBBM pada masing-masing instansi. Unsur-unsur UPbl terdiri dari
Sekretariat dan unit kerja/satuan kerja di luar APIP. UPbl dan UPI bekerja sama
untuk mempercepat pembangunan Zona Integritas.
BAB III
RENCANA AKSI/RENCANA KERJA ZONA
INTEGRITAS

Tabel 1. Rincian Bobot Indikator Proses Sebagai Syarat Penilaian Unit Kerja
Berpredikat WBK.
BOBOT
NO UNSUR INDIKATOR PROSES
(%)
1 Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas 5
2 Pemenuhan Kebutuhan LHKPN 6
3 Pemenuhan Akuntabilitas Kinerja 6
4 Pemenuhan Kewajiban Laporan Keuangan 5
5 Penerapan Kebijakan Disiplin PNS*) 5
6 Penerapan Kode Etik Khusus 4
7 Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik*) 6
8 Penerapan Whistleblower System Tindak Pidana Korupsi 6
9 Pengendalian Gratifikasi 6
10 Penanganan Benturan Kepentingan (Conflicts of Interest) 6
11 Kegiatan Pendidikan/Pembinaan dan Promosi Anti 6
Korupsi
12 Pelaksanaan saran perbaikan yang diberikan oleh 5
BPK/KPK/APIP
13 Penerapan Kebijakan Pembinaan Purna Tugas*) 4
14 Penerapan Kebijakan Pelaporan Transaksi Keuangan yang 6
Tidak Sesuai dengan Profil oleh PPATK
15 Promosi Jabatan Sewcara Terbuka*) 3
16 Rekrutmen Secara Terbuka 3
17 Mekanisme Pengaduan Masyarakat 6
18 E-procument 6
19 Pengukuran Kinerja Individu*) 3
20 Keterbukaan Informasi Publik 3
*) Belum dapat diterapkan karena belum ada kebijakan sebagai acuan atau karena kebijakan baru
diterbitkan dan belum diterapkan secara luas
Tabel 2. Nilai Indikator Hasil yang Harus Dicapai dalam Penetapan Unit Kerja
Berpredikat WBK.

UNSUR INDIKATOR
NO NILAI KETERANGAN
HASIL
1 Nilai indeks integritas*) ≥7,0 • Skala 0-10
• Berdasarkan instrument
KPK
2 Penilaian Kinerja Unit ≥550 • Skala 0-1000
Pelayanan Publik • Berdasarkan PermenPAN
dan RB Nomor 38 Tahun
2012
3 Persentase kerugian negara 0% • Dalam 2 tahun terakhir
(KN) yang belum • Berdasarkan penilaian
diselesaikan (%) APIP, BPK atau
Keputusan Aparat
Penegak Hukum (APH)
4 Persentase maksimum 3% • Dalam 2 tahun terakhir
temuan in-efektif (% • Berdasarkan penilaian
anggaran) APIP dan BPK
5 Persentase maksimum 5% • Dalam 2 tahun terakhir
temuan in-efisien (% • Berdasarkan penilaian
anggaran) APIP dan BPK
6 Persentase maksimum 1% • Dalam 2 tahun terakhir
jumlah pegawai yang • 0% jika jumlah pegawai
dijatuhi hukuman disiplin <100 orang; ≤1% jika
karena penyalahgunaan jumlah pegawai ≥ 100
keuangan orang
7 Persentase pengaduan 5% Pengaduan yang telah >60
masyarakat yang belum hari
ditindaklanjuti **)
8 Persentase pegawai yang 0% • Dalam 2 tahun terakhir
melakukan tindak pidana • Berdasarkan keputusan
korupsi pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan
hukum tetap
*) Penerapan menunggu persetujuan dari KPK
**) Khusus masalah maladministrasi yang menjadi tanggung jawab pimpinan unit kerja
Tabel 3. Nilai Indikator Hasil yang Harus Dicapai dalam Penetapan Unit Kerja
Berpredikat WBBM.

UNSUR INDIKATOR
NO NILAI KETERANGAN
HASIL
1 Nilai indeks integritas*) ≥7,5 • Skala 0-10
• Berdasarkan instrument
KPK
2 Penilaian Kinerja Unit ≥750 • Skala 0-1000
Pelayanan Publik • Berdasarkan PermenPAN
dan RB Nomor 38 Tahun
2012
3 Persentase kerugian negara 0% • Dalam 2 tahun terakhir
(KN) yang belum • Berdasarkan penilaian APIP,
diselesaikan (%) BPK atau Keputusan Aparat
Penegak Hukum (APH)
4 Persentase maksimum 2% • Dalam 2 tahun terakhir
temuan in-efektif • Berdasarkan penilaian APIP
berdasarkan penilaian APIP dan BPK
(% anggaran)
5 Jumlah maksimum temuan 3% • Dalam 2 tahun terakhir
in-efisien berdasarkan • Berdasarkan penilaian APIP
penilaian APIP (% dan BPK
anggaran)
6 Persentase maksimum 0% • Dalam 2 tahun terakhir
jumlah pegawai yang • 0% jika jumlah pegawai
dijatuhi hukuman disiplin <100 orang; ≤1% jika jumlah
karena penyalahgunaan pegawai ≥ 100 orang
keuangan
7 Persentase pengaduan 0% Pengaduan yang telah >60 hari
masyarakat yang belum
ditindaklanjuti **)
8 Persentase pegawai yang 0% • Dalam 2 tahun terakhir
dijatuhi hukuman karena • Berdasarkan keputusan
tindak pidana korupsi pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum
tetap
*) Penerapan menunggu persetujuan dari KPK
**) Khusus masalah maladministrasi yang menjadi tanggung jawab pimpinan unit kerja
BAB IV
EVALUASI DAN PELAPORAN

A. EVALUASI
Evaluasi atas pelaksanaan pembangunan ZI dan kinerja WBK/WBBM yang telah
ditetapkan perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas pedoman ini. Evaluasi
dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB melalui penelaahan laporan-laporan
yang diterima dan pengolahan informasi yang diperoleh langsung di lapangan.
Hasil evaluasi akan dipergunakan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan
kebijakan pemberantasan korupsi.

B. PELAPORAN
1. Pelaporan oleh K/L dan Pemda
Pimpinan K/L dan Pemda wajib menyampaikan laporan kepada Menteri
mengenai:
a. telah dilaksanakannya pencanangan pembangunan ZI pada K/L dan
Pemda yang bersangkutan;
b. telah ditetapkannya unit kerja yang berpredikat WBK;
c. hal-hal lain yang terkait dengan proses pembangunan ZI.

2. Pelaporan oleh Kementerian PAN dan RB


Menteri wajib menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai
perkembangan pelaksanaan kebijakan/program pembangunan ZI menuju
terwujudnya WBK/WBBM secara berkala pada setiap akhir tahun dan
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
BAB V
LEMBAR KERJA EVALUASI (LKE)

LEMBAR KERJA EVALUASI ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WBK/WBBM


SATKER : BPS Kabupaten Luwu Timur

TAHUN :

Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
A PROSES (60)
I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5,0
1 Tim Kerja (1) 1,0
a Apakah unit kerja telah
. membentuk tim untuk Ya, apabila Tim telah
Y/T
melakukan pembangunan dibentuk di dalam unit kerja
Zona Integritas ?
b Apakah penentuan A. Dengan
. anggota Tim selain prosedur/mekanisme yang
pimpinan dipilih melalui jelas;
prosedur/mekanisme A/B/C
B. Sebagian menggunakan
yang jelas ? prosedur;
C. Tidak di seleksi
2 Dokumen Rencana 1,0
Pembangunan Zona Integritas
(1)
a Apakah ada dokumen Ya, apabila memiliki
. rencana kerja dokumen rencana kerja
pembangunan Zona Y/T pembangunan Zona
Integritas menuju Integritas
WBK/WBBM ?
b Apakah dalam dokumen A. Semua target-target
. pembangunan terdapat prioritas relevan dengan
target-target prioritas tujuan pembangunan
yang relevan dengan WBK/WBBM;
tujuan pembangunan B. Sebagian target-target
WBK/WBBM? prioritas relevan dengan
A/B/C
tujuan pembangunan
WBK/WBBM;
C. Tidak ada target-target
prioritas yang relevan
dengan tujuan
pembangunan WBK/WBBM
c Apakah terdapat
. mekanisme atau media Ya, apabila ada media
untuk mensosialisasikan Y/T sosialisasi pembangunan
pembangunan WBK/WBBM
WBK/WBBM ?
3 Pemantauan dan Evaluasi 2,0
Pembangunan WBK/WBBM (2)
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
a Apakah seluruh kegiatan A. Semua kegiatan
. pembangunan sudah pembangunan telah
dilaksanakan sesuai dilaksanakan sesuai dengan
dengan rencana ? rencana; B. Sebagian besar
kegiatan pembangunan
telah dilaksanakan sesuai
A/B/C dengan rencana; C.
/D Sebagian kecil kegiatan
pembangunan telah
dilaksanakan sesuai dengan
rencana; D. Belum ada
kegiatan pembangunan
yang dilakukan sesuai
dengan rencana
b Terdapat monitoring dan A. Jika laporan monitoring
. evaluasi terhadap dan evaluasi tim internal
pembangunan Zona atas persiapan dan
Integritas pelaksanaan kegiatan Unit
WBK/WBBM dilakukan
bulanan;
B. Jika laporan monitoring
dan evaluasi tim internal
atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Unit
WBK/WBBM dilakukan
A/B/C triwulan;
/D C. Jika laporan monitoring
dan evaluasi tim internal
atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Unit
WBK/WBBM dilakukan
semesteran;
D. Jika laporan monitoring
dan evaluasi tim internal
atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Unit
WBK/WBBM dilakukan
tahunan
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
c Apakah hasil Monitoring A. Jika semua laporan
. dan Evaluasi telah monitoring dan evaluasi tim
ditindaklanjuti ? internal atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Unit
WBK/WBBM telah
ditindaklanjuti; B. Jika
sebagian besar laporan
monitoring dan evaluasi tim
internal atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Unit
WBK/WBBM telah
A/B/C
ditindaklanjuti; C. Jika
/D
sebagian kecil laporan
monitoring dan evaluasi tim
internal atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Unit
WBK/WBBM telah
ditindaklanjuti; D. Jika
laporan monitoring dan
evaluasi tim internal atas
persiapan dan pelaksanaan
kegiatan Unit WBK/WBBM
belum ditindaklanjuti
4 Perubahan pola pikir dan 1,0
budaya kerja (1)
a Apakah pimpinan Ya, jika pimpinan memberi
. berperan sebagai role teladan nyata. misalnya
model dalam pelaksanaan Y/T mengisi/mencatat
Pembangunan kehadiran setiap hari seperti
WBK/WBBM ? pegawai lain.
b Apakah sudah ditetapkan Ya, jika agen perubahan
Y/T
. agen perubahan ? sudah ditetapkan
c Apakah telah dibangun Ya, jika dilakukan pelatihan
. budaya kerja dan pola budaya kerja dan pola pikir
Y/T
pikir di lingkungan
organisasi?
d Apakah anggota A. Jika semua anggota
. organisasi terlibat dalam terlibat dalam
pembangunan Zona pembangunan Zona
Integritas menuju Integritas menuju
WBK/WBBM? WBK/WBBM dan usulan-
usulan dari anggota
diakomodasikan dalam
keputusan; B. Jika sebagian
besar anggota terlibat
dalam pembangunan Zona
A/B/C
Integritas menuju
/D
WBK/WBBM; C. Jika
sebagian kecil anggota
terlibat dalam
pembangunan Zona
Integritas menuju
WBK/WBBM; D. Jika belum
ada anggota terlibat dalam
pembangunan Zona
Integritas menuju
WBK/WBBM
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
II PENATAAN TATALAKSANA (5) 5,0
1 Prosedur operasional tetap 1,5
(SOP) kegiatan utama (1,5)
a Apakah SOP mengacu A. Jika semua SOP unit telah
. pada peta proses bisnis mengacu peta proses bisnis
instansi dan juga melakukan inovasi
yang selaras;
B. Jika semua SOP unit telah
A/B/C mengacu peta proses bisnis;
/D C. Jika sebagian besar SOP
unit telah mengacu peta
proses bisnis;
D. Jika sebagian kecil SOP
unit telah mengacu peta
proses bisnis
b Prosedur operasional A. Jika unit telah
. tetap (SOP) telah menerapkan seluruh SOP
diterapkan yang ditetapkan dan juga
melakukan inovasi pada SOP
yang diterapkan; B. Jika unit
A/B/C telah menerapkan seluruh
/D SOP yang ditetapkan ; C.
Jika unit telah menerapkan
sebagian besar SOP yang
ditetapkan ; D. Jika unit
telah menerapkan sebagian
kecil SOP yang ditetapkan
c Prosedur operasional a. Jika seluruh SOP utama
. tetap (SOP) telah telah dievaluasi dan telah
dievaluasi ditindaklanjuti berupa
perbaikan SOP atau usulan
perbaikan SOP
b. Jika sebagian besar SOP
utama telah dievaluasi dan
A/B/C
telah ditindaklanjuti berupa
/D
perbaikan SOP atau usulan
perbaikan SOP
c. Jika sebagian besar SOP
utama telah dievaluasi
tetapi belum ditindaklanjuti;
d. Jika sebagian kecil SOP
utama telah dievaluasi
2 E-Office (2) 2,0
a Apakah sistem A. Jika unit memiliki sistem
. pengukuran kinerja unit pengukuran kinerja yang
sudah menggunakan menggunakan teknologi
teknologi informasi? informasi dan juga
melakukan inovasi;
B. Jika unit memiliki sistem
A/B/C pengukuran kinerja terpusat
yang menggunakan
teknologi informasi;
C.Belum memiliki sistem
pengukuran kinerja yang
menggunakan teknologi
informasi
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Apakah operasionalisasi A. Jika unit memiliki
. manajemen SDM sudah operasionalisasi manajemen
menggunakan teknologi SDM yang menggunakan
informasi? teknologi informasi dan juga
melakukan inovasi; B. Jika
unit memiliki
operasionalisasi manajemen
A/B/C
SDM yang menggunakan
teknologi informasi secara
terpusat; C. Belum memiliki
operasionalisasi manajemen
SDM yang sudah
menggunakan teknologi
informasi
c Apakah pemberian A. Jika unit memberikan
. pelayanan kepada publik pelayanan kepada publik
sudah menggunakan dengan menggunakan
teknologi informasi? teknologi informasi dan juga
melakukan inovasi;
B. Jika unit memberikan
pelayanan kepada publik
A/B/C
dengan menggunakan
teknologi informasi secara
terpusat;
C. Belum memberikan
pelayanan kepada publik
dengan menggunakan
teknologi informasi
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
d Apakah telah dilakukan A. Jika laporan monitoring
monitoring dan dan dan evaluasiterhadap
evaluasi terhadap pemanfaatan teknologi
pemanfaatan teknologi informasi dalam
informasi dalam pengukuran kinerja unit,
pengukuran kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan
operasionalisasi SDM, pemberian layanan kepada
dan pemberian layanan publik dilakukan bulanan; B.
kepada publik? Jika laporan monitoring dan
evaluasi terhadap
pemanfaatan teknologi
informasi dalam
pengukuran kinerja unit,
operasionalisasi SDM, dan
pemberian layanan kepada
A/B/C publik dilakukan triwulan; C.
/D Jika laporan monitoring dan
evaluasi terhadap
pemanfaatan teknologi
informasi dalam
pengukuran kinerja unit,
operasionalisasi SDM, dan
pemberian layanan kepada
publik dilakukan
semesteran; D. Jika laporan
monitoring dan evaluasi
terhadap pemanfaatan
teknologi informasi dalam
pengukuran kinerja unit,
operasionalisasi SDM, dan
pemberian layanan kepada
publik dilakukan tahunan
3 Keterbukaan Informasi Publik 1,5
(1,5)
a Kebijakan tentang Ya, jika kebijakan tentang
. keterbukaan informasi Y/T keterbukaan informasi
publik telah diterapkan publik sudah diterapkan
b Melakukan monitoring Ya, jika sudah dilakukan
. dan evaluasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kebijakan keterbukaan Y/T pelaksanaan kebijakan
informasi publik keterbukaan informasi
publik
II PENATAAN SISTEM MANAJEMEN 15,0
I. SDM (15)
1 Perencanaan kebutuhan 2,0
pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi (2)
a Apakah kebutuhan Ya, jika kebutuhan pegawai
. pegawai yang disusun yang disusun oleh unit kerja
oleh unit kerja mengacu mengacu kepada peta
kepada peta jabatan dan Y/T jabatan dan hasil analisis
hasil analisis beban kerja beban kerja untuk masing-
untuk masing-masing masing jabatan
jabatan?
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Apakah penempatan A. Jika semua penempatan
. pegawai hasil rekrutmen pegawai hasil rekrutmen
murni mengacu kepada murni mengacu kepada
kebutuhan pegawai yang kebutuhan pegawai yang
telah disusun per telah disusun per jabatan; B.
jabatan? Jika sebagian besar
penempatan pegawai hasil
rekrutmen murni mengacu
kepada kebutuhan pegawai
yang telah disusun per
A/B/C
jabatan; C. Jika sebagian
/D
kecil penempatan pegawai
hasil rekrutmen murni
mengacu kepada kebutuhan
pegawai yang telah disusun
per jabatan; D. Tidak ada
penempatan pegawai hasil
rekrutmen murni yang
mengacu kepada kebutuhan
pegawai yang telah disusun
per jabatan.
c Apakah telah dilakukan Ya, jika sudah dilakukan
. monitoring dan dan monitoring dan dan evaluasi
evaluasi terhadap terhadap penempatan
penempatan pegawai pegawai rekrutmen untuk
rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan
Y/T
memenuhi kebutuhan jabatan dalam organisasi
jabatan dalam organisasi telah memberikan
telah memberikan perbaikan terhadap kinerja
perbaikan terhadap unit kerja
kinerja unit kerja?
2 Pola Mutasi Internal (2) 2,0
a Dalam melakukan Ya, jika ada dilakukan
. pengembangan karier mutasi pegawai antar
pegawai, apakah telah Y/T jabatan sebagai wujud dari
dilakukan mutasi pegawai pengembangan karier
antar jabatan? pegawai
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Apakah dalam melakukan A. Jika semua mutasi
. mutasi pegawai antar pegawai antar jabatan telah
jabatan telah memperhatikan kompetensi
memperhatikan jabatan dan mengikuti pola
kompetensi jabatan dan mutasi yang telah
mengikuti pola mutasi ditetapkan pusat dan juga
yang telah ditetapkan? unit kerja memberikan
pertimbangan terkait hal ini;
B. Jika semua mutasi
pegawai antar jabatan telah
memperhatikan kompetensi
jabatan dan mengikuti pola
A/B/C mutasi yang telah
/D ditetapkan pusat; C. Jika
sebagian besar mutasi
pegawai antar jabatan telah
memperhatikan kompetensi
jabatan dan mengikuti pola
mutasi yang telah
ditetapkan pusat;D. Jika
sebagian kecil semua mutasi
pegawai antar jabatan telah
memperhatikan kompetensi
jabatan dan mengikuti pola
mutasi yang telah
ditetapkan pusat.
c Apakah telah dilakukan Ya, jika sudah dilakukan
. monitoring dan evaluasi monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan mutasi terhadap kegiatan mutasi
Y/T
yang telah dilakukan yang telah dilakukan dalam
dalam kaitannya dengan kaitannya dengan perbaikan
perbaikan kinerja? kinerja
3 Pengembangan pegawai 3,0
berbasis kompetensi (3)
a Apakah Unit Kerja Ya, jika sudah dilakukan
. melakukan Training Need Training Need Analysis
Analysis Untuk Y/T Untuk pengembangan
pengembangan kompetensi
kompetensi ?
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Dalam menyusun rencana A. Jika semua rencana
. pengembangan pengembangan kompetensi
kompetensi pegawai, pegawai
apakah mempertimbangkan hasil
mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja
pengelolaan kinerja pegawai;
pegawai? B. Jika sebagian besar
rencana pengembangan
kompetensi pegawai
mempertimbangkan hasil
pengelolaan kinerja
A/B/C
pegawai;
/D
C. Jika sebagian kecil
rencana pengembangan
kompetensi pegawai
mempertimbangkan hasil
pengelolaan kinerja
pegawai;
D. Belum ada rencana
pengembangan kompetensi
pegawai yang
mempertimbangkan hasil
pengelolaan kinerja pegawai
c Persentase kesenjangan A. Jika persentase
. kompetensi pegawai yang kesenjangan kompetensi
ada dengan standar pegawai dengan standar
kompetensi yang kompetensi yang ditetapkan
ditetapkan untuk masing- sebesar <25% ; B. Jika
masing jabatan persentase kesenjangan
kompetensi pegawai
dengan standar kompetensi
yang ditetapkan sebesar
A/B/C >25%-50% ; C. Jika sebagian
/D besar kompetensi pegawai
dengan standar kompetensi
yang ditetapkan untuk
masing-masing jabatan
>50%-75%; D. Jika
persentase kesenjangan
kompetensi pegawai
dengan standar kompetensi
yang ditetapkan sebesar
>75%-100%
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
d Pegawai di Unit Kerja A. Jika seluruh pegawai di
. telah memperoleh Unit Kerja telah
kesempatan/hak untuk memperoleh
mengikuti diklat maupun kesempatan/hak untuk
pengembangan mengikuti diklat maupun
kompetensi lainnya. pengembangan kompetensi
lainnya;
B. Jika sebagian besar
pegawai di Unit Kerja telah
memperoleh
kesempatan/hak untuk
mengikuti diklat maupun
pengembangan kompetensi
A/B/C lainnya;
/D C. Jika sebagian kecil
pegawai di Unit Kerja telah
memperoleh
kesempatan/hak untuk
mengikuti diklat maupun
pengembangan kompetensi
lainnya;
D. Belum ada pegawai di
Unit Kerja telah
memperoleh
kesempatan/hak untuk
mengikuti diklat maupun
pengembangan kompetensi
lainnya
e Dalam pelaksanaan A. Jika unit kerja melakukan
. pengembangan upaya pengembangan
kompetensi, apakah unit kompetensi kepada seluruh
kerja melakukan upaya pegawai; B. Jika unit kerja
pengembangan melakukan upaya
kompetensi kepada pengembangan kompetensi
pegawai (dapat melalui kepada sebagian besar
A/B/C
pengikutsertaan pada pegawai; C. Jika unit kerja
/D
lembaga pelatihan, in- melakukan upaya
house training, atau pengembangan kompetensi
melalui coaching, atau kepada sebagian kecil
mentoring, dll) ? pegawai; D. Jika unit kerja
belum melakukan upaya
pengembangan kompetensi
kepada pegawai
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
f Apakah telah dilakukan A. Jika laporan monitoring
. monitoring dan evaluasi dan evaluasi terhadap hasil
terhadap hasil pengembangan kompetensi
pengembangan dalam kaitannya dengan
kompetensi dalam perbaikan kinerja dilakukan
kaitannya dengan bulanan;
perbaikan kinerja? B. Jika laporan monitoring
dan evaluasi terhadap hasil
pengembangan kompetensi
dalam kaitannya dengan
perbaikan kinerja dilakukan
triwulan;
A/B/C C. Jika laporan monitoring
/D dan evaluasi terhadap hasil
pengembangan kompetensi
dalam kaitannya dengan
perbaikan kinerja dilakukan
semesteran;
D. Jika laporan monitoring
dan evaluasi laporan
monitoring dan evaluasi
terhadap hasil
pengembangan kompetensi
dalam kaitannya dengan
perbaikan kinerja dilakukan
tahunan
4 Penetapan kinerja individu (4) 4,0
a Terdapat penetapan A. Jika seluruh penetapan
. kinerja individu yang kinerja individu yang terkait
terkait dengan kinerja dengan kinerja organisasi ;
organisasi B. Jika sebagian besar
penetapan kinerja individu
yang terkait dengan kinerja
A/B/C
organisasi ; C. Jika sebagian
/D
kecil penetapan kinerja
individu yang terkait dengan
kinerja organisasi ; D. Belum
ada penetapan kinerja
individu yang terkait dengan
kinerja organisasi
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Ukuran kinerja individu A. Jika seluruh ukuran
. telah memiliki kesesuaian kinerja individu telah
dengan indikator kinerja memiliki kesesuaian dengan
individu level diatasnya indikator kinerja individu
level diatasnya ;
B. Jika sebagian besar
ukuran kinerja individu telah
memiliki kesesuaian dengan
indikator kinerja individu
A/B/C level diatasnya ;
/D C. Jika sebagian kecil ukuran
kinerja individu telah
memiliki kesesuaian dengan
indikator kinerja individu
level diatasnya ;
D. Belum ada ukuran kinerja
individu telah memiliki
kesesuaian dengan indikator
kinerja individu level
diatasnya
c Pengukuran kinerja a. Pengukuran kinerja
. individu dilakukan secara individu dilakukan secara
periodik bulananb. Pengukuran
kinerja individu dilakukan
secara triwulananc.
A/B/C Pengukuran kinerja individu
/D/E dilakukan secara
semesterand. Pengukuran
kinerja individu dilakukan
secara tahunane.
Pengukuran kinerja individu
belum dilakukan
d Hasil penilaian kinerja a. Hasil penilaian kinerja
. individu telah dijadikan individu seluruhnya telah
dasar untuk pemberian dijadikan dasar pemberian
reward (pengembangan reward
karir individu, b. Hasil penilaian kinerja
penghargaan dll). individu sebagian besar
telah dijadikan dasar
A/B/C
pemberian reward
/D
c. Hasil penilaian kinerja
individu sebagian kecil telah
dijadikan dasar pemberian
reward
d. Hasil penilaian kinerja
individu belum dijadikan
dasar pemberian reward
5 Penegakan aturan 3,0
. disiplin/kode etik/kode
perilaku pegawai (3)
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
a Aturan disiplin/kode a. Jika unit kerja telah
. etik/kode perilaku telah mengimplementasikan
dilaksanakan/diimplemen seluruh aturan disiplin/kode
tasikan etik/kode perilaku yang
ditetapkan organisasi dan
juga membuat inovasi
terkait aturan disiplin/kode
etik/kode perilaku yang
sesuai dengan karakteristik
unit kerja.b. Jika unit kerja
telah mengimplementasikan
seluruh aturan disiplin/kode
A/B/C etik/kode perilaku yang
/D ditetapkan organisasic. Jika
unit kerja telah
mengimplementasikan
sebagian besar aturan
disiplin/kode etik/kode
perilaku yang ditetapkan
organisasid. Jika unit kerja
telah mengimplementasikan
sebagian kecil aturan
disiplin/kode etik/kode
perilaku yang ditetapkan
organisasi
6 Sistem Informasi 1,0
. Kepegawaian (1)
a Data informasi A. Jika data informasi
. kepegawaian unit kerja kepegawaian unit kerja
telah dimutakhirkan telah dimutakhirkan secara
secara berkala. bulanan;
B. Jika data informasi
kepegawaian unit kerja
telah dimutakhirkan secara
A/B/C triwulan;
/D C. Jika data informasi
kepegawaian unit kerja
telah dimutakhirkan secara
semesteran;
D. Jika data informasi
kepegawaian unit kerja
telah dimutakhirkan secara
tahunan
IV. PENGUATAN AKUNTABILITAS (10) 10,0
1 Keterlibatan pimpinan (5) 5,0
a Apakah pimpinan terlibat Ya, jika pimpinan terlibat
. secara langsung pada saat Y/T secara langsung pada saat
penyusunan Perencanaan penyusunan Perencanaan
b Apakah pimpinan terlibat Ya, jika pimpinan terlibat
. secara langsung pada saat secara langsung pada saat
Y/T
penyusunan Penetapan penyusunan Penetapan
Kinerja Kinerja
c Apakah pimpinan Ya, jika pimpinan memantau
. memantau pencapaian Y/T pencapaian kinerja secara
kinerja secara berkala berkala
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
2 Pengelolaan Akuntabilitas 5,0
Kinerja (5)
a Apakah dokumen A. Jika unit kerja telah
. perencanaan sudah ada memiliki seluruh dokumen
perencanaan (Rencana
Strategis, Rencana Kerja
Tahunan dan Penetapan
Kinerja) ;
A/B/C
B. Jika unit kerja hanya
memiliki Rencana Strategis
dan Penetapan Kinerja ;
C. Jika unit kerja belum
memiliki dokumen
perencanaan
b Apakah dokumen A. Jika seluruh dokumen
. perencanaan telah perencanaan telah
berorientasi hasil berorientasi hasil ;
B. Jika sebagian besar
dokumen perencanaan
A/B/C telah berorientasi hasil ;
/D C. Jika sebagian kecil
dokumen perencanaan
telah berorientasi hasil ;
D. Belum ada dokumen
perencanaan yang
berorientasi hasil
c Apakah terdapat A. Jika unit kerja memiliki
. Indikator Kinerja Utama IKU yang ditetapkan
(IKU) organisasi dan juga
membuat IKU tambahan
yang sesuai dengan
A/B/C
karakteristik unit kerja ;B.
Jika unit kerja memiliki IKU
yang ditetapkan organisasi
;C Jika unit kerja belum
memiliki IKU
d Apakah indikator kinerja A. Jika seluruh indikator
. telah SMART kinerja unit kerja telah
SMART;
B. Jika sebagian besar
indikator kinerja unit kerja
A/B/C telah SMART ;
/D C. Jika sebagian kecil
indikator kinerja unit kerja
telah SMART ;
D. Belum ada indikator
kinerja unit kerja yang
SMART
e Apakah laporan kinerja Ya, jika unit kerja telah
. telah disusun tepat waktu Y/T menyusun laporan kinerja
tepat waktu
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
f Apakah pelaporan kinerja A. Jika seluruh pelaporan
. telah memberikan kinerja telah memberikan
informasi tentang kinerja informasi tentang kinerja ;
B. Jika sebagian besar
pelaporan kinerja telah
memberikan informasi
A/B/C tentang kinerja ;
/D C. Jika sebagian kecil
pelaporan kinerja telah
memberikan informasi
tentang kinerja ;
D. Belum ada pelaporan
kinerja yang memberikan
informasi tentang kinerja
g Apakah terdapat upaya A. Jika unit kerja berupaya
. peningkatan kapasitas meningkatkan seluruh
SDM yang menangani kapasitas SDM yang
akuntabilitas kinerja menangani akuntabilitas
kinerja ; B. Jika unit kerja
berupaya meningkatkan
sebagian besar kapasitas
SDM yang menangani
A/B/C akuntabilitas kinerja ; C. Jika
/D unit kerja berupaya
meningkatkan sebagian
kecil kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas
kinerja ; D. Unit kerja belum
berupaya meningkatkan
kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas
kinerja
h Pengelolaan akuntabilitas A. Jika pengelolaan
kinerja dilaksanakan oleh akuntabilitas kinerja
SDM yang kompeten dilaksanakan oleh seluruh
SDM yang kompeten ;
B. Jika pengelolaan
akuntabilitas kinerja
A/B/C dilaksanakan oleh sebagian
SDM yang kompeten ;
C. Pengelolaan akuntabilitas
kinerja belum dilaksanakan
oleh seluruh SDM yang
kompeten
V. PENGUATAN PENGAWASAN (15) 15,0
1 Pengendalian Gratifikasi (3) 3,0
a Telah dilakukan public a. Public campaign telah
. campaign tentang dilakukan secara berkala
pengendalian gratifikasi b. Public campaign
A/B/C dilakukan tidak secara
berkala
c. Belum dilakukan public
campaign
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Pengendalian gratifikasi a. Jika unit kerja telah
. telah diimplementasikan mengimplementasikan
pengendalian gratifikasi
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi dan
juga membuat inovasi
terkait pengendalian
gratifikasi yang sesuai
A/B/C dengan karakteristik unit
kerja ;b. Jika unit kerja telah
mengimplementasikan
pengendalian gratifikasi
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi ;c. Jika
unit kerja belum
mengimplementasikan
pengendalian gratifikasi
2 Penerapan SPIP (3) 3,0
a Telah dibangun A. Jika unit kerja telah
. lingkungan pengendalian membangun lingkungan
pengendalian sesuai dengan
yang ditetapkan organisasi
dan juga membuat inovasi
terkait lingkungan
pengendalian yang sesuai
dengan karakteristik unit
kerja;
B. Jika unit kerja telah
membangun lingkungan
A/B/C
pengendalian sesuai dengan
/D
yang ditetapkan organisasi ;
C. Jika unit kerja telah
membangun sebagian besar
lingkungan pengendalian
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi;
D. Jika unit kerja telah
membangun sebagian kecil
lingkungan pengendalian
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Telah dilakukan penilaian A. Jika telah melakukan
. risiko atas pelaksanaan penilaian risiko atas seluruh
kebijakan pelaksanaan kebijakan
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi dan
juga membuat inovasi
terkait lingkungan
pengendalian yang sesuai
dengan karakteristik unit
kerja; B. Jika telah
melakukan penilaian risiko
A/B/C atas seluruh pelaksanaan
/D kebijakan sesuai dengan
yang ditetapkan organisasi;
C. Jika telah melakukan
penilaian risiko atas
sebagian besar pelaksanaan
kebijakan sesuai dengan
yang ditetapkan organisasi;
D. Jika melakukan penilaian
risiko atas sebagian kecil
pelaksanaan kebijakan
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi
c Telah dilakukan kegiatan a. Jika unit kerja melakukan
. pengendalian untuk kegiatan pengendalian
meminimalisir risiko yang untuk meminimalisir resiko
telah diidentifikasi sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi dan
juga membuat inovasi
terkait kegiatan
pengendalian untuk
meminimalisir resiko yang
A/B/C sesuai dengan karakteristik
unit kerja;b. Jika unit kerja
melakukan kegiatan
pengendalian untuk
meminimalisir resiko sesuai
dengan yang ditetapkan
organisasi;c. Jika unit kerja
belum melakukan kegiatan
pengendalian untuk
meminimalisir resiko
d SPI telah diinformasikan a. SPI telah diinformasikan
. dan dikomunikasikan dan dikomunikasikan
kepada seluruh pihak kepada seluruh pihak terkait
terkait b. SPI telah diinformasikan
dan dikomunikasikan
A/B/C kepada sebagian pihak
terkait
c. Belum ada pihak terkait
yang mendapatkan
informasi dan komunikasi
mengenai SPI
3 Pengaduan Masyarakat (3) 3,0
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
a Kebijakan Pengaduan A. Jika unit kerja telah
. masyarakat telah mengimplementasikan
diimplementasikan seluruh kebijakan
pengaduan masyarakat
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi dan
juga membuat inovasi
terkait pengaduan
masyarakat yang sesuai
dengan karakteristik unit
kerja; B. Jika unit kerja telah
mengimplementasikan
seluruh kebijakan
A/B/C pengaduan masyarakat
/D sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi; C.
Jika unit kerja telah
mengimplementasikan
sebagian besar kebijakan
pengaduan masyarakat
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi; D.
Jika unit kerja telah
mengimplementasikan
sebagian kecil kebijakan
pengaduan masyarakat
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi
b Hasil penanganan a. Jika seluruh hasil
. pengaduan masyarakat penanganan pengaduan
telah ditindaklanjuti masyarakat ditindaklanjuti
oleh unit kerja;b. Jika
sebagian besar Hasil
penanganan pengaduan
masyarakat ditindaklanjuti
A/B/C oleh unit kerja;c. Jika
/D sebagian kecil Hasil
penanganan pengaduan
masyarakat ditindaklanjuti
oleh unit kerja;d. Jika
seluruh hasil penanganan
pengaduan masyarakat
belum ditindaklanjuti oleh
unit kerja
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
c Telah dilakukan A. Jika monitoring dan
. monitoring dan evaluasi evaluasi atas penanganan
atas penanganan pengaduan masyarakat
pengaduan masyarakat dilakukan bulanan;
B. Jika monitoring dan
evaluasi atas penanganan
pengaduan masyarakat
A/B/C dilakukan triwulan;
/D C. Jika monitoring dan
evaluasi atas penanganan
pengaduan masyarakat
dilakukan semesteran;
D. Jika monitoring dan
evaluasi atas penanganan
pengaduan masyarakat
dilakukan tahunan
d Hasil evaluasi atas a. Jika seluruh hasil evaluasi
. penanganan pengaduan atas penanganan
masyarakat telah pengaduan masyarakat
ditindaklanjuti telah ditindaklanjuti oleh
unit kerja;b. Jika sebagian
hasil evaluasi atas
penanganan pengaduan
A/B/C
masyarakat telah
ditindaklanjuti oleh unit
kerja;c. Jika belum ada hasil
evaluasi atas penanganan
pengaduan masyarakat
yang ditindaklanjuti unit
kerja
4 Whistle-Blowing System (3) 3,0
a Apakah Whistle Blowing Ya, jika Whistle Blowing
. System sudah di Y/T System telah di internalisasi
internalisasi ? di unit kerja
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Whistle Blowing A. Jika unit kerja telah
. Systemtelah diterapkan menerapkan seluruh
kebijakan Whistle Blowing
System sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi dan
juga membuat inovasi
terkait pelaksanaan Whistle
Blowing System yang sesuai
dengan karakteristik unit
kerja;
B. Jika unit kerja telah
menerapkan seluruh
A/B/C
kebijakan Whistle Blowing
/D
System sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi;
C. Jika unit kerja telah
menerapkan sebagian besar
kebijakan Whistle Blowing
System sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi;
D. Jika unit kerja telah
menerapkan sebagian kecil
kebijakan Whistle Blowing
System sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi
c Telah dilakukan evaluasi A. Jika evaluasi atas
. atas penerapan Whistle penerapan Whistle Blowing
Blowing System System dilakukan bulanan;
B. Jika evaluasi atas
penerapan Whistle Blowing
System dilakukan triwulan;
A/B/C
C. Jika evaluasi atas
/D
penerapan Whistle Blowing
System dilakukan
semesteran; D. Jika evaluasi
atas penerapan Whistle
Blowing System dilakukan
tahunan
d Hasil evaluasi atas a. Jika seluruh hasil evaluasi
. penerapan Whistle atas penerapan Whistle
Blowing System telah Blowing System telah
ditindaklanjuti ditindaklanjuti oleh unit
kerja;
b. Jika sebagian besar hasil
evaluasi atas penerapan
Whistle Blowing System
telah ditindaklanjuti oleh
A/B/C unit kerja;
/D c. Jika sebagian kecil hasil
evaluasi atas penerapan
Whistle Blowing System
telah ditindaklanjuti oleh
unit kerja;
d. Jika belum ada hasil
evaluasi atas penerapan
Whistle Blowing System
yang ditindaklanjuti unit
kerja
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
5 Penanganan Benturan 3,0
Kepentingan (3)
a Telah terdapat Ya, Jika unit kerja telah
. identifikasi/pemetaan mengidentifikasi/memetaka
Y/T
benturan kepentingan n benturan kepentingan
dalam tugas fungsi utama dalam tugas fungsi utama
b Penanganan Benturan a. Jika penanganan
. Kepentingan telah Benturan Kepentingan
disosialisasikan/internalis disosialiasikan/diinternalisas
asi ikan ke seluruh unit kerja b.
Jika penanganan Benturan
Kepentingan
disosialiasikan/diinternalisas
ikan ke sebagian besar unit
A/B/C
kerja;c. Jika penanganan
/D
Benturan Kepentingan
disosialiasikan/diinternalisas
ikan ke sebagian kecil unit
kerjad. Jika penanganan
Benturan Kepentingan
belum
disosialiasikan/diinternalisas
ikan ke seluruh unit kerja
c Penanganan Benturan a. Jika penanganan
. Kepentingan telah Benturan Kepentingan
diimplementasikan diimplementasikan ke
seluruh unit kerja
b. Jika penanganan
Benturan Kepentingan
diimplementasikan ke
A/B/C sebagian besar unit kerja;
/D c. Jika penanganan
Benturan Kepentingan
diimplementasikan ke
sebagian kecil unit kerja
d. Jika penanganan
Benturan Kepentingan
belum diimplementasikan
ke seluruh unit kerja
d Telah dilakukan evaluasi a. Jika penanganan
. atas Penanganan Benturan Kepentingan
Benturan Kepentingan dievaluasi secara berkala
oleh unit kerja;b. Jika
penanganan Benturan
A/B/C Kepentingan dievaluasi
tidak secara berkala oleh
unit kerja;c. Jika
penanganan Benturan
Kepentingan belum
dievaluasi oleh unit kerja
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
e Hasil evaluasi atas a. Jika seluruh hasil evaluasi
. Penanganan Benturan atas Penanganan Benturan
Kepentingan telah Kepentingan telah
ditindaklanjuti ditindaklanjuti oleh unit
kerja;
b. Jika sebagian besar hasil
evaluasi atas Penanganan
Benturan Kepentingan telah
ditindaklanjuti oleh unit
A/B/C
kerja;
/D
c. Jika sebagian kecil hasil
evaluasi atas Penanganan
Benturan Kepentingan telah
ditindaklanjuti oleh unit
kerja;
d. Jika belum ada hasil
evaluasi atas Penanganan
Benturan Kepentingan yang
ditindaklanjuti unit kerja
V PENINGKATAN KUALITAS 10,
I. PELAYANAN PUBLIK (10) 0
1 Standar Pelayanan (3) 3,0
a Terdapat kebijakan a. Jika unit kerja memiliki
. standar pelayanan kebijakan standar pelayanan
yang ditetapkan organisasi
dan juga membuat inovasi
terkait standar pelayanan
yang sesuai dengan
A/B/C karakteristik unit kerja ;
b. Jika unit kerja memiliki
kebijakan standar pelayanan
yang ditetapkan organisasi ;
c. Jika unit kerja belum
memiliki kebijakan standar
pelayanan
b Standar pelayanan telah A. Jika unit kerja telah
. dimaklumatkan memaklumatkan seluruh
standar pelayanan sesuai
dengan yang ditetapkan
organisasi dan juga
membuat inovasi terkait
maklumat standar
pelayanan yang sesuai
dengan karakteristik unit
kerja; B. Jika unit kerja telah
memaklumatkan seluruh
A/B/C
standar pelayanan sesuai
/D
dengan yang ditetapkan
organisasi; C. Jika unit kerja
telah memaklumatkan
sebagian besar standar
pelayanan sesuai dengan
yang ditetapkan organisasi;
D. Jika unit kerja telah
memaklumatkan sebagian
kecil standar pelayanan
sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
c Terdapat SOP bagi A. Jika unit kerja telah
. pelaksanaan standar menerapkan seluruh SOP
pelayanan sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi dan
juga membuat inovasi
terkait SOP yang sesuai
dengan karakteristik unit
kerja; B. Jika unit kerja telah
menerapkan seluruh SOP
A/B/C
sesuai dengan yang
/D
ditetapkan organisasi; C.
Jika unit kerja telah
menerapkan sebagian besar
SOP sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi; D.
Jika unit kerja telah
menerapkan sebagian kecil
SOP sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi
d Dilakukan reviu dan a. Jika unit kerja melakukan
. perbaikan atas standar reviu dan perbaikan atas
pelayanan dan SOP standar pelayanan dan SOP
sesuai yang ditetapkan
organisasi dan juga unit
kerja berinisiatif melakukan
reviu dan perbaikan atas
standar pelayanan dan SOP ;
A/B/C b. Jika unit kerja melakukan
reviu dan perbaikan atas
standar pelayanan dan SOP
yang dilakukan organisasi ;
c. Jika unit kerja belum
melakukan reviu dan
perbaikan atas standar
pelayanan dan SOP yang
dilakukan organisasi
2 Budaya Pelayanan Prima (3) 3,0
a Telah dilakukan a. Seluruh
. sosialisasi/pelatihan sosialisasi/pelatihan telah
dalam upaya penerapan dilakukan dalam upaya
Budaya Pelayanan Prima penerapan budaya
pelayanan primab. Sebagian
besar sosialisasi/pelatihan
telah dilakukan dalam upaya
penerapan budaya
A/B/C
pelayanan primac. Sebagian
/D
kecil sosialisasi/pelatihan
telah dilakukan dalam upaya
penerapan budaya
pelayanan primad. Seluruh
sosilisasi/pelatihan belum
dilakukan dalam upaya
penerapan budaya
pelayanan prima
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
b Informasi tentang a. Informasi pelayanan
. pelayanan mudah diakses dapat diakses melalui
melalui berbagai media berbagai media (misal:
papan pengumuman,
website, media sosial,
media cetak, media televisi,
radio dsb)
A/B/C b. Informasi pelayanan
dapat diakses melalui
beberapa media (misal:
papan pengumuman,
selebaran, dsb)
c. Informasi pelayanan sulit
diakses melalui berbagai
media
c Telah terdapat sistem a. Telah terdapat sistem
. punishment(sanksi)/rewa sanksi/reward bagi
rd bagi pelaksana layanan pelaksana layanan serta
serta pemberian pemberian kompensasi
kompensasi kepada kepada penerima layanan
penerima layanan bila bila layanan tidak sesuai
layanan tidak sesuai standar dan sudah
standar diimplementasikan b. Telah
terdapat sistem
sanksi/reward bagi
pelaksana layanan serta
A/B/C pemberian kompensasi
kepada penerima layanan
bila layanan tidak sesuai
standar ada namun belum
diimplementasikan c. Belum
terdapat sistem
sanksi/reward bagi
pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi
kepada penerima layanan
bila layanan tidak sesuai
standar
d Telah terdapat sarana a. Apabila seluruh
. layanan pelayanan sudah dilakukan
terpadu/terintegrasi secara terpadu
b. Apabila sebagian besar
pelayanan sudah dilakukan
A/B/C secara terpadu
/D c. Apabila sebagian kecil
pelayanan sudah dilakukan
secara terpadu
d. Apabila tidak ada
pelayanan yang dilakukan
secara terpadu
Pilihan Jawab
PENILAIAN Nilai % Keterangan
Jawaban an
e Terdapat inovasi A. Jika unit kerja telah
. pelayanan memiliki inovasi pelayanan
yang seluruhnya berbeda
dengan unit kerja lain; B.
Jika unit kerja telah memiliki
inovasi pelayanan yang
A/B/C
sebagian besar sama
/D
dengan unit kerja lain; C.
Jika unit kerja telah memiliki
inovasi pelayanan sama
dengan unit kerja lain ; D.
Jika unit kerja belum
memiliki inovasi pelayanan
3 Penilaian kepuasan terhadap 4,0
pelayanan (4)
a Dilakukan survey a. Survey kepuasan
. kepuasan masyarakat masyarakat terhadap
terhadap pelayanan pelayanan dilakukan secara
berkala
b. Survey kepuasan
A/B/C
masyarakat terhadap
pelayanan tidak berkala
c. Belum ada survey
kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan
b Hasil survey kepuasan a. Hasil survei kepuasan
. masyarakat dapat diakses masyarakat dapat diakses
secara terbuka melalui berbagai media
(misal: papan pengumuman,
website, media sosial,
media cetak, media televisi,
radio dsb)
A/B/C b. Hasil survei kepuasan
masyarakat dapat diakses
melalui beberapa media
(misal: papan pengumuman,
selebaran, dsb)
c. Hasil survei kepuasan
masyarakat sulit diakses
melalui berbagai media
c Dilakukan tindak lanjut a. Dilakukan tindak lanjut
. atas hasil survey atas seluruh hasil survey
kepuasan masyarakat kepuasan masyarakatb.
Dilakukan tindak lanjut atas
sebagian besar hasil survey
A/B/C kepuasan masyarakatc.
/D Dilakukan tindak lanjut atas
sebagian kecil hasil survey
kepuasan masyarakatd.
Belum dilakukan tindak
lanjut atas hasil survey
kepuasan masyarakat
TOTAL PENGUNGKIT 60,0
BAB VI
PENUTUP

Unit kerja berpredikat WBK/WBBM merupakan outcome dari upaya


pencegahan korupsi yang dilaksanakan secara konkrit di dalam lingkup Zona
Integritas. Pembangunan WBK/WBBM merupakan hasil dari "intervensi"
bersama Pemerintah (yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian PAN dan
RB), Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Ombudsman Republik Indonesia.

Pengembangan WBK/WBBM secara bertahap sejalan dengan konsep


Island of Integrity. Diharapkan, upaya ini akan menjadi bagian dari upaya yang
dapat meningkatkan nilai IPK Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya dan
pendekatan yang proaktif dalam rangka memperlihatkan kepada dunia
internasional/ global, bahwa upaya pencegahan korupsi di Indonesia dilakukan
secara kontinyu dan komprehensif.

Pedoman ini bersifat dinamis, dalam arti ketentuan-ketentuan di


dalamnya dapat diubah sesuai kebutuhan berdasarkan perkembangan lingkungan
strategis yang ada. Indikator dalam rangka penetapan predikat WBK/WBBM
diharapkan secara bertahap dapat diubah sehingga semakin mengarah kepada
zero tolerance approach dalam pemberantasan korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik RI. -. Roadmap Reformasi Birokrasi Badan Pusat Statistik
(Roadmap RB BPS) Tahun 2015–2019.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI. 2019.


Buku Saku Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas (ZI)
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani (WBBM) di Lingkungan Peradilan Agama.

MenPANRB RI. 2012. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Wilyaha Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

MenPANRB RI. 2019. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilyah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Format Pakta Integritas

Lampiran 2. Contoh Format Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas

Anda mungkin juga menyukai