Anda di halaman 1dari 153

Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

HIBAH PROGRAM COMPACT


MILLENNIUM CHALLENGE CORPORATION -INDONESIA
LAPORAN KEGIATAN

SATUAN KERJA PENGELOLA HIBAH MCC INDONESIA-BAPPENAS

TAHUN 2015

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Program hibah Millennium
Challenge Corporation (MCC) senilai USD600 juta telah mulai direalisasikan melalui lembaga
pelaksana hibah LWA MCA-Indonesia. Tidak terasa sudah 5 tahun satker Pengelola Hibah MCC
berdiri mendampingi dengan sabar implementasi hibah Compact MCC.

Tujuan hibah Compact untuk mengurangi kemiskinan sejalan dengan komitmen Pemerintah RI,
terutama untuk memperkuat pelaksanaan RPJM dalam sektor kesehatan (pengurangan stunting),
tata kelola yang difokusan pada reformasi pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta
kemakmuran berbasis lingkungan (green prosperity). Momentum ini selayaknya dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat khususnya di wilayah yang
menjadi lokasi target intervensi hibah Compact.

Semenjak ditandatanganinya Entry into Force pada 2 April 2013, maka argometer hibah Compact
sudah mulai berjalan. Menginjak tahun ke 2 di tahun 2015, pelaksanaan hibah mulai berjalan dan
banyak program mulai di sosialisasikan. Beberapa program telah menandatangani perjanjian
hibah dengan implementor dari berbagai daerah. Tahun ini merupakan tahun yang penuh dengan
tantangan untuk mencoba menjalankan teori-teori supporting satker Hibah Pengelola MCC dalam
rangka mengawal kelancaran hibah Compact di Indonesia. Catatan perjalanan hibah tahun ini
juga diwarnai dengan banyak pembelajaran dalam system tata kelola pemerintahan yang dikemas
dalam laporan tahunan ini.

Harapan kita, dengan sisa waktu implementasi yang tidak lama hingga tahun 2018, Program
Compact dapat dilaksanakan sesuai kesepakatan para pihak tanpa hambatan yang berarti.
Kerjasama dan komitmen stakeholder dan pihak-pihak terkait lainnya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat menjadi motivasi dan tekad untuk mewujudkan kesuksesan
pelaksanaan Program Compact. Ayo! Kerja.. kerja.. kerja..!

Jakarta, 1 Desember 2015.

Hari Kristijo
PPK Satker Pengelola Hibah MCC

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini adalah tahun pertama saya
sebagai KPA Satker Pengelola Hibah MCC yang penuh dengan tantangan untuk mencapai tujuan
terbaik bagi bangsa, mengurangi kemiskinan melalui peningkatan ekonomi di tingkat tapak.

Pada tahun 2015 ini, Pemerintah Indonesia melalui LWA MCA-Indonesia dengan dibantu oleh
Satker Pengelola Hibah MCC Bappenas berkonsentrasi kepada kegiatan-kegiatan asistensi dan
penyelesaian permasalahan pajak serta koordinasi horizontal dengan kementerian dan lembaga
yang berkaitan. Desain dan implementation plan program Compact untuk Green Prosperity Project,
Community Based-Health and Nutrition to Reduce Stunting Project, dan Procurement Modernization Project
sudah mulai nampak hasil dan wujudnya. Hal ini merupakan sebuah pencapaian sekaligus
semangat untuk dapat merealisasikan seluruh hibah Compact. Dilain pihak, satker juga perlu
untuk menunjukkan akuntabilitas penggunaan DIPA yang lebih transparan dalam menyokong
keberhasilan LWA MCA-Indonesia.

Laporan kegiatan Satker Pengelola Hibah MCC Tahun 2015 bertujuan untuk
mendokumentasikan semua kegiatan yang telah dilakukan oleh Pihak Pemerintah Indonesia
dalam rangka implementasi hibah Compact dengan sumber pembiayaan APBN 2012. Lesson
learned dan best practices telah kita dokumentasikan, yang diharapkan dapat memberikan
pengalaman terbaik dalam penyiapan program lain dikemudian hari dan memberikan manfaat
bagi pihak lain yang membutuhkan sebagai referensi.

Berdasarkan pencapaian yang telah dihasilkan, kita harapkan hasil yang telah dicapai pada tahun
2015 ini dapat terus ditingkatkan di tahun mendatang hingga akhir masa hibah Compact di tahun
2018. Memang masih diperlukan kerja keras untuk mencapainya. Kerjasama antara MCA-
Indonesia dengan para pihak terkait lainnya, maka pelaksanaan program yang bertujuan
mengurangi kemiskinan di Indonesia melalui pertumbuhan ekonomi ini akan dapat segera
diwujudkan.

Jakarta, 1 Desember 2015.

Wismana Adi Suryabrata


KPA Satker Pengelolaan Hibah MCC

Tantangan LWA MCA-Indonesia


2
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

1.1. Pengelolaan Dana Wali Amanat

Bantuan hibah asing dari lembaga donor selama ini berkontribusi dalam perluasan serta
pengelolaan program program pengembangan komunitas dan kawasan konservasi.
Namun implementasi bantuan asing ini berjalan di luar sistem perencanaan serta sistem
keuangan pemerintah. Hibah dari lembaga donor asing disalurkan baik melalui kontraktor
yang ditunjuk atau melalui LSM Internasional. Selain jumlah yang tidak memadai,
sumber pendanaan dari bantuan asing yang diterima oleh LSM Internasional
sustainablenya rendah, dalam artian mengandung ketidakpastian yang tinggi setiap
tahunnya.
Pemerintah tidak memiliki otoritas untuk mengarahkan sumber dana ini agar lebih efektif
mencapai target yang ditetapkan termasuk penetapan skala prioritas kegiatan. Dengan
demikian, muncul ide untuk membuat kesepakatan dan komitmen dari donor dengan
pemerintah Indonesia untuk dapat memberikan sebuah jaminan dan keteraturan
pendanaan program. Jakarta Commitment yang diinisiasi dan diluncurkan oleh Bappenas
pada Januari 2009 disepakati oleh 22 (dua puluh dua) perwakilan lembaga donor di
Indonesia, termasuk roadmap yang intinya mendorong peran aktif pemerintah dalam
mengelola dan mengkoordinasikan bantuan asing pada pelbagai sektor. Komitmen
Jakarta merupakan tindak lajut pemerintah Indonesia terhadap Paris Declaration tahun
2005 yang antara lain mewajibkan penggunaan government system dalam penyaluran hibah
sejauh dimungkinkan dan Agenda Accra tahun 2008 yang menyepakati untuk efektifitas
bantuan asing melalui government leadership. Jakarta Commitment merupakan tidak lanjut
keduanya dan merupakan kerjasama dengan donor untuk pembangunan government
system yang dapat mengakomodir kepentingan kedua pihak. Sistem pemerintah yang
digunakan pada tataran pelaksanaan setidaknya terdiri dari sistem perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi program, serta sistem manajemen keuangan
termasuk anggaran, akuntansi, laporan keuangan, dan audit atas pertanggungjawaban
keuangan.
Sebagai negara berpenghasilan menengah, Indonesia melalui Komitmen Jakarta,
berusaha bukan sekedar untuk meningkatkan efektivitas bantuan (aid effectiveness) tetapi
lebih daripada itu berupaya untuk memanfaatkan bantuan sebagai sarana untuk
mengefektifkan pembangunan (aid for development effectiveness). Dalam konteks ini,

Tantangan LWA MCA-Indonesia


2
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Komitmen Jakarta menjadi strategis karena komunitas global sedang membicarakan


kelanjutan dari Deklarasi Paris.Komitmen Jakarta menjabarkan standar baru bantuan
kerjasama pembangunan dan mensyaratkan enam hal berikut ini:
1. Kepemilikan nasional yang lebih kuat dalam mendefinisikan arsitektur dan proses
bantuan. Dalam hal ini harus terlihat bahwa pengelolaan kerjasama pembangunan
yang lebih efektif dan efisien, dan prosesnya tidak perlu bersifat donordriven lagi.
Pemerintah Indonesia sudah harus menerapkan sikap kepemilikan yang lebih kuat.
Dengan demikian nantinya hibah luar negeri akan berjalan lebih selaras.
2. Pergeseran hubungan donor-penerima menjadi paradigma kemitraan yang sederajat
dan inovatif. Ini dapat menciptakan harmonisasi yang lebih baik, tidak hanya dalam
bantuan teknis dan keuangan semata-mata namun juga dalam aspek lainnya. Upaya
melakukan exit strategy sebagai bagian dari keberlanjutan program, apabila bantuan
bantuan teknis dan keuangan berakhir, perlu untuk diperhatikan. Maka dari itu, sikap
sederajat seperti ini yang dapat menjadi bekal bagi K/L dalam mengedepankan
paradigma tersebut.
3. Beranjak dari bantuan keuangan menuju bantuan yang lebih strategis dan berperan
sebagai katalis. Ini akan menghasilkan dampak bantuan yang maksimal dan efektif
karena seluruh stakeholder akan terkonsentrasi pada output yang diharapkan. Hal ini
akan sejalan dengan inisiatif yang sudah digariskan oleh Pemerintah Indonesia.
4. Peralihan dari bantuan berdasarkan proyek menjadi bantuan dengan pendekatan
program. Dengan pendekatan ini maka level of acceptance bagi mitra lokal akan menjadi
tinggi. Disamping itu akan tercipta juga tingkat pencapaian hasil yang lebih baik.
5. Lebih fokus pada pengembangan kapasitas dan berorientasi pada hasil yang melekat
pada program-program nasional. Pengembangan kapasitas ini juga ditekankan pada
kapabilitas dari personal dan kekuatan programnya. Dengan demikian hasilnya akan
dapat ditindak lanjuti dan terintegrasi.
6. Peningkatan akuntabilitas dan keselarasan antara Pemerintah Indonesia dan
development partner. Penekanan dalam konteks ini adalah agar kedua belah pihak
akan menarik manfaat yang lebih harmonis satu dengan yang lain.

Merespon kondisi di atas pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Pemerintan no 10


tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah.

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Peraturan Pemerintah ini merupakan


revisi atas Peraturan Pemerintah No. 2
Tahun 2006 tentang hal yang sama.
Pada revisi kali ini diberikan fleksibilitas
lebih tinggi bagi penerimaan hibah
asing antar lain dengan
mengkategorikan hibah asing terencana
(sudah masuk dalam perencanaan
pemerintah sejak jauh hari) dan hibah
langsung (hibah yang diberikan di
tengah tahun fiskal dan tidak
direncanakan sebelumnya). Kedua jenis
hibah ini memungkinkan perjanjian
hibah dibuat di tengah tahun fiskal dan
ditandatangani terlebih dahulu untuk
kemudian didaftarkan ke Bappenas.
Dengan fleksibilitas ini kementerian
dapat aktif melakukan penggalangan
dana hibah baik dari sumber luar negeri
maupun dalam negeri termasuk
individual. Disamping itu ditetapkan
Dana Perwalian (trust fund) sebagai
institusi dan instrumen penyaluran
dana hibah dalam sistem pemerintah yang memenuhi kebutuhan pemerintah dan donor.
Instrumen ini diatur lebih lanjut oleh Peraturan Presiden. Untuk itu Peraturan Presiden
No. 80 Tahun 2011 tentang Dana Perwalian diterbitkan pada bulan November 2011 untuk
memberikan panduan teknis tentang kelembagaan, pelaksanaan kegiatan, serta pelaporan,
pemantauan, dan evaluasi.

Dana Perwalian (Trust Funds) sebagai instrumen pembiayaan sudah diimplementasikan


pada pelbagai sektor di Indonesia meskipun belum ada landasan hukum yang mengatur.
Beberapa lembaga multilateral seperti Bank Dunia, UNDP, ADB, kerap bertindak sebagi
trustee. Pengelolaan dana wali amanat dapat bersumber dari satu atau beberapa donor.

Tantangan LWA MCA-Indonesia


4
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Unsur pemerintah dari Kementerian/ lembaga


umumnya duduk dalam komite pengarah
(steering committee) dengan tugas utama
memberikan arahan strategis pada program
kerja yang akan didanai. Pengelolaan
operasional trust fund dilakukan oleh trustee
termasuk penerapan mekanisme standar
pengelolaan dana seperti proses pengadaan,
penarikan, serta pembayaran kepada pihak
ketiga dan pelaporan. Dengan Perpres No 80
tahun 2011, peran Majelis Wali Amanat/
MWA (Board of Trustee) menjadi sangat penting
karena selain menetapkan arahan strategis
program kerja MWA mengendalikan
operasional pelaksanaan kegiatan trust fund.
Peran Pengelola Dana Amanat (PDA) atau
trustee dibatasi menjadi organ pelaksana
pembayaran dan pengadministrasian pembayaran kepada penerima dana. Perintah
pembayaran akan diberikan oleh MWA. Penunjukan PDA dilakukan oleh MWA kecuali
disebutkan lain dalam perjanjian hibah dengan donor. Demikian juga lembaga yang dapat
menjalankan fungsi trustee diperluas termasuk lembaga lokal. Fungsi-fungsi operasional
yang tadinya dijalankan oleh trustee kini menjadi tanggung jawab MWA. Untuk itu MWA
diperkenankan menunjuk pihak lain untuk mendukung pelaksanaan operasional trust fund.

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

1.2. Dinamika LWA MCA-


Indonesia
Banyaknya bantuan yang masuk ke
Indonesia baik dalam bentuk hibah
maupun pinjaman menuntut akurasi
dalam transparansi pengelolaan dana
yang diberikan. Salah satu bentuk
pengelola dana yang tengah menjadi
sebuah model baru di dunia adalah trust
find atau lembaga wali amanat. Dalam
system penganggaran Negara, Dana
Perwalian yang dimaksud dalam
peraturan tersebut merupakan salah satu
konsep alternatif yang akan digunakan
pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan dan mencapai target
rencana prioritas yang telah ditetapkan.
Dana perwalian merupakan salah satu
konsep pengelolaan hibah untuk pembangunan yang dikelola oleh pemerintah.
Ide dana perwalian ini sendiri berasal negara yang menganut sistem common law seperti
Inggris dan Amerika. Dalam prakteknya, konsep trust fund di negara asalnya memang
dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan mulai hal yang sederhana bersifat
pribadi sampai dengan hal yang kompleks seperti mutual funds. Dana Perwalian dalam
Perpres No. 80 Tahun 2011 menyebutkan bahwa Dana Perwalian adalah dana Hibah
yang diberikan oleh satu atau beberapa Pemberi Hibah yang dikelola oleh suatu lembaga
sebagai wali amanat untuk tujuan penggunaan tertentu. Selanjutnya dinyatakan juga
bahwa latar belakang perlunya pengelolaan hidah dalam bentuk dana perwalian adalah
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hibah.
Merunut pada peraturan yang sudah ada tersebut, Lembaga Wali Amanat Millennium
Challenge Account-Indonesia (LWA MCA-Indonesia) dibentuk sebagai bagian dari
perjanjian hibah Compact 19 November 2011. Aturan lebih detil diatur dalam Permen
PPN/Kepala Bappenas nomor 2/2012 yang direvisi dengan Permen PPN/Kepala
Bappenas nomor 5/2012 tentang Pembentukan LWA MCA-Indonesia.

Tantangan LWA MCA-Indonesia


6
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Pasal 6 Permen PPN/Kepala Bappenas no. 2 tahun 2012 disebutkan bahwa salah satu
organ pelaksana MCA-Indonesia yang lain adalah Tim Pelaksana. Tim Pelaksana terdiri
dari 2 unit dan 2 pendukung. 2 Unit ini terdiri dari Unit Pelaksana Program dan Unit
Pendukung KPA. Sedangkan 2 pendukung yang lain adalah Fiscal Agent dan
Procurement Agent.

a. Unit Pendukung KPA


Unit Pendukung KPA adalah unit yang dibentuk dengan tugas dan fungsi membantu
KPA selaku Kepala Satker dalam pengelolaan administrasi keuangan negara yang
berkaitan dengan program Compact. Unit Pendukung KPA dikoordinir adalah
Koordinator Unit Pendukung KPA yang diangkat oleh KPA, sedangkan anggota Unit
Pendukung KPA yang terdiri dari Bendahara Pengeluaran Anggaran Pengelola Hibah
MCC, Pejabat Pembuat Komitmen Anggaran Pengelola Hibah MCC, Pejabat
Penerbit SPM Anggaran Pengelola Hibah MCC diputuskan melalui Surat Keputusan
Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Proses pembuatan keputusan ini dimulai dengan proses penyusunan konsep peran
yang akan dilakukan oleh Unit Pendukung KPA, berkoordinasi dengan Representatif
of Indonesia, berkonsultasi dengan Biro Hukum dan Biro Ortala Kementerian
PPN/Bappenas, Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, hingga
dilakukan komunikasi dengan OGC MCC, dan terakhir dilakukan legal drafting oleh
Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas.
Hasil penyiapan Unit Pendukung KPA ini berhasil diselesaikan dengan
diterbitkannya:
1) Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor KEP. 87/M.PPN/HK/09/2012
tentang Pengangkatan Bendahara Pengeluaran Anggaran Pengelola Hibah
MCC Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Tahun Anggaran 2012 pada tanggal 10 September
2012
2) Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor KEP. 88/M.PPN/HK/09/2012
tentang Pengangkatan Pejabat Pengujuan dan Perintah Membayar (Penerbit
Surat Perintah Membayar) Pengelola Hibah MCC Kementerian Perencanaan

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun


Anggaran 2012 pada tanggal 10 September 2012
3) Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor KEP. 89/M.PPN/HK/09/2012
tentang Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen Pengelola Hibah MCC
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Tahun Anggaran 2012 pada tanggal 10 September
2012

b. Unit Pelaksana Program


Unit Pelaksana Progarm adalah lembaga yang menjadi bagian dari Lembaga Wali
Amanat MCA-Indonesia yang difokuskan sebagai pengelola kegiatan sehari-hari
dalam melaksanakan arahan MWA MCA-Indonesia. Peran tugas dan fungsi unit ini
diantaranya adalah :
- Menyusun rencana kerja pelaksanaan dan keuangan program
- Mengelola pelaksanaan pengadaan barang dan/jasa dan prosesnya dilakukan
melalui procurement agent
- Mengeloa persiapan permintaan pencairan dana dan pembayaran kepada pihak
terkait yang dibantu oleh Fiscal Agent
- Mengelola keuangan program yang ditampung PDA
- Bersama dengan Unit Pendukung KPA menyiapkan dokumen terkait fasilitasi
perpajakan
- Membantu Satker menyiapkan dokuymen pengajuan pengesahan realisasi
pendapatan dan belanja MCA-Indonesia dan laporan keuangan penyaluran
dana MCA-Indonesia
- Mengelola publikasi pelaksanaan program
- Memberikan dukungan teknis kepada Sekretaris MWA dalam melaksanakan
tugas
- Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
- Menyusun laporan kegiatan dan keuangan
- Menyiapkan laporan lain yang diminta oleh MWA
- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh MWA

Tantangan LWA MCA-Indonesia


8
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

1.3. Program Compact Indonesia

Compact adalah suatu perjanjian kerjasama tahun jamak antara lembaga The
Millennium Challenge Corporation (MCC) dari Pemerintah Amerika Serikat dengan
suatu negara yang dinyatakan memenuhi syarat, yang ditujukan untuk mendanai suatu
program pembangunan spesifik dengan target menurunkan kemiskinan dan memberikan
stimulasi kepada pertumbuhan ekonomi.
Compact adalah suatu perjanjian kerjasama tahun jamak antara lembaga The
Millennium Challenge Corporation (MCC) dari Pemerintah Amerika Serikat dengan
suatu negara yang dinyatakan memenuhi syarat, yang ditujukan untuk mendanai suatu
program pembangunan spesifik dengan target menurunkan kemiskinan dan memberikan
stimulasi kepada pertumbuhan ekonomi. Suatu negara dapat dinyatakan memenuhi
syarat sehingga terpilih untuk menerima
Compact, diharuskan menunjukkan satu komitmen yang kuat kepada tata kelola yang
demokratis dan adil, investasi yang berhubungan dengan masyarakatnya, dan kebebasan
ekonomi yang diukur melalui indikator-indikator tertentu. Terdapat 4 tahap proses seleksi
yang dilakukan oleh MCC untuk menyatakan suatu negara dinyatakan memenuhi syarat
mendapatkan Compact, yaitu:

1. Identifikasi negara-negara kandidat


2. Melakukan publikasi tentang kriteria dan metodologi pemilihan negara dan
menerima tanggapan public
3. Menerbitkan Scorecard negara kandidat
4. Menentukan negara yang dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima
5. Compact

MCC adalah suatu lembaga independen pembangunan internasional Pemerintah


Amerika Serikat yang memberikan bantuan dalam memerangi kemiskinan global.
Didirikan oleh Kongres Amerika Serikat di Bulan Januari 2004 dengan dukungan yang
kuat dari seluruh partai politik, MCC sedang melakukan perubahan cara berkomunikasi
bagaimana cara memberikan bantuan melalui kebijakan yang baik, tanggung jawab

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

negara, dan hasil. MCC membentuk kerjasama dengan suatu negara yang mempunyai
komitmen kuat terhadap:

1. Tatakelola yang baik


2. Kebebasan ekonomi
3. Investasi kepada rakyatnya

MCC memberikan hibah kepada negara-negara terpilih untuk mendanai solusi


mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dibawah
kepemimpinan negara tersebut. Dana ini merupakan komplemen dari bantuan
Pemerintah Amerika Serikat dan Donor lainnya. Terdapat 2 jenis bantuan yang diberikan
oleh MCC, yaitu:

1. Compact, merupakan bantuan berskala besar selama lima tahun bagi negara-
negara yang memenuhi kriteria
2. Threshold Program adalah hibah skala kecil diberikan kepada negara negara yang
mendekati batas yang dipersyaratkan oleh Compact dan secara nyata berkomitmen
untuk meningkatkan kinerja kebijakan di negara-negara penerima program
threshold.

Dewan Direksi MCC terdiri dari the Secretary of State, the Secretary of Treasury, the U.S.
Trade Representative, the Administrator of USAID, the CEO of the MCC, dan 4 (empat)
anggota dari publik yang ditunjuk oleh Presiden Amerika Serikat dengan saran dan
persetujuan U.S. Senate. The Secretary of State menjadi Ketua Dewan Direksi, yang saat
ini dijabat oleh Hilllary Rodham Clinton, dan the Secretary of Treasury sebagai Wakilnya,
sedangkan CEO (Chief Executive Officer) saat ini dijabat oleh John Kerry.
Indonesia menerima hibah Program Compact dari Pemerintah Amerika Serikat melalui
Millenium Challenge Corporation (MCC) sebesar USD 600 juta. Program Compact ada dalam
kerangka Comprehensive Partnership antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika
Serikat, sebagai salah satu kegiatan dari Working Group Climate Change and Environment. Tujuan
dari Program Compact adalah mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia dengan mendorong
pertumbuhan ekonomi melalui tiga program yaitu, (1) Kemakmuran Hijau (Green Prosperity), (2)
Peningkatan Nutrisi Anak Usia Dini untuk Mencegah Anak Pendek (Stunting), (3) Modernisasi

Tantangan LWA MCA-Indonesia


10
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Sistem Pengadaan (Procurement Modernization). Gambaran umum mengenai aktivitas dari ketiga
program tersebut adalah sebagai berikut :

GAMBAR 1.1 GARIS BESAR PROGRAM HIBAH COMPACT MCC

1.4. Peraturan Pendukung


Program Compact di Indonesia merupakan program hibah dengan mekanisme on budget
off threasury. Dalam kesepakatannya, hibah Compact ini akan dilaksanakan oleh sebuah
Lembaga wali Amanat MCA-Indonesia yang organisasi tata laksananya diatur dalam
Perpres No 80 Tahun 2011. Secara Khusus, panduan pelaksanaan program diatur pada
Peraturan Menteri Keuangan No 124 Tahun 2012 Tentang Mekanisme Pengelola Hibah
MCC dan Peraturan Menteri PPN No 2 Tahun 2012 jo Peraturan Menteri PPN No 5
Tahun 2012 Tentang Pembentukan Lembaga Wali Amanat MCA-Indonesia.

GAMBAR 1.2 HIERARKI PERATURAN MENGENAI PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH COMPACT INDONESIA

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

GAMBAR 1.3. ALUR PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH COMPACT INDONESIA

1.5. Pengorganisasian LWA MCA-Indonesia

GAMBAR 1.4. STRUKTUR ORGANISASI MCA-I

Tantangan LWA MCA-Indonesia


12
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Struktur pelaksana program Compact ini digunakan untuk bahan penerbitan Peraturan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional No. 02 tahun 2012 tentang pembentukan Lembaga Wali Amanat Millennium
Challenge Account Indonesia atau MCA-Indonesia atau MCA-I. Sebagai kelanjutan
penyiapan Program Compact yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya, dalam rangka
mempercepat dan mendukung pencapaian Entry Into Force (EIF), maka pada tahun 2013
BAPPENAS membentuk Satuan Kerja (Satker) Pengelola Hibah MCC. Adapun struktur
Satker pengelola hibah tersebut terdiri dari:
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Bendahara Pengeluaran Anggaran (BPA)
Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar (PPSPM)
PejabatPenerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa (PPBJ)

Sasaran kerja dari Satker pengelola hibah MCC antara lain :


1. Mendukung pembentukan Lembaga Wali Amanat dan Majelis Wali Amanat
MCA-I
2. Menyiapkan dokumen persyaratan PIA (Progam Implementation Agreement)
3. Menyusun dan menyiapkan persyaratan CIF
4. Menyiapkan dokumen persyaratan EIF
5. Memberikan dukungan dan fasilitasi program kegiatan hibah Compact
6. Menyusun dan menyiapkan dokumen tata kelola (By Laws)
7. Menyusun dan menyiapkan struktur organisasi, kelembagaan dan staffing (Key
personil) MCA-I
8. Menyusun dan menyiapkan Program Kerja Tahunan Satker Pengelola Hibah
MCC
9. Mendukung koordinasi MCA-I dengan K/L, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten,
Lembaga Donor, LSM, Perguruan Tinggi dan pihak swasta.
10. Melakukan pendampingan, asistensi dan kunjungan lapangan untuk mendukung
misi MCC di Indonesia.

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kedudukan Satker Pengelola Hibah MCC Bappenas diatur berdasarkan Permen


Bappenas No 2 tahun 2012, pasal 6 mengenai organisasi. Dalam Permen tersebut
dikatakan bahwa Organ pelaksana MCA - lndonesia terdiri atas :
a) MWA, bertindak sebagai pengarah program dan sebagai Satker;
b) Pengelola Dana Amanat;
c) Tim Pelaksana, yang terdiri atas Unit Pelaksana Program dan Unit Pendukung
KPA yang dibantu oleh Fiscal Agent dan ProcurementAgent.

1.5.1 Majelis Wali Amanat

Majelis Wali Amanat atau MWA adalah lembaga pengarah pelaksanaan program
Compact. MWA dalam susunan LWA MCA-Indonesia memiliki tugas untuk :
a. menetapkan Pengelola Dana Amanat;
b. menetapkan kebijakan pelaksanaan program, melaksanakan kegiatan dan
mengelola dana sebagaimana disepakati dalam Compact;
c. menetapkan dan mengubah struktur Tim Pelaksana;
d. memilih Direktur Eksekutif melalui kompetisi;
e. menetapkan Direktur Eksekutif sesuai hasil pemilihan secara kompetisi;
f. menetapkan rencana kerja dan penganggaran kegiatan berkala;
g. mengundang dan menilai usulan pengadaan barang/jasa dan/atau usulan hibah
untuk yang kegiatan yang telah diatur dalam Compact, dan yang sesuai dengan
Program Compact;
h. menyetujui dokumen-dokumen pengadaan sesuai dengan ketentuan MCC
Program Procurement Guidelines;
i. menyusun laporan keuangan MCA-Indonesia;
j. melakukan tugas-tugas lain untuk melaksanakan Program Compact sesuai
dengan Compact.

Susunan keanggotaan MWA terdiri dari Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap
anggota dan anggota itu sendiri. Anggota MWA berasal dari wakil pemerintah dan non
pemerintah. Wakil dari pemerintah terdiri dari wakil dari Kementerian Keuangan,
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Perencanaan Pembangunan

Tantangan LWA MCA-Indonesia


14
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Sedangkan wakil non pemerintah


berasal dari wakil akademisi, wakil pelaku usaha dan wakil dari NGO.

No Nama Posisi Catatan


Kementerian Koordinator
1 Dr. Ir. Lukita D. Tuwo, MA Ketua
perekonomian
Deputi Bidang Pendanaan
2 Ir. Wismana Adi Suyabrata Sekretaris Pembangunan Kementerian
PPN/Bappenas
Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian
3 Dr. Robert Pakpahan
Keuangan
Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan
4 Nata
Desa, Kemendagri
Prof. Dr. Ir. Mangara
5 Perwakilan unsur Akademisi
Tambunan
Perwakilan unsur organisasi
6 Zumrotin K. Soesilo
Masyarakat sipil

GAMBAR 1.5 ANGGOTA MWA MCA-INDONESIA BERFOTO BERSAMA MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS BESERTA

STAFF DAN PERWAKILAN DARI MCC

1.5.2 Pengelola Dana Amanat


Pengelola dana amanat adalah lembaga yang dibentuk untuk mendukung pengelolaan
dana yang diamanatkan kepada Lembaga Wali Amanat Millennium Challenge Account
Indonesia. Sebagaimana tercantum di pasal II Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No. 2
tahun 2012, adalah lembaga keuangan yang ditunjuk dan ditetapkan oleh MWA untuk
mengadministrasikan penggunaan dana perwalian yang ditampung dalam Permitted
Accounts sesuai dengan Compact. Tugas dan tanggung jawab PDA adalah :

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

1) menangani administrasi keuangan program Compact yang ditampung dalam


Permitted Accounts sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan administrasi
keuangan yang disepakati dalam Compact;
2) melaporkan penanganan administrasi keuangan program Compact yang
ditampung di Permitted Accounts kepada MWA;
3) melakukan pembayaran dari Permited Accounts berdasarkan kewenangan dari
MWA yang diatur dalam Bank Agreement;

Penunjukkan Pengelola Dana Amanat ini juga termasuk dari salah satu persyaratan
pemenuhan Condition Precedent penggunaan dana CIF, termasuk pembukaan rekening
atas nama MCA-Indonesia. Sesuai dengan ketentuan yang ada di Peraturan Presiden No.
80 tahun 2011, pasal 11 disebutkan bahwa lembaga yang bisa ditunjuk sebagai PDA
adalah : Kementerian/Lembaga, Lembaga Multilateral, Organisasi Non Pemerintah,
Lembaga Keuangan Nasional, dan atau Lembaga Keuangan Asing.

Penentuan Pengelola Dana Amanat dilakukan oleh Majelis Wali Amanat. Proses
pemilihan ini dilaksanakan oleh Komite Ad-hoc Majelis Wali Amanat MCAIndonesia,
yang akhirnya memilih Bank BRI sebagai Pengelola Dana Amanat.
Khusus mengenai fungsi dan tugas dari Pengelola Dana Amanat (PDA), maka Perpres
juga telah memberikan batasan batasan PDA (Pasal 10), yakni
a) menangani administrasi dan keuangan Dana Perwalian sesuai dengan prinsip-
prinsip pengelolaan administrasi dan keuangan yang disepakati dalam Perjanjian
Hibah;
b) melaporkan penanganan administrasi dan keuangan Dana Perwalian kepada
Majelis Wali
c) Amanat; dan
d) melakukan pembayaran kepada pihak-pihak yang terkait atas perintah Majelis
Wali Amanat.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Pengelola Dana Amanat dikoordinasikan oleh
Majelis Wali Amanat.

Tantangan LWA MCA-Indonesia


16
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

GAMBAR 1.6 PENANDATANGANAN KERJA SAMA BANK BRI SEBAGAI PENGELOLA DANA AMANAT

1.5.3. Fiscal Agent (FA) dan Procurement Agent (PA)


Sebagai bagian dari perjanjian hibah Compact MCC, unit kerja pendukung LWA MCA-
Indonesia dibantu tim pelaksana administrasi keuangan (Fiscal Agent) dan pelaksanan
pengadaan (Procurement Agent).
A. Fiscal Agent
Fiscal Agent adalah lembaga yang dipilih oleh Majelis Wali Amanat melalui
Team Evaluation Panel (TEP) untuk melakukan verifikasi keuangan terhadap
penggunaan dana yang diterima oleh MCA-I khususnya yang berasal dari dana
MCC.
Fiscal Agent dipilih melalui proses seleksi secara terbuka dengan peserta yang
terdiri dari lembaga-lembaga yang ditentukan oleh MCC Guideline. Hasil
pemilihan ini selanjutnya ditetapkan melalui SK MWA.
Tugas dan tanggungjawab Fiscal Agent adalah :

a. Mengadministrasi dana MCC dan memastikan program dilaksanakan


secara efektif dan efisien.

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

b. Menyiapkan atau mendampingi persiapan berbagai dokumen,


penganggaran, perencanaan, pelaporan, pengajuan pembiayaan atau
sertifikasi pengajuan pembayaran dari MCA Indonesia untuk kegiatan
MCA-Indonesia atau persetujuan MCC
c. Mengirimkan laporan keuangan bulanan, pertriwulan dan tahunan yang
berisi tentang kegiatan keuangan program dan laporan tambahan yang
diminta oleh MCA-Indonesia atau MCC.
d. Mendampingi MCA-Indonesia dalam menyusun detil rencana keuangan
untuk program, dan melakukan updating pertriwulan
e. Dengan MCA-Indonesia menyusun bagan alur tunggal untuk keuangan
program dan disegregasikan pada informasi keuagan untuk project,
kegiatan, sub kegaiatan, penugasan, barang-barang dan sumber-sumber
yang perlu dibiayai sepanjang diminta
f. Proses pembayaran melalui Permitted Accounts dan US. Treasury
Commons Payment System (CPS) dengan menggunakan metode klasifikasi
yang diberikan oleh MCC
g. Menyusun dan mengelola sistem akuntansi keuangan otomatis.
Memastikan bahwa data keuangan dicatat di sistem dan mudah untuk
ditransfer kepada sistem akuntansi lain yang menggunakan sistem
akuntansi yang standar
h. Memastikan bahwa sistem dan prinsip akuntansi mematuhi dan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum menggunakan uang tunai,
kas yang dimodifikasi, atau basis akuntansi akrual, sebagaimana ditentukan
oleh MCC
i. Memberikan pelatihan kepada manajer proyek MCAIndonesia, pelaksana
proyek, dan orang-orang yang ditunjuk/ berwenang lainnya tentang
bagaimana mendapatkan akses read-only ke sistem akuntansi keuangan
untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
j. Menetapkan kontrol internal atas sistem akuntansi keuangan, operasi
keuangan, dan pelaporan keuangan yang melindungi kegiatan manajemen
keuangan dari penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan, dan yang
menjamin transaksi keuangan dicatat secara tepat waktu, laporan keuangan

Tantangan LWA MCA-Indonesia


18
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

yang lengkap dan akurat, dan semua transaksi sesuai dengan hukum,
peraturan dan dokumen-dokumen perjanjian hibah.
k. Membantu MCA-Indonesia dalam mengembangkan dan menerapkan
Rencana Akuntabilitas Fiskal (FAP), yang mengidentifikasi kebijakan,
prosedur dan kontrol internal yang akan di tempat untuk memastikan
akuntabilitas fiskal yang sesuai dalam penggunaan Pendanaan MCC. FAP
juga akan mencakup prosedur untuk memastikan bahwa semua transaksi
bebas penipuan, limbah dan penyalahgunaan.
l. Membantu MCA-Indonesia dalam mengidentifikasi entitas yang akan
dikenakan audit sebagaimana yang dipersyaratkat oleh Pedoman Audit
MCC
m. Atas permintaan MCA-Indonesia atau yang ditunjuk diizinkan lain seperti
MCC, Inspektur Jenderal, Amerika Serikat Government Accountability Office,
dan auditor internal atau eksternal, menyediakan akses cepat ke sistem
akuntansi keuangan dan semua program yang berhubungan dengan catatan
keuangan atau dokumen
n. Perijinan MCA-Indonesia, perancangan lainya yang diijinkan, MCC,
Inspektur Jenderal, Amerika Serikat Government Accountability Office, dan
auditor internal atau eksternal, bertanggung jawab untuk audit untuk
menilai, review, audit atau evaluasi program, Pembiayaan dan
pemanfaatan barang MCC, pekerjaan atau jasa yang dibiayai dengan
Pendanaan MCC.
o. Membantu MCA-Indonesia dalam pengembangan Penipuan negara
tertentu dan Penilaian Korupsi dan pembentukan Rencana Aksi.
p. Segera menanggapi keluhan atau pertanyaan tentang ketepatan waktu
pembayaran dan menyelesaikan masalah pembayaran secepat mungkin.
q. Menterjemahkan operasional yang lain, kewajiban fungsional, dan kontrak
dan tanggung jawab seperti adat dalam melakukan tugas-tugas seorang
Agen Fiskal.

Mekanisme kerja Fiscal Agent dalam melakukan pengawalan dalam bidang keuangan
sampai saat ini terus dibangun dan disempurnakan. Mekanisme kerja Fiscal Agent akan
diatur dalam dokumen Fiscal Accountability Plan, Fiscal Agreement dan Bank Agreement.

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Perkembangan pembahasan ini sampai pada tahap penyusunan mekanisme pembayaran


yang akan melibatkan Fiscal Agent dengan gambaran sebagai berikut:

Pembayaran

GAMBAR 1.8 MEKANISME PENCAIRAN DANA

B. Procurement Agent
Procurement Agent adalah lembaga yang dipilih oleh Majelis Wali Amanat
melalui Team Evaluation Panel (TEP) untuk melakukan proses pengadaan
vendor, pihak ketiga penyedia barang dan jasa untuk kegiatan MCA-
Indonesia.
Procurement Agent dipilih melalui proses seleksi secara terbuka dengan
peserta yang terdiri dari lembaga-lembaga yang ditentukan oleh MCC
Guideline. Hasil pemilihan ini selanjutnya ditetapkan melalui SK MWA.

a. Mengelola dan mengelola secara efektif proses untuk memilih pemasok,


kontraktor dan konsultan untuk berbagai macam barang, pekerjaan dan jasa

Tantangan LWA MCA-Indonesia


20
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

sebagaimana yang diminta oleh MCA-Filipina untuk melaksanakan


Compact
b. Menganalisis kondisi pasar dalam rangka mengoptimalkan keberhasilan
kegiatan pengadaan.
c. Rencana, jadwal, dan memprioritaskan fungsi pengadaan, termasuk
rencana untuk pengadaan yang efisien dan efektif barang, pekerjaan, dan
layanan untuk hari-hari operasi MCA-Indonesia
d. Memastikan bahwa dokumen-dokumen yang menjelaskan obyek dari
pengadaan yang cukup siap dan lengkap, menggambarkan pengadaan
dalam hal yang wajar, jelas dan tidak ambigu, tidak melebih-lebihkan
kebutuhan dan tidak menggunakan istilah yang terlalu ketat dalam
menggambarkan persyaratan pengadaan
e. Melakukan pengadaan dengan cara kompetisi terbuka yang menyediakan
semaksimal praktis untuk menjamin harga menguntungkan bagi MCA-
Indonesia dan akses yang sama dan adil untuk memenuhi syarat, kontraktor
pemasok dan konsultan.
f. Konfirmasi, sebelum melanjutkan dengan prosedurpengadaan, bahwa
MCA-Indonesia telah membuatpengaturan untuk pengawasan yang tepat
dan pengelolaankinerja kontrak termasuk inspeksi dan pengujian barang,
review studi, desain, laporan dan kiriman lainnya, dan pengawasan bekerja
sebelum penerimaan dan persetujuan pembayaran
g. Menjamin bahwa seleksi dari semua pemasok, kontraktor dan konsultan
dilakukan dengan cara, sepenuhnya profesional transparan dan etis, dan
bahwa semua pemasok yang berpartisipasi, kontraktor dan konsultan
diperlakukan secara adil dan setara
h. Memastikan bahwa semua pengadaan yang berhubungan dengan
persetujuan untuk pemilihan pemasok, kontraktor dan konsultan seperti
yang dipersyaratkan berdasarkan perjanjian pendanaan MCC diperoleh
dari MCA-Indonesia danMCC
i. Menjaga terhadap konflik kepentingan, nyata atau dalam penampilan,
dalam operasi kegiatan pengadaan
j. Melakukan kontrol seluruh proses pemilihan, kontraktor pemasok dan
konsultan untuk memastikan itikad baik, adil dan kerahasiaan tepat oleh

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

wakil-wakil dari Agen Pengadaan dan orang lain yang secara resmi terlibat
dalam kegiatan pengadaan
k. Melindungi kegiatan pengadaan dari penipuan, limbah dan
penyalahgunaan.
l. Membantu MCA-Indonesia dalam memberikan respons yang cepat dan
adil untuk tantangan tawaran tentang aktivitas pengadaan
m. Menterjemahkan operasional lain, kewajiban fungsional, dan kontrak dan
tanggung jawab seperti adat dalam melakukan tugas-tugas seorang Agen
Pengadaan bertanggung jawab atas keputusan penlilaian harga yang tepat
dan wajar atas kontrak pengadaan
n. Memberikan dukungan kepada MCA-Indonesia dalammenyediakan
pernyataan ketidakberatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
pelaksanaan Program Compact

GAMBAR 1.8 MEKANISME PENCAIRAN DANA

Tantangan LWA MCA-Indonesia


22
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Mekanisme kerja Procurement Agent juga sedang dibangun untuk saling mendapat
kesepakatan diantara masing-masing unit kerja. Mekanisme kerja Procurement Agent
yang telah disepakati hingga sait ini digambarkan sebagai berikut.

GAMBAR 1.9 MEKANISME KERJA PROCUREMENT AGENT

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Tantangan LWA MCA-Indonesia


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Ditinjau dari mekanisme pencatatan dan pencairan hibah, ada beberapa mekanisme
penyaluran hibah luar negeri. Ragam tersebut ditentukan oleh (i) apakah hibah yang
diterima pemerintah Indonesia dicatatkan atau tidak dalam sistem anggaran negara dan
(ii) apakah hibah tersebut disalurkan dari rekening pemberi hibah kepada pelaksana
kegiatan melalui KPPN atau langsung dari rekening pemberi hibah ke rekening pelaksana
kegiatan, termasuk pihak ketiga yang melaksanakan proyek yang dibiayai dengan dana
Hibah. Dalam bentuk matrik dapat digambarkan sebagai berikut:

GAMBAR 1.9 PERBEDAAN BEBERAPA SISTEM HIBAH

Tantangan LWA MCA-Indonesia


26
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Sebelum membahas perbedaan kedua mekanisme tersebut, perlu dipahami karakteristik


Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dalam sistem anggaran negara yaitu :

1 Merupakan dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna


Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. DIPA berlaku untuk satu
tahun anggaran, baik untuk kontrak atau proyek tahun tunggal maupun tahun
jamak. DIPA memuat :
a Daftar barang, jasa dan civil work yang dibiayai dari dana Pemerintah Indonesia,
Pinjaman dan Hutang Luar Negeri.
b Daftar barang, jasa dan civil work yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja maupun
Donor Asing.
c Dana pendamping untuk Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (sesuai dengan
Perjanjian Hibah/Pinjaman).
2 DIPA berfungsi sebagai :
a Untuk pembelanjaan anggaran baik yang bersumber dari dana Pemerintah,
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.
b Untuk pengadaan barang dan pembiayaan jasa dan pekerjaan civil work.

c Untuk penggantian pajak yang mendapatkan fasilitas pajak bagi Hibah dan
Pinjaman Luar Negeri (pada kasus Hibah MCC diatur dalam PMK
124/PMK.05/2012).
d Untuk pencatatan Hibah Langsung dengan menggunakan Surat Pemngesahan
Hibah Langsung (SPHL) sesuai dengan PMK 191/2011.
3 Pembelanjaan anggaran dalam DIPA dilakukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) yang dibantu oleh Bendahara, Bagian Verifikasi (maksimal 3
hari setelah pengajuan) dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN,
maksimal 1 hari setelah pengajuan).

Berdasarkan PMK 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah,


klasifikasi hibah dapat dibedakan menurut bentuk hibah, mekanisme pencairan hibah dan
sumber hibah. Berdasarkan bentuknya, hibah dibagi menjadi : (a) hibah uang, yang terdiri
diri : 1. uang tunai; dan 2. uang untuk membiayai kegiatan (b) hibah barang/jasa dan (c)

Laporan Neraca Hibah 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

hibah surat berharga. Sedangkan berdasarkan mekanisme pencairannya, hibah dibagi


menjadi hibah terencana dan hibah langsung. Sementara berdasarkan sumbernya, hibah
dibagi menjadi hibah dalam negeri dan hibah luar negeri.
Ditinjau dari karakteristiknya, Hibah MCC adalah hibah langsung yang dilaksanakan
oleh MCA-Indonesia. Sebagai dasar pengaturannya, Kementerian Keuangan telah
mengeluarkan PMK No. 124/PMK.05/2012 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah
MCC yang menjelaskan bahwa Hibah MCC memilki karakteristik :

Dialokasikan dalam RKA K/L dan DIPA melalui mekanisme perencanaan


namun pelaksanaannya merupakan hibah langsung
Pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan langsung oleh pemberi hibah
Adanya mekanisme penggantian di bidang pajak dan/atau kepabeanan
MCA-Indonesia sebagai Satuan Kerja (Satker) memiliki karakteristik yang agak berbeda
dibanding Satker pada umumnya karena harus mengkombinasikan dua sistem,
yaitu sistem yang berlaku di Indonesia (Kementerian Keuangan dan kementerian
PPN/Bappenas) dengan sistem Pemerintah Amerika Serikat untuk melaksanakan Hibah
MCC.
Akan tetapi, sebenarnya jika ditelaah terdapat kesepadanan antara kedua sistem tersebut.
Jika pada sistem keuangan negara reguler dikenal DIPA, maka untuk penganggaran
belanja Hibah MCC menggunakan Quarterly Disbursement Request. Demikian juga
untuk mekanisme pembayaran yang dibayarkan melalui KPPN, maka pencairan Hibah
MCC dibayarkan melalui
US Treasury. Pembayaran dapat
dilakukan setelah dilakukan
pengujian oleh unit verifikasi
anggaran, demikian juga dengan
sistem MCC
menggunakan Fiscal
Agent sebagai verifikator.
Pengadaan barang dan jasa
dilakukan oleh ULP, sebanding
dengan peran Procurement
Agent. Demikian juga dengan
kedudukan KPA dengan Majelis Wali Amanat dan tugas tanggung jawab PPK dengan

Laporan Neraca Hibah 2015


28
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Direktur Eksekutif yang juga dapat disejajarkan. Untuk keperluan tersebut, KPA telah
menerbitkan Surat Keputusan No.12/KPA.MCC/03/2013tentang Pembagian
Wewenang antara PPK dengan Direktur Eksekutif.
Tabel berikut menyajikan perbandingan pengelolaan Hibah MCC dengan menggunakan
mekanisme On Budget Off Treasury dan Off Budget Off Treasury.

NO ON BUDGET OFF TREASURY OFF BUDGET OFF TREASURY


1. Dialokasikan dalam DIPA. Tidak dialokasikan dalam DIPA.

2. Dapat dilakukan penggantian pajak Dapat dilakukan penggantian pajak dan/atau


dan/atau kepabeanan. kepabeanan, sehingga harus dibayarkan dari
Hibah MCC.

3. Aset dapat ditransfer ke K/L, Pemda, Jika akan dilakukan transfer aset ke K/L,
LSM/Komunitas Lokal, dan/atau Pemda, LSM/Komunitas Lokal, dan/atau
Sektor Swasta (berdasarkan Peraturan Sektor Swasta diperlukan revisi
Presiden No. 80 Tahun 2011 tentanga. Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2011
Dana Perwalian). tentang Dana Perwalian
b. PMK 124/PMK.05/2012 tentang Mekanisme
Pengelolaan Hibah MCC.

4. Jika aset ditransfer ke pihak lain, tidak Jika aset akan ditransfer ke pihak lain, maka
perlu lagi dimasukkan dalam DIPA.

5. Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan mengkategorikan


mengkategorikan sebagai hibah dalam sebagai hibah dalam bentuk uang, barang,
bentuk uang (100%). jasa, dan civil work. Sehingga perlu revisi
Compact Agrement yang ditandatangani oleh
Pemerintah Indonesia dan MCC. Juga
diperlukan revisi Perpres 80 Tahun 2011 dan
PMK 124/PMK.05/2012.

6. Audit dilakukan oleh Badan Pemeriksa Auditor Independen akan melakukan audit
Keuangan (BPK) hanya untuk sumber untuk dana Hibah.
pembiayaan yang berasal dari Rupiah
Murni.

7. Hasil Audit: Hasil Audit:


a. PPK bertanggung jawab terhadap Direktur Eksekutif bertanggung jawab
temuan kegiatan yang dibiayai dengan terhadap temuan kegiatan yang dibiayai dari
Rupiah Murni. dana Hibah.
b. Direktur Eksekutif bertanggung jawab
terhadap temuan kegiatan yang dibiayai
dari dana Hibah.

8. PPK tidak bertanggung jawab terhadap Direktur Eksekutif bertanggung jawab


ineligible expenses atau unallowable terhadap ineligible expenses atau unallowable
expenses yang dibuat oleh Direktur expenses karena pembayaran ke vendor

Laporan Neraca Hibah 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Eksekutif karena pembayaran ke vendor memerlukan persetujuan dari Direktur


tidak memerlukan persetujuan PPK. Eksekutif/CFO/FA. Seluruh invoice
diproses oleh MCA-Indonesia dan FA.

9. Jika ada tagihan dari MCC untuk Jika ada tagihan dari MCC untuk
penggantian ineligible expenses atau penggantian ineligible expenses atau
unallowable expenses (melalui MWA unallowable expenses (melalui MWA atau
atau KPA) maka PPK diperintahkan KPA) maka PPK diperintahkan membuat
membuat laporan ke KPA dan laporan ke KPA dan Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal Bappenas untuk Bappenas untuk melakukan rapat internal.
melakukan rapat internal. Selanjutnya Selanjutnya Inspektorat Jenderal akan
Inspektorat Jenderal akan meminta meminta BPKP atau BPK atau KPK untuk
BPKP atau BPK atau KPK untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Sangat
melakukan investigasi lebih lanjut. tergantung pada kasusnya.
Sangat tergantung pada kasusnya.

10. Kementerian Keuangan akan mencatat Kementerian Keuangan tidak dapat mencatat
Hibah MCC melalui KPPN. Hibah MCC melalui KPPN karena tidak
dialokasikan dalam DIPA.

Pelaksanaan anggaran yang bersumber dari Hibah MCC dialokasikan dalam DIPA pada
Satuan Kerja Pengelola Hibah MCC. Dalam rangka pengalokasian anggaran Hibah
MCC, PA/KPA mengalokasikan pagu belanja dalam RKA-K/L setiap tahunnya pada
Satuan Kerja Pengelola Hibah MCC. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang selaku KPA
pendapatan hibah mengalokasikan pagu Pendapatan Hibah dalam DIPA Bagian
Anggaran 999.02 berdasarkan rencana penarikan Hibah MCC.
Pelaksanaan pembebanan anggaran belanja yang bersumber dari Hibah MCC ke dalam
APBN dilakukan melalui mekanisme pengesahan hibah langsung dalam bentuk uang.
Mekanisme pengesahan hibah langsung dalam bentuk uang berpedoman pada Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Mekanisme Pengelolaan Hibah (PMK 191/PMK.05/2011).
Pencatatan Hibah Langsung MCC berdasarkan PMK 191/PMK.05/2011 berbentuk
SPHL (Surat Pencatatan Hibah Langsung) diterbitkan oleh KPPN Khusus VI.
Atas Pendapatan Hibah Langsung bentuk uang dan/atau belanja yang bersumber dari
hibah langsung, PA/KPA membuat dan menyampaikan SP2HL ke KPPN dengan
dilampiri:
1. copy Rekening atas Rekening Hibah;
2. SPTMHL;
3. SPTJM; dan
4. copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama kali.

Laporan Neraca Hibah 2015


30
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Mekanisme pengajuan dan pengesahan hibah langsung yang ada dalam program hibah
Compact MCC dapat dilihat pada bagan alir dibawah ini :

GAMBAR 7.3. MEKANISME PENERBITAN PENGESAHAN HIBAH MCC

GAMBAR 7.4. CONTOH SURAT PENERBITAN PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG MCC

Laporan Neraca Hibah 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Satuan Kerja Pengelola Hibah MCC pada triwulan III (tepatnya 30 September 2015) telah
mengajukan revisi DIPA 2015 untuk penambahan pagu Hibah Luar Negeri sebesar Rp.
201 Milyar, penghapusan akun 526 karena belum ada belanja aset, dan relokasi anggaran
Rupiah Murni.
Usulan penambahan pagu Hibah Luar Negeri dimaksudkan untuk melakukan pencatatan
hibah dalam bentuk SPHL. Pada triwulan III, sisa alokasi hibah luar negeri pada DIPA
Satker Pengelola Hibah MCC adalah Rp. 5.239.549.782,00. Sementara masih ada
realisasi belanja hibah Luar Negeri dengan nilai kurang lebih Rp 200 Milyar yang perlu
disahkan/dicatat dalam bentuk SPHL.
Pengajuan revisi tersebut disetujui oleh Kementerian Keuangan pada tanggal 16 Oktober
2015 sebagai Revisi ke-3. Sehingga alokasi anggaran DIPA Satker Pengelola Hibah MCC
TA 2015 menjadi Rp. 423 Milyar dengan rincian sebagai berikut:
1. Rupiah Murni sebesar Rp. 13 Milyar
2. Hibah Langsung Luar Negeri (MCC) sebesar Rp. 411 Milyar
Dengan alokasi anggaran sebesar tersebut diatas, pencapaian kinerja Satker Pengelola
Hibah MCC pada triwulan IV sebesar Rp. 204.572.644.493,00 (48,25%) dengan rincian
untuk Rupiah Murni sebesar Rp. 2.954.672.744,00 (22,73%) dan Hibah MCC sebesar Rp.
201.617.971.749,00 (49,06%).
Berdasarkan Laporan Keuangan MCAI bulan November 2015 dan hasil analisis terhadap
MCC CPS Report Detail all bank locations FY15 IDN Inception November 2015, realisasi
penyerapan dana Compact sampai dengan tanggal 30 November 2015 adalah sebagai
berikut :

Nilai Rupiah
No. Uraian US Dollar (dengan Kurs tengah
harian)
1. Total Transfer dari US Treasury 97,956,557.93 1.182.154.572.237
- Dana CIF 6,946,871.93 74.978.017.830
- Dana Program Funding 91,009,686.00 1.107.176.554.407
2. Total pembiayaan Compact 92,781,994.51 1.113.447.897.172
- Dana CIF 6,934,312.39 74.724.346.549
- Dana Program Funding 85,847,681.96 1.038.723.548.623

Persentase kumulatif dari nilai Hibah Compact sebesar USD 600,000,000.00:

Laporan Neraca Hibah 2015


32
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Realisasi Persentase
Total Hibah
No. Uraian Penyerapan Penyerapan
Compact (USD)
(USD) (%)
1. Total Transfer dari US Treasury 97,956,557.93 16,33%
- Dana CIF 600,000,000.00 6,946,871.93 1,16%
- Dana Program Funding 91,009,686.00 15,17%

2. Total pembiayaan Compact 92,781,994.51 15,46%


- Dana CIF 600,000,000.00 6,934,312.39 1,16%
- Dana Program Funding 85,847,681.96 14,31%

Selisih antara total transfer dari US Treasury dan total pembiayaan Compact sampai
dengan tanggal 30 November 2015 sebesar USD. 5,174,563.42 setara dengan
Rp.68,706,675,065.23,- tersimpan di Rekening PDA (Permitted Accounts) di Bank Rakyat
Indonesia
Rincian realisasi penyerapan per komponen kegiatan utama program Compact yaitu :
a. Dana Hibah Compact untuk Pelaksanaan Perjanjian (CIF) sebesar USD. 12.000.000
Dana Hibah CIF digunakan untuk membiayai kegiatan persiapan program
Compact. Sesuai Grant Agrement Hibah Compact untuk membiayai kegiatan
persiapan program Compact untuk Pelaksanaan Perjanjian (CIF) sebesar USD.
12.000.000. Sampai dengan tanggal 30 November 2015 realisasi penarikan dana CIF
sebesar USD. 6,934,312.39 atau 57,79% dari total Hibah Compact untuk
Pelaksanaan Perjanjian(CIF) USD. 12.000.000.
Realisasi penggunaan dana CIF tersebut untuk membiayai kegiatan :

Kumulatif s/d Kumulatif s/d Kumulatif s/d


30 November 30 November 30 November
NO URAIAN 2015 2015 2015
% to % to Hibah
USD
Disbursed CIF
1 Green Prosperity Project 1,030,835.01 14,87% 8,59%
Community Based Nutrition
2 165,041.45 14,87%
Project 8,59%
Procurement Modernization
3 1,132,839.67 16,34%
Project 9,44%
4 Monitoring and Evaluation 5,050,00 0,07% 0,04%
Program Administration and
5 4,600,546.26 66,34% 38,34%
Control
Jumlah 6,934,312.39 100,00% 57,79%

Laporan Neraca Hibah 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

b. Dana Program (Program Funding) sebesar USD. 588.000.000.

Sesuai Grant Agrement Hibah Compact untuk membiayai kegiatan pelaksanaan


program Compact sebesar USD. 588,000,000.00. Sampai dengan tanggal 30
November 2015 realisasi penarikan dana Compact sebesar USD. 59,304,215.71
atau 9,88% dari total Hibah Compact USD 588.000.000. Realisasi penggunaan
dana tersebut untuk membiayai kegiatan :
Kumulatif s/d Kumulatif s/d Kumulatif s/d
30 November 30 November 30 November
NO URAIAN 2015 2015 2015
% to Hibah
USD % to Disbursed
COMPACT
1 Green Prosperity Project 2,107,360.90 3,55% 0,36%
Community Based Nutrition
2 35,623,136.21 60,07% 6,06%
Project
Procurement Modernization
3 7,094,189.55 11,96% 1,21%
Project
4 Monitoring and Evaluation 1,173,746.10 1,98% 0,20%
Program Administration and
5 13,305,782.95 22,44% 2,26%
Control
Jumlah 59,304,215.71 100,00% 9,88%

Sesuai Grant Agrement Hibah Compact untuk membiayai kegiatan


pelaksanaan program Compact sebesar USD. 600,000,000.00. Sampai dengan
tanggal 30 November 2015 realisasi penarikan dana Compact sebesar USD.
66,238,528.25 atau 11,04% dari total Hibah Compact USD 600.000.000 .
Realisasi penggunaan dana tersebut untuk membiayai kegiatan :
Kumulatif s/d Kumulatif s/d Kumulatif s/d
30 November 30 November 30 November
NO URAIAN 2015 2015 2015
% to % to Hibah
USD
Disbursed COMPACT
1 Green Prosperity Project 3,138,195.91 4,74% 0,52%
Community Based Nutrition
2 35,788,177.81 54,03% 5,96%
Project
Procurement Modernization
3 8,227,029.22 12,42% 1,37%
Project
4 Monitoring and Evaluation 1,178,796.10 1,78% 0,20%
Program Administration and
5 17,906,329.21 27,03% 2,98%
Control
Jumlah 66,238,528.25 100,00% 11,04%

REALISASI DIPA TAHUN ANGGARAN 2013 - 2015.

Realisasi penyerapan DIPA MCC sampai dengan tanggal 30 November 2015


direfleksikan dengan nilai penyerapan yang telah di SPHL-kan. Sampai dengan

Laporan Neraca Hibah 2015


34
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

tanggal 30 November 2015, telah dilakukan penerbitan 17 (Tujuhbelas) SPHL


oleh KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah-Kementerian Keuangan, yaitu :

REALISASI S/D 31 Desember 2015


NO URAIAN
Rp Setara USD
SPHL 1, No. SPHL 248602Y/140/701,
1 189.831.600.000 20.412.000,00
tanggal 2 Juli 2013
SPHL 2,No. SPHL 253238Y/140/701,
2 41.276.672.781 4,109,945.78
tanggal 18 November 2013
SPHL 3 No. SPHL 254246Y/140/701,
3 7.928.816.232 703.272,46
tanggal 05 Desember 2013
SPHL 4 No. SPHL 141400501660001,
4 12.897.882.449 1,091,079.17
tanggal 11 Maret 2014
SPHL 5 No. SPHL 141400501660001,
5 16.898.742.705 1,398,689.71
tanggal 12 Mei 2014
SPHL 6 No. SPHL 141400501660003,
6 6.338.067.932 554,223.34
tanggal 12 Mei 2014
SPHL 7 No. SPHL 141400501660004,
7 10.430.189.784 932,113.60
tanggal 10 Juni 2014
SPHL 9 No. SPHL 141400501660005,
8 52.366.460.502 4.462.949,24
tanggal 17 Oktober 2014
SPHL 10 No. SPHL 141400501660006,
9 11.774.646.907 988.954,28
tanggal 23 Oktober 2014
SPHL 11 No. SPHL 141400501660007,
10 8.053.963.637 624.824,82
tanggal 16 Desember 2014
11 SPHL 13 No. SPHL 151400504120001,
85.855.213.172 7,664,306.31
tanggal 16 Maret 2015
12 SPHL 14 No. SPHL 151400504120002,
30.045.586.680 2,403,318.90
tanggal 1 April 2015
13 SPHL 15 No. SPHL 151400504120003,
85.648.780.932 6,554,350.30
tanggal 9 September 2015
14 SPHL 16 No. SPHL 151400504120004,
3.210.869.434 250,298.80
tanggal 9 September 2015
15 SPHL 17 No. SPHL 151400504120005,
128.932.927.833 9,549,383.00
tanggal 2 November 2015
16 SPHL 18 No. SPHL 151400504120006,
3.267.417.026 243,103.69
tanggal 2 November 2015
17 SPHL 19 No. SPHL 151400504120007,
69.417.626.890 5,065,503.10
tanggal 17 Desember 2015

Jumlah
764.175.464.896 67,008,327.50

Berdasarkan data penerbitan SPHL tersebut diatas Realisasi penarikan dana


Hibah MCC sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp. 764.175.464.896
setara dengan USD. 67,008,327.50 atau sebesar 11,17% dari nilai Hibah MCC
sebesar USD. 600.000.000.

Berikut adalah rincian penyerapan anggaran Satuan Kerja Pengelola Hibah MCC dari
Triwulan I hingga Triwulan IV Tahun Anggaran 2015:

Laporan Neraca Hibah 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV


PAGU (Rp)
KOMPONEN Realisasi Realisasi Realisa Realis
si asi
Rp % R % R % Rp %
p p
Rupiah Murni 13.000.000.000 4.607.310.318 35,44 2.115.533.570 16,27 2.483.201.405 19,10 2.954.672.744 22,73

Hibah 411.000.000.000 85.855.213.172 40,88 30.045.586.680 14,31 88.859.650.366 21,62 201.617.971.749 49,06

TOTAL 423.000.000.000 90.462.523.490 21,34 32.161.120.250 7,59 91.342.851.771 21,54 204.572.644.493 48,25

GAMBAR 7.4. CONTOH SURAT PENERBITAN PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG MCC

Laporan Neraca Hibah 2015


36
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Laporan Neraca Hibah 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Laporan Neraca Hibah 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

No Usulan Indikator Kinerja dan Target Usulan Komponen Kegiatan

1. Persentase Lokasi Proyek Kemakmuran Monitoring dan Evaluasi Proyek Kemakmuran Hijau
Hijau yang ditetapkan untuk memperoleh
intervensi Energi Terbarukan (100%)

2. Kegiatan Perencanaan dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Proyek Kesehatan dan Gizi
Pembangunan Partisipatif dan bantuan Berbasis Masyarakat Untuk Mengurangi Anak Pendek
teknis kepada masyarakat di lokasi proyek
Kesehatan (3 Provinsi)

3. Kegiatan Kampanye dan Monev di lokasi


proyek Kesehatan (11 Provinsi)

4. Tersedianya 100 Unit Layanan Pengadaan Monitoring dan Evaluasi Proyek Modernisasi
(ULP) Percontohan (komulatif) untuk Pengadaan
proyek Modernisasi Pengadaan (29 ULP)

5. Terlatihnya 500 tenaga professional


pengadaan Barang/Jasa untuk proyek
Modernisasi Pengadaan (150 orang)

6. Koordinasi Pelaksanaan dan Pengendalian 1. Memfasilitasi kegiatan anggota MWA MCA-


Program Compact dari hibah MCC Indonesia
2. Dukungan Operasional Satker Pengelola Hibah
MCC untuk pelaksanaan kegiatan Program
Compact
3. Penggantian Pajak terkait Program Compact
4. Perjalanan Dinas Dalam dan Luar Negeri

3.1. Pengadaan Tenaga Ahli dan Staff

3.2. Profil Struktural

Unit Pendukung KPA adalah organ satker sebagaimana umumnya yang biasa dibentuk
oleh KPA. Unit Pendukung KPA terdiri dari Bendahara Pengeluaran, Pejabat Penerbit
SPM, dan Pejabat Pembuat Komitmen. Untuk membantu KPA dalam
mengorganisasikan pekerjaan unit pendukung KPA, maka KPA membentuk Koordinator
Unit Pendukung KPA. Unit Pendukung KPA Unit Pendukung KPA bertugas membantu

Kinerja Satker PH MCC 2015


40
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

KPA sebagai Kepala Satker dalam pengelolaan administrasi keuangan negara yang
berkaitan dengan Program Compact Mendukung proses yang dilaksanakan oleh Tim
Persiapan Program Compact, Sekretariat Satuan Kerja Pengelola Hibah MCC-Indonesia
merekrut beberapa tenaga ahli dan asisten tenaga ahli dengan struktur organisasi sebagai
berikut :1D

No Nama Posisi

1 Arbain Nurbawono N. T.A Ekonomi Pembangunan


2 Vincentius Prasetyo T.A Manajemen Keuangan
3 Sani P. T.A Data Analis
4 Moekti Ariebowo T.A Manajemen SDA
5 Rully Puji Agung T.A Muda Data Analis
6 Tema W. Tamtama T.A Muda Pengadaan
7 Vero Ardianto T.A Muda Manajemen SDA
8 Arie Bayu H. T.A Muda Ekonomi dan Keuangan
9 Sulaiman A. R. T.A Muda Monev
10 Astri Amirudin Tenaga Pendukung
11 Choirul Amri Pengolah Data
12 Dian Purwanti Sekretaris Bilingual
13 Fitria Dewi Wandawati Administrasi PPK
14 Ferdy Nur A. Programmer
15 Wuri Handayani Sekretaris Bilingual
16 Satria Raharja Tenaga Tekhnis
17 Widiyanto Pamungkas Pengolah Data
18 Nurcahyani Sekretaris
19 Rani Desi Yanti Tenaga Pendukung
20 Widodo Purnomo Tenaga Tekhnis
21 Agung Supriyadi Pengolah Data PPK
22 Elissarita Sekretaris PM
23 Arif Pratama Administrasi Keuangan

Masing-masing tenaga ahli dan tenaga administrasi sesuai dengan bidang tugasnya
melakukan proses fasilitasi untuk menyiapkan berbagai dokumen untuk kelengkapan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh program.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

GAMBAR 7.4. CONTOH SURAT PENERBITAN PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG MCC

3.3. Pendampingan Monitoring Kegiatan

Tahun 2015 merupakan tahun implementasi penuh fondasi pelaksanaan Program


Compact Indonesia. Sejak penandatanganan Entry into Force pada 1 April 2013 maka
pelaksanaan Hibah MCC selama 5 tahun secara efektif telah dimulai. Artinya, Program
Compat Indonesia akan berakhir pada 2 April 2018. Pada kenyataannya, memasuki tahun
2015, hamper semua kegiatan Proggram Compact telah siap dijalankan. Oleh karena itu,
pada tahap transisi dari perencanaan menuju implementasi program secara penuh, UP-
KPA Satker Pengelola Hibah MCC terus memberikan dukungan atau fasilitasi untuk
memastikan Program Compact segera dapat diimplementasikan dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam Compact Agreement.

Meskipun telah memasuki tahap implementasi sejak EIF, masih terdapat perbedaan status
perkembangan masing-masing Proyek yang dibiayai dengan Hibah MCC. Bentuk

Kinerja Satker PH MCC 2015


42
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

dukungan yang dilakukan UP-KPA Satker Pengelola Hibah MCC disesuaikan dengan
status kesiapan proyek untuk dilaksanakan. Lingkup bentuk dukungan terhadap
pelaksanaan Program Compact yang dilakukan oleh UP-KPA Satker Pengelola Hibah
MCC dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Fasilitasi Perencanaan dan Pengembangan Program, yaitu dukungan UP-KPA


Satker Pengelola Hibah MCC yang ditujukan untuk melakukan finalisasi desain
kegiatan masing-masing proyek yang dibiayai Hibah MCC, pemantapan rencana
pelaksanaan proyek, deseminasi informasi, dan kegiatan lain yang relevan.
b. Fasilitasi Pelaksanaan Program, yaitu dukungan kegiatan yang dilakukan UP-KPA
Satker Pengelola Hibah MCC terhadap pelaksanaan kegiatan Program Compact.
Fungsi manajemen pelaksanaan program ini secara subtansi kegiatan menjadi tugas,
fungsi dan tanggungjawab UPP MCA-Indonesia. Meskipun demikian UP-KPA
Satker Pengelola Hibah MCC akan memberikan dukungan jika terdapat hambatan
dalam pelaksanaan proggram. Selain itu, sebagaimana disebutkan dalam PMK
124/PMK.05/2012 untuk kegiatan Hibah MCC yang berdasarkan Program
Implementation Program (PIA) tidak dikenakan pajak, maka UP-KPA Satker Pengelola
Hibah MCC akan memfasilitasi pemberian penggantian pajak.
c. Fasilitasi Koordinasi dan Pengendalian Program, merupakan kegiatan UP-KPA
Satker Pengelola Hibah MCC yang bersifat mitigasi risiko, pemantauan
perkembangan status pelaksanaan proyek dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan-
kegiatan yang dibiayai Hibah MCC.

Ketiga aspek manajemen program tersebut disediakan untuk mendukung percepatan dan
perbaikan pelaksanaan Program Compact. Lingkup bentuk fasilitasi Satker Pengelola
Hibah MCC dalam siklus manajemen pelaksanaan Program Compact dapat dijelaskan
sebagaimana disajikan pada Gambar 3.1.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

GAMBAR 3.1 FASILITASI UP-KPA SATKER PENGELOLA HIBAH MCC DALAM SIKLUS MANAJEMEN PROGRAM

COMPACT

Pada tahun 2014, dukungan UP-KPA Satker Pengelola Hibah MCC belum sepenuhnya
bisa lepas dari aspek perencanaaan dan pengembangan program, terutama untuk Proyek
Kemakmuran Hijau. Sedangkan untuk Program Compact secara keseluruhan, karena
dipandang implementasinya berjalan lambat maka UP-KPA Satker Pengelola Hibah
MCC mengambil inisiatif untuk penguatan di sisi pengendalian manajemen proyek.

Secara rinci, kegiatan Satker Pengelola Hibah MCC dalam menyediakan fasilitasi
terhadap pelaksanaan Program Compact diuraikan pada bagian berikut ini.

Kinerja Satker PH MCC 2015


44
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

No. Tgl Tempat Kegiatan

1 21-24 Des Ternate Kegiatan Workshop Procurement Modernization

2 20-23 Des Surabaya Undangan Finalisasi Pelaporan Keuangan Proyek


Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat
(PKGBM)

3 13-16 Des Manado Kunjungan Kerja dalam rangka Monitoring dan


Evaluasi Implementasi Hibah Compact melalui
Rekening PJOK Proyek Kesehatan dan Gizi
Berbasis Masyarakat (PKGBM)
.

4 30-01 Des Bangka Belitung Sosialisasi Pengenalan Kebijakan dan Teknologi


Pemanfaatan Energi Nuklir

5 24-25 Nop Banjarmasin Monitoring dan Evaluasi pada Proyek


Kemakmuran Hijau

6 22-25 Nop Malang Kunjungan Kerja Kegiatan Best Practices


Pengelolaan Biogass

7 16-18 Nop Surabaya Integrasi Kebun Energi untuk Pengembangan


Bioetanol

8 11-12 Nop Bandung Monitoring dan Evaluasi pada Proyek


Kemakmuran Hijau (Green Prosperity)

9 27-30 Okt Bandung pendampingan Tim Inspektur Bidang Administrasi


Umum, Kementerian PPN/Bappenas dalam
rangka Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Pengelola
Hibah MCC

10 24-25 Okt Solo Monitoring dan Evaluasi pada Proyek


Kemakmuran Hijau

11 07-09 Okt Cirebon Monitoring dan Evaluasi pada Program Kesehatan


dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM)

12 11 Sept Bandung Rapat Koordinasi dengan Tim Ahli Pertambangan


Institut Teknologi Bandung (ITB)

13 05-06 Sept Solo Monitoring dan Evaluasi pada Proyek


Kemakmuran Hijau (Green Prosperity)

14 25-26 Agust Bandung ITB CEO Summit on Innovation University-Industry-


Goverment Collaboration

15 24-26 Agust Bandung Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan (Growth


Monitoring on Training of Trainers) Proyek Kesehatan
dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) Program
Compact

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

16 12-14 Agust Malang Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan (Growth


Monitoring on Training of Trainers) Proyek Kesehatan
dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) Program
Compact

17 11-14 Agust Bandung Technical Meeting Sanitation Entrepreneur Facilitators,


Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat
(PKGBM) Program Compact

18 05-07 Juli Cianjur Kunjungan Lapangan dalam Rangka Mempelajari


Sistem Quality Control Multiple Mikronutrient dan
Tablet Penambah Darah, Program Kesehatan dan
Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM)

19 05-07 Juli Garut Kunjungan Lapangan dalam Rangka Mempelajari


Sistem Quality Control Multiple Mikronutrient dan
Tablet Penambah Darah, Program Kesehatan dan
Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM)

20 05-07 Juli Sumedang Kunjungan Lapangan dalam Rangka Mempelajari


Sistem Quality Control Multiple Mikronutrient dan
Tablet Penambah Darah, Program Kesehatan dan
Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM)

21 14-16 Juni Makasar Pengumpulan Data dan Informasi Terkait Hibah


Energi Terbarukan Skala Komunitas dan Hibah
Pengetahuan Hijau, Proyek Kemakmuran Hijau
(Green Prosperity

22 10-12 Juni Ende Pertemuan Koordinasi Untuk Sinkronisasi


Program Kakao Lestari

23 09-11 Juni Manado Pelatihan Pertumbuhan Pemantauan Pada Training


of Trainers (TOT) Program Kesehatan dan Gizi
Berbasis Masyarakat (PKGBM)

24 28 April Bandung Monitoring dan Evaluasi pada Proyek Kesehatan


dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM)

3.4. Publikasi
3.4.1 Publikasi Majalah

Majalah Compact merupakan media publikasi yang dikelola secara profesional. Majalah
Compact menceritakan kegiatan yang telah dilaksanakan sejak proyek mulai berjalan.
Setiap edisi dalam Majalah Compact mengulas satu demi satu perkembangan proyek
dalam Program Compact, yaitu Proyek Kemakmuran Hijau, Proyek Modernisasi

Kinerja Satker PH MCC 2015


46
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Pengadaan dan Proyek Keehatan Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Anak Pendek.
Nara sumber yang menjadi sasaran utama pusat informasi diambil dari tokoh-tokoh yang
berada di balik kesuksesan proyek sehingga materi yang didapatkan sangat valid dan
informatif.

GAMBAR 3.9 MAJALAH COMPACT

Dengan merangkul jurnalis handal dari media massa terkemuka di Indonesia, Satker
Pengelola Hibah MCC berkolaborasi menyusun materi majalah sehingga tercipta sebuah
media cetak proyek dengan standar yang tak kalah dengen media serupa lainnya. Sejak
dikembangkan, Majalah Compact sudah terbit sebanyak 7 edisi, 4 edisi dengan masa
produksi 3 bulan sekali di tahun 2013, sementara 3 edisi dengan masa produksi 4 bulan
sekali di tahun ini.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Penerima Majalah Compact


Kabupaten; 107

Provinsi; 34

Non Gov (Lembaga Donor dan


Swasta); 34
LSM; 7

Akademisi; 23

Kedutaan Besar; 77

GAMBAR 3.10 DIAGRAM PENERIMA MAJALAH COMPACT, REKAPITULASI 2014

3.4.2 Publikasi Situs Satker


Untuk tetap dapat berkomunikasi dengan stakeholders, Satker Pengelola Hibah MCC
membentuk satu media komunikasi eksternal dalam bentuk blog dengan alamat
http://satker-mccbappenas.blogspot.com . Blog ini semata bertujuan untuk memberikan
update perkembangan kegiatan yang telah dilakukan Satker Pengelola Hibah MCC
kepada pihak eksternal setelah pengelolaan website diserahkan kepada Unit Pelaksana
Program. Isi dari blog tersebut hanya terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan dan
diikuti oleh Satker Pengelola Hibah MCC. Blog ini juga merupakan bentuk catatan sejarah
kegiatan Satker Pengelola Hibah MCC dari waktu ke waktu yang tetap dapat dibaca kapan
dan dimana pun. Dalam blog, berisi catatan kegiatan yang dilengkapi dengan foto
pendukung yang menarik. Kapasitas dan format tampilan blog yang terbatas tidak
menjadikan halangan bagi Satker Pengelola Hibah MCC dalam menyajikan informasi
yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi stakeholders.

Kinerja Satker PH MCC 2015


48
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

GAMBAR 3.1 FASILITASI UP-KPA SATKER PENGELOLA HIBAH MCC DALAM SIKLUS MANAJEMEN PROGRAM

COMPACT

Tercatata sebanyak 122 materi yang sudah diunggah dalam blog ini selama awal tahun
2014, sejak Januari sampai 17 Desember 2014, antara lain:

1. SELAMAT TAHUN BARU 2014, BERPACU DENGAN KUDA KAYU


2. Proyek Modernisasi Pengadaan Laporkan Perkembangan Terkini
3. Sekilas tentang Puslitbangkim Bandung
4. Menetapkan Pijakan Menuju Kematangan yang Lebih Tinggi ULP Percontohan
5. Program Compact Dorong Perempuan Pengusaha Lebih Berdaya
6. Satker Pengelola Hibah MCC Siap Mengawal Program Hibah Compact
7. Ungkap Isu Gender dalam Proyek Modernisasi Pengadaan
8. Saatnya Deputy Vice President MCC Dengarkan MWA
9. Selamatkan Lingkungan dan Sumber Daya Alam ala Compact, Wamen Bappenas
Berpesan Agar Program Dapat Direplikasi
10. Satker Perjelas Posisi On Budget dan Off Budget dalam Tata Kelola Keuangan
Pemerintah
11. Satker Eratkan Silaturahmi dengan Tim Pendukung di Bappenas
12. MCC Kunjungi Istana Bogor
13. Predikat Terbaik Terulang Kembali
14. Cara Satker Tunjukkan Transparansi pada BPK
15. Sekretariat Nasional Proyek KGBM-Kemenkes Susun Modul dan Panduan
Penyelenggaraan Pelatihan PMBA

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

16. Sekretaris Bappeda Provinsi Jambi Harapkan Program Compact Jangan Jadi Macan
Kertas
17. SGA Ujicobakan Modulnya untuk Proyek Kemakmuran Hijau di Jambi
18. Mekanisme Pencatatan dan Pencairan Hibah
19. Bappeda Sulbar Inginkan Implementasi Compact Dapat Palingkan Mata Dunia
20. MCA-I Gelar Forum Investasi Kemakmuran Hijau : Fasilitas Pembiayaan untuk
Biogas POME di Jambi
21. MCA-I Usulkan Revisi Regulasi untuk Program Compact
22. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MCA-INDONESIA
23. BPJS Sosilisasikan Programnya pada Bappenas
24. Tim Ad Hoc Usulkan MCA-I Susun Rencana Konkrit Implementasi Gender
Mainstreaming
25. Kunjungan Lapangan di Perkebunan Kakao : Teknologi Sambung Pucuk Pembibitan
Kakao untuk Peningkatan Pendapatan Perempuan Perdesaan di Mamuju
26. Panel Evaluasi Teknis dalam Proses Pelelangan MCA-Indonesia
27. Halmahera Utara di Mata Sang Sekda
28. LPSE Kota Ternate Jadi Andalan di Maluku Utara
29. Mengintip Sistem Pengadaan di Kabupaten Paling Utara Indonesia
30. Satker Pengelola Hibah MCC Tinjau Sistem Pengadaan di Timur Indonesia
31. Cantiknya Kota Tobelo dan Danau Galela
32. Masjid Raya Al-Munawwar Ternate Nan Megah
33. Sigi Lamo : Saksi Penyebaran Islam di Ternate
34. Benteng Oranye : Kemegahan yang Merana
35. OJK Beri Pendapat tentang Skema Pembiayaan Komersial Proyek Kemakmuran
Hijau
36. Tim Verifikasi Anggaran Bappenas Dapatkan Pembelajaran dari Sumatera Utara
37. Tim Verifikasi Anggaran Bappenas Pelajari Fungsi dan Mekanisme Hibah di Kota
Cirebon
38. Kuliner Seru di Sepanjang Kota Ternate
39. Halmahera di Atas Kepala Burung Papua
40. MWA Saksikan Pelatihan Master Trainer untuk Proyek KGBM di Bandung
41. ULP Kota Banda Aceh Kini : Tetap Warisi Semangat Cut Nyak Dhien
42. Satker Pengelola Hibah MCC Diskusikan Sistem Pengadaan di ULP Kota Sabang
43. MCA-Indonesia Bahas Bersama Modul Tentang Gender untuk Proyek KGBM
44. MCA-Indonesia Kembali Paparkan Skema Komersial Fasilitas Pembiayaan Proyek
Kemakmuran Hijau
45. Penyusutan dalam Aplikasi SIMAK BMN
46. MCA-I Tandatangani Nota Kesepakatan Proyek Kemakmuran Hijau dengan
Kabupaten Kerinci dan Tanjabtim
47. Perayaan Satu Tahun Compact Indonesia, S, Se Puede!
48. Komite Adhoc Gender MWA Minta Pengarus-Utamaan Gender Untuk Keseluruhan
Program Compact

Kinerja Satker PH MCC 2015


50
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

49. Komitmen Satker Pengelola Hibah MCC dalam Pengarus-utamaan Gender (PUG)
Melalui Data Terpilah Penyelenggaraan Rapat
50. Laporan Triwulan Pertama 2014 : Pelatihan Kader Posyandu dan Workshop
Maturity Model dan ULP Menjadi Tonggak Implementasi Program Compact
51. Komitmen Pengentasan Kemiskinan Melalui Dana Hibah Compact : Menanti
Gemintang Taburan USD 3.2 Juta Perhari
52. Melihat Kini : Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi
Anak Pendek
53. MENAKAR KEBERHASILAN PROGRAM : ARAH DAN TUJUAN
AKTIVITAS MONITORING DAN EVALUASI HIBAH MCC
54. Langkah Maju Proyek Modernisasi Pengadaan di Awal Tahun 2014
55. Jalan Panjang Menuju Terang : Catatan Singkat Setahun Kemajuan Proyek
Kemakmuran Hijau
56. Environmental and Social Management System : Awal Gerak Sang Juru Selamat
57. Apa Kabar Gender?
58. MCA-Indonesia Tawarkan Alternatif Skema Pembiayaan Komersial
59. Meriahnya Ulang Tahun Pak Arbain ke-45
60. MCA-Indonesia Kembali Tandatanganani Nota Kesepahaman Pelaksanaan Proyek
Kemakmuran Hijau
61. Pandangan VP MCC untuk Setahun Compact Indonesia
62. PNPM MPd Generasi Dapatkan Tambahan Grant dari MCC untuk Penanggulangan
Stunting
63. Sumatera Utara Sukses Dapatkan Penghargaan di Bidang Gender
64. MWA MCA-Indonesia Hadiri Nutrition Summit di Kantor MCC Amerika Serikat
65. ICCTF Ambil Lesson Learned dari Program Compact MCC
66. Satker Pengelola Hibah MCC Inisiasi Revisi PMK No. 124 Tahun 2012
67. MCA-I Mulai Koordinasikan Penyiapan Pembebasan Pajak Daerah untuk Daerah
Baru Proyek GP
68. Dubes AS Tinjau Contoh Lokasi Pengolahan POME
69. Tinjau Industri Kecil Pengolahan Nenas, MWA Ingin Berdayakan Potensi Rakyat
70. MCA-I Gelar Workshop Perpajakan untuk Susun SOP
71. Saatnya OIG Reviu Program Compact Indonesia
72. Akhirnya Fasilitas Kemakmuran Hijau Resmi Diluncurkan
73. VP MCC Tetap Optimis Pada Fasilitas Kemakmuran Hijau
74. Undangan Pernyataan Minat - Kemitraan Kakao Lestari (MCA-Indonesia)
75. Satker Susun Skenario Investasi GP untuk Energi Terbarukan dan Pengelolaan SDA
76. Satker Beri Masukan Pola Hibah Daerah untuk ICCTF
77. SATKER PENGELOLA HIBAH MCC MENGUCAPKAN SELAMAT IDUL
FITRI 1435 H
78. MCA-Indonesia Siapkan Laporan Kinerja
79. MCA- Indonesia Bahas Tindak Lanjut Skema Hibah
80. Upaya Meng-klik-an Matching Grant Energi Terbarukan

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

81. Perubahan dan Perpanjangan Jadwal Undangan Pernyataan Minat - Kemitraan


Kakao Lestari (MCA-Indonesia)
82. Program Compact Dukung Sosialisasi Gerakan 1000 HPK di NTT
83. Giliran Kementerian PU Undang Satker Pengelola Hibah MCC untuk Paparkan
LWA MCA-Indonesia
84. Halal bi Halal Bersama Keluarga Besar MCA-Indonesia
85. Laporan Triwulan II 2014 - Hibah dari Pemerintah Amerika Serikat Program
Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact
86. MCA-Indonesia Mintakan Pendapat Satker Hibah MCC untuk Pungutan Pajak dan
Kepabeanan
87. PPK Satker Pengelola Hibah MCC Berikan Penjelasan Pajak pada Konsultan MCA-
Indonesia
88. Analisa Perpajakan atas Pembayaran Gaji (Kompensasi) kepada Staff MCA-
Indonesia
89. Selamat.. Congratulation..Shukuji..Complimenti..Hari Kristijo Sebagai PPK Terbaik
Bappenas Tahun 2012 dan 2013
90. Potong Tumpeng untuk PPK Terbaik
91. MCA-Indonesia Luncurkan Hasil Survei Gender dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
92. MCA-Indonesia Pertajam Rencana Kerja Melalui Pelaporan Bulanan
93. Satker Pengelola Hibah MCC Mulai Siapkan Laporan Akhir Tahun
94. Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan Bappenas Terima Kunjungan Tim
MCC
95. Kunjungi Posyandu di Cipeundeuy, Deputy VP MCC Makin Bersemangat pada
Program Stunting
96. Latih Bidan Desa di Garut untuk Mahir PMBA
97. Bidan Desa : Ujung Tombak Keberhasilan Program Kesehatan MCA-Indonesia
98. Inklusivitas Gender dalam Proyek Kesehatan MCA-Indonesia
99. Pelatihan Bidan Desa Sebagai Bahan Monitoring dan Evaluasi Program
100. Jelang Akhir KIB II, Menteri PPN/Ka.Bappenas Kunjungi Kantor MCA-Indonesia
101. Satker Bakal Miliki Website Resmi
102. Selamat Ulang Tahun Pak Wamen
103. Proyek KGBM Masih Tertinggi Serap Dana Compact di Kuartal ke-6
104. Indonesia Bergegas Masuki Era Pitalebar
105. Green Knowledge Resmi Tancapkan Kaki di Nusa Tenggara Timur
106. MWA MCA-Indonesia Pelajari Pola Hibah Kedua Compact Georgia
107. Cara Turki Kelola Sampah, Ide Menarik Bagi MWA MCA-Indonesia
108. Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional No. KEP.82/M.PPN/HK/08/2012 tentang Pembentukan
Majelis Wali Amanat Millennium Challenge Account-Indonesia
109. Forza Wildlife !!
110. Melirik Sepanjang Jalan di Italia
111. Geliat Kemandirian Energi Terbarukan di Negeri Pizza

Kinerja Satker PH MCC 2015


52
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

112. Negeri Seribu Pualam


113. Titisan Seni di Atas Hamparan Ladang
114. Vandalisme atau Grafitti?
115. Proyek Kemakmuran Hijau Undang Masyarakat Muaro Jambi di Jendela Kemitraan
116. Sosialisasi Awal Draft MoU Proyek GP untuk Wilayah Sumatera Barat
117. Sang Putri Menunggu Lamaran
118. Nusa Dua, Saksi Tonggak Terbentuknya FP4I
119. Irtama Bappenas Gelar Sosialisasi Penguatan Integritas Anti Korupsi
120. Ekonomi Tumbuh Bersama Air Bersih
121. FGD Hasil Evaluasi Pengelolaan Hibah Luar Negeri
122. Musrenbang Regional Kalimantan yang Istimewa

Di tahun 2015, Satker Pengelola Hibah MCC akan memiliki website resmi dengan
domain pemerintah. Wacana pendirian website ini sudah lama didiskusikan sejak
pengelolaan website MCA-Indonesia resmi ditangani oleh Unit Pelaksana Program.
Gairah untuk mengembangkan website Satker Pengelola Hibah MCC kembali mencuat
seiring dengan geliat Program Compact yang kian dinamis. Website yang akan
dikembangkan Satker Pengelola Hibah MCC akan dilekatkan pada website Direktorat
Energi, Telekomunikasi dan Informatika (ETI) Bappenas. Secara garis koordinasi, Satker
Pengelola Hibah MCC berada di bawah kinerja Direktorat ETI. Rencananya, kedua
website tersebut akan dikembangkan bersama dalam tahun ini dan mulai diluncurkan
pada tahun 2015.

Website yang akan dikembangkan akan diperkaya dengan menu yang lebih spesifik
namun lengkap, seperti tentang organisasi dan struktur pendukungnya, peraturan dan
perundangan, laporan penyerapan hibah, galeri foto dan video, kalender kegiatan hingga
link cepat pada website implementing entity. Website yang akan dikembangkan Satker
Pengelola Hibah MCC diharapkan menjadi pelengkap untuk memperkaya informasi dan
pengetahuan masyarakat yang tertarik dengan Program Compact. Website ini akan
sepenuhnya mendukung website resmi MCA-Indonesia yang telah dibangun sebelumnya,
yaitu www.mca-indonesia.go.id. Informasi yang akan disajikan dalam website Satker
Pengelola Hibah MCC lebih mengarah pada peran Pemerintah Indonesia, dalam hal ini
Bappenas sebagai institusi tempat Program Compact berada.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

3.4. Penghargaan dan Capaian KPPN II Jakarta

kartu layanan utama ksatria

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara merupakan salah satu ujung tombak


pelayanan publik yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
memberikan pelayanan berupa pencairan dana APBN, Penatausahaan setoran
penerimaan negara dan
penyusunan laporan
keuangan kantor/satuan
kerja instansi pemerintah
serta memberikan
bimbingan teknis terkait
pelaksanaan dan
pertanggungjawaban
APBN. KPPN Jakarta II
lahir seiring dengan
terjadinya reorganisasi di
tubuh Kementerian
Keuangan, sebagai bagian
dari implementasi reformasi manajemen keuangan, yaitu dengan terbentuknya Direktorat
Jenderal Perbendaharaan. Perubahan mendasar dari fungsi KPKN menjadi KPPN adalah
peniadaan fungsi ordonan yang sebelumnya ada pada KPKN dialihkan kepada
kantor/Satuan kerja kementerian negara/lembaga. KPPN hanya menjalankan fungsi
bendahara umum negara (comptabel) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004.
KPPN berfungsi untuk melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara
umum; Penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta; melakukan penatausahaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam operasionalnya, KPPN memberlakukan
sistem aplikasi yang dinamakan dengan SAIBA (Sistem Aplikasi Instanti Berbasis Akrual)
dan SILABI (Sistem Laporan Bendahara Instansi). Satker Pengelola Hibah MCC
Bappenas berada dalam naungan pelayanan KPPN II Jakarta bersama dengan 252 satker

Kinerja Satker PH MCC 2015


54
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

lainnya.
Satker Pengelola Hibah MCC berkewajiban untuk melakukan rekonsiliasi anggaran
belanja, aporan pertanggungjawaban bendahara, laporan pentanggung jawaban UP dan
TUP kepada KPPN serta pengesahan SP2HL. Buah kerja dan kesinambungan Satker PH
MCC melakukan pelaporan dengan dilakukan tepat waktu dan akurat, akhirnya Satker
PH MCC dinobatkan memperoleh Kartu Layanan Utama Ksatria melalui SK Kepala
KPPN Jakarta II Nomor : KEP-028/WPB.12/KP.0201/2015 pada tanggal 30 Juli 2015.
Dengan gelar ksatria yang diperoleh, maka Satker mendapatkan pelayanan prioritas tanpa
antrian di KPPN Jakarta II bersama dengan satker dari kementrian dan lembaga lainnya.
Penghargaan ini merupakan bukti atas prestasi dan kesungguhan Satker PH MCC
dalamtransparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran yang adi di bawah PPK Satker
PH MCC tegas Hari Kristijo, PPK Satker PH MCC. Pengharagaan ini seharusnya dapat
menjadi dorongan untuk seluruh personil sateker agar dapat berkerja lebih baik dan efisien
dalam melakukan kewajiban-kewajiban pelaporan keuangan yang transparan dan
akuntabel

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Laporan Neraca Hibah 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

4.1. KEMAKMURAN HIJAU

Proyek Kemakmuran Hijau (Green Prosperity Project) adalah proyek yang bertujuan
untuk mendorong pembangunan berkelanjutan pada tingkat lokal di Indonesia dengan
meningkatkan produktivitas pertanian dan peri-kehidupan rumah tangga dengan
meningkatkan praktik-praktik tataguna lahan dan pengelolaan sumber daya alam, dan
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan pada emisi gas rumah kaca
berbasis lahan dengan memperluas pendayagunaan energi terbarukan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan diatas, terdiri dari :

(1) Perencanaan Penataan Lahan Berbasis Masyarakat/ PLUP (Participatory Land Use
Planning). Tujuan kegiatan Perencanaan Penataan Lahan Partisipatif (PLUP)
adalah untuk memastikan bahwa proyek-proyek yang didanai Fasilitas
Kemakmuran Hijau (GP) didesain berdasarkan tata ruang dan data penggunaan
lahan yang akurat dan tepat, dan tunduk pada dan memperkuat undang-undang
nasional, peraturan dan rencana yang ada. PLUP juga akan membantu
memperkuat kapasitas masyarakat setempat dan lembaga tingkat kabupaten untuk
mengelola lahan dan sumber daya mereka sendiri. PLUP menekankan pengaturan
batasan administratif, memperbarui dan mengintegrasi inventaris penggunaan
lahan, dan meningkatkan rencana tata ruang di tingkat kabupaten dan provinsi.

(2) Bantuan Teknis dan Pengawasan/Technical Assistance & Oversight Asisstance. Proyek
Kemakmuran Hijau akan menyediakan bantuan teknis dan supervisi untuk calon
penerima hibah agar dapat menyusun suatu program yang berdasarkan kebutuhan
kongkrit di lapangan, dengan mempertimbangkan aspek efisiensi, efektifitas dan
juga keberlanjutan dari pencapaian program tersebut. Bantuan teknis ini juga
disiapkan untuk memberikan peluang dan akses yang setara kepada calon
penerima hibah untuk mendapatkan fasilitas hibah Kemakmuran Hijau. Selain itu,
skema ini juga ditujukan sebagai bagian dari kendali internal yang juga akan
berkontribusi terhadap strategi pengendalian resiko, melalui pendampingan bagi
calon penerima hibah dalam memetakan resiko pelaksanaan kegiatan, identifikasi
mitigasi dan penguatan skema pengawasan untuk pelaksanaan proyek sesuai
dengan profil resiko yang sudah dipetakan.

Kinerja Satker PH MCC 2015


58
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

(3) Fasilitas Kemakmuran Hijau/Finance Facility Activity. Kegiatan ini merupakan


kegiatan yang dilaksanakan dengan menyediakan pembiayaan hibah yang
dilakukan melalui berbagai skema, antara lain skema hibah kemitraan (Jendela
Hibah 1) untuk memobilisasi investasi sektor swasta dan lembaga dalam
pembangunan; skema hibah komunitas (Jendela Hibah 2) untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan serta
praktik-praktik tataguna lahan yang berkelanjutan; skema hibah energy terbarukan
skala komersial dan komunitas (Jendela Hibah 3); dan skema hibah Pengetahuan
Hijau. Fasilitas Kemakmuran Hijau dimaksudkan untuk dapat berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, memperbaiki kondisi sosial, serta
berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dengan cara mengurangi emisi
karbon di Indonesia. Manfaat-manfaat yang saling memperkuat ini juga akan
menyelaraskan insentif dan praktek guna mendorong pengelolaan lingkungan yang
lebih baik.

(4) Pengetahuan Hijau/Green Knowledge. Kegiatan Pengetahuan Hijau adalah


membangun kapasitas (sumber daya) lokal, provinsi, dan nasional guna
mendukung strategi pembangunan rendah karbon Indonesia melalui Hibah
Pengetahuan Hijau yang menyediakan pendanaan bersama pada proyek yang
memenuhi syarat Pengetahuan Hijau. Adapun tujuan dari Hibah Pengetahuan
Hijau adalah: (1) memastikan peningkatan keterampilan tenaga kerja dan keahlian
terkait lainnya, peningkatan kapasitas, bantuan teknis, pelatihan kerja dan profesi,
yang mencerminkan pentingnya menjalankan proyek dengan tata cara yang ramah
lingkungan dan (2) mendukung proyek Pengetahuan Hijau dan Kemakmuran
Hijau dengan memfasilitasi pengumpulan, pengaplikasian dan penyebaran
pengetahuan yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan dan rendah
karbon. Secara umum, berikut ini adalah konsep pelaksanaan dan hasil yang
diharapkan dari hibah pengetahuan hijau:

Menangkap praktek-praktek terbaik, sebagai referensi utama seluruh penerima


hibah Proyek GP. (Knowledge Capture)
Jejaring Pengetahuan bagi seluruh penerima hibah GP dan pemangku
kepentingan lain (Knowledge Management Information System). (Knowledge
Storing)

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kodifikasi Pengetahuan melalui Pengembangan Masyarakat Lokal


(Community Development). (Knowledge Codification)
Penerapan Pengetahuan melalui Peningkatan Kapasitas Pemerintah Provinsi,
Kabupaten dan Komunitas Lokal (Knowledge Application)
Diseminasi Pengetahuan melalui intervensi kebijakan di tingkat nasional,
provinsi dan kabupaten (Knowledge Dissemination)

Lokasi pelaksanaan Proyek Kemakmuran Hijau telah disepakati dengan


penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding)
antara MCA-Indonesia dengan Provinsi dan Kabupaten. Pemilihan lokasi berdasarkan
serangkaian indikator sosial, ekonomi, lingkungan, dan kelembagaan, termasuk tingkat
kemiskinan, potensi energi terbarukan, potensi pertumbuhan ekonomi, kepemerintahan,
tutupan hutan yang bermakna, dan lahan gambut yang terancam degradasi atau
perusakan.

Gambar 2.1Lokasi Implementasi Proyek Kemakmuran Hijau

Tabel 2.1 Daftar Lokasi Proyek Kemakmuran Hijau

No Provinsi Kabupaten

Kinerja Satker PH MCC 2015


60
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

1. Jambi Merangin, Muaro Jambi, Kerinci, Tanjung Jabung


Timur

2. Sulawesi Barat Mamuju, Mamasa

3. Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara

4. Nusa Tenggara Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba


Timur Barat Daya

5. Sulawesi Selatan Luwu Utara, Luwu Timur

6. Sulawesi Tenggara Kolaka Utara, Kolaka

7. Sumatera Barat Solok Selatan, Pesisir Selatan

8. Kalimantan Barat Kapuas Hulu, Sintang

9. Kalimantan Utara Malinau

10. Kalimantan Timur Mahakam Ulu, Berau

11. Sumatera Selatan

12. Riau

13. Bengkulu

Keterangan:
1. Nomor 1-4 sudah menandatangani Nota Kesepahaman
2. Nomor 5-13 Nota Kesepahaman dan Penilaian Selanjutnya masih dalam
proses

Ada 13 Provinsi hingga saat ini yang mendapatkan intervensi Proyek Kemakmuran Hijau.
Dan hingga saat ini sudah ada 13 Kabupaten di 4 (empat) provinsi yang telah
menandatangani Nota Kesepahaman untuk Proyek Kemakmuran Hijau. Kemudian
untuk Provinsi & Kabupaten terpilih lainnya sedang dalam proses.

Dalam tahapannya, Provinsi dan Kabupaten terpilih dapat memperoleh bantuan teknis
guna memperbaharui tata guna lahan melalui kegiatan Perencanaan Tata Guna Lahan
Partisipatif agar dapat diidentifikasi dan dikembangkan berdasarkan data penggunaan
lahan yang akurat dan transparan, serta penggunaan jasa-lingkungan yang penting secara
efisien.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

2.1.1 Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif

Kegiatan senilai US$ 25 juta ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua proyek yang
didanai oleh Fasilitas Kemakmuran Hijau dirancang sesuai dengan data spasial dan
informasi guna lahan yang akurat, untuk memerkuat hukum, regulasi dan perencanaan
nasional yang telah ada. PLUP juga membantu meningkatkan kapasitas komunitas lokal
dalam mengelola lahan dan sumber daya alam. Di dalamnya memiliki beberapa aktivitas
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PLUP, diantaranya:

Penetapan Batas Desa/VBS (Village Boundary Setting) untuk menentukan batas-batas


wilayah yang jelas dan disepakati bersama, sebagai dasar perencanaan guna lahan desa,
pemetaan batas kepemilikan lahan dan hak pemakaian lahan oleh komunitas.

Penilaian Kesiapan Kabupaten/DRA (District Readiness Assesment) adalah melakukan


penilaian terhadap kapasitas & komitmen dan peluang investasi dalam mendukung
kelestarian lingkungannya. Hal ini bertujuan untuk memastikan Lokasi yang terpilih
sudah memiliki rencana tata ruang yang telah disetujui pemerintah.

Kinerja Satker PH MCC 2015


62
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Forum Pemangku Kepentingan/MSF (Multi Stakeholder Forum) untuk mengumpulkan


para pemangku kepentingan lokal guna membahas potensi proyek beserta tantangannya
dengan saling bertukar pikiran, merancang proyek untuk dan oleh komunitas, berbagi
pengetahuan dan pembelajaran.

Penilaian Lingkungan Hidup Strategis/SEA (Strategic Environmental Assesment) untuk


mengidentifikasi penggerak utama lingkungan hidup, sosial dan ekonomi yang harus
memberitahu perencanaan pengembangan tingkat kabupaten dan identifikasi investasi
Proyek Kemakmuran Hijau yang layak dan harus mematuhi UU No. 32 Tahun 2009.

Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) untuk mendukung


aktivitas PLUP yang mencakup kegiatan pemetaan wilayah lokal, batas-batas wilayah dan
menyusun informasi geospasial.

2.1.2 Bantuan Teknis & Pengawasan

Guna memastikan pelaksanaan proyek Kemakmuran Hijau berjalan sesuai dengan yang
telah direncanakan, diperlukan adanya bantuan teknis dan pengawasan terhadap setiap
aktivitas proyek. Untuk itu, perlu diatur pelaksanaannya secara sistematis sehingga dapat
meminimalisir permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi selama masa persiapan
hingga implementasi. Kegiatan ini dialokasikan senilai US$ 50 juta dari total alokasi
Proyek Kemakmuran Hijau.

Wujud dalam hal ini adalah dengan adanya fasilitasi Konsultan Manajemen
Proyek/PMC (Project Management Consultant) dan Konsultan Teknis dan Persiapan
Proyek/ TAPP (Technical Assistance & Project Preparation). Hal ini untuk menyediakan
bantuan teknis dan supervisi untuk kabupaten-kabupaten yang memenuhi syarat, sponsor
proyek, dan kelompok masyarakat dalam mengidentifikasi dan mengembangkan potensi
investasi dalam pertumbuhan ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan.

2.1.3 Fasilitas Kemakmuran Hijau

GP Facility atau Fasilitas Kemakmuran Hijau adalah kegiatan utama dari Proyek
Kemakmuran Hijau. Dengan alokasi hibah sebesar US$ 242,5 juta untuk mendukung
pengembangan proyek-proyek pembangunan rendah karbon di dua bidang yaitu:

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

pengelolaan sumber daya alam dan energi terbarukan dengan meningkatkan dukungan
dan keterlibatan sektor swasta terhadap pembangunan rendah karbon.

Mekanisme pembiayaan fasilitas Kemakmuran Hijau telah diputuskan pada rapat Majelis
Wali Amanat (MWA) MCA-Indonesia pada tanggal 27 Juni 2014. MWA telah
menyetujui bahwa fasilitas pembiayaan Green Prosperity Project (GP Facility) terdiri dari
3 (tiga) jendela/windows hibah yakni:

1. Hibah Kemitraan (Partnership Grant)


2. Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (Community Based
Natural Resourches Management /CBNRM Grant)
3. Hibah Energi Terbarukan (Renewable Energy/RE Grant)

Kinerja Satker PH MCC 2015


64
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satker PH MCC 2015


66
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Tabel 2.2 Deskripsi Fasilitas Kemakmuran Hijau

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

2.1.4 Pengetahuan Hijau

Tujuan dari Pengetahuan Hijau (Green Knowledge) adalah untuk meningkatkan


kapasitas sumber daya lokal, provinsi dan nasional guna mendorong strategi
pembangunan rendah karbon Indonesia sesuai dengan konteks Proyek Kemakmuran
Hijau.Bentuk kegiatan Pengetahuan Hijau bisa seperti mendukung pelaksanaan proyek
Kemakmuran Hijau dengan dukungan berbasis bukti untuk meningkatkan kapasitas
pelaksanaan proyek Kemakmuran Hijau di daerah, memperkuat hasil proyek yang
didanai proyek Kemakmuran Hijau, dan menghubungkan berbagai Kemakmuran Hijau
dan konstituen MCA-Indonesia. Bisa juga dalam bentuk promosi terhadap inovasi-inovasi
rencah karbon.

CAPAIAN

Proyek Kemakmuran Hijau hingga saat ini masih belum mencapai hasil yang
memuaskan. Dari persiapan sejak Entry Into Force hingga saat ini, pencapaiannya antara
lain:

Kinerja Satker PH MCC 2015


68
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

1. Hingga saat ini sudah ada 13 Provinsi dan sudah menandatangani MoU. DRA
(District Readiness Assesment) merekomendasikan 24 Kabupaten Prioritas
yang terdiri dari:
a. 4 Starter District (Prov Jambi: Kab Muaro Jambi, Kab Merangin dan Prov
Sulawesi Barat: Kab Mamuju, Kab Mamasa)
b. 9 Additional District sudah menandatangani MoU
c. 11 Expansion District masih menunggu penandatangan MoU

Selain itu akan ada kabupaten tambahan lagi sebanyak 12 Kabupaten dari
Proposal Cokelat yang sudah masuk untuk Hibah Kemitraan Kakao Lestari.
Rencananya akan diusulkan kepada MWA untuk memperluas lokasi dengan
membuka di seluruh Indonesia untuk Hibah Energi Terbarukan skala
Komersial.

2. 4 Kabupaten Starter saat ini diprioritaskan untuk pelaksanaan proyek. Status


kesiapan dari 4 Kabupaten starter ini adalah:
a. Pre FS sudah mendapatkan 8 pilot sites yang ditujukan untuk menguji proses
konsultatif dan kolaboratif dengan pemda dan member contoh lokasi proyek
yang baik bagi para calon pengembang dan didorong berivestasi disana
b. Pelaksanaan PLUP dengan dukungan Pemda akan dimulai April 2015
c. Proyek Cokelat akan dimulai di Sulawesi Barat pada April 2015

3. Dari 24 Kabupaten Prioritas dari 13 Propinsi hingga saat ini statusnya sebagai
berikut:
a. Pembentukan Tim Koordinasi yang terdiri dari SKPD dari jajaran Pemda;
b. MSF (Multi Stakeholder Forum) dilaksanakan secara regular sebagai wadah
pemangku kepentingan local guna mengumpulkan informasi potensi dan
menggalang dukungan local;
c. Pelaksanaan kegiatan Participatory Land Use Planning (PLUP) dengan
dukungan Pemda akan segera dilaksanakan
d. Beberapa organisasi, lembaga dan konsorsium sudah teridentifikasi sebagai
peminat Hibah Kemitraan.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Membandingkan antara rencana dengan realisasi pelaksanaan kegiatan, maka secara


umum Proyek Kemakmuran Hijau belum sesuai rencana. Hal tersebut terutama karena
mekanisme pembayaran kegiatan yang dapat memenuhi ketentuan aturan keuangan
MCC maupun sistem keuangan Pemerintah Inddonesia masih dalam tahap finalisasi.
Mengenai detil pencapaian dari Proyek Kemakmuran Hijau dapat dilihat pada matrik
Kinerja Unit Pelaksana Program MCA-Indonesia yang membandingkan antara target dan
capaian tahun 2014.

Kinerja Satker PH MCC 2015


70
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satker PH MCC 2015


72
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Tabel 2.3 Deskripsi Fasilitas Kemakmuran Hijau

Kinerja Satker PH MCC 2015


74
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

A.1. Ringkasan prioritas kegiatan dan hasil yang dicapai pada akhir triwulan-11:

1. Participatory Land Use Planning/Penataan Penggunaan Lahan Berbasis


Masyarakat

Triwulan ke-11 kegiatan PLUP


Pencapaian komponen PLUP:
diprioritaskan untuk mendukung
26 dari 35 target kabupaten
pelaksanaan kegiatan PMaP#1, yang
prioritas telah menandatangani
terdiri dari Aktivitas-1 Penataan Batas MoU
Kajian Singkat Kesiapan
Desa dan pemetaan sumberdaya,
Kabupaten (Rapid District
Aktivitas-2 Pengumpulan data Readiness Assessment) telah
dilakukan di 35 Kabupaten
geospasial dan database GIS Paket Pekerjaan PMaP pertama
kabupaten, Aktivitas-3 Kompilasi dan senilai USD 3.7 juta
ditandatangani 1 Juli 2015 dan
geo-referensi ijin yang telah dan akan Paket PMaP kedua USD 5.5 Juta
diberikan untuk pemanfaatan dalam proses negosiasi.

sumberdaya lahan dan alam untuk kabupaten, dan Aktivitas-4 berupa


Review dan penguatan tata ruang dan tata guna lahan melalui peningkatan
kapasitas untuk propinsi dan kabupaten.

Meneruskan keberhasilan yang telah dicapai


dengan di terbitkannya SK Bupati dan Peraturan
Bupati mengenai Pedoman Penetapan dan
Penegasan Batas Desa Dalam Pelaksanaan
Proyek Kemakmuran Hijau di 4
kabupaten prioritas yaitu di Provinsi
Jambi (Kab. Merangin, Kab.
Muaro Jambi) dan Prov
Sulawesi Barat (Kab.
Mamuju dan Kab.
Mamasa), MCA-
Indonesia juga
berhasil
menggalang

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

stakeholder untuk mendukung keseluruhan aktivitas ini. Pada tanggal 4


November 2015 dilakukan Rapat Koordinasi pelaksanaan PLUP yang
dihadiri oleh Kementerian PPN/Bappenas (Direktorat Tata Ruang dan
Pertanahan, Direktorat Energi Telekomunikasi dan Informatika), Badan
Informasi Geospasial (BIG), Kementerian Agraria dan Tata Ruang
(PUSDATIN), dan Kementerian Lingkungan Hidup. Pertemuan ini
menghasilkan kesepakatan untuk melakukan koordinasi secara berkala untuk
kerjasama mewujudkan one map policy.

2. Technical Assistance and Oversight/Bantuan Teknis dan Pengawasan

Bantuan ini diberikan untuk membantu agar kualitas proposal sesuai dengan
standar dan prosedur yang berlaku. Selama ini dukungan-dukungan
pendanaan untuk pengembangan energy terbarukan serta konservasi
lingkungan hidup tidak banyak dimanfaatkan oleh pelaku ditanah air, karena
rencana tidak terpenuhinya standar kualitas proposal yang ditetapkan oleh
penyedia dana. Melalui dukungan Technical Assistance and Oversight/Bantuan
Teknis dan Pengawasan dari MCA-Indonesia ini diharapkan dapat
membantu pelaku-pelaku di tanah air dapat memiliki pengalaman dan
pengetahuan untuk berpartisipasi dalam pengembangan energy terbarukan
serta konservasi lingkungan hidup.

Bentuk bantuan yang diberikan adalah penyediaan pendanaan dan


pendampingan dalam melengkapi dan menyusun proposal bagi calon
penerima hibah yang berminat memanfaatkan Jendela Hibah 1b
(Kemitraan), Jendela Hibah 2 (komunitas) dan Jendela Hibah 3 (Energi
terbarukan). Untuk Jendela Hibah 1b, dukungan pendanaan dan
penampingan penyusunan proposal telah diberikan kepada 8 calon penerima
hibah. Sedangkan untuk calon penerima hibah pada Jendela Hibah 2, telah
diberikan pula dukungan penyediaan 2 lembaga yang bertindak sebagai
Grant Project Manager (GPM). 1 (satu) lembaga yang akan mengelola dan
mendampingi penerima hibah di wilayah barat, serta 1 (satu) lembaga yang
akan mengelola dan mendampingi penerima hibah di wilayah timur.

Kinerja Satker PH MCC 2015


76
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Untuk mendukung pelaksanaan jendela hibah 3, MCA Indonesia telah


menyetujui pemberian hibah pendampingan TAPP kepada 21 calon
penerima hibah energi terbarukan skala komunitas, dan 10 calon penerima
hibah energi terbarukan skala komersial. Khusus untuk mendukung
pengembangan energy terbarukan ini, penyediaan pendanaan dan
pendampingan dari MCA-Indonesia akan digunakan untuk membantu
menyelesaikan studi kelayakan (Detail Feasibility Study) termasuk didalamnya
analisa kelayakan, desain konstruksi, desain skema pemberdayaan
masyarakat, analisa dampak social dan lingkungan (lifescape/landscape
analysis) serta identifikasi resiko dan pembuatan rencana mitigasinya.

Sampai dengan akhir triwulan-11, pelaksanaan 8 hibah TAPP untuk


mendukung proposal jendela hibah 1b sudah diselesaikan. Sedangkan untuk
mendukung jendela hibah 2, Grant Program Manager telah melaksanakan
kegiatan untuk membantu masyarakat dalam mengajukan proposal.
Sedangkan TAPP untuk

3. Finance Facility Activity

Fokus kegiatan Finance Facility Activity pada triwulan ke-11 adalah


memastikan pelaksanaan kegiatan Jendela Hibah 1a untuk Pengelolaan
Kakao Berkelanjutan, menyelesaikan seleksi proposal untuk jendela hibah
1b, memulai proses seleksi calon penerima grant untuk jendela hibah 2, dan
menyelesaikan pembuatan laporan Detail Feasibility Study untuk proses seleksi
calon penerima hibah melalui jendela hibah 3.

Kegiatan jendela hibah 1a sudah mulai dilaksanakan setelah juga


diselesaikannya penyusunan Landscape & Livescape analysis oleh pelaksana
Hibah. Analisa yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi resiko terkait
sosial dan lingkungan ini, selanjutnya diintegrasikan dalam strategi
pelaksanaan program. Selain itu, analisa ini juga ditujukan untuk
mendapatkan masukan mengenai kegiatan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan manfaat proyek (leverage project benefits), untuk dapat
ditindaklanjuti dan diintegrasikan dalam pelaksanaan program. Selama

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

triwulan ke-11, tahapan kegiatan yang berhasil dilakukan adalah finalisasi


program logis dan indicator untuk mengukur hasil pelaksanaan program,
yang direncanakan akan melakukan perubahan pada 48,800 Ha lahan
pertanian Kakao menjadi lebih produktif.

Untuk Jendela Hibah-1b, sebagai kelanjutan dari proses pendampingan teknis


serta seleksi, terdapat 5 dokumen kerjasama hibah yang telah ditandatangani
menggunakan skema kemitraan, yang menghasilkan nilai total kerjasama
sebesar 46 juta dolar US.

Capaian yang berhasil diraih pada pelaksanaan Jendela Hibah-2, adalah telah
dimulainya kegiatan seleksi terhadap 321 kertas konsep (Concept Note) setelah
dibukanya kesempatan bagi masyarakat untuk mengajukan usulan
pemanfaatan hibah pada bulan November 2015. Sampai dengan bulan
Desember, sebanyak 92 kertas konsep dianggap memenuhi untuk penilaian
tahap selanjutnya.

Sedangkan pencapaian target pelaksanaan Jendela Hibah-3, saat ini tengah


dilakukan review dari hasil studi kelayakan yang telah dilakukan oleh 21
calon penerima hibah melalui Jendela Hibah 3A. Jika hasil studi dinilai
layak, maka akan diteruskan ke tahap seleksi selanjutnya. Untuk jendela
hibah 3B Energi Terbarukan berskala komersial, telah berhasil
ditandatangani 7 dokumen kerjasama hibah dengan nilai total kerjasama
sebesar 35 juta dolar US. Pada saat yang bersamaan, jendela hibah 3B
gelombang dua telah dibuka, dan diharapkan dapat diselesaikan pada kuartal
pertama tahun 2016.

Kinerja Satker PH MCC 2015


78
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

4. Green Knowledge/Pengetahuan Hijau

Prioritas kegiatan Pengetahuan Hijau selama triwulan-11 adalah


menyelesaikan proses Kick of meeting antara 12 pelaksana Hibah dengan
pemerintah daerah dan stakeholder di lokasi program. Kick of meeting ini
dilakukan dengan tujuan untuk memastikan terjadi kerjasama yang sistematis
antara pelaksanaan program Pengetahuan Hijau dengan program pemerintah
di daerah. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan adanya keterlibatan
pemerintah daerah dalam proses pelaksanaan hingga tindaklanjut paska
pelaksanaan program yang dilakukan oleh MCA-Indonesia.

A.2. Tantangan pelaksanaan

Tantangan pelaksanaan program selama triwulan ke-11 diantaranya adalah :


1. Kesenjangan kapasitas lembaga calon pelaksana kegiatan. Kesenjangan yang
cukup besar pada lembaga ditingkat lokal yang mengajukan kertas konsep
dan atau proposal khususnya menyebabkan pendampingan persiapan
pelaksanaan pekerjaan (Technical Assistance for Project Preparation)
menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam pemenuhan persyaratan yang
dibutuhkan, sehingga membutuhkan tambahan waktu dan penundaan target
penandatanganan pemberian hibah.
2. Tantangan terkait implementasi dan penyelesaian program di 2018 terutama
terletak pada beragamnya kualitas proposal yang diterima, lambatnya
perijinan dan pembebasan lahan, belum jelasnya kelembagaan pengelola
fasilitas yang akan dibangun dengan dana hibah, dan belum optimalnya
pelibatan masyarakat dan lembaga terkait dalam pelaksanaan, pekerjaan
perlu diantisipasi dengan bantuan teknis, studi, koordinasi pelaku
pembangunan, pendampingan, dan pelatihan secara terus menerus.
3. Perlu adanya prosedur dan mekanisme pengelolaan pengetahuan dan
pembelajaran (best practices) dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dan
sinergitas berbagai keahlian untuk dapat mengelola pengetahuan dan

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

pembelajaran yang ada sehingga bisa direplikasi dan dimanfaatkan bagi


pembangunan di Indonesia,
4. Perlunya penguatan strategi kemitraan dengan lembaga mitra, pemangku
kepentingan dan penerima manfaat sehingga pembelajaran yang didapatkan
dapat di replikasi dan di upscale, bermanfaat bagi penyempurnaan proses
pembuatan kebijakan dan juga berkontribusi dalam menjawab masalah
keberlanjutan program.

A.3. Ringkasan rencana kegiatan triwulan-12

Triwulan 12 merupakan awal kegiatan untuk tahun 2016, yang merupakan tahun
implementasi penuh dari seluruh kegiatan Program Compact. Secara umum,
prioritas yang diharapkan dapat dicapai pada triwulan pertama tahun 2016 dapat
dirinci dalam aktivitas-akitivitas sebagai berikut:

1. Participatory Land Use Planning/Penataan Penggunaan Lahan Berbasis


Masyarakat

Selama 3 bulan mendatang, proses pelaksanaan yang dilakukan di Wilayah


Pertama PMaP#1 yaitu di lokasi starter, diharapkan sudah dapat
dilaksanakan secara penuh setelah ditetapkannya desa-desa lokasi
pelaksanaan Proyek Kemakmuran Hijau, baik yang dibiayai dengan jendela
hibah 1, 2 dan 3. Demikian juga dengan kegiatan di wilayah ke-2 untuk
PMaP#2 yang akan dilaksanakan di 9 Kabupaten, terdiri dari Prov Jambi:
Kab. Kerinci, Kab. Tanjung Jabung Timur, Prov NTB: Kab. Lombok Utara,
Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Timur, Prov NTT: Kab. Sumba Barat,
Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Sumba Tengah, dan Kab. Sumba Timur
diharapkan sudah dapat dilakukan mobilisasi personil di lapangan dan mulai
melakukan kegiatan pada awal tahun 2016. Sedangkan untuk wilayah ke-3
melalui PMaP#3, yang direncanakan akan dilaksanakan di 11 kabupaten
diharapkan juga mulai dilakukan seleksi pelaksananya.

2. Technical Assistance and Oversight/Bantuan Teknis dan Pengawasan

Kinerja Satker PH MCC 2015


80
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Fokus kegiatan pemberian bantuan Teknis dan Pengawasan pada triwulan


pertama tahun 2016 adalah penyelesaian pemanfaatan Hibah TAPP bagi
calon proponen yang mengajukan permohonan pembiayaan hibah kepada
MCA-Indonesia. Dari hasil TAPP selanjutnya akan digunakan sebagai basis
untuk menyusun proposal, identifikasi profil resiko dan pembuatan rencana
mitigasi, serta masukan untuk membuat strategi keberlanjutan program.
Selain itu, penguatan sistem pengawasan terus dilakukan dengan berdasarkan
kepada profil resiko yang telah diidentifikasi dengan melibatkan semua pihak.
Termasuk didalamnya adalah pembuatan mekanisme pelaporan dan
pengumpulan data melalui platform Project Management Information
System (PMIS), pengkajian dan penyempurnaan alur proses pelaksanaan
hibah untuk memperkuat kendali internal, dan pembuatan mekanisme review
proyek yang sistematis melibatkan semua pemangku kepentingan.

3. Finance Facility Activity

a. Jendela Hibah-1 Kemitraan, mentargetkan untuk integrasi hasil temuan


landscape & lifescape analysis dalam strategi implementasi dan
pengawasan proyek, dan mulai melaksanakan pemanfaatan dana hibah
Compact untuk pelaksanaan pengembangan produksi Kakao
b. Jendela Hibah-2 Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat,
mentargetkan pelaksanaan pemilihan lebih lanjut terhadap proposal yang
berhasil diterima oleh GPM, dan diharapkan sudah mulai bisa dilakukan
proses penetapan penerima hibah pada akhir triwulan 12.
c. Jendela Hibah-3 Energi Terbarukan, khusus untuk Jendela Hibah-3A
mentargetkan untuk penyelesaian pelaksanaan 21 hibah TAPP, dan
dilakukan penilaian proposal untuk bisa ditetapkan seluruh penerima
grant pada akhir triwulan 12. Sedangkan untuk jendela hibah 3B,
ditargetkan untuk menyelesaikan seleksi gelombang kedua pada akhir
kuartal pertama 2016.

4. Green Knowledge/Pengetahuan Hijau

Target prioritas pelaksanaan Hibah Pengetahuan Hijau pada awal tahun 2016
ini adalah dimulainya pelaksanaan kegiatan dengan ditandainya mobilisasi

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

terhadap suberdaya masing-masing pelaksana hibah untuk melaksanakan


koordinasi dengan pemerintah daerah di seluruh lokasi sasaran pelaksanaan
program.

Kolaka Utara

Sumba Tengah

Sumba Barat Daya

Luwu Timur

Mamasa

Lombok Tengah

Lombok Utara
0 2 4 6 8 10 12 14

Sebaran Lokasi Kertas Konsep


yang Lolos
Berau 7
5
Malinau 3
7
Kapuas Hulu 9
6
Pesisir Selatan 3
6
Kerinci 8
7
Merangin 7
0 2 4 6 8 10

4.2. PROYEK MODERNISASI PENGADAAN

Kinerja Satker PH MCC 2015


82
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Dana yang diminta berdasarkan skala


dana:

3%
20% 3 Billion - 6 Billion
20%
7 Billion - 10 Billion

5% 11 Billion - 17 Billion
20%
18 Billion - 22 Billion

32% 22 Billion - 26 Billion

> 26 Billion

Obyektif utama dari kegiatan Modernisasi Pengadaan adalah untuk mendapatkan


penghematan dan efisiensi dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa tanpa
mengesampingkan kualitas proses pengadaan serta memberikan pelayanan publik yang
sebaik-baiknya. Penghematan ini harus mengarah pada proses pekerjaan Pengadaan
Barang dan Jasa yang lebih baik sehingga dalam jangka panjang akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi yang positif.

Dalam implementasinya, Terdapat 2 komponen utama dalam proyek Modernisasi


Pengadaan, yaitu:

A. Profesionalisasi Pengadaan (Procurement Professionalization)

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Dengan dibentuknya Unit Layanyan Pengadaan pada tingkat lokal maupun nasional,
maka diperlukan tenaga kerja yang profesional agar pekerjaan dengan praktek yang
baik (good practices) dapat dilaksanakan. Dengan demikian maka proyek Modernisasi
Pengadaan akan melaksanakan kegiatan penguatan ULP pada dengan detail kediatan
diantaranya:
i. Menentukan kebutuhan standar sumber daya manusia dan memperkuat
kemampuan operasional ULP;
ii. Melibatkan ULP dalam pelaksanaan Proyek Modernisasi Pengadaan, untuk
menetapkan kelayakan dan praktek lokal yang baik;
iii. Mendukung strategi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) untuk pengembangan sumber daya manusia;
iv. Mendukung pengembangan modul pelatihan, berkoordinasi dengan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, untuk mengembangkan kompetensi
auditor negara dalam melaksanakan audit kepatuhan dan kinerja pada sistem
pengadaan.

B. Policy and Procedure Development


Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan antara kerangka kerja prosedural
dan pelaksanaan sistem pengadaan di Indonesia. Dengan sistem pengadaan yang
kompetitif, maka panduan dan standard dokumen lelang harus disiapkan dengan
sebaik-baiknya agar proses pengadaan mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan
harapan pengguna. Selain itu pengembangan prosedur dan kebijakan harus sesuai
dengan kebutuhan system e-procurement dan sistem Manajemen proyek Kemitraan
Pemerintah dan Pihak Swasta.

Pengembangan desain kegiatan Proyek Modernisasi Pengadaan dimatangkan pada tahun


2013, sehingga pada tahun 2014 kegiatan Proyek Modernisasi Pengadaan siap untuk
diimplementasikan. Fase 1 implementasi proyek PM pada 29 ULP pilot yang tersebar
diseluruh Indonesia tengah dialksanakan. Pada fase ini ULP percontohan terdiri dari ULP
Kementerian, Institusi Pemerintah, Universitas, Pemerintah Daerah baik provinsi
maupun Kabupaten. Selanjutnya akan dilakukan assessment pada 70 ULP percontohan
yang merupakan kegiatan Fase 2 proyek Modernisasi Pengadaan.

Kinerja Satker PH MCC 2015


84
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Namun demikian masih perlu adanya pengembangan detail rencana kegiatan agar proyek
dapat diimplementasikan secara penuh. Secara garis besar, capaian proyek Modernisasi
Pengadaan tahun 2014 sudah sesuai dengan target yang direncanakan.

Kab.
Dharmasraya

Prov.
Kepulauan Riau
Kab.
Berau Kab.
Kab. Prov. Bone
Muoro Jambi Bolango
Gorontalo
Kab. Kab.
Musi Kota Minahasa
Banyuasin Balikpapan Utara

Kab.
Banggai

Kab. Kab.
Solok Kab.
Sorolangun Mamuju
Kab.
Kota Tangerang Banjar Prov. Muluku

Kab.
Maros

BMKG
Kemen. Kesehatan
Kemen. Luar Negeri Kota
Kemen. Perdagangan ITB Jogjakarta
DKI Jakarta Kota Prov. NTB
Sukabumi Kab.
Pasuruan Kab. Badung Prov. NTT
Kota
Cimahi

Perbandingan realisasi dan rencana kegiatan Proyek Modernisasi Pengadaan secara


ringkas dapat dilihat pada Tabel berikut:

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satker PH MCC 2015


86
Kinerja Satkr PH MCC 2015
Tabel 2.4 Perbandingan Realisasi dan Rencana Proyek Modernisasi Pengadaan Tahun 2014

Sumber:
* Work Plan for 2014 (MCA-Indonesia Compact Planning Workshop, Bogor 27-31 Januari 2014)
** Laporan Bulanan Kemajuan Program Compact (Juli, Agustus, Oktober)
Laporan MCA-Indonesia Quarterly Performance report, July-September 2014)
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

2.3 Proyek Kesehatan


Desain program Proyek Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat dilakukan dengan tujuan khusus
untuk mengurangi dan mencegah anak lahir dengan berat badan kurang (low birth weight), anak
pendek (stunting), kekurangan gizi (malnourishment) pada anak-anak di lokasi proyek. Dalam
jangka panjang, upaya ini diharapkan dapat meningkatan kesejahteraan rumah tangga melalui
pengurangan pengeluaran (cost savings), peningkatan produktivitas (productivity growth), dan
pendapatan seumur hidup yang lebih tinggi (higher lifetime earning).

Komponen proyek, kegiatan, target capaian kegiatan dan target capaian pada tahun 2014 Proyek
Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat dapat dilihat pada Tabel ....

Tabel 2.5 Proyek Kesehatan

Pengembangan desain kegiatan Proyek Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat telah dapat
diselesaikan pada tahun 2013. Oleh karena itu, pada tahun 2014 kegiatan Proyek Kesehatan dan
Gizi berbasis Masyarakat sudah siap untuk diimplementasikan. Meskipun demikian sejumlah
persiapan masih harus dimantapkan agar kegiatan dapat diimplementasikan secara penuh.

Secara umum kinerja pelaksanaan Proyek Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat sudah dapat
memenuhi target kegiatan yang direncanan pada tahun 2014. Pencapaian tersebut antara lain:

Kinerja Satker PH MCC 2015


88
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

1. Mobilisasi Fasilitator Kecamatan di 3 Provinsi Baru


2. Penandatanganan Implementing Entity Agreemen dengan Kementerian Kesehatan
3. Manajemen Proyek: National Secretary Team (NST) sudah terbentuk.
4. Modul Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan sudah tersedia.
5. Modul Pelatihan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) sudah tersedia.
6. Modul Pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sudah tersedia.
7. Pelaksanaan Pelatihan Master of Training sebagian sudah dilaksanakan.
8. Finalisasi desain formative research untuk basis pengembangan kampanye nasional sudah.
9. Spesifikasi Multiple Micro Nutrient untuk ibu hamil dan anak usia 6-23 bulan.

Membandingkan antara rencana dengan realisasi pelaksanaan kegiatan, maka secara umum
PKGBM relatif dapat dijalankan sesuai rencana. Keterlambatan pelaksanaan terjadi dalam
pelatihan-pelatihan di tingkat provinsi dan kabupaten. Hal tersebut terutama karena mekanisme
pembayaran kegiatan yang dapat memenuhi ketentuan aturan keuangan MCC maupun sistem
keuangan Pemerintah Inddonesia masih dalam tahap finalisasi.

Jika memperhatikan pada pencapaian pada tahun 2014, maka pelaksanaan kegiatan pelatihan,
distribusi multiple micro nutrient, dan kampanye penyadaran akan dapat dilakukan pada tahun
2015.

Perbandingan realisasi dan rencana kegiatan Proyek Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat
secara ringkas disajikan pada Tabel ....

Tabel 2.6 Perbandingan Realisasi dan Rencana Proyek Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat
Tahun 2014
NO KEGIATAN RENCANA* REALISASI** KETERANGAN

1. KEGIATAN PROYEK MASYARAKAT


A. Technical Kegiatan ini Sudah Secara umum
Assistance diimplementasikan ditandatangani sudah sesuai
World Bank dan Administratif rencana karena
B. Participatory PNPM Support Agreement antara bersifat
Planning MCA-Indonesia mengikuti/
Facility (PSF).
dengan WB. meneruskan
C. Community Block Sudah ditransfer kegiatan
Grant dana pelaksanaan PNPM
kegiatan ke WB Generasi.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

sebesar USD 24,4 Belum ada


juta (tahap 1). mekanisme
Telah direkrut, pelaporan
dilatih, dan penggunaan
ditempatkan: dana Block
- 130 Fasilitator Grant oleh WB
Kecamatan di kepada MCA-
3 Provinsi Indonesia
lokasi baru sehingga tidak
Block grant yang dapat
ditransfer ke WB dilakukan
sudah dicairkan transfer tahap
2.

2. KEGIATAN SISI SUPLAI


A. Implementing Penandatanganan IEA sudah Secara
Entity Implementation ditandatangani kelembagaan,
Entity Agrement (beserta kegiatan sudah
(IEA) dengan amandemennya) siap dilaksanakan
Kementerian Koordinator dan
sesuai rencana.
Kesehatan. staf NST sudah
Pembentukan direkrut.
Nasional Secretariat
Team (NST).

B. Training

a. Pemberian Finalisasi Modul Sudah difinalisasi Sesuai rencana


Makanan untuk
Bayi dan anak Training for Master Sudah dilaksanakan Sesuai rencana
(PMBA). of Trainer

Training of Trainer ToT Tingkat Sesuai rencana, 3


Tingkat Provinsi (10 Provinsi sudah Provinsi yang
Provinsi) dan dilaksanakan. menjadi lokasi
Workshop Workshop baru telah
Sosialisasi dan
Perencanaan dilakukan
Perencanaan
PKGBM telah sosialisasi dan
dilaksanakan di perencanaan
Provinsi Sumtera PKGBM.
Selatan,
Kalimantan Barat,
Kalimantan
Selatan.
Training of Trainer Sudah dilaksanakan Sesuai rencana
Tingkat Kabupaten

Training untuk Bidan Sudah dilaksanakan Sesuai rencana


Desa

Kinerja Satker PH MCC 2015


90
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Training untuk Kader Sudah dilaksanakan Sesuai rencana


Posyandu

b. Sanitasi Total Finalisasi Desain dan Sudah difinalisasi Sesuai rencana


Berbasis Modul Pelatihan
Masyarakat.
Training for Master Sudah dilaksanakan Sesuai rencana
of Trainer

Training of Trainer Belum dilaksanakan Ada


Tingkat Provinsi keterlambatan dari
rencana
Training of Trainer Belum dilaksanakan
Tingkat Kabupaten

Training untuk Belum dilaksanakan


Tenaga Sanitaarian

Sosialisasi Tingkat Belum dilaksanakan


Kecamatan

Pelatihan Tingkat Belum dilaksanakan


Desa

c. Penilaian Training for Master Modul sudah


Pertumbuhan of Trainer disusun
Balita. Training untuk
Master Training
direncanakan 7-13
Desember
Training of Trainer Belum dilaksanakan
Tingkat Provinsi

Training for Belum dilaksanakan


Puskesmas Staff

Pengadaan dan Belum dilaksanakan


Distribusi Alat Ukur
Tinggi Badan

C. Penyediaan Penetapan Spesifikasi Sudah ditetapkan Sesuai rencana


Multiple Micro MMN bagi Anak

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Nutrients Penetapan Spesifikasi Sedang difinalisasi Sesuai rencana


(MMN)/Taburia MMN bagi Anak

Distribusi MMN ke Modul kontrol Ada


Kabupaten, kualitas atas keterlambatan dari
Puskesmas dan Taburia sedang rencana
Puskesman Pembantu disusun.
Belum
dilaksanakan
distribusi.

3. KEGIATAN KOMUNIKASI, MANAJEMEN PROYEK DAN EVALUASI


A. Pelaksanaan Pelaksanaan Target selesai Terlambat
Kampanye Formative Research bulan September dilaksanakan
Kesadaran 2014
Nasional Sedang dilakukan
analisis data
Pengembangan Target selesai bulan Terlambat
Desain Kampanye Oktober 2014 dilaksanakan

B. Pelaksanaan Pengumpulan data Target Terlambat


Survey Baseline pelaksanaan Mei- dilaksanakan
Juni 2014
Sedang
berlangsung
pengumpulan data

Sumber:
* Work Plan for 2014 (MCA-Indonesia Compact Planning Workshop, Bogor 27-31 Januari
2014)
** Laporan Bulanan Kemajuan Program Compact (Juli, Agustus, Oktober)
LaporanMCA-Indonesia Quarterly Performance report, July-September 2014)

Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat adalah proyek yang bertujuan
Mengurangi dan mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah, pendek, dan
kekurangan gizi di lokasi proyek, dan meningkatkan pendapatan keluarga melalui
peningkatan produktivitas dan tabungan.

Untuk mencapai tujuan proyek, strategi pelaksanaan yang akan dilakukan diwujudkan
dalam bentuk kegiatan (1) Community Based Project Activity, yang dilaksanakan melalui
kegiatan PNPM Generasi, dengan mendukung penyediaan dana bagi kegiatan
peningkatan kualitas kesehatan yang direncanakan sendiri oleh masyarakat, dan
menyediakan dukungan tenaga pendamping, (2) Supply Side Activity, yang

Kinerja Satker PH MCC 2015


92
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

dilaksanakan melalui kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dengan melakukan


pelatihan bagi tenaga kesehatan ditingkat masyarakat, menyediakan fasilitas
pendukung pencegahan stunting. Bentuk kegiatannya termasuk pelatihan bagi
penyedia jasa, pengembangan kegiatan sanitasi dan kebersihan, pemberian suplemen
gizi mikro bagi ibu hamil dan anak-anak usia 6-24 bulan, insentif bagi penyedia jasa,
dan kerjasama dengan sektor swasta, dan (3) Communication, Management And
Evaluation Activity berupa kegiatan kampanye dan monitoring dan Evaluasi.

B.1. Ringkasan prioritas kegiatan dan hasil yang dicapai pada akhir triwulan-11:

1. Community Based Project


Activity:Pemerintah
Indonesia telah mengambil
kebijakan untuk tidak
melaksanakan mekanisme
pelaksanaan program
dengan menggunakan
transfer dana sebagaimana
di praktekkan dalam
pelaksanaan PNPM.
Sebagai gantinya,
keseluruhan bantuan
tersebut akan
dikoordinasikan dan
diadministrasikan kedalam
pos Anggaran Dana Desa
(ADD). Dengan adanya
kebijakan dimaksud, MCA-
Indonesia telah mendukung
pelaksanaan koordinasi dan
komunikasi untuk
melakukan perancangan
mekanisme pengelolaan keuangan untuk kemudian secara bertahap
memastikan terjadinya proses transisi.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Sampai dengan triwulan ke-11 kesepakatan konsep transisi pengelolaan


anggaran telah selesai dilaksanakan. Tahapan selanjutnya adalah
memastikan mekanisme ini dipahami oleh struktur pelaksana di Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yang terdiri dari
konsultan nasional, provinsi, kabupaten, termasuk fasilitator kecamatan dan
pendamping desa dapat efektif bertugas.

Memastikan bahwa transfer dana untuk pelaksanaan program ini


dimanfaatkan dengan baik, MCA-Indonesia dan Bank Dunia telah
menyepakati mekanisme aliran data dan informasi untuk Monitoring dan
Evaluasi.

Secara umum, kegiatan PNPM Generasi yang didukung oleh MCA-


Indonesia dilaksanakan di 5,753 desa, 499 kecamatan, 66 kabupaten, 11
provinsi. Untuk menjalankan program tersebut telah direkrut dan
ditempatkan sebanyak 22 orang konsultan nasional, 44 orang konsultan
provinsi, 198 orang konsultan kabupaten, dan 618 Fasilitator Kecamatan,
serta didukung dari anggaran dana desa untuk membiayai Fasilitator desa
yang saat ini berjumlah 11.506 orang.

2. Supply Side Activity

Sesuai dengan target yang menjadi prioritas utama pada triwulan ke-11, maka
setelah disepakatinya Surat Keputusan KPA nomor 001 /KP A.MCC/
08/2015, tentang Pengangkatan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan
(PJOK), dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Program Kesehatan
Dan Gizi Berbasis Masyarakat Untuk Mengurangi Stunting pada Satuan
Kerja Pengelola Hibah MCC pada tanggal 18 Agustus 2015, dan telah
berhasil dilakukan ujicoba di Kabupaten Magetan Jawa Timur, kegiatan
pelatihan sudah mulai dilaksanakan. Selama triwulan 10, Unit Pelaksana
Program sudah mentransfer dana sebesar Rp. 8 Milyar, dan dilanjutkan
transfer dana ke-2 sebesar Rp. 13 Milyar pada bulan Oktober 2015. Dengan
adanya penyediaan dana ini proses pelatihan PMBA, pelatihan Pemantauan

Kinerja Satker PH MCC 2015


94
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Pertumbuhan dan Sanitasi sudah bisa dilaksanakan di lapangan. Secara


umum mekanisme ini dapat berjalan sesuai harapan, sehingga diharapkan
pelaksanaan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai target.

Gambaran mengenai pelaksanaan pelatihan ditampilkan sebagai Grafik 2,


yang mengilustrasikan pencapaian (berwarna biru) terhadap target (berwarna

Grafik 1: Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan proyek PKGBM


120% 109%
100% 105%
100% 100% 101%
100%
PMBA PP Sanitation
80% 73%

59% 58%
60%
48%

40%

20% 11% 14%


4%
0% 0%
0%
Master Trainer Staf Dinkes Prov Staf Dinkes Kab Staf Puskesmas Bidan Kader

oranye) pelatihan konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) di


11 propinsi tempat proyek ini dilaksanakan. Terdapat 3 jenis kegiatan pelatihan, yaitu
Konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak, Pemantauan Pertumbuhan dan Pemicuan
Sanitasi berbasis masyarakat. Data lengkap mengenai pencapaian di kegiatan pelatihan
terhadap target di setiap provinsi disajikan di Tabel 1.

Tabel 1: Data pencapaian pelatihan

Achievement Target %
IYCF Training Posyandu Cadres 1,545 10,800 14%
Bidan 231 5,400 4%
Puskesmas Officer 620 1,280 48%
District Officer 74 128 58%
Provincial Officer 13 22 59%
Master Trainer 33 31 100%
Achievement Target %
GM Training Puskesmas Officer 145 1,280 11%
District Officer 93 128 73%
Provincial Officer 3 22 100%
National Facilitator 48 48 100%

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Achievement Target %
Triggering Training Village Staff - 4,368 0%
Puskesmas Officer - 2,560 0%
District Officer 129 499 17%
Provincial Officer 24 128 101%
Master Trainer 4 22 109%

Mendukung kegiatan pelatihan ini, micronutrient yang akan digunakan


sebagai bahan utama pelaksanaan hasil pelatihan PMBA, selama triwulan 11
masih dalam proses pembahasan, karena masih diperlukan ijin BPO.
Sedangkan Anthropometri yang merupakan bahan utama pelaksanaan hasil
pelatihan Pemantauan Pertumbuhan sudah dilakukan proses pengadaan,
sambil tetap dilakukan pembahasan terkait dengan proses distribusi dan asset
transfer. Untuk kegiatan pelibatan pihak swasta (PSRA), Grant Manual
berhasil ditetapka oleh MWA MCA-Indonesia pada tanggal 21 Desember
dan akan mulai dilakukan proses penerimaan proposal pada bulan Januari
2016.

3. Kampanye Nasional

Peningkatan kesadaran menjadi bagian penting dari proyek PKGBM ini,


yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran komponen penting dari
perubahan perilaku para penerima manfaat program. Peningkatan kesadaran
melalui kampanye ini untuk melengkapi peningkatan pengetahuan dan
keahlian yang dicapai melalui serangkaian kegiatan pelatihan. Sasaran utama
peningkatan kesadaran dan pemahaman mencakup factor penyebab, tanda-
tanda, dampak jangka panjang, dan pencegahan stunting. Kegiatan ini
bertujuan pula untuk memperoleh komitmen dari para pemangku
kepentingan untuk mengatasi stunting, serta mendorong perubahan perilaku
masyarakat di bidang kesehatan dan gizi.

Kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan


kesadaran masyarakat ini, maka pada tanggal 6 Desember 2015, berhasil
dilakukan peresmian dimulainya kegiatan Kampanye Gizi secara nasional
oleh Wakil Presiden Jusuf Kala, yang didampingi oleh Menteri Koordinator
Bidang Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, dan
Menteri Kesehatan di Monas Jakarta Pusat. Dengan telah diresmikannya

Kinerja Satker PH MCC 2015


96
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

pelaksanaan kampanye ini, maka secara serentak kegiatan kampanye baik


yang dilaksanakan di media audio, audio visual, media luar ruang, termasuk
didalamnya pelibatan stakeholder mulai dilaksanakan.

B.2. Tantangan pelaksanaan

1. Koordinasi dan komunikasi tindak lanjut konsep pelaksanaan program


khususnya Program Generasi Sehat dan Cerdas dengan adanya Undang-
Undang Desa serta mekanisme pengelolaan keuangan Anggaran Dana Desa
2. Pentingnya strategi untuk memastikan keberlangsungan kegiatan pelatihan
sesuai jadwal dan rencana kerja, tanpa mengorbankan kualitas pelaksanaan
pelatihan mengingat target jumlah pelatihan yang cukup besar dan waktu
yang singkat. Secara kelembagaan, di kementerian kesehatan mengalami
perubahan struktur organisasi yang akan berakibat pada penyesuaian
dokumen administrative yang akan berimbas pada baik penyediaan DIPA
maupun personil.
3. Perlunya sistem pengawasan dan pencegahan resiko terkait mekanisme
penyaluran dana ke daerah mengingat jumlah yang cukup signifikan dan
pelibatan pihak eksternal dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Perlu segera diselesaikannya konsep hibah yang melibatkan peran swasta,
dengan tetap menempatkan kepentingan masyarakat penerima manfaat
sebagai prioritas dalam skema hibah ini.
5. Perlu segera diselesaikannya proses pengadaan antropometri dan taburia,
dilengkapi dengan strategi pengawasan untuk menjamin distribusi yang baik
serta compliance terhadap peraturan dan kebijakan yang ada.
6. Diperlukan kesiapan membuat dan implementasi mekanisme transfer asset
yang akan diberikan kepada pemerintah Daerah

B.3. Ringkasan rencana kegiatan triwulan-12

Dengan hasil yang dapat dicapai selama tahun 2015, maka untuk selanjutnya,
prioritas yang diharapkan dapat dicapai pada awal 2016 dapat dirinci dalam
aktivitas-akitivitas sebagai berikut:

1. Community Based Project Activity

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan awal tahun 2016 adalah


memastikan proses pelaksanaan Program Generasi Sehat dan Cerdas dapat
dilaksanakan dengan mekanisme baru yang telah disepakati pada pertemuan
di Bogor pada akhir 2015. Sehingga dapat dipastikan semua target
pemanfaatan dana bisa tercapai sesuai harapan. Untuk proses pemantauan
yang lebih intensif, maka diharapkan pada awal tahun 2016 ini tindak lanjut
pertemuan antara MCA-Indonesia dengan pihak Bank Dunia selaku
pengelola kegiatan Program GSC mulai bisa diimplementasikan, sehingga
aliran data untuk proses monitoring dan evaluasi bisa dilakukan.

2. Supply Side Activity


Prioritas utama kegiatan Supply Side Activity pada awal tahun 2016 adalah
memastikan perubahan struktur organisasi yang ada di Kementerian
Kesehatan tidak banyak mempengaruhi jadwal kegiatan pelatihan yang akan
dilaksanakan. Hal ini penting menjadi prioritas, karena target capaian
kegiatan pelatihan yang cukup banyak dan luas perlu segera dikejar
mengingat waktu yang semakin terbatas. Demikian juga fasilitas untuk
mendukung hasil pelaksanaan pelatihan baik terkait dengan pengadaan tablet
tambah darah, peralatan pendukung kegiatan sanitasi dan penyediaan alat
ukur tinggi/panjang bayi yang sampai saat ini masih dalam proses
pengadaan.

Fokus lain yang menjadi perhatian adalah memulai proses pelibatan pihak
swasta untuk mendukung kegiatan penanggulangan stunting dan kurang gizi
pada anak, yang dijanjikan kepada MWA MCA-Indonesia akan mulai
dilaksanakan pada bulan Januari 2016.

3. Communication, Management And Evaluation Activity


Prioritas utama untuk kegiatan kampanye adalah memastikan proses
kampanye dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Kegiatan kampanye akan
dilakukan dengan berbagai kegiatan baik talkshow, pemutaran iklan layanan
masyarakat, penyebaran brosur, leaflet, pamphlet, siaran radio, hingga
berbagai pertemuan dengan para stakeholder. Selain kampanye yang
dilaksanakan secara nasional, maka guna menguji model proyek, kampanye

Kinerja Satker PH MCC 2015


98
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

akan di fokuskan di 3 provinsi yang diharapkan mulai berproses dengan


pelaku ditingkat daerah pada awal tahun 2016.

4.3. MODERNISASI PENGADAAN

Proyek Modernisasi Pengadaan adalah proyek yang bertujuan meningkatkan efisiensi


dan penghematan pengadaan barang/jasa pemerintah, menjamin tersedianya barang
dan jasa secara tepat waktu, serta menyediakan pelayanan publik sesuai dengan yang
direncanakan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi yang dilaksanakan oleh Proyek Modernisasi
Pengadaan Barang dan Jasa adalah dengan menyediakan dan meningkatkan tenaga
professional dibidang Pengadaan barang dan jasa, meningkatkan kapasitas
kelembagaan Unit Layanan Pengadaan dan menyiapkan iklim yang kondusif melalui
kebijakan yang diperlukan dalam peningkatan kualitas pengadaan barang dan jasa.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk pelaksanaan strategi ini diantaranya
adalah :

1. Profesionalisasi Pengadaan. Lingkup kegiatan Profesionalisasi pengadaan ini akan


terdiri dari (1) Pengembangan Sumberdaya Manusia/HRD. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga professional dengan melakukan pelatihan
dibidang pengadaan barang dan jasa bagi staff pengadaan, pejabat non-staff
pengadaan dan Staff Kantor Audit, (2) Pengembangan Kelembagaan/PSU.
Kegiatan ini dimaksudkan mengembangkan kelembagaan Unit Layanan
Pengadaan (ULP) menjadi lembaga yang mandiri, dan bekerja secara efektif dan
efisien dengan pelaksanaan pendampingan, serta dilakukannya penyiapan
sumberdaya manusia yang diharapkan mampu menjalankan, mengelola dan
mengembangkan lembaga, yang dilaksanakan dengan kegiatan pelatihan (3)
Sistem Manajemen Informasi Pengadaan/PMIS, yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas dan kemampuan mekanisme proses pengadaan yang lebih
baik.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

2. Pengembangan Kebijakan dan Prosedur yang akan dilaksanakan dengan kegiatan


(1) Pengadaan Dalam Skema Kemitraan antara Pemerintah dan Badan
Usaha/PPP, (2) Pengadaan Berkelanjutan/SPP dan (3) Kontrak
Payung/Framework Agreement.

C.1. Ringkasan prioritas kegiatan dan hasil yang dicapai pada akhir triwulan-11:

1. Profesionalisasi Pengadaan/Procurement Professionalization

1.a. Pengembangan Sumberdaya Manusia

Secara umum, target akhir Pengembangan Sumberdaya Manusia ini


adalah dilatihnya sebanyak 500 staff ULP, 450 non staff ULP dan
sebanyak 50 auditor. Sampai dengan triwulan 11, komponen
pengembangan sumberdaya manusia berhasil melatih dengan materi
Ketrampilan Pengadaan kepada 257 staff ULP percontohan terdiri dari
192 staff laki-laki dan 62 staff perempuan dengan modul 1,2, 3 dan 4.
Sedangkan peserta pelatihan yang non staff PSU yang berhasil dilatih
adalah sebanyak 22 orang, sehingga total peserta non staff PSU yang
sudah dilatih adalah sebesar 113 orang.

Grafik 2: Capaian Peserta Pelatihan untuk Pengembangan Sumberdaya


Manusia

600 500
450
400 257
200 113
50
0
0
Staff ULP Non Staff ULP Auditor

Capaian Target

Selain pelatihan ketrampilan pengadaan, juga dilaksanakan pelatihan


untuk Pengembangan Organisasi. Sampai dengan triwulan 11, sebanyak

Kinerja Satker PH MCC 2015


100
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

324 orang terdiri dari 216 staff ULP dan 108 non staff ULP berhasil dilatih
dengan materi pelatihan Pengembangan Organisasi.

Grafik 3: Peserta Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Manusia


400 370
324
300 257
216
200
113 108
100
0
Procurement Skills Organizational Skills

PSU Non PSU Total

Kegiatan ini akan menjadi semakin berkembang setelah disetujuinya


perubahan dokumen Compact yang memberikan ijin melakukan proses
pelaksanaan kegiatan fase ke-2. Dengan akan dimulainya fase ke-2 maka
jumlah peserta yang akan dilatih akan menjadi semakin banyak pada
tahun yang akan datang

1.b. Pengembangan Kelembagaan dan Organisasi ULP

Fase pertama kegiatan pengembangan kelembagaan dan organisasi ULP


yang diharapkan mampu menjadi organisasi yang mandiri dan permanen
adalah sebanyak 29 ULP. Jika fase pertama ini berhasil dilaksanakan,
maka sampai dengan akhir pelaksanaan program Compact, diharapkan
akan bisa membentu organisasi yang mandiri dan permanen sebanyak
100 ULP. Sampai dengan triwulan-11, dari sebanyak 29 ULP yang
didampingi, sebanyak 17 ULP berhasil memenuhi kriteria sebagai ULP
yang mandiri dan permanen setelah dilakukan sebanyak 291 kunjungan
mentoring yang dilakukan oleh MCA-Indonesia. Selain berhasil
meningkatkan jumlah ULP yang menjadi mandiri dan permanen, proses
pendampingan ini juga berhasil meningkatkan jumlah pejabat fungsional
pengadaan di berbagai ULP yang didampingi. Sampai dengan triwulan-
11, pejabat fungsional yang sudah ditetapkan berjumlah 160 dan
diharapkan akan mencapai 262 pada akhir tahun 2015.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Grafik 4 : Functional Position Established


300 262
250
200 160
150 109 109 109
100
50
0
Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Projected
through Dec-
15

Proses pendampingan kelembagaan ini akan semakin berkembang pada


masa yang akan datang. Dengan disetujuinya pelaksanaan kegiatan fase
ke-2, maka jumlah ULP yang akan didampingi juga akan semakin
banyak. Saat ini LKPP sudah memulai proses pendaftaran kepada ULP-
ULP yang berminat mendapatkan program melalui program Compact.
Diharapkan pada awal tahun 2016, proses seleksi sudah bisa dilaksanakan
dan sudah mulai bisa dilakukan proses pendampingan.

1.b. Pengembangan Sistem Informasi Management Pengadaan (PMIS)

Guna meningkatkan kapasitas system pada pelaksanaan proses


pengadaan barang dan jasa, target yang akan dicapai dari pelaksanaan
Program Compact ini diantaranya adalah mengembangkan dan
melengkapi 5 modul yang terdiri dari (1) Data Warehouse/ Reporting/
M&E, (2) General Procurement Planning, (3) Contract Management, (4)
Purchasing, and (5) Advanced Modules. Kelima modul ini diharapkan
dapat diakses, diadobsi serta digunakan pada akhir pelaksanaan program
Compact.

Pada akhir triwulan ke-11, kegiatan PMIS yang berhasil dilaksanakan


adalah menyusun peta jalan data warehouse, penyusunan SDD (Software
Design Document). Sedangkan capaian untuk bisa melakukan penetapan
10 kontrak payung, sampai dengan akhir tahun 2015, berhasil dilakukan
sebanyak 5 kontrak payung. 1 kontrak payung untuk kementerian

Kinerja Satker PH MCC 2015


102
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

keuangan dan 4 jenis kontrak payung untuk regional yang sedang dalam
proses.

2. Policy Activity

Untuk mendukung kegiatan profesionalisasi pengadaan, juga dikembangkan


kegiatan untuk menyusun kebijakan prosedur pengadaan yang berkelanjutan
(Sustainable Procuremen Procedure/SPP) dan mekanisme kerjasama pemerintah
dan swasta (public private partnership/PPP).

Prioritas dan capaian pelaksanaan hingga Desember 2015, khususnya


kegiatan PPP adalah berhasil mengidentifikasi potensial proyek. Potensial
proyek yang berhasil diidentifikasi diantaranya adalah SPAM di Pondok
Gede Bekasi; BPJT Jalan (3 projects) di Manado-Bitung, Balikpapan-
Samarinda, Pandaan-Malang; dan Pelabuhan Tanjung Sauh di Batam.
Sedangkan capaian untuk pelaksanaan kegiayan SPP adalah
dilaksanakannya survey kajian hukum SPP dan penyiapan materi kegiatan
peningkatan kapasitas untuk staff LKPP terkait dengan kerjasama
pemerintah dan swasta.

C.2. Tantangan pelaksanaan

Tantangan pelaksanaan Proyek Modernisasi Pengadaan yang selama ini dialami


adalah sebagai berikut :

1. Implementasi Fase kedua proyek Modernisasi Pengadaan: Perlu menetapkan


kriteria seleksi, proses seleksi, keterbatasan anggaran logistik, termasuk
jumlah tenaga ahli yang diperlukan.
2. Mendorong jumlah jabatan fungsional ahli pengadaan di daerah
percontohan: DUkungan politik dan kebijakan menjadi sangat penting dalam
rangka pencapaian target jumlah pejabat fungional yang diharapkan dapat
dicapai diakhir program. Salah satunya adalah segera dilakukan sosialisasi
secara efektif di daerah percontohan serta langkah-langkah konkrit diambil

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

untuk memuluskan aspirasi 120 orang di daerah percontohan agar proses


pengangkatan jabfungnya dapat terakselerasi.
3. Meningkatkan jumlah ULP percontohan yang permanen: Memfasilitasi
diskusi untuk mensinkronisasikan Permendagri No.99/2014 dengan Perpres
54/2010 agar Permendagri yang disebutkan tidak didefinisikan sebagai
moratorium pengembangan ULP permanen. Mendukung upaya LKPP,
termasuk dengan (apabila diperlukan) melakikan konsultasi dengan komite
ad-hoc MWA mengenai PM untuk meminta arahan dan fasilitasi diskusi
untuk mencapai mufakat dalam proses sinkronisasi ini dengan kemendagri
agar ULP (khususnya percontohan) dapat membentuk institusi yang
permanen
4. Penetapan proses kontrak katalog yang terstandarisasi (terutama kontrak
katalog lokal): Transisi dari kontrak katalog nasional yang belum
terstandarisasi menuju kepada kontrak katalog nasional dan lokal yang
terstandarisasi. Ini membutuhkan koordinasi yang erat dengan LKPP agar
dapat membentuk PERKA Juknis terkait proses tersebut termasuk juga SOP
terkait kontrak katalog lokal.
5. Penerapan proses pengadaan untuk proyek kerjasama pemerintah dgn badan
usaha: Setelah PERKA Juknis proses pengadaan KPBU keluar, sosialisasi
penting dilakukan termasuk juga seleksi proyek percontohan agar tim dapat
mengembangan dokumen lelang yang sektor-spesifik untuk percontohan
tersebut dan mendemonstrasikan bahwa juknis yang diterbitkan dapat
dilakukan dengan baik dan menarik bagi investor.

C.3. Ringkasan rencana kegiatan triwulan-12

Secara umum, prioritas yang diharapkan dapat dicapai sampai dengan awal 2016
dapat dirinci dalam aktivitas-akitivitas sebagai berikut:

1. Profesionalisasi Pengadaan/Procurement Professionalization

a. Pengembangan Sumberdaya Manusia

Prioritas kegiatan pengembangan sumberdaya manusia yang akan


dilakukan dalam proyek Modernisasi pengadaan ini adalah

Kinerja Satker PH MCC 2015


104
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

menyelesaikan paket pelaksanaan pelatihan tingkat dasar dan tingkat


advance untuk materi pelatihan ketrampilan pengadaan dan pelatihan
ketrampilan organisasi. Untuk itu fokus kegiatan yang akan dilaksanakan
adalah menyelesaikan semua modul yang dibutuhkan serta mulai
melakukan pelatihan bagi tenaga auditor.

b. Pengembangan Kelembagaan dan Organiasasi ULP

Dalam rangka pencapaian target yang harus dicapai sampai dengan akhir
program Compact, maka selain melanjutkan proses pendampingan bagi
ULP fase pertama yang belum mendapatkan status mandiri dan
permanen, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan proses persiapan
pelaksanaan fase-2 untuk melakukan proses identifikasi status
kelembagaan dan personalia di calon ULP yang akan didampingi. Fokus
lain yeng menjadi perhatian adalah memastikan terjadinya komunikasi
antara LKPP dengan Kementerian Dalam Negeri terkait dengan
pembentukan lembaga ULP ditingkat kabupaten. Guna mendukung
proses penetapan dan pengangkatan pejabat fungsional, maka fokus yang
lain dalam proses pengembangan kelembagaan dan organisasi ini adalah
melakukan sosialisasi PERKA LKPP tentang jabatan fungsional.

c. PMIS
Prioritas kegiatan PMIS untuk tahap awal tahun 2016 diantaranya adalah
mengembangkan dan melengkapi 5 modul yang terdiri dari (1) Data
Warehouse/ Reporting/ M&E, (2) General Procurement Planning, (3)
Contract Management, (4) Purchasing, and (5) Advanced Modules.

d. Kontrak Payung (Framework Contracting)


Mendampingi LKPP dalam membentuk SOP yang terstandarisasi
mengenai proses kontrak katalog dan mengangkatnya menjadi PERKA
LKPP. Finalisasi pembagian tugas dan peran dengan LKPP termasuk
melanjutkan finalisasi kontrak katalog terkait ban kendaraan dan menjadi
observer didalam kategori-kategori yang ditunjuk oleh LKPP, khususnya
kategori yang baru diluncurkan.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

2. Policy Activity

a. PPP Competitive Tendering Sub Activity


Mendampingi LKPP melakukan sosialisasi PERKA juknis dan juga
meninjau proyek-proyek yang terdaftar di PPP handbook dan melihat
kesiapan mereka. Melakukan analisis terkait kelayakan menjadi
percontohan. Mensinergikan hasil analisis dengan kriteria pemilihan di
fase dua secara umum. Membantu LKPP merumuskan peta jalan
pengembangan proses pengadaan untuk proyek PPP. Dimulainya proses
pengadaan firma konsultan untuk pengembangan dan pengujian
dokumen lelang proyek PPP di daerah percontohan.

b. Sustainable Public Procurement Sub Activity


Membuat kesimpulan atas hasil-hasil survey lapangan dan melakukan
FGD

4.4. LINTAS PROGRAM

A. CAPAIAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA SOSIAL DAN GENDER

Untuk memaksimalkan dampak sosial positif Proyek, menanggapi isu-isu lintas sosial
dan gender, seperti perdagangan manusia, buruh anak dan paksa, dan HIV/AIDS,
serta untuk menjamin kepatuhan dengan Kebijakan Gender MCC, dalam pelaksanaan
program compact ini dikembangkan sebuah rencana integrasi sosial dan gender
menyeluruh yang, minimum, mengidentifikasi pendekatan konsultasi teratur,
bermakna dan partisipatif dengan perempuan dan kelompok rentan/kurang terwakili,
mengkonsolidasikan temuan dan merekomendasikan analsia sosial dan gender yang
spesifik untuk Proyek dan menguraikan strategi-strategi untuk memasukkan temuan-
temuan analisa sosial dan gender kedalam rancangan Proyek akhir (Rencana Integrasi

Kinerja Satker PH MCC 2015


106
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Sosial dan Gender); dan menjamin, lewat pemantauan dan koordinasi selama
pelaksanaan, bahwa rancangan Kegiatan akhir, dokumen tender konstruksi dan
rencana pelaksanaan yang konsisten dengan dan memasukkan hasil dari analisa sosial
dan gender serta rencana integrase sosial dan gender.

E.1. Ringkasan Prioritas Kegiatan dan Hasil Pelaksanaan pada Triwulan-11:

Target kegiatan yang menjadi prioritas kegiatan Kinerja Social dan Gender pada
Triwulan-11 adalah

1. Mendukung pelaksanaan Proyek Modernisasi Pengadaan, khususnya terkait


dengan kelembagaan Forum Perempuan Pelaksana Pengadaan Pemerintah
(FP4I) sebagai penguatan isu gender pada proses pengadaan. Dukungan yang
berhasil dilaksanakan pada triwulan ke-11 adalah dilakukannya Launcing
pendirian FP4I pada tanggal 30 November 2016 di LKPP.
2. Mendukung pelaksanaan Proyek Kemakmuran Hijau untuk melakukan
landscape dan lifescape analysis, melakukan analysis terhadap proses dan
hasil pelaksanaan kegiatan TAPP dengan melakukan kunjungan lapangan.
Selain itu, SGA juga mendukung kegiatan pemanfaatan hibah SGA yang
dikelola bersama dengan kegiatan Kemakmuran Hijau.
3. Sedangkan untuk pelaksanaan Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis
Masyarakat untuk mengurangi Stunting dilakukan dengan mendukung
kegiatan lapangan terkait monitoring pusat layanan kesehatan, dan
penyusunan strategi keterlibatan laki-laki dalam perubahan perilaku untuk
gizi dan kesehatan Ibu hamil dan baduta.

E.2. Tantangan pelaksanaan

Tantangan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan kinerja social dan


lingkungan ini diantaranya adalah :

1. Keterbatasan sumberdaya untuk melaksanakan review terhadap masing-


masing kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama untuk program
Kemakmuran Hijau, yang secara simultan melakukan kunjungan lapangan
dan melakukan proses TAP untuk seleksi.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

2. Belum terintegrasinya dokumen Rencana Integrasi Sosial dan Gender


(SGIP) untuk proses review dan pengukuran di masing-masing proyek

E.3. Ringkasan rencana Kegiatan Triwulan-12

Dengan capaian pelaksanaan kegiatan sebagaimana telah disebutkan diatas,


maka pada awal tahun 2016 (Triwulan-12), kegiatan Penilaian Kinerja Sosial dan
Gender akan diprioritaskan untuk :

1. Proyek Modernisasi Pengadaan, adalah terkait dengan isu penguatan gender


pada proses pengadaan melalui FP4I. Forum ini menjadi unsur yang strategis
dalam dan mendorong peran perempuan dalam kegiatan pengadaan barang
dan jasa, yang selama ini masih sangat minim. Hal lain yang terus didorong
adalah penyepakatan definisi kepemilikan usaha perempuan dengan para
stakeholder ditingkat Nasional agar menjadi rekomendasi kebijakan nasional.

2. Proyek Kemakmuran Hijau, adalah terkait untuk memastikan isu gender


pada setiap rencana kerja kegiatan yang akan dilaksanakan oleh proponen
dalam memanfaatkan dana Compact, termasuk pengelolaan dana sebesar
USD 2 juta yang disediakan untuk mendukung kegiatan GP.
3. Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk mengurangi Stunting,
melalui penyusuan strategi pelibatan laki-laki dalam perubahan perilaku
untuk nutrisi Ibu hamil dan baduta. Selain juga memastikan proses kampanye
gizi yang mampu melibatkan seluruh aspek gender dalam pelaksanaan
kegiatannya.

B. CAPAIAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA SOSIAL DAN


LINGKUNGAN

Melalui Program Compact ini akan dijamin bahwa Proyek-Proyek yang akan
dilaksanakan akan mematuhi semua hukum dan peraturan, lisensi dan ijin lingkungan
nasional. Untuk itulah Penilaian Kinerja Sosial dan Lingkungan ini akan
dikembangkan pelaksanaanya dengan memenuhi kriteria sebagaimana telah diatur
dalam Environment & Social Performance baik dari Tier-1, tier-2 dan Tier-3.

Kinerja Satker PH MCC 2015


108
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

F.1. Ringkasan Prioritas Kegiatan dan Hasil Pelaksanaan pada Triwulan-11:

Target kegiatan yang menjadi prioritas kegiatan Penilaian Kinerja dan Sosial
pada Triwulan-11 adalah :

1. Memastikan terimplementasinya Kebijakan Pengelolaan Lingkungan


sebagaimana telah disusun dalam dokumen ESP dapat diimplementasikan
oleh masing-masing proyek. Untuk memastikan ini kegiatan yang berhasil
dilaksanakan adalah dilaksanakannya kegiatan landscape dan lifescape
analysis untuk semua proyek GP yang sudah memasuki tahap implementasi,
melakukan review proses pelaksanaan hibah TAPP untuk memastikan
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan menjadi bagian dalam kegiatan yang
akan dilaksanakan, dan memastikan semua grant yang akan ditandatangani
sudah memasukkan aspek Kebijakan Pengelolaan Lingkungan didalam
rencana kerjanya.
2. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di Proyek H&N, prioritas yang
menjadi perhatian adalah proses pengadaan taburia dan micronutrient, oleh
karena itu telah dilakukan kajian dan terhadap panduan Quality and Control
yang akan diimplementasikan. Sampai saat ini dokumen sudah berhasil
diselesaikan, dan untuk selanjutnya dilakukan persiapan implementasi.

F.2. Tantangan pelaksanaan

Tantangan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan kinerja social dan


lingkungan ini diantaranya adalah keterbatasan sumberdaya untuk
melaksanakan review terhadap masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan.

F.3. Ringkasan rencana Kegiatan Triwulan-12

Dengan capaian pelaksanaan kegiatan sebagaimana telah disebutkan diatas,


maka pada awal tahun 2016 (Triwulan-12), kegiatan Penilaian Kinerja Sosial dan
Lingkungan akan diprioritaskan untuk:

(1) Proyek Kemakmuran Hijau, adalah terkait untuk memastikan isu lingkungan
pada setiap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh proponen dalam
memanfaatkan dana Compact.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

(2) Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk mengurangi Stunting
adalah memastikan proses pelaksanaan kegiatan partisipasi masyarakat yang
dikoordinir pelaksanaannya oleh PNPM Generasi memiliki acuan standar
untuk aspek lingkungan. Pada kegiatan pemberian makanan tambahan serta
micronutrient untuk anak, terkait dengan kualitas bahan yang akan
digunakan harus memenuhi mekanisme pengendalian dan control yang
sudah disusun.

4.5. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan Evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk


mengamati/mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan permasalahan
serta antisipasinya/upaya pemecahannya dan merupakan proses menentukan nilai
atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program.

D.1. Ringkasan prioritas kegiatan dan hasil yang dicapai pada akhir triwulan-
11:

1. Baseline Survey for Nutrition Project

Target pelaksanaan Baseline Survey untuk kegiatan Proyek Kesehatan dan


Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting yang dilaksanakan
oleh Mathematica adalah diselesaikan proses pengumpulan data lapangan,
analisys dan dipresentasikannya keseluruhan hasil baseline studi. Sampai
dengn akhir Desember 2015, lembaga tersebut telah menyiapkan laporan
final dan menyiapkan data untuk dishare ke public.

2. Review dan penguatan Program Logic proyek

Kegiatan prioritas yang berhasil dilaksanakan adalah tersusunnya dokumen


program logic, khususnya di proyek GP sebagai acuan dasar perencanaan,
implementasi, monitoring dan desain evaluasi serta evaluasi dampak.
Digunakannya dokumen ini sebagai acuan dasar dimaksudkan untuk
mengintegrasikan hasil kegiatan di berbagai komponen utama proyek, seperti

Kinerja Satker PH MCC 2015


110
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

jendela hibah, bantuan teknis dan tata guna lahan, sehingga dapat
berkontribusi secara lebih kongkrit terhadap tujuan utama proyek GP.

3. Penyusunan Rencana Kerja Unit Monitoring dan Evaluasi 2015-2018

Rencana kerja unit telah disusun sesuai dengan mandat yang tertuang dalam
dokumen rencana ME (MCAI Monitoring and Evaluation Plan 2014).
Rencana pengadaan untuk firma yang akan membantu melakukan
pengumpulan baseline, midline dan end line data telah disetujui oleh MWA
pada 2 Oktober 2015.

4. Penyusunan Laporan Bulanan dan Laporan Triwulanan

Memenuhi ketentuan penyusunan laporan bulanan dan triwulanan, M&E


selama triwulan ke 11 telah berhasil menyusun laporan bulanan (July,
Agustus, Setember, Oktober dan November) dan laporan triwulanan ke-11.
Integrasi pelaporan teknis dan finansial bertujuan untuk menghasilkan
informasi dan data yang singkat dan bermanfaat sebagai alat pemantauan
kemajuan terhadap target, pengelolaan resiko dan juga identifikasi dan
pemecahan kendala di lapangan.

D.2. Tantangan pelaksanaan

Secara umum kegiatan M&E adalah memberikan informasi status proses yang
sedang dilaksanakan dalam kaitannya dengan mekansime yang telah ditetapkan,
serta membantu memberikan informasi terhadap status pencapaian out-put, out-
come dan impact terhadap proyek yang dilaksanakan. Lebih lanjut dari tugas
M&E adalah melakukan knowledge management untuk menangkap dan
mengambil pelajaran baik dari pelaksanaan proyek, agar dapat digunakan
sebagai masukan jika ada kegiatan-kegiatan sejenis yang akan dilaksanakan.

Tantangan dalam pelaksanaan misi ini, adalah :


1. Pentingnya penajaman project logic harus dijadikan menjadi prioritas
bersama, baik internal MCAI maupun MCC, sehingga proses revisi dapat
dilakukan dengan lebih efektif, efisien dan tidak memakan waktu. Dari

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

penajaman program logic ini dapat dihasilkan dua keluaran penting yaitu
indicator dan target tahunan yang memudahkan proses monitoring dan
penilaian kinerja proyek.
2. Pentingnya finalisasi rencana multi tahun, sehingga target tahunan dapat
dipergunakan sebagai basis pelaporan dan monitoring, dan juga menjadi
indicator kinerja setiam proyek. Proses finalisasi ini tentunya harus
melibatkan berbagai pihak yang terkait sehingga memerlukan waktu yang
tidak sedikit.
3. Proses review dan perbaikan beberapa indicator di Indicator Tracking Table
(ITT) akan sangat tergantung kepada kualitas progam logic project, seberapa
jauh validitas asumsi yang digunakan pada saat desain strategi program, dan
seberapa jauh kualitas analisa kesenjangan (gap analysis) dan identifikasi akar
masalah (problem tree) yang akan dijawab dengan pelaksanaan program.
4. Pentingnya finalisasi konsep design kajian dampak (impact assessment) dan
pengambilan data untuk GP dan PM, agar hasil yang didapatkan dapat
digunakan oleh semua pihak sebagai bahan pembelajaran, dan juga basis
pembuatan model untuk di replikasi oleh para pembuat kebijakan dan pihak
lain yang terkait.
5. Pentingnya ditegaskan kembali mekanisme aliran data dan informasi dari
masing-masing pelaksana untuk kebutuhan penyusunan laporan.

D.3. Ringkasan rencana kegiatan triwulan-12

Dengan capaian sebagaimana digambarkan sebelumnya, maka pada triwulan ke-


12, M&E akan memprioritaskan pekerjaan untuk mencapai hal-hal sebagai
berikut :

1. Finalisasi review Program Logic proyek sebagai basis untuk memperkuat


indicator dan target proyek, baik target tahunan maupun target akhir
Compact 2018.
2. Finalisasi multi year work plan proyek
Sebagai referensi awal dan basis monitoring untuk memantau kemajuan
proyek, identifikasi issue dan juga dasar pengambilan corrective action oleh
manajemen.

Kinerja Satker PH MCC 2015


112
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

3. Implementasi rencana pengadaan ME unit dengan menyelesaikan TOR dan


proses pengadaan
i. Pengadaan Sentinel untuk HN proyek
ii. Pengadaan firma untuk pengambilan data baseline GP dan PM
iii. Pengadaan firma untuk verifikasi data ketiga proyek
4. Perbaikan kualitas laporan proyek, baik bulanan, tri wulan maupun laporan
singkat tentang proyek untuk keperluan manajemen.
5. Finalisasi konsep evaluasi untuk proyek Kemakmuran Hijau
6. Pembuatan draft revisi ME Plan 2015

4.6. ADMIINISTRASI DAN KONTROL

G.1. Manajemen dan Personalia

1. Manajemen

Pengelolaan Hibah dari sisi Unit Pelaksana Program ini, dilakukan dengan
struktur organisasi yang terdiri dari Direktur Eksekutif, Wakil Direktur
Eksekutif, Direktur, Wakil Direktur, Manajer, Spesialist dan pelaksana, yaitu
konsultan baik individu maupun lembaga.

Dalam pelaksanaan fungsinya, Unit Pelaksana Program akan bekerja


bersama dengan Unit Pendukung KPA Satker Pengelola Hibah MCC di
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan
mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Majelis Wali Amanat MCA-
Indonesia.

2. Personalia

Untuk mendukung pengelolaan pelaksanaan program Compact, Unit


Pelaksana Program MCA-Indonesia didukung oleh sebanyak 94 personil
yang terdiri dari 5 orang Executive Office, 23 orang untuk menangani proyek
Kemakmuran Hijau (termasuk 2 staff temporer), 14 orang untuk menangani
proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk mengurangi Stunting

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

(termasuk 2 staff temporer yang diperbantukan untuk NST), 8 orang untuk


menangani proyek modernisasi Pengadaan, 3 orang untuk menangani Social
& Gender Assessment, 3 orang untuk menangani Environment & Social
Performance, 2 orang Analisis Ekonomi, 1 orang administrasi Lintas Sektor, 5
orang menangani M&E, 2 orang menangani Legal, 1 orang menangani Risk
& Audit, 5 orang menangani Komunikasi, 7 orang menangani general
services/office support, 6 orang menangani keuangan, 3 orang menangani SDM,
3 orang menangani Pengadaan, dan 3 orang yang menangani Teknologi
Informasi. Dalam triwulan ini, terdapat 3 posisi senior yang berhasil di rekurt,
yaitu Direktur Proyek Kemakmuran Hijau, Direktur Legal, serta Direktur
Audit dan Resiko.

3. Mekanisme kerja dan proses bisnis

Dengan semakin padat dan kompleksnya pelaksanaan kegiatan yang


dikendalikan oleh Unit Pelaksana Program, pelaksanaan review dan
penyempurnaan beberapa mekansime kerja dan proses bisnis yang terkait
pengadaan dan keuangan, menjadi hal yang utama untuk mendapat
perhatian. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas kendali internal dan mitigasi resiko sehingga dapat diantisipasi dan
diminimalisasi aspek-aspek yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
yang ditetapkan. Perbaikan ini didasari oleh profil resiko yang secara terus
menerus di perbaharui, laporan audit dan management response, serta
dengan menyesuaikan perkembangan skema implementasi program seperti
contohnya hibah di proyek Kemakmuran Hijau serta mekanisme fund
channeling di proyek Gizi dan Kesehatan.

G.2. Pengadaan

Sampai dengan triwulan ke-11 (Desember 2015), total pelaksanaan pengadaan


yang akan dilaksanakan adalah sebesar USD 142,447,573. Dari jumlah tersebut,
pengadaan yang telah berhasil diselesaikan dengan penandatanganan kontrak
adalah senilai USD 89,623,613. Yang masih dalam proses pengadaan sebesar
USD 17,703,000 dan yang masih dalam tarap persiapan pengadaan adalah sebesar
USD 35,120,960.

Kinerja Satker PH MCC 2015


114
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pengadaan ini adalah


adanya konsep yang jelas serta tidak terjadinya perubahan-perubahan konsep
selama proses pengadaan. Kendala yang dihadapi oleh Bagian Pengadaan sampai
saat ini adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk finalisasi TOR, karena
pembuatannya yang harus melibatkan beberapa pihak dan semua pemangku
kepentingan.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

5.1. RENCANA PROGRAM 2016

Project component Target 2016

Hibah komunitas (Community Grants PSF) Implementasi hibah di 11 target provinsi

Pelatihan (Pemberian Makanan Bayi & Anak, Menyelesaikan semua kegiatan pelatihan di 2016
Pemantauan Pertumbuhan dan Pemicuan
Sanitasi) (jumlah peserta untuk dilatih 23,657)

Kampanye Nasional untuk mengurangi Menjangkau 5 juta target audiens secara nasional dan
Stanting implementasi kegiatan di 3 distrik

Pengadaan IFA, micronutrients dan Semua proses pengadaan ditargetkan selesai di awal
anthropometry kits 2016.

Untuk distribusi, target anthropometry 100%, IFA 30%


dan micronutrient 0% (akan dimulai di 2017)

Skema Hibah PPP Semua grants di tanda tangan di Q4 2016

Koordinasi dan pengawasan Skema pengawasan ditargetkan siap diimplementasikan


di Q2 2016

TOTAL proyek PKGBM

Kinerja Satker PH MCC 2015


116
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Komponen proyek Target 2016

Pelatihan ketrampilan pengadaan Estimasi target pelatihan untuk 500 orang (ULP dan non ULP) -
terdiri dari 300 peserta dari Phase 1 dan 200 peserta dari Phase 2.

Penguatan kelembagaan Mentoring di 44 ULP percontohan (29 ULP dari phase 1 dan 15
ULP dari phase 2) dan pengangkatan 500 jabatan fungsional

Framework contracting 10 kategori kontrak katalog (5 nasional dan 5 sub-nasional)

Sistem Informasi Manajemen Data warehouse diujicoba di daerah percontohan pada


Pengadaan pertengahan 2016

Kebijakan dan prosedur pengadaan Studi mengenai regulasi dan kebijakan selesai dilakukan dan
public yang berkelanjutan rekomendasi tindak lanjut diberikan kepada LKPP.

Menghasilkan 4 model dokumen pelelangan untuk pengadaan


proyek PPP percontohan

Koordinasi dan pengawasan

Total proyek PM

Komponen proyek Target 2016

Perencanaan Tata Guna Lahan Pemetaan batas wilayah di implementasikan di 13


Partisipatif (Participatory Land Use provinsi, 35 kabupaten)
Plannign)

Jendela hibah kemitraan 10 kontrak kerjasama hibah ditandatangani dan mulai


implementasi

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Jendela hibah skala komunitas Semua kontrak kerjasama di jendela hibah ini
ditandatangani dan mulai implementasi

Jendela hibah energi terbarukan skala 10 kontrak kerjasama ditandatangani dan masuk tahap
komunitas implementasi

Jendela hibah energi terbarukan skala 19 kontrak kerjasama (dari tahap 1) ditandatangani dan
komersial masuk tahap implementasi

W3b tahap 2

Pengetahuan Hijau 7 paket hibah dalam tahap implementasi

Pendampingan teknis dan pengawasan Semua hibah untuk pendampingan teknis dan
(Technical Assistant and Oversight) pengawasan selesai diimplementasikan (total terdapat
51 paket hibah yang tersebar di semua jendela hibah)

Koordinasi dan pengawasan

Total proyek GP

5.1.1. UPP
5.1.2. UP KPA

3.2. RENCANA PENYERAPAN 2016

5.2.1. UPP
5.2.2. UP KPA
RAB satker 2016

Kinerja Satker PH MCC 2015


118
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Daftar keluaran (Output) Standar Kegiatan dan Indikator Kinerja


Output Kegiatan Satker Pengelola Hibah MCC
No Nama Output Cara Pengukuran
4 Kebijakan Percepatan Pembangunan Rencana pekerjaan ditentukan oleh pelaksana
Deliverables: pada dokumen perencanaan (Kerangka Acuan
- Kebijakan/Hasil debottlenecking Kerja atau dokumen sejenis) pada awal
- Kebijakan/Hasil Pengendalian, pekerjaan dilakukan
- Rencana Aksi

Proyek Kemakmuran Hijau: 100%


Persentase (%) Lokasi Proyek yang
ditetapkan untuk memperoleh intervensi
Energi Terbarukan dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam berkelanjutan

Proyek Kesehatan & Gizi Berbasis 100%


Masyarakat:
Persentase (%) lokasi kegiatan pelatihan
Konseling Pemberian Makanan Bayi dan
Anak, Pemantauan Pertumbuhan dan
Pemicuan Sanitasi berbasis masyarakat dan
Monitoring & evaluasi pada 11 provinsi

Proyek Modernisasi Pengadaan: 100%


Persentase (%) Unit LayananPengadaan
(ULP) Percontohan yang mendapat
intervensi proyek Modernisasi Pengadaan
sesuai dengan rencana

Proyek Modernisasi Pengadaan: 100%


Persentase (%) Tenaga professional
pengadaan Barang/Jasa yang mendapat
pelatihan untuk proyek Modernisasi
Pengadaan sesuai dengan rencana

#Dukungan operasional untuk Pelaksanaan 100% Sa


dan Pengendalian Program Compact dari
hibah MCC

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satker PH MCC 2015


120
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

6.1. MODEL PENDUGAAN PENGGANTIAN PAJAK

6.2. ASSET DAN PENCATATAN

Kajian yang dilakukan UP-KPA Satker Pengelola Hibah MCC


menyimpulkan bahwa kegiatan yang dibiayai dengan Hibah MCC
sebagian besar tidak menghasilkan asset. Kegiatan seperti
pelatihan, capacity building, pemberian multiple micro nutrient,
penyusunan dokumen, pemberian block grant, kampanye penyadaran,
survei, pengumpulan data, bantuan teknis, dan sejenisnya tidak
akan menghasilkan asset. Kegiatan yang akan menghasilkan asset
dengan nilai besar, terutama adalah fasilitas pembiayaan proyek
GP (GP Facility activity), yaitu pembiayaan proyek pengembangan
energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam
berkelanjutan.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk kegiatan


fasilitas pembiayaan Proyek kemakmuran Hijau dalam bentuk hibah
ini akan menggunakan akun belanja barang yang akan diserahkan
kepada masyarakat/Pemda. Penggunaan akun ini berarti dalam
pengadaan barang maka sejak awal memang diniatkan untuk
diserahkan kepada pihak lain. Oleh karena perlu diatur mekanisme
pengalihan asset (asset transfer) tersebut. Meskipun sampai
dengan akhir 2014 diperkirakan belum akan ada asset yang
dihasilkan dari belanja yang berasal dari Hibah MCC, namun UP-
KPA Satker Pengelola Hibah MCC telah melakukan antisipasi sejak
awal.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Mekanisme transfer asser yang telah disepakati dalam pembahasan


antara UPP MCA-Indonesia, UP-KPA Satker Pengelola Hibah MCC, dan
Biro Umum Bappenas dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Alur Berita Acara Serah Terima Barang yang Dihasilkan
Hibah MCC

Aset yang dihasilkan oleh Program Compact adalah semua jenis barang, berwujud
maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak yang diperoleh melalui
penyaluran dana hibah Program Compact.

Oleh karena aset akan diserahterimakan kepada pihak ketiga, maka aset Program
Compact termasuk dalam golongan aset lancar, dan serah terima harus dilakukan segera.

Penyaluran dana Program Compact dicatatkan dalam Akun 526. Menurut PB. 80 Tahun
2011 Akun 526 adalah untuk Belanja Barang untuk Diserahterimakan kepada
Masyarakat/Pemerintah Daerah. Belanja Barang ini mencakup:

Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Gedung dan Bangunan

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Barang Fisik Lainnya; dan

Belanja Barang Lainnya

Kinerja Satker PH MCC 2015


122
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Pasal 17 PMK 124/2012 menyatakan bahwa aset dicatat sebagai BMN, kemudian
diserahterimakan kepada Kementerian Negara/Lembaga yang mengusulkan kegiatan;

Kemudian berdasarkan PB 80/2011 belanja dicatat pada Akun 526 sehingga harus
segera diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah/Masyarakat;

Pengertian masyarakat menurut Penjelasan UU No.17/2003 mencakup perusahaan


swasta dan badan pengelola dana masyarakat;

Serah terima harus dilakukan segera, sebelum masa pemeliharaan berakhir untuk
meminimasi resiko pengelolaan aset.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satker PH MCC 2015


124
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

6.3. PERALIHAN KETUA MWA, KPA DAN PPK

PERALIHAN KEANGGOTAAN MAJELIS WALI AMANAT MCA-


INDONESIA

a. Struktur Organisasi LWA MCA-Indonesia sebelum restrukturisasi Bappenas


Sesuai dengan Permen PPN/Bappenas Nomor 2 Tahun 2012 tentang pembentukan LWA MCA-
Indonesia, pada pasal 10 ayat 4 keanggotaan MWA MCA-Indoensia terdiri dari 2 orang wakil
dari Kementerian PPN/Bappenas, 1 orang perwakilan dari Kementerian Keuangan, 1 orang
perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, 1 orang perwakilan dari organisasi masyarakat
sipil, satu orang perwakilan dari dunia usaha, 1 orang perwakilan akademisi dan 2 orang
anggota bukan pemilik suara yang terdiri dari perwakilan MCC dan Direktur Eksekutif MCA-
Indonesia.
Komposisi ini dimaksudkan untuk memudahkan pengkoordinasian baik dari sisi kebijakan
maupun level teknis termasuk implementasi di lapangan agar sesuai dengan rencana yang
sudah disepakati dengan pemberi hibah.

Kinerja Satker PH MCC 2015


126
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kementerian PPN/Bappenas bertindak sebagai penanggungjawab pelaksanaan proyek


sehingga dipandang perlu ditempatkan dua wakil didalam majelis wali amanat yang terdiri
dari Wakil Menteri PPN/Bappenas dan Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan dimaksudkan
untuk memudahkan pengelolaan dan dukungan kebijakan program. Penempatan perwakilan
dari Kementerian Keuangan dimaksudkan untuk memudahkan mekanisme keuangan terkait
dengan pengelolaan hibah yang sudah diatur didalam peraturan perundang-undangan.
Kementerian Dalam Negeri dilibatkan dengan maksud untuk mempermudah
pengkoordinasian pelaksanaan di daerah terkait dengan pemerintahan di tingkat provinsi,
kabupaten, kecamatan dan desa. Sedangkan wakil dari organisasi masyarakat sipil
dimaksudkan untuk mempertimbangkan keberlanjutan untuk kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan bersama dengan masyarakat, kemudian perwakilan dari dunia usaha
dimaksudkan untuk sinkronisasi keterlibatan pihak pengusaha dalam mendukung
pelaksanaan dan keberlanjutan investasi yang diberikan melalui dana hibah, dan
pertimbangan-pertimbangan serta keterlibatan akademisi dalam pelaksanaan program dan
pengarahan kegiatan pembangunan diharapkan dapat diperoleh dari pelibatan wakil
akademisi didalam majelis wali amanat.

b. Restrukturisasi Bappenas
Sejak dibentuknya kabinet Indonesia Bersatu oleh Presiden Joko Widodo, peranan
Kementerian PPN/Bappenas mengalami perubahan yang cukup signifikan yaitu dengan
perombakan struktur organisasi dengan menghilangkan posisi wakil menteri. Sementara itu,
dalam rancangan struktur organisasi MWA MCA-Indonesai dengan menempatkan wakil
menteri PPN/Bappenas didalam anggota mwa diperkirakan akan memudahkan
pengkoordinasian dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan proyek pada program-program yang
dilaksanakan oleh kementerian dan lembaga. Dengan pemikiran perlunya pengkoordinasian
ini majelis wali amanat bersama dengan pihak donor serta kementerian terkait sepakat untuk
merubah struktur anggota mwa dengan menambahkan posisi sekretaris menteri koordinator
bidang perekonomian sebagai anggota mwa. Dengan penambahan ini diharapkan
pengkoordinasian dengan kementerian dan lembaga terkait dapat berjalan lebih efektif dalam
mendukung pelaksanaan proyek.

c. Proses Peralihan
Menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi, majelis wali amanat menyampaikan kepada
menteri PPN/Bappenas untuk melakukan perubahan ketentuan anggota majelis wali amanat
yang tercantum pada permen PPN/Bappenas nomor 2 tahun 2012, yang sebelumnya tidak
melibatkan kementerian koordinator bidang perekonomian untuk selanjutnya dimasukan
sebagai anggota majelis wali amanat.
Atas usulan tersebut dan mengikuti ketentuan dalam pedoman tata kelola BAB III Majelis Wali
Amanat huruf c tentang seleksi, pengangkatan dan masa jabatan yang disebutkan pada angka
1 bahwa anggota perwakilan pemerintah dipilh oleh pimpinan kementerian yang
bersangkutan, serta telaah dan pendapat hukum dari Biro Hukum Kementerian
PPN/Bappenas, maka menteri bappenas mengirimkan permohonan kepada menteri
koordinator bidang perekonomian untuk mengijinkan sekretaris menteri menjadi salah satu
anggota mwa MCA-Indonesia. Atas permohonan tersebut, menteri koordinator bidang

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

perekonomian menyampaikan persetujuan untuk menugaskan sekretaris menteri


koordinator bidang perekonomian sebagai anggota mwa MCA-Indonesia.
Berdasarkan persetujuan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, selanjutnya
Menteri PPN melakukan perubahan dan menerbitkan permen PPN/Bappenas nomor 3 tahun
2015 tentang perubahan kedua atas permen PPN/Bappenas nomor 2 tahun 2012 tentang
pembentukan LWA MCA-Indonesia. Pasal 10 ayat 4 didalam Permen PPN nomor 2 tahun 2012
selanjutnya berubah menjadi 1 orang wakil dari Kementerian PPN/Bappenas, 1 orang
perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 1 orang perwakilan dari
Kementerian Keuangan, 1 orang perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, 1 orang
perwakilan dari organisasi masyarakat sipil, satu orang perwakilan dari dunia usaha, 1 orang
perwakilan akademisi dan 2 orang anggota bukan pemilik suara yang terdiri dari perwakilan
MCC dan Direktur Eksekutif MCA-Indonesia.

d. Struktur Organisasi LWA MCA-Indonesia


Atas dasar penerbitan Permen PPN/Bappenas Nomor 3 tahun 2015, Menteri PPN/Bappenas
menetapkan anggota MWA MCA-Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri PPN/Bappenas
nomor KEP.62/M.PPN/HK/04/2015 tentang Pembentukan Majelis Wali Amanat MCA-
Indonesia.
Untuk selanjutnya anggota MWA MCA-Indonesia terdiri dari:
A. Ketua: Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
B. Sekretaris: Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan
C. Anggota:
1. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko, Kementerian Keuangan
2. Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri
3. Zumrotin K. Soesilo, Organisasi Masyarakat Sipil
4. Mangara Tambunan, Akademisi
5. Anugerah Pekerti, Dunia Usaha
6. Resident Country Director untuk Indonesia, MCC
7. Direktur Eksekutif, MCA-Indonesia.

PERGANTIAN ANGGOTA MWA MCA-INDONESIA ANTAR WAKTU

Pedoman Tata Kelola BAB III Majelis Wali Amanat huruf c tentang seleksi, pengangkatan dan masa
jabatan yang disebutkan pada angka 6 yang menyebutkan bahwa Jika Seseorang yang menjabat
sebagai anggota perwakilan pemerintah mengundurkan diri atau diberhentikan dari lembaga
pemerintah tersebut, maka jabatan anggota tersebut di MWA akan diambil alih oleh pejabat yang
menggantikan dalam kapasitas pemerintah tersebut. Seiring dengan perubahan kabinet
pemerintahan presiden Joko Widodo, didalam Kementerian Dalam Negeri terjadi restrukturisasi
nomenklatur organisasi yang sebelumnya Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
selanjutnya diubah menjadi Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa. Sehingga perlu dilakukan
penyesuaian terhadap keanggotaan MWA dari perwakilan Kementerian Dalam Negeri. Dengan
perubahan ini, maka Bapak Tarmizi A. Karim yang sebelumnya menjadi wakil dari Kementerian Dalam
Negeri digantikan oleh Bapak Nata Irawan.

Selain itu, dengan diangkatnya anggota MWA dari perwakilan dunia usaha yaitu Bapak Rahmat Gobel
sebagai Menteri Perdagangan, maka perlu dilakukan penggantian posisi anggota MWA dari unsur

Kinerja Satker PH MCC 2015


128
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

perwakilan dunia usaha. Berdasarkan Pedoman Tata Kelola BAB III Majelis Wali Amanat huruf c
tentang seleksi, pengangkatan dan masa jabatan yang disebutkan pada angka 7 menyebutkan bahwa
Perwakilan Non Pemerintah harus diseleksi melalui proses yang transparan, obyektif, tidak
diskriminatif dan akuntabel dan disetujui oleh MCC. Pemilihan perwakilan dilaksanakan oleh masing-
masing organisasi tersebut. Atas pengangkatan tersebut, Bapak Rahmat Gobel mengajukan surat
permohonan pengunduran diri dari anggota MWA MCA-Indonesia kepada Menteri PPN/Bappenas.
Atas permohonan tersebut, atas nama Menteri PPN, Wakil Menteri PPN/Bappenas mengirimkan surat
kepada Kadin untuk melakukan pemilihan sesuai dengan prosedur dan tata laksana pemilihan wakil
kalangan dunia usaha yang berlaku. Berdasarkan hasil koordinasi dengan KADIN, karena proses
pemilihan wakil dunia usaha yang pertama sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang memenuhi
aspek transparan, obyektif dan tidak diskriminatif dan akuntabel, KADIN mengusulkan untuk
mengangkat peringkat kedua dari hasil pemilihan yang dilakukan pertama kali. Usulan mekanisme ini
disetujui oleh MCC dan diputuskan wakil dari kalangan dunia usaha selanjutnya adalah Bapak
Anugerah Pekerti. Dari hasil keputusan tersebut, KADIN meminta konfirmasi kesediaan kepada Bapak
Anugerah Pekerti untuk menggantikan posisi Bapak Rahmat Gobel sebagai anggota MWA MCA-
Indonesia wakil dunia usaha. Setelah mendapatkan konfirmasi dari Bapak Anugerah Pekerti yang
menyanggupi untuk menjadi anggota MWA MCA-Indonesia wakil dunia usaha, selanjutnya Ketua
KADIN mengirimkan surat kepada Menteri PPN/Bappenas untuk melakukan penggantian anggota
MWA MCA-Indonesia dari kalangan dunia usaha yang awalnya dijabat oleh Bapak Rahmat Gobel
digantikan oleh Bapak Anugerah Pekerti.

Atas dasar beberapa hal tersebut diatas, selanjutnya Menteri PPN/Bappenas mengangkat Bapak
Anugerah Pekerti menjadi anggota MWA MCA-Indonesia wakil Dunia Usaha.

PERALIHAN KPA SATKER PENGELOLA HIBAH MCC


Berdasarkan keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4/M.PPN/HK/01/2012 yang pada saat itu ditandatangani
oleh Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas mengangkat Ir. Jadhie J. Ardajat sebagai Direktur Energi,
Telekomunikasi dan Informatika Bappenas menjadi Pejabat Kuasa Anggaran Pengelolaan Hibah
Millennium Challenge Corporation. Selanjutnya, Kementerian PPN/Bappenas bertindak sebagai
penanggungjawab pelaksanaan proyek sehingga dipandang perlu ditempatkan dua wakil didalam
majelis wali amanat yang terdiri dari Wakil Menteri PPN/Bappenas dan Deputi Bidang Pendanaan
Pembangunan. Selain posisi Majelis Amanat yang ditempati oleh Wakil Menteri Bappenas, beliau juga
menenpati sebagai Kuasa Pengguna Anggaran Pengelolaan Hibah Millennium Challenge Corporation
pada tahun 2013 berdasarkan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional No. 101/M.PPN/HK/12/2013. Pergantian Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) pada Tahun 2014 terjadi karena adanya perubahan struktur oganisasi di Bappenas
sehingga untuk memudahkan koordinasi dalam Pengelolaan Hibah MCC, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas mengangkat Ir. Wismana Adi Suryabrata, MIA sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran pada tahun 2015.

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kinerja Satker PH MCC 2015


130
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

7.1. STRATEGI MONEV SATKER

Perencanaan dan Monitoring Kegiatan


2.3 Perencanaan
Untuk merencanakan sebuah kegiatan disusun oleh managemen pusat berdasar pada
analisis masalah yang ada, kemudian dilakukan survey lapangan untuk memastikan
bahwa penerima manfaat program benar-benar membutuhkannya. Sedangkan dalam
perencanaan monitoring, langkah awal dibuat dahulu panduannya mengacu pada
logframe yang sudah dibuat, sehingga memudahkan bagi petugas monev dalam
menjalankan tugasnya.
2.3.1 Indikator kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan berdasarkan output dan outcome.
Fungsi indikator kinerja adalah :
Memperjelas apa, berapa dan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan/program dan
kebijakan
Menciptakan kesepakatan yang dibangun oleh berbagai pihak terkait.
Membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja.
Merupakan ukuran keberhasilan (akuntabilitas) Satuan Kerja dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya.
Dalam menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan, maka dirumuskan indikator kinerja yang merupakan ukuran kuantitatif
kinerja yang dicapai dalam lingkup Tim Managemen pusat MPS PP Muhammadiyah.
Indikator ini terdiri dari indikator input, keluaran dan hasil. Indikator input mengukur
sumber daya yang digunakan Tim Managemen dalam menjalankan tugas-tugasnya
meliputi anggaran dan sumber daya manusia (SDM). Indikator kinerja untuk mengukur
capaian dalam kurun waktu tertentu, terdiri dari indikator kinerja output dan indikator

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

kinerja outcome. Sesuai panduan, indikator ini dikelompokkan berdasarkan 2 (dua)


dimensi: dimensi akademis dan dimensi output.
Untuk mengukur kemajuan yang dicapai dalam melaksanakan program, maka ditetapkan
Indikator Kinerja Tim Managemen, yang merupakan alat untuk mengukur kemajuan
hasil pelaksanaan program dalam mencapai Sasaran dan Tujuan. Indikator Kinerja ini
digunakan untuk membantu dalam mengevaluasi kemajuan kearah tujuan atau strategic
direction dari organisasi. Untuk mengukur capaian outcome dari berbagai
program/kegiatan, maka ditetapkan indikator bagi setiap program/kegiatan, yang
menjadi acuan bagi dalam mengevaluasi dan mengukur kemajuan kegiatan. Indikator
Kinerja Tim Managemen dibuat dalam kurun waktu pelaksanaan program dan memuat
hal-hal sebagai berikut:
1) Catatan proporsional personal kerja dalam jabatannya
2) Jumlah Tim Managemen pusat dan daerah
3) Jumlah hasil kinerja yang dicapai
4) Jumlah kerja sama dengan Tim lain
5) Frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas pertemuan kegiatan.
6) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel
7) Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris Satuan Kerja Managemen
yang tertib dan taat azas
Dari 7 (tujuh) Indikator Kinerja diatas, yang akan di monitor dan evaluasi oleh Tim
Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi meliputi :
1) Jumlah hasil kinerja yang dicapai
2) Jumlah kerja sama dengan Tim lain
3) Frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas pertemuan kegiatan.
4) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel
5) Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris Satuan Kerja Managemen
yang tertib dan taat azas
2.3.2 Beban kerja Monitoring Kegiatan
Beban kerja monitoring kegiatan disesuaikan dengan kegiatan yang sudah disusun oleh
masing-masing koordinator program serta kebutuhan managemen.
2.4 Monitoring

Kinerja Satker PH MCC 2015


132
Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

Kegiatan monitoring bertujuan untuk memantau suatu kegiatan penelitian dan


pengembangan dalam pencapaian sasaran. Kegiatan monitoring meliputi mekanisme
monitoring, fokus monitoring, acuan monitoring, jadwal monitoring
Sebelum menguraikan satu persatu tentang kegiatan monitoring, maka terlebih dahulu
akan dijelaskan apa sebetulnya monitoring dan evaluasi itu?, lebih jelasnya akan diuraikan
sebagai berikut;

Monitoring adalah pengumpulan dan analisis informasi secara sistematis untuk melihat
kemajuan dari suatu project
Monitoring bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari sebuah project
atau organisasi.
Monitoring berdasarkan target dan kegiatan yang telah direncanakan selama proses
pekerjaaan berlangsung.
Monitoring dapat membantu pekerjaan tercatat dalam jalurnya, dan managemen mudah
mengetahui suatu kesalahan dalam pekerjaan.
Monitoring memungkinkan anda untuk menentukan sumber mana yang tersedia dengan
cukup baik dan dapat digunakan, dan juga kapasitas yang mencukupi dan sesuai, sehingga
anda dapat melakukan apa yang telah anda rencanakan.

Mekanisme Monitoring
Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada. Untuk monitoring di tingkat lapangan dapat dilakukan
dengan cara diskusi langsung secara intensif bersama para stakeholder yang terlibat dalam
kegiatan, atau dengan presentasi setiap kegiatan oleh penerima manfaat pada waktu yang
disepakati.
Sedangkan untuk monitoring yang dilakukan oleh Tim pelaksana program akan
dilakukan dengan cara presentasi dan dilanjutkan dengan kunjungan ke lapangan.
Fokus Monitoring
Dalam pelaksanaannya monitoring di tingkat lokal maupun tingkat managemen pusat
akan di fokuskan pada :
INPUT : Pendanaan, SDM, Peralatan

Kinerja Satkr PH MCC 2015


Laporan Akhir Tahun Satker Pengelola Hibah MCC 2015

PROSES : Metoda, Waktu Pelaksanaan, Ketepatan pelayanan pemberdayaan


masyarakat, perencanaan kerja.
OUTPUT : Lapangan usaha, success story, Networking

Acuan Monitoring
Dalam pelaksanaan monitoring mengacu pada :
1) Kegiatan
2) Rencana Kinerja Masa Program
3) Penetapan Kinerja
4) Term of Reference (TOR) / Kerangka Acuan Kerja / Logframe
5) Laporan Kemajuan Kegiatan
6) Hasil monitoring pendamping program
7) Self Assesment
Waktu Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan monitoring di tingkat managemen lokal dilakukan secara intensif setiap
minggu, sedangkan untuk tingkat managemen pusat dilakukan dalam setiap pelaksanaan
kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
BAB III
Evaluasi Kegiatan

Kinerja Satker PH MCC 2015


134

Anda mungkin juga menyukai