Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam konsep otonomi daerah pemerintah daerah dituntut untuk
melakukan pengelolaan keuangan daerah secara efektif, efesien dan akuntabel.
Pemerintah daerah harus berusaha melakukan pengelolaan penerimaan daerah
secara cermat, tepat dan hati-hati. Pemerintah daerah harus menjamin bahwa
semua potensi penerimaan telah terkumpul dan dicatat ke dalam sistem akuntansi
pemerintahan daerah.

Kekayaan daerah dibedakan menjadi kekayaan daerah yang dimiliki dan


kekayaan daerah yang dipisahkan. Kekayaan daerah yang dimiliki dinamakan
dengan Barang Milik Daerah (BMD), yakni semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (pasal 1
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara). Sedangkan
kekayaan daerah yang pengelolaannya dipisahkan dari APBD disebut dengan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Adanya kekayaan daerah yang dipisahkan ini
antara lain karena investasi pemerintah daerah pada badan usaha, baik
perusahaan milik negara/daerah (BUMN/BUMD), Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) maupun perusahaan milik swasta. Investasi daerah yang berupa kekayaan

Diklat Pelathan Kepemimpinan Nasional – LAN RI

1
2

daerah yang dipisahkan tersebut diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan


APBD.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang didirikan oleh
pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar/ seluruhnya adalah milik
pemerintah daerah. BUMD berdasarkan kategori sasarannya terdiri dari 2 (dua)
golongan, yakni perusahaan daerah untuk melayani kepentingan publik dan
perusahaan daerah untuk tujuan peningkatan penerimaan daerah. Tujuan
dibentuknya BUMD tersebut adalah untuk melaksanakan pembangunan daerah
melalui pelayanan jasa kepada masyarakat, penyelenggaraan kemanfaatan umum
dan peningkatan penghasilan daerah.

Salah satu unsur dalam pengelolaan BUMD adalah pembinaan. Pembinaan


dalam pengelolaan BUMD tersebut tentunya telah dilaksanakan di seluruh
Indonesia sesuai dengan amanat undang-undang, tidak terkecuali oleh Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan. Mengacu pada Pasal 131 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah,
yang mengatur ketentuan utama, yaitu “Pemerintah Daerah melakukan pembinaan
terhadap pengurusan BUMD. Pembinaan tersebut dilaksanakan oleh Sekretaris
Daerah, pejabat pada Pemerintah Daerah yang melakukan fungsi pembinaan teknis
BUMD, dan pejabat pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan fungsi
pengawasan atas permintaan Sekretaris Daerah”

Sedangkan BULD menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 23


Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum menyatakan Badan Layanan Umum,
yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pasal 1 angka 1 Permendagri Nomor 61 Tahun 2005 menyatakan Badan Layanan
Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan

Diklat Pelathan Kepemimpinan Nasional – LAN RI

2
3

pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada


masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sedangkan pada Pasal 1 angka
2 pada Permendagri yang sama menyatakan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD,
yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.

Aspek utama dalam manajemen penerimaan daerah yang perlu mendapat


perhatian serius adalah pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD). PAD harus
menjadi bagian sumber keuangan terbesar bagi pelaksanaan otonomi daerah. Hal
ini menunjukkan bahwa PAD merupakan tolak ukur terpenting bagi kemampuan
daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah, sehingga PAD
mencerminkan kemandirian suatu daerah. PAD dapat berasal dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
PAD yang sah. PAD yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan merupakan pendapatan yang berasal dari Perusahaan Daerah (PD)
atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Layanan Umum Pemerintah
(BLUD).

Sejalan dengan hal ini maka diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
54 tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah yang sepatutnya dapat
meningkatkan semangat dari Kepala Biro dan aparaturnya untuk melaksanakan
tugas pembinaan secara optimal. Peraturan ini mengisyaratkan bagaimana arti
penting Organisasi Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam
Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu tujuan dilakukannya
pembinaan diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan

Diklat Pelathan Kepemimpinan Nasional – LAN RI

3
4

memiliki tingkat BUMD yang sehat dan BLUD yang baik guna memberikan
kontribusi ekonomi bagi daerah terutama kepada masyarakat yang bekerja di
sektor BUMD tersebut dapat lebih dimaksimalkan. Dengan begitu besarnya
tanggung jawab yang berada di Bagian Tata Kelola BUMD dan BLUD, selaku OPD
pembina, pemerintah daerah harus melaksanakan beberapa persiapan-persiapan
yang terukur dan terarah dalam penerapan pembinaan tersebut. Salah satunya
adalah terkait dengan regulasi sistem pengendalian dan pengawasan yang efektif
untuk mengoptimalisasi pembinaan BUMD sehat dan BLUD baik .

Menyadari arti penting keberadaan Sekretaris Daerah selaku


penanggungjawab pembinaan BUMD dan BLUD dan Bagian Tata Kelola BUMD dan
BLUD sebagai ujung tombak pembinaan BUMD dan BLUD yang menjadi sumber
pendapatan bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan layanan umum yang
diberikan sesuai dengan core bisnis BUMD, serta mengacu pada berbagai fenomena
yang timbul akibat pelaksanaan pembinaan BUMD dan BLUD, peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan menetapkan judul “Optimalisasi pembinaan BUMD
sehat dan BLUD baik melalui regulasi sistem pengendalian dan pengawasan yang
efektif pada Biro Perekonomian Setda Provinsi Kalimantan Selatan sehingga dapat
meningkatkan PAD Provinsi Kalimantan Selatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah Terwujudnya BUMD Sehat dan BLUD Baik di
Provinsi Kalimantan Selatan sehingga dapat meningkatkan PAD Provinsi
Kalimantan Selatan.

2. Tujuan Jangka Pendek


Adapun tujuan jangka pendek adalah sebagai berikut:
a. Melakukan monitoring ke BUMD dan BLUD Di Provinsi Kalimantan Selatan

Diklat Pelathan Kepemimpinan Nasional – LAN RI

4
5

b. Melakukan penyusunan dokumen evaluasi pelaksananaan pembinaan


BUMD Sehat dan BLUD yang Baik di Provinsi Kalimantan Selatan.
c. Melakukan penyusunan dokumen pembinaan BUMD Sehat dan BLUD yang
Baik melalui sistem pengendalian dan pengawasan yang efektif di Provinsi
Kalimantan Selatan.
d. Melakukan penyusunan rancangan Peraturan Gubernur tentang tim
pembinaan BUMD Sehat Dan BLUD yang Baik melalui sistem pengendalian
dan pengawasan yang efektif di Provinsi Kalimantan Selatan.
e. Melakukan penyusunan dokumen laporan pelaksanaan aksi perubahan
secara logis, sistematis, dan metodis

3. Tujuan Jangka Menengah


Adapun tujuan jangka menengah adalah terlaksananya
penyelenggaraan pembinaan BUMD sehat dan BLUD yang baik melalui sistem
pengendalian dan pengawasan yang efektif di Provinsi Kalimantan Selatan.

4. Tujuan Jangka Panjang


Tujuan Jangka Panjang Proyek Perubahan ini adalah terwujudnya BUMD
Sehat dan BLUD yang Baik melalui melalui sistem pengendalian dan pengawasan
yang efektif di Provinsi Kalimantan Selatan dengan indikator:
- Meningkatnya Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
- Menurunnya Tingkat Kemiskinan
- Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

C. MANFAAT
Manfaat praktis dari proyek perubahan ini adalah :
1. Masyarakat
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat;

b. Meningkatkan investasi yang berdampak ke masyarakat

Diklat Pelathan Kepemimpinan Nasional – LAN RI

5
6

c. Menurunkan tingkat kemiskinan


2. Pemerintah Daerah
a. Meningkatkan perekonomian daerah.
b. Peningkatan Pendapatan Daerah.
3. Kabupaten/Kota yang berbatasan Lansung
a. Pembangunan lebih efektif dan efisien; dan
b. Peningkatan Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota sekitar.
4. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
a. Terciptanya regulasi sistem pengendalian dan pengawasan yang efektif di
Provinsi Kalimantan Selatan .
b. Sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan;
c. Peningkatan Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
5. Pemerintah Pusat
Sebagai landasan kebijakan lebih lanjut pelaksanaan pembinaan BUMD sehat
dan BLUD baik dalam sistem pengendalian dan pengawasan yang efektif antara
Kabupaten, Provinsi, dan Pemerintah Pusat.

Manfaat teoritis dari proyek perubahan ini memberi sumbangan pada


khasanah teori-teori berikut ini:
1. Teori BUMD dan BLUD management, khususnya human settlement, yang
merupakan bagian dari ruang lingkup kebijakan pemerintah;
2. Teori Sustainable Development Management.

D. RUANG LINGKUP

1. Output (Key Project Deliverables)


Sebagai indikator keberhasilan capaian output atas ruang lingkup kegiatan
yang dilaksanakan pada proyek perubahan ini, ditetapkan Output awal (Jangka
Pendek) adalah:
Dokumen Pembinaan BUMD sehat dan BLUD baik .

Diklat Pelathan Kepemimpinan Nasional – LAN RI

6
7

Output lainnya sebagai pendukung capaian di tahapan jangka pendek:


1. Surat Keputusan Pembentukan Tim Kerja Internal.
2. Dokumen Notulensi Hasil Rapat Monitoring ke BUMD dan BLUD.
3. Dokumen Evaluasi Pelaksananaan Pembangunan (5 Tahun)
4. Dokumen Analisis tentang Pembinaan BUMD Sehat dan BLUD yang Baik
melalui Sistem Pengendalian dan Pengawasan yang Efektif di Provinsi
Kalimantan Selatan.
5. Dokumen Rancangan Peraturan Gubernur tentang Tim Pembinaan BUMD Sehat
dan BLUD yang Baik melalui Sistem Pengendalian dan Pengawasan yang Efektif
di Provinsi Kalimantan Selatan.
6. Dokumen Laporan Pelaksanaan Aksi Perubahan.

2. Outcome
Outcome proyek perubahan adalah:
1. Terwujudnya pemulihan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan dalam jangka
menengah dan jangka panjang, dengan ukuran indikator Laju Pertumbuhan
Penduduk yang terus membaik dan Tingkat Pengangguran Terbuka yang terus
menurun.
2. Terwujudnya BUMD sehat dan BLUD yang baik.
3. Terwujudnya peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Selatan.

E. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kualitatif.
Beberapa metode kualitatif yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode Deskriptif Analitis,
yaitu metode penelitian yang melakukan penuturan, analisis dan
mengklasifikasikan data dan informasi yang diperoleh dengan berbagai teknik
seperti survei, wawancara, observasi, angket, kuesionare, studi kasus, dan lain

Diklat Pelathan Kepemimpinan Nasional – LAN RI

7
8

lain (Surakhman, 1980). Dalam hal ini analisis akan lebih difokuskan kepada
analisis fenomena, proses, dan mekanisme inovasi berkelanjutan dalam
implementasi pembinaan, pengendalian dan pengawasan.
2. Analisis Isi (Content Analyisis),
yaitu suatu metode untuk mengkaji substansi dan konsistensi dari suatu
kebijakan, program, dan/atau perangkat hukum tertentu yang berkaitan
dengan suatu permasalahan tertentu. Dalam hal ini, analisis ini akan lebih
banyak difokuskan untuk menganalisis produk - produk hukum yang
berkenaan dengan proses dan mekanisme pengendalian dan pengawasan
yang telah di keluarkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.
3. Analisis Kebijakan (Policy Analysis),
yaitu sebuah pemikiran kritis dan seni untuk memahami permasalahan aktual
yang terkait dengan kebijakan pembangunan yang akan dan/atau telah
dilaksanakan oleh sebuah otoritas publik atau pemerintah yang bertalian
dengan berbagai sektor dan kepentingan umum (Brigman & Davis, 2000).
4. Oleh karena itu, analisis kebijakan ini dapat dikatakan sebagai suatu metode
analisis untuk mengetahui seberapa jauh sebuah kebijakan di
implementasikan dalam pelaksanaan. Analisis kebijakan ini mencakup tujuan
kebijakan, hasil kebijakan, serta dampak kebijakan yang mungkin terjadi pada
Biro Perekonomian Setda Provinsi Kalimantan Selatan.

Diklat Pelathan Kepemimpinan Nasional – LAN RI

Anda mungkin juga menyukai