OLEH:
al. 2015b; Wikandari dan Yuanita 2014). Lovastatin tergolong dalam senyawa statin yang
dikenal juga dengan nama monakolin K atau mevinolin. Rinto dan Thenawidjaja (2016)
menyebutkan bahwa senyawa lovastatin berperan sebagai inhibitor kompetitif bagi enzim
HMG-KoA (3-hidroksi-3 metilglutaril Koenzim A) reduktase, yaitu enzim penentu
biosintesis kolesterol sehingga dapat membantu menurunkan kadar kolestrol dalam darah.
Kasim et al. (2005), menyatakan bahwa lovastatin dapat menurunkan kadar kolesterol darah
sebesar 11%-32% dan kadar trigliserida sebesar 12%-19%.
Penambahan bakteri asam laktat sebagai starter dalam pembuatan bekasam bukan
hanya dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas gizi (daya cerna) bekasam namun
diharapkan juga dapat meningkatkan nilai fungsional bekasam, oleh karena itu dalam
penelitian ini dilakukan penambahan L. acidophilus sebagai starter dalam
pembuatan bekasam yang diharapkan berpengaruh positif terhadap karakteristik bekasam
dan sifat fungsional bekasam dalam memproduksi lovastatin yang dikenal sebagai
antikolestrol. (Lestari, dkk, 2018).
Selama ini produk bekasam yang diolah di beberapa tempat di Indonesia hanya
menggunakan ikan, garam dan sumber karbohidrat yang menghasilkan produk dengan rasa
asam dan agak asin sehingga produk ini tidak di minati oleh golongan muda akibatnya
produk tersebut kurang berkembang. Bekasam tidak selalu menjadi hidangan utama makan.
Karena ada sebagian orang yang tidak suka dengan bahan dasar fermentasi ikan yang
terkesan ekstrim. Sebenarnya, tidak banyak orang yang terlalu suka dengan Bekasam ketika
menyaksikan bekasam yang belum di masak. Karena di dalam toples hanya terlihat tekstur
daging ikan yang sudah terurai. Belum lagi ketika toples tersebut dibuka, maka bau busuk
akan tercium seketika. Tapi jangan salah sangka dulu,di balik proses pembuatannya yang
diluar ekspektasi, Bekasam merupakan kuliner yang sangat sedap dengan sensasi rasa yang
sangat berbeda dengan makanan lainnya. Jika sudah di masak dengan olahan rempah-
rempah, cabai pedas, dan bahan lainnya maka Bekasam akan menimbulkan bau wangi khas
semerbak hingga menimbulkan sensasi selera makan yang besar.
C. Modifikasi Produk
Fermentasi ikan air tawar dengan proses Bekasam akan dilanjutkan menjadi produk
Sambal Goreng Bekasam kemasan. Selain itu, untuk menarik minat pelanggan inovasi untuk
mengemas olahan sambal bekasam ini jadi lebih menarik didalam toples kecil. Sambal
bekasam dalam kemasan toples kecil ini jika di suhu ruangan akan tahan dua Minggu.
Namun jika di simpan dalam kulkas akan memiliki daya simpan yang lebih lama. Untuk
menikmati sambal dapat langsung disantap, dan jika disimpan dalam kulkas dapat
dipanaskan kembali atau dicampur dnegan olahan masakan lainnnya sesuai selera.
D. Metode
Bahan
Bahan yang digunakan adalah Ikan yang sudah difermentasi, Bawang merah,
Bawang putih, Cabai rawit/cabai burung, Serai, Garam, Gula, Minyak
Cara Kerja
1. Pembuatan Bekasam
Pemasukan ikan dalam toples dan tiap lapisan ditambah nasi 50%
Bekasam
Hidayati, L., Chisbiyah, L. A., dan Kiranawati, T.M. 2012. Evaluasi Mutu Organoleptik
Bekasam Ikan Wader. Jurnal Teknologi Industri Boga dan Busana 3(1): 44-51
Lestari, S., Rinto, Huriyah, S.B. 2018. Peningkatan Sifat Fungsional Bekasam Menggunakan
Starter Lactobacillus acidophilus. JPHPI 21(1): 179-187
Marantika, Nadia Anggi, Sri Haryati, dan Sudjatinah. 2020. Konsentrasi Garam Terhadap Sifat
Kimia, Fisik dan Organoleptik Bekasam Ikan Kurisi (Nemipterus
nemathophorus). Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. 15(1) : 40-46
Nauli T, Udin LZ. 2006. Model fermentasi lovastatin. Jurnal Akta Kimia Indonesia. 1(2): 99-104
Tedjautama E. dan Zubaidah E. 2014. Peningkatan produksi pigmen merah angkak tinggi
lovastatin menggunakan ko-kultur Monascus purpureus dan Saccharomyces
cerevisiae. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4): 78-88.